13 Manfaat penerapan GCG ini tidak akan didapat oleh perusahaan tanpa
terlaksananya prinsip-prinsip dalam GCG tersebut. Namun prinsip-prinsip GCG tersebut juga tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya organ
perusahaan sebagai pelaksana kegiatan dalam perusahaan. Organ perusahaan tersebut yang nantinya akan melaksanakan tugas dan fungsinya
sehingga bisa mencapai tujuan bersama perusahaan. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG 2006,
organ perusahaan terdiri dari: 1.
Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Penyelenggaraan RUPS merupakan tanggung jawab Direksi. Untuk itu, Direksi harus
mempersiapkan dan menyelenggarakan RUPS dengan baik dan dengan berpedoman pada butir 1 dan 2 diatas. Dalam hal Direksi
berhalangan, maka penyelenggaraan RUPS dilakukan oleh Dewan Komisaris atau pemegang saham sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan.
2. Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas dan
bertanggungjawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan
bahwa perusahaan melaksanakan GCG. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, dewan komisaris dapat membentuk suatu
komite. Adapun komite penunjang dewan komisaris yaitu komite audit, komite Nominasi dan Remunerasi, Komite
Kebijakan
Risiko, dan
Komite Kebijakan
Corporate Governance.
3. Dewan Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan
bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola perusahaan.
2.1.3.1 Prinsip-Prinsip Corporate Governance
Dalam Hardikasari 2011, secara umum, penerapan Corporate Governance secara konkret, memiliki tujuan terhadap perusahaan
sebagai berikut: 1.
Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing.
2. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah.
3. Memberikan kepuasan yang lebih baik dalam
meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan. 4.
Meningkatkan keyakinan
dan kepercayaan
diri stakeholder terhadap perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
14 5.
Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum. Dari berbagai tujuan tersebut pemenuhan kepentingan seluruh
stakeholder secara seimbang berdasarkan peran dan fungsinya masing-masing dalam suatu perusah aan merupakan tujuan utama
yang hendak dicapai. Prinsip-prinsip dari Corporate Governance yang menjadi indikator, sebagaimana dijelaskan oleh Organization for
Economic Cooperation and Development OECD, adalah:
a.
Fairness Keadilan
b.
Transparancy Transparansi
c.
Accountability Akuntabilitas
d.
Responsibility Pertanggungjawaban
e.
Independensi independen Pengertian dari prinsip
– prinsip diatas tersebut adalah : a.
Fairness Keadilan Prinsip keadilan fairness merupakan prinsip perlakuan
yang adil bagi seluruh pemegang saham. Keadilan disini diartikan sebagai perlakuan yang sama terhadap para
pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing dari kecurangan, dan kesalahan
perilaku
insider. Dalam
melaksanakan kegiatannya,
perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan kepentingan lainnya berdasarkan asas
kewajaran dan kesetaraan.
b. Transparancy Transparansi
Transparansi adalah
adanya pengungkapan
suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas dan dapat
dibandingkan dengan keadaan yang menyangkut tentang keuangan,
pengelolaan perusahaan
dan kepemilikan
perusahaan. Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang materiil
dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemakai kepentingan.
c. Accountability Akuntabilitas
Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan system pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian
kekuasaan antara komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi monitoring, evaluasi, dan pengendalian terhadap
manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak
berkepentingan lainnya.
d. Responsibility Pertanggung jawaban
Responsibility Responsbilitas adalah adanya tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen
serta pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini mewujudkan dengan kesadaran
Universitas Sumatera Utara
15 bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari
adanya wewenang, menyadari akan adanya tanggung jawab sosial,menghindari penyalahgunaan wewenang kekuasaan,
menjadi profesional dan menjunjung etika dan memelihara bisnis yang kuat.
e. Independensi independen
Untuk melancarkan
asas Corporate
Governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-
masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Independen diperlukan
untuk menghindari adanya potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul oleh para pemegang saham mayoritas.
Mekanisme ini menuntut adanya rentang kekuasaan antara komposisi komite dalam komisaris, dan pihak luar seperti
auditor. Keputusan yang dibuat dan proses yang terjadi harus obyektif tidak dipengaruhi oleh kekuatan pihak-pihak tertentu.
Prinsip-prinsip transparansi,
keadilan, akuntabilitas,
responsibilitas dan independen Corporate Governance dalam mengurus perusahaan, sebaiknya diimbangi dengan Good Faith
bertindak atas iktikad baik dan kode etik perusahaan serta pedoman Corporate Governance, agar visi dan misi perusahaan dapat terwujud.
Pedoman Corporate Governance yang telah dibuat oleh komite nasional Corporate Governance hendaknya dijadikan kode etik
perusahaan yang dapat memberikan acuan pada pelaku usaha untuk melaksanakan
Corporate Governance
secara konsisten
dan konsekuen. Hal ini penting karena mengingat kecenderungan aktifitas
usaha yang semakin mengglobal dan dapat dijadikan sebagai ukuran perusahaan untuk menghasilkan suatu kinerja perusahaan yang lebih
baik. Melalui pemenuhan kepentingan yang seimbang, benturan
kepentingan yang terjadi di dalam perusahaan dapat diarahkan dan
Universitas Sumatera Utara
16 dikontrol sedemikian rupa, sehingga tidak menyebabkan timbulnya
kerugian bagi suatu perusahaan. Berbagai macam korelasi antara implementasi prinsip-prinsip Corporate Governance di dalam suatu
perusahaan dengan kepentingan para pemegang saham, kreditor, manajemen perusahaan, karyawan perusahaan, dan tentunya para
anggota masyarakat, merupakan indikator tercapainya keseimbangan kepentingan.
2.1.3.2 Struktur Corporate Governance