Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian 3.2.1 Partisipan Penelitian
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang sering digunakan adalah
purposive sampling
dan
snowball sampling
Sugiyono, 2013, hlm. 300. Berdasarkan uraian diatas, maka partisipan yang akan diteliti ditentukan
langsung oleh peneliti. Adapun yang menjadi partisipan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang terkait dalam pembelajaran PPKn. Pihak-pihak tersebut
yaitu guru mata pelajaran PPKn serta 64 peserta didik.
3.2.2 Tempat Penelitian
Adapun yang dijadikan tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Pekanbaru yang beralamat di Jalan Sultan Syarif Qasim No. 157 Pekanbaru.
Status Sekolah Negeri dengan NPSN 10403964. SMP Negeri 1 Pekanbaru dipilih sebagai tempat penelitian karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Riau sebagai sekolah percobaan yang menerapkan Kurikulum 2013 sejak bulan Juli 2013.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber. Dalam penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.
3.3.1 Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra
lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit Bungin, 2011, hlm. 118. Menurut Suharsaputra 2012, hlm. 209 observasi berarti memperhatikan
dengan penuh perhatian seseorang atau sesuatu, memperhatikan dengan penuh perhatian berarti mengamati tentang apa yang terjadi.
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
3.3.2 Wawancara
Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
guide
wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam keidupan sosial yang relatif lama Bungin, 2011, hlm.
111 . Menurut Nasution 2003, hlm. 113 wawancara atau interview adalah
suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.
Bersandar pada klasifikasi Moleong 2013, hlm. 187 bahwa pertanyaan- pertanyaan yang diajukan dalan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pertama,
wawancara pembicaraan informal. Pada wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada wawancara itu sendiri, jadi
bergantung pada spontanitasnya dalam mengajukan pertanyaan kepada terwawancara.
Kedua,
pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar
pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara berurutan.
Ketiga.
Wawancara baku terbuka. Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-
katanya, dan cara penyajiannya pun sama untuk setiap responden.
3.3.3 Dokumentasi