BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil MTs Swasta Nurul Ulum 1. Kedudukan - PERBEDAAN HASIL BELAJAR AKIDAH AKHLAK ANTARA SISWA YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DENGAN YANG TINGGAL DI LUAR PONDOK PESANTREN PADA SISWA KELAS VIII MTs SWASTA NURUL U
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil MTs Swasta Nurul Ulum
1. Kedudukan
MTs Swasta Nurul Ulum dikelola Yayasan Pondok Pesantren Nurul Ulum Tulungagung Gadingrejo pringsewu dengan Akta No. 18, tanggal 12 Mei 1979 , Notaris Ali Imron, SH; NS PP 041806090007, adalah unit pelaksana teknis di bidang pendidikan dalam lingkungan Departemen Agama yang berbeda di bawah dan tanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama, Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam atau Kepala Bidang Mepeda Islam pada Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Lampung.
2. Tugas
MTs Swasta Nurul Ulum mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pengajaran Agama Islam sekurang-kurangnya 30% sebagai mata pelajaran dasar, di samping penddidikan dan pengajaran umum, selama 3 tahun bagi tamatan MI atau sederajat.
3. Sejarah MTs Swasta Nurul Ulum
Madrasah Tsanawiyah Nurul Ulum Nurul Ulum berdiri sejak tahun 1975 yang dikelola oleh Yayasan Pondok Pesantren Nurul Ulum Akta No. 18,12 Mei 1979; NSPONPES 041806090007 terletak di Pekon Tulungagung Kecamatan sebagai program kolonisasi (saat ini transmigrasi) Pemerintah Penjajahan Belanda pada saat itu.
Namun Pekon tersebut diambil sebagai salah satu Pekon yang dikaitkan dengan para perintis hutan belantara pada tahun 1918 yang terdiri dari 100 KK yang sebagaian besar dari kawasan Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Dalam pengembangan Desa dan pembinaan bagi masyarakat Islam yang pada saat itu pengamal ibadhnya hanya 7KK, diambil inisiatif oleh Kepala Desanya dihadirkan seorang Ulama/Kyai yaitu Bapak KH. Muhammad Rosyidi (Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Purworejo Jawa Tengah), yang kemudian dibangun sebuah Masjid sebagai tempat beribadah sekaligus juga sebagai salah satu pusat proses belajar agama Islam yang dinamakan Pondok Pesantren Nurul Ulum dengan beberapa kegiatannya antara lain : a. Jenjang Pendidikan Pesantren dan Diniyah.
b.
Majlis Ta’lim Muslimin – Muslimat.
c.
Pengajian Kitab Al Qur’an dan Kitab Kuning /Taklimul Kutub.
Pada tahun 1935 Al Maghfurllah K.H.R.Muhammad Rosyidi telah wafat diamanatkan sebagai pengganti perjuanganya kepada putra bungsunya bapak K.R. Muhammad Nachrowi sehingga pada waktu itu ditingkatkan dalam sistem belajar mengajar yang dipadukan dengan pendidikan formal yaitu dengan adanya pengelolaan Madrasah Tsanawiyah, dan disesuaikan dengan program kurikulum Kementrian Agama sejak mulai tahun 1959, dan sejak tahun 1975 juga akhir tahunnya selalu mengikuti EBTA-EBTANAS dan UN kedua Departemen tersebut.
Namun karena keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki oleh Yayasan Pondok Pesantren Nurul Ulum yang telah mencoba mengantisipasi kondisi Madrasah Tsanawiyah Nurul Ulum untuk merehabnya yang layak serta memadainya baru dapat 3 lokal saja pada Tahun Ajaran 2006/2007, dan sampai dengan saat ini ruang kelas yang tersedia telah mencapai 6 lokal yang layak sebagai tempat proses belajar pembelajaran dan sesuai dengan perkembangan zaman.
4. Visi Misi dan Tujuan MTs Swasta Nurul Ulum
a. Visi Mewujudkan Mts Nurul Ulum Tulung Agung, Kec. Gadingrejo, Kab.
Pringsewu sebagai madrasah yang berkualitas dan berkuantitas baik dalam ilmu pengetahuan umum dan agama Islam”.
b. Misi 1) Menanamkan kesadaran beribadah kepada Allah SWT.
2) Menjadikan siswa/siswi sebagai kader calon Ustadz dan Ustadzah. 3) Meningkatkan prestasi siswa/siswi dibidang akademis dan ekstrakurikuler. 4) Meningkatkan profesionalisme guru sesuai dengan bidangnya. 5) Membina dan meningkatkan peserta kinerja seluruh komponen. 6) Meningkatkan hubungan yang harmonis baik secara internal maupun c. Tujuan Sekolah 1) Menjadikan warga madrasah sebagai insan yang berimtek dan berimtaq tinggi.
2) Meningkatkan perilaku akhlak mulia bagi seluruh siswa/siswi. 3) Madrasah sebagai pilihan yang perdana dimasyarakat.
5. Lokasi Madrasah
MTs Swasta Nurul Ulum berdiri sejak tahun 1989, kondisi sementara letaknya di Jalan KH. RM. Rosyidi Tulungagung Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Madrasah Tsanawiyah ini berdiri di atas tanah seluas
2 2.4051 M .
6. Kepala Madrasah
Secara berturut-turut berikut nama-nama Kepala MTs Swasta Nurul Ulum dan masa tugasnya :
a. Drs. M. Yusuf (1995-1998)
b. Drs. Zaibari (1998-2001)
c. Drs. Akhyarulloh, MM. (2001-2010)
d. Musannip, S.Ag, MPd.I (2010- 2017)
e. Muhammad Faesal, S. Pd.I (2017-sekarang)
7. Sarana dan Prasarana Madrasah
Dari sisi fisik MTs Swasta Nurul Ulum Tulungagung Kecamatan Gadingrejo telah cukup memadai yaitu: a. Kondisi Ruang
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Keadaan (beri tanda cek) Baik Rusak Digunak an Tidak Digun akan
-
3 Papan Tulis
6
-
-
4 Papan Absen
6
-
5 Papan Inventaris - - -
-
6 Lemari
3
-
-
7 Rak Buku
3
-
2 Meja 222 - -
-
1 Kelas/ruang belajar 6
6 Ruang UKS
2 Ruang Kepala Sekolah
1
3 Ruang Guru
1
4 Perpustakaan
1
5 Lab. Komputer 1
1
1 Kursi/bangku 222
7 KM/WC Guru
1
8 KM/WC Murid
2
9 Ruang Ibadah 1
10 Ruang Pusat Kegiatan Guru/PKG
b. Perabotan Ruang Kelas
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Keadaan (beri tanda cek) Baik Rusak Digunak an Tidak Digun akan
- c. Perabotan Ruang Kantor
No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Keadaan (beri tanda cek) Baik Rusak Digunakan Tidak Digunakan
No Jenis Kelamin Jumlah
4. S2
31
3. S1
2. D3
1
1. SMA
No Pendidikan Terakhir Jumlah
2) Latar Belakang Pendidikan
33
16 Jumlah
2. Perempuan
17
1. Laki-laki
Gadingrejo memiliki 35 orang tenaga pendidik. Gambaran keberadaan guru dengan berbagai distribusi dapat dilihat sebagai berikut : 1) Jenis Kelamin
1 Kursi 20 - -
a. Tenaga Pendidik Hingga saat ini MTs Swasta Nurul Ulum Tulungagung Kecamatan
Daya Dukung Internal
- 8.
-
1
7 Rak Buku
6 Lemari 4 - -
5 Papan Inventaris - - -
-
-
1
4 Papan Absen
3 Papan Tulis 1 - -
2 Meja 20 - -
1
3) Nama-nama Tenaga Pendidik
IPA
IPS
19 Maftuhi, S.Pd.I. L S.1. PGMI Bahasa Arab
20 Herni Oktari, S.Kom. P S.1. Komputer TINKOM
21 Bambang Sriyanto, S.Pd. L S.1. Biologi
IPA
22 Slamet Pujiono, S.Pd.I. L S.1. PAI Akidah Akhlak
23 Eka Marma Azizah, S.Pd. P S.1. Biologi
24 Fikri Assyakiri, S.Pd.I. L S.1. PAI Tahfidz
17 Rumami, S.Pd. P S.1. BK Bimbingan Konseling
25 M. Agus Saputro, S.Pd.I. L S.1. PAI Khot
26 Susanti Dewi, S.Pd. P S.1. B. Inggris Bahasa Inggris
27 Herni Dwi Haryani, S.Pd. P S.1. PPKn SBK
28 Indra Wahyudi, S.Pd.I. L S.1. PAI BPI
29 Nuria Wijayanti, S.Pd. P S.1. B. Indonesia Bahasa Lampung
30 Luthfi Irmawati, S.Pd.I. P S.1. PAI Tahfidz
31 Luluk Fuadah, S.Pd.I. P S.1. PAI SKI
32 Joko Setiawan, S.H.I. L S.1. PAI Khot
18 Yeti Rahmawati, S.Pd. P S.1. IPS
IPS
No Nama Guru dan Pegawai JK Pendidikan Terakhir MAPEL yang diampu
IPA
1 Muhammad Faesol, S.Pd.I. L S.1. PAI Qur'an Hadist
2 A. Fakhri Assiddiqi, M.Pd.I. L S.2. Bahasa Arab Bahasa Arab
3 Muhammad Rohaidi, S.Pd. L S.1. MIPA Matematika
4 Emilia Puspita, S.Pd.I. P S.1. PAI SKI
5 Ririn Budiastuti, S.Pd. P S.1. B. Inggris Bahasa Inggris
6 Wahyu Widi Drajat, S.Pd. L S.1. B. Indonesia Bahasa Indonesia
7 Uswatul Mar'Ati, S.Si. P S.1. Biologi
8 Imron Sosyadi, S.Pd.I. L S.1. PAI Qur'an Hadist
16 Teni Rahayu, S.Pd. P S.1. IPS
9 Ardiansyah, S.Pd. L S.1. MIPA Matematika
10 Sanen, S.Pd.I. L S.1. PAI Akidah Akhlak
11 Alfiyah Khayati, S.H.I. P S.1. PAI Fiqih
12 Dra. Zostian Harni P S.1. B. Indonesia Bahasa Indonesia
13 Wariyanto, S.Pd. L S.1. IPS
IPS
14 Tohirin L SGO Penjas Orkes
15 Body Kunto Prasetyo, S.Sos. L S.1. SOSPOL PKn
33 Ayu Lestiana, S.Pd. P S.1. B. Inggris Bahasa Inggris b. Tenaga Kependidikan Deskripsi tenaga Kependidikan MTs Swasta Nurul Ulum
Tulungagung Kecamatan Gadingrejo berdasarkan jenis kelamin dan pendidikannya adalah sebagai berikut: 1) Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1. Laki-laki
3
2. Perempuan
2 Jumlah
5
2) Latar Belakang Pendidikan
No Pendidikan Terakhir Jumlah
1. SMA
4
2. D3
3. S1
1 Jumlah
5
3) Nama-nama Tenaga Kependidikan
Pendidikan No Nama Guru dan Pegawai JK Tugas Terakhir
1 Ahmad Khoiri, S.Ag. L S.1. A. Fislsafat Bendahara
2 Anggun Lesbowo, S.Pd.I. L S.1. PGMI Ka. Administrasi
3 Fauzi Rahman, S.Pd.I. L S.1. PGMI Staf Administrasi
4 Yuniarti P MA Staf Perpustakaan
5 P S.1. PAI Staf Administrasi
Laeli Fathul Hidayah, S.Pd.I.c. Siswa Keadaan siswa MTs Swasta Nurul Ulum Tulungagung Kecamatan
Gadingrejo Tahun Ajaran 2017/2018, adalah sebagai berikut:
Jenis Kelamin No Kelas Jumlah L P 1.
VII
29
29
58 2.
VIII
51
30
81 3.
IX
43
28
71 Jumlah 123
87 210
d. Kegiatan Belajar Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar di MTs Swasta Nurul Ulum meliputi : 1) Kurikuler
a) Seluruh siswa mulai belajar pukul 07.15 WIB hingga 13.30 WIB (8 jam pelajaran) setiap hari kecualai hari Jum’at dimulai pukul
07.30 WIB hingga 11.15 WIB (6 jam pelajaran).
b) Suasana tempat belajar yang sangat kondusif dengan berbagai variasi terbentuk.
c) Setiap selesai satu pokok bahasana diadakan Evaluasi. Guru memberikan tugas mandiri.
2) Ekstra Kulikuler
a) Pramuka
b) Paskibra
c) Rohis
d) Kesenian Qosidah
e) Seni Tari Daerah Lampung
3) Praktik Ibadah
a) Bimbingan baca Qur’an (BBQ)
b) Shalat Dzuhur berjama’ah
c) Qira’atul Qur’an
e. Daya Dukung Eksternal Komponen daya dukung eksternal antara lain : Tokoh maysarakat, tokoh Agama, tokoh Adat, LSM, Dunia Usaha, tokoh Pendidikan yang tergabung dalam Komite Madrasah.
B. Pengumpulan dan Penyajian Data 1. Pengumpulan Data
Sebelum peneliti melakukan pengumpulan data berupa dokumentasi penilaian mata pelajaran Akidah Ahlak pada siswa kelas VIII MTs. Swasta nurul Ulum Tulungagung Kecamatan Gadingrejo, peneliti membuat profil siswa kelas
VIII yang tinggal di Pondok Pesantren dan tinggal di luar Pondok Pesantren (lampiran 10). Profil tersebut disajikan pada tabel berikut :
Tabel 1 Profil siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum yang tinggal di Pondok Pesantren dan tidak tinggal di pondok pesantren
Jumlah No Kondisi Siswa %
1 Siswa tinggal di pondok 24 29,63
2 Siswa tinggal di luar pondok 57 70,37
Jumlah 81 100 Untuk lebih jelas dalam penyajian data maka gambaran kondisi siswa kelas
VIII MTs Swasta Nurul Ulum yang tinggal di Pondok Pesantren dan tidak tinggal di pondok pesantren dapat dilihat dalam grafik berikut ini : Gambar 2
Grafik kondisi siswa kelas VII MTs Swasta Nurul Ulum yang tinggal di Pondok Pesantren dan tidak tinggal di pondok pesantren
Kondisi Siswa
100 10081 70,37
80
57
60 29,63
40
24
20 tinggal di pondok tinggal di luar pondok jumlah Series1 Series2
Sumber: data olahan peneliti Setelah diketahui profil kondisi siswa kelas VII MTs Swasta Nurul
Ulum yang tinggal di Pondok Pesantren dan tidak tinggal di pondok pesantren, selanjutnya diambil sampel sesuai dengan kebutuhan penelitian secara acak yang berjumlah 24 orang siswa yang mondok dan 24 siswa yang tidak mondok, dari sejumlah sampel tersebut dokumentasi hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak para siswa akan dianalisis untuk mengetahui perbandingan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren pada siswa MTs Swasta Nurul Ulum Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2017/2018.
2. Penyajian Data
71 Lulus Cukup
68 Lulus Cukup
83 Lulus Baik
8
72 Lulus Cukup
78 Lulus Cukup
9
71 Lulus Cukup
78 Lulus Cukup
10
82 Lulus Baik
83 Lulus Baik
11
68 Lulus Cukup
72 Lulus Cukup
12
63 Lulus Cukup
77 Lulus Cukup
13
74 Lulus Cukup
78 Lulus Cukup
7
Berdasarkan hasil pengumpulan data dari dokumentasi penilaian hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren pada 24 orang siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2017/2018 (lampiran 11-12), didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 2 Rekapitulasi data perolehan nilai skor hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren (X
2
2 ) dengan yang tinggal di luar
pondok pesantren (X
1
) siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu
Tahun Ajaran 2017/2018
No Nilai Mata Pelajaran Akidah Akhlak Luar Pondok (X1) Dalam Pondok (X2) Rpd Nilai Katagori Nilai Katagori
1
66 Lulus Cukup
77 Lulus Cukup
80 Lulus Baik
6
80 Lulus Baik
3
68 Lulus Cukup
83 Lulus Baik
4
74 Lulus Cukup
78 Lulus Cukup
5
68 Lulus Cukup
80 Lulus Baik
88 Lulus Baik
15
Sumber: Analisis data penelitian Berdasarkan data diatas dapat jelas terdapat perbedaan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren, lebih jelas dapat dilihat pada tebel berikut :
78 Lulus Cukup
23
80 Lulus Baik
82 Lulus Baik
24
80 Lulus Baik
83 Lulus Baik
Tabel 3 Distribusi frekuensi hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren
22
No Kategori Luar Pondok (X
1 ) Dalam Pondok (X
2 ) F % F %
1 Lulus Cukup 14 58,33 8 33,33
2 Lulus Baik 10 41,67 14 58,33
3 Lulus Amat baik 0,00 2 8,33
Jumlah 24 100,00 24 100,00
75 Lulus Cukup
80 Lulus Baik
82 Lulus Baik
18
92 Lulus Amat Baik
16
80 Lulus Baik
83 Lulus Baik
17
85 Lulus Baik
91 Lulus Amat Baik
80 Lulus Baik
74 Lulus Cukup
83 Lulus Baik
19
83 Lulus Baik
85 Lulus Baik
20
78 Lulus Cukup
82 Lulus Baik
21
Sumber: data olahan peneliti Untuk lebih jelas dalam penyajian data maka dapat dilihat dalam histogram berikut ini:
Gambar 3 Grafik perbandingan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren
60
2 8,33 24 100,00
0,00
10 41,67 14 58,33
14 58,33 8 33,33
90 100
F % F %
Luar Pondok (X1) Dalam Pondok (X2)
80
70
50
Sumber: data olahan peneliti Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan grafik hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren (X
40
30
20
10
mata pelajaran akidah akhlak siswa yang tinggal di pondok pesantren dalam kategori Lulus Cukup berjumlah 8 orang (33,33%), siswa dengan kategori Lulus Baik berjumlah 14 orang (58,33) sedangkan siswa dengan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak dalam kategori Lulus Amat Baik berjumlah 2 orang (8,33%). Sedangkan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa yang tinggal di luar di pondok pesantrendalam kategori Lulus Cukup berjumlah 14 orang (58,33
1 ) diperoleh informasi bahwa hasil belajar
yang tinggal di luar pondok pesantren (X
2 ) dengan siswa
24 100,00
Nilai Akidah Akhlak
Lulus Cukup Lulus Baik Lulus Amat baik Jumlah yang memiliki hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak dengan kategori Lulus Amat Baik.
C. Analisis Data
Berdasarkan tabel 2 terdahulu didapatkan data tentang hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantren pada 48 orang siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2017/2018.
Dari tabel tersebut menggambarkan perbedaan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa, siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren, perbedaan tersebut dapat terlihat dari nilai rata-rata mata pelajaran akidah akhlak yang diperoleh siswa, adapun nilai rata-rata atau mean (Lampiran 13) dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
Output SPSS nilai mean (rata-rata) hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak pada 24
siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum Kecamatan Gadingrejo Tahun Ajaran 2017/2018.
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean Pair 1 Nilai Akidah Akhlak Siswa81.42 24 4.403 .899 dalam Pondok Nilai Akidah Akhlak siswa di
75.42 24 6.678 1.363 Luar Pondok
Dari data tersebut dapat di analisis bahwa ada perbedaan rata-rata hasil pesantren dengan siswa yang tinggal di dalam pondok pesanttren, data tersebut menjelaskan bahwa siswa yang tinggal di pondok pesantren memiliki nilai rata- rata hasil belajar mata pelajaran akidah akhlaksebesar 81,42, nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa yang tinggal di luar pondok pesantren, dengan perolehan nilai rata- sebesar 75,42.
D. Pembahasan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata nilai hasil belajar mata pelajaran akidah akhlakantara siswa yang tinggal di luar pondok pesantren dengan siswa yang tinggal di pondok pesantren pada siswa kelas VIII MTs Swasta Nurul Ulum Kecamatan GadingrejoTahun Ajaran 2017/2018. Perbedaan nilai tersebut diketahui setelah data dianalisis dan dari data tersebut diperoleh informasi bahwa siswa yang tinggal di pondok pesantren memiliki nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran akidah akhlaksebesar 81,42, nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa yang tinggal di luar pondok pesantren, yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 75,42.
Dengan memperhatikan pernyataan di atas, makna dari penelitian ini adalah bahwa antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan yang tinggal di luar pondok pesantrenmemiliki perbedaan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak. Proses belajar yang dilakukan antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dan di luar sekolah banyak mereka dapatkan dari Kyai, ustad ataupun senior mereka di pondok pesantren. Sikap disiplin juga dibangun kepada diri setiap santri pondok pesantren, mulai dari kewajiban bangun pagi dan lain sebagainya. Hal ini memungkinkan jika siswa-santri akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar ataupun menghafal materi dibanding bermain.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan pada pada siswa di MTs Swasta Nurul Umum Kecamatan Gadingrejo, penulis mendapatkan beberapa perbedaan yang mencolok tentang kondisi siswa yang tinggal di dalam pondok pesantren dan yang tinggal di luar pondok pesantren sebagai berikut:
Dari segi tempat tinggal siswa yang bertempat tinggal di pondok tinggal bersama teman-teman lainnya, sedangkan diluar pondok pesantren tinggal tinggal di rumah, kos dan sebagainya. Dari segi waktu belajar siswa yang tinggal di pondok pesantren waktu belajarnya ditentukan oleh pengasuh pondok, sedangkan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren waktu belajarnya tidak ditentukan, tergantung dari inisiatif pribadi. Selanjutnya dari segi pergaulan, siswa yang tinggal di pondok pesantren pergaulannya antara laki laki dan perempuan terbatasi, sedangkan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren pergaulannya umum, antara lakilaki dan perempuan bisa saling berinteraksi kapanpun.
Dari segi pengawasan, siswa yang tinggal di pondok pesantren pengawasan orang tua dialihkan ke pengasuh pondok, namun jika siswa yang tinggal di luar pondok pesantren pengawasannya berada pada orang tua atau jika tinggal di kos
Dari segi pembelajaran Agama Islam, jika di lingkungan pondok pesantren maka pembelajarannya ditekankan dan intens, namun jika berada di luar lingkungan pondok pesantren pembelajaran Agama Islamnya sangat minim bahkan kadang tidak ada, kecuali pada keluarga yang berbasis agama, ilmu agamanya sangat kental.
Siswa yang merupakan santri dari pondok pesantren tentunya akan lebih mudah memahami mata pelajaran khususnya terkait dengan mata pelajaran kelompok PAI. Santri pondok pesantren mendapat porsi pelajaran agama yang cukup banyak setiap harinya. Hal ini berbeda dengan siswa-non santri pondok pesantren, pengetahuan agama yang mereka dapat diluar mata pelajaran agama hanya mungkin didapat dari orang tua atau pun di TPQ (Taman Pendidikan Alqur’an). Dengan latar belakang pendidikan agama yang berbeda ini bisa menyebabkan pada perbedaan proses dan hasil belajar mereka pada mata pelajaran Agama khususnya mata pelajaran Akidah Akhlak. Secara teoritik siswa-santri pondok pesantren dalam proses dan hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak nya lebih baik dari pada siswa yang non santri pondok pesantren, hal ini juga telah dibuktikan dengan penelitian yang telah peneliti lakukan.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar individu. Lingkungan yang yang diteliti dalam penelitian ini adalah lingkungan dari pondok pesantren dan lingkungan di luar pondok pesantren. Lingkungan pondok pesantren dan luar pondok pesantren merupakan faktor eksternal yang berpengaruh karena rata-rata hasil belajar pondok pesantren mengalami perbedaan. Kondisi tersebut sesuai dengan pendapat ahli yang mengatakan “berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam
1
diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya , dan dalam Al- ” qur’an Surat Al
2 Mujaadillah ayat 11 juga dijelaskan:
َ ۡ ذ ِح َسۡفَي ْاوُح َسۡفٱ َف لٱ َنيِ لَّٱ اَهُّي أَٰٓ َي
ِسِلَٰ َجَم ِفِ ْاوُحذسَفَت ۡمُكَل َليِق اَذِإ ْآوُنَماَء ذ ذ َنيِ لَّٱ َو ۡمُكنِم ْاوُنَماَء َنيِ لَّٱ ُ ذللّٱ ِعَفۡرَي ْاوُ ُشُنٱ َف ْاوُ ُشُنٱ ُ ذللّٱ
َليِق اَذوَإِ ۡۖۡمُكَل ُ ١١ ُ ذللّٱ ۡلٱ ْاوُتو أ َمۡلِع
َو ٖۚ تَٰ َجَرَد ٞيرِبَخ َنو ُلَمۡعَت اَمِب
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan”. Tercapainya hasil belajar atau meningkatnya ilmu pengetahuan, tergantung bagaimana dan dimana kita berada/berdiri (lingkungan) yang mempengaruhi.
Di dalam pondok pesantren Nurul Ulum kecamatan Gadingrejo yang sekaligus sebagai lembaga yang menaungi MTs Swasta Nurul Ulum, memiliki kegiatan yang cukup padat seperti halnya dipondok pesantren lainnya.
Hasil wawancara penulis dengan salah satu siswa yang menjadi santri di Pondok Pesantren Nurul Ulum, diperoleh informasi bahwa kegiatan pondok dilaksanakan mulai dengan Sholat Subuh berjamaah, kemudian mengaji dan setelah itu bersiap-siap pergi ke sekolah, sekolah yang masih berada dikomplek Pondok pesantren membuat Santri atau siswa yang tinggal di Pondok Pesantren tidak memiliki kesempatan untuk bermain atau berlama-lama keluar dari lingkungan pondok, lepas dari kegiatan belajar di sekolah siswa santri melaksanakan Sholat Dzuhur kemudian makan dan istirahat. Setelah istirahat santri melaksanakan sholat Ashar dilanjutkan dengan kegiatan mengaji Al-quran beserta belajar ilmu Tajwid sampai dengan jam 5 sore dan dilanjutkan dengan istirahat makan dan lai-lain.
Setelah ISHOMA santri berkumpul di masjid pondok untuk melaksanakan sholat Maghrib, mereka melanjutkan dengan membaca Alquran sampai dengan sholat Isya yang kemudian dilanjutkan dengan mengaji berbagai macam pelajaran keagamaan seperti halnya Tauhid, akidah akhlak, kitab-kitab dan lain-lain, baru dilanjutkan belajar atau melihat materi sekolah sejenak sebelum tidur. Melihat kegiatan siswa yang tinggal di pondok pesantren yang sangat padat khususnya terkait dengan kegiatan pelajaran keagamaan wajar sekali kalau siswa yang tinggal di pondok pesantren memiliki tingkat pemahaman tentang materi Akidah akhlak yang lebih baik dibanding dengan siswa yang tidak tinggal di dalam pondok pesantren. Akan tetapi menurut santri yang penulis wawancarai, mereka mengalami kesulitan dalam mengatasi rasa kantuk yang luar biasa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas, dikarenakan mereka sering begadang terkait padatnya kegiatan di lingkungan pondok pesantren.
Selanjutnya terkait hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak pada siswa faktor, namun yang dikedepankan oleh penulis di sini adalah faktor lingkungan tempat tinggal, yaitu yang tinggal di pesantren dan yang tinggal di luar pesantren.
Adapun faktor-faktor tersebut sesuai dengan yang peneliti amati, di antaranya:
a. Siswa yang tinggal di pondok pesantren menerapkan disiplin selama 24 jam sehari semalam, sedangkan siswa yang tinggal di luar pondok pesantren belum tentu menerapkan kedisiplinan selama 24 jam penuh karena perhatian dari orang tua terbagi dengan kesibukannya masing-masing.
b. Siswa yang mukim di pesantren di samping mendapatkan materi pendidikan aqidah akhlak di kelas, mereka juga mendapatkannya di pembelajaran pesantren sehingga materi tentang pengetahuan akhlak lebih mendalam, sedangkan pada siswa yang tinggal di luar pondok pesantren belum tentu mendapatkan materi akhlak di luar kelas.
c. Pembinaan akhlak yang dilakukan oleh pengurus, ustadz/ustadzah, dan kyai lebih dapat membentuk akhlak siswa yang tinggal di pesantren karena dilakukan secara intens, sedangkan pembinaan akhlak yang dilakukan oleh orang tua belum tentu instensif.
d. Kondisi lingkungan pesantren lebih kondusif dalam mengembangkan sosialisasi siswa, hal tersebut disebabkan lingkungan pesantren terdiri dari siswa-siwi yang bersekolah di sana memudahkan siswa untuk bersosial terhadap teman sebayanya di lingkungan sekitar.