Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun Pada Pohon
1
NILAI KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP TEH DAUN GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamk.) BERDASARKAN LETAK
DAUN PADA BATANG
SKRIPSI Oleh:
Nora Adriana 071203006
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
Universitas Sumatera Utara
2
NILAI KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP TEH DAUN GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamk.) BERDASARKAN LETAK
DAUN PADA BATANG
SKRIPSI Oleh:
Nora Adriana 071203006
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
Universitas Sumatera Utara
Judul Penelitian
Nama NIM Program Studi
3
LEMBAR PENGESAHAN
: Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu
(Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun Pada
Pohon : Nora Andriana : 071203006 : Kehutanan
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
Ridwanti Batubara, S.Hut., MP Ketua
Dr. Ir. Elisa Julianti., M.Si Anggota
Mengetahui,
Siti Latifah, S.Hut., M.Si., Ph.D. Ketua Program Studi Kehutanan
Tanggal Lulus :
Universitas Sumatera Utara
i
ABSTRACT NORA ADRIANA: Value Of Consumers Preference Towards To Agarwood Tea Leaves (Aquilaria Malaccensis Lamk.) Based On The Location Of Leaves In The Trunk, supervised by RIDWANTI BATUBARA and ELISA JULIANTI.
Agarwood is a product of Non-Timber Forest Products are of high value and are exported to foreign countries. Utilization of wood still focused on the use of agarwood trees, sap and skin is more often used as a distinctive aroma produced. Therefore, it is necessary to study on the effect of the aloe plant leaf lies on the characteristics of the value of consumer preferences in the tea leaves of the aloes that dihasilkan.Tujuan this study is to determine the level of preference for the public to tea agarwood (Aquilaria malaccensis Lamk) based on the location of the leaves on the stem.
The results showed that the level of public preferences for Tea agarwood (Aquilaria malaccensis Lamk) are on a scale of 3-4 is enough love to love, where consumers prefer tea from the leaves of the aloes are in the middle position on the aloe tree. Keywoord : agarwood leaves, agarwood tea leaves, the level of preference.
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRAK NORA ADRIANA: Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun Pada Batang, dibimbing oleh RIDWANTI BATUBARA dan ELISA JULIANTI.
Gaharu merupakan salah satu produk Hasil Hutan Non Kayu yang bernilai tinggi dan diekspor ke mancanegara. Pemanfaatan gaharu masih terfokus pada pemanfaatan pohon gaharu, getah dan kulitnya yang lebih sering digunakan karena aroma khas yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh letak daun pada tanaman gaharu terhadap karakteristik nilai kesukaan konsumen pada teh daun gaharu yang dihasilkan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berdasarkan letak daun pada batang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesukaan masyarakat terhadap Teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berada pada skala 3-4 yaitu cukup suka hingga suka, dimana konsumen lebih menyukai teh dari daun gaharu yang berada pada posisi tengah pada batang pohon gaharu. Kata kunci : daun gaharu, teh daun gaharu, tingkat kesukaan
Universitas Sumatera Utara
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bekiun pada tanggal 21 November 1989 sebagai anak pertama dari pasangan Srianto (Bapak) dan Rohana (Ibu). Penulis menyelesaikan sekolah dasar di SD Negri 1 Kuala pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama Negri 1 Kuala pada tahun 2004, dan pada tahun 2007 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negri 1 Kuala. Pada tahun yang sama penulis diterima melalaui jalur Panduan Minat dan Prestasi (PMP) di Fakultas Pertanian, Jurusan Kehutanan, Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Universitas Sumatera Utara.
Pada tahun 2009, penulis mengikuti kegiatan Praktik Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) di Pulau Sembilan dan Aras Napal, Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2011, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di KPH Perhutani Banyuwangi Utara selama 1 bulan. Penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun Pada Pohon”, dibawah bimbingan Ibu Ridwanti Batubara S.Hut., MP dan Dr. Ir. Elisa Julianti M.Si.
Universitas Sumatera Utara
iv KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun Pada Pohon” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menjadi Sarjana Kehutanan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing Ibu Ridwanti Batubara S.Hut., MP dan Dr. Ir. Elisa Julianti M.Si selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat menjadi panduan belajar dan bacaan yang bermanfaat bagi mahasiswa/i Kehutanan secara khusus dan menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat secara umum. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, April 2015
Penulis
Universitas Sumatera Utara
v
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK.................. .............................................................................. i ABSTRACT ............... ............................................................................... ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................ iii KATA PENGANTAR ............................................................................. iv DAFTAR ISI ............................................................................................. v DAFTAR TABEL..................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii
PENDAHULUAN Latar Belakang .......................................................................................... Tujuan Penelitian........................................................................................ Manfaat Penelitian......................................................................................
1 2 2
TINJAUAN PUSTAKA
Teh ..........................................................................................
Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) ....................................................
Daun Gaharu ((Aquilaria malaccensis Lamk.) .......................................
Tanin
........................................................................................
3 4 6 7
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................... Bahan dan Alat Penelitian.......................................................................... Prosedur Penelitian.....................................................................................
Pengambilan Sampel Tanaman..................................................... Pembuatan Teh dan Simplisia Daun Gaharu ............................... Penetapan Kadar Air...................................................................... Pembuatan Pereaksi ....................................................................... Penentuan Kadar Tanin ................................................................ Uji Hedonik .................................................................................... Analisis Data...............................................................................................
10 10 11 11 11 12 12 13 14 15
HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air .................................................................................. Kadar Tanin Teh Daun Gaharu ................................................................. Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu ........................
16 17 18
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ..................................................................................... Saran ...............................................................................................
20 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 21
LAMPIRAN .............................................................................................. 23
Universitas Sumatera Utara
vi DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Hasil Skrining Fitokimia Simplisia, Ekstrak Etanol Daun Gaharu Segar dan Ekstrak Etanol Gaharu Simplisia ........................................................... 7 2. Skala Hedonik dan Skala Numerik ................................................................ 14 3. Kadar Air Gaharu Menurut Posisi Daun Pada Batang ................................. 16 4. Kadar Tanin Gaharu Menurut Posisi Daun Pada Batang ............................. 17 5. Hasil Survey Uji Hedonik Tahap I Tingkat Kesukaan Masyarakat Terhadap Teh Gaharu (Aquilaria malacensis) Berdasarkan Posisi Daun Pada Batang .......................................................................................................................... 19
Universitas Sumatera Utara
vii DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Berat Kering dan Berta Serbuk Daun Gaharu ............................................... 23 2. Penentuan Kadar Air Daun Gaharu ............................................................... 23 3. Penetuan Kadar Tanin Daun Gaharu ............................................................. 23 4. Hasil Survey Uji Hedonik Tingkat Kesukaan Masyarakat Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria malacensis) Berdasarkan Letak Daun Pada Batang .............................................................................................................. 24
Universitas Sumatera Utara
i
ABSTRACT NORA ADRIANA: Value Of Consumers Preference Towards To Agarwood Tea Leaves (Aquilaria Malaccensis Lamk.) Based On The Location Of Leaves In The Trunk, supervised by RIDWANTI BATUBARA and ELISA JULIANTI.
Agarwood is a product of Non-Timber Forest Products are of high value and are exported to foreign countries. Utilization of wood still focused on the use of agarwood trees, sap and skin is more often used as a distinctive aroma produced. Therefore, it is necessary to study on the effect of the aloe plant leaf lies on the characteristics of the value of consumer preferences in the tea leaves of the aloes that dihasilkan.Tujuan this study is to determine the level of preference for the public to tea agarwood (Aquilaria malaccensis Lamk) based on the location of the leaves on the stem.
The results showed that the level of public preferences for Tea agarwood (Aquilaria malaccensis Lamk) are on a scale of 3-4 is enough love to love, where consumers prefer tea from the leaves of the aloes are in the middle position on the aloe tree. Keywoord : agarwood leaves, agarwood tea leaves, the level of preference.
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRAK NORA ADRIANA: Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun Pada Batang, dibimbing oleh RIDWANTI BATUBARA dan ELISA JULIANTI.
Gaharu merupakan salah satu produk Hasil Hutan Non Kayu yang bernilai tinggi dan diekspor ke mancanegara. Pemanfaatan gaharu masih terfokus pada pemanfaatan pohon gaharu, getah dan kulitnya yang lebih sering digunakan karena aroma khas yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh letak daun pada tanaman gaharu terhadap karakteristik nilai kesukaan konsumen pada teh daun gaharu yang dihasilkan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berdasarkan letak daun pada batang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesukaan masyarakat terhadap Teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berada pada skala 3-4 yaitu cukup suka hingga suka, dimana konsumen lebih menyukai teh dari daun gaharu yang berada pada posisi tengah pada batang pohon gaharu. Kata kunci : daun gaharu, teh daun gaharu, tingkat kesukaan
Universitas Sumatera Utara
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Gaharu merupakan salah satu produk Hasil Hutan Non Kayu yang bernilai
tinggi dan diekspor ke mancanegara. Gaharu adalah gumpalan resin wangi disebabkan oleh adanya serangan infeksi jamur penyakit yang membantu pembentukan gaharu yang dihasilkan oleh jenis-jenis pohon penghasil gaharu dari keluarga Thymeleaceae. Ada lebih dari 26 jenis pohon penghasil gaharu dari genera Aquilaria, Gyrinops, Aetoxylon, Wikstroemia (Bizzy et al, 2011).
Produk gaharu sudah dikenal sudah dikenal sejak abad ke 3 digunakan sebagai bahan ritual keagamaan di China (incense), bahan pengikat parfum, industri kosmetik, aromatheraphy, dan obat untuk kesehatan manusia. Produk hilir yang sekarang sedang berkembang adalah sabun, shampoo dan teh gaharu (Tujarman, 2000). Pucuk daun gaharu berpotensi untuk diolah menjadi minuman teh mengingat pohon gaharu dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Pucuk daun gaharu ini diambil dari pohon gaharu.
Beberapa jenis pohon Gaharu dan penyebarannya di Indonesia adalah: Aquilaria malaccensis (Sumatra dan Kalimantan), Aquilaria beccariana (Sumatra dan Kalimantan), Aquilaria microcarpa (Sumatra dan Kalimantan), Aquilaria filaria (Irian dan Maluku), Aquilaria cumingiana (Sulawesi), Aquilaria tomntosa (Irian), Grynops audate dan Grynops podocarpus (Irian), Grynops versteegii (Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Irian), Wikstoemia androsaemifolia (Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Sulawesi) (Bizzy et al, 2011).
Pemanfaatan gaharu masih terfokus pada pemanfaatan pohon gaharu, getah dan kulitnya yang lebih sering digunakan karena aroma khas yang
Universitas Sumatera Utara
2 dihasilkan. Mutu teh yang berasal dari tanaman teh (Camelia sinensis) sangat dipengaruhi oleh letak daun pada tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh letak daun pada tanaman gaharu terhadap karakteristik nilai kesukaan konsumen pada teh daun gaharu yang dihasilkan.
Tujuan Penelitian Teh pada umumnya memiliki perbedaan rasa, aroma serta warna
berdasarkan letak daun pada batang. Oleh karena itu maka penelitian ini akan dicobakan untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berdasarkan letak daun pada batang.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
1. Mendapatkan informasi mengenai tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berdasarkan letak daun pada batang.
2. Dapat digunakan sebagai acuan bagi petani gaharu dalam mengolah gaharu menjadi minuman teh seduh yang sehat dan disukai masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
3
TINJAUAN PUSTAKA
Teh Teh sebagai bahan minuman dibuat dari pucuk muda daun teh yang telah
mengalami proses pengolahan seperti pelayuan, oksidasi enzimatis, penggilingan dan pengeringan. Manfaat yang telah dihasilkan dari minuman teh adalah rasa segar, dapat memulihkan kesehatan badan dan terbukti tidak menimbulkan dampak negatif. Khasiat yang dimiliki oleh minuman teh tersebut berasal dari kandungan senyawa kimia yang tedapat dalam daun teh. Senyawa kimia yang terkandung dalam daun teh terdiri dari empat kelompok besar yaitu golongan fenol, bukan fenol, aromatis dan enzim. Keempat kelompok senyawa kimia tersebut bersama-sama mendukung terjadinya sifat-sifat baik pada seduhan daun teh, apabila pengendaliannya selama pengolahan dapat dilakukan dengan tepat. Komposisi susunan kimia dalam daun teh sangat bervariasi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis klon, variasi musim dan kondisi tanah, perlakuan kultur teknis, umur daun dan banyaknya sinar matahari yang diterima (Towaha, 2013).
Dalam perdagangan teh internasional dikenal tiga golongan teh, yang pengolahannya berbeda-beda dan dengan demikian juga bentuk serta cita rasanya, yaitu Black Tea (teh hitam), Green Tea (teh hijau), dan Oolong Tea (teh oolong). Perbedaan pokok antara teh hitam dan teh hijau adalah bahwa teh hitam mengalami proses fermentasi (proses pemeraman) yang merupakan ciri khasnya sedangkan teh hijau tidak mengenal fermentasi dalam proses pengolahannya. Disamping itu teh hitam tidak mengandung unsur-unsur lain di luar pucuk teh, sedangkan teh hijau karena bau daunnya tidak hilang (karena tidak mengalami
Universitas Sumatera Utara
4
proses fermentasi itu) harus dikompensasi dengan wangi-wangian dari bahan bahan non teh (Radiana, 1985).
Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.)
Gaharu merupakan produk kehutanan yang memiliki nilai ekonomi sangat
tinggi. Gaharu sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu dan diperdagangkan ke
Timur Tengah oleh para pedagang Cina dan Indo-Cina. Gaharu dalam
perdagangan internasional dikenal dengan sebutan agarwood, eaglewood, atau
aloewood adalah produk Hasil Hutan Non Kayu dalam bentuk gumpalan, serpihan
atau bubuk yang memiliki aroma keharuman khas bersumber dari kandungan
bahan kimia berupa resin. Selain mengandung resin, gaharu juga mengandung
essens yang disebut sebagai minyak essens (essential oil) yang dibuat dengan
ekstraksi atau penyulingan dari gubal gaharu. Essens gaharu ini digunakan sebagai
bahan pengikat dari berbagai jenis parfum, kosmetika, dan obat-obatan herbal.
Selain itu, serbuk atau abu dari gaharu dapat digunakan sebagai bahan pembuatan
dupa/hio dan bubuk aroma theraphy dan daun gaharu bisa dibuat menjadi teh
yang dapat membantu kebugaran tubuh (Sofyan et al, 2010).
Taksonomi tumbuhan gaharu (A. malaccensis Lamk.) menurut
Tarigan (2004) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas
: Dikotil
Sub Kelas : Dialypetale
Universitas Sumatera Utara
5
Ordo
: Myrtales
Famili
: Thymeleaceae
Genus
: Aquilaria
Species
: A. malaccensis Lamk.
Daerah sebaran tumbuh pohon penghasil gaharu di Indonesia dijumpai di
wilayah hutan Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya dan
Nusa Tenggara. Secara ekologis berada pada ketinggian 0 – 2400 mdpl, pada
daerah beriklim panas dengan suhu antara 28º – 34C, berkelembaban sekitar 80 %
dan bercurah hujan antara 1000 – 2000 mm/th. Lahan tempat tumbuh pada
berbagai variasi kondisi struktur dan tekstur tanah, baik pada lahan subur, sedang
hingga lahan marginal. Gaharu dapat dijumpai pada ekosistem hutan rawa,
gambut, hutan dataran rendah atau hutan pegunungan, bahkan dijumpai pada
lahan berpasir berbatu yang ekstrim (Sumarna, 2012).
Beberapa sifat biofisiologis tumbuh pohon penghasil gaharu yang penting
untuk diperhatikan adalah faktor sifat fisiologis pertumbuhan, sebagian besar
pohon pada fase pertumbuhan awal (vegetatif) memiliki sifat tidak tahan akan
intensitas cahaya langsung (semitoleran) hingga berumur 2 - 3 tahun. Faktor lain
sifat fenologis pembungaan dimana setiap jenis, selain dipengaruhi oleh kondisi
iklim dan musim setempat juga akan dipengaruhi oleh kondisi edafis lahan tempat
tumbuh. Sifat fenologis buah/benih yang rekalsitran, badan buah pecah dan tidak
jatuh bersamaan dengan benih. Sifat fisiologis benih memiliki masa istirahat
(dormansi) yang sangat rendah, benih-benih yang jatuh di bawah tajuk pohon
induk pada kondisi optimal setelah 3 – 4 bulan akan tumbuh dan menghasilkan
permudaan alam tingkat semai yang tinggi dan setelah 6 – 8 bulan akan terjadi
Universitas Sumatera Utara
6
persaingan, sehingga populasi anakan tingkat semai akan menurun hingga 60 – 70 %. Aspek pertumbuhan permudaan alam tingkat semai penting diketahui sebagai dasar dalam penyediaan bibit tanaman dengan cara memanfaatkan cabutan permudaan alam (Sumarna, 2012).
A. malaccensis Lamk.pohon dengan tinggi batang yang dapat mencapai antara 35 – 40 m, berdiameter sekitar 60 cm, kulit batang licin berwarna putih atau keputih-putihan dan berkayu keras. Daun lonjong memanjang dengan ukuran panjang 5 – 8 cm dan lebar 3 – 4 cm, ujung daun runcing, warna daun hijau mengkilat. Bunga berada diujung ranting atau diketiak atas dan bawah daun. Buah berada dalam polongan berbentuk bulat telur aatau lonjong berukuran sekitar 5 cm panjang dan 3 cm lebar. Biji/benih berbentuk bulat atau bulat telur yang tertutup bulu-bulu halus berwarna kemerahan (Sumarna, 2012).
Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan penelitian Silaban (2014), ekstrak daun gaharu dari jenis
Aquilaria malaccensis mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, senyawa glikosida, tanin, dan steroid/Triterpenoid. Hasil uji fitokimia yang dilakukan Silaban (2014), diketahui bahwa senyawa-senyawa metabolit sekunder tersebut yang diperkirakan mempunyai aktivitas sebagai antiradikal bebas.
Kandungan kimia tanaman gaharu antara lain adalah: noroxo-agarofuran, agarospirol, 3,4-dihidroxy dihydroagarufuran, p-methoxy-benzylaceton aquilochin, Jinkohol, jinkohol ermol dan kusunol. Senyawa antioksidan diantaranya adalah asam fenolik, flavonoid, karoten, vitamin E, (tokoferol), vitamin C, asam urat, bilirubin, dan albumin. Zat-zat gizi mineral seperti mangan,
Universitas Sumatera Utara
7
seng, tembaga dan selenium (Se) juga berperan sebagai antioksidan. Diantara
zat-zat antioksidan ini diduga ada dalam ekstrak metanol daun gaharu seperti
senyawa fenol dan flavonoid (Mega dan Swastini, 2010).
Berdasarkan penelitian Silaban (2014), ekstrak daun gaharu dari jenis
Aquilaria malaccensis mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid,
senyawa glikosida, tanin, dan steroid/Triterpenoid. Hasil uji fitokimia daun gaharu
(Aquilaria malaccensis Lamk.) dapat dilihat pada Tabel 1:
Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Simplisia, Ekstrak Etanol Daun Gaharu Segar dan Ekstrak Etanol Gaharu Simplisia
No. Pemeriksaan
1. Alkaloid 2. Flavonoid 3. Glikosida 4. Saponin 5. Tanin 6. Steroid/Triterpenoid
Keterangan: ( + ) positif ( - ) negatif
Simplisia Ekstrak Etanol
Ekstrak Etanol
daun gaharu daun gaharu
Simplisia
--
-
++
+
++
+
--
-
++
+
++
+
: mengandung golongan senyawa : tidak mengandung golongan senyawa
(Silaban,2014).
Hasil uji fitokimia yang dilakukan Silaban (2014), diketahui bahwa
senyawa-senyawa metabolit sekunder tersebut yang diperkirakan mempunyai
aktivitas sebagai antiradikal bebas.
Tanin Tanin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari
senyawa fenolik. Istilah tanin pertama sekali diaplikasikan pada tahun 1796 oleh Seguil. Tanin terdiri dari sekelompok zat – zat kompleks terdapat secara meluas dalam dunia tumbuh – tumbuhan, antara lain terdapat pada bagian kulit kayu,
Universitas Sumatera Utara
8
batang, daun dan buah – buahan. Ada beberapa jenis tumbuh – tumbuhan atau tanaman yang dapat menghasilkan tanin, antara lain : tanaman pinang, tanaman akasia, gabus, bakau, pinus dan gambir. Tanin juga yang dihasilkan dari tumbuhtumbuhan mempunyai ukuran partikel dengan range besar. Tanin ini disebut juga asam tanat, galotanin atau asam galotanat. Adapun kegunaan dari tanin antara lain adalah
1. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat massa pertumbuhan bagian tertentu pada tanaman .
2. Sebagai anti hama bagi tanaman shingga mencegah serangga dan fungi 3. Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman. 4. Pada industri farmasi tanin digunakan sebagai anti septik pada jaringan
luka,misalnya luka bakar yaitu dengan cara mengendapkan protein. Selain itu tanin juga digunakan untuk campuran obat cacing dan anti kanker. 5. Pada industri kulit tanin banyak dipergunakan karena kemampuannya mengikat bermacam – macam protein sehinggga dapat mencegah kulit dari proses pembusukkan. 6. Tanin juga dipergunakan pada industri pembuatan tinta dan cat karena dapat memberikan warna biru tua atau hijau kehitam – hitaman dengan kombinasi -kombinasi tertentu. 7. Tanin dapat berperan sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara mengeluarkan asam tamak yang tidak terlarut 8. Pada industri minuman tanin juga digunakan untuk pengendapan serat – serat organik pada minuman anggur atau bir (Risnasari, 2001).
Universitas Sumatera Utara
9 Secara fisika, tanin memiliki sifat jika dilarutkan dedalam air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat, jika dicampur dengan alkohol dan glatin akan terjadi endapan, tidak dapat mengkristal dan dapat mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi enzim protiolitik. Secara kimiawi, memiliki sifat-sifat diantaranya merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang sukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal. Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi dan senyawa fenol dari tanin mempunyai sifat sebagai antiseptik dan pemberi warna (Rita, 2006).
Universitas Sumatera Utara
10
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari hingga
Februari 2015. Tempat pengambilan sampel dilakukan di pertanaman pohon gaharu di Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Pembuatan teh, penetapan kadar air dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Penentuan kadar tanin dilakukan di Laboratorium Analisis Kimia Bahan Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Survei tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu dilakukan di sekitar kampus dan tempat umum. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) yang segar, akuades, larutan gelatin, larutan indigokarmin, larutan asam garam, kaolin serbuk, larutan KMnO4, gula, dan air.
Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi blender, lemari pengering, labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung penyambung, tabung penerima 5 ml, labu ukur, gelas ukur, pipet tetes, stopwatch, cawan porselin, krus tang, pisau, karung, kertas perkamen, ember, kamera digital, gelas, sendok, dan kuisoner.
Universitas Sumatera Utara
11
Prosedur Penelitian Pengambilan Sampel Tanaman
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif tanpa membandingkan dengan tanaman yang sama dari daerah yang lain. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan perbedaan letak daun pada batang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) yang diambil dari pertanaman pohon gaharu di Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
Pembuatan Teh dan Simplisia Daun Gaharu 1. Daun gaharu dikelompokkan berdasarkan letak daun pada batang. 2. Sampel daun gaharu dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan air
mengalir 3. Dilayukan dengan disebarkan di atas kertas perkamen hingga airnya terserap 4. Dilakukan pengeringan secara kering udara lalu diovenkan dengan suhu 400C
selama 24 jam. 5. Diblender daun yang sudah kering 6. Setelah diblender, dimasukkan ke dalam plastik polietilen 7. Teh gaharu diseduh menjadi minuman teh untuk selanjutnya diuji rasa, aroma,
dan warna (uji hedonik) kepada panelis berupa masyarakat baik di lingkungan kampus maupun masyarakat umum.
Universitas Sumatera Utara
12
Penetapan Kadar Air Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi (Destilasi
Toluen). Alat-alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung penyambung, tabung penerima 5 ml.
Cara kerja : Ke dalam labu alas bulat dimasukkan 100 ml toluen dan 1 ml air suling, didestilasi selama 2 jam, toluen didinginkan selama 30 menit dan volume air didalam tabung penerima dibaca, kemudian ke dalam labu dimasukkan 2,5 g sampel yang telah ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit, setelah toluen mendidih, kecepatan tetesan diatur 2 tetes untuk tiap detik sampai sebagian air terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen, destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, dibaca volume air dengan ketelitian 0,05 ml. Kadar air dihitung dalam persen (WHO, 1998).
Pembuatan Pereaksi 1. Larutan indigocarmin
Sebanyak 6 gram indigocarmin di larutkan ke dalam 500 ml aquades dan dipanaskan. Setelah dingin ditambahkan aquades sampai satu liter lalu disaring (Sudarrnadji, 1984). 2. Larutan KMnO4 Ditimbang 0,3 gr Na2C2O4 yang telah dikeringkan pada suhu 1050C lalu dimasukkan ke dalam 250 ml H2SO4 (1:19) yang telah didihkan selama 10
Universitas Sumatera Utara
13
menit. Setelah larut semua, kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4 yang
akan distandarisasi sampai warna yang timbul nampak akan hilang (dibutuhkan
34 ml larutan KMnO4). Dipanaskan lagi sampai hampir mendidih lalu titrasi diteruskan perlahan-lahan sampai timbul warna jambon yang dapat bertahan
selama 30 detik. Untuk lebih teliti, dilakukan titrasi blanko (250 ml) asam
sulfat 1:19 tanpa penambahan Na2C2O4 dengan cara yang sama. Biasanya kebutuhan larutan KMnO4 untuk titrasi blanko ini tidak kurang dari 0,05 ml.
Kebutuhan larutan KMnO4 adalah jumlah KMnO4 titrasi pertama dikurangi
dengan titrasi blanko. . KMnO4 = ,
− × KMnO4 yang dibutuhkan
Penentuan Kadar Tanin Penentuan kadar tanin dilakukan berdasarkan dalam Sudarmadji (1989).
Ditimbang 1,5 gr tanin, kemudian dimasukkan kedalam gelas piala 100ml lalu ditambahkan air 50 ml. Dipanaskan pada suhu 40-600 C selama 30 menit. Setelah dingin larutam disaring ke dalam labu ukur 250 ml, lalu ditambahkan dengan iar sampai tanda garis. Dari larutan di atas diambil 25 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu ditambahkan 20 ml larutan indigocarmin kemudian dititrasi dengan larutan KmNO4 0,1 N, tiap kali penambahan sebanyak 1 ml KmNO4 hingga warna berubah dari biru menjadi hijau selanjutnya titrasi dilakukan tetes demi tetes hingga warna hijau menjadi warna kuning emas. Penentapan blanko dilakukan dengan memipet 20 ml laruta indigiocarmin kedalam erlenmeyer dan ditambahkan air alalu dititrasi lagi. kadar tanin dapat dihitung dengan rumus
Universitas Sumatera Utara
14
% =
− × ×, Sampel gr
4×
Keterangan : A : Volume titrasi tanin (ml) B : Volume titrasi balnko (ml) N : Normalitas KmNO4 standar (N) 10 : Faktor Pengenceran, 1 ml KmNO4 0,1 N : Setara 0,00416 gr tanin
Uji Hedonik
Uji kesukaan juga disebut sebagai uji hedonik. Dalam uji hedonik panelis
dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan
dan mengemukakan tingkat kesukaan atau disebut juga dengan skala hedonik.
Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan
skala numerik. Pengujian ini diberikan kepada 50 orang panelis dengan berbagai
variasi umur (17-50 tahun), jenis kelamin dan suku untuk pengujian terhadap rasa,
aroma, dan warna. Skala yang digunakan pada Tabel 2.
Tabel 2. Skala Hedonik dan Skala Numerik Skala Hedonik Sangat suka Suka Cukup suka Tidak suka Sangat tidak suka
Skala Numerik 5 4 3 2 1
Batas penolakan yaitu batas dimana teh daun gaharu dianggap tidak disukai oleh konsumen berada saat skala numerik ≤ 3.
Universitas Sumatera Utara
15 Analisis Data
Data hasil pengamatan diperoleh dari survey terhadap kesukaan masyarkat terhadap rasa, aroma dan warna teh kemudian ditabulasikan.
Universitas Sumatera Utara
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air sangat berhubungan dengan mutu teh yang dihasilkan.
Tabel 3 menunjukkan kadar air tertinggi pada sampel bagian bawah (B3) sebesar
3,33% dan terendah pada sampel bagian tengah pada batang (T1) sebesar 1,33%.
Hasil ini menunjukan bahwa daun yang berada di bagian tengah memiliki
kandungan air yang lebih rendah dibandingkan dengan bagian pada pucuk dan
bawah. Hal ini dipengarui oleh perbedaan jenis pohon, umur, tempat tumbuh, dan
ketinggian juga bervariasi tergantung pada letak geografis dam musim.
Nilai kadar air yang diperoleh sesuai dengan statndarisasi kadar air daun
teh yaitu tidak melebihi 10% (Ditjen POM, 1995).
Tabel 3. Kadar Air Gaharu Menurut Posisi Daun Pada Batang
Posisi Daun Pada Batang
Ulangan
Pucuk
1
2
3
Rata-Rata
Tengah
1
2
3
Rata-Rata
Bawah
1
2
3
Rata-rata
Kadar Air 2,00 2,66 2,00 2,22 1,33 2,00 2,00 1,77 2,00 2,00 3,33 2,43
Kandungan air pada daun yang melebihi dari 10% berdampak buruk pada
kondisi daun gaharu tersebut. Semakin tinggi kadar air pada daun menyebabjan
bakteri dan jamur cepat tumbuh dan berkembang biak sehingga mempengaruhi
kualitas dari daun itu sendiri. Hal ini berpengaruh terhadap keawetan daun gaharu
sebelum digunakan.
Universitas Sumatera Utara
17
Kadar Tanin Teh Daun Gaharu
Tinggi rendahnya kadar tanin dipengaruhi oleh banyak sedikitnya kadar
ekstrak dalam air teh karena tanin memiliki sifat jika dilarutkan kedalam air akan
membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat . pengaruh posisi daun pada
batang terhadap kadar tanin daun gaharu dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Kadar Tanin Gaharu Menurut Posisi Daun Pada Batang
Posisi Daun Pada Batang
Ulangan
Kadar Tanin
Pucuk
1
2,33
2 2,19
3 2,51
Rata-Rata
2,34
Tengah
1
2,29
2 0,92
3 2,52
Rata-Rata
1,91
Bawah
1
2,18
2 2,16
3 2,24
Rata-rata
2,19
Tabel 4 menunjukkan rata-rata kadar tanin yang tertinggi diperoleh pada sampel yang diperoleh di bagian pucuk posisi daun pada batang yaitu (2,34%) dan terendah pada bagian tengah posisi daun pada batang yaitu (1,91%). Hal ini disebabkan oleh faktor umur yang berpengaruh nyata terhadap kandungan senyawa kimia tanin menunjukkan bahwa semakin bertambah umur pohon gaharu maka kandungan tanin yang terdapat pada daun semakin tinggi. Perbedaan kandunga persen tanin juga dipengarui oleh perbedaan jenis pohon, umur, tempat tumbuh, dan ketinggian juga bervariasi tergantung pada letak geografis dam musim (Prayitno, 1982).
Dilihat dari Tabel 4, rata-rata kandugan kadar tanin yang tertinggi terdapat pada bagian pucuk, hal ini juga yang menyebabkan teh yang berasal dari bagian pucuk memiliki tingkat kepekatan warna lebih tinggi bila dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
18
daun bagian tengah dan bagian bawah pada batang pohon gaharu. Menurut Winarno (1993) rasa sepat umumnya terjadi karena adanya presipitasi protein yang melapisi rongga mulut dan lidah atau karena terjadinya penyamakan pada lapisan rongga mulut oleh tanin.
Berdasarkan penelitian Sihombing (2014), hasil penetapan kadar rata-rata tanin daun gaharu dari umur berbeda dan daun yang berbeda, kadar rata-rata tanin tertinggii diperoleh dari daun gaharu tua umur 7 tahun yaitu sebesar 1,80% dan terendah pada daun muda umur 4 tahun sebesar 1,00%. Bagian tanaman yang sering digunakan sebagai obat adalah daunnya, karena daunnya diketahui memiliki senyawa tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat (Depkes ,1989). Dari hasil penelitian Sihombing (2014) menunjukkan bahwa dari umur 4 dan 7 tahun layak digunakan sebagai minuman seduh karena jumlah kadar tanin yang terkandung dari tiap daun tidak jauh berbeda dan tidak memberikan rasa sepat jika digunakan menjadi minuman seduh. Hal ini sama dengan kandungan rata-rata tanin yang terdapat pada bagian pucuk, tengah dan bawah yang semuanya berada dibawah dai jumlah senyawa tanin yang diperuntukkan untuk obat yaitu 9-12% dan layak digunakan sebagai minuman seduh.
Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu Pengaruh posisi daun pada batang terhadap nilai kesukaan konsumen pada
rasa, aroma dan warna dari teh daun gaharu dapat dilihat pada tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 5. Hasil Survei Uji Hedonik Tahap I Tingkat Kesukaan Masyarakat terhadap Teh
Gaharu (Aquilaria malacensis) berdasarkan Posisi Daun Pada Batang
Posisi Daun Pada Batang
Rasa
Aroma
Warna
Pucuk
3,76 3,92 3,64
Tengah
3,94 3,94 3,91
Bawah
3,36 3,42 3,32
Skala 1 –5 = sangat tidak suka –sangat suka 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = cukup, 4 = suka, 5 = sangat suka
Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa berdasarkan survey kesukaan
konsumen pada teh daun gaharu baik dari posisi daun pada batang bagian pucuk,
tengah dan bawah, disukai oleh konsumen tetapi teh dari daun gaharu pada posisi
tengah yang yang paling disukai baik dari segi rasa, aroma dan warna dengan
skala kesukaan rata-rata pada 3,9 (suka). Berdasarkan hal ini, diketahui bahwa
tingkat kesukaan masyarakat itu menyukai teh dari daun gaharu. Berdasarkan
nilai kadar air dan kadar tanin dari teh daun gaharu, maka dapat dilihat adanya
hubungan antara kadar air dan kadar tanin dengan nilai kesukaan teh daun gaharu.
Teh daun gaharu dengan kadar air dan kadar tanin yang tinggi memiliki nilai
kesukaan yang lebih rendah dibandingkan teh dengan kadar air dan kadar tanin
yang rendah.
Menurut Winarno (1993), aroma teh tersusun dari senyawa-senyawa
minyak atsiri (essential oil) dimana aroma teh berasal sejak di perkebunan dan
sebagian dikembangkan selama proses pembuaan teh. Paling sedikit 14 senyawa
mudah menguap terdapat terdapat dalam minuman teh yang mungkin berpengaruh
pada cita rasa teh diantaranya metil dan etil alkohol. Semakin banyak ekstrak teh
dalam air dan semakin berat teh yang digunakan maka semakin banyak aroma teh
yang tercium oleh konsumen.
Universitas Sumatera Utara
20
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu (Aquilaria
malaccensis Lamk) berada pada skala 3-4 yaitu cukup suka hingga suka, dimana konsumen lebih menyukai teh dari daun gaharu yang berada pada posisi tengah pada batang pohon gaharu. Saran
Sebaiknya tahap penghalusan daun gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) yang digunakan untuk teh tidak menggunakan blender agar tekstur bubuk teh yang dihasilkan lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
21
DAFTAR PUSTAKA
Bizzy.I, Faisal.M., Setiabudidaya. D. 2011. Studi Potensi Energi Matahari dalam Perancangan Peralatan Pelayuan dan Pengeringan Pucuk Daun Gaharu. Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Palembang.
Ditjen POM. 1995. Materia Medika Indonesia, Jilid VI. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Departemen Kesehatan. 1989. Vademakum Bahan Obat Alam. Dirjen POM Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Mega, IM dan Swastini, DA. 2010. Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antiradikal Bebas Ekstrak Metanol Daun Gaharu (Gyrinops versteegii). Jurnal Kimia 4(2): 187-192.
Prayitno.T.A. 1982. Pengaruh Umur Terhadap Kadar Tanin Dalam Pohon. Duta Rimba.
Radiana, S. 1985. Petunjuk Pengolahan Teh Hitam. PT. Wiga Guna, Jakarta.
Risnasari, I. 2001. Pemanfaatan Tanin Sebagai Pengawet Kayu. Skripsi. Medan.
Rita, Y. 2006 Kandungan Tanin dan Potensi Anti Streptococcus Mutans Daun The Varietas Assamica pada Berbagai Tahap Pengolahan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sihombing E. E. J. 2014. Skrining Fitokimia Daun Muda dan Daun Tua Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) Serta Kaitannya Dengan Umur Pohon Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. USU. Medan.
Silaban, S. 2014. Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk). USU Press. Medan.
Sofyan. A, dkk, 2010. Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Pohon Penghasil Gaharu sebagai Tanaman Obat di Sumatera. Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Palembang.
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan Dari Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Sumarna, Y. 2012. Budidaya Jenis Pohon Penghasil Gaharu. Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Litbang Produktivitas Hutan. Bogor.
Universitas Sumatera Utara
22 Tarigan, K. 2004. Profil Pengusahaan (Budidaya) Gaharu. Pusat Bina Penyuluhan
Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta Towaha. 2013. Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh (Camellia sinensis).
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol. 19 No.3. Tujarman M. 2000. Teknologi Rekayasa Produksi Gaharu Dengan Induksi Jamur
Fusarium. Penelitian Mikrobiologi Hutan Departemen Kehutanan. Bogor. Winarno. F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia. Jakarta. World Health Organitation. 1988. Quality Control Method For Medicinal Plant
Materials. Gevena. WHO.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
23
Tabel 1. Berat Kering dan Berat Serbuk Daun Gaharu
No
Posisi Daun
Kode
Berat Kering
Pada Batang
Oven (g)
1 P1 33,70
Pucuk P2 33,21
P3 34,96
2 T1 31,98
Tengah
T2
29,91
T3 31,89
3 B1 55.74
Bawah
B2
55,59
B3 59,98
Berat Serbuk (g)
35,50 35,04 36,60 39,84 44,36 46,53 55,49 55,83 58,44
Tabel 2. Penentuan Kadar Air Daun Gaharu
No
Posisi Daun
Kode Volume
Pada Batang
Awal (ml)
1 P1 0,50
Pucuk
P2
0,53
P3 0,57
2 T1 0,60
Tengah
T2
0,62
T3 0,65
3 B1 0,68
Bawah
B2
0,71
B3 0,74
Volume Akhir (ml)
0,53 0,57 0,60 0,62 0,65 0,68 0,71 0,74 0,79
Kadar Air (%)
2,00 2,66 2,00 1,33 2,00 2,00 2,00 2,00 3,33
Tabel 3. Penentuan Kadar Tanin No Posisi Daun Pada Batang 1 Pucuk
2 Tengah
3 Bawah
Kode
P1 P2 P3 T1 T2 T3 B1 B2 B3
Volume Titrasi Tanin (ml)
16,9 16,4 16,6 16,7 11,7 16,7 16,3 16,2 16,5
Kadar Tanin (%)
2,33 2,19 2,51 2,29 0,92 2,52 2,18 2,16 2,24
Universitas Sumatera Utara
24
Tabel 4. Hasil Survei Uji Hedonik Tingkat Kesukaan Masyarakat Terhadap Teh Gaharu (Aquilaria malacensis) Berdasarkan Letak Daun
Pada Batang
No Nama
Jenis Kelamin
(P/L)
Umur Pekerjaan (thn)
Suku
Tingkat Kesukaan
Rasa
Aroma
Warna
P TBP TBP TB
1 Rafidah Hasan
P 19 Mahasiswa Mandailing 4 3 3 4 4 3 4 4 3
2 Giska P. Andini
P
19 Mahasiswa
Jawa
442343344
3 Efri Alamsyah S L 29 Karyawan Mandailing 3 4 2 3 3 3 3 4 2
4 M. Fahmi
L 29 Karyawan Mandailing 3 4 3 3 4 2 2 4 3
5 Nasution
L
31 Karyawan
Aceh
444332332
6 Yovie Fahlevi
P 26 SPG
Aceh
342343334
7 Anisa Ramadani
L
27 Karyawan
Batak
344443442
8 Reza Putra P
P 26 IRT
Jawa
333443443
9 Isma Yanti 10 Indra L Rangkuti 11 Enda K. Sembiring
L P P
26 Mahasiswa 27 Guru 18 Mahasiswa
Batak Karo Aceh
543453443 343444542 343544332
12 Sakinah Putri
P
26 Karyawan
Batak
444443443
13 Rusvika
L
27
Polisi
Mandailing 3 4 3 4 4 3 5 5 3
14 Situmorang
P 29 IRT Mandailing 3 4 3 5 5 5 4 4 3
15 Iman S. Rambe P 56 IRT Mandailing 3 4 4 4 5 4 3 4 4
16 Pratiwi Rambe
L 33 Manager Mandailing 3 3 3 4 4 4 3 4 3
17 Yanti Siregar 18 Sofyan Azhar R 19 M. Firmansyah P
L P P
21 Mahasiswa 24 Mahasiswa 18 Mahasiswa
Jawa Jawa Batak
444554343 444443433 333343343
Universitas Sumatera Utara
20 Ika Wardani 21 Bella D Malau 22 Maya Putri 23 Suciati 24 Putri Mayang Sari 25 David Aldiansyah 26 Desi Anggraini 27 Gloria Hutagaol 28 Novida Sari 29 Fitria Wahyuni 30 M. Iqbal 31 Dalimunte 32 Supriyadi 33 Restu Indra 34 Humaira Zitni S 35 Eko Wardhana 36 Adita W. S 37 Yanti Hasibuan 38 Riki Hamdani 39 M. Rifki 40 Darma K Ginting 41 Wira Budi S 42 Iskandar Z 43 Miflathul Zannah 44 Agnes Yolanda 45 Silviaria S 46 M. Mahdi 47 Siska L. Ginting
P P P L P P P P L L L P L P P L L L L L P P P L P P L L
25
22 Mahasiswa
Jawa
343344553
26 IRT
Jawa
333333333
23 Mahasiswa
Jawa
333333344
29 Wiraswasta
Batak
353354434
26 Wiraswasta
Jawa
333343544
27 Karyawati
Batak
343344454
26 Karyawati
Aceh
433343443
20 Mahasiswa
Jawa
343443433
30 PNS
Karo
444444444
30 Polisi
Jawa
334343555
28 Polisi
Jawa
443343433
25 IRT
Batak
343344344
26 Wiraswasta
Jawa
553444454
19 Mahasiswa Mandailing 4 5 4 4 5 5 4 4 3
19 Mahasiswa Mandailing 4 5 4 4 4 4 4 3 3
28 Karyawan Mandailing 4 4 4 4 4 3 4 3 2
24 Karyawan
Jawa
333333333
28 Wiraswasta
Karo
555444443
24 Wiraswasta Mandailing 5 5 4 4 4 3 3 3 3
27 Wiraswasta Mandailing 4 4 3 3 3 3 4 4 4
19 Mahasiswa Pakpak
333443443
25 Karyawati
Batak
433433433
26 Karyawati
Batak
443333444
27 Wiraswasta
Jawa
444444444
26 IRT
Karo
333443344
18 Mahasiswa
Batak
554444444
28
Polisi
Mandailing 5 5 4 5 5 5 4 4 3
28 Polisi
Jawa
443445454
Universitas Sumatera Utara
48 Rafelia Elkana S 49 M. Taufik 50 Ardiansyah
Mawardi L Wira Anditama M. Azhar Rivai
L 28 Polisi L 46 PNS L 57 PNS
Rata-Rata
26
Jawa Jawa Jawa
555443444 434344433 553434333
3,76 3,94 3,36 3,92 3,94 3,42 3,64 3,91 3,32
Universitas Sumatera Utara
NILAI KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP TEH DAUN GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamk.) BERDASARKAN LETAK
DAUN PADA BATANG
SKRIPSI Oleh:
Nora Adriana 071203006
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
Universitas Sumatera Utara
2
NILAI KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP TEH DAUN GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamk.) BERDASARKAN LETAK
DAUN PADA BATANG
SKRIPSI Oleh:
Nora Adriana 071203006
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
Universitas Sumatera Utara
Judul Penelitian
Nama NIM Program Studi
3
LEMBAR PENGESAHAN
: Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu
(Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun Pada
Pohon : Nora Andriana : 071203006 : Kehutanan
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
Ridwanti Batubara, S.Hut., MP Ketua
Dr. Ir. Elisa Julianti., M.Si Anggota
Mengetahui,
Siti Latifah, S.Hut., M.Si., Ph.D. Ketua Program Studi Kehutanan
Tanggal Lulus :
Universitas Sumatera Utara
i
ABSTRACT NORA ADRIANA: Value Of Consumers Preference Towards To Agarwood Tea Leaves (Aquilaria Malaccensis Lamk.) Based On The Location Of Leaves In The Trunk, supervised by RIDWANTI BATUBARA and ELISA JULIANTI.
Agarwood is a product of Non-Timber Forest Products are of high value and are exported to foreign countries. Utilization of wood still focused on the use of agarwood trees, sap and skin is more often used as a distinctive aroma produced. Therefore, it is necessary to study on the effect of the aloe plant leaf lies on the characteristics of the value of consumer preferences in the tea leaves of the aloes that dihasilkan.Tujuan this study is to determine the level of preference for the public to tea agarwood (Aquilaria malaccensis Lamk) based on the location of the leaves on the stem.
The results showed that the level of public preferences for Tea agarwood (Aquilaria malaccensis Lamk) are on a scale of 3-4 is enough love to love, where consumers prefer tea from the leaves of the aloes are in the middle position on the aloe tree. Keywoord : agarwood leaves, agarwood tea leaves, the level of preference.
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRAK NORA ADRIANA: Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun Pada Batang, dibimbing oleh RIDWANTI BATUBARA dan ELISA JULIANTI.
Gaharu merupakan salah satu produk Hasil Hutan Non Kayu yang bernilai tinggi dan diekspor ke mancanegara. Pemanfaatan gaharu masih terfokus pada pemanfaatan pohon gaharu, getah dan kulitnya yang lebih sering digunakan karena aroma khas yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh letak daun pada tanaman gaharu terhadap karakteristik nilai kesukaan konsumen pada teh daun gaharu yang dihasilkan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berdasarkan letak daun pada batang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesukaan masyarakat terhadap Teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berada pada skala 3-4 yaitu cukup suka hingga suka, dimana konsumen lebih menyukai teh dari daun gaharu yang berada pada posisi tengah pada batang pohon gaharu. Kata kunci : daun gaharu, teh daun gaharu, tingkat kesukaan
Universitas Sumatera Utara
iii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bekiun pada tanggal 21 November 1989 sebagai anak pertama dari pasangan Srianto (Bapak) dan Rohana (Ibu). Penulis menyelesaikan sekolah dasar di SD Negri 1 Kuala pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama Negri 1 Kuala pada tahun 2004, dan pada tahun 2007 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negri 1 Kuala. Pada tahun yang sama penulis diterima melalaui jalur Panduan Minat dan Prestasi (PMP) di Fakultas Pertanian, Jurusan Kehutanan, Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Universitas Sumatera Utara.
Pada tahun 2009, penulis mengikuti kegiatan Praktik Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) di Pulau Sembilan dan Aras Napal, Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2011, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di KPH Perhutani Banyuwangi Utara selama 1 bulan. Penulis melaksanakan penelitian dengan judul “Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun Pada Pohon”, dibawah bimbingan Ibu Ridwanti Batubara S.Hut., MP dan Dr. Ir. Elisa Julianti M.Si.
Universitas Sumatera Utara
iv KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ” Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun Pada Pohon” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menjadi Sarjana Kehutanan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada komisi pembimbing Ibu Ridwanti Batubara S.Hut., MP dan Dr. Ir. Elisa Julianti M.Si selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat menjadi panduan belajar dan bacaan yang bermanfaat bagi mahasiswa/i Kehutanan secara khusus dan menjadi salah satu sumber informasi bagi masyarakat secara umum. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, April 2015
Penulis
Universitas Sumatera Utara
v
DAFTAR ISI Halaman
ABSTRAK.................. .............................................................................. i ABSTRACT ............... ............................................................................... ii DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................ iii KATA PENGANTAR ............................................................................. iv DAFTAR ISI ............................................................................................. v DAFTAR TABEL..................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ vii
PENDAHULUAN Latar Belakang .......................................................................................... Tujuan Penelitian........................................................................................ Manfaat Penelitian......................................................................................
1 2 2
TINJAUAN PUSTAKA
Teh ..........................................................................................
Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) ....................................................
Daun Gaharu ((Aquilaria malaccensis Lamk.) .......................................
Tanin
........................................................................................
3 4 6 7
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................... Bahan dan Alat Penelitian.......................................................................... Prosedur Penelitian.....................................................................................
Pengambilan Sampel Tanaman..................................................... Pembuatan Teh dan Simplisia Daun Gaharu ............................... Penetapan Kadar Air...................................................................... Pembuatan Pereaksi ....................................................................... Penentuan Kadar Tanin ................................................................ Uji Hedonik .................................................................................... Analisis Data...............................................................................................
10 10 11 11 11 12 12 13 14 15
HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air .................................................................................. Kadar Tanin Teh Daun Gaharu ................................................................. Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu ........................
16 17 18
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ..................................................................................... Saran ...............................................................................................
20 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 21
LAMPIRAN .............................................................................................. 23
Universitas Sumatera Utara
vi DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Hasil Skrining Fitokimia Simplisia, Ekstrak Etanol Daun Gaharu Segar dan Ekstrak Etanol Gaharu Simplisia ........................................................... 7 2. Skala Hedonik dan Skala Numerik ................................................................ 14 3. Kadar Air Gaharu Menurut Posisi Daun Pada Batang ................................. 16 4. Kadar Tanin Gaharu Menurut Posisi Daun Pada Batang ............................. 17 5. Hasil Survey Uji Hedonik Tahap I Tingkat Kesukaan Masyarakat Terhadap Teh Gaharu (Aquilaria malacensis) Berdasarkan Posisi Daun Pada Batang .......................................................................................................................... 19
Universitas Sumatera Utara
vii DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Berat Kering dan Berta Serbuk Daun Gaharu ............................................... 23 2. Penentuan Kadar Air Daun Gaharu ............................................................... 23 3. Penetuan Kadar Tanin Daun Gaharu ............................................................. 23 4. Hasil Survey Uji Hedonik Tingkat Kesukaan Masyarakat Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria malacensis) Berdasarkan Letak Daun Pada Batang .............................................................................................................. 24
Universitas Sumatera Utara
i
ABSTRACT NORA ADRIANA: Value Of Consumers Preference Towards To Agarwood Tea Leaves (Aquilaria Malaccensis Lamk.) Based On The Location Of Leaves In The Trunk, supervised by RIDWANTI BATUBARA and ELISA JULIANTI.
Agarwood is a product of Non-Timber Forest Products are of high value and are exported to foreign countries. Utilization of wood still focused on the use of agarwood trees, sap and skin is more often used as a distinctive aroma produced. Therefore, it is necessary to study on the effect of the aloe plant leaf lies on the characteristics of the value of consumer preferences in the tea leaves of the aloes that dihasilkan.Tujuan this study is to determine the level of preference for the public to tea agarwood (Aquilaria malaccensis Lamk) based on the location of the leaves on the stem.
The results showed that the level of public preferences for Tea agarwood (Aquilaria malaccensis Lamk) are on a scale of 3-4 is enough love to love, where consumers prefer tea from the leaves of the aloes are in the middle position on the aloe tree. Keywoord : agarwood leaves, agarwood tea leaves, the level of preference.
Universitas Sumatera Utara
ii
ABSTRAK NORA ADRIANA: Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun Pada Batang, dibimbing oleh RIDWANTI BATUBARA dan ELISA JULIANTI.
Gaharu merupakan salah satu produk Hasil Hutan Non Kayu yang bernilai tinggi dan diekspor ke mancanegara. Pemanfaatan gaharu masih terfokus pada pemanfaatan pohon gaharu, getah dan kulitnya yang lebih sering digunakan karena aroma khas yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh letak daun pada tanaman gaharu terhadap karakteristik nilai kesukaan konsumen pada teh daun gaharu yang dihasilkan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berdasarkan letak daun pada batang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesukaan masyarakat terhadap Teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berada pada skala 3-4 yaitu cukup suka hingga suka, dimana konsumen lebih menyukai teh dari daun gaharu yang berada pada posisi tengah pada batang pohon gaharu. Kata kunci : daun gaharu, teh daun gaharu, tingkat kesukaan
Universitas Sumatera Utara
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Gaharu merupakan salah satu produk Hasil Hutan Non Kayu yang bernilai
tinggi dan diekspor ke mancanegara. Gaharu adalah gumpalan resin wangi disebabkan oleh adanya serangan infeksi jamur penyakit yang membantu pembentukan gaharu yang dihasilkan oleh jenis-jenis pohon penghasil gaharu dari keluarga Thymeleaceae. Ada lebih dari 26 jenis pohon penghasil gaharu dari genera Aquilaria, Gyrinops, Aetoxylon, Wikstroemia (Bizzy et al, 2011).
Produk gaharu sudah dikenal sudah dikenal sejak abad ke 3 digunakan sebagai bahan ritual keagamaan di China (incense), bahan pengikat parfum, industri kosmetik, aromatheraphy, dan obat untuk kesehatan manusia. Produk hilir yang sekarang sedang berkembang adalah sabun, shampoo dan teh gaharu (Tujarman, 2000). Pucuk daun gaharu berpotensi untuk diolah menjadi minuman teh mengingat pohon gaharu dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis. Pucuk daun gaharu ini diambil dari pohon gaharu.
Beberapa jenis pohon Gaharu dan penyebarannya di Indonesia adalah: Aquilaria malaccensis (Sumatra dan Kalimantan), Aquilaria beccariana (Sumatra dan Kalimantan), Aquilaria microcarpa (Sumatra dan Kalimantan), Aquilaria filaria (Irian dan Maluku), Aquilaria cumingiana (Sulawesi), Aquilaria tomntosa (Irian), Grynops audate dan Grynops podocarpus (Irian), Grynops versteegii (Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Irian), Wikstoemia androsaemifolia (Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Sulawesi) (Bizzy et al, 2011).
Pemanfaatan gaharu masih terfokus pada pemanfaatan pohon gaharu, getah dan kulitnya yang lebih sering digunakan karena aroma khas yang
Universitas Sumatera Utara
2 dihasilkan. Mutu teh yang berasal dari tanaman teh (Camelia sinensis) sangat dipengaruhi oleh letak daun pada tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh letak daun pada tanaman gaharu terhadap karakteristik nilai kesukaan konsumen pada teh daun gaharu yang dihasilkan.
Tujuan Penelitian Teh pada umumnya memiliki perbedaan rasa, aroma serta warna
berdasarkan letak daun pada batang. Oleh karena itu maka penelitian ini akan dicobakan untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berdasarkan letak daun pada batang.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
1. Mendapatkan informasi mengenai tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) berdasarkan letak daun pada batang.
2. Dapat digunakan sebagai acuan bagi petani gaharu dalam mengolah gaharu menjadi minuman teh seduh yang sehat dan disukai masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
3
TINJAUAN PUSTAKA
Teh Teh sebagai bahan minuman dibuat dari pucuk muda daun teh yang telah
mengalami proses pengolahan seperti pelayuan, oksidasi enzimatis, penggilingan dan pengeringan. Manfaat yang telah dihasilkan dari minuman teh adalah rasa segar, dapat memulihkan kesehatan badan dan terbukti tidak menimbulkan dampak negatif. Khasiat yang dimiliki oleh minuman teh tersebut berasal dari kandungan senyawa kimia yang tedapat dalam daun teh. Senyawa kimia yang terkandung dalam daun teh terdiri dari empat kelompok besar yaitu golongan fenol, bukan fenol, aromatis dan enzim. Keempat kelompok senyawa kimia tersebut bersama-sama mendukung terjadinya sifat-sifat baik pada seduhan daun teh, apabila pengendaliannya selama pengolahan dapat dilakukan dengan tepat. Komposisi susunan kimia dalam daun teh sangat bervariasi bergantung pada beberapa faktor yaitu jenis klon, variasi musim dan kondisi tanah, perlakuan kultur teknis, umur daun dan banyaknya sinar matahari yang diterima (Towaha, 2013).
Dalam perdagangan teh internasional dikenal tiga golongan teh, yang pengolahannya berbeda-beda dan dengan demikian juga bentuk serta cita rasanya, yaitu Black Tea (teh hitam), Green Tea (teh hijau), dan Oolong Tea (teh oolong). Perbedaan pokok antara teh hitam dan teh hijau adalah bahwa teh hitam mengalami proses fermentasi (proses pemeraman) yang merupakan ciri khasnya sedangkan teh hijau tidak mengenal fermentasi dalam proses pengolahannya. Disamping itu teh hitam tidak mengandung unsur-unsur lain di luar pucuk teh, sedangkan teh hijau karena bau daunnya tidak hilang (karena tidak mengalami
Universitas Sumatera Utara
4
proses fermentasi itu) harus dikompensasi dengan wangi-wangian dari bahan bahan non teh (Radiana, 1985).
Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.)
Gaharu merupakan produk kehutanan yang memiliki nilai ekonomi sangat
tinggi. Gaharu sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu dan diperdagangkan ke
Timur Tengah oleh para pedagang Cina dan Indo-Cina. Gaharu dalam
perdagangan internasional dikenal dengan sebutan agarwood, eaglewood, atau
aloewood adalah produk Hasil Hutan Non Kayu dalam bentuk gumpalan, serpihan
atau bubuk yang memiliki aroma keharuman khas bersumber dari kandungan
bahan kimia berupa resin. Selain mengandung resin, gaharu juga mengandung
essens yang disebut sebagai minyak essens (essential oil) yang dibuat dengan
ekstraksi atau penyulingan dari gubal gaharu. Essens gaharu ini digunakan sebagai
bahan pengikat dari berbagai jenis parfum, kosmetika, dan obat-obatan herbal.
Selain itu, serbuk atau abu dari gaharu dapat digunakan sebagai bahan pembuatan
dupa/hio dan bubuk aroma theraphy dan daun gaharu bisa dibuat menjadi teh
yang dapat membantu kebugaran tubuh (Sofyan et al, 2010).
Taksonomi tumbuhan gaharu (A. malaccensis Lamk.) menurut
Tarigan (2004) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas
: Dikotil
Sub Kelas : Dialypetale
Universitas Sumatera Utara
5
Ordo
: Myrtales
Famili
: Thymeleaceae
Genus
: Aquilaria
Species
: A. malaccensis Lamk.
Daerah sebaran tumbuh pohon penghasil gaharu di Indonesia dijumpai di
wilayah hutan Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya dan
Nusa Tenggara. Secara ekologis berada pada ketinggian 0 – 2400 mdpl, pada
daerah beriklim panas dengan suhu antara 28º – 34C, berkelembaban sekitar 80 %
dan bercurah hujan antara 1000 – 2000 mm/th. Lahan tempat tumbuh pada
berbagai variasi kondisi struktur dan tekstur tanah, baik pada lahan subur, sedang
hingga lahan marginal. Gaharu dapat dijumpai pada ekosistem hutan rawa,
gambut, hutan dataran rendah atau hutan pegunungan, bahkan dijumpai pada
lahan berpasir berbatu yang ekstrim (Sumarna, 2012).
Beberapa sifat biofisiologis tumbuh pohon penghasil gaharu yang penting
untuk diperhatikan adalah faktor sifat fisiologis pertumbuhan, sebagian besar
pohon pada fase pertumbuhan awal (vegetatif) memiliki sifat tidak tahan akan
intensitas cahaya langsung (semitoleran) hingga berumur 2 - 3 tahun. Faktor lain
sifat fenologis pembungaan dimana setiap jenis, selain dipengaruhi oleh kondisi
iklim dan musim setempat juga akan dipengaruhi oleh kondisi edafis lahan tempat
tumbuh. Sifat fenologis buah/benih yang rekalsitran, badan buah pecah dan tidak
jatuh bersamaan dengan benih. Sifat fisiologis benih memiliki masa istirahat
(dormansi) yang sangat rendah, benih-benih yang jatuh di bawah tajuk pohon
induk pada kondisi optimal setelah 3 – 4 bulan akan tumbuh dan menghasilkan
permudaan alam tingkat semai yang tinggi dan setelah 6 – 8 bulan akan terjadi
Universitas Sumatera Utara
6
persaingan, sehingga populasi anakan tingkat semai akan menurun hingga 60 – 70 %. Aspek pertumbuhan permudaan alam tingkat semai penting diketahui sebagai dasar dalam penyediaan bibit tanaman dengan cara memanfaatkan cabutan permudaan alam (Sumarna, 2012).
A. malaccensis Lamk.pohon dengan tinggi batang yang dapat mencapai antara 35 – 40 m, berdiameter sekitar 60 cm, kulit batang licin berwarna putih atau keputih-putihan dan berkayu keras. Daun lonjong memanjang dengan ukuran panjang 5 – 8 cm dan lebar 3 – 4 cm, ujung daun runcing, warna daun hijau mengkilat. Bunga berada diujung ranting atau diketiak atas dan bawah daun. Buah berada dalam polongan berbentuk bulat telur aatau lonjong berukuran sekitar 5 cm panjang dan 3 cm lebar. Biji/benih berbentuk bulat atau bulat telur yang tertutup bulu-bulu halus berwarna kemerahan (Sumarna, 2012).
Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan penelitian Silaban (2014), ekstrak daun gaharu dari jenis
Aquilaria malaccensis mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, senyawa glikosida, tanin, dan steroid/Triterpenoid. Hasil uji fitokimia yang dilakukan Silaban (2014), diketahui bahwa senyawa-senyawa metabolit sekunder tersebut yang diperkirakan mempunyai aktivitas sebagai antiradikal bebas.
Kandungan kimia tanaman gaharu antara lain adalah: noroxo-agarofuran, agarospirol, 3,4-dihidroxy dihydroagarufuran, p-methoxy-benzylaceton aquilochin, Jinkohol, jinkohol ermol dan kusunol. Senyawa antioksidan diantaranya adalah asam fenolik, flavonoid, karoten, vitamin E, (tokoferol), vitamin C, asam urat, bilirubin, dan albumin. Zat-zat gizi mineral seperti mangan,
Universitas Sumatera Utara
7
seng, tembaga dan selenium (Se) juga berperan sebagai antioksidan. Diantara
zat-zat antioksidan ini diduga ada dalam ekstrak metanol daun gaharu seperti
senyawa fenol dan flavonoid (Mega dan Swastini, 2010).
Berdasarkan penelitian Silaban (2014), ekstrak daun gaharu dari jenis
Aquilaria malaccensis mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid,
senyawa glikosida, tanin, dan steroid/Triterpenoid. Hasil uji fitokimia daun gaharu
(Aquilaria malaccensis Lamk.) dapat dilihat pada Tabel 1:
Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Simplisia, Ekstrak Etanol Daun Gaharu Segar dan Ekstrak Etanol Gaharu Simplisia
No. Pemeriksaan
1. Alkaloid 2. Flavonoid 3. Glikosida 4. Saponin 5. Tanin 6. Steroid/Triterpenoid
Keterangan: ( + ) positif ( - ) negatif
Simplisia Ekstrak Etanol
Ekstrak Etanol
daun gaharu daun gaharu
Simplisia
--
-
++
+
++
+
--
-
++
+
++
+
: mengandung golongan senyawa : tidak mengandung golongan senyawa
(Silaban,2014).
Hasil uji fitokimia yang dilakukan Silaban (2014), diketahui bahwa
senyawa-senyawa metabolit sekunder tersebut yang diperkirakan mempunyai
aktivitas sebagai antiradikal bebas.
Tanin Tanin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari
senyawa fenolik. Istilah tanin pertama sekali diaplikasikan pada tahun 1796 oleh Seguil. Tanin terdiri dari sekelompok zat – zat kompleks terdapat secara meluas dalam dunia tumbuh – tumbuhan, antara lain terdapat pada bagian kulit kayu,
Universitas Sumatera Utara
8
batang, daun dan buah – buahan. Ada beberapa jenis tumbuh – tumbuhan atau tanaman yang dapat menghasilkan tanin, antara lain : tanaman pinang, tanaman akasia, gabus, bakau, pinus dan gambir. Tanin juga yang dihasilkan dari tumbuhtumbuhan mempunyai ukuran partikel dengan range besar. Tanin ini disebut juga asam tanat, galotanin atau asam galotanat. Adapun kegunaan dari tanin antara lain adalah
1. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat massa pertumbuhan bagian tertentu pada tanaman .
2. Sebagai anti hama bagi tanaman shingga mencegah serangga dan fungi 3. Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman. 4. Pada industri farmasi tanin digunakan sebagai anti septik pada jaringan
luka,misalnya luka bakar yaitu dengan cara mengendapkan protein. Selain itu tanin juga digunakan untuk campuran obat cacing dan anti kanker. 5. Pada industri kulit tanin banyak dipergunakan karena kemampuannya mengikat bermacam – macam protein sehinggga dapat mencegah kulit dari proses pembusukkan. 6. Tanin juga dipergunakan pada industri pembuatan tinta dan cat karena dapat memberikan warna biru tua atau hijau kehitam – hitaman dengan kombinasi -kombinasi tertentu. 7. Tanin dapat berperan sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara mengeluarkan asam tamak yang tidak terlarut 8. Pada industri minuman tanin juga digunakan untuk pengendapan serat – serat organik pada minuman anggur atau bir (Risnasari, 2001).
Universitas Sumatera Utara
9 Secara fisika, tanin memiliki sifat jika dilarutkan dedalam air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat, jika dicampur dengan alkohol dan glatin akan terjadi endapan, tidak dapat mengkristal dan dapat mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi enzim protiolitik. Secara kimiawi, memiliki sifat-sifat diantaranya merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang sukar dipisahkan sehingga sukar mengkristal. Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi dan senyawa fenol dari tanin mempunyai sifat sebagai antiseptik dan pemberi warna (Rita, 2006).
Universitas Sumatera Utara
10
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari hingga
Februari 2015. Tempat pengambilan sampel dilakukan di pertanaman pohon gaharu di Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Pembuatan teh, penetapan kadar air dilakukan di Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Penentuan kadar tanin dilakukan di Laboratorium Analisis Kimia Bahan Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Survei tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu dilakukan di sekitar kampus dan tempat umum. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) yang segar, akuades, larutan gelatin, larutan indigokarmin, larutan asam garam, kaolin serbuk, larutan KMnO4, gula, dan air.
Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi blender, lemari pengering, labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung penyambung, tabung penerima 5 ml, labu ukur, gelas ukur, pipet tetes, stopwatch, cawan porselin, krus tang, pisau, karung, kertas perkamen, ember, kamera digital, gelas, sendok, dan kuisoner.
Universitas Sumatera Utara
11
Prosedur Penelitian Pengambilan Sampel Tanaman
Pengambilan sampel dilakukan secara purposif tanpa membandingkan dengan tanaman yang sama dari daerah yang lain. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan perbedaan letak daun pada batang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) yang diambil dari pertanaman pohon gaharu di Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
Pembuatan Teh dan Simplisia Daun Gaharu 1. Daun gaharu dikelompokkan berdasarkan letak daun pada batang. 2. Sampel daun gaharu dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan air
mengalir 3. Dilayukan dengan disebarkan di atas kertas perkamen hingga airnya terserap 4. Dilakukan pengeringan secara kering udara lalu diovenkan dengan suhu 400C
selama 24 jam. 5. Diblender daun yang sudah kering 6. Setelah diblender, dimasukkan ke dalam plastik polietilen 7. Teh gaharu diseduh menjadi minuman teh untuk selanjutnya diuji rasa, aroma,
dan warna (uji hedonik) kepada panelis berupa masyarakat baik di lingkungan kampus maupun masyarakat umum.
Universitas Sumatera Utara
12
Penetapan Kadar Air Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi (Destilasi
Toluen). Alat-alat terdiri dari labu alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung penyambung, tabung penerima 5 ml.
Cara kerja : Ke dalam labu alas bulat dimasukkan 100 ml toluen dan 1 ml air suling, didestilasi selama 2 jam, toluen didinginkan selama 30 menit dan volume air didalam tabung penerima dibaca, kemudian ke dalam labu dimasukkan 2,5 g sampel yang telah ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15 menit, setelah toluen mendidih, kecepatan tetesan diatur 2 tetes untuk tiap detik sampai sebagian air terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen, destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, dibaca volume air dengan ketelitian 0,05 ml. Kadar air dihitung dalam persen (WHO, 1998).
Pembuatan Pereaksi 1. Larutan indigocarmin
Sebanyak 6 gram indigocarmin di larutkan ke dalam 500 ml aquades dan dipanaskan. Setelah dingin ditambahkan aquades sampai satu liter lalu disaring (Sudarrnadji, 1984). 2. Larutan KMnO4 Ditimbang 0,3 gr Na2C2O4 yang telah dikeringkan pada suhu 1050C lalu dimasukkan ke dalam 250 ml H2SO4 (1:19) yang telah didihkan selama 10
Universitas Sumatera Utara
13
menit. Setelah larut semua, kemudian dititrasi dengan larutan KMnO4 yang
akan distandarisasi sampai warna yang timbul nampak akan hilang (dibutuhkan
34 ml larutan KMnO4). Dipanaskan lagi sampai hampir mendidih lalu titrasi diteruskan perlahan-lahan sampai timbul warna jambon yang dapat bertahan
selama 30 detik. Untuk lebih teliti, dilakukan titrasi blanko (250 ml) asam
sulfat 1:19 tanpa penambahan Na2C2O4 dengan cara yang sama. Biasanya kebutuhan larutan KMnO4 untuk titrasi blanko ini tidak kurang dari 0,05 ml.
Kebutuhan larutan KMnO4 adalah jumlah KMnO4 titrasi pertama dikurangi
dengan titrasi blanko. . KMnO4 = ,
− × KMnO4 yang dibutuhkan
Penentuan Kadar Tanin Penentuan kadar tanin dilakukan berdasarkan dalam Sudarmadji (1989).
Ditimbang 1,5 gr tanin, kemudian dimasukkan kedalam gelas piala 100ml lalu ditambahkan air 50 ml. Dipanaskan pada suhu 40-600 C selama 30 menit. Setelah dingin larutam disaring ke dalam labu ukur 250 ml, lalu ditambahkan dengan iar sampai tanda garis. Dari larutan di atas diambil 25 ml dimasukkan ke dalam Erlenmeyer lalu ditambahkan 20 ml larutan indigocarmin kemudian dititrasi dengan larutan KmNO4 0,1 N, tiap kali penambahan sebanyak 1 ml KmNO4 hingga warna berubah dari biru menjadi hijau selanjutnya titrasi dilakukan tetes demi tetes hingga warna hijau menjadi warna kuning emas. Penentapan blanko dilakukan dengan memipet 20 ml laruta indigiocarmin kedalam erlenmeyer dan ditambahkan air alalu dititrasi lagi. kadar tanin dapat dihitung dengan rumus
Universitas Sumatera Utara
14
% =
− × ×, Sampel gr
4×
Keterangan : A : Volume titrasi tanin (ml) B : Volume titrasi balnko (ml) N : Normalitas KmNO4 standar (N) 10 : Faktor Pengenceran, 1 ml KmNO4 0,1 N : Setara 0,00416 gr tanin
Uji Hedonik
Uji kesukaan juga disebut sebagai uji hedonik. Dalam uji hedonik panelis
dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan
dan mengemukakan tingkat kesukaan atau disebut juga dengan skala hedonik.
Pengujian dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan
skala numerik. Pengujian ini diberikan kepada 50 orang panelis dengan berbagai
variasi umur (17-50 tahun), jenis kelamin dan suku untuk pengujian terhadap rasa,
aroma, dan warna. Skala yang digunakan pada Tabel 2.
Tabel 2. Skala Hedonik dan Skala Numerik Skala Hedonik Sangat suka Suka Cukup suka Tidak suka Sangat tidak suka
Skala Numerik 5 4 3 2 1
Batas penolakan yaitu batas dimana teh daun gaharu dianggap tidak disukai oleh konsumen berada saat skala numerik ≤ 3.
Universitas Sumatera Utara
15 Analisis Data
Data hasil pengamatan diperoleh dari survey terhadap kesukaan masyarkat terhadap rasa, aroma dan warna teh kemudian ditabulasikan.
Universitas Sumatera Utara
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air sangat berhubungan dengan mutu teh yang dihasilkan.
Tabel 3 menunjukkan kadar air tertinggi pada sampel bagian bawah (B3) sebesar
3,33% dan terendah pada sampel bagian tengah pada batang (T1) sebesar 1,33%.
Hasil ini menunjukan bahwa daun yang berada di bagian tengah memiliki
kandungan air yang lebih rendah dibandingkan dengan bagian pada pucuk dan
bawah. Hal ini dipengarui oleh perbedaan jenis pohon, umur, tempat tumbuh, dan
ketinggian juga bervariasi tergantung pada letak geografis dam musim.
Nilai kadar air yang diperoleh sesuai dengan statndarisasi kadar air daun
teh yaitu tidak melebihi 10% (Ditjen POM, 1995).
Tabel 3. Kadar Air Gaharu Menurut Posisi Daun Pada Batang
Posisi Daun Pada Batang
Ulangan
Pucuk
1
2
3
Rata-Rata
Tengah
1
2
3
Rata-Rata
Bawah
1
2
3
Rata-rata
Kadar Air 2,00 2,66 2,00 2,22 1,33 2,00 2,00 1,77 2,00 2,00 3,33 2,43
Kandungan air pada daun yang melebihi dari 10% berdampak buruk pada
kondisi daun gaharu tersebut. Semakin tinggi kadar air pada daun menyebabjan
bakteri dan jamur cepat tumbuh dan berkembang biak sehingga mempengaruhi
kualitas dari daun itu sendiri. Hal ini berpengaruh terhadap keawetan daun gaharu
sebelum digunakan.
Universitas Sumatera Utara
17
Kadar Tanin Teh Daun Gaharu
Tinggi rendahnya kadar tanin dipengaruhi oleh banyak sedikitnya kadar
ekstrak dalam air teh karena tanin memiliki sifat jika dilarutkan kedalam air akan
membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat . pengaruh posisi daun pada
batang terhadap kadar tanin daun gaharu dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Kadar Tanin Gaharu Menurut Posisi Daun Pada Batang
Posisi Daun Pada Batang
Ulangan
Kadar Tanin
Pucuk
1
2,33
2 2,19
3 2,51
Rata-Rata
2,34
Tengah
1
2,29
2 0,92
3 2,52
Rata-Rata
1,91
Bawah
1
2,18
2 2,16
3 2,24
Rata-rata
2,19
Tabel 4 menunjukkan rata-rata kadar tanin yang tertinggi diperoleh pada sampel yang diperoleh di bagian pucuk posisi daun pada batang yaitu (2,34%) dan terendah pada bagian tengah posisi daun pada batang yaitu (1,91%). Hal ini disebabkan oleh faktor umur yang berpengaruh nyata terhadap kandungan senyawa kimia tanin menunjukkan bahwa semakin bertambah umur pohon gaharu maka kandungan tanin yang terdapat pada daun semakin tinggi. Perbedaan kandunga persen tanin juga dipengarui oleh perbedaan jenis pohon, umur, tempat tumbuh, dan ketinggian juga bervariasi tergantung pada letak geografis dam musim (Prayitno, 1982).
Dilihat dari Tabel 4, rata-rata kandugan kadar tanin yang tertinggi terdapat pada bagian pucuk, hal ini juga yang menyebabkan teh yang berasal dari bagian pucuk memiliki tingkat kepekatan warna lebih tinggi bila dibandingkan dengan
Universitas Sumatera Utara
18
daun bagian tengah dan bagian bawah pada batang pohon gaharu. Menurut Winarno (1993) rasa sepat umumnya terjadi karena adanya presipitasi protein yang melapisi rongga mulut dan lidah atau karena terjadinya penyamakan pada lapisan rongga mulut oleh tanin.
Berdasarkan penelitian Sihombing (2014), hasil penetapan kadar rata-rata tanin daun gaharu dari umur berbeda dan daun yang berbeda, kadar rata-rata tanin tertinggii diperoleh dari daun gaharu tua umur 7 tahun yaitu sebesar 1,80% dan terendah pada daun muda umur 4 tahun sebesar 1,00%. Bagian tanaman yang sering digunakan sebagai obat adalah daunnya, karena daunnya diketahui memiliki senyawa tanin 9-12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat (Depkes ,1989). Dari hasil penelitian Sihombing (2014) menunjukkan bahwa dari umur 4 dan 7 tahun layak digunakan sebagai minuman seduh karena jumlah kadar tanin yang terkandung dari tiap daun tidak jauh berbeda dan tidak memberikan rasa sepat jika digunakan menjadi minuman seduh. Hal ini sama dengan kandungan rata-rata tanin yang terdapat pada bagian pucuk, tengah dan bawah yang semuanya berada dibawah dai jumlah senyawa tanin yang diperuntukkan untuk obat yaitu 9-12% dan layak digunakan sebagai minuman seduh.
Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu Pengaruh posisi daun pada batang terhadap nilai kesukaan konsumen pada
rasa, aroma dan warna dari teh daun gaharu dapat dilihat pada tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 5. Hasil Survei Uji Hedonik Tahap I Tingkat Kesukaan Masyarakat terhadap Teh
Gaharu (Aquilaria malacensis) berdasarkan Posisi Daun Pada Batang
Posisi Daun Pada Batang
Rasa
Aroma
Warna
Pucuk
3,76 3,92 3,64
Tengah
3,94 3,94 3,91
Bawah
3,36 3,42 3,32
Skala 1 –5 = sangat tidak suka –sangat suka 1 = sangat tidak suka, 2 = tidak suka, 3 = cukup, 4 = suka, 5 = sangat suka
Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa berdasarkan survey kesukaan
konsumen pada teh daun gaharu baik dari posisi daun pada batang bagian pucuk,
tengah dan bawah, disukai oleh konsumen tetapi teh dari daun gaharu pada posisi
tengah yang yang paling disukai baik dari segi rasa, aroma dan warna dengan
skala kesukaan rata-rata pada 3,9 (suka). Berdasarkan hal ini, diketahui bahwa
tingkat kesukaan masyarakat itu menyukai teh dari daun gaharu. Berdasarkan
nilai kadar air dan kadar tanin dari teh daun gaharu, maka dapat dilihat adanya
hubungan antara kadar air dan kadar tanin dengan nilai kesukaan teh daun gaharu.
Teh daun gaharu dengan kadar air dan kadar tanin yang tinggi memiliki nilai
kesukaan yang lebih rendah dibandingkan teh dengan kadar air dan kadar tanin
yang rendah.
Menurut Winarno (1993), aroma teh tersusun dari senyawa-senyawa
minyak atsiri (essential oil) dimana aroma teh berasal sejak di perkebunan dan
sebagian dikembangkan selama proses pembuaan teh. Paling sedikit 14 senyawa
mudah menguap terdapat terdapat dalam minuman teh yang mungkin berpengaruh
pada cita rasa teh diantaranya metil dan etil alkohol. Semakin banyak ekstrak teh
dalam air dan semakin berat teh yang digunakan maka semakin banyak aroma teh
yang tercium oleh konsumen.
Universitas Sumatera Utara
20
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh gaharu (Aquilaria
malaccensis Lamk) berada pada skala 3-4 yaitu cukup suka hingga suka, dimana konsumen lebih menyukai teh dari daun gaharu yang berada pada posisi tengah pada batang pohon gaharu. Saran
Sebaiknya tahap penghalusan daun gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) yang digunakan untuk teh tidak menggunakan blender agar tekstur bubuk teh yang dihasilkan lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
21
DAFTAR PUSTAKA
Bizzy.I, Faisal.M., Setiabudidaya. D. 2011. Studi Potensi Energi Matahari dalam Perancangan Peralatan Pelayuan dan Pengeringan Pucuk Daun Gaharu. Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Palembang.
Ditjen POM. 1995. Materia Medika Indonesia, Jilid VI. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Departemen Kesehatan. 1989. Vademakum Bahan Obat Alam. Dirjen POM Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Mega, IM dan Swastini, DA. 2010. Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antiradikal Bebas Ekstrak Metanol Daun Gaharu (Gyrinops versteegii). Jurnal Kimia 4(2): 187-192.
Prayitno.T.A. 1982. Pengaruh Umur Terhadap Kadar Tanin Dalam Pohon. Duta Rimba.
Radiana, S. 1985. Petunjuk Pengolahan Teh Hitam. PT. Wiga Guna, Jakarta.
Risnasari, I. 2001. Pemanfaatan Tanin Sebagai Pengawet Kayu. Skripsi. Medan.
Rita, Y. 2006 Kandungan Tanin dan Potensi Anti Streptococcus Mutans Daun The Varietas Assamica pada Berbagai Tahap Pengolahan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sihombing E. E. J. 2014. Skrining Fitokimia Daun Muda dan Daun Tua Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) Serta Kaitannya Dengan Umur Pohon Yang Berpotensi Sebagai Antioksidan. USU. Medan.
Silaban, S. 2014. Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk). USU Press. Medan.
Sofyan. A, dkk, 2010. Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Pohon Penghasil Gaharu sebagai Tanaman Obat di Sumatera. Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Palembang.
Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan Dari Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Sumarna, Y. 2012. Budidaya Jenis Pohon Penghasil Gaharu. Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Pusat Litbang Produktivitas Hutan. Bogor.
Universitas Sumatera Utara
22 Tarigan, K. 2004. Profil Pengusahaan (Budidaya) Gaharu. Pusat Bina Penyuluhan
Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta Towaha. 2013. Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh (Camellia sinensis).
Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Vol. 19 No.3. Tujarman M. 2000. Teknologi Rekayasa Produksi Gaharu Dengan Induksi Jamur
Fusarium. Penelitian Mikrobiologi Hutan Departemen Kehutanan. Bogor. Winarno. F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia. Jakarta. World Health Organitation. 1988. Quality Control Method For Medicinal Plant
Materials. Gevena. WHO.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
23
Tabel 1. Berat Kering dan Berat Serbuk Daun Gaharu
No
Posisi Daun
Kode
Berat Kering
Pada Batang
Oven (g)
1 P1 33,70
Pucuk P2 33,21
P3 34,96
2 T1 31,98
Tengah
T2
29,91
T3 31,89
3 B1 55.74
Bawah
B2
55,59
B3 59,98
Berat Serbuk (g)
35,50 35,04 36,60 39,84 44,36 46,53 55,49 55,83 58,44
Tabel 2. Penentuan Kadar Air Daun Gaharu
No
Posisi Daun
Kode Volume
Pada Batang
Awal (ml)
1 P1 0,50
Pucuk
P2
0,53
P3 0,57
2 T1 0,60
Tengah
T2
0,62
T3 0,65
3 B1 0,68
Bawah
B2
0,71
B3 0,74
Volume Akhir (ml)
0,53 0,57 0,60 0,62 0,65 0,68 0,71 0,74 0,79
Kadar Air (%)
2,00 2,66 2,00 1,33 2,00 2,00 2,00 2,00 3,33
Tabel 3. Penentuan Kadar Tanin No Posisi Daun Pada Batang 1 Pucuk
2 Tengah
3 Bawah
Kode
P1 P2 P3 T1 T2 T3 B1 B2 B3
Volume Titrasi Tanin (ml)
16,9 16,4 16,6 16,7 11,7 16,7 16,3 16,2 16,5
Kadar Tanin (%)
2,33 2,19 2,51 2,29 0,92 2,52 2,18 2,16 2,24
Universitas Sumatera Utara
24
Tabel 4. Hasil Survei Uji Hedonik Tingkat Kesukaan Masyarakat Terhadap Teh Gaharu (Aquilaria malacensis) Berdasarkan Letak Daun
Pada Batang
No Nama
Jenis Kelamin
(P/L)
Umur Pekerjaan (thn)
Suku
Tingkat Kesukaan
Rasa
Aroma
Warna
P TBP TBP TB
1 Rafidah Hasan
P 19 Mahasiswa Mandailing 4 3 3 4 4 3 4 4 3
2 Giska P. Andini
P
19 Mahasiswa
Jawa
442343344
3 Efri Alamsyah S L 29 Karyawan Mandailing 3 4 2 3 3 3 3 4 2
4 M. Fahmi
L 29 Karyawan Mandailing 3 4 3 3 4 2 2 4 3
5 Nasution
L
31 Karyawan
Aceh
444332332
6 Yovie Fahlevi
P 26 SPG
Aceh
342343334
7 Anisa Ramadani
L
27 Karyawan
Batak
344443442
8 Reza Putra P
P 26 IRT
Jawa
333443443
9 Isma Yanti 10 Indra L Rangkuti 11 Enda K. Sembiring
L P P
26 Mahasiswa 27 Guru 18 Mahasiswa
Batak Karo Aceh
543453443 343444542 343544332
12 Sakinah Putri
P
26 Karyawan
Batak
444443443
13 Rusvika
L
27
Polisi
Mandailing 3 4 3 4 4 3 5 5 3
14 Situmorang
P 29 IRT Mandailing 3 4 3 5 5 5 4 4 3
15 Iman S. Rambe P 56 IRT Mandailing 3 4 4 4 5 4 3 4 4
16 Pratiwi Rambe
L 33 Manager Mandailing 3 3 3 4 4 4 3 4 3
17 Yanti Siregar 18 Sofyan Azhar R 19 M. Firmansyah P
L P P
21 Mahasiswa 24 Mahasiswa 18 Mahasiswa
Jawa Jawa Batak
444554343 444443433 333343343
Universitas Sumatera Utara
20 Ika Wardani 21 Bella D Malau 22 Maya Putri 23 Suciati 24 Putri Mayang Sari 25 David Aldiansyah 26 Desi Anggraini 27 Gloria Hutagaol 28 Novida Sari 29 Fitria Wahyuni 30 M. Iqbal 31 Dalimunte 32 Supriyadi 33 Restu Indra 34 Humaira Zitni S 35 Eko Wardhana 36 Adita W. S 37 Yanti Hasibuan 38 Riki Hamdani 39 M. Rifki 40 Darma K Ginting 41 Wira Budi S 42 Iskandar Z 43 Miflathul Zannah 44 Agnes Yolanda 45 Silviaria S 46 M. Mahdi 47 Siska L. Ginting
P P P L P P P P L L L P L P P L L L L L P P P L P P L L
25
22 Mahasiswa
Jawa
343344553
26 IRT
Jawa
333333333
23 Mahasiswa
Jawa
333333344
29 Wiraswasta
Batak
353354434
26 Wiraswasta
Jawa
333343544
27 Karyawati
Batak
343344454
26 Karyawati
Aceh
433343443
20 Mahasiswa
Jawa
343443433
30 PNS
Karo
444444444
30 Polisi
Jawa
334343555
28 Polisi
Jawa
443343433
25 IRT
Batak
343344344
26 Wiraswasta
Jawa
553444454
19 Mahasiswa Mandailing 4 5 4 4 5 5 4 4 3
19 Mahasiswa Mandailing 4 5 4 4 4 4 4 3 3
28 Karyawan Mandailing 4 4 4 4 4 3 4 3 2
24 Karyawan
Jawa
333333333
28 Wiraswasta
Karo
555444443
24 Wiraswasta Mandailing 5 5 4 4 4 3 3 3 3
27 Wiraswasta Mandailing 4 4 3 3 3 3 4 4 4
19 Mahasiswa Pakpak
333443443
25 Karyawati
Batak
433433433
26 Karyawati
Batak
443333444
27 Wiraswasta
Jawa
444444444
26 IRT
Karo
333443344
18 Mahasiswa
Batak
554444444
28
Polisi
Mandailing 5 5 4 5 5 5 4 4 3
28 Polisi
Jawa
443445454
Universitas Sumatera Utara
48 Rafelia Elkana S 49 M. Taufik 50 Ardiansyah
Mawardi L Wira Anditama M. Azhar Rivai
L 28 Polisi L 46 PNS L 57 PNS
Rata-Rata
26
Jawa Jawa Jawa
555443444 434344433 553434333
3,76 3,94 3,36 3,92 3,94 3,42 3,64 3,91 3,32
Universitas Sumatera Utara