are in Indonesian language.
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk. DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Untuk Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
30 Juni 2011 dan 2010 Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA Tbk.
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED
FINANCIAL STATEMENTS continued For The Six Months Period Ended
June 30, 2011 and 2010 Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
13
e. Transaksi dengan Pihak-pihak Hubungan Istimewa
e. Transactions with Related Parties
Entitas induk dan Entitas anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang
mempunyai hubungan istimewa seperti yang dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan PSAK No. 7 tentang “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan
Istimewa”. The Company and Subsidiaries have
transactions with certain related parties as defined in Statement of Financial Accounting
Standards PSAK No. 7, “Related Party Disclosures”.
Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak- pihak hubungan istimewa telah diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
All significant transactions with related parties are disclosed in the notes to the consolidated
financial statements.
f. Persediaan f. Inventories
Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto.
Nilai realisasi neto adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi
dengan estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan penjualan. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Penyisihan penurunan nilai persediaan, apabila ada, ditentukan berdasarkan hasil penelaahan
terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.
Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value. Net realizable value is the
estimated selling price in the ordinary course of business, less the estimated cost of completion
and the estimated costs necessary to make the sale. Cost is determined by the weighted-average
method. Allowance for any decline in the value of inventories, if any, is provided through a review of
the condition of the inventories at the end of the period.
g. Ayam Pembibit Turunan g. Breeding Flocks
Ayam pembibit turunan dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi deplesi dan
ayam afkir. Biaya-biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan diakumulasikan dan
dideplesi sejak dimulainya masa produksi. Deplesi dihitung dengan menggunakan metode
saldo menurun berdasarkan taksiran umur produktif ayam telah menghasilkan sejak awal
masa produksi dengan memperhitungkan nilai sisa. Masa deplesi adalah kurang lebih 42
minggu. Penentuan awal masa produksi didasarkan pada pertimbangan dan
pengalaman manajemen. Ayam pembibit turunan dapat dianggap mulai berproduksi setelah
berumur kurang lebih 24 minggu. Breeding flocks are stated at cost less
accumulated depletion and culled birds. Costs incurred during the growing period are
accumulated and depleted at the start of the production period. Depletion is computed using
the declining balance method based on the estimated productive lives of the producing flocks
from the start of the production period after taking into account their salvage values. The depletion
period is normally 42 weeks. The start of the production period is determined on the basis of
management’s assessment and experience. Breeding flocks can normally start producing after
24 weeks.
h. Biaya Dibayar di Muka h. Prepaid Expenses