Konsep Agropolitan Agrowisata Agropolitan

pengolahan hasil, sebagai upaya untuk mendapatkan nilai tambah atas produk hasil pertanian off farm ; dan pemasaran hasil, sebagai upaya menunjang pemasaran hasil yang dapat memperpendek mata rantai tata niaga hasil pertanian, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan nilai tawar hasi produksi pertanian.

2.2.1 Konsep Agropolitan

Nasution 1998 dalam Iqbal dan Iwan, 2009, mendeskripsikan karakteristik agropolitan atas lima kriteria, yaitu : a. Agropolitan meliputi kota – kota berukuran kecil samapai sedang berpenduduk paling banyak 600 ribu jiwa dengan luas wilayah maksimum 30 ribu hektar b. Agropolitan memiliki wilayah belakangpedesaan hinterland penghasil komoditas unggulan atau utama dan beberapa komoditas penunjang yang selanjutnya dikembangkan berdasarkan konsep pewilayahan komoditas c. Agropolitan mempunyai wilayah inti perkotaan tempat dibangunnya sentra industri pengolahan komoditas yang dihasilkan wilayah perdesaan yang pengembangannya disesuaikan dengan kondisi alamiah produksi komoditas unggulan d. Agropolitan memiliki pusat pertumbuhan yang harus dapat memperoleh manfaat ekonomi internal bagi perusahaan serta sekaligus memberikan manfaat eksternal bagi pengembangan agroindustri secara keseluruhan e. Agropolitan mendorong wilayah perdesaan untuk membentuk satuan-satuan usaha secara optimal melalui kebijakan system insentif ekonomi yang rasional. Karakteristik utama dari konsep agropolitan yaitu meliputi pengembangan terpadu dengan melibatkan suatu sistem pendukung lengkap baik fisik maupun kelembagaan dan penggunaan sumber daya lokal yang optimal, serta mengintegrasikan kegiatan pertanian dan non pertanian terutama kegiatan berbasis sumber daya dan pengembangan pusat-pusat pelayanan lokal sebagai bagian umum kegiatan baik secara regional maupun pengembangan pusat-pusat perkotaan Buang et al, 2011.

2.2.2 Agrowisata

Menurut undang – undang nomor 9 tahun 1999 tentang Kepariwisataan, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Agrowisata, secara umum didefinisikan sebagai konsep yang mengandung suatu kegiatan perjalanan atau wisata yang dipadukan dengan aspek – aspek kegiatan pertanian. Agrowisata bila ditinjau dari aspek substansinya lebih dititikberatkan pada upaya menampilkan kegiatan pertanian dan suasana pedesaan sebagai daya tarik utama wisatanya serta dengan tidak mengabaikan sisi kenyamanan. Pengertian ini mengacu pada ciri kegiatan wisata yang rekreatif, ditambah lagi dengan unsur pendidikan dalam kemasan paket wisatanya dan unsur sosial ekonomi Chamdani, 2008.

2.3 Analisis Keberlanjutan