Peta Ketinggian Hilal informasi hilal jumadits tsaniyah 1432h

3 Berdasarkan persamaan 2 di atas, nilai s adalah -0,0406 o . Berdasarkan persamaan 3 di atas, nilai R adalah 0,6525 o . Berdasarkan persamaan 4 di atas, nilai d adalah 0,2117 o . Setelah hasil-hasil ini diterapkan pada persamaan 1 di atas, diperoleh o o o o o a 5518 , 2117 , 6525 , 0406 , 4566 , 1 − = + + + − = . 6 Dengan demikian, tinggi Hilal di Pelabuhan Ratu dari horison teramati saat Matahari terbenam tanggal 3 Mei 2011 adalah – 0 o 33,11’. Prosedur yang sama dapat dilakukan untuk lokasi lainnya, baik untuk tanggal 3 Mei 2011 maupun 4 Mei 2011.

3. Peta Ketinggian Hilal

Pada Gambar 1 ditampilkan peta ketinggian Hilal di seluruh dunia saat Matahari terbenam di masing-masing lokasi pengamat di permukaan Bumi pada tanggal 3 Mei 2011. Di sini hanya ditampilkan ketinggian Hilal untuk pengamat di antara 60 o LU sampai dengan 60 o LS. Pada Gambar 1 tersebut ditampilkan pula ketinggian Hilal untuk pengamat yang berada di Indonesia. Hal ini lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2 dan 3, masing-masing saat Matahari terbenam tanggal 3 dan 4 Mei 2011. Pada ketiga gambar tersebut, ketinggian Hilal dinyatakan sebagai ketinggian pusat piringan Bulan dari horison dengan ketinggian pengamat dianggap 0 meter dpl dan efek refraksi atmosfer Bumi belum diikutsertakan dalam perhitungan. Gambar 1. Peta ketinggian Hilal tanggal 3 Mei 2011 untuk pengamat antara 60 o LU s.d. 60 o LS. Sebagaimana terlihat pada Gambar 1, ketinggian Hilal 0 o melewati daerah Samudra Pasifik bagian Barat Laut, Asia Tenggara, Samudra Hindia, Afrika bagian Selatan, Samudra Atlantik, Amerika Selatan, dan Samudra Pasifik bagian Tenggara. Secara sederhana, garis ketinggian Hilal 0 o dapat dianggap sebagai garis batas tanggal qomariah. Daerah yang berada di sebelah Barat Laut garis ketinggian Hilal 0 o dimungkinkan untuk memulai awal Jumadits Tsaniyah 1432 H pada tanggal 4 Mei 2011 mengingat Hilal masih berada di atas Horison saat Matahari terbenam tanggal 3 Mei 2011. 4 Adapun daerah di sebelah Tenggara belum akan memulai awal Jumadits Tsaniyah 1432 H pada tanggal 4 Mei 2011. Ini karena saat Matahari terbenam tanggal 3 Mei 2011, Hilal sudah di bawah Horison. Namun demikian, dalam praktiknya penentuan awal Jumadits Tsaniyah 1432 H bergantung kepada kebijakan masing-masing negara. Gambar 2. Peta ketinggian Hilal tanggal 3 Mei 2011 untuk pengamat di Indonesia Pada Gambar 2 terlihat ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 3 Mei 2011 berkisar antara -2,55 o sampai dengan -0,25 o . Ketinggian Hilal yang negatif ini berarti Hilal sudah berada di bawah horison saat Matahari terbenam di suatu lokasi. Adapun ketinggian Hilal saat Matahari terbenam tanggal 4 Mei 2011 adalah antara 7,80 o sampai dengan 11,15 o , sebagaimana terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Peta ketinggian Hilal tanggal 4 Mei 2011 untuk pengamat di Indonesia Setelah efek refraksi standar 1,2 dan semi diameter Bulan diikutsertakan dalam perhitungan, akan diperoleh peta ketinggian Hilal sebagaimana ditampilkan Gambar 4 dan 5. Pada kedua gambar tersebut, ketinggian Hilal dinyatakan sebagai ketinggian titik di piringan Bulan yang jarak sudutnya paling dekat dengan pusat Matahari dari horison teramati dengan elevasi pengamat dianggap 0 meter dpl. 5 Gambar 4. Peta ketinggian Hilal dari horison teramati tanggal 3 Mei 2011 di Indonesia Sebagaimana terlihat pada Gambar 4, ketinggian Hilal dari horison teramati di Indonesia saat Matahari terbenam pada 3 Mei 2011 antara -2,00 o sampai dengan 0,30 o . Dari hasil ini terlihat, di sebagian besar wilayah Indonesia ketinggian Hilal masih negatif. Hanya sebagian kecil saja, yaitu di daerah Sumatera bagian Utara, yang ketinggian Hilalnya lebih dari 0 o . Adapun pada saat Matahari terbenam tanggal 4 Mei 2011, ketinggian Hilal antara 8,48 o sampai dengan 10,99 o , sebagaimana terlihat pada Gambar 5. Gambar 5. Peta ketinggian Hilal dari horison teramati tanggal 4 Mei 2011 di Indonesia

4. Peta Elongasi