T PKN 1302203 Chapter4

(1)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN 4.1 TEMUAN

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMP Negeri 1 Pekanbaru merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang ada di Provinsi Riau, Indonesia. Sama dengan SMP pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMPN 1 Pekanbaru ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas VII sampai Kelas IX. Sekolah ini berlamat di Jalan Sultan Syarif Kasim No. 157 Kecamatan Limapuluh Kota Pekanbaru. SMP Negeri 1 Pekanbaru ini merupakan sekolah unggul yang dipilih sebagai sekolah percontohan (Piloting) dalam penerapan Kurikulum 2013 sejak bulan Juli 2013.

SMP Negeri 1 Pekanbaru memiliki berbagai program, yaitu kegiatan Mengaji Pagi yang dilaksanakan pada setiap hari Senin sampai Kamis, kegiatan IMTAQ yang dilaksanakan pada setiap hari Jumat. Selanjutnya, Sebagai sekolah yang unggul di Pekanbaru, SMPN 1 Pekanbaru memiliki banyak ekstrakurikuler yang menunjang siswa di sekolah sesuai dengan bakat dan minat mereka. Di SMPN 1 Pekanbaru terdapat beberapa ekstrakurikuler, yaitu: pasus, Palang Merah Remaja (PMR), drum band, pramuka, tutsal, basket dan seni. Fasilitas yang dimiliki SMP Negeri 1 Pekanbaru untuk menunjang kegiatan belajar mengajar antara lain: Kelas, Perpustakaan, Laboratorium Biologi, Laboratorium Fisika, Laboratorium Komputer, Ruang baca, Bimbingan Konseling, Unit Kesehatan Sekolah (UKS), Koperasi, Kantin, Lapangan Upacara dan Lapangan Olahraga (Basket ball, Lempar lembing, Bola kaki, Tkraw, Pimpong, Volley ball, dan Badminton).


(2)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.2.1. Deskripsi Hasil Temuan

a. Deskripsi Hasil Wawancara

Pada penelitian tesis dengan judul kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran PPKn untuk pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial peseta didik, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil wawancara yang didukung dengan observasi dan dokumentasi, peneliti akan memaparkannya sesuai dengan rumusan masalah penelitian dengan maksud untuk memudahkan dalam proses pembahasan masalah.

Tabel 4.1

Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Perencanaan

Pembelajaran PPKn untuk Pencapaian Kompetensi Sikap Peserta Didik No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

1 Bagaimana memahami karakteristik pesarta didik?

TR Memahami karakteristik peserta didik yakni dengan melakukan komunikasi yang baik dengan peserta didik dan berinteraksi dengan peserta didik dalam setiap aktivitas pendidikan. Proses tersebut apabila dilakukan dengan baik, maka kita sebagai guru akan mengetahui bagaimana karakteristik peserta didik. Setelah mengetahui karakteristik peserta didik itu seperti apa, maka akan lebih memudahkan dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

FRW Untuk memahami karakteristik peserta didik yang berasal dari latar belakang


(3)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

yang berbeda-beda yakni dengan melakukan pendekatan kepada para peserta didik dengan cara harus mengenal baik dimulai dari nama, maupun asal usul keluarganya, singkatnya harus ada interaksi timbal balik antara guru dan peserta didik. Interaksi ini akan membangun kedekatan emosional yang erat, sehingga hubungan antara guru dan peserta didik akan harmonis. Keharmonisan ini akan lebih memudahkan guru memahami karakteristik peserta didik.

2 Bagaimana cara mengidentifikasi potensi peserta didik?

TR Potensi peserta didik dapat dideteksi dari keberbakatan intelektual pada peserta didik. Ada dua cara untuk mengidentifikasi anak berbakat, yaitu dengan menggunakan data objektif (skor tes intelegensi individual, skor tes intelegensi kelompok, skor tes akademik, dll) dan data subjektif (ceklis perilaku, penilaian oleh guru, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dll).

FRW Untuk mengidentifikasi potensi peserta didik dapat dikenali dari ciri-ciri (indikator) bakat peserta didik dan kecenderungan minat peserta didik. 3 Bagaimana cara TR Cara mengidentifikasi bekal ajar peserta


(4)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengidentifikasi

bekal-ajar awal peserta didik?

didik dilakukan dengan cara menanyakan kembali kepada peserta tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

FRW Biasanya saya menanyakan kepada peserta didik tentang materi yang akan dipelajari dengan memberikan gambaran materi yang akan dipelajari. Apabila telah mengetahui bekal ajar tersebut, maka akan lebih mudah dalam melanjutkan materi selanjutnya.

4 Bagaimana cara mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik?

TR Cara mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dapat melalui tes hasil belajar, dengan tes ini akan diketahui sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Peserta didik dikatakan telah mencapai tujuan pengajaran apabila dia telah menguasai sebagian besar materi yang telah diajarkan. Ketentuan penguasaan bahan ditentukan dengan menetapkan patokan. Peserta didik yang belum menguasai bahan pelajaran sesuai patokan yang ditetapkan, maka dikatakan belum menguasai tujuan pengajaran. Peserta didik yang seperti ini diduga mengalami kesulitan belajar dan memerlukan bantuan khusus


(5)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

FRW Kesulitan belajar itu dapat diidentifikasi melaui catatan observasi atau laporan proses belajarnya, misalnya cepat atau lambat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Selanjutnya ketekunan atau persistensi dalam mengikuti pelajaran. Selain itu dapat pula diidentifikasi dengan melihat partisipasi dan kontribu-sinya dalam pemecahan masalah. 5 Bagaimana cara

memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata pelajaran?

TR Teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran itu merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Cara untuk memahami teori dan prinsip pembelajaran ini dikaitkan pula dengan tujuan yang sebenarnya akan dicapai dalam pembelajaran itu sendiri. Dalam hal mencapai kompetensi sikap peserta didik, maka dilakukan dengan cara mengidentifikasi teori serta prinsip pembelajaran yang tepat dalam menanamkan sikap yang baik kepada peserta didik.

FRW Memahami teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran dilakukan dengan cara mengetahui terlebih dahulu tujuan yang diharapkan dalam proses pembelajaran. Teori dan prinsip–prinsip pembelajaran ini sangat bermanfaat


(6)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam proses pembelajaran di kelas antara guru yang langsung berinteraksi dengan peserta didik. Jadi, setelah itu barulah guru menyesuaikan dengan aspek apa yang akan dicapai, yang dalam ini adalah dalam mencapai kompetensi sikap peserta didik.

6 Bagaimana cara menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif?

TR Penerapan berbagai pendekatan, metode serta teknik pembelajaran yang akan dilakukan dengan memperhatikan juga materi yang disampaikan. Misalnya, ada beberapa materi yang dapat diajarkan dengan menggunakan metode simulasi dan ada pula materi yang tidak dapat disampaikan dengan menggunakan metode tersebut. Jadi seorang guru harus dapat memilih metode yang sesuai dengan materi pelajaran. Untuk mencapai kompetensi sikap peserta didik, misalnya sikap gotong royong, tanggung jawab, toleransi, sopan santun dapat ditanamkan dengan menggunakan metode diskusi.

FRW Strategi dan metode pembelajaran yang mendidik dapat dipilih-pilih dan disesuaikan dengan materi yang sedang diajarkan. Selain disesuaikan dengan materi, metode ini juga harus disesuaikan pula dengan kondisi


(7)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

sekolah dan juga sarana dan prasarana yang ada. Metode yang dapat digunakan untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik misalnya dengan menggunakan metode sosiodrama. Metode ini dapat menanamkan sikap percaya diri dalam diri peserta didik. 7 Bagaimana cara

memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum?

TR Memahami prinsip-prinsip dalam pengambangan kurikulum merupakan suatu keharusan bagi seorang guru yang notabene merupakan aktor penting yang bertugas dalam proses belajar mengajar. Caranya yakni dengan mempelajari kurikulum yang telah ada dengan sebaik-baiknya.

FRW Komponen kurikulum dan prinsip-prinsip kurikulum memiliki keterkaitan antara satu dan lainnya. Pengambangan kurikulum dengan sendirinya berkenaan dengan komponen kurikulum dan prinsip kurikulum. Jadi, dalam memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum harus memperhatikan pula komponen kurikulum.

8 Bagaimana cara menentukan tujuan

pembelajaran?

TR Tujuan pembelajaran harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum menyampaikan materi dengan lebih jauh. Cara menentukannya yaitu dengan


(8)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memfokuskan aspek mana yang akan dicapai, misalnya aspek sikap, pengetahuan, ataupun aspek keterampilannya. Setelah mengetahui aspek apa yang akan dicapai, maka dapat dirumuskan tujuan pembelajaran. FRW Seorang guru diharuskan dapat

menyusun tujuan pembelajaran dengan jelas. Tujuan pembelajaran ini sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi peserta didik, karena dengan adanya tujuan pembelajaran dapat menentukan arah dan tujuan yang akan dicapai. Misalnya, salah satunya mencapai kompetensi sikap peserta didik disamping kompetensi pengetahuan dan keterampilan.

9 Bagaimana cara menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran?

TR Dalam menentukan pengalaman belajar yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, maka seorang guru hendaknya mengetahui terlebih dahulu kemampuan peserta didiknya. Apabila tingkat kemampuan peserta didik dirasa masih kurang, maka akan lebih sulit bila hanya disampaikan melalui penjelasan didepan kelas. Peserta didik akan lebih mudah memahami bila diajak langsung, misalnya dalam belajar mengenai materi demokrasi. Pada materi ini peserta didik


(9)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

akan lebih mudah mengingat bila mereka langsung mempraktekkannya sendiri secara sederhana. Dalam hal ini dapat ditanamkan sikap jujur dalam berdemokrasi.

FRW Untuk merumuskan pengalaman belajar agar tercapai tujuan pembelajaran maka seharusnya memperhaikan beberapa hal, salah satunya yaitu dengan mempertimbangkan fasilitas yang ada disekolah. Sebagai seorang guru, harus dapat memanfaatkan fasilitas yang ada disekolah guna menunjang pembelajaran. Khususnya untuk menanamkan sikap spiritual dan sosial kepada peserta didik.

10 Bagaimana cara memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan

pengalaman belajar dan tujuan

pembelajaran?

TR Pemilihan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik yaitu materi pembelajaran yang benar-benar dapat menunjang tercapainya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi pembelajaran tidak boleh menyimpang dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, karena apabila menyimpang maka tujuan pembelajran juga tidak akan tercapai dengan baik. FRW Materi pembelajaran hendaknya harus

relevan dengan pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.


(10)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, pengembangan dalam materi pembelajaran ini juga harus disesuaikan dengan potensi peserta didik serta karakteristiknya.

11 Bagaimana cara menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik?

TR Guru dituntut harus dapat menata materi pembelajaran agar tidak bingung saat ada pertanyaan dari peserta didiknya. Cara menata materi pembelajaran ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada sekarang ini. Misalnya dengan memanfaatkan internet, dengan adanya internet guru dapat mengakses hal-hal penting yang dibutuhkan dalam menunjang materi pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran.

FRW Penataan materi pembelajaran memang harus dipersiapkan secara benar. Selain itu juga, dalam menata materi pembelajaran sebisa mungkin dibuat agar dapat menarik motivasi belajar peserta didik. Apabila peserta didik sudah termotivasi untuk belajar, maka proses pembelajaran juga akan berjalan dengan baik. Serta kompetensi peserta didik juga akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

12 Bagaimana cara mengembangka

TR Cara dalam mengembangkan indikator yakni dengan menganalisis tingkat


(11)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

n indikator dan istrumen

penilaian?

kompetensi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Hal ini dilakukan untuk memenuhi standar minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Indikator penilaian ini dapat berupa tes dan juga non tes. Dan penilaian ini juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi sikap peserta didi, baik itu sikap spiritual maupun sosial.

FRW Indikator dan instrumen penilaian merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan. Dalam merumuskan indikator penilaian kan harus ada batasan-batasan tertentu, sehingga nantinya dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian dalam bentuk soal, lembar pengamatan, dan lain sebagainya. Penilaian ini juga yang dapat digukana untuk menilai kompetesni sikap peserta didik.

13 Bagaimana cara memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik?

TR Sebelum mengembangkan perancangan pembelajaran, harus terlebih dahulu memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran. Apabila sudah mengetahui prinsip-prinsip perancangan pembelajaran tersebut, maka proses didalam kelas dapat berjalan dengan efektif. Jadi, untuk memahami


(12)

prinsip-Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prinsip tersebut harus memperhatikan dan merencanakan apa yang nantinya akan dilakukan oleh seorang guru didalam kelas.

FRW Prinsip-prinsip perancangan pembelajaran dapat dipahami dengan melihat keadaan peserta didik dan juga keadaan sumber-sumber belajar yang tersedia. Disini guru dituntut untuk dapat mengelola pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

14 Bagaimana cara mengembangka n komponen-komponen rancangan pembelajaran?

TR Komponen-komponen rancangan pembelajaran yang terdiri dari tujuan, isi, materi, kegiatan, media dan sumber, serta evaluasi merupakan suatu hal yang saling berhubungan. Namun, hal pertama yang harus diperhatikan adalah tujuan pembelajaran. Apabila tujuan pembelajaran telah tersusun, maka komponen yang lainnya akan mengikuti dan dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran tersebut. Dengan mengembangkan RPP yang berasal dari siabus, maka pencapaian kompetensi sikap peserta didik juga dapat direncanakan.

FRW Pengembangan komponen-komponen perencanaan pembelajaran dapat


(13)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

dilakukan terlebih dahulu dengan menyusun tujuan pembelajaran, karena tujuan pembelajaran ini merupakan hal pertama yang harus dipersiapkan guna mengembangkan komponen-komponen pembelajaran yang lainnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencapai kompetensi sikap peserta didik, baik sikap spiritual maupunn sikap sosial.

15 Bagaimana cara menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan?

TR Proses penyusunan rancangan pembelajaran maka harus memahami beberapa hal, diantaranya adalah RPP itu disusun untuk satu kali pertemuan atau lebih, RPP yang dirancang harus jelas, dan juga harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

FRW Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus disusun dengan selengkap mungkin dan sistematis agar mudah dipahami dan dapat dilaksanakan dengan baik didalam kelas. Setelah itu RPP dikembangkan dan kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Sumber: Data primer diolah tahun 2015

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru PPKn yang berinisaial TR dan FRW, maka dapat diketahui untuk mengidentifikasi karakteristik peserta didik yakni dengan cara pendekatan emosional terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar


(14)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu guna mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa guru PPKn dalam rangka mengidentifikasi karakteristik peserta didik yaitu dengan cara pendekatan secara intensif, kemudian guru mencari tahu tentang latar belakang peserta didik satu per satu. Hal ini dilakukan dikarenakan setiap peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik itu latar belakang sosial, ekomoni, budaya dan lain sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru PPKn yang berinisial TR dan FRW, dapat diketahui rencana pembelajaran dalam rangka pencapaian kompetensi sikap peserta didik adalah dengan cara mengembangkan silabus dan RPP yang sesuai dengan materi pembelajaran, kemudian guru menganalisis materi yang akan dibelajarkan dikelas agar dapat diketahui kompetensi sikap peserta didik yang akan dicapai. Rencana pembelajaran yang dilakukan oleh guru PPKn dalam rangka pencapaian kompetensi sikap peserta didik yakni kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sipak sosial yaitu dengan cara mengintergrasikan kompetensi sikap peserta didik yang akan dicapai tersebut kedalam materi pembelajaran yang dicantumkan dalam silabus dan RPP pembelajaran, hal itu agar dalam proses pembelajaran sesuai dengan apa yang telah dicantumkan dalam silabus dan RPP tersebut. Namun, berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, guru dalam perumusan dan proses penyusunan RPP sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas khususnya yang ada dalam kurikulum 2013 belum dilaksanakan dengan maksimal dan mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dan pelatihan-pelatihan yang diterima oleh guru.

Tabel 4.2

Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Pelaksanaan

Pembelajaran PPKn untuk Pencapaian Kompetensi Sikap Peserta Didik No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara


(15)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

1 Bagaimana cara melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas?

TR Proses pelaksanaan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari apa yang telah dirancang sebelumnya. Pembelajaran yang dilaksanakan adalah untuk

membantu peserta didik

mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik. Proses pembelajaran yang dimulai dari pendahuluan, kegiatan inti serta penutup jangan sampai membuat peserta didik tertekan dan merasa takut dengan aktivitas di kelas. Dan pembelajaran di kelas diharapkan pula dapat dijadikan sebagai penanaman sikap peserta didik untuk pencapaian kompetensi sikap. FRW Dalam melaksanakan pembelajaran

yang mendidik dari awal hingga kegiatan penutup harus disesuaikan dengan isi kurikulum. Selain itu juga, proses pembelajaran sebaiknya dikelola dengan efektif tanpa mendominasi dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Dengan proses yang sedemikian, diharapkan sikap spiritual dan sosial dapat tertanam dengan baik. 2 Bagaimana cara

menggunakan media

pembelajaran

TR Penggunaan media pembelajaran saat kegiatan inti berlangsung yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dapat dilakukan dan disesuaikan dengan


(16)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan sumber

belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik?

kondisi sekolah yang ada. SMP Negeri 1 Pekanbaru ini juga di setiap kelasnya sudah dilengkapi proyektor, sehingga guru dapat dengan mudah saja menggunakan media pembelajaran yang lebih bervariasi. Media yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran diharapkan dapat dijadikan sarana untuk mencapai kompetensi sikap peserta didik.

FRW Media pembelajaran dan sumber belajar yang disampaikan saat proses pembelajaran dipergunakan sesuai dengan media itu sendiri. Selain buku sebagai sumber pembelajaran yang utama, media televisi yang ada di setiap kelas dapat dijadikan penunjang penyampaian materi pembelajaran, khususnya juga dalam upaya pencapaian kompetensi sikap.

3 Bagaimana cara mengambil keputusan transaksional dalam

pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang

TR Pengambilan keputuasan transaksional harus dilakukan dengan secara adil dan bijaksana, karena keputusan ini diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung.

FRW Keputusan transaksional kan diambil dalam situasi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sehingga keputusan yang diambil oleh guru harus tepat


(17)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

berkembang? disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan juga dapat menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. 4 Bagaimana cara

memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi dalam

pembelajaran?

TR Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat membantu sekali dalam proses pembelajaran di kelas, karena dengan teknologi yang canggih dapat menjadikan siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

FRW Teknologi informasi dan komunikasi sangat dibutuhkan oleh seorang guru untuk menunjang dan membantu dalam menyampaikan materi. Sehingga cara pemanfaatannya harus diperhatikan dan disesuaikan dengan keadaan sekolah masing-masing.

5 Bagaimana cara menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk

mendorong peserta didik mencapai

prestasi secara optimal?

TR Kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai prestasi peserta didik dapat dilakukan salah satunya dengan pemanfaatan teknologi yang ada. Misalnya, peserta didik bersama-sama menyaksikan berita di televisi mengenai perkembangan politik di Indonesia saat ini.

FRW Proses pembelajaran di kelas yang dapat mendorong peserta didik untuk mencapai prestasi merupakan kegiatan penting yang harus diperhatikan oleh


(18)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seorang guru. Selain hanya menyampaikan materi dengan metode ceramah, dapat pula disampaikan dengan metode-metode lainnya. kegiatan pembelajaran ini misalnya dengan menggunakan metode sosiodrama atau yang lainnya.

6 Bagaimana cara menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk

mengaktualisasik an potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya?

TR Kegiatan yang dilakukan untuk dapat mengaktualisasikan potensi peserta didik diluar proses pembelajaran, yakni yang berhubungan dengan pelajaran PPKn pada khususnya seperti berlatih manari tarian daerah. Peserta didik sangat senang melakukan hal tersebut disela-sela waktu pada jam istirahat. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk kebaikan peserta didik kedepannya.

FRW Salah satu kegiatan pembelajaran yang disediakan untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik selain proses pembelajaran dikelas juga pada disaat waktu luang yakni dengan memanfaatkan fasilitas yang ada disekolah, seperti memanfaatkan laboratorium komputer untuk mengakses hal-hal penting yang dapat mendukung pembelajaran khususnya pelajaran PPKn sendiri.


(19)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

7 Bagaimana guru memahami berbagai strategi berkomunikasi?

TR Dalam memahami strategi

berkomunikasi dengan peserta didik harus menggunakan bahasa yang jelas dan dapat mudah dimengerti oleh peserta didik. Penggunaan bahasa yang jelas dan lugas dalam berkomunikasi selama proses pembelajaran akan dapat mempermudah peserta didik memahami apa yang disampaikan oleh guru.

FRW Strategi berkomunikasi yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran di kelas merupakan suatu hal yang sangat penting. Dengan strategi yang tepat, peserta didik tidak akan bingung dengan apa yang diucapkan oleh gurunya.

8 Bagaimana guru berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik?

TR Berkomunikasi merupakan hal yang wajib dilakukan oleh seorang guru. Komunikasi adalah salah satu cara untuk mengajarkan kepada peserta didik tentang apa yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Cara penyampaiannya juga harus diperhatikan dengan baik, guru tidak boleh marah-marah secara berlebihan saat di kelas. Penyampaian komunikasi yang baik dan santun dapat dijadikan teladan bagi peserta didik untuk sopan juga dalam bertutur kata.


(20)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

FRW Tata cara berkomuniaksi di kelas harus diperhatikan, karena dengan cara yang benar dan santun dalam menyampaikan materi akan dapat mudah diterima oleh peserta didik dengan senang hati. Sebaliknya, bila cara menyampaikannya salah maka peserta didik menerima pelajaran juga tidak akan maksimal. Guru juga dapat mencontohkan perilaku-perilaku yang baik sebagai panutan peserta didik.

Sumber: Data primer diolah tahun 2015

Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru PPKn yang berinisial TR dan FRW mengenai pelaksanaan pembelajaran PPKn dalam pencapaian kompetensi sikap spiritul dan sikap sosial peserta didik adalah dengan cara mengintegrasikan kompetensi sikap tersebut kedalam proses pembelajaran dikelas, yakni dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pembelajaran.

Pencapaian kompetensi sikap spiritual dalam proses pendahuluan guru yang berinisial TR dan FRW melakukan dengan cara memberikan salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai, hal tersebut bertujuan untuk mengembangkan sikap spiritual dalam diri peserta didiknya. Sedangkan dalam mencapai sikap sosial, menurut TR dengan cara menunjukkan rasa peduli kita terhadap orang lain yakni dengan menanyakan kabar peserta didiknya bila ada yang tidak hadir. Hal serupa juga dilakukan oleh guru PPKn yang berinisial FRW, selain itu FRW juga menanyakan bila ada tugas minggu lalu sebagai bentuk sikap tanggung jawab peserta didik atas apa yang diberikan kepadanya.

Selanjutnya dari hasil wawancara dijelaskan bahwa dalam proses kegiatan inti, guru yang berinisial TR melakukan pengintegrasian sikap spiritual dan sikap sosial kedalam materi pembelajaran. Senada dengan TR, guru yang berinisial FRW juga melakukan hal yang sama yakni dalam proses kegiatan inti


(21)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, sikap spiritual dan sikap sosial dikembangkan dengan cara mengintegrasikan kedalam materi pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara dijelaskan bahwa dalam kegiatan penutup pembelajaran di kelas dilakukan dengan cara pemberian tugas kepada peserta didik. Menurut kedua guru PPKn yang berinisial TR dan FRW dengan memberikan tugas ataupun pekerjaan rumah kepada peserta didik, maka dapat terlihat tanggung jawab peserta didik dengan indikator dikerjakan atau tidaknya tugas tersebut.

Tabel 4.3

Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Penilaian

Pembelajaran PPKn untuk Pencapaian Kompetensi Sikap Peserta Didik No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

1 Bagaimana cara memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu?

TR Prinsip-prinsip penialaian terdiri dari beberapa poin. Salah satu prinsip penilaian dan evaluasi hasil belajar yakni harus objektif. Jadi, seorang guru dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus dilakukan dengan objektif tidak boleh subjektif. Guru tidak boleh mempertimbangkan penilaian peserta didik hanya karena latar belakang, status sosial dan ekonomi ataupun hal lainnya.

FRW Dalam penilaian dan evaluasi terhadap peserta didik harus dilakukan dengan prinsip yaitu adil. Guru dalam memberikan penilaian harus adil, tidak boleh merugikan peseta didik yang lainnya.


(22)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menentukan

aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan

karakteristik mata pelajaran yang diampu?

hasil belajar yang dinilai dan dievaluasi dari peserta didik sebaiknya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Aspek mana yang lebih diutamakan dalam proses pembelajaran, baik itu kognitif, afektif maupum psikomotrnya.

FRW Aspek yang dinilai sesuai dengan karakteristik mata pelajaran harus direncanakan dari awal. Setelah mengetahui aspek apa yang hendak dicapai, maka akan lebih mudah dalam proses pembelajaran. Misalnya, yang akan dicapai adalah aspek afektifnya, maka guru mengarahkan peseta didik melakukan perbuatan yang baik sesaui dengan kaidah-kaidah yang ada.

3 Bagaimana cara menentukan prosedur

penilaian dan evaluasi proses

dan hasil

belajar?

TR Agar penilaian dan evaluasi proses hasil belajar dapat dilaksanakan dengan tepat dalam waktu yang telah ditetapkan dan mengarah pada sasaran, maka penilaian tersebut harus dilakukan dengan cara dan prosedur yang tepat pula. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengetahui terlebih dahulu penilaian apa yang akan dicapai.

FRW Prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar dilakukan dengan memperhatikan langkah demi


(23)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

langkahnya. Cara menentukannya juga melihat aspek apa yang akan dinilai, sehingga tujuan dan cara penialaian yang digunakan dapat sesuai dan tepat. 4 Bagaimana cara

mengembang-kan instrumen penilaian dan evaluasi proses

dan hasil

belajar?

TR Bentuk instrumen penilaian yang dipilih harus sesuai dengan teknik penilaiannya. Setelah teknik penilaiannya sudah ditentukan dengan tepat, maka selanjutnya dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian. Dari situlah selanjutnya didapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

FRW Dalam mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses hasil belajar, harus diperhatikan juga kondisi kelas, relevan dengan proses pembelajaran baik itu dari segi materi dan kegiatan pembelajarannya.

5 Bagaimana cara mengadministra-sikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambung an dengan mengunakan berbagai instrumen?

TR Administrasi penilaian proses hasil belajar biasanya dilakukan dalam bentuk buku nilai. Buku nilai berisi kumpulan nilai yang terdiri dari berbagai instrunen penilaian.

FRW Proses dan hasil belajar diadministrasikan dalam bentuk laporan secara berkesinambungan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar hasil belajar peserta didik dapat dipantau dan


(24)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

koreksi. Hal ini merupakan sarana untuk komunikasi antara peserta didik, pihak sekolah khususnya guru dan juga orang tua wali.

6 Bagaimana cara menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan?

TR Analisis hasil penilaian bagi peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari batas nilai minimal ketuntasan belajar akan diberi remedial, sedang bagi anak yang nilainya telah mencapai batas ketuntasan akan diberikan pengayaan.

FRW Analisis untuk ulangan akhir semester, ulangan harian dan tengah semester untuk menentukan nilai di rapor semester satu. Sedangkan analisis ulangan kenaikan kelas, nilai ulangan harian, dan tengah semester dipergunakan untuk menentukan nilai rapor semester dua dan kenaikan kelas. Selain itu analisis dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar.

7 Bagaimana cara melakukan evaluasi proses

dan hasil

belajar?

TR Untuk melakukan evaluasi hasil belajar, cara yang digunakan yakni dengan cara tes lisan misalnya, dalam tes lisan ini juga harus diperhatikan cara bagaimana guru dapat menciptakan suasana yang tidak tegang dan menakutkan peserta didik.


(25)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

lisan juga dapat dengan tes tertulis. Dalam hal ini guru harus memperhatikan ruangan dan tempat tes. Hal ini dilakukan agar tes tertulis yang dilakukan berjalan dengan tertib, sehinggan nantinya akan didapatkan hasil evaluasi yang maksimal.

8 Bagaimana cara menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar?

TR Hasil penilaian dan evaluasi yang telah dilakukan dijadikan pedoman bagi guru untuk mengetahui peserta didik sudah tuntas atau belum dalam pembelajaran PPKn khususnya.

FRW Informasi yang diperoleh dari hasil penilaian dan evaluasi hasil belajar digunakan untuk mengidentifikasi hasil ketuntasan belajar peserta didik dan agar selanjutnya dapat dilakukan perbaikan bila masih belum tuntas. 9 Bagaimana cara

menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program

remedial dan pengayaan?

TR Setiap peserta didik kan memiliki ketuntasan belajar yang berbeda-beda, bagi peserta didik yang masih kurang maka dilakukan remedial. Sedangkan peserta didik yang sudah cukup maka dilakukan pengayaan agar lebih maksimal lagi.

FRW Setelah hasil penilaian dan evaluasi peserta didik sudah diketahui, maka dapat diketahui peserta didik harus dilakukan remedial atau pengayaan.


(26)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10 Bagaimana cara

mengkomunika-sikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan?

TR Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi peserta didik dilakukan dengan cara membuat laporan penilaiannya terlebih dahulu dan kemudian disampaikan kepada pemangku kepentingan, baik itu guru, pihak sekolah maupun orang tua peserta didik. FRW Dilakukan dengan cara membuat laporan hasil dan evaluasi secara berkesinambungan, hal tersebut agar mempermudah dalam mengontrol hasil belajar oleh pihak-pihak yang berkepentingan guna mencapai hasil yang maksimal.

11 Bagaimana cara memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi

pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran?

TR Kualitas pembelajaran akan dapat diketahui dari hasil penilaian dan juga yang diperoleh dari evaluasi pembelajaran. Jadi, caranya yakni dengan mempelajari kekurangan dan kelebihan dari peserta didik yang nantinya dapat ditentukan perlakuan untuk peserta didik.

FRW Seorang guru harus jeli atas keberhasilan yang diperoleh oleh peserta didik. Setelah guru mendapatkan hasil dari pembelajaran peserta didik, maka guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperbaiki hal-hal yang


(27)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

belum dilakukan secara maksimal. 12 Bagaimana cara

melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan?

TR Refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran dimulai dari analisis tingkat keberhasilan proses dan hasil belajar peserta didik, evaluasi diri terhadap proses belajar yang telah kita lakukan, identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan bersama-sama pihak terkait, merancang upaya optimalisasi proses dan hasil belajar.

FRW Kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilaksanakan sebab akan mengontrol tindakan guru, guru dapat melihat apa yang masih perlu diperbaiki, ditingkatkan atau dipertahankan.

13 Bagaimana guru memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan

pengembangan pembelajaran?

TR Memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran harus dilakukan dengan teliti. Jadi, untuk yang masih dirasa kurang perlu dilakukan perbaikan. Sedangkan yang yang sudah baik, maka harus dipertahankan.

FRW Hasil refleksi yang telah dilakukan oleh guru dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang telah dilakukan selama pembelajaran. Untuk aspek-aspek yang


(28)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sudah maksimal, maka sebaiknya dipertahankan.

14 Bagaimana guru melakukan penelitian

tindakan kelas untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran?

TR Penelitian tindakan kelas pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas, dapat dilakukan secara perorangan ataupun melalui kolaborasi dengan teman sejawat. FRW Dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran salah satunya dapat dilakukan dengan Penelitian Tindakan Kelas. Hal ini dapat dilakukan dengan oleh guru itu sendiri atau bergabung dengan guru yang lainnya.

Sumber: Data primer diolah tahun 2015

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru PPKn yang berinisial TR dan FRW dalam tahap penilaian untuk mencapai kompetensi sikap spiritual dan sosial peserta didik dilakukan dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan. Selain itu, penilaian yang telah dilakukan harus dapat diadministrasikan dan dianalisis untuk keperluan perbaikan pembelajaran selanjutnya.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai penilaian pembelajaran PPKn dalam rangka pencapaian kompetensi sikap peserta didik dapat disimpulkan bahwa guru PPKn mencapai kompetensi sikap peserta didik dengan cara melakukan penilaian secara berkesinambungan. Hal ini disebabkan, kompetensi sikap tidak hanya dapat dilakukan sekali saja, tetapi memerlukan waktu yang berkelanjutan. Evaluasi pembelajaran PPKn khususnya dalam penilaian kompetensi sikap peserta didik apabila tidak dilakukan secara berkalanjutan dikhawatirkan akan didapat hasil penilaian yang tidak objektif. Hal ini dikarenakan perubahan sikap dapat terjadi dari waktu ke waktu. Bentuk penilaian yang sering dilakukan oleh guru PPKn di SMP Negeri 1 Pekanbaru yakni berupa


(29)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi, sedangkan penilaian diri dan penilaian antar peserta didik serta jurnal belum dilakukan dengan cara berkesinambungan.

Tabel 4.4

Kendala Dan Upaya Yang Dilakukan Guru PPKn Dalam Mencapai Kompetensi Sikap Peserta Didik

No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara 1 Apakah kendala

yang dihadapi

guru PPkn

dalam upaya pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial peserta didik?

TR Kompetensi sikap spiritual dan sosial kan pada dasarnya tidak memiliki materi pokok yang diberikan dalam pembelajaran. Hal inilah yang menjadi kesulitan dalam menanamkan kompetensi sikap, baik itu sikap spiritual maupun kompetensi sikap sosial kepada peserta didik. Sehingga dalam mengajarkan kepada peserta didik dibutuhkan kreatifitas yang tinggi dari guru.

FRW Kendala yang dihadapi dalam mencapai kompetensi sikap spiritual dan sosial yakni pengaruh yang datang dari luar. Hal ini seperti banyaknya fenomena-fenomena tidak baik yang berkembang dimasyarakat luas. Contohnya saja banyaknya tindak kekerasan dan perilaku negatif lainnya.

2 Kendala apa saja yang paling sulit dihadapi dalam upaya

pencapaian

TR Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, kendala yang sulit dihadapi dalam mencapai kompetensi sikap peserta didik ini adalah karena tidak adanya materi pokok dalam buku


(30)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kompetensi

sikap spiritual dan sosial peserta didik?

mengenai materi tentang kompetensi sikap ini. Jadi sangat sulit untuk menanamkan sikap spiritual dan sosial kepada peserta didik bila guru tidak kreatif dan bisa menyelipkan penanaman sikap dalam materi yang memang telah ditetapkan dalam silabus maupun buku teks.

FRW Kendala yang paling sulit dihadapi dalam mencapai kompetensi sikap peserta didik adalah, pada saat ini apalagi SMP sudah sangat mahir dan pintar dalam menggunakan teknologi yang canggih. Jadi, apapun yang disampaikan gurunya saat kegiatan pembelajaran di kelas akan sulit dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik karena mereka sudah terpengaruh hal-hal dari luar yang sifatnya negatif. 3 Apa dukungan

sekolah terhadap upaya

pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial peserta didik?

TR Dukungan dari pihak sekolah dalam mencapai kompetensi sikap ini terlihat dari berbagai program kegiatan yang ada disekolah, seperti kegiatan mengaji pada setiap pagi pada hari senin sampai hari kamis,selain itu juga kegiatan imtaq pada setiap hari jumat pagi sebelum proses belajar mengajar berlangsung. FRW Pihak sekolah dalam mendukung


(31)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No Pertanyaan Narasumber Hasil Wawancara

tercapainya kompetensi sikap spiritual dan sosial ini salah satunya yakni dengan menyediakan fasilitas yang dapat mendukung berkembangnya kompetensi sikap ini. Seperti adanya musholla yang ada di dalam lingkungan sekolah, khususnya bagi yang beragama islam dapat melaksanakan sholah berjamaah pada saat sholat Dzuhur. Hal ini dapat menanamkan sikap spiritual bagi peserta didik.

4 Bagaimana upaya yang dilakukan guru PPKn dalam menghadapi kendala-kendala untuk

pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial peserta didik?

TR Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan banyak mempelajari mengenai bagaimana cara yang tepat dan baik dalam mengajarkan kepada peserta didik mengenai sikap spiritual dan sosial. Seperti banyak berdiskusi dengan guru-guru lain dan saling bertukar pengalaman dalam proses kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam menanamkan sikap spiritual dan sosial tersebut.

FRW Cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala-kendala tersebut yakni dengan lebih berusaha mendekatkan diri kepada peserta didik dan berusaha pula menjadi guru yang baik dan dapat dijadikan teladan bagi peserta didiknya. Misalnya, guru ingin


(32)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menanamkan sikap disiplin kepada peserta didiknya. Sebelum guru menyuruh peserta didik datang tepat waktu, maka guru terlebih dahulu mencontohkan hal tersebut dengan masuk ke kelas tepat pada saat bel berbunyi.

Sumber: Data primer diolah tahun 2015

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru PPKn yang berinisial TR dan FRW bahwa kendala yang dihadapi dalam pencapaian kompetensi sikap peserta didik, baik sikap spiritual maupun sosial yakni karena dalam mencapai kompetensi sikap ini tidak ada materi khusus yang disampaikan kepada peserta didik. Dalam hal ini, guru dituntut untuk dapat menyampaikan dan mencontohkan sikap tersebut selama proses pembelajaran. Selain itu kendala juga datang dari dampak perkembangan zaman. Upaya yang dilakukan TR dalam mengatasi kendala tersebut yakni dengan banyak belajar dari guru-guru lain dan juga memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya.

a. Deskripsi Hasil Observasi

Dalam menjawab rumusan masalah yang ada, peneliti juga melakukan pengumpulan data melalui teknik observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran PPKn berlangsung. Observasi dilakukan pada 2 kelas, yaitu kelas VII Hang Jebat dan kelas VIII Tuanku Tambusai. Adapun hasil observasi yang ditemukan oleh peneliti akan diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 4.5

Hasil observasi terhadap pembelajaran PPKn di kelas

No Aspek Pengamatan Deskripsi

1 Guru FRW


(33)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 Tempat Pelaksanaan Kelas VII Hang Jebat

4 Materi Pokok/

Kompetensi Dasar

Materi Pokok: Bertoleransi dalam Keberagaman

KD: Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat.

5 Kegiatan pendahuluan Pembelajaran

Guru PPKn sudah melaksanakan kompetensi pedagogik dalam hal memahami karakteristik peserta didik, hal ini terlihat bahwa FRW sebelum memulai pembelajaran mengabsen peserta didik terlebih dahulu untuk lebih mengenal dan menunjukkan bahwa guru perhatian terhadap kehadiran peserta didik. Selain itu juga, FRW membimbing peserta didiknya untuk berdoa terlebih dahulu untuk meningkatkan sikap spiritual peserta didik sebagai wujud ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

6 Kegiatan inti

pembelajaran

Guru PPKn sudah menanamkan sikap spiritual dan sosial sebagai upaya untuk mencapai kompetensi sikap peserta didik. Guru memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan mengaitkan materi yang sedang diajarkan mengenai saling menghargai dan bertoleransi antar sesama manusia. Guru memberikan contoh sikap-sikap bagaimana cara menghargai sesama walaupun berbeda suku, agama dan ras.


(34)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada peserta didik dengan memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah. Hal ini menunjukan bahwa peserta didik diharapkan memiliki sikap disiplin dalam mengumpulkan tugas, bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan sikap sosial yang lainnya.

Sumber: Data primer diolah tahun 2015

Pada pertemuan dikelas dengan materi bertoleransi dalam keberagaman, peneliti melihat bahwa ketika memasuki kelas guru bersikap ramah dan bersahabat kepada peserta didik, guru mengucapkan salam serta menanyakan kabar peserta didik. Selanjutnya, guru mengabsen kehadiran peseta didik dan mencari kabar kepada teman sekelasnya apabila ada peserta didik yang tidak hadir. Hal yang dilakukan oleh guru tersebut mencerminkan dan memberikan teladan kepada peserta didik untuk bersikap toleransi antar sesama. Selanjutnya, kegiatan guru memeriksa kehadiran peserta didik juga secara tidak langsung mengajarkan sikap tanggung jawab guru atas keadaan peserta didik ketika jam pelajarannya. Masih dalam proses kegiatan pendahuluan, guru juga meminta ketua kelas untuk memimpin doa, dalam kegiatan ini diharapkan dapat menanamkan sikap spiritual peserta didik.

Setelah kegiatan pendahuluan, masuk pada kegiatan inti. Pada tahap ini merupakan tahapan dimana guru menyampaikan materi yang sedang dipelajari dengan dimodifikasikan pada berbagai metode, media dan juga sumber belajar. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik agar proses pembelajaran lebih terarah dan mencapai tujuan yang diharapkan. Pada proses kegiatan pembelajaran dengan materi pokok bertoleransi dalam keberagaman, guru menampilkan video mengenai berbagai suku yang ada di Indonesia dengan berbagai perbedaan yang ada. Dalam video tersebut, menayangkan betapa kayanya negara Indonesia dengan terdapatnya banyak suku yang memiliki karakteristik tersendiri. Adanya perbedaan tersebut


(35)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak menjadikan penghalang bagi kita untuk saling menghargai satu sama lain dan dapat saling bertoleransi. Selain bertoleransi juga dapat terlihat saling gotong royong dan sopan santun antar sesama meskipun berbeda suku dan kebudayaan.

Pada kegiatan penutup, terlihat bahwa guru menanamkan kompetensi sikap kepada peserta didik yakni dengan memberikan tugas yang harus dikerjakan dirumah sebagai cara untuk mencapai kompetensi sikap peserta didik diantaranya sikap jujur, tanggung jawab. Selain sikap tanggung jawab dan jujur, dalam kegiatan penutup dengan memberikan tugas, guru juga berupaya untuk mencapai sikap disiplin peserta didik. Sikap disiplin ini terlihat pada saat ketepatan waktu pengumpulan tugas pada pertemuan selanjutnya. Dari hal inilah guru dapat menilai sikap peserta didik yang dilakukan dengan berkesinambungan dan terus menerus secara berkesinambungan.

Tabel 4.6

Hasil observasi terhadap pembelajaran PPKn di kelas

No Aspek Pengamatan Deskripsi

1 Guru TR

2 Waktu Pelaksanaan Senin, 23 Februari 2015 3 Tempat Pelaksanaan Kelas VIII Tuanku Tambusai

4 Materi Pokok/

Kompetensi Dasar

Materi Pokok: Pemuda Penentu Masa Depan Indonesia

KD: Menghargai perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dalam kehidupan di lingkungan sekolah, masyarakat, bangsa,dan Negara

5 Kegiatan pendahuluan Pembelajaran

Guru PPKn sudah melaksanakan kompetensi pedagogik sebagai upaya dalam mencapai kompetensi sikap peserta didik, baik itu sikap spiritual maupun sikap sosial. Hal ini terlihat bahwa TR sebelum memulai pembelajaran


(36)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai wujud bahwa kita merupakan makhluk Allah Swt yang harus selalu berdoa dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Sedangkan dalam upaya mencapaian sikap sosial ditunjukkan dari sikap TR yang mengabsen peserta didik sebagai bentuk sikap peduli (toleransi).

6 Kegiatan inti

pembelajaran

Guru PPKn sudah menanamkan sikap spiritual dan sosial sebagai upaya untuk mencapai kompetensi sikap peserta didik. Guru memberikan materi pelajaran kepada peserta didik dengan mengaitkan materi yang sedang diajarkan mengenai pemuda penentu masa depan Indonesia. Guru memberikan contoh-contoh bagaimana perjuangan pemuda zaman dulu untuk merdaka dari penjajah, hal tersebut menunjukkan bahwa sebagai peserta didik harus bertanggungjawab atas apa yang telah diperjuangkan oleh para pejuang bangsa Indonesia.

7 Kegiatan penutup penbelajaran

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, guru menanamkan sikap sosial kepada peserta didik dengan memberikan tes secara tertulis kepada peserta didik. Adanya tes yang diberikan oleh TR mengharapkan dalam diri peserta didik tertanam sikap jujur dalam mengerjakan tes, sikap sopan santun dalam mengerjakan tugas dengan tidak ribut dan akhirnya dapat mengganggu teman yang


(37)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lainnya.

Sumber: Data primer diolah tahun 2015

Pada pertemuan dikelas dengan materi pemuda penentu masa depan Indonesia, peneliti melihat bahwa ketika memasuki kelas guru bersikap ramah dan bersahabat kepada peserta didik, guru mengucapkan salam serta menanyakan kabar peserta didik. Selanjutnya, guru mengajak peserta didik untuk memeriksa kebersihan ruangan kelas dan sekitarnya. Hal tersebut dilakukan guru agar menanamkan kepada peserta didik agar bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya. Setelah itu, guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai, hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk pencapaian sikap spiritual peserta didik. Hal selanjutnya yang dilakukan guru adalah mengabsen kehadiran peseta didik dan mencari kabar kepada teman sekelasnya apabila ada peserta didik yang tidak hadir. Hal yang dilakukan oleh guru tersebut mencerminkan dan memberikan teladan kepada peserta didik untuk bersikap toleransi antar sesama. Selanjutnya, kegiatan guru memeriksa kehadiran peserta didik juga secara tidak langsung mengajarkan sikap tanggung jawab guru atas keadaan peserta didik ketika jam pelajarannya dan juga sikap toleransi serta kepedulian terhadap sesama.

Selanjutnya, pada kegiatan inti dalam proses pembelajaran di kelas dengan materi tersebut, guru menggunakan metode, media serta sumber pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Hal tersebut dilakukan agar proses pembelajaran dan berlangsung dengan menarik dan dapat menambah motivasi peserta didik untuk belajar. Pada kegiatan inti ini, guru menggunakan metode pembelajaran diskusi. Metode ini dapat mencapai dan menanamkan kepada peserta didik untuk memiliki sikap sopan santun pada saat proses diskusi berlangsung. Selain sikap sopan santun, dalam proses diskusi ini dapat mencapai sikap toleransi, gotong royong, percaya diri dan juga sikap sosial yang lainnya.

Pada kegiatan penutup, guru memberikan tugas secara tertulis yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Tugas yang diberikan guru pada kegiatan penutup ini, selain untuk mengukur kempetensi pengetahuan juga dapat mengetahui kompetensi sikap peserta didik. seperti kejujuran, disiplin dan juga yang lainnya.


(38)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hasil observasi terhadap pembelajaran PPKn di kelas

No Aspek Pengamatan Deskripsi

1 Guru FRW

2 Waktu Pelaksanaan Jumat, 27 Februari 2015 3 Tempat Pelaksanaan Kelas VII Hang Jebat

4 Materi Pokok/

Kompetensi Dasar

Materi Pokok: Bertoleransi dalam Keberagaman

KD: Menghargai sikap toleran terhadap keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender

5 Kegiatan pendahuluan Pembelajaran

Guru PPKn sudah melaksanakan kompetensi pedagogik dalam hal memahami karakteristik peserta didik, hal ini terlihat bahwa FRW sebelum memulai pembelajaran mengabsen peserta didik terlebih dahulu untuk lebih mengenal dan menunjukkan bahwa guru perhatian terhadap kehadiran peserta didik. Selain itu juga, FRW membimbing peserta didiknya untuk berdoa terlebih dahulu untuk meningkatkan sikap spiritual peserta didik sebagai wujud ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

6 Kegiatan inti

pembelajaran

Guru PPKn sudah menanamkan sikap spiritual dan sosial sebagai upaya untuk mencapai kompetensi sikap peserta didik. Guru memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan mengaitkan materi yang sedang diajarkan mengenai saling menghargai dan bertoleransi antar sesama manusia. Guru


(39)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan contoh sikap-sikap bagaimana cara menghargai sesama walaupun berbeda suku, agama dan ras.

7 Kegiatan penutup penbelajaran

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, guru menanamkan sikap sosial kepada peserta didik dengan memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah. Hal ini menunjukan bahwa peserta didik diharapkan memiliki sikap disiplin dalam menumpulkan tugas, bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dan sikap sosial yang lainnya.

Sumber: Data primer diolah tahun 2015

Pada pertemuan dikelas dengan materi bertoleransi dalam keberagaman, peneliti melihat bahwa ketika memasuki kelas guru bersikap ramah dan bersahabat kepada peserta didik, guru masuk kelas dengan mengucapkan salam serta menanyakan kabar peserta didik. Selanjutnya, guru mengajak peserta didik untuk memeriksa kebersihan ruangan kelas sebagai bentuk rasa tanggung jawab dengan lingkungan. Setelah itu, guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai, hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menanamkan sikap spiritual peserta didik agar tetap bersyukur atas rezeki dan nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada kita. Hal selanjutnya yang dilakukan guru adalah mengabsen kehadiran peseta didik dan mencari kabar kepada teman sekelasnya apabila ada peserta didik yang tidak hadir. Hal yang dilakukan oleh guru tersebut mencerminkan dan memberikan teladan kepada peserta didik untuk bersikap toleransi antar sesama. Selanjutnya, kegiatan guru memeriksa kehadiran peserta didik juga secara tidak langsung mengajarkan sikap tanggung jawab guru atas keadaan peserta didik ketika jam pelajarannya dan juga sikap toleransi serta kepedulian terhadap sesama.

Selanjutnya, pada kegiatan inti dalam proses pembelajaran di kelas dengan materi tersebut, guru menggunakan metode, media serta sumber pembelajaran


(40)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Selain itu juga, kegiatan inti ini agar dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Pada kegiatan inti, guru menggunakan media pembelajaran guna mendukung berlangsungnya proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Guru menampilkan tayangan gambar dan video yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang sedang diajarkan, dimana peserta didik diarahkan untuk dapat menemukan hal-hal baru dari tayangan video serta dapat mengambil pelajaran dan mencontoh hal-hal baik yang terdapat dalam tayangan tersebut.

Pada kegiatan penutup, guru memberikan tugas secara tertulis yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Tugas yang diberikan guru pada kegiatan penutup ini, selain untuk mengukur kempetensi pengetahuan juga dapat mengetahui kompetensi sikap peserta didik. seperti kejujuran, disiplin dan juga yang lainnya. Dalam kegiatan penutup ini, guru juga mengajak peserta didik untuk menyimpulkan bersama-sama materi pembelajaran yang telah berlangsung. Selain itu, guru juga mengingatkan secara langsung kepada peserta didik untuk mengambil nilai-nilai positif yang harus dicontoh dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel 4.8

Hasil observasi terhadap pembelajaran PPKn di kelas

No Aspek Pengamatan Deskripsi

1 Guru TR

2 Waktu Pelaksanaan Senin, 2 Maret 2015

3 Tempat Pelaksanaan Kelas VIII Tuanku Tambusai

4 Materi Pokok/

Kompetensi Dasar

Materi Pokok: Pemuda Penentu Masa Depan Indonesia

KD: Menghargai semangat dan komitmen sumpah pemuda dalam kehidupan bermasyarakat sebagaimana ditunjukkan oleh


(41)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tokoh-tokoh pemuda pada saat mendeklarasikan Sumpah Pemuda tahun 1928 5 Kegiatan pendahuluan

Pembelajaran

Guru PPKn sudah melaksanakan kompetensi pedagogik dalam hal memahami karakteristik peserta didik, hal ini terlihat bahwa TR sebelum memulai pembelajaran mengabsen peserta didik terlebih dahulu untuk lebih mengenal dan menunjukkan bahwa guru perhatian terhadap kehadiran peserta didik. Selain itu juga, TR membimbing peserta didiknya untuk berdoa terlebih dahulu untuk meningkatkan sikap spiritual peserta didik sebagai wujud ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

6 Kegiatan inti

pembelajaran

Guru PPKn sudah menanamkan sikap spiritual dan sosial sebagai upaya untuk mencapai kompetensi sikap peserta didik. Guru memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan mengaitkan hal-hal yang berhubungan dengan materi pemuda penentu masa depan Indonesia. Guru menyampaikna meteri tersebut dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi. Metode ini dilakukan oleh guru dengan harapan dapat menambah rasa percaya diri pada saat diskusi berlangsung. Metode ini juga dapat mengajarkan peserta didik untuk dapat saling menghargai orang lain.

7 Kegiatan penutup penbelajaran

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, guru menanamkan sikap sosial


(42)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tugas yang harus dikerjakan di rumah. Hal ini menunjukan bahwa peserta didik diharapkan memiliki sikap disiplin dalam menumpulkan tugas, bertanggungjawab dalam menyelesaikan tugas dan sikap sosial yang lainnya.

Sumber: Data primer diolah tahun 2015

Pada pertemuan dikelas dengan materi pemuda penentu masa depan Indonesia, peneliti melihat bahwa ketika memasuki kelas guru bersikap ramah dan bersahabat kepada peserta didik, guru mengucapkan salam serta menanyakan kabar peserta didik. Selanjutnya, guru mengajak peserta didik untuk memeriksa kebersihan ruangan kelas dan sekitarnya. Hal tersebut dilakukan guru agar menanamkan kepada peserta didik agar bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya. Setelah itu, guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai, hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk pencapaian sikap spiritual peserta didik. Hal selanjutnya yang dilakukan guru adalah mengabsen kehadiran peseta didik dan mencari kabar kepada teman sekelasnya apabila ada peserta didik yang tidak hadir. Hal yang dilakukan oleh guru tersebut mencerminkan dan memberikan teladan kepada peserta didik untuk bersikap toleransi antar sesama. Selanjutnya, kegiatan guru memeriksa kehadiran peserta didik juga secara tidak langsung mengajarkan sikap tanggung jawab guru atas keadaan peserta didik ketika jam pelajarannya dan juga sikap toleransi serta kepedulian terhadap sesama.

Pada kegiatan inti dalam proses pembelajaran di kelas dengan materi tersebut, guru menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Hal tersebut dilakukan agar proses pembelajaran dan berlangsung dengan menarik dan dapat menambah motivasi peserta didik untuk belajar. Pada kegiatan inti ini, guru menggunakan metode pembelajaran diskusi. Guru membagi peserta didik menjadi 7 kelompok diskusi. Setelah kelompok tersebut sudah terbentuk, guru memberikan tema yang harus dibahas oleh


(43)

masing-Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masing kelompok. Setelah semua kelompok selesai membahas, maka guru menunjuk salah satu kelompok untuk maju kedepan dan membacakan hasilnya. Sementara itu, kelompok yang lain harus menanggapi dan memberikan pertanyaan kepada kelompok yang sedang tampil. Setelah itu, kelompok tersebut harus menjawab sesuaia dengan kemampuan anggota kelompoknya. Kelompok penyanya boleh menyanggah dan sebagainya sampai mendapatkan jawaban yang maksimal. Proses diskusi berlangsung secara tertib dan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh guru. Pada akhir diskusi, guru menyimpulkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan oleh peserta didik. Hal ini dilakukan untuk mengambil kesimpulan dari diskusi yang telah berlangsung. Metode diskusi ini ini dapat mencapai dan menanamkan kepada peserta didik untuk memiliki sikap sopan santun pada saat proses diskusi berlangsung. Selain sikap sopan santun, dalam proses diskusi ini dapat mencapai sikap toleransi, gotong royong, percaya diri dan juga sikap sosial yang lainnya.

Pada kegiatan penutup, guru mengajak peserta didik untuk menyimpulkan secara bersama-sama terkait dengan materi pembelajaran yang telah berlangsung. Setelah menyimpulkan materi pembelajatan, guru memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di rumah. Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan guru kepada peserta didik diharapkan dapat menanamkan sikap tanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan. Selain sikap tanggung jawab,pemberian tugas ini tugas ini juga dapat menanamkan kepada peserta didik sikap jujur dan disiplin. b. Deskripsi Hasil Dokumentasi

Pada pengumpulan data dengan teknik dokumentasi, peneliti mencoba untuk melihat bagaimana guru mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disiapkannya. Pada RPP yang diberikan oleh guru, peneliti melihat bahwa RPP yang dipersiapkan terdiri atas identitas sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikatornya, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media, alat, dan sumber pembelajaran, langkah-langkah


(1)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Kegiatan Penutup

Berdasarkan data yang terkumpul, maka dapat diketahui bahwa dalam kegiatan penutup guru melakukan tindakan seperti mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilakukan, selanjutnya guru juga membiasakan siswa untuk memberikan penilaian terhadap pembelajaran, guru juga selalu mengingatkan siswa untuk mengambil pelajaran moral dari setiap pembelajaran yang telah dilakukan serta dapat langsung diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Selanjutnya guru juga menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya dan menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. Secara umum, hal yang dilakukan guru pada kegiatan penutup tersebut sudah terlihat usaha untuk mengingatkan dan menegaskan kepada para peserta didik bahwa setelah pembelajaran ada nilai-nilai moral yang bisa diambil dan diaplikasikan oleh para peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gunawan (2012, hlm. 234) bahwa agar internalisasi nilai-nilai terjadi dengan lebih intensif pada kegiatan penutup, salah

satu yang dapat dilakukan adalah “Selain simpulan yang terkait dengan aspek

pengetahuan, agar peserta didik difasilitasi membuat pelajaran moral yang berharga yang dipetik dari pengetahuan/ keterampilan dan/atau proses pembelajaran yang telah dilaluinya untuk memperoleh pengetahuan dan/atau

keterampilan pada pembelajaran tersebut.”

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegitan pendahuluan, kegiataan inti, kegiatan penutup dapat dilakukan usaha untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik. Kompetensi pedagogik guru harus dikembangkan agar pelaksanaan pembelajaran yang merupakan tugas pokok dari seorang guru dapat berlangsung dan berjalan dengan baik.

4.3.3 Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran PPKn Untuk Pencapaian Kompetensi Sikap Peserta Didik

Deskripsi hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara dan observasi langsung pada kegiatan pembelajaran PPKn, ditemukan bahwa bentuk evaluasi


(2)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran PPKn belum dilaksanakan dengan begitu baik. Hal ini dikarenakan guru PPKn belum melaksanakan kompetensi pedagogik dalam hal evaluasi hasil belajar tidak menggunakan teknik penilaian yang beragam. Guru melakukan evaluasi kepada peserta didik hanya menilai tugas peserta didik dalam bentuk tertulis. Setelah itu, guru mengevaluasi peserta didik hanya dengan menilai kompetensi pengetahuan saja, tetapi dalam mengevaluasi kompetensi sikap peserta didik belum dilaksanakan dengan baik. Selain menilai dari hasil tugas, guru juga melakukan tanya jawab pada akhir pembelajaran dan itu juga termasuk dalam penilaian kompetensi pengetahuan. Selanjutnya guru sudah melakukan penilaian terhadap sikap peserta didik selama proses pembelajaran. Namun hal tersebut belum dilakukan secara maksimal dan tidak berkesinambungan.

Hal tersebut belum sesuai dengan sifat-sifat model penilaian secara observsai. Seperti yang dijelaskan oleh Mulyasa (2013, hlm. 207) menyatakan bahwa model penilaian dengan menggunakan observasi harus memperhatikan sifat-sifat sebagai berikut:

1. Direncanakan secara sistematis,

2. Dilakukan dengan standar kompetensi dan tujuan pembelajaran,

3. Dicatat dan diidentifikasi sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran,

4. Valid, reliabel, dan teliti, 5. Dapat dikuantifikasikan,

6. Menggambarkan perilaku yang sebenarnya, 7. Dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.

Selain hal tersebut, bentuk penilaian yang dapat dilakukan oleg guru PPkn untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik, baik sikap spiritual maupun sikap sosial yakni dengan melibatkan peserta didik secara langsung. Hal ini dilakukan agar peserta didik terlibat langsung dari mulai kegiatan inti sampai dengan proses penilaian. Dalam hal ini bentuk penilaian yang digunakan adalah penilaian diri oleh siswa dan penilaian antar teman. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Gardner dalam (Mulyasa, 2013, hlm. 214) menjelaskan bahwa

“Evaluasi diri adalah penilaian yang dilakukan dengan menetapkan kemampuan


(3)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lainnya dalam rentang waktu tertentu.” Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa penilaian yang menunjukkan pencapaian kompetensi sikap peserta didik yang dilakukan melalui evaluasi diri dapat diterapkan seseorang untuk menilai dirinya sendiri.

Evaluasi diri pada proses pencapaian kompetensi sikap peserta didik dilakukan oleh peserta didik itu sendiri dengan dibantu oleh guru. Peserta didik dibantu untuk menganalisis hasil kerja atau merasakan apa yang telah dilakukannya, yaitu dengan mengisi daftar isian, memberi tanda cheklist terhadap hasil kerja dan proses pembelajaran yang dilaluinya.

4.3.4 Kendala dan Upaya yang Dilakukan Guru PPKn dalam Mencapai Kompetensi Sikap Peserta Didik

Pencapaian kompetensi sikap peserta didik, baik sikap spiritual maupun sikap sosial terasa sulit dilakukan karena guru mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan kompetensi sikap tersebut kedalam materi pembelajaran pada saat kegiatan inti. Meskipun demikian, guru berusaha untuk tetap menanamkan sikap-sikap tersebut walaupun tidak ada materi khusus yang membahas tentang kompetensi sika tersebut. Komptensi sikap pada kegiatan pembelajaran tentu bukan hal yang mudah dalam mencapainya, karena tujuannya tidak hanya sebatas pada pemahaman peserta didik saja tetapi lebih dari itu, diharapkan peserta didik dapat pengembangan sikap spirutual dan sosial tersebut. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan dari wawancara terhadap guru PPKn menyatakan bahwa hambatan ditemukan pada setiap tahapan pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Pada tahap perencanaan, guru diminta untuk melengkapi hal-hal yang bersifat administratif sehingga penyusunannya tidak terlalu baik. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan kendalanya adalah waktu. Dalam melakukan pelaksanaan pembelajaran untuk pencapaian kompetensi sikap peserta didik membutuhkan waktu yang lebih banyak. Selain hal tersebut, kendala yang dihadapi oleh guru yakni berasal dari luar. Seperti, banyaknya contoh-contoh yang tidak baik dari


(4)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan luar yang membuat guru kesulitan untuk menjelaskan hal-hal baik di dalam kelas kepada peserta didik.

Kendala-kendala yang dihadapi pada tahap perencanaan pembelajaran, guru menutupinya dengan memaksimalkan pada tahap pelaksanaan. Meskipun silabus dan RPP yang disiapkan tidak sempurna, tetapi guru berusaha menyusun dan melaksanakannya. Selanjutnya, untuk mengatasi permasalahan kurangnya waktu dalam pembelajaran, guru sebisa mungkin mengelola kegiatan yang ada dengan menyesuaikan dengan waktu yang tersedia. Sedangkan untuk permasalahan banyaknya contoh-contoh sikap yang kurang baik di luar, menjadikan guru harus lebih ekstra memberikan pemahaman dan penanaman kepada peserta didik mengenai sikap-sikap yang baik.

Kendala dan upaya yang telah dilakukan oleh guru juga sebaiknya dilakukan tindak lanjut setelah diadakan evaluasi sikap diantaranya: (1) pembinaan kepada siswa, (2) perbaikan proses pembelajaran dan (3) peningkatan profesionalisme guru (Burhanudin Tola dan Fahmi, 2003, hlm. 91-93).

a. Pembinaan siswa

Dari hasil evaluasi sikap dapat diketahui apakah siswa masih memerlukan pembinaan atau tidak terhadap sikap yang telah ditunjukkan dan dievaluasi.Apakah pembinaan sikap siswa dilakukan secara individual atau secara klasikal atau kelompok. Pembinaan secara individual dilakukan terhadap siswa-siswa yang masih memiliki sikap negatif melalui pembinaan secara khusus dengan pemberian pemahaman yang benar mengenai suatu hal, pemberian nasehat dan bila diperlukan dirujuk kepada guru bimbingan konseling atau guru pembimbing khusus.Pembinaan secara klasikal dilakukan apabila secara umum siswa memiliki sikap negatif terhadap obyek atau suatu hal tertentu.

b. Perbaikan Proses Pembelajaran

Dari evaluasi sikap dapat diketahui konsep-konsep atau materi pokok apa saja yang berkaitan dengan sikap yang belum dipahami dan dipersepsikan dengan baik oleh siswa, sehingga siswa memiliki persepsi yang negatif. Dalam hal ini guru perlu melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran dengan melakukan penekanan-penekanan pada obyek atau hal-hal tertentu pada proses pembelajaran.


(5)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Peningkatan Profesionalisme Guru

Dari hasil evaluasi sikap guru dapat memperoleh informasi kelemahan dan kelebihan guru khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran sikap berdasarkan persepsi siswa.Informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk upaya perbaikan dan peningkatan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional guru.

Berdasarkan hal tersebut, tindak lanjut yang dilakukan merupakan suatu upaya untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk menanamkan sikap pada peserta didik dan juga untuk pencapaian sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan pada Kurikulum 2013.

4.3.5 Pencapaian Kompetensi Sikap Peserta Didik

Bedasarkan data yang terkumpul mulai dari observasi, wawancara, dan angket, peneliti menemukan bahwa pembelajaran PPKn yang dilakukan oleh guru di dalam proses pembelajaran dengan mengintegrasikan materi menganai kompetensi sikap didalamnya sangat membantu dalam pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial pesertad didik. Hal ini sesungguhnya merupakan hal yang wajar karena dalam pembelajaran secara umumpun telah dijelaskan bahwa pendidikan di Indonesia berfungsi dalam membentuk warga negara yang bertanggung jawab, dan hal tersebut merupakan salah satu kompetensi sikap sosial yang harus dicapai. Hal ini jelas tergambar dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


(6)

Nurul Fadilah, 2015

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, pada mata pelajaran PPKn sendiri nilai-nilai yang merupakan kompetensi sikap peserta didik sudah terdapat di dalamnya. Budimansyah (dalam Komalasari, 2013, hlm. 264-265) menguraikan bahwa dalam paradigma baru, pendidikan kewarganegaraan (civic education) merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Indonesia melalui koridor “value based education” dengan kerangka sistematik sebagai berikut:

1. Secara kurikuler bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab.

2. Secara teoritik memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.

3. Secara programatik menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai dan pengalaman belajar dala bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara. Namun, dengan bentuk pembelajarn yang kurang baik dalam hal isi materi, pemilihan metode, media, dan sumber belajar maka maksud dan tujuan belum bisa tercapai dengan baik. Melalui pengintegrasiannya materi tentang sikap spiritual dan sosial dalam pembalajaran diharapkan dapat membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaranya. Hal tersebut jelas terlihat bagaimana peserta didik melakukan penghargaan terhadap diri nya sendiri, menjaga lingkungan, berinteraksi dengan sesama dan kesungguhan peserta didik dalam melaksanakan ibadah yang merupakan tanggung jawabnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Pencapaian kompetensi sikap peserta didik ini dapat dipengaruhi oleh beberapa pihak, salah satunya adalah sekolah yang memang harus memberikan pendidikan yang baik untuk peserta didik.