Analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode Risk-Based Bank Rating (RBBR) (studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012 dan 2013).

(1)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING (RBBR)

(Studi Empiris Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013)

Bermadetha Dian Septiana NIM: 112114072 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dan 2013. Kesehatan bank merupakan hal yang penting untuk menarik kepercayaan masyarakat.

Penelitian ini adalah studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan total sampel sebanyak 22 bank. Penelitian ini menggunakan metode Risk-Based Bank

Rating (RBBR), yaitu terdiri dari faktor profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas dan capital.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Faktor profil risiko: yang terdiri dari risiko kredit mendapat predikat sangat sehat, sedangkan risiko pasar mempunyai rasio di atas 100% dan memiliki risiko sedang, dan untuk risiko likuiditas mendapat predikat cukup sehat; (2) Faktor Good Corporate Governance (GCG) mendapat predikat baik; (3) Faktor rentabilitas mendapat predikat sangat sehat; (4) Faktor capital mendapat predikat sangat sehat.

Kata kunci: kesehatan bank, risk-based bank rating, profil risiko, good corporate


(2)

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF BANK’S HEALTH LEVEL USING RISK-BASED BANK RATING METHOD (RBBR)

(An Empirical Study on the Banks which are Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2012 and 2013)

Bernadetha Dian Septiana NIM: 112114072 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The study aims to understand banks health level which are listed in Indonesia stock exchange in 2012 and 2013. Bank’s health is important to gain public trust.

This study is an empirical study in the banks which are listed in Indonesia stock exchange. Data was collected using documentation technique. This study used purposive sampling in which the total sample was 22 banks. The study used risk-based bank rating method, which consists of risk profile factor, good corporate governance, earning and capital.

The result of this study showed that: (1) Risk profile factor: which consist of credit risk got very healthy predicate, while market risk had ratio over 100% and had moderate risk, and for the liquidity risk got healthy enough predicate; (2) Good Corporate Governance factor got good predicate; (3) Earning factor got very healthy predicate; (4) Capital factor got very healthy predicate.

Keywords: bank health, risk-based bank rating, risk profile, good corporate governance, earning, capital.


(3)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING

(RBBR)

(

Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Bernadetha Dian Septiana NIM : 112114072

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING

(RBBR)

(

Studi Empiris pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Bernadetha Dian Septiana NIM : 112114072

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

PERSEMBAHAN

Hanya dalam Yesus lah kita menemukan

kelegaan, ringan dan kesegaran

saat kita merasa letih dan berbeban berat.

(Mat 11:28-30)

Sebuah karya kecil yang Kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus tercinta Bapak dan Ibu tersayang Keluarga dan kerabat Sahabat-sahabatku untuk semua bantuan dan dukungannya


(8)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertandatangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN

MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING (RBBR)

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 27 Agustus 2015 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,


(9)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Bernadetha Dian Septiana

Nomor mahasiswa : 112114072

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Risk-Based Bank Rating (RBBR)”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang menyatakan


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi

dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode

Risk-Based Bank Rating (RBBR)”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Saya menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing dan menuntun penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. Gabriel Anto Listianto, M.S.A., Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Fr Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A. selaku Dosen penguji atas masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Lisia Apriani, SE., M.Si., Ak., QIA., C.A. selaku Dosen Penguji atas masukan-masukan yang bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto M.Si. selaku Dosen Pendamping Akademik yang selalu membantu dalam masa-masa perkuliahan saya.

6. Bapak dan Ibu yang selalu mendukung dan mendoakan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

7. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan dan semngat serta saling mendoakan satu dengan yang lain.

8. Teman-teman Akuntansi 2011 kelas B yang mendukung dan memberi semangat serta mendoakan satu dengan yang lain.

9. Teman-teman MPAT yang mendukung dan memberi semangat serta mendoakan satu dengan yang lain.


(11)

10.Semua pihak yang banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Agustus 2015


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL . . . i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . . . ii

HALAMAN PENGESAHAN . . . iii

HALAMAN PERSEMBAHAN . . . iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS . . . v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA . . . vi

HALAMAN KATA PENGANTAR . . . vii

HALAMAN DAFTAR ISI . . . ix

HALAMAN DAFTAR TABEL . . . xi

ABSTRAK . . . xii

ABSTRACT . . . xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah . . . 1

B. Rumusan Masalah . . . 3

C. Tujuan Penelitian . . . 3

D. Manfaat Penelitian . . . 3

1. Bagi Bank. . . 3

2. Bagi Universitas Sanata Dharma. . . 4

3. Bagi Peneliti . . . 4

4. Bagi Peneliti Selanjutnya . . . .. . . 4

E. Sistematika Penulisan . . . 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank . . . 6

B. Laporan Keuangan . . . . . . 6

C. Tingkat Kesehatan Bank . . . 7

3.1 Kegiatan Usaha Bank . . . 7

3.2 Aturan Kesehatan Bank . . . 8

D. Manajemen Risiko . . . . . . 9

E. Risk-Based Bank Rating . . . 10

1. Profil Risiko . . . 10

1.1 Risiko Kredit . . . . . . . 11

1.2 Risiko Pasar . . . 13

1.3 Risiko Likuiditas . . . 15


(13)

1.5 Risiko Hukum . . . 17

1.6 Risiko Stratejik . . . 17

1.7 Risiko Kepatuhan . . . 17

1.8 Risio Reputasi . . . 18

2. Good Corporate Governance . . . 18

2.1 Lima Prinsip Dasar Penerapan GCG . . . 21

2.2 Penilaian Faktor GCG . . . 23

3. Rentabilitas . . . 24

4. Capital . . . 26

F. Penelitian Terdahulu . . . 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian . . . 33

B. Jenis Penelitian . . . 33

C. Teknik Pengambilan Sampel . . . 34

D. Waktu dan Tempat . . . 34

E. Teknik Pengumpulan Data . . . 34

F. Teknik Analisis Data . . . 35

1. Mengumpulkan Data. . . 35

2. Menghitung Profil Risiko . . . 35

3. Menentukan Good Corporate Governance . . . 37

4. Menghitung Rentabilitas . . . 37

5. Menghitung Capital . . . 37

BAB IV GAMBARAN BANK A. Perbankan Indonesia . . . 38

B. Bursa Efek Indonesia . . . 38

C. Data Bank yang Menjadi Sampel. . . 39

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Data . . . 48

B. Analisis Data. . . 48

C. Pembahasan. . . 65

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan . . . 75

B. Keterbatasan Penelitian . . . 76

C. Saran. . . 76

DAFTAR PUSTAKA . . . 78


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 RSA dan RSL . . . 15

Tabel II.2 Aspek penilaian GCG . . . 23

Tabel II.3 Indikator Rentabilitas. . . 25

Tabel II.4 Indikator Capital. . . . . . 28

Tabel IV.1 Kriteria Pemilihan Sampel. . . 39

Tabel IV.2 Daftar Bank yang Menjadi Sampel . . . 40

Tabel V.1 Hasil Perhitungan Rasio NPL . . . . . . 50

Tabel V.2 Hasil Perhitungan Rasio IRR 2012 . . . . . 52

Tabel V.3 Hasil Perhitungan Rasio IRR 2012 . . . . . 53

Tabel V.4 Hasil Perhitungn Kesenjangan Dana 2012 . . . 55

Tabel V.5 Hasil Perhitungan Rasio Kesenjangan Relatif 2012 .. . . 56

Tabel V.6 Hasil Perhitungan Kesenjangan Dana 2013 . . . . . 57

Tabel V.7 Hasil Perhitungan Rasio Kesenjangan Relatif 2013 . . . 58

Tabel V.8 Hasil Perhitungan Rasio LDR . . . 59

Tabel V.9 Hasil Self Assessment GCG . . . . . 60

Tabel V.10 Hasil Perhitungan Rasio ROA . . . . . 62

Tabel V.11 Hasil Perhitungan Rasio NIM . . . 63


(15)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RISK-BASED BANK RATING (RBBR)

(Studi Empiris Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 dan 2013)

Bermadetha Dian Septiana NIM: 112114072 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dan 2013. Kesehatan bank merupakan hal yang penting untuk menarik kepercayaan masyarakat.

Penelitian ini adalah studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan total sampel sebanyak 22 bank. Penelitian ini menggunakan metode Risk-Based Bank

Rating (RBBR), yaitu terdiri dari faktor profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas dan capital.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Faktor profil risiko: yang terdiri dari risiko kredit mendapat predikat sangat sehat, sedangkan risiko pasar mempunyai rasio di atas 100% dan memiliki risiko sedang, dan untuk risiko likuiditas mendapat predikat cukup sehat; (2) Faktor Good Corporate Governance (GCG) mendapat predikat baik; (3) Faktor rentabilitas mendapat predikat sangat sehat; (4) Faktor capital mendapat predikat sangat sehat.

Kata kunci: kesehatan bank, risk-based bank rating, profil risiko, good corporate


(16)

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF BANK’S HEALTH LEVEL USING RISK-BASED

BANK RATING METHOD (RBBR)

(An Empirical Study on the Banks which are Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2012 and 2013)

Bernadetha Dian Septiana NIM: 112114072 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

The study aims to understand banks health level which are listed in Indonesia stock exchange in 2012 and 2013. Bank’s health is important to gain public trust.

This study is an empirical study in the banks which are listed in Indonesia stock exchange. Data was collected using documentation technique. This study used purposive sampling in which the total sample was 22 banks. The study used risk-based bank rating method, which consists of risk profile factor, good corporate governance, earning and capital.

The result of this study showed that: (1) Risk profile factor: which consist of credit risk got very healthy predicate, while market risk had ratio over 100% and had moderate risk, and for the liquidity risk got healthy enough predicate; (2) Good Corporate Governance factor got good predicate; (3) Earning factor got very healthy predicate; (4) Capital factor got very healthy predicate.

Keywords: bank health, risk-based bank rating, risk profile, good corporate governance, earning, capital.


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut UU No.10 tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Usaha-usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana (funding), menyalurkan dana (lending), dan memberikan jasa lainnya (service).

Kesehatan bank merupakan hal yang penting untuk menarik kepercayaan dari masyarakat, karena bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap industri bank akan terwujud apabila bank memiliki kinerja yang baik dan mampu meningkatkan kinerjanya secara optimal dan berkelanjutan. Kepercayaan masyarakat dapat dibangun dalam bentuk transparansi dari bank baik dari segi laporan keuangan maupun dari segi kesehatan bank.

Selain itu, dalam rangka menghadapi segala perubahan dan tantangan global, bank perlu mempersiapkan diri agar bank memiliki ketahanan untuk menghadapi daya saing, inflasi, dan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Hal tersebut secara tidak langsung akan mendorong peningkatan efektivitas penerapan manajemen risiko dan Good Corporate Governance


(18)

Governance adalah agar bank dapat mengidentifikasi permasalahan secara

lebih dini, melakukan perbaikan yang sesuai dan lebih cepat, menerapkan prinsip kehati-hatian, patuh terhadap ketentuan yang berlaku (BI: 2011).

Untuk mempersiapkan dan mengantisipasi dalam menghadapi tantangan global dan krisis global tersebut, maka Bank Indonesia mengeluarkan metode Risk-Based Bank Rating yang terdapat dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPDN/2011 atau Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011. Metode Risk-Based Bank Rating adalah analisis kesehatan bank berdasarkan pada risikonya, yang menggantikan metode CAMELS (Capital, Assets, Manajemen, Earning, Liquidity, Sensitivity to

Market Risk). Risiko-risiko yang dianalisis kemudian digunakan untuk

mengevaluasi kinerja bank dari tahun ketahun, sehingga bank bisa memperbaiki dan menetapkan strategi apa yang akan diambil. Metode

Risk-Based Bank Rating ini diterapkan, karena krisis keuangan global, memberi

pembelajaran bahwa inovasi dalam produk, jasa, dan aktivitas bank yang tidak diimbangi dengan penerapan manajemen risiko yang memadai dapat menimbulkan berbagai permasalahan mendasar terhadap bank maupun terhadap sistem keuangan bank secara keseluruhan (BI: 2011). Kompleksnya risiko kegiatan usaha bank pada akhirnya menuntut penyempurnaan metode penilaian tingkat kesehatan bank dengan pendekatan risiko. Peraturan ini berlaku secara efektif sejak tanggal 1 januari 2012 dan sekaligus menghapus metode CAMELS.


(19)

Perbedaan metode CAMELS dan RBBR/RGEC dalam penelitian Permana (2012) tentang analisis tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMELS dan Metode RGEC yang di kutip oleh Puspita (2014), menemukan bahwa metode CAMELS memberikan gambaran tingkat kesehatan bank yang efektif akan tetapi antar faktor memberikan penilaian yang berbeda. Sedangkan metode RGEC lebih menekankan akan pentingnya kualitas manajemen.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:

Bagaimana tingkat kesehatan bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode Risk-Based Bank Rating periode tahun 2012 dan 2013?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesehatan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dan 2013 dengan menggunakan metode Risk Based Bank Rating (RBBR).

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Bank

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menerapkan strategi yang lebih baik bagi bank di masa depan karena penilaian ini berdasarkan


(20)

risiko dan dapat dijadikan evaluasi bagi bank untuk meningkatkan manajemen risiko dan tata kelola perbankan yang lebih baik.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi data pustaka tambahan untuk perpustakaan khususnya tentang perbankan dengan metode Risk-Based

Bank Rating.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang perbankan dan analisis kesehatan bank dengan menggunakan metode

Risk-Based Bank Rating.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pustaka dalam menulis tugas akhir dan juga diharapkan dapat memperbaiki kekurangan analisis kesehatan bank dengan menggunakan metode Risk-Based Bank

Rating dalam penelitian ini.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan jelas mengenai isi skripsi ini, pembahasan dilakukan secara sistematik meliputi:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.


(21)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan teori tentang bank yaitu pengertian bank, laporan keuangan, tingkat kesehatan Bank, manajemen risiko, metode Risk-Based Bank Rating, Risk Profile, Good Corporate

Governance, Earning, Capital, dan penelitian terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini mencakup tentang objek dan subjek penelitian, jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, waktu dan tempat penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV GAMBARAN UMUM BANK

Bab ini mencakup tentang perbankan indonesia, bursa efek indonesia dan data bank yang menjadi sampel.

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini mencakup tentang gambaran data, analisis data dan pembahasan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini mencakup tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank

Menurut A. Abdurahman (2001) dalam Abdullah (2013: 2) bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan dan lain-lain.

B. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan individu, asosiasi, atau organisasi bisnis terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, dan laporan perubahan ekuitas pemilik (Rivai: 2013).

Menurut PSAK-1, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: (a) aset; (b) liabilitas; (c) ekuitas; (d) pendapatan dan beban


(23)

termasuk keuntungan dan kerugian; (e) kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan (f) arus kas.

C. Tingkat Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas bank (Abdullah, 2003: 203)

Menurut Totok dan Nuritomo (2014: 73), kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank merupakan suatu batasan yang sangat luas karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya.

1. Kegiatan Usaha Bank

Kegiatan usaha bank meliputi (Budisantoso, 2014: 73) :

a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari modal sendiri

b. Kemampuan mengolah dana

c. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat

d. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak lain.


(24)

e. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.

Tingkat kesehatan bank merupakan hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui penilaian kualitatif dan kuantitatif setelah mempertimbangkan unsur

judgement yang didasarkan atas materialitas dan signifikasi dari

faktor-faktor penilaian serta pengaruh dari faktor-faktor lainnya seperti kondisi industri perbankan dan perekonomian nasional (Budisantoso, 2014: 73-74).

2. Aturan Kesehatan Bank

Berdasarkan pada Undang-Undang nomor 10 tahun 1998 :

1. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

2. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank.

3. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia, segala keterangan dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.


(25)

4. Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan kesempatan bagi pemeriksa buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya serta wajib memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.

5. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan Bank Indonesia dapat menugaskan Akuntan Publik untuk dan atas nama Bank Indonesia 6. Melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.

7. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia: neraca, perhitungan laba rugi tahunan dan penjelasannya, serta laporan berkala lainnya dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Neraca dan perhitungan laba rugi tersebut wajib terlebih dahulu diaudit oleh Akuntan Publik.

8. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

D. Manajemen Risiko

Manajemen risiko menurut Bank Indonesia (Taswan, 2006: 296) adalah serangkaian prosedur dan metoda yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.


(26)

Manajemen Risiko merupakan suatu tindakan untuk:

1. Mengindentifikasi risiko inheren secara terencana dan terukur dan mempersiapkan berbagai pendekatan. Penilaian risiko inheren adalah penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank.

2. Mengendalikannya agar tujuan bisnis yang telah ditetapkan dapat tercapai.

E. Risk-Based Bank Rating

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011, metode penilaian kesehatan bank dengan pendekatan berdasarkan risiko (Risk-Based Bank Rating) merupakan metode penilaian tingkat kesehatan bank yaitu metode yang berdasarkan pada 4 faktor: Risk Profile, Good Corporate Governance,

Earning, dan Capital.

1. Profil Risiko

Profil risiko (risk profile) adalah penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada risiko-risiko bank dan dampak yang ditimbulkan pada kinerja bank secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat meningkatkan risiko atau mempengaruhi kinerja keuangan bank pada saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan demikian, bank diharapkan mampu mendeteksi secara


(27)

lebih dini akar permasalahan bank serta mengambil langkah-langkah pencegahan dan perbaikan secara efektif dan efisien (BI, 2011: 3).

1.1Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko yang timbul dari kegagalan salah satu pihak untuk memenuhi kontrak pembayaran. Dalam bisnis perbankan risiko kredit timbul karena kegagalan debitur untuk memenuhi kewajibannya. Dalam konteks yang lebih luas risiko kredit mengandung tiga komponen yaitu peluang gagal bayar (probability of default) yaitu debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada bank. Tingkat pemulihan (recovery rate) adalah proses klaim atau tuntutan berkaitan dengan upaya pemulihan kinerja bank. Eksposur kredit adalah berkaitan dengan jumlah potensi kerugian bila debitur gagal bayar (Taswan, 2006: 298).

Rumus yang digunakan untuk menghitung risiko kredit adalah

Non Performing Loan (NPL) yang menunjukkan kemampuan

manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah dibandingkan dengan total kredit yang diberikan bank. Fungsi mengukur rasio ini adalah mengetahui besarnya kredit bermasalah bank, sebagai acuan agar lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit kedepannya, agar pada tahun selanjutnya risiko kredit bermasalah semakin turun (Wisnu Mawardi, 2005:18) dalam Mubarak (2014).


(28)

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung risiko kredit:

a. Non Performing Loan (NPL) Gross

NPL Gross

=

x 100%

b. Non Performing Loan (NPL) Net

NPL Net =

x 100%

Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan bahwa Non Performing Loan (NPL) adalah sebesar 5%.

Keterangan :

1. Kredit bermasalah adalah kredit kepada pihak ketiga bukan bank tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet.

2. CKPN kredit bermasalah adalah cadangan kerugian penurunan nilai untuk kredit yang tergolong kurang lancar, diragukan dan macet.

3. Total aktiva adalah total aset secara neto (setelah set-off antar kantor) sesuai yang tertera pada laporan bulanan Bank Umum 4. Total kredit adalah kredit kepada pihak ketiga bukan bank.


(29)

Standar Rasio NPL (Net Performing Loan):

1. Bank yang memiliki rasio NPL diatas 5% menurut Peraturan Bank Indonesia maka bank tersebut dinyatakan tidak sehat. 2. Bank yang memiliki rasio NPL di bawah 5% menurut

Peraturan Bank Indonesia maka bank tersebut dinyatakan sehat. Kriteria NPL berdasarkan Peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Sangat Sehat : Rasio NPL di bawah 2%

2. Sehat : Rasio NPL berkisar > 2% - ≤ 5% 3. Cukup Sehat : Rasio NPL berkisar > 5% - ≤ 8% 4. Kurang Sehat : Rasio NPL berkisar > 8% - ≤ 12% 5. Tidak Sehat : Rasio NPL di atas 12%

1.2Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga Option. Risiko pasar meliputi antara lain risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko ekuitas, dan risiko komoditas (BI, 2011: 7).

Risiko bunga adalah potensi timbulnya kerugian akibat bergeraknya suku bunga pasar ke arah yang berlawanan dengan ekspektasi posisi portofolio bank. GAP (kesenjangan dana) adalah hasil pengurangan RSA dan RSL yang diungkapkan dalam bentuk


(30)

rupiah sedangkah Interest Rate Risk (IRR) atau rasio sensitivitas bunga (risiko tingkat bunga) dalam bentuk persentase. GAP digunakan untuk mengetahui seberapa besar kerugian atau keuntungan yang akan diterima bank dari hasil pengurangan RSA dan RSL ( Taswan, 2006: 277).

Posisi kesenjangan dana (GAP) sering digunakan untuk mengukur posisi sensitivitas bunga pada suatu bank. Fokus analisis kesenjangan dana adalah interest income pada aktiva atau interest

cost pada pasiva bank bukan pada pengaruh perubahan tingkat

bunga terhadap nilai modal. Dalam jangka pendek, rate sensitive

asset akan menimbulkan interest revenue, sedangkan rate sensitive

liabilities menimbulkan interest cost yang berbeda dengan adanya

pergeseran tingkat bunga. Rate sensitive Asset (RSA) dan Rate

sensitive Liabilities (RSL) adalah semua aktiva dan pasiva/liabilities yang meninbulkan interest return dan cost yang berbeda dengan adanya perubahan tingkat bunga yang timbul di masa yang akan datang (Taswan, 2006: 273-274).

Bank yang memiliki rasio IRR di atas 100% adalah bank yang mampu mengoperasikan dana hutang yang diterima dari nasabah, baik dalam bentuk giro, deposito, ataupun dana pihak ketiga, sehingga risiko tingkat bunganya akan meningkat (Indrawati: 2008).


(31)

Standar risiko bunga untuk kesenjangan relatif (Taswan: 2006).

1. Risiko rendah (low) bila posisi relative gap ratio di bawah 5% 2. Risiko sedang (moderate) bila posisi relative gap ratio berada

5%-10%

3. Risiko tinggi (high) bila posisi relative gap ratio di atas 10% Risiko nilai tukar adalah potensi timbulnya kerugian akibat bergeraknya nilai tukar dipasar ke arah yang berlawanan dengan ekspektasi posisi portofolio bank (Taswan, 2006: 333).

Klasifikasi aktiva dan pasiva/liabilities berdasarkan sensitivitas suku bunga (Taswan, 2006).

Tabel II. 1 RSA dan RSL

No RSA

(rate sensitive asset)

RSL

(rate sensitive liabilities) 1

Surat berharga bank

Indonesia Giro

2 Giro Pada Bank Lain Tabungan

3 Obligasi Penyertaan Sertifikat Deposito 4 Obligasi pemerintah Deposito Berjangka 5

Penempatan pada Bank

Lain Simpanan dari Bank Lain

6 Surat-surat Berharga Pinjaman yang Diterima 7 Kredit yang Diberikan

8 Penyertaan

1.3Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang antara lain disebabkan bank tidak mampu memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Ketidakmampuan bank ini umumnya karena ketidakmampuan


(32)

melakukan offsetting posisi tertentu di pasar (karena kondisi likuiditas pasar yang tidak memadai), ketidakmampuan mencairkan aset likuidnya untuk mengubah menjadi dana likuid, ketidakmampuan menciptakan sumber dana pinjaman untuk membiayai likuiditas (Taswan, 2006: 336).

Risiko likuiditas dapat dihitung dengan Loan to Deposit

Ratio (LDR) yaitu menyatakan seberapa jauh kemampuan bank

dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2003: 118).

Standar rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) berdasarkan Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP/2004:

1. Sangat sehat = Rasio LDR di bawah 75%

2. Sehat = Rasio LDR berkisar > 75% - ≤ 85% 3. Cukup sehat = Rasio LDR berkisar > 85% - ≤ 100% 4. Kurang sehat = Rasio LDR berkisar > 100% - ≤ 120% 5. Tidak sehat = Rasio LDR di atas 120%

1.4Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Risiko ini disebabkan oleh sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian eksternal (BI, 2011: 9).


(33)

1.5 Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat syahnya kontrak atau agunan yang tidak memadai (BI, 2011: 10).

1.6Risiko Stratejik

Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan bank dalam mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Sumber resiko stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan mengatisipasi perubahan lingkungan bisnis (BI, 2011: 10).

1.7Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko yang timbul akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber risiko kepatuhan antara lain timbul karena kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku umum (BI, 2011: 11).


(34)

1.8 Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah potensi timbulnya kerugian bank baik langsung maupun tidak langsung yang diakibatkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank. Risiko ini dapat timbul dari seluruh aktivitas maupun transaksi yang dilakukan bank yang baik oleh pihak yang berhubungan langsung dengan bank maupun oleh pihak yang merupakan representasi kepentingan publik, dianggap secara langsung maupun tak langsung merugikan kepentingan mereka (Taswan, 2006: 347).

2. Good Corporate Governance

Menurut Daeng (2008), Good Corporate Governance adalah suatu tatakelola perusahaan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan yang efektif berdasarkan pada budaya perusahaan, etika, nilai-nilai, proses bisnis, kebijakan, prosedur, eksposur, risiko dan struktur organisasi dengan tujuan memberikan dukungan terhadap pengembangan bank secara efesien dan efektif serta melaksanakan tanggung jawab bank kepada pemegang saham dan stakeholder. Penilaian faktor Good Corporate Governance merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip

Good Corporate Governance. Prinsip-prinsip Good Corporate


(35)

Good Corporate Governance berpedoman pada ketentuan Bank

Indonesia mengenai pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank. Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip Good

Corporate Governance, maka secara umum kelemahan tersebut kurang

signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh manajemen bank (BI, 2011: 16).

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DNDP tanggal 29 April 2013 penilaian Good Corporate Governance terdiri dari 3 aspek, yaitu :

a. Governance structure bertujuan untuk menilai kecukupan struktur

dan infrastruktur tata kelola bank agar proses pelaksanaan prinsip

Good Corporate Gorvernance menghasilkan outcome yang sesuai

dengan harapan stakeholders bank. Yang termasuk struktur tata kelola bank adalah Komisaris, Direksi, Komite dan satuan kerja pada bank. Adapun yang termasuk infrastruktur tata kelola bank antara lain adalah kebijakan dan prosedur bank, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing struktur organisasi.

b. Governance process bertujuan untuk menilai efektivitas proses

pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank


(36)

sehingga menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan

stakeholders bank.

c. Governance output bertujuan untuk menilai kualitas outcome yang

memenuhi harapan stakeholders bank yang merupakan hasil proses pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank.

Menilai kualitas Outcome mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, antara lain yaitu:

1. Kecukupan transparansi laporan.

2. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. 3. Perlindungan konsumen.

4. Objektivitas dalam melakukan assessment/audit.

5. Kinerja bank seperti rentabilitas, efisiensi, dan permodalan.

6. Peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi bank, seperti fraud, pelanggaran BMPK (batas maksimal pemberian kredit), pelanggaran ketentuan terkait laporan bank kepada Bank Indonesia.


(37)

2.1 Lima Prinsip Dasar Penerapan Good Coorporate Governance Lima prinsip dasar penerapan Good Corporate Governance berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DNDP/2013 adalah:

a. Transparansi (transparency) mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan penyediaan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan masyarakat. Transparasi diperlukan agar bank menjalankan bisnis secara objektif, profesional, dan melindungi kepentingan konsumen.

b. Akuntabilitas (accountability) mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan cara mempertanggungjawabkannya. Bank sebagai lembaga dan pejabat yang memiliki kewenangan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan akuntabel. Untuk itu bank harus dikelola secara sehat, terukur dan profesional dengan memperhatikan kepentingan pemegang saham, nasabah, dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

c. Responsibilitas mengandung unsur kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan ketentuan internal bank serta tanggung jawab bank terhadap masyarakat dan lingkungan. Responsibilitas diperlukan agar dapat menjamin terpeliharanya kesinambungan


(38)

usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai warga korporasi yang baik atau dikenal dengan Good corporate

citizen.

d. Indepedensi (indepedency) mengandung unsur kemandirian dari dominasi pihak lain dan objektifitas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Dalam hubungan dengan asas indepedensi, bank harus dikelola secara independen agar masing-masing organ perusahaan beserta seluruh jajaran dibawahnya tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun yang dapat mempengaruhi objektifitas dan profesionalisme dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.

e. Kewajaran dan kesetaraan (fairness) mengandung unsur perlakuan yang adil dan kesempatan yang sama sesuai proporsinya. Dalam melaksanakan kegiatannya, bank harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham, konsumen dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan dari masing-masing pihak yang bersangkutan.


(39)

2.2 Penilaian Faktor Good Corporate Governance

Penilaian untuk faktor Good Corporate Governance berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/15/DNDP/2013 berupa:

Tabel II. 2

Aspek penilaian Good Coorporate Governance (GCG)

No Aspek yang Dinilai Bobot

1

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan

Komisaris 10%

2 Pelaksaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 20% 3 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas komite 10%

4 Penanganan Benturan Kepentingan 10%

5 Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 5%

6 Penerapan Fungsi Audit Intern 5%

7 Penerapan Fungsi Audit Ekstern 5%

8

Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan

Pengendalian Intern 7,5%

9

Penyediaan Dana Kepada Pihak terkait (Related

Party) dan Debitur Besar (Large Exsposure) 7,5%

10

Transparasi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Peaksanaan GCG dan Laporan

Internal 15%

11 Rencana Strategis Bank 5%

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.9/12/DPNP

Standar predikat Good Corporate Governance berdasarkan Surat Edaran BI No. 9/12/DNDP:

1. Sangat Baik = Nilai Komposit <1,5 2. Baik = 1,5 ≥ Nilai Komposit < 2,5 3. Cukup Baik = 2,5 ≥ Nilai Komposit < 3,5 4. Kurang Baik = 3,5 ≥ Nilai Komposit < 4,5 5. Tidak Baik = 4,5 ≥ Nilai Komposit < 5


(40)

3. Rentabilitas (Earning)

Aspek earning/rentabilitas diukur dengan rasio Return on Asset (ROA) yaitu digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2003: 120). Rasio Net Interest Margin (NIM) yaitu mengukur pengelolaan aktiva produktif sehingga menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga (Luciana dan Winny, 2005:18) dalam Mubarak (2014).

Penilaian pendekatan kuantitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen berikut (Taswan, 2006: 400-401):

a. Return on asset (ROA)

b. Return on equity (ROE)

c. Net interest margin (NIM)

d. Biaya ooperasional dibandingkan dengan pendapatan operasional (BOPO)

e. Perkembangan laba operasional

f. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan g. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya h. Prospek laba operasional


(41)

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 rasio yang digunakan dalam menghitung faktor rentabilitas adalah rasio Return

On Asset (ROA) dan Net Interest Margin (NIM).

Tabel II. 3 Indikator Rentabilitas

No Parameter/indikator Keterangan

1 Return on Asset (ROA) a) Laba sebelum pajak adalah laba sebagaimana tercatat dalam laba rugi bank tahun berjalan yang disetahunkan.

Contoh: untuk posisi bulan juni dihitung dengan cara dibagi 6 dan dikalikan dengan 12

b) Rata-rata total aset

Contoh: untuk posisi bulan juni dihitung dengan cara penjumlahan total aset posisi januari sampai dengan juni dibagi dengan 6

2 Net Interest Margin

(NIM)

a) Pendapatan bunga bersih adalah pendapatan bunga dikurangi dengan beban bunga (disetahunkan)

b) Rata-rata aset produktif

Contoh: untuk posisi bulan juni dihitung dengan cara penjumlahan total aset produktif posisi januari sampai dengan juni dibagi dengan 6. c) Aset produktif yang diperhitungkan

adalah aset yang menghasilkan bunga baik yang di neraca maupun pada TRA Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011


(42)

Standar rasio ROA (Return On Asset) berdasarkan Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP/2004:

1. Sangat sehat = Rasio ROA di atas 2%

2. Sehat = Rasio ROA berkisar > 1,25 % - ≤ 2% 3. Cukup sehat = Rasio ROA berkisar > 0,5%- ≤1,25% 4. Kurang sehat = Rasio ROA berkisar > 0% - ≤0,5% 5. Tidak sehat = Rasio ROA di bawah 0%

Standar rasio NIM (Net Interest Margin) berdasarkan Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP/2004:

1. Sangat sehat = Rasio NIM di atas 3%

2. Sehat = Rasio NIM berkisar > 2% - ≤ 3% 3. Cukup sehat = Rasio NIM berkisar >1,5% - ≤ 2% 4. Kurang sehat = Rasio NIM berkisar >1%- ≤ 1,5% 5. Tidak sehat = Rasio NIM di bawah 1%

4. Capital (Permodalan)

Aspek capital diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu mengukur kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan aktiva. Fungsinya untuk mengetahui kemampuan bank dalam menutupi penurunan asetnya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan aset yang berisiko(Dendawijaya (2003), dalam Mubarak 2013)).

Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca (aktiva yang tercantum dalam neraca) dan ATMR aktiva administratif (aktiva yang bersifat


(43)

administratif). Jadi persentase kebutuhan modal minimum diwajibkan disebut

Capital Adequacy Ratio (CAR). Dengan demikian CAR minimum bagi

bank-bank umum di Indonesia adalah 8% (Dendawijaya, 2003: 48).

Kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) bank diukur dari persentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Sejalan dengan standar yang ditetapkan oleh penempatan Bank Internasional terhadap seluruh bank di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% ( Abdullah, 2013: 160)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut (Taswan, 2006: 382-383) :

a. Kecukupan pemenuhan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) terhadap ketentuan yang berlaku.

b. Komposisi permodalan.

c. Trend kedepan/proyeksi KPMM.

d. Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan dengan modal bank.

e. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan).

f. Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha g. Akses kepada sumber permodalan.

h. Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.


(44)

Berdasarkan penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif diatas maka yang dapat dihitung berdasarkan rasio keuangannya adalah pendekatan kuantitatif menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP/2011 sebagai berikut:

Tabel II. 4 Indikator Capital

No Parameter /Indikator Keterangan

a. Rasio Kecukupan Modal

1) a. Rasio dihitung per posisi penilaian

termasuk memperhatikan trend KPMM

b. Perhitungan modal dan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai kewajiban penyediaan modal minimum Bank Umum (KPMM)

2) a. Perhitungan modal inti berpedoman

pada ketentuan Bank Indonesia mengenai kewajiban KPMM

b. Modal inti (tier 1) pada prinsipnya terdiri atas modal disetor, agio saham, laba ditahan, cadangan umum dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak.


(45)

3) a. Perhitungan aset produktif bermasalah dan CKPN aset produktif bermasalah.

b. Perhitungan modal inti dan cadangan umum berpedoman pada ketentuan BI mengenai kewajiban penyediaan KPMM

4) Perhitungan aset kualitas rendah dan

CKPN untuk aset kualitas rendah.

b. Kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko

Penilaian kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko dilakukan dengan memperhatikan antara lain: (i) risiko inheren (ii) kualitas penerapan manajemen risiko (iii) tingkat risiko (iv) peringkat profil risiko bank baik secara individual maupun konsolidasi.

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP/2011

Standar rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) berdasarkan Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP/2004:

1. Sangat sehat = Rasio CAR di atas12%

2. Sehat = Rasio CAR berkisar > 9% - ≤ 12% 3. Cukup sehat = Rasio CAR berkisar > 8% - ≤ 9% 4. Kurang sehat = Rasio CAR berkisar > 6 % - ≤ 8% 5. Tidak sehat = Rasio CAR di bawah 6%


(46)

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Widyaningrum dan Topowijoyo (2014) tentang analisis tingkat kesehatan bank dengan metode Risk-Based Bank Rating. Penelitian ini hanya berdasarkan pada faktor rentabilitas dan Capital, sedangkan faktor GCG dan risk profile tidak disertakan. Dalam penelitian ini ada 25 bank yang diteliti di BEI. Berdasarkan penelitian ini, bank-bank diukur dengan rasio ROA hasilnya bank mendapat predikat sehat, rasio NIM hasilnya bank-bank mendapat predikat sehat dan rasio CAR hasilnya bank-bank mendapat predikat sehat.

Penelitian yang dilakukan Mubarak (2014) tentang penilaian kinerja bank menurut Risk-Based Bank Rating. Penelitian ini menggunakan rasio untuk aspek profil risiko, hasilnya adalah rasio LDR <110% dan rasio NPL <5%, aspek GCG bank memperoleh peringkat 1 (sangat baik), aspek Earning: rasio ROA mendapat predikat sangat baik dan rasio NIM mendapat predikat sangat baik, aspek Capital: rasio CAR memperoleh predikat sangat baik. Secara keseluruhan selama tahun 2008-2012 keempat bank BUMN tersebut memiliki kinerja yang baik dan perlu mempersiapkan diri untuk kedepannya dengan cara lebih berhati-hati pada aspek risiko yang dihadapi.

Penelitian yang dilakukan Lasta dkk (2014) tentang analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile, Good

Corporate Governance, Earning, Capital). Penelitian ini berdasarkan

pendekatan RGEC secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa BRI merupakan bank yang sehat bahkan dalam beberapa indikator menunjukkan bahwa BRI


(47)

mendapatkan predikat bank yang sangat sehat. Penelitian ini mengunakan rasio NPL, IRR, LDR, LAR, dan Cash Ratio (faktor risk profile) keseluruhan menggambarkan pengeloalaan risiko yang telah dilaksanakan dengan baik, faktor GCG memiliki tata kelola yang sangat baik, faktor rentabilitas mendapat predikat sangat sehat, dan faktor capital mendapat predikat sangat sehat. Pelaksanaan faktor-faktor dalam penilaian kesehatan bank umum tersebut telah dilaksanakan dengan sangat baik sesuai dengan ketetapan dan ketentuan Bank Indonesia, serta berjalan secara efektif dan efisien.

Penelitian yang dilakukan Minarrohmah dkk (2014) tentang analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC (Risk Profile,

Good Corporate Governance, Earnings, Capital). Penelitian ini dilakukan

pada bank BCA periode 2010-2012. Hasil penelitian ini adalah untuk risiko kredit BCA sangat baik, berdasarkan dari kriteria penetapan peringkat nilai NPL di bawah 2%. Faktor GCG menyangkut 11 aspek penilaian sebagai mana telah diatur dalam PBI menunjukkan memiliki GCG tang sangat bagus. Faktor

earning mendapat nilai sangat baik. Dan faktor capital untuk rasio CAR di

atas 12% dan berada pada posisi sangat sehat.

Penelitian yang dilakukan Septyaning (2014) tentang analisis kinerja dengan penerapan metode Risk-Based Bank Rating (studi pada bank swasta yang listing di BEI). Hasil penelitian ini untuk bank umum swasta nasional devisa periode 2008-2012 dalam kondisi baik. Hal ini terbukti dari perhitungan rasio sesuai dengan ketentuan BI, untuk rasio LDR kurang dari 120%, rasio NPL kurang dari 12%, faktor GCG kurang dari 5%, rasio ROA


(48)

lebih dari 1,5%, rasio NIM lebih dari 3%, dan rasio CAR lebih dari 12%. Oleh karena itu diharapkan di masa yang akan datang bank mampu meningkatkan kembali kinerjanya sehingga dapat meningkatkan produktivitas dalam usahanya.

Penelitian yang dilakukan Permatasari dkk (2015) tentang penggunaan metode Risk-Based Bank Rating untuk menganalisis tingkat kesehatan bank. Hasil penelitian ini untuk profil risiko, rasio NPL bank mendapat predikat dari sangat sehat sampai kurang sehat, dan untuk rasio LDR tidak ada bank yang memperoleh predikat tidak sehat. Hasil self assessment untuk faktor GCG menunjukkan bahwa terdapat satu bank dari 9 bank yang menghasilkan predikat kurang baik. Hasil faktor rentabilitas menggunakan rasio ROA menunjukkan bahwa ada bank yang memiliki nilai ROA negatif, dan untuk rasio NIM menunjukkan seluruh bank merada dalam kondisi yang sehat. Hasil perhitungan CAR menunjukkan bahwa hampir semua bank pada setiap periode menghasilkan CAR ≥ 12%.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, dan Laporan self assessment untuk Good Corporate Governance bank yang terdaftar di Bursa Efek Idonesia untuk tahun 2012 dan 2013.

Subjek penelitian adalah bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dan 2013, dengan mendownload laporan tahunan bank yang ada di www.idx.co.id atau di Bursa Efek Indonesia.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi empiris pada bank-bank yang terdaftar di BEI untuk tahun 2012 dan 2013. Studi empiris adalah penelitian terhadap fakta tertulis (dokumen) atau arsip data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber baik dari perpustakaan, dari data internal, yaitu dokumen, arsip dan catatan orisinil yang diperoleh dari suatu organisasi atau berasal dari data eksternal. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif merupakan jenis penelitian yang mengunakan metode numerik dan grafis serta dapat merangkum informasi yang terdapat dalam data tersebut dan disajikan dalam bentuk informasi yang diinginkan.


(50)

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel denngan menggunakan metode purposive

sampling, yaitu teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar

kriteria atau tujuan tertentu (disengaja) (Murti dan Salamah, 2006: 77). Berdasarkan pada kriteria-kriteria maka bank yang termasuk dalam kriteria ada 22 bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

D. Waktu dan Tempat a. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan januari-juli 2015. b. Tempat Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Bursa Efek Indonesia.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara melihat dokumen-dokumen seperti laporan keuangan dan laporan catatan keuangan lainnya kemudian dipelajari untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2007: 25).


(51)

F. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab rumusan masalah mengenai tingkat kesehatan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dinilai dengan menggunakan metode

Risk-Based Bank Rating berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No.

13/24/PBI/2011 untuk tahun 2012 dan 2013, maka dilakukan langkah-langkah analisis berikut :

1. Mengumpulkan Data

Data yang digunakan untuk menghitung rasio-rasio dalam menentukan tingkat kesehatan bank berupa laporan keuangan, yaitu:

a. Laporan Tahunan Bank

b. Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba c. Laporan Perhitungan Rasio Keuangan d. Catatan atas Laporan Keuangan

2. Menghitung Profil Risiko

Dalam melakukan perhitungan profil risiko laporan keuangan yang digunakan dalam melakukan perhitungan adalah Laporan Laba/Rugi kemudian menghitung risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar.

2.1Menghitung Risiko Kredit

Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(52)

2.2Menghitung Risiko pasar

Menghitung Rasio risiko suku bunga dan rasio kesenjangan Relatif. a. Rasio Risiko Tingkat Suku Bunga/ Interest Rate Risk (IRR)

Rasio (IRR) = X100%

b. Rasio Kesenjangan Relatif

1. Kesenjangan Dana (GAP) = RSA - RSL

2.

Rasio Kesenjangan Relatif =

x 100%

2.3Menghitung Risiko likuiditas

Menghitung Rasio Loan to Deposit Rasio (LDR), yaitu rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan dan deposito dalam rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung risiko likuiditas:

Rumus rasio Loan to Deposit (LDR) adalah:


(53)

3. Menentukan Peringkat Good Corporate Governance

Untuk menentukan tingkat kesehatan bank faktor Good Corporate

Governance berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No. 13/PBI/2011

atau Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPDN/2011:

1. Mencari laporan tahunan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia kemudian melihat pada tata kelola perusahaan

2. Menetapkan penilaian yang dilakukan oleh bank berdasarkan self

assessment yang dilakukan oleh bank.

4. Menghitung Rentabilitas (Earning)

Untuk mengetahui Kinerja bank dalam menghasilkan laba, maka perhitungan yang di gunakan adalah:

a. Menghitung Return on Asset (ROA)

ROA = X100%

b. Menghitung Net Interest Margin (NIM)

NIM = X 100%

5. Menghitung Capital (Permodalan)

Untuk mengetahui kecukupan modal bank (CAR), maka perhitungan yang digunakan adalah :

Menghitung Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR)


(54)

BAB IV

GAMBARAN UMUM BANK

A. Perbankan Indonesia

Bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menempatkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank: mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usaha.

Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang independen, sehingga perintah atau pihak lain tidak mempunyai kewenangan untuk turut campur dalam pelaksanaan tugasnya. Sebagai lembaga yang independen, Bank Indonesia memiliki otonomi penuh untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan keuangan di Indonesia.

B. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia adalah merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek


(55)

Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Salah satu aspek penting peran yang dijalankan Bursa Efek yaitu penyebaran informasi kepada pelaku dan masyarakat luas.

C. Data Bank yang Menjadi Sampel

Bank-bank yang menjadi sampel berjumlah 22 bank, pemilihan sampel bank berdasarkan pada metode purposive sampling. Metode purposive

sampling adalah teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri

berdasar kriteria atau tujuan tertentu (disengaja). Bank yang termasuk dalam kriteria kelengkapan penyajian data yang dipublikasikan oleh bank-bank tersebut dan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Tabel IV. 1

Kriteria pemilihan sampel

No Kriteria Jumlah Bank

1 Bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia 31

2

Bank mempublikasikan laporan hasil penilaian

Good Corporate Governance 29

3

Bank yang mempublikasikan laporan keuangan eksposur aset dan liabilitas terhadap risiko suku bunga (CALK)

26

4

Bank yang menyajikan laporan hasil penilaian

Good Corporate Governance dan laporan

keuangan eksposur aset dan liabilitas terhadap risiko suku bunga (CALK)


(56)

Bank-bank yang termasuk ke dalam kriteria yang digunakan dalam penyajian data penelitian adalah:

Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

1. PT. Bank BRI Agroniaga, Tbk.

Kode AGRO

Berdiri 27 September 1989 No. telp 021-5262570 Alamat

Plaza GRI Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 No. Jakarta 12950

Direktur Heru Sukanto Komisaris Indra Kesuma

2. PT. Bank Capital Indonesia, Tbk.

Kode BACA

Berdiri 20 April1989 No. telp (021) 2506768 Alamat

Sana Lapas Tawar Lt. 12 Jl. Jend. Sudirman Kav. 26 Jakarta 12920

Direktur Soejanto Soetjijo Komisaris Danny Nugroho

3. PT. Bank Ekonomi Raharja, Tbk.

Kode BAEK

Berdiri 15 Mei 1989 No. telp (021)-25545800

Alamat Jl. Setiabudi Selatan, Kav. 7-8 Jakarta 12920 Direktur Antony Colin Tuner


(57)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

4. PT. Bank Central Asia, Tbk.

Kode BBCA

Berdiri 21 Februari 1957 No. telp 62 21 235 88000 Alamat

Wisma BCA Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23 Jakarta 12920

Direktur Jahja Setiaatmadja Komisaris Djohan Emir Soetijoso

5. PT. Bank Bukopin, Tbk.

Kode BBKP

Berdiri 10 Juli 1970 No. telp

(021) 7988266 (021) 7989837

Alamat Jl. MT. Haryono Kav. 50-51 Jakarta 12770 Diretur Glen Glenardi

Komisaris Mulia Panusunan Nasution

6. PT. Bank Mestika Dharma, Tbk.

Kode BBMD

Berdiri Tahun 1956 No. telp (061) 4525800 Alamat

Mestika Building Jl. Zainal Arifin 118 Medan 20153

Direktur Achmad S Kartasasmita Komisaris Drs. Witarsa Oemar


(58)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

7. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk.

Kode BBNP

Berdiri 18 Januari 1972 No. telp (022) 4202088

Alamat Jl. Ir. Juanda No. 95 Bandung 4013 Direktur Ritsuo Ando

Komisaris Hideki Horikoshi

8. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Kode BBRI

Berdiri 18 Desember 1968 No. telp (021) 5751966 Alamat

Gedung BRI 1 Jl. Jend. Sudirman No 44-46 Jakarta 10210

Direktur Sofyan Basir Komisaris Bunasor Sanim

9. PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk.

Kode BBTN

Berdiri Tahun 1987 No. telp (021) 6336789 Alamat

Menara Bank BTN Jl. Gajah Mada No. 1 Jakarta 10130

Direktur Maryono Komisaris Mardiasmo


(59)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

10.PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk.

Kode BDMN

Berdiri Tahun 1956

No. telp 62 21 5799 1001 03 Alamat

Jl. Jend. Sudirman No.45 Wisma Bank Danamon Jakarta

Direktur Henry Ho Hon Cheong Komisaris Ng Kee Choe

11.PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk.

Kode BEKS

Berdiri 11 September 1992 No. telp 021-72346666

Alamat Jl. RS. Fatmawati No. 12, Jakarta Selatan 12140 Direktur Paulus Wiranata

Komisaris Endriartono Sutarto

12.PT. Bank Kesawan, Tbk.

Kode BKSW

Berdiri 28 April 1913 No. telp (021) 3508888

Alamat Jl. Hayam Wuruk No. 33 Jakarta Direktur Andrew Duff


(60)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

13.PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk.

Kode BMRI

Berdiri 2 Oktober 1998 No. telp (021) 52997777

Alamat Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta 12190 Direktur Budi G. Sadikin

Komisaris Edwin Gerungan

14.PT. Bank Bumi Arta

Kode BNBA

Berdiri 2 Oktober 1998 No. telp (021) 2300 899

Alamat Jl. KH. Wahid Hasyim No. 234 Jakarta Pusat Direktur Ir. Rachmat M.S., MBA

Komisaris Wikan Aryono

15.PT. Bank CIMB Niaga, Tbk

Kode BNGA

Berdiri 26 September 1955 No. telp

62 21 250 5252 62 21 2505 353

Alamat Garaha Niaga Jl. Jend. Sudrman Kav. 58 Jakarta Direktur Samir Gupta


(61)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

16.PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk.

Kode BNII

Berdiri 15 Mei 1959 No. telp 62 21 2922 8888 Alamat

Jl. Asia Afrika No. 8 Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta Pusat 10270

Direktur Taswin Zakkaria

Komisaris Tan Sri Dato’ Zaharuddin

17.PT. Bank Permata, Tbk.

Kode BNLI

Berdiri Tahun 2002 No. telp (021) 5237788 Alamat

Gedung WTC II Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31 Jakarta 12920

Direktur David M. Fletgher Komisaris Neeraj Swaroop

18.PT. Bank Sinarmas, Tbk.

Kode BSIM

Berdiri Maret 1990 No. telp (021) 31990101 Alamat

Wisma Bank Sinarmas Jl. M.H Thamrin No. 51, Jakarta 10350

Direktur Freenyan Liwang Komisaris Tjendrawati Widjaja


(62)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

19.PT. Bank Tabungn Pensiun Nasional, Tbk.

Kode BTPN

Berdiri Tahun 1958 No. telp (021) 4211311 Alamat

Menara Cyber 2 Lt. 24 & 25 Jl. HR. Rasunan Said Blok X-5 No. 13 Kuningan Jakarta Selatan 12950 Direktur Jerry Ng

Komisaris Kuntjoro Jakti

20.PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk.

Kode INPC

Berdiri 7 September 1973

No. telp 62 21 515 2168 Alamat

Gedung Artha Graha Lt. 5 Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Direktur Andy Kasih Komisaris Kiki Syahnakri

21.PT. Bank OCBC NISP, Tbk.

Kode NISP

Berdiri Tahun 1941 No. telp (021) 25533888 Alamat

OCBC NISP Tower Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25 Jakarta 12940

Direktur Parwati Surjaudaja Komisaris Karmaka Surjaudaja


(63)

Lanjutan Tabel IV. 2

Daftar Bank yang Menjadi Sampel

22.PT PAN Indonesia, Tbk.

Kode PNBN

Berdiri 17 Agustus 1971

No. telp Telp (021) 2700545 Alamat

Gedung Panin Center Jl. Jend Sudirman Kav. 1 Senayan Jakarta 10270

Direktur Roestlan Sjamsudin Komisaris Johny N. Wiraatmadja


(64)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Data

Penelitian ini meneliti tentang tingkat kesehatan bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dan 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang ada pada laporan tahunan bank dan laporan keuangan bank yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan di Bursa Efek Indonesia.

Data-data yang digunakan untuk penelitian ini terdapat pada laporan tahunan yang digunakan untuk perhitungan rasio NPL, LAR, LDR, ROA, NIM, CAR. Laporan keuangan khususnya laporan berupa catatan atas laporan keuangan digunakan untuk perhitungan rasio interest rate risk (IRR) dan kesenjangan dana (GAP), dan laporan self assessment digunakan untuk mengetahui peringkat untuk faktor Good Corporate Governance.

B. Analisis Data

Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan menggunakan metode

Risk-Based Bank Rating (RBBR), yaitu : profil risiko, Good Corporate

Governance, Rentabilitas (Earning), dan Permodalan (Capital). Penilaian

tingkat kesehatan bank ini berdasarkan pada surat edaran Bank Indonesia No.13/24/DPDN/2011 atau Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011.


(65)

Berikut adalah langkah-langkah perhitungan rasio dan peringkat kesehatan bank dalam melakukan analisis data yang disajikan dalam bentuk tabel-tabel :

1. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini, berupa total aset, total kredit, rate sensitive asset (RSA) dan rate sensitive liabilities (RSL). Data ini digunakan untuk perhitungan rasio-rasio di bawah ini untuk tahun 2012 dan 2013.

2. Risiko Kredit

Berikut ini adalah hasil perhitungan risiko kredit dengan menggunakan rasio net performing loan (NPL). Rasio ini dihitung dengan cara membagi kredit bermasalah dengan total kredit. Berikut adalah hasil dari pembagian rasio NPL pada tahun 2012 dan 2013.


(66)

Tabel V. 1

Hasil Perhitungan Rasio Net Performing Loan (NPL) Tahun 2012 dan 2013

No Kode

Bank

2012 2013

NPL

(%) Predikat

NPL

(%) Predikat

1 AGRO 3,68 Sehat 2,27 Sehat

2 BACA 2,11 Sehat 0,37 Sangat Sehat

3 BAEK 0,28 Sangat Sehat 0,92 Sangat Sehat 4 BBCA 0,38 Sangat Sehat 0,44 Sangat Sehat

5 BBKP 2,66 Sehat 2,26 Sehat

6 BBMD 2,28 Sehat 2,16 Sehat

7 BBNP 0,97 Sangat Sehat 0,92 Sangat Sehat 8 BBRI 1,78 Sangat Sehat 1,55 Sangat Sehat

9 BBTN 4,05 Sehat 4,05 Sehat

10 BDMN 2,30 Sehat 1,90 Sangat Sehat

11 BEKS 4,81 Sehat 3,39 Sehat

12 BKSW 0,73 Sangat Sehat 0,23 Sangat Sehat 13 BMRI 1,74 Sangat Sehat 1,60 Sangat Sehat 14 BNBA 0,21 Sangat Sehat 0,63 Sangat Sehat

15 BNGA 2,29 Sehat 2,23 Sehat

16 BNII 1,70 Sangat Sehat 2,11 Sehat

17 BNLI 1,37 Sangat Sehat 1,04 Sangat Sehat

18 BSIM 3,18 Sehat 2,50 Sehat

19 BTPN 0,60 Sangat Sehat 0,70 Sangat Sehat 20 INPC 0,85 Sangat Sehat 1,96 Sangat Sehat 21 NISP 0,91 Sangat Sehat 0,73 Sangat Sehat

22 PNBN 1,69 Sangat Sehat 2,13 Sehat

Jumlah 40,57

Sangat Sehat 33,96 Sangat Sehat

Rata-Rata 1,84 1,54


(67)

3. Risiko Pasar

Risiko pasar terdiri dari risiko suku bunga dan risiko nilai tukar, dalam analisa data berikut ini disajikan risiko suku bunga. Risiko suku bunga dihitung menggunakan rasio risiko tingkat suku bunga/interest rate risk (IRR) dan rasio kesenjangan relatif.

a. Rasio Interest Rate Risk (IRR)

Rasio IRR dihitung dengan membagi rate sensitive asset (RSA)dengan rate sensitive liabilities(RSL). Bank yang memiliki rasio >100% berarti bank tersebut mampu mengelola tingkat suku bunga, sedangkan rasio <100 berarti bank tidak atau kurang mampu mengelola tingkat suku bunga. Berikut adalah hasil perhitungan tahun 2012.


(68)

Tabel V. 2

Hasil Perhitungan Rasio IRR (Interest Rate Risk) Tahun 2012

(dalam jutaan)

No Kode

Bank

2012

RSA (Rp) RSL (Rp) IRR Rasio IRR

(1) (2) (1:2)(%)

1 AGRO 4.091.594 3.610.587 113 >100% 2 BACA 5.472.253 4.974.110 110 >100% 3 BAEK 24.149.930 21.895.991 110 >100% 4 BBCA 415.906.809 381.093.884 109 >100% 5 BBKP 60.859.237 56.570.681 108 >100% 6 BBMD 7.237.541 5.509.667 131 >100% 7 BBNP 8.721.362 7.665.861 114 >100% 8 BBRI 555.892.026 476.427.536 117 >100% 9 BBTN 109.776.289 100.350.009 109 >100% 10 BDMN 150.500.413 130.987.456 115 >100% 11 BEKS 7.005.758 6.787.743 103 >100% 12 BKSW 4.004.230 3.669.440 109 >100% 13 BMRI 619.606.656 490.892.802 126 >100% 14 BNBA 2.987.460 2.975.772 100 >100% 15 BNGA 192.130.399 183.899.524 104 >100% 16 BNII 94.673.250 96.444.690 98 <100% 17 BNLI 112.215.143 115.826.508 97 <100% 18 BSIM 6.413.800 7.339.688 87 <100% 19 BTPN 57.250.227 50.485.981 113 >100% 20 INPC 17.781.510 18.169.520 98 <100% 21 NISP 77.574.940 69.758.232 111 >100% 22 PNBN 131.063.697 117.979.489 111 >100%

Jumlah 2393 >100

Rata-Rata 108,77

Sumber: data sekunder yang diolah

Bank yang memiliki rasio >100% berarti bank tersebut mampu mengelola tingkat suku bunga, sedangkan rasio <100 berarti bank


(69)

tidak atau kurang mampu mengelola tingkat suku bunga. Berikut adalah hasil perhitungan rasio IRR untuk tahun 2013.

Tabel V. 3

Hasil Perhitungan Rasio IRR (Interest Rate Risk) Tahun 2013

(dalam jutaan)

No Kode

Bank

2013

RSA (Rp) RSL (Rp) IRR

Rasio

IRR

(1) (2) (1:2)(%)

1 AGRO 5.154.537 4.235.740 122 >100%

2 BACA 6.920.289 6.193.764 112 >100%

3 BAEK 27.096.652 24.676.539 110 >100% 4 BBCA 461.592.141 420.960.043 110 >100% 5 BBKP 62.846.583 58.283.274 108 >100%

6 BBMD 8.163.616 6.333.502 129 >100%

7 BBNP 7.289.036 6.649.618 110 >100%

8 BBRI 629.378.343 538.248.115 117 >100% 9 BBTN 129.219.178 118.379.958 109 >100% 10 BDMN 168.308.010 139.806.100 120 >100% 11 BEKS 8.230.721 7.986.685 103 >100% 12 BKSW 6.958.488 6.050.501 115 >100% 13 BMRI 713.100.822 566.762.779 126 >100% 14 BNBA 3.412.406 3.369.619 101 >100% 15 BNGA 196.423.725 182.074.101 108 >100% 16 BNII 115.757.811 117.067.699 99 <100% 17 BNLI 144.920.613 149.282.047 97 <100%

18 BSIM 6.460.944 9.116.608 71 <100%

19 BTPN 67.500.820 58.880.421 115 >100% 20 INPC 18.365.706 18.122.950 101 >100% 21 NISP 96.034.076 83.201.235 115 >100% 22 PNBN 143.731.758 134.068.950 107 >100%

Jumlah 2405

>100%

Rata-Rata 109,32


(70)

b. Rasio Kesenjangan Relatif

Rasio kesenjangan Relatif dihitung dengan membagi kesenjangan dana dengan total aktiva. Kesejangan dana dihitung dari hasil pengurangan RSA (rate sensitive asset) dan RSL (rate

sensitive liabilities). Berikut adalah hasil perhitungan untuk tahun


(1)

Lampiran 5

Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) tahun 2012

(disajikan dalam miliaran rupiah)

No Kode Bank

2012 Laba Sebelum

Pajak (1) Total Aset (2)

ROA (1:2)

ROA (%) 1 AGRO 30 4,040 0.0075 0.75 2 BACA 62 5,666 0.0110 1.10 3 BAEK 247 25,365 0.0097 0.97 4 BBCA 14,705 442,994 0.0332 3.32 5 BBKP 1,059 65,689 0.0161 1.61 6 BBMD 361 7,369 0.0490 4.90 7 BBNP 115 8,212 0.0140 1.40 8 BBRI 23,860 551,336 0.0433 4.33 9 BBTN 1,863 111,748 0.0167 1.67 10 BDMN 4,206 155,791 0.0270 2.70 11 BEKS 68 7,683 0.0089 0.89 12 BKSW -34 4,644 (0.0074) (0.74) 13 BMRI 20 635 0.0323 3.23 14 BNBA 86 3,483 0.0247 2.47 15 BNGA 5,786 197,412 0.0293 2.93 16 BNII 1,696 115,773 0.0146 1.46 17 BNLI 1,888 131,798 0.0143 1.43 18 BSIM 285 15,152 0.0188 1.88 19 BTPN 2,485 59,090 0.0421 4.21 20 INPC 136 20,558 0.0066 0.66 21 NISP 1,222 79,142 0.0154 1.54 22 PNBN 2,366 148,793 0.0159 1.59


(2)

Lampiran 6

Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) tahun 2013

(disajikan dalam miliaran rupiah)

No Kode Bank

2013 Laba Sebelum

Pajak (1) Total Aset (2) ROA (1:2)

ROA (%) 1 AGRO 68 5,124 0.0133 1.33 2 BACA 93 7,139 0.0131 1.31 3 BAEK 325 28,750 0.0113 1.13 4 BBCA 17,628 496,304 0.0355 3.55 5 BBKP 1,194 69,457 0.0172 1.72 6 BBMD 410 7,912 0.0519 5.19 7 BBNP 141 9,985 0.0141 1.41 8 BBRI 27,910 626,182 0.0446 4.46 9 BBTN 2,141 131,169 0.0163 1.63 10 BDMN 3,279 131,169 0.0250 2.50 11 BEKS 102 9,003 0.0113 1.13 12 BKSW 5 11,047 0.0005 0.05 13 BMRI 24,061 733,099 0.0328 3.28 14 BNBA 83 4,045 0.0205 2.05 15 BNGA 5,832 218,866 0.0266 2.66 16 BNII 2,184 140,546 0.0155 1.55 17 BNLI 2,301 165,833 0.0139 1.39 18 BSIM 286 17,447 0.0164 1.64 19 BTPN 2,869 69,664 0.0412 4.12 20 INPC 295 21,188 0.0139 1.39 21 NISP 1,529 97,524 0.0157 1.57 22 PNBN 2,664 164,055 0.0162 1.62


(3)

Lampiran 7

Perhitungan Rasio Net Interest Margin (NIM) tahun 2012

(disajikan dalam miliaran rupiah)

No Kode Bank

2012 Pendapatan Bunga

Bersih (1)

Total Aset Produktif (2)

NIM (1:2)

NIM (%) 1 AGRO 136 4,329 0.0314 3.14 2 BACA 162 4,864 0.0333 3.33 3 BAEK 958 3,612 0.0377 3.77 4 BBCA 19,909 389,093 0.0512 5.12 5 BBKP 5,126 112,412 0.0456 4.56 6 BBMD 507 6,668 0.0760 7.60 7 BBNP 388 8,634 0.0449 4.49 8 BBRI 72,593 499,042 0.1455 14.55 9 BBTN 4,727 90,671 0.0521 5.21 10 BDMN 9,590 94,950 0.1010 10.10 11 BEKS 995 5,980 0.1664 16.64 12 BKSW 172 3,715 0.0463 4.63 13 BMRI 2,757 51,986 0.0530 5.30 14 BNBA 136 1,943 0.0700 7.00 15 BNGA 9,709 228,736 0.0424 4.24 16 BNII 5,314 102,024 0.0521 5.21 17 BNLI 4,690 117,189 0.0400 4.00 18 BSIM 780 12,668 0.0616 6.16 19 BTPN 6,071 46,344 0.1310 13.10 20 INPC 826 19,573 0.0422 4.22 21 NISP 2,566 61,535 0.0417 4.17 22 PNBN 5,474 130,644 0.0419 4.19


(4)

Lampiran 8

Perhitungan Rasio Net Interest Margin (NIM) tahun 2013

(disajikan dalam miliaran rupiah)

No

Kode Bank

2013 Pendapatan Bunga

Bersih (1)

Total Aset

Produktif (2) NIM (1:2)

NIM (%) 1 AGRO 164 5,663 0.0290 2.90 2 BACA 209 5,770 0.0362 3.62 3 BAEK 1,159 32,194 0.0360 3.60 4 BBCA 24,839 435,309 0.0571 5.71 5 BBKP 5,575 145,942 0.0382 3.82 6 BBMD 562 7,083 0.0793 7.93 7 BBNP 431 7,289 0.0591 5.91 8 BBRI 88,049 568,546 0.1549 15.49 9 BBTN 5,653 113,470 0.0498 4.98 10 BDMN 10,103 105,240 0.0960 9.60 11 BEKS 973 7,462 0.1304 13.04 12 BKSW 230 8,156 0.0282 2.82 13 BMRI 62,069 664,085 0.0935 9.35 14 BNBA 157 2,379 0.0660 6.60 15 BNGA 10,121 260,417 0.0389 3.89 16 BNII 5,800 123,935 0.0468 4.68 17 BNLI 5,135 146,970 0.0349 3.49 18 BSIM 826 14,562 0.0567 5.67 19 BTPN 7,048 55,496 0.1270 12.70 20 INPC 998 18,795 0.0531 5.31 21 NISP 3,139 76,375 0.0411 4.11 22 PNBN 5,862 119,633 0.0490 4.90


(5)

Lampiran 9

Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) tahun 2012

(disajikan dalam miliaran rupiah)

No Kode Bank 2012

Modal (1) ATMR (2) CAR (1:2) CAR (%) 1 AGRO 354 2,393 0.1479 14.79 2 BACA 624,532 3,470,212 0.1800 18.00 3 BAEK 2,716 19,111 0.1421 14.21 4 BBCA 43,900 308,378 0.1424 14.24 5 BBKP 5,820 35,621 0.1634 16.34 6 BBMD 1,518 5,626 0.2698 26.98 7 BBNP 721,629 5,927,888 0.1217 12.17 8 BBRI 55,134 325,352 0.1695 16.95 9 BBTN 9,433 53,321 0.1769 17.69 10 BDMN 19,391 105,500 0.1838 18.38 11 BEKS 675 5,761 0.1172 11.72 12 BKSW 854 3,078 0.2775 27.75 13 BMRI 61,948 400,190 0.1548 15.48 14 BNBA 429 2,236 0.1918 19.18 15 BNGA 23,362 154,868 0.1509 15.09 16 BNII 11,643 90,714 0.1283 12.83 17 BNLI 15,848 99,921 0.1586 15.86 18 BSIM 1,790 9,897 0.1809 18.09 19 BTPN 6,869 31,969 0.2149 21.49 20 INPC 2,721 16,430 0.1656 16.56 21 NISP 9,873 59,885 0.1649 16.49 22 PNBN 15,669 106,835 0.1467 14.67


(6)

Lampiran 10

Perhitungan Capital Adequacy Ratio (CAR) tahun 2013

(disajikan dalam miliaran rupiah)

No Kode Bank 2013

Modal (1) ATMR (2) CAR (1:2) CAR (%) 1 AGRO 843 3,904 0.2159 21.59 2 BACA 852,686 4,236,092 0.2013 20.13 3 BAEK 2,943 22,468 0.1310 13.10 4 BBCA 56,211 358,963 0.1566 15.66 5 BBKP 6,574 43,469 0.1512 15.12 6 BBMD 1,811 6,711 0.2699 26.99 7 BBNP 1,132 7,188 0.1575 15.75 8 BBRI 69,472 408,858 0.1699 16.99 9 BBTN 10,353 66,262 0.1562 15.62 10 BDMN 21,588 123,510 0.1748 17.48 11 BEKS 765 7,457 0.1026 10.26 12 BKSW 1,500 8,010 0.1873 18.73 13 BMRI 73,345 491,276 0.1493 14.93 14 BNBA 489,197 2,878,836 0.1699 16.99 15 BNGA 26,878 174,779 0.1538 15.38 16 BNII 14,371 113,014 0.1272 12.72 17 BNLI 18,122 126,918 0.1428 14.28 18 BSIM 2,637 12,089 0.2181 21.81 19 BTPN 8,972 38,861 0.2309 23.09 20 INPC 2,599 16,540 0.1571 15.71 21 NISP 14,276 74,035 0.1928 19.28 22 PNBN 18,756 122,398 0.1532 15.32