Analisis keunggulan komparatif dan kemungkinan pengembangan ekspor terong beku ke Jepang (studi kasus pada PT. Humpuss Trading dan CV. KEM FARMS, Semarang, Jawa Tengah)
ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN
KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN
EKSPOR TERONG BEKU KE JEPANG
(Studi Kasus pada PT. HUMPUSS TRADING dan
CV. KEM FARMS, Semarang, Jawa Tengah)
Oleh :
PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
Jadikanlah Sabar dan Shalat sebagai penolongmu.
Dan yang demikian itu sesungguhnya sangat berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu."(Al Baqarah 45)
"
"Hai orang-orang beriman, hendaklah kamu bertaqwa
kepada ALLAH dan berusahalah dengan tekun dan
gigih dalam menuju jalan ALLAH itu agar kamu
menjadi jaya."(Al Maidah 35)
Sebuah kerja keras
Unfuk Bapak dan Mamah,
Gun-gun, Lia dan Ade' Yuli
RINGKASAN
R.
DlKKY INDRAWAN.
1997.
Analisis Keunggulan Komparatif dan
Kemungkinan Pengembangan Ekspor Terong Beku Ke Jepang; Studi Kasus
pada PT. HUMPUSS TRADING dan CV. KEM FARMS, Semarang, Jawa Tengah
(di bawah bimbingan ISANG GONARSYAH).
Jepang adalah salah satu negara tujuan utarna ekspor kornoditi lndonesia.
Di pasar Jepang, lndonesia dewasa ini rnerupakan negara pernasok kornoditi
pangan terbesar kedelapan setelah Arnerika Serikat, China, Taiwan, Australia,
Thailand, Kanada dan Korea Selatan.
Peluang lndonesia untuk rneningkatkan
pangsanya di pasar ini cukup terbuka, yaitu rnelalui upaya peningkatan mutu dan
rnenarnbah jenis kornoditi potensial yang dapat ditawarkan di pasar Jepang. Salah
satu kornoditi potensial tersebut adalah sayuran beku.
Dewasa ini ekspor sayuran beku lndonesia ke pasar Jepang rnasih
didorninasi oleh kornoditi buncis hijau. Ini ditunjukkan oleh permintaan pasar yang
cukup besar, yaitu pada tahun 1993 volume ekspor ke Jepang adalah 149,s ton
dengan nilai ekspor sebesar 18,3 juta Yen, dan pada tahun 1994 volume ekspornya
rneningkat rnenjadi 441,l ton dengan nilai ekspor 70,8 juta Yen. Sernentara itu,
-,
perkernbangan ekspor sayuran beku di luar buncis hijau, terutarna terong beku
rnenunjukkan kecendentngan yang rneningkat.
Pada tahun 1995, volume ekspor terong beku lndonesia rneningkat sebesar
180 persen dibandingkan pada tahun 1994, yang rnerupakan tahun pertarna
produksi ekspor oleh CV. KEM FARMS yang bekerja sarna dengan PT. HUMPUSS
TRADING, yaitu dari 239.140 kilogram rnenjadi 431.812,7 kilogram terong beku.
Peningkatan ini tampaknya erat kaitannya dengan rasa terong beku Indonesia yang
lebih gurih dan manis, serta cocok dengan selera konsumen Jepang.
Hubungan kerjasama kelembagaan yang dilakukan oleh PT. HUMPUSS
TRADING dan CV. KEM FARMS adalah hubungan kerjasama sewa dan
operasional. Secara keseluruhan kerjasama kedua perusahaan untuk memenuhi
peluang ekspor terong beku di pasar Jepang berlangsung sangat baik, ha1 ini terlihat
dari jumlah permintaan dan ekspor yang semakin meningkat. Ini menunjukkan
sistem kelembagaan pengusahaan ekspor yang dilaksanakan oleh CV. KEM
FARMS dan PT. HUMPUSS TRADING mampu memanfaatkan peluang ekspor
Indonesia tersebut, walaupun belum maksimal.
Kemampuan ekspor terong beku ini dapat dilihat dari hasil analisis yang
menunjukkan bahwa ekspor terong beku memiliki keunggulan komparatif (dertgqn
nilai efisiensi ekonomi sebesar 0,5562) dan secara finansial menguntungkan
(dengan nilai efisiensi finansial sebesar 0,5794).
Walaupun permintaan ekspor cukup tinggi, namun peluang ini belum
dimanfaatkan secara baik oleh para pengusaha lokal.
Padahal apabila dilihat
keuntungan yang dihasilkan cukup besar. Dari hasil analisis terlihat bahwa budidaya
terong dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1.721.333,3 per hektqr.
Sedangkan keuntungan yang didapat oleh pengusaha pengolahan terong beku
adalah Rp 112.233.743 per bulan.
Secara keseluruhan kebijaksanaan pemerintah tampak kurang mendukung
usaha pengembangan ekspor terong beku. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh
kenyataan bahwa produsen terong beku hams membayar biaya input 5,39 persen
lebih tinggi daripada seharusnya.
Belum optirnalnya pemanfaatan peluang pasar ekspor tersebut terutarna
disebabkan oleh rendahnya kualitas (grade) bahan baku terong yang dihasilkan dan
kurangnya transparansi dalam hubungan kerjasama yang terjadi. Oleh karena itu,
untuk dapat meningkatkan produksi dan pengusahaan ekspor perlu perbaikan dalam
pengelolaan dan penyuluhan usahatani serta pernbenahan dalam kelembagaan
hubungan kerjasama kedua perusahaan, misalnya rnelalui bentuk integrasi secara
vertikal.
ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN
KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN
EKSPOR TERONG BEKU KE JEPANG
(Studi Kasus pada PT. HUMPUSS TRADING dan
CV. KEM FARMS, Semarang, Jawa Tengah)
Oleh :
PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
Jadikanlah Sabar dan Shalat sebagai penolongmu.
Dan yang demikian itu sesungguhnya sangat berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu."(Al Baqarah 45)
"
"Hai orang-orang beriman, hendaklah kamu bertaqwa
kepada ALLAH dan berusahalah dengan tekun dan
gigih dalam menuju jalan ALLAH itu agar kamu
menjadi jaya."(Al Maidah 35)
Sebuah kerja keras
Unfuk Bapak dan Mamah,
Gun-gun, Lia dan Ade' Yuli
RINGKASAN
R.
DlKKY INDRAWAN.
1997.
Analisis Keunggulan Komparatif dan
Kemungkinan Pengembangan Ekspor Terong Beku Ke Jepang; Studi Kasus
pada PT. HUMPUSS TRADING dan CV. KEM FARMS, Semarang, Jawa Tengah
(di bawah bimbingan ISANG GONARSYAH).
Jepang adalah salah satu negara tujuan utarna ekspor kornoditi lndonesia.
Di pasar Jepang, lndonesia dewasa ini rnerupakan negara pernasok kornoditi
pangan terbesar kedelapan setelah Arnerika Serikat, China, Taiwan, Australia,
Thailand, Kanada dan Korea Selatan.
Peluang lndonesia untuk rneningkatkan
pangsanya di pasar ini cukup terbuka, yaitu rnelalui upaya peningkatan mutu dan
rnenarnbah jenis kornoditi potensial yang dapat ditawarkan di pasar Jepang. Salah
satu kornoditi potensial tersebut adalah sayuran beku.
Dewasa ini ekspor sayuran beku lndonesia ke pasar Jepang rnasih
didorninasi oleh kornoditi buncis hijau. Ini ditunjukkan oleh permintaan pasar yang
cukup besar, yaitu pada tahun 1993 volume ekspor ke Jepang adalah 149,s ton
dengan nilai ekspor sebesar 18,3 juta Yen, dan pada tahun 1994 volume ekspornya
rneningkat rnenjadi 441,l ton dengan nilai ekspor 70,8 juta Yen. Sernentara itu,
-,
perkernbangan ekspor sayuran beku di luar buncis hijau, terutarna terong beku
rnenunjukkan kecendentngan yang rneningkat.
Pada tahun 1995, volume ekspor terong beku lndonesia rneningkat sebesar
180 persen dibandingkan pada tahun 1994, yang rnerupakan tahun pertarna
produksi ekspor oleh CV. KEM FARMS yang bekerja sarna dengan PT. HUMPUSS
TRADING, yaitu dari 239.140 kilogram rnenjadi 431.812,7 kilogram terong beku.
Peningkatan ini tampaknya erat kaitannya dengan rasa terong beku Indonesia yang
lebih gurih dan manis, serta cocok dengan selera konsumen Jepang.
Hubungan kerjasama kelembagaan yang dilakukan oleh PT. HUMPUSS
TRADING dan CV. KEM FARMS adalah hubungan kerjasama sewa dan
operasional. Secara keseluruhan kerjasama kedua perusahaan untuk memenuhi
peluang ekspor terong beku di pasar Jepang berlangsung sangat baik, ha1 ini terlihat
dari jumlah permintaan dan ekspor yang semakin meningkat. Ini menunjukkan
sistem kelembagaan pengusahaan ekspor yang dilaksanakan oleh CV. KEM
FARMS dan PT. HUMPUSS TRADING mampu memanfaatkan peluang ekspor
Indonesia tersebut, walaupun belum maksimal.
Kemampuan ekspor terong beku ini dapat dilihat dari hasil analisis yang
menunjukkan bahwa ekspor terong beku memiliki keunggulan komparatif (dertgqn
nilai efisiensi ekonomi sebesar 0,5562) dan secara finansial menguntungkan
(dengan nilai efisiensi finansial sebesar 0,5794).
Walaupun permintaan ekspor cukup tinggi, namun peluang ini belum
dimanfaatkan secara baik oleh para pengusaha lokal.
Padahal apabila dilihat
keuntungan yang dihasilkan cukup besar. Dari hasil analisis terlihat bahwa budidaya
terong dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1.721.333,3 per hektqr.
Sedangkan keuntungan yang didapat oleh pengusaha pengolahan terong beku
adalah Rp 112.233.743 per bulan.
Secara keseluruhan kebijaksanaan pemerintah tampak kurang mendukung
usaha pengembangan ekspor terong beku. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh
kenyataan bahwa produsen terong beku hams membayar biaya input 5,39 persen
lebih tinggi daripada seharusnya.
Belum optirnalnya pemanfaatan peluang pasar ekspor tersebut terutarna
disebabkan oleh rendahnya kualitas (grade) bahan baku terong yang dihasilkan dan
kurangnya transparansi dalam hubungan kerjasama yang terjadi. Oleh karena itu,
untuk dapat meningkatkan produksi dan pengusahaan ekspor perlu perbaikan dalam
pengelolaan dan penyuluhan usahatani serta pernbenahan dalam kelembagaan
hubungan kerjasama kedua perusahaan, misalnya rnelalui bentuk integrasi secara
vertikal.
KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN
EKSPOR TERONG BEKU KE JEPANG
(Studi Kasus pada PT. HUMPUSS TRADING dan
CV. KEM FARMS, Semarang, Jawa Tengah)
Oleh :
PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
Jadikanlah Sabar dan Shalat sebagai penolongmu.
Dan yang demikian itu sesungguhnya sangat berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu."(Al Baqarah 45)
"
"Hai orang-orang beriman, hendaklah kamu bertaqwa
kepada ALLAH dan berusahalah dengan tekun dan
gigih dalam menuju jalan ALLAH itu agar kamu
menjadi jaya."(Al Maidah 35)
Sebuah kerja keras
Unfuk Bapak dan Mamah,
Gun-gun, Lia dan Ade' Yuli
RINGKASAN
R.
DlKKY INDRAWAN.
1997.
Analisis Keunggulan Komparatif dan
Kemungkinan Pengembangan Ekspor Terong Beku Ke Jepang; Studi Kasus
pada PT. HUMPUSS TRADING dan CV. KEM FARMS, Semarang, Jawa Tengah
(di bawah bimbingan ISANG GONARSYAH).
Jepang adalah salah satu negara tujuan utarna ekspor kornoditi lndonesia.
Di pasar Jepang, lndonesia dewasa ini rnerupakan negara pernasok kornoditi
pangan terbesar kedelapan setelah Arnerika Serikat, China, Taiwan, Australia,
Thailand, Kanada dan Korea Selatan.
Peluang lndonesia untuk rneningkatkan
pangsanya di pasar ini cukup terbuka, yaitu rnelalui upaya peningkatan mutu dan
rnenarnbah jenis kornoditi potensial yang dapat ditawarkan di pasar Jepang. Salah
satu kornoditi potensial tersebut adalah sayuran beku.
Dewasa ini ekspor sayuran beku lndonesia ke pasar Jepang rnasih
didorninasi oleh kornoditi buncis hijau. Ini ditunjukkan oleh permintaan pasar yang
cukup besar, yaitu pada tahun 1993 volume ekspor ke Jepang adalah 149,s ton
dengan nilai ekspor sebesar 18,3 juta Yen, dan pada tahun 1994 volume ekspornya
rneningkat rnenjadi 441,l ton dengan nilai ekspor 70,8 juta Yen. Sernentara itu,
-,
perkernbangan ekspor sayuran beku di luar buncis hijau, terutarna terong beku
rnenunjukkan kecendentngan yang rneningkat.
Pada tahun 1995, volume ekspor terong beku lndonesia rneningkat sebesar
180 persen dibandingkan pada tahun 1994, yang rnerupakan tahun pertarna
produksi ekspor oleh CV. KEM FARMS yang bekerja sarna dengan PT. HUMPUSS
TRADING, yaitu dari 239.140 kilogram rnenjadi 431.812,7 kilogram terong beku.
Peningkatan ini tampaknya erat kaitannya dengan rasa terong beku Indonesia yang
lebih gurih dan manis, serta cocok dengan selera konsumen Jepang.
Hubungan kerjasama kelembagaan yang dilakukan oleh PT. HUMPUSS
TRADING dan CV. KEM FARMS adalah hubungan kerjasama sewa dan
operasional. Secara keseluruhan kerjasama kedua perusahaan untuk memenuhi
peluang ekspor terong beku di pasar Jepang berlangsung sangat baik, ha1 ini terlihat
dari jumlah permintaan dan ekspor yang semakin meningkat. Ini menunjukkan
sistem kelembagaan pengusahaan ekspor yang dilaksanakan oleh CV. KEM
FARMS dan PT. HUMPUSS TRADING mampu memanfaatkan peluang ekspor
Indonesia tersebut, walaupun belum maksimal.
Kemampuan ekspor terong beku ini dapat dilihat dari hasil analisis yang
menunjukkan bahwa ekspor terong beku memiliki keunggulan komparatif (dertgqn
nilai efisiensi ekonomi sebesar 0,5562) dan secara finansial menguntungkan
(dengan nilai efisiensi finansial sebesar 0,5794).
Walaupun permintaan ekspor cukup tinggi, namun peluang ini belum
dimanfaatkan secara baik oleh para pengusaha lokal.
Padahal apabila dilihat
keuntungan yang dihasilkan cukup besar. Dari hasil analisis terlihat bahwa budidaya
terong dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1.721.333,3 per hektqr.
Sedangkan keuntungan yang didapat oleh pengusaha pengolahan terong beku
adalah Rp 112.233.743 per bulan.
Secara keseluruhan kebijaksanaan pemerintah tampak kurang mendukung
usaha pengembangan ekspor terong beku. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh
kenyataan bahwa produsen terong beku hams membayar biaya input 5,39 persen
lebih tinggi daripada seharusnya.
Belum optirnalnya pemanfaatan peluang pasar ekspor tersebut terutarna
disebabkan oleh rendahnya kualitas (grade) bahan baku terong yang dihasilkan dan
kurangnya transparansi dalam hubungan kerjasama yang terjadi. Oleh karena itu,
untuk dapat meningkatkan produksi dan pengusahaan ekspor perlu perbaikan dalam
pengelolaan dan penyuluhan usahatani serta pernbenahan dalam kelembagaan
hubungan kerjasama kedua perusahaan, misalnya rnelalui bentuk integrasi secara
vertikal.
ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN
KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN
EKSPOR TERONG BEKU KE JEPANG
(Studi Kasus pada PT. HUMPUSS TRADING dan
CV. KEM FARMS, Semarang, Jawa Tengah)
Oleh :
PROGRAM STUD1 EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1997
Jadikanlah Sabar dan Shalat sebagai penolongmu.
Dan yang demikian itu sesungguhnya sangat berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu."(Al Baqarah 45)
"
"Hai orang-orang beriman, hendaklah kamu bertaqwa
kepada ALLAH dan berusahalah dengan tekun dan
gigih dalam menuju jalan ALLAH itu agar kamu
menjadi jaya."(Al Maidah 35)
Sebuah kerja keras
Unfuk Bapak dan Mamah,
Gun-gun, Lia dan Ade' Yuli
RINGKASAN
R.
DlKKY INDRAWAN.
1997.
Analisis Keunggulan Komparatif dan
Kemungkinan Pengembangan Ekspor Terong Beku Ke Jepang; Studi Kasus
pada PT. HUMPUSS TRADING dan CV. KEM FARMS, Semarang, Jawa Tengah
(di bawah bimbingan ISANG GONARSYAH).
Jepang adalah salah satu negara tujuan utarna ekspor kornoditi lndonesia.
Di pasar Jepang, lndonesia dewasa ini rnerupakan negara pernasok kornoditi
pangan terbesar kedelapan setelah Arnerika Serikat, China, Taiwan, Australia,
Thailand, Kanada dan Korea Selatan.
Peluang lndonesia untuk rneningkatkan
pangsanya di pasar ini cukup terbuka, yaitu rnelalui upaya peningkatan mutu dan
rnenarnbah jenis kornoditi potensial yang dapat ditawarkan di pasar Jepang. Salah
satu kornoditi potensial tersebut adalah sayuran beku.
Dewasa ini ekspor sayuran beku lndonesia ke pasar Jepang rnasih
didorninasi oleh kornoditi buncis hijau. Ini ditunjukkan oleh permintaan pasar yang
cukup besar, yaitu pada tahun 1993 volume ekspor ke Jepang adalah 149,s ton
dengan nilai ekspor sebesar 18,3 juta Yen, dan pada tahun 1994 volume ekspornya
rneningkat rnenjadi 441,l ton dengan nilai ekspor 70,8 juta Yen. Sernentara itu,
-,
perkernbangan ekspor sayuran beku di luar buncis hijau, terutarna terong beku
rnenunjukkan kecendentngan yang rneningkat.
Pada tahun 1995, volume ekspor terong beku lndonesia rneningkat sebesar
180 persen dibandingkan pada tahun 1994, yang rnerupakan tahun pertarna
produksi ekspor oleh CV. KEM FARMS yang bekerja sarna dengan PT. HUMPUSS
TRADING, yaitu dari 239.140 kilogram rnenjadi 431.812,7 kilogram terong beku.
Peningkatan ini tampaknya erat kaitannya dengan rasa terong beku Indonesia yang
lebih gurih dan manis, serta cocok dengan selera konsumen Jepang.
Hubungan kerjasama kelembagaan yang dilakukan oleh PT. HUMPUSS
TRADING dan CV. KEM FARMS adalah hubungan kerjasama sewa dan
operasional. Secara keseluruhan kerjasama kedua perusahaan untuk memenuhi
peluang ekspor terong beku di pasar Jepang berlangsung sangat baik, ha1 ini terlihat
dari jumlah permintaan dan ekspor yang semakin meningkat. Ini menunjukkan
sistem kelembagaan pengusahaan ekspor yang dilaksanakan oleh CV. KEM
FARMS dan PT. HUMPUSS TRADING mampu memanfaatkan peluang ekspor
Indonesia tersebut, walaupun belum maksimal.
Kemampuan ekspor terong beku ini dapat dilihat dari hasil analisis yang
menunjukkan bahwa ekspor terong beku memiliki keunggulan komparatif (dertgqn
nilai efisiensi ekonomi sebesar 0,5562) dan secara finansial menguntungkan
(dengan nilai efisiensi finansial sebesar 0,5794).
Walaupun permintaan ekspor cukup tinggi, namun peluang ini belum
dimanfaatkan secara baik oleh para pengusaha lokal.
Padahal apabila dilihat
keuntungan yang dihasilkan cukup besar. Dari hasil analisis terlihat bahwa budidaya
terong dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1.721.333,3 per hektqr.
Sedangkan keuntungan yang didapat oleh pengusaha pengolahan terong beku
adalah Rp 112.233.743 per bulan.
Secara keseluruhan kebijaksanaan pemerintah tampak kurang mendukung
usaha pengembangan ekspor terong beku. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh
kenyataan bahwa produsen terong beku hams membayar biaya input 5,39 persen
lebih tinggi daripada seharusnya.
Belum optirnalnya pemanfaatan peluang pasar ekspor tersebut terutarna
disebabkan oleh rendahnya kualitas (grade) bahan baku terong yang dihasilkan dan
kurangnya transparansi dalam hubungan kerjasama yang terjadi. Oleh karena itu,
untuk dapat meningkatkan produksi dan pengusahaan ekspor perlu perbaikan dalam
pengelolaan dan penyuluhan usahatani serta pernbenahan dalam kelembagaan
hubungan kerjasama kedua perusahaan, misalnya rnelalui bentuk integrasi secara
vertikal.