39 Jenis  pengujian  yang  dapat  dipakai  dalam  penelitian  ini,  yaitu  uji  statistik
deskriptif,  uji  asumsi  klasik  dan  pengujian  hipotesis,  dimana  masing-masing pengujian  ini  diharapkan  dapat  membantu  peneliti  didalam  mengolah  dan
menginterpretasikan data untuk menghasikan suatu keputusan penelitian.
3.5.1 Pengujian Asumsi Klasik
Model  penelitian  sebaiknya  diuji  terlebih  dahulu  asumsi  klasiknya untuk  memastikan  tidak  adanya  bias  atau  rancu  yang  dapat  membuat  hasil
penelitian menjadi tidak akurat Sunjoyo dkk. 2013:54.
3.5.1.1 Uji normalitas
Sunjoyo  dkk.,  2013:59  menyatakan  bahwa  “Uji  normalitas berguna  pada  tahap  awal  dalam  metode  pemilihan  analisis  data.  Uji
normalitas  berfungsi  untuk  melihat  apakah  nilai  residual  terdistribusi normal  atau  tidak.  Model  regresi  yang  baik  adalah  memiliki  nilai
residual  yang  terdistribusi  normal”.  Cara  yang  digunakan  untuk mendeteksi apakah residual  mengikuti berdistribusi  normal atau tidak
adalah  dengan  analisis  grafik.  Data  yang  menyebar  di  sekitar  garis diagonal  atau  grafik  histogramnya  menunjukkan  pola  distribusi
normal,  maka  model  regresi  memenuhi  asumsi  normalitas,  selain  itu bisa  juga  melalui  uji  analisis  statistik.  Uji  statistik  yang  dapat
digunakan  untuk  menguji  normalitas  residual  adalah  uji  statistik Kolmogrov-Smirnov  atau  biasa  disingkat  K-S  Sunjoyo  dkk,
2013:60. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis : H
: Data residual berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
40 Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Bila sig  0,05 dengan α = 5, berarti distribusi data normal H
diterima,  sebaliknya  bila  sig    0,05  dengan  α  =  5,  berarti distribusi data tidak normal Ha diterima.
3.5.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji  multikolinearitas  adalah  untuk  melihat  ada  atau  tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam dalam suatu
model regresi linear berganda. Korelasi yang tinggi diantara variabel- variabel bebas menunjukkan hubungan antara variabel bebas terhadap
variabel  terikatnya  menjadi  terganggu  Sunjoyo  dkk.,  2013:65. Mendeteksi  ada  atau  tidaknya  multikolonieritas  di  dalam  model
regresi adalah sebagai berikut: 1.  menganalisis  matrik  korelasi  variabel-variabel  independen,  jika
diantara  variable      independen  ada  korelasi  yang  cukup  tinggi umumnya  diatas  0.90,  maka  hal  ini  merupakan  indikasi  adanya
multikolonieritas, 2.  multikolonieritas  dapat  juga  dilihat  dari  1  nilai  tolerance  dan
lawannya 2  variance inflation factor VIF, nilai cutoff yang umum dipakai  untuk  menunjukkan  adanya  multikolonieritas  adalah  nilai
tolerance  0,10 atau sama dengan nilai VIF  10. Beberapa
alternatif cara
untuk mengatasi
masalah multikolinearitas menurut Erlina 2011:104 adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
41 a.  mengganti  atau  mengeluarkan  variabel  yang  mempunyai
korelasi yang tinggi, b. menambah jumlah observasi atau menambah ukuran sampel,
c.  mentransformasikan  data  kedalam  bentuk  lain  misalnya logaritma  natural,  akar  kuadrat  atau  bentuk  first  difference
delta, d.  dalam  tingkat  lanjut  dapat  digunakan  metode  regresi
bayessian yang masih jarang sekali digunakan
3.5.1.3 Uji Heterokedastisitas