2. Virus Tipe B Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B hampir
secara eksklusif hanya menyerang manusia dan lebih jarang dibandingkan dengan influenza A. Hewan lain yang diketahui dapat terinfeksi oleh infeksi influenza B
adalah anjing laut
dan musang
. Jenis influenza ini mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe A dan oleh karenanya keragaman genetiknya lebih sedikit, hanya
terdapat satu serotipe influenza B. Karena tidak terdapat keragaman antigenik
, beberapa tingkat
kekebalan terhadap influenza B biasanya diperoleh pada usia muda. Namun,
mutasi yang terjadi pada virus influenza B cukup untuk membuat kekebalan permanen menjadi tidak mungkin. Perubahan antigen yang lambat, dikombinasikan dengan jumlah
inang yang terbatas tidak memungkinkan perpindahan antigen
antarspesies, membuat pandemi influenza B tidak terjadi.
3. Virus Tipe C Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi manusia,
anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan epidemi lokal. Namun, influenza C lebih jarang terjadi dibandingkan dengan jenis lain dan biasanya
hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak.
D. SIFAT VIRUS INFLUENZA
Virus influenza mempunyai sifat dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 220C dan lebih dari 30 hari pada suhu 00C. Mati pada pemanasan 600C selama 30
menit atau 560C selama 3 jam dan pemanasan 800C selama 1 jam. Virus akan mati dengan deterjen, disinfektan misalnya formalin, cairan yang mengandung iodin dan
alkohol 70.
Struktur antigenik virus influenza meliputi antara lain 3 bagian utama berupa: antigen S atau soluble antigen, hemaglutinin dan neuramidase. Antigen S merupakan
suatu inti partikel virus yang terdiri atas ribonukleoprotein. Antigen ini spesifik untuk masing-masing tipe. Hemaglutinin menonjol keluar dari selubung virus dan memegang
peran pada imunitas terhadap virus. Neuramidase juga menonjol keluar dari selubung virus dan hanya memegang peran yang minim 8 pada imunitas. Selubung inti virus
berlapis matriks protein sebelah dalam dan membran lemak disebelah luarnya.
Salah satu ciri penting dari virus influenza adalah kemampuannya untuk mengubah antigen permukaannya H dan N baik secara cepat atau mendadak maupun
lambat. Peristiwa terjadinya perubahan besar dari struktur antigen permukaan yang terjadi secara singkat disebut antigenic shift.
Bila perubahan antigen permukaan yang terjadi hanya sedikit, disebut antigenic drift. Antigenic shift hanya terjadi pada virus influenza A dan antigenic drift hanya terjadi
pada virus influenza B, sedangkan virus influenza C relatif stabil. Teori yang mendasari
terjadinya antigenic shift adalah adanya penyusunan kembali dari gen-gen pada H dan N diantara human dan avian influenza virus melalui perantara host ketiga. Satu hal yang
perlu diperhatikan bahwa adanya proses antigenic shift akan memungkinkan terbentuknya virus yang lebih ganas, sehingga keadaan ini menyebabkan terjadinya
infeksi sistemik yang berat karena sistem imun host baik seluler maupun humoral belum sempat terbentuk. Sejak dulu diduga kondisi yang memudahkan terjadinya antigenic
shift adalah adanya penduduk yang bermukim didekat daerah peternakan unggas dan babi. Karena babi bersifat rentan terhadap infeksi baik oleh avian maupun human virus
makan hewan tersebut dapat berperan sebagai lahan pencampur mixing vesel untuk penyusunan kembali gen-gen yang berasal dari kedua virus tersebut, sehingga
menyebabkan terbentuknya subtiper virus baru.
E. FASE-FASE PANDEMI INFLUENZA