PT NUSANTARA INFRASTRUCTURE Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 30 Juni 2011 dan 2010
Serta 31 Desember 2010 Diaudit
Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI lanjutan l.
Biaya Pinjaman
Sesuai dengan PSAK No. 26 Revisi 2008 tentang “Biaya Pinjaman”, biaya-biaya termasuk bunga, amortisasi diskonto atau premium, amortisasi biaya yang terkait dengan perolehan pinjaman dan selisih kurs atas biaya
pinjaman yang terjadi akibat transaksi pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan aset tetap, dikapitalisasi sebagai bagian dari aset dalam penyelesaian selama periode pembangunan.
m. Provisi Imbalan Pasca Kerja
Sesuai dengan PSAK No. 24 Revisi 2004 tentang “Imbalan Kerja”, Perusahaan dan Anak Perusahaan mencadangkan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan berdasarkan dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 132003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan program imbalan pasti ini.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode aktuarial Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10 dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui
dengan garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut telah menjadi hak vested, dan
sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan
biaya jasa lalu yang belum diakui.
n. Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Berdasarkan PSAK No. 38 Revisi 2004, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, pengalihan aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menimbulkan laba
atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun entitas sepengendali dan tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, liabilitas atau instrumen lainnya yang
dipertukarkan. Dalam hal ini aset maupun liabilitas yang pemilikannya dialihkan tersebut dicatat sesuai dengan nilai buku seperti halnya penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan pooling of
interest. Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan dari perusahaan yang
direstrukturisasi untuk periode terjadinya restrukturisasi tersebut dan untuk periode perbandingan yang disajikan, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi tersebut telah terjadi sejak periode paling
awal dari laporan keuangan komparatif yang disajikan. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku sehubungan dengan transaksi restrukturisasi antara
Perusahaan dengan perusahaan lain yang merupakan entitas sepengendali, disajikan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Saldo akun
“Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dapat berubah pada saat adanya transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama; peristiwa kuasi reorganisasi, hilangnya status substansi
sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi serta pelepasan aset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali kepada
pihak ketiga.