dimensi, empat diantaranya memiliki nilai CI di bawah 10 yang berarti tidak terdapat multikolinearitas. Kemudian tiga dimensi memiliki nilai antara 10-30
yang menunjukkan adanya multikolinearitas moderat. Dan hanya ada dimensi memiliki nilai di atas 30 yang menunjukkan multikolinearitas yang kuat.
Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antar kesalahan penggangu residual pada periode
t
dengan kesalahan pada periode
t-1
sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan permasalahan autokorelasi.
Salah satu cara yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam regresi linier berganda adalah dengan uji Durbin Watson
DW. Suatu model regresi dinyatakan tidak terdapat permasalahan bila nilai Durbin Watson hitung d lebih besar dari nilai Durbin Watson tabel d
u
dan lebih kecil dari nilai 4-d
u
d
u
d 4-d
u
. Berikut adalah hasil uji Durbin Watson
Tabel 4.8 Hasil Uji Durbin Watson
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,903
a
,815 ,686
,3846 2,680
a. Predictors: Constant, Capital Adequacy Ratio, Return on Assets, Posisi Devisa Neto, CKPN terhadap Total Kredit, Loan Deposit Ratio, Non Performing Loan Bruto, Net
Interest Margin b. Dependent Variable: Tingkat Kesehatan Bank
Sumber : Hasil olahan SPSS
Dari hasil olahan SPSS diperoleh nilai DW hitung d sebesar 2.680 dan DW tabel d
u
sebesar 2.4612 maka diperoleh hasil tidak terdapat
Universitas Sumatera Utara
autokorelasi baik positif maupun negatif dalam model ini karena syarat terpenuhi yaitu DW hitung lebih besar daripada DW tabel.
d. Uji Heteroskedastisitas
Asumsi klasik dalam model regresi adalah homoskedastisitas atau memiliki varians yang sama. Ada dua cara untuk mendeteksi adanya
heteroskedastisitas yaitu dengan grafik dan statistik. Analisis grafik biasanya dilakukan dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel dependen
dengan residualnya. Sedangkan metode statistik, dari beberapa metode yang ada, akan dilakukan dengan Uji Glejser.
Analisis Grafik Gambar 4.3
Grafik Scatterplot Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil olahan SPSS
Terlihat pada tampilan grafik Scatterplot di atas bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Universitas Sumatera Utara
Uji Glejser Tabel 4.9
Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
1,168 ,703
1,660 ,128
CKPN terhadap Total Kredit ,025
,050 ,210
,494 ,632
Posisi Devisa Neto -,024
,022 -,407
-1,094 ,299
Non Performing Loan Bruto -,035
,089 -,149
-,392 ,703
Loan Deposit Ratio -,001
,005 -,095
-,263 ,798
Return on Assets -,133
,106 -,750
-1,253 ,239
Net Interest Margin ,023
,039 ,300
,603 ,560
Capital Adequacy Ratio -,031
,023 -,579
-1,322 ,216
a. Dependent Variable: AbsUi
Sumber : Hasil olahan SPSS
Hasil olahan SPSS pada tabel di atas menunjukkan bahwa variabel CKPN terhadap Total Kredit, Posisi Devisa Neto, NPL Bruto, LDR, ROA,
NIM dan CAR memiliki nilai signifikansi 0.632, 0.299, 0.703, 0.798, 0.239, 0.560 dan 0.216 yang semuanya di atas 0.10. Berarti tidak terdapat
heteroskedastisitas dalam model regresi ini, dengan kata lain semua variabel independen yang terdapat dalam model ini memiliki sebaran varian yang
samahomogen. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik statistik yang telah dilakukan yaitu uji
normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas diperoleh hasil bahwa data terdistribusi normal, tidak ada indikasi terjadi multikolinearitas antar
variabel independen, tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif dan tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi ini, dengan kata lain semua
Universitas Sumatera Utara
variabel independen yang terdapat dalam model ini memiliki sebaran varian yang samahomogen. Dengan demikian persamaan regresi dapat diteruskan ke dalam
pengujian hipotesis penelitian. .
4.2.3. Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur kekuatan
hubungan dan menunjukkan arah hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
koefisien determinasi, uji simultan dengan F-test ANOVA dan uji parsial T-test.
a. Uji Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas independen yaitu CKPN terhadap Total Kredit, Posisi
Devisa Neto, NPL Bruto, LDR, ROA, NIM dan CAR terhadap variabel terikat dependen yaitu Tingkat Kesehatan Bank Y. Besarnya pengaruh variabel
independen terdapat variabel dependen secara bersama-sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi linier berganda.
Karena unit ukuran pada variabel independen semuanya menggunakan
rasio maka nilai yang kita gunakan adalah Unstandardized Beta Coefficients.
Berdasarkan hasil olahan data menggunakan aplikasi SPSS Statistic 21 diperoleh hasil sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.10 Hasil Estimasi Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
-5,666 1,465
-3,867 ,003
CKPN terhadap Total Kredit -,354
,105 -,758
-3,382 ,007
Posisi Devisa Neto ,227
,045 ,991
5,054 ,000
Non Performing Loan Bruto ,683
,186 ,738
3,670 ,004
Loan Deposit Ratio ,017
,010 ,343
1,796 ,103
Return on Assets ,538
,221 ,768
2,434 ,035
Net Interest Margin -,011
,081 -,035
-,135 ,895
Capital Adequacy Ratio ,195
,048 ,932
4,043 ,002
a. Dependent Variable: Tingkat Kesehatan Bank
Sumber : Hasil olahan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat hubungan variabel independen yaitu CKPN terhadap Total Kredit X
1
, Posisi Devisa Neto X
2
, NPL Bruto X
3
, LDR X
4
, ROA X
5
, NIM X
6
dan CAR X
7
terhadap variabel dependen yaitu Tingkat Kesehatan Bank Y. Sehingga dapat diketahui persamaan regresi yang
terbentuk yaitu :
Y = -5.666 – 0.354X
1
+ 0.227X
2
+ 0.683X
3
+ 0.17X
4
+ 0.538X
5
- 0.11X
6
+ 0.195X
7
Dari hasil analisis regresi linier berganda tersebut diatas dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Konstanta adalah sebesar -5.666 artinya apabila tidak terdapat variabel independen seperti CKPN terhadap Total Kredit, Posisi Devisa Neto, NPL
Bruto, LDR, ROA, NIM dan CAR maka besarnya tingkat kesehatan bank adalah sebesar -5.66 dengan asumsi besarnya variabel – variabel yang lain
tidak berubah.
Universitas Sumatera Utara
2. Koefisien regresi CKPN terhadap Total Kredit pada pengujian tersebut sebesar -0.354 artinya CKPN terhadap Total Kredit memiliki pengaruh
negatif terhadap Tingkat Kesehatan Bank dimana bila variabel CKPN terhadap Total Kredit naik 1 maka Tingkat Kesehatan Bank akan
mengalami penurunan sebesar 35.4 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
3. Koefisien regresi Posisi Devisa Neto pada pengujian tersebut sebesar 0.227 artinya Posisi Devisa Neto memiliki pengaruh positif terhadap Tingkat
Kesehatan Bank dimana bila variabel Posisi Devisa Neto naik 1 maka Tingkat Kesehatan Bank akan mengalami peningkatan sebesar 22.7 dengan
asumsi variabel lain dianggap tetap. 4. Koefisien regresi NPL Bruto pada pengujian tersebut sebesar 0.683 artinya
NPL Bruto memiliki pengaruh positif terhadap Tingkat Kesehatan Bank dimana bila variabel NPL Bruto naik 1 maka Tingkat Kesehatan Bank akan
mengalami peningkatan sebesar 68.3 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
5. Koefisien regresi LDR pada pengujian tersebut sebesar 0.17 artinya LDR memiliki pengaruh positif terhadap Tingkat Kesehatan Bank dimana bila
variabel LDR naik 1 maka Tingkat Kesehatan Bank akan mengalami kenaikan sebesar 17 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
6. Koefisien regresi ROA pada pengujian tersebut sebesar 0.538 artinya ROA memiliki pengaruh positif terhadap Tingkat Kesehatan Bank dimana bila
Universitas Sumatera Utara
variabel ROA naik 1 maka Tingkat Kesehatan Bank akan mengalami kenaikan sebesar 53.8 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
7. Koefisien regresi NIM pada pengujian tersebut sebesar -0.11 artinya NIM memiliki pengaruh negatif terhadap Tingkat Kesehatan Bank dimana bila
variabel NIM naik 1 maka Tingkat Kesehatan Bank akan mengalami penurunan sebesar 11 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
8. Koefisien regresi CAR pada pengujian tersebut sebesar 0.195 artinya CAR memiliki pengaruh positif terhadap Tingkat Kesehatan Bank dimana bila
variabel CAR naik 1 maka Tingkat Kesehatan Bank akan mengalami peningkatan sebesar 19.5 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.
b. Koefisien Determinasi Tabel 4.11