Hubungan keadilan organisasi dengan performasi kerja perawat di Rumah Sakit Grhasia - USD Repository
i
HUBUNGAN KEADILAN ORGANISASI DENGAN PERFORMANSI KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT GRHASIA Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana PsikologiProgram Studi Psikologi Disusun oleh: Pauline Adriani Dasalaku 079114046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011
2011 ii iii
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“ I'm the best .
I can do it .
God is always with me.
I'm a winner.
Today is my day. “
“Optimism is the faith that leads to achievement. Nothing can be
done without hope and confidence.”
“When your will is God's will, you will have your will.”
Sebuah karya sederhana ini kupersembahkan kepada Kedua Orang Tuaku Kakakku Alm. Sumyar Brodjosiswoyo dan Alm. Panti Asih Sumyar
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Agustus 2011 Penulis,
Pauline Adriani Dasalaku v
HUBUNGAN KEADILAN ORGANISASI DENGAN PERFORMANSI
KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT GRHASIA
Pauline Adriani Dasalaku
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keadilan organisasi denganperformansi kerja perawat di Rumah Sakit Grhasia. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah ada hubungan positif antara keadilan organisasi dengan performansi kerja perawat.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Grhasia dengan subyek 60 orang yang telah bekerja
minimal 2 tahun di rumah sakit tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran
skala keadilan organisasi (prosedural, distributif, dan interaksional) kepada perawat dengan
koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,888 untuk keadilan prosedural, 0,777 untuk keadilan
distributif, dan 0,581 untuk keadilan interaksional. Sementara itu, pengukuran terhadap
performansi kerja perawat dilakukan dengan pengisian skala performansi kerja perawat oleh ketua
tim dengan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,918. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan
menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dan menghasilkan koefisien korelasi
antara keadilan prosedural dan performansi kerja perawat sebesar 0,236 dengan p = 0,035 (p <
0,05), keadilan distributif dan performansi kerja perawat sebesar 0,322 dengan p = 0,006 (p <
0,01), keadilan interaksional dan performansi kerja perawat sebesar 0,369 dengan p = 0,002 (p <
0,01). Hal ini berarti ada korelasi positif antara keadilan organisasi (prosedural, distributif,
interaksional) dengan peformansi kerja perawat. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
keadilan organisasi yang diberikan oleh pihak rumah sakit maka semakin tinggi pula performansi
kerja perawat dan begitu pula sebaliknya. Kata kunci: keadilan organisasi, performansi kerja, perawatvi
THECORRELATION BETWEEN ORGANIZATION JUSTICE AND JOB
PERFORMANCE OF THE NURSES ON GRHASIA HOSPITAL
Pauline Adriani Dasalaku
ABSTRACT
This research aimed to find out the correlation between organization justice and jobperformance of the nurses on Grhasia Hospital. The hypothesis proposed in this research was that
there was a positive relation between organization justice and job performance of the nurses. The
research was conducted at Grhasia hospital with subjects of 60 people who have worked at least 2
years at the hospital. The method of data collection is done by distributing to the nurse
organization justice’s scale (procedural, distributive, and interactional) with 0.888 Alpha
Cronbach coefficient for procedural justice, 0,777 for distributive justice and 0,581 for
interactional justice. Meanwhile, the performance measurement of the nurses were done by the
team leader with 0.918 Alpha Cronbach coefficient. The data was conducted using the Pearson
Product Moment correlation techniques and the correlation between procedural justice and job
performance of nurses is 0.236 with p = 0.035 (p < 0.05), distributive justice and job performance
is 0,322 with p = 0,006 (p < 0,01), interactional justice and job performance is 0,369 with p =
0,002 (p < 0,01). It means there is a positive correlation between organizational justice
(procedural, distributive, interactional) and job performance of nurses. The results showed that
the higher organizational justice at the hospital, the higher job performance of nursess and vice
versa.Key Word : Organizational Justice, Job Performance, Nurse
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Pauline Adriani Dasalaku NIM : 079114046
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Hubungan Keadilan Organisasi Dengan Performansi Kerja Perawat
di Rumah Sakit Grhasia
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 22 Agustus 2011 Yang menyatakan, Pauline Adriani Dasalaku viii
KATA PENGANTAR
Tugas akhir ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak pihak yang memberikan bantuan yang sangat berarti bagi penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Puji Syukur kepada Tuhan Yesus atas segala karunia dan kasih-Nya yang selalu mendampingiku. Kasih-Nya tidak berkesudahan dalam setiap langkah hidupku.
2. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin penelitian sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan dapat menyelesaikan skripsi.
3. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu sabar dan berbaik hati kepada penulis. Terimakasih atas bimbingan, diskusi, masukan, dan dukungan yang Bapak berikan.
4. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi dan Ibu Henrietta, PDADS., S.Psi., M.A selaku dosen penguji. Terima kasih untuk masukannya kepada penulis, dan bimbingannya selama penulis mengerjakan revisi. ix
5. Bapak V. Didik Suryo H., M.Si dan Ibu MM. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Si selaku dosen pembimbing akademik atas bimbingannya dari awal perkuliahan hingga skripsi ini selesai dikerjakan.
6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi, terimakasih atas bimbingannya selama penulis kuliah di fakultas psikologi.
7. Terimakasih kepada Mas Gandung yang telah membantu dalam urusan perizinan dan cross check. Mas Muji dan Mas Doni yang telah membantu saya ketika menjadi asisten tes kognitif, grafis, dan kalau pinjam buku. Terimakasih untuk Pak Gie dan Mbak Nanik atas bantuannya.
8. Kedua orang tua saya, Mama dan Papa tercinta. Terimakasih untuk kasih sayang, cinta, dan doa kalian yang tidak pernah habis. Terkhusus untuk mama yang selalu memberi motivasi setiap hari. Terimakasih telah bekerja keras dan selalu mendukungku. I love you.
9. Kakakku, Jeffrey, ayo segera menyusul :)
10. Almarhum Akung dan Uti Sumyar tercinta, sungguh kalian orang yang luar biasa. Hebat!
11. Terimakasih untuk Pakdhe, Budhe, Tante, Om, dan saudara-saudaraku untuk dukungannya. Terimakasih untuk pakdhe Nunung yang telah membantu dalam kelancaran studi. x
12. Laurentius Wisnu, yang sudah menemani selama 2,5 tahun ini.
Terimakasih untuk dukungan dan bantuannya kepada penulis selama kuliah serta dalam penulisan skripsi ini.
13. Reni dan Avi, terimakasih untuk ide dan pinjaman buku maupun jurnal.
14. Ateng, Putu, Bondan dan Felix terimakasih sudah mengajariku statistik dan masukan-masukan yang kalian berikan.
15. Teman-teman angkatan 2007: Tya, Petra, Winny, Ina, Anton, Dewi, Devi, Reno, Ayu, Patrick, Rio dan teman-teman lain di kampus Paingan maupun Mrican serta teman-teman KKN yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terimakasih untuk dukungan dan kebersamaannya.
16. Teman-teman organisasi dan kepanitiaan yang menjadi tempatku belajar: Asisten Tes Kognitif dan Grafis, BEMF Psikologi USD 2008/2009, Radio Masdha 2008/2010, Psynema, Psychology Cup (2007,2008,2010), AKSI 2008, Insadha 2009, Pagelaran 2009, KPU Fakultas Psikologi 2009, KPU BEMU 2008, dan Dies Natalis 2009.
Semoga ucapan terima kasih ini dapat mewakili rasa terima kasih penulis pada seluruh pihak yang telah turut membantu, baik secara langsung maupun dalam bentuk lain.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang dapat xi menyempurnakan karya ini. Akhir kata, semoga skripsi ini memiliki manfaat bagi para pembacanya. Terima kasih.
Yogyakarta, 22 Agustus 2011 Penulis,
Pauline Adriani Dasalaku xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................. vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................1 A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................
6 C. Tujuan Penelitian ....................................................................
7 D. Manfaat Penelitian .................................................................
7 xiii
xiv BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................
2. Jenis-Jenis Keadilan Organisasi ...................................... 16
4. Efek dari Keadilan Organisasi ........................................... 23
c. Aspek Keadilan Interaksional ...................................... 22
b. Aspek Keadilan Distributif .......................................... 21
3. Aspek-aspek Keadilan Prosedural, Distributif, dan Interaksional a. Aspek Keadilan Prosedural .......................................... 20
c. Keadilan Interaksional ................................................ 19
b. Keadilan Distributif .................................................... 17
a. Keadilan Prosedural ................................................... 16
1. Pengertian Keadilan Organisasi ....................................... 15
8 A. Performansi Kerja 1. Pengertian Performansi Kerja .........................................
B. Keadilan Organisasi
6. Manfaat Penilaian Performansi Kerja .............................. 14
5. Penilaian Performansi Kerja ............................................ 13
………….......................................... 12
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Performansi Kerja
3. Aspek Performansi Kerja ................................................ 10
9
8 2. Pengertian Perawat ..........................................................
C. Hubungan Antara Keadilan Organisasi .................................... 25
dengan Performamsi Kerja
D. Hipotesis .................................................................................. 28
BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 29
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 29 B. Identifikasi Variabel Penelitian .............................................. 29 C. Definisi operasional ................................................................ 291. Performansi Kerja ............................................................. 29
2. Keadilan Organisasi ......................................................... 30
D. Subyek Penelitian .................................................................. 31
E. Metode Pengumpulan Data .................................................... 31
1. Skala Penilaian Kerja Perawat ......................................... 31
2. Skala Keadilan Organisasi ............................................... 32
F. Pengujian Instrumen Penelitian .............................................. 34
a. Validitas ............................................................................ 34
b. Seleksi Aitem .................................................................... 35
c. Reliabilitas ........................................................................ 36
G. Uji Hipotesis .......................................................................... 36
BAB IV. PEMBAHASAN ........................................................................... 38
A. Persiapan Penelitian ................................................................ 38 B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 38xv
xvi
C. Hasil Penelitian ....................................................................... 39
a. Deskripsi Subyek .............................................................. 39
b. Deskripsi Data .................................................................. 40
1. Skala Keadilan Organisasi .......................................... 40
2. Pengukuran Performansi Kerja ................................... 43
3. Uji Asumsi .................................................................. 43
a. Uji Normalitas ...................................................... 44
b. Uji Linearitas ........................................................ 45
4. Uji Hipotesis ............................................................... 47
D. Pembahasan ............................................................................ 49
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 54
A. Kesimpulan ............................................................................ 54 B. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 54 C. Saran ...................................................................................... 55DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 57
LAMPIRAN ................................................................................................ 61
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi Skala Penilaian Performansi Kerja Perawat ................. 32 Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Keadilan Organisasi ................................. 33 Tabel 3. Distribusi Aitem Skala
(Setelah Analisis dan Seleksi Aitem) ............................................. 35 Tabel 4. Deskripsi Subyek............................................................................ 39 Tabel 5. Deskripsi Data Skala Keadilan Prosedural ...................................... 40 Tabel 6. Deskripsi Data Skala Keadilan Distributif ...................................... 41 Tabel 7. Deskripsi Data Skala Keadilan Interaksional .................................. 41 Tabel 8. Uji t Mean Empiris dan Mean Teoritis Keadilan Prosedural ......... 42 Tabel 9. Uji t Mean Empiris dan Mean Teoritis Keadilan Distributif ......... 42 Tabel 10. Uji t Mean Empiris dan Mean Teoritis Keadilan Interaksional ..... 43 Tabel 11. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Keadilan Prosedural ....... 44 Tabel 12. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Keadilan Distributif ....... 45 Tabel 13. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Keadilan Interaksional ... 45 Tabel 14. Test for Linearity Keadilan Prosedural .......................................... 46 Tabel 15. Test for Linearity Keadilan Distributif .......................................... 47 Tabel 16. Test for Linearity Keadilan Interaksional ..................................... 47 Tabel 17. Korelasi Keadilan Prosedural dan Performansi Kerja .................. 48 Tabel 18. Korelasi Keadilan Distributif dan Performansi Kerja ................... 49 Tabel 19. Korelasi Keadilan Interaksional dan Performansi Kerja ............... 49 xvii
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Dinamika Antar Variabel ............................................................ 27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Penilaian Performansi Kerja Perawat ............................... 61 Lampiran 2 Skala Keadilan Organisasi......................................................... 63 Lampiran 3 Hasil Analisis dan seleksi item Skala Penilaian Performansi
Kerja Perawat dan Skala Keadialan Organisasi ........................ 72 Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Skala Penilaian Performansi
Kerja Perawat dan Skala Keadilan Organisasi ....................... . 75 Lampiran 5 Hasil Uji t Mean Empiris dan Mean Teoritis Skala
Keadilan Organisasi ................................................................. 78 Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Skala Keadilan Organisasi ..................... 81 Lampiran 7 Hasil Uji Linearitas Skala Keadilan Organisasi ....................... 84 Lampiran 8 Hasil Uji Hipotesis Skala Keadilan Organisasi ........................ 88 Lampiran 6 Surat Bukti Penelitian .............................................................. 91 xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad ke dua puluh satu ini, secara global berbagai jenis organisasi
atau instansi menghadapi perubahan. Organisasi atau instansi yang cepat tanggap terhadap perubahan yang akan terjadi tersebut, akan lebih berkembang dan maju. Dalam melaksanakan perubahan tersebut tentu saja setiap instansi akan melibatkan seluruh anggotanya, salah satunya adalah karyawan. Karyawan adalah pihak yang berkepentingan secara operasional dalam suatu instansi. Oleh karena itu, para karyawan harus dipersiapkan untuk menerima perubahan karena hanya demikianlah produktivitas dapat ditingkatkan, frekuensi kemangkiran dapat dikurangi, keinginan pindah ke instansi lain dapat dihilangkan dan kepuasan kerjanya dapat ditingkatkan (Siagian, 2002).
Keberhasilan suatu organisasi atau instansi itu sendiri ditentukan oleh beberapa faktor seperti strategi, organisasi, sumber daya manusia, gaya kepemimpinan, sistem informasi, dan orientasi pelanggan (Nagel, 2007). Sumber daya manusia yang dimiliki suatu organisasi atau instansi adalah karyawan. Sikap dan perilaku karyawan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan keberlanjutan instansi tersebut. Keberhasilan dalam menentukan kualitas dan keberlanjutan instansi tersebut
1
2 dapat dilihat dari tercapainya tujuan yang telah direncanakan. Peran karyawan dalam proses tersebut diwujudkan dengan performansi kerja yang maksimal dan keefektifan dalam menjalanan tugasnya.
Performansi kerja dikatakan sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Pengertian di atas memiliki arti yang hampir sama dengan istilah produktivitas. Namun pengertian performansi kerja hanya berkenaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dari tingkah laku kerjanya, sedangkan produktivitas kerja adalah perbandingan antara input dan output (As’ad, 2003). Performansi kerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugasnya. Performansi kerja dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: faktor individual (kemampuan dan keahlian, latar belakang, demografi), faktor psikologis (persepsi, attitude, personality, pembelajaran, motivasi), dan faktor organisasi (sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan job
design ). Performansi kerja seseorang diwujudkan secara langsung dengan
kualitas kerja yang tinggi dan kinerja yang maksimal. Hal tersebut menyebabkan performansi kerja yang baik dapat meningkatkan produktivitas organisasi atau instansi. Setiap upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas dan perilaku kerja karyawan pada umumnya bertujuan akhir pada usaha peningkatan produktivitas karyawan.
3 Perawat di dalam lingkungan rumah sakit merupakan salah satu penentu baik buruknya penilaian masyarakat terhadap mutu pelayanan dan citra rumah sakit tersebut. Sebuah rumah sakit yang memiliki perawat dengan performansi kerja yang baik dan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pasiennya akan memiliki citra yang lebih positif. Oleh karena itu, perawat dapat dikatakan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dan sering digunakan sebagai indikator pelayanan kesehatan yang bermutu serta berperan dalam menentukan tingkat kepuasan pasien. Dalam hal ini performansi kerja perawat mempengaruhi produktivitas atau pelayanan kesehatan yang dihasilkan oleh rumah sakit. Untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja yang dapat dicapai dengan adanya performansi kerja yang baik, maka pemenuhan kebutuhan karyawan khususnya perawat baik secara fisik maupun psikologis harus diperhatikan, sehingga karyawan akan merasa diperhatikan dan diakui keberadaannya.
Beberapa tahun terakhir, sering terjadi pemberitaan mengenai mogok kerja yang dilakukan perawat rumah sakit. Misalnya yang terjadi pada bulan April tahun 2009 pegawai dan perawat di RSU Dok II Jayapura melakukan mogok kerja akibat gaji mereka selama empat bulan tidak dibayar. Pada tahun 2011 ini, juga telah terjadi beberapa kasus mogok kerja yang dilakukan karyawan rumah sakit. Akhir Januari 2011 (Pos Kota), puluhan perawat RSUD Sekarwangi melakukan mogok kerja yang dipicu oleh kesenjangan gaji. Hal serupa juga terjadi di RSUD Johanis Kupang pada awal
4 April 2011 (www.tempointeraktif.com), puluhan dokter dan perawat mengancam akan melakukan mogok kerja menuntut agar hak mereka berupa tunjangan dibayar. Kasus-kasus di atas kebanyakan terjadi dikarenakan manajemen rumah sakit tidak ataupun menunda memberikan hak karyawan.
Akibat dari mogok kerja tersebut pasien lah yang menjadi korban dan banyak calon pasien yang mengurungkan niatnya untuk berobat ke rumah sakit tersebut.
Fenomena-fenomena tersebut menunjukkan adanya masalah dalam hal keadilan organisasi, dan persepsi karyawan terhadap keadilan tersebut menjadi sangat penting. Apabila karyawan mempersepsikan suatu organisasi secara adil akan dapat mendorong karyawan secara produktif bagi instansinya.
Manajemen yang dijalankan secara adil akan mendorong karyawan lebih produktif meskipun suatu instansi dalam kondisi tidak menguntungkan.
Persoalan mengenai persepsi keadilan bukanlah merupakan persoalan yang baru. Hal ini dikarenakan, persoalan mengenai keadilan maupun ketidakadilan terjadi di semua lapisan masyarakat dan antar individu, tidak terkecuali di lingkungan rumah sakit. Oleh karena itu, muncul penelitian- penelitian mengenai keadilan, tidak terkecuali kajian keadilan dalam psikologi. Salah satu kajian keadilan dalam psikologi yang berkembang beberapa tahun terakhir ini adalah penelitian mengenai keadilan organisasi yang bertujuan untuk mengungkap akibat perlakuan organisasi terhadap
5 karyawannya. Salah satunya adalah riset yang berusaha mempelajari reaksi sikap dan perilaku terhadap persepsi keadilan (Yuwono dkk, 2005).
Keadilan organisasi berkaitan dengan cara dimana karyawan menentukan apakah mereka telah diperlakukan secara adil dalam pekerjaan mereka dan cara dimana penentuan ini mempengaruhi variabel lain yang berhubungan dengan pekerjaan (Moorman, 1991). Variabel-variabel lain tersebut seperti yang ditulis dalam Wikipedia (2011) adalah kepercayaan, performansi, kepuasan kerja dan komitmen organisasi, organizational
citizenship behavior (OCB), absensi dan meninggalkan organisasi, serta
kelelahan emosional. Performansi menjadi suatu hal yang penting karena performansi seorang karyawan menentukan efektif atau tidaknya performansi di suatu instansi. Sedangkan keadilan dalam suatu instansi menjadi penting karena perlakuan adil atau tidak adil akan mempengaruhi motivasi kerja yang dapat mengakibatkan tinggi rendahnya performansi kerja karyawan.
Faturochman (2002) mengatakan bahwa keadilan organisasi menyangkut tiga hal yaitu : distribusi, prosedural, dan interaksional. Keadilan prosedural adalah adil atau tidaknya cara yang digunakan untuk mencapai hasil atau sasaran tertentu. Hal tersebut berkenaan dengan persepsi adil atau tidaknya peraturan dan prosedur yang digunakan untuk membuat keputusan- keputusan (Muchinsky, 2003). Keadilan prosedural terbukti memiliki dampak positif terhadap sejumlah reaksi perilaku dan afektif, salah satunya adalah performansi (ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2008). Keadilan
6 distributif adalah keadilan yang diterima seseorang sebagai hasil akhir dari proses alokasi, misalnya yaitu standar gaji, ganjaran atau keuntungan (Handi dan Suhariandi, 2003). Menurut Kopelman (1986), variabel imbalan akan berpengaruh terhadap variabel motivasi, yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi performansi individu. Argumen penting keadilan interaksional adalah adanya anggapan bahwa aspek penting dari keadilan ketika orang berhubungan dengan pemegang kekuasaan ialah rasa hormat dan menghargai sebagai cerminan sensitivitas sosial kepada penguasa (Skarlicki & Folger, 1997). Scheinke,dkk (dalam Pujihastuti,2007) mengungkapkan bahwa ketika individu dalam organisasi secara personal diperlakukan adil maka ia cenderung memiliki hubungan yang bermutu dengan para supervisornya, melakukan usaha yang membantu organisasi dan memiliki performansi yang tinggi.
Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa perlakuan adil berhubungan erat dengan perilaku kerja dan pencapaian performansi yang lebih tinggi (Gilliland, 1994; Konovsky, 2000; Konovsky dan Cropanzano, 1991 dalam Cropanzano, Prehar, dan Chen, 2000). Namun, dalam penelitian tersebut lebih menekankan pada perdebatan mengenai perbedaan antara keadilan prosedural dan interaksional. Individu yang merasakan suatu ketidakadilan, moral mereka akan turun, dan mereka kemungkinan besar akan meninggalkan pekerjaannya, bahkan mungkin membalas dendam terhadap organisasinya (Folger dan Cropanzano, 1998).
7 B.
Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara keadilan organisasi dengan performansi kerja perawat?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian perawat terhadap keadilan organisasi serta hubungannya dengan performansi kerja perawat tersebut yang dapat dilihat dari kualitas kerja perawat tersebut.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Memberikan informasi tambahan khususnya bagi psikologi industri dan organisasi mengenai keadilan organisasi.
2. Manfaat Praktis Bagi Instansi
a. Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi sebagai bahan evaluasi untuk mencegah terjadinya ketidakadilan pada instansi terkait.
BAB II LANDASAN TEORI A. PERFORMANSI KERJA
1. Pengertian Performansi Kerja
Performansi diterjemahkan menjadi kinerja yang juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja dan hasil kerja/penampilan kerja (Sedarmayanti, 1995). Menurut John Whitmore (1997) performansi adalah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, performansi adalah suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampikan. Senada dengan uraian di atas performansi kerja juga diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas oleh karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab (Prabu, 2009).
Salim Peter (Usman, 2008) mengatakan bahwa performansi kerja merupakan apabila seseorang menjalankan tugas atau proses dengan terampil sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada. Selanjutnya Kotter dan Hesket (Usman, 2008) mengartikan performansi kerja sebagai hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai dalam satuan waktu tertentu. Pandangan itu menunjukkan bahwa performansi merupakan hasil karya nyata dari seseorang atau perusahaan yang dapat dilihat, dihitung jumlahnya, dan dapat dicatat waktu perolehannya.
9 Stoner dan Freeman (Usman, 2008) mengemukakan performansi kerja merupakan kunci yang harus berfungsi secara efektif agar organisasi secara keseluruhan dapat berhasil. Hal tersebut juga diungkap oleh Hikman (Usman, 2008) yang mengatakan bahwa performansi kerja selalu merupakan tanda keberhasilan suatu organisasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.
Vroom (As’ad, 2003) mengatakan bahwa performansi adalah sebagai relasi antara motivasi dan kemampuan. Senada dengan itu, Sulistiyani (2003) menjelaskan bahwa performansi seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
Dalam penelitian ini performansi kerja merupakan pelaksanaan kerja dan penampilan kerja karyawan dalam melaksanakan tanggung jawabnya yaitu tugas-tugas yang harus dilaksanakannya dalam upaya mencapai tujuan perusahan tersebut.
2. Pengertian Perawat
Dewan Internasional Perawat (ICN/ International Council of Nursing, 1965) mendefinisikan perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.
10 Perawat menurut UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan mendefinisikan perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Sedangkan, Taylor, C., Lillis, C., & LeMone, P. (1989) mengatakan perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan.
Callista Roy (1999) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien.
Dalam penelitian ini perawat merupakan seseorang yang bertugas merawat, memelihara,membantu, dan melindungi orang sakit secara tanggung jawab dengan tujuan untuk meningkatakan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit sesuai dengan kode etik.
3. Aspek Performansi Kerja
Aspek-aspek performansi kerja menurut Rivai (2005) adalah kemampuan, penerimaan tujuan organisasi, tingkat tujuan yang dicapai, interaksi antara tujuan dan kemampuan karyawan dalam perusahaan. Sedangkan Hasibuan (2006) menyebutkan bahwa performansi kerja meliputi sebelas aspek, yaitu kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran,
11 kedisiplinan, kreativitas, kerja sama, kepemimpinan, kepribadian, perencanaan, kecakapan, dan tanggung jawab.
Timple (1992), mengatakan tiga aspek performansi kerja, yang pertama tingkat keterampilan yang mencakup kemampuan, kecakapan interpersonal dan kecakapan teknis. Kedua, tingkat upaya yaitu motivasi karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dan aspek yang ketiga adalah kondisi eksternal yang mendukung karyawan.
Gomes (2003), mengatakan bahwa penilaian kerja didasari oleh deskripsi perilaku yang spesifik seperti : (1) Quantity of work, jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.
(2) Quality of work, kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat- syarat kesesuaian dan kesiapannya.
(3) Job Knowledge, luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
(4) Creativeness, keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. (5) Cooperation, kesediaan untuk bekerjasama dengan sesama anggota organisasi.
(6) Dependability, kehadiran dan penyelesaian kerja. (7) Initiative, semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.
12 (8) Personal Qualities, kualitas pribadi yang menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan, dan integritas pribadi
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa penilaian performansi kerja perawat berdasarkan quality of work, job knowledge, creativeness,
cooperation, dependability, initiative, personal qualities.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Performansi Kerja
Timple (1992) menyatakan faktor-faktor performansi terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi performansi seseorang yang berasal dari lingkungan, seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pemimpin, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.
Vroom (As’ad, 2003) menjelaskan performansi adalah fungsi dari motivasi dan kecakapan. Pemahaman tersebut dirumuskan dalam P= f (M x A). Faktor A (Ability/Kemampuan) secara psikologis adalah kemampuan potensi atau IQ seseorang. Faktor M (Motivation/Motivasi) diartikan suatu sikap pemimpin dan karyawan terhadap situasi kerja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersifat positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan menunujukkan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksudkan adalah antara
13 lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja, dan kondisi kerja (Mangkunegara, 2001).
Kopelman (1988) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi performansi kerja adalah: karakteristik individu, karakteristik organisasi dan karakteristik pekerjaan, lebih lanjut Kopelman menjelaskan bahwa performansi kerja selain dipengaruhi oleh faktor di atas juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Menurut Kopelman karakteristik individu terdiri dari: kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, motivasi, norma, dan nilai, sedang karakteristik individu yang lain seperti kepribadian, umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan, suku bangsa, keadaan sosial ekonomi, pengalaman terhadap keadaan yang lalu, akan menentukan perilaku kerja dan produktivitas kerja, baik individu maupun organisasi. Karakteristik organisasi terdiri dari: sistem imbalan, seleksi dan pelatihan, struktur organisasi, visi dan misi organisasi serta kepemimpinan; sedangkan karakteristik pekerjaan terdiri dari: deskripsi pekerjaan, desain pekerjaan dan jadwal kerja. Sistem imbalan yang dipersepsikan adil oleh karyawan akan mempengaruhi peningkatan motivasi mereka dalam bekerja. Peningkatan motivasi pada karyawan tersebut memberi pengaruh pada meningkatnya performansi yang juga tinggi.
5. Penilaian Performansi Kerja
Penilaian Performansi (Performance Appraisal) merupakan proses yang dipakai oleh organisasi atau perusahaan untuk mengevaluasi
14 pelaksanaan kerja individu karyawan. Gomes (2003) menyatakan terdapat tiga kriteria penilaian performansi, yaitu : (1) Penilaian Performansi Berdasarkan Hasil (result-based performance
evaluation)
(2) Penilaian Performansi Berdasarkan Perilaku (behavior-based
performance evaluation)
(3) Penilaian Performansi Berdasarkan Judgment (judgement-based
performance evaluation)
Di antara ketiga tipe tersebut, tipe kriteria penilaian performansi yang telah lama dipakai dalam banyak organisasi, baik di sektor publik maupun swasta adalah judgement-based performance evaluation. Tipe penilaian tersebut menggunakan dua cara yaitu Rating methods yang secara luas dipakai dengan cara menjawab dimensi-dimensi perilaku pada beberapa skala nilai dan rangking methods dimana penilai mengurutkan performansi karyawan dari yang paling baik hingga ke yang paling rendah.
Cascio (1998) mengatakan bahwa kriteria penilaian performansi kerja yang lebih jelas dan akurat mencakup ; (1) Aspek kuantitatif, yang meliputi hasil dan waktu (2) Aspek kualitatif , yang meliputi kualitas kerja
6. Manfaat Penilaian Performansi Kerja
Tujuan penilaian performansi secara umum dibedakan atas dua macam yaitu :
15 (1) Untuk memberikan reward performansi sebelumnya (2) Untuk memotivasi perbaikan performansi pada waktu yang akan datang
Informasi-informasi yang diperoleh dari penilaian performansi tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi, dan penempatan tugas (Gomes, 2003).
B. KEADILAN ORGANISASI 1. Pengertian Keadilan Organisasi
Keadilan organisasi adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menerangkan peran keadilan sebagai sesuatu yang secara langsung berhubungan dengan tempat kerja. Keadilan organisasi juga berkenaan dengan persepsi karyawan terhadap keadilan dalam organisasi.
(Greenberg, 1990). Senada dengan itu, Wiyono (2004) mengungkapkan bahwa keadilan organisasi yaitu persepsi bawahan mengenai keadilan perlakuan yang diterimanya dari seluruh elemen organisasi. Keadilan organisasi mengacu pada sejauh mana orang melihat peristiwa organisasi sebagai hal yang adil.
Menurut Folger dan Greenberg (Yuwono dkk., 2005) pengertian keadilan organisasi lebih merujuk pada bentuk evaluasi individu terhadap perlakuan organisasi terhadap karyawannya dalam hal upaya yang fair untuk mendapatkan hasil, proses untuk memperoleh hasil itu juga
16 dilakukan secara fair atau tidak, serta bentuk-bentuk perlakuan interpersonal terhadap masing-masing karyawannya.
Siagian (Febrina & Nurtjahjanti, 2006) menyebutkan bahwa keadilan menyangkut persepsi seseorang tentang perlakuan yang diterimanya dari orang lain. Biasanya seseorang akan mengatakan bahwa dirinya diperlakukan dengan adil apabila perlakuan itu menguntungkannya. Sebaliknya, apabila perlakuan yang diterimanya dirasakan merugikan maka individu tersebut akan cenderung mengatakan bahwa ia diperlakukan tidak adil.
Dari berbagai uraian dapat disimpulkan bahwa keadilan organisasi adalah persepsi karyawan terhadap keadilan dalam organisasi yang berkaitan dengan upaya untuk mendapat keadilan dalam memperoleh hasil dan proses memperoleh hasil tersebut, serta perlakuan interpersonal yang adil.
2. Jenis-jenis Keadilan Organisasi
Deustch dan Tornblom (Yuwono dkk, 2005) mendefinisikan keadilan organisasi menjadi tiga tipe yaitu, keadilan prosedural, keadilan distributif, dan keadilan interaksional.
a. Keadilan Prosedural
Keadilan prosedural adalah persepsi keadilan mengenai kebijakan dan prosedur yang dipakai organisasi untuk membuat keputusan (Wiyono, 2004). Greenberg (Wiyono, 2004) menyatakan
17 bahwa keadilan prosedural adalah berkaitan dengan persepsi keadilan dari prosedur yang digunakan untuk dan proses untuk sampai pada sebuah keputusan. Muchinsky (2003) mengatakan bahwa keadilan prosedural adalah adil atau tidaknya cara yang digunakan untuk mencapai hasil atau sasaran tertentu. Hal tersebut berkenaan dengan persepsi adil atau tidaknya peraturan dan prosedur yang digunakan untuk membuat keputusan-keputusan.
Menurut Arnold, Cooper dan Robertson 1998 (Febriani & Nurtjahjanti, 2006) keadilan prosedural tercermin dari adanya kesediaan perusahaan untuk memberikan penghargaan yang layak kepada karyawan, dan adanya penerapan sistem yang adil dalam mendistribusikan penghargaan kepada karyawan, adanya informasi mengenai sistem penggajian yang benar, adanya aturan untuk menegur karyawan dan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan. Senada dengan itu, Leventhal dan Thibault & Walker (Colquitt et al, 2001) mengatakan keadilan prosedural sebagai keadilan yang dipersepsikan terhadap suatu proses (prosedur) untuk membagi sumber daya (alokasi), misalnya bagaimana suatu proses penentuan gaji ditempuh, adil atau tidak.
b. Keadilan Distributif
Keadilan distributif adalah persepsi keadilan mengenai hasil yang diterima karyawan dari organisasi tempat bekerja (Wiyono,