Hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan stres kerja pada perawat RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro - USD Repository

  

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

RSUP. DR. SOERADJI TIRTONEGORO

Skripsi

Diajukan Untuk Menenuhi Salah Satu Syarat

  

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Ardian Jati Prasetyo

  

NIM : 069114029

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2010

  Dalam segala perkara Tuhan punya rencana Yang lebih besar dari semua yang terpikirkan Apa pun yang Kau perbuat

  Tak ada maksud jahat Sbab itu kulakukan semua denganMu Tuhan Ku tak akan menyerah Pada apa pun juga

  Sebelum ku coba semua yang ku bisa Tetapi ku berserah kepada kehendakMu Hatiku percaya Tuhan punya rencana ( Jeffry S. Tjandra – Ku tak akan Menyerah )

  Aku tidak dapat melakukan SEGALA SESUATU, tetapi aku dapat melakukan SESUATU. Dan apa yang aku dapat lakukan, dengan ANUGRAH TUHAN, akan aku LAKUKAN.

  (Edward Hale)

  Skripsi ini saya persembahkan bagi: Tuhan Yesus Kristus yang sungguh luar biasa memberkati kehidupanku Bapak , Ibu, Kakak, Adik dan keluarga besar yang telah banyak memberi dukungan

  Sahabat-sahabatku dan juga kekasihku

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan yang sesungguhnya bahwa karya yang saya muat ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 3 September 2010

Ardian Jati Prasetyo

  

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

RSUP. DR. SOERADJI TIRTONEGORO

Ardian Jati Prasetyo

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan stres kerja perawat. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang signifikan antara persepsi gaya kepemimpinan transformasional dengan stres kerja perawat. Subjek penelitian adalah 81 perawat bagian inap RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive

  sampling

  . Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala persepsi gaya kepemimpinan transformasional dan skala stres kerja perawat. Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Sedangkan koefisien reliabilitas dari skala persepsi gaya kepemimpinan transformasional sebesar 0,905 dan koefisien reliabilitas skala stres kerja perawat sebesar 0,885. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan stres kerja pada perawat digunakan teknik koefisien korelasi spearman’s rho. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar -0,272 dengan taraf signifikansi (p) 0,007. Hal ini berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan stres kerja perawat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi persepsi gaya kepemimpinan transformasional maka stres kerja perawat semakin rendah.

  Kata kunci : stres kerja, persepsi, gaya kepemimpinan transformasional

  

RELATION BETWEEN PERCEPTION ABOUT TRANSFORMATIONAL

LEADERSHIP STYLE WITH STRESS WORKING OF NURSES

IN RSUP. DR. SOERADJI TIRTONEGORO

  

Ardian Jati Prasetyo

ABSTRACT

The reseach aimed to know the relationship between the perception of transformational

leadership style with the work stress of nurses. The hypothesis of this research was that there was

a negative significant relationship between transformational leadership style with the work stress

of nurses. Reseach respondents were 81 nurses of RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro. In this

reseach, researchers used a purposive sampling technique. Data was collected through the

perception of scale deployment of transformational leadership style and nurses stress working

scale. The research used content validity. The coefficient reliability of perception of

transformational leadership style scale was 0.905 and coefficient reliability of stress working

scale was 0.885. To determine the relationship between the perception of transformational

leadership style and the work stress of nurses, researcher used Spearman's rho coefficient

correlation. Coefficient correlation (r) was obtained in this study amounted to -0.272 with

significance level (p) 0.007. It meant that there was a negative significace relationship between the

perception of transformational leadership style with stress working. It concluded that the higher

the perception of transformational leadership style, then the lower the stress of nurses.

  Keywords: stress working, perception, transformational leadership style

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Ardian Jati Prasetyo

  Nomor Mahasiswa : 069114029

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

RSUP. DR. SOERADJI TIRTONEGORO

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 3 September 2010 Yang menyatakan, ( Ardian Jati Prasetyo )

KATA PENGANTAR

  Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas jalan dan

penyertaan yang diberikan selama mengerjakan skripsi berjudul “Hubungan

Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan Stres

Kerja pada Perawat RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro”. Skripsi ini disusun guna

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  Tuhan telah memperkenalkan saya kepada orang-orang hebat yang tulus

membantu dan memberikan dukungan saat saya mengerjakan skripsi. Pada

kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang hebat

tersebut, yakni:

  

1. Bapak Minta Istono S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi untuk

segala penerimaan, nasehat, bimbingan, kesabaran, waktu, dukungan dan masukan-masukan yang telah diberikan.

  

2. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani, M.Si. selaku dekan yang selalu mendorong kami

agar cepat menyelesaikan skripsi.

  

3. Bapak Prof. Dr. Augustinus Supratiknya selaku dosen pembimbing akademik

untuk pendampingan dan saran-sarannya.

  

4. Bapak Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. dan Ibu Titik Kristiyani, S.Psi., M.Psi.

yang telah menguji skripsi dan memberikan saran-saran yang berharga.

  

5. Ibu Agnes Indar S.Psi., M.Si. atas bimbingannya saat saya menjadi asisten Tes

Proyektif: Grafis.

  

6. Semua dosen Fakultas Psikologi, Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah

memberikan wawasan dan ilmunya yang berharga kepada penulis.

  

7. Mas Muji, Mas Doni, Mbak Nanik, Mas Gandung, dan Pak Gie, yang telah

banyak membantu dan juga menjadi teman bagi para mahasiswa.

  

8. Direktur Umum, SDM dan Pendidikan RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro

Klaten, Dra. Nining Setyawati, M.Si dan juga Kepala Bidang Keperawatan, Hj. Endang Wuryaningsih, S.Pd, M.Kes. yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk melakukan penelitian.

  

9. Seluruh perawat RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, terimakasih atas

bantuan dan kerjasama yang telah diberikan.

  

10. Bapak serta Ibuku yang tersayang, atas dukungan, kesabaran, kasih sayang

dan doa yang tak berhenti terucapkan.

  

11. Mas Dito, ayo mas yang semangat kamu juga bisa segera lulus, dan juga Dik

Dina atas dukungan yang diberikan.

  

12. Ingan Widhi Adhiningtyas, terimakasih atas kebersamaannya, waktu yang

telah diberikan dan dukungan yang diberikan bagi penulis.

  

13. Pimpinan Gloria Edukasindo, Bapak Drs. Eko Cahyono Tjia, Psi., M.M. yang

telah memberi saya kesempatan untuk magang, menimba ilmu, dan mencari pengalaman.

  

14. Seluruh Staf dan teman-teman di Gloria Edukasindo atas bantuan,

kebersamaan serta pengalaman yang diberikan.

  

15. Satria, Windi, Adit, Nita, Berto, Caca, Cika, Kesed, Ari, Yoga, Timo, Nobi,

Viany, Kris, Amis dan teman-teman seperjuangan yang belum saya sebutkan.

  

16. Sanggar Bunga Musika, Mbak Tanti dan Mbak Lina yang telah memberi

dukungan dan kesempatan mengajar vokal anak-anak.

  

17. Teman-teman kost, Bayu, Surya, Septian, Ugik, Agung, Totok, Mas Agung

Angkringan, Indro, Heru, Jepe, Tyok, untuk perhatian dan canda tawanya.

  

18. Teman-teman di Paduan Suara Eklesia GKJ Kebonarum Klaten yang telah

memberikan keceriaan dan menghilangkan segala kepenatan saat bernyanyi dan mengisi pujian bersama.

  19. Bety PBI yang telah membantu penulis dalam membuat abstract.

  

20. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.

  Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, penulis

merasa penyusunan tugas akhir ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,

penulis menerima saran dan kritik mengenai penelitian ini dengan senang hati.

Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi masyarakat dan pembaca sekalian.

  Yogyakarta, 3 September 2010 Ardian Jati Prasetyo

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..... i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………... iii

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………… vi

ABSTRAK …………………………………………………………………. vii

ABSTRACT ……………………………………………………………….. viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ….. …….. ix

KATA PENGANTAR ……………………………………………………... x

DAFTAR ISI ………………………………………………………………. xiii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………. xvii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………..... xviii

  

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ……………………………….. 1 B. RUMUSAN MASALAH ………………………………………….. 7 C. TUJUAN PENELITIAN …………………………………………... 8 D. MANFAAT PENELITIAN ………………………………………... 8

  1. Manfaat Teoritis ……………………………………………….… 8

  2. Manfaat Praktis ……………………………………………….... 8

  

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………... 9

  A. STRES KERJA……………………………………………………... 9

  1. Pengertian ……………………………………………………….. 9

  2. Faktor-faktor …………………………….………………………. 12

  3. Aspek ... …………………………….………….………………… 15

  B. PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL…………………………………………... 18

  1. Pengertian Persepsi………………………………………………. 18

  2. Pengertian Kepemimpinan Secara Umum .……….……………. 20

  3. Pengertian Gaya Kepemimpinan Transformasional ….…………. 21

  4. Aspek-aspek ….………………………………….………………. 26

  5. Efek …………. …………………………………….……………. 29

  C. PERAWAT………..………………………………………………... 31

  D. HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN STRES

KERJA PERAWAT …………………………………………….… 33

  E. HIPOTESIS………..………………………………………………... 38

  

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………….. 39

A. JENIS PENELITIAN ……………………………………………… 39 B. IDENTIFIKASI VARIABEL ……………………………………… 39

  1. Variabel Bebas …………………………………………………… 39

  2. Variabel Tergantung ……………………………………………... 39

  C. DEFINISI OPERASIONAL ……………………………………….. 39

  1. Stres Kerja ………………………………………………………. 39

2. Persepsi Gaya kepemimpinan Transformasional ………………. 40

  D. SUBJEK PENELITIAN ……………………………………………. 41

  E. PROSEDUR PENELITIAN ….……………………………………. 42

  F. ALAT PENGAMBILAN DATA …………………………………... 43

  1. Skala Stres Kerja ………………………………………………. 43

  2. Skala Persepsi Gaya kepemimpinan Transformasional .………. 45

G. PERTANGGUNGJAWABAN ALAT UKUR …………………….. 47

  1. Validitas ……..……………………………………………………. 47

  2. Seleksi Item ..……………………………………………………. 48

  3. Reliabilitas ..……………………………………………………... 52

H. METODE ANALISIS DATA ………………………………………. 53

  

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………… 55

A. GAMBARAN RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO …………. 55 B. PELAKSANAAN PENELITIAN ………………………………….. 56 C. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN …..………………………….. 57 D. DESKRIPSI DATA PENELITIAN ..……………………………… 58 E. ANALISIS DATA PENELITIAN

1. Uji Asumsi …. …………………………………………………… 61

  a. Uji Normalitas ...……………………………………………… 62

b. Uji Linieritas …. ………………..…………………………… 63

2. Uji Hipotesis ……………………………..…………………….. 64

  F. PEMBAHASAN .....…………………………………….………….. 65

  BAB V PENUTUP …………………………………………………………. 69 A. Kesimpulan ………………………………………….……………… 69 B. Saran ………………………………………………….……………... 69 DAFTAR PUSTAKA ..…………………………………………….………. 71

LAMPIRAN ……………………………………………………………….… 75

  DAFTAR TABEL Tabel 1 Karakteristik Gaya Kepemimpinan Transformasional.....................… 29 Tabel 2 Blue Print Skala Stres Kerja Sebelum Uji Coba ..………………..… 45 Tabel 3 Blue Print Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional Sebelum Uji Coba ………………………………………………….. 46 Tabel 4 Susunan Butir Skala Stres Kerja Setelah Uji Coba ...........….……… 50 Tabel 5 Susunan Butir Skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional Setelah Uji Coba ...……….……………………… 52 Tabel 6 Rangkuman Deskripsi Data Penelitian .....................................…….. 58 Tabel 7 One-sample test Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional .. 60 Tabel 8 One-sample test stres kerja ……………………..…………….…… 61 Tabel 9 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ………………………………….... 62 Tabel 10 Hasil Perhitungan Uji Linieritas ………………..…………….…… 63

Tabel 11 Hasil Analisis Korelasi ..............………………..……….…….…… 64

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Uji Coba …….…………………………………….... 76

Lampiran 2 Data Uji Coba Stres Kerja ………………….………………….. 86

Lampiran 3 Data Uji Coba Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional .. 88

Lampiran 4 Reliabilitas Uji Coba Skala Kepemimpinan Transformasional...... 91

Lampiran 5 Reliabilitas Uji Coba Skala Stres kerja ……… ..……………...… 93

Lampiran 6 Reliabilitas Data Skala Kepemimpinan Transformasional ........... 94

Lampiran 7 Reliabilitas Data Skala Stres kerja ……… …….……………...… 94

Lampiran 8 Kuesioner Penelitian ………………………………………… 95

Lampiran 9 Data Penelitian Stres Kerja .……………..………………….. 102

Lampiran 10 Data Penelitian Persepsi Gaya Kepemimpinan

Transformasional …………………………………………….. 106

Lampiran 11 Deskripsi data, Normalitas, Linieritas ...…………………….. 110

Lampiran 12 Korelasi ………………….………….. ...…………………….. 112

Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian …….. ...……………………….. 113

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan yang semakin kompleks ini, orang selalu dituntut

  untuk menciptakan dan mencapai keselarasan, serta kebahagiaan hidup bersama. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut yaitu dengan bekerja. Kerja merupakan aktivitas dasar dan dijadikan hal yang esensial dari kehidupan manusia. Seseorang bekerja karena ada harapan yang hendak dicapainya yaitu aktivitas kerja yang dilakukannya ini akan membawa pada suatu keadaan lebih baik daripada keadaan sebelumnya. Kerja juga merupakan aktivitas sosial yang memberikan isi dan makna pada kehidupan seseorang. Oleh karena itu, sumber daya manusia yang berkualitas baik akan senantiasa berusaha untuk mencapai keberhasilan seoptimal mungkin dan meningkatkan produktivitasnya

  Segala bentuk kerja akan berkaitan dengan penggunaan tenaga manusia. Penggunaaan tenaga ini berbeda antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainnya. Pada kenyataannya suatu organisasi akan cenderung menuntut anggotanya untuk memberikan kontribusi terbaik. Oleh karena itu, sering kali ditemukan adanya kesenjangan antara performa kerja yang diharapkan dengan performa yang sesungguhnya. Kesenjangan ini akan menimbulkan ketegangan apabila terjadi berlarut-larut. Ketegangan yang berlarut-larut ini akan menyebabkan stres (Anagora & Suyati, 1995). Stres yang terus menerus

  

dirasakan dan tidak dapat dihadapi akan membuat seorang karyawan menjadi

jenuh dan lama-kelamaan akan berdampak buruk terhadap kinerjanya.

  Stres merupakan tekanan psikis atau emosi pada seseorang dimana

munculnya dipengaruhi oleh penilaian subjektif individu sendiri. Stres pada

dasarnya disebabkan kekurangmengertian manusia akan keterbatasannya

sendiri. Manusia akan mengalami stres apabila kurang mampu mengadaptasi

keinginan dengan kenyataan. Menurut Hager (1999), stres sangat bersifat

individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan

antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya.

Terganggu atau tidaknya individu, tergantung juga pada persepsinya terhadap

peristiwa yang dialaminya. Dengan kata lain, bahwa suatu situasi yang penuh

stres dalam pekerjaan dapat dirasakan berbeda-beda oleh setiap orang,

dimana dipengaruhi oleh bagaimana pikiran dan tubuh individu mempersepsi

suatu peristiwa.

  Stres kerja adalah bagian dari stres kehidupan. Stres kerja (Davis, 1996)

terjadi karena adanya tuntutan pekerjaan yang tidak seimbang dengan

kemampuan individu. Stres kerja ini akan menimbulkan reaksi individual

berupa reaksi fisiologis, psikologis dan perilaku. Stres kerja ini memang tidak

dapat dielakkan dalam dunia pekerjaan. Hampir semua orang dalam

kehidupannya mengalami stres sehubungan dengan pekerjaan mereka. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh The National Institute for Occupational Safety

and Health menemukan bahwa pekerjaan yang berhubungan dengan

  

kesehatan di rumah sakit memiliki kecenderungan tinggi terkena gangguan

mental seperti depresi dan stres (Inayati, 1996).

  Keadaan rumah sakit akan menentukan munculnya stres kerja. RSUP

Dr. Soeradji Tirtoegoro merupakan satu-satunya rumah sakit pusat yang ada

di Kabupaten Klaten. Sebagai salah satu rumah sakit pusat, maka pasien yang

berobat dan melakukan rawat inap sangat banyak. Di dalam suatu bangsal

atau ruangan, pasien yang dirawat inap dapat mencapai 50 pasien. Keadaan

ini dapat merepotkan perawat yang bertugas menjaga karena terkadang

jumlah perawat yang berjaga kurang memadahi. Selain itu, fasilitas yang

digunakan oleh perawat juga terbatas. Hal itu membuat kecenderungan tinggi

terkena stres kerja. Di rumah sakit ini juga terdapat peraturan mutasi, perawat

dapat dipindah kerja di ruang lainnya, yang membuat perawat harus

menyesuaikan dengan tempat kerja yang baru. Perawat juga sering

menghadapi teman kerja yang tidak dapat bekerjasama. Keadaan yang seperti

ini turut meningkatkan stres kerja perawat.

  Perawat merupakan profesi yang besar peranannya dalam pelayanan

kesehatan masyarakat yang menentukan kinerja rumah sakit secara

keseluruhan (Harnanti 1995). Perawat juga merupakan profesi yang bersifat

kemanusiaan yang dilandasi rasa tanggungjawab dan pengabdian sehingga

layanan keperawatan menyangkut upaya kemanusian yang pelaksanaannya

membutuhkan ketulusan, saling menghargai dan kebijaksanaan terhadap

manusia. Tugas pokok seorang perawat adalah merawat pasien untuk

mempercepat proses penyembuhan (Gunarsa, 1995). Pekerjaan seorang

  

perawat sangatlah berat. Dari satu sisi, seorang perawat harus menjalankan

tugas yang menyangkut kelangsungan hidup pasien yang dirawatnya. Di sisi

lain, keadaan psikologis perawat sendiri juga harus tetap terjaga. Hal ini juga

ditegaskan dengan sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa para

pekerja di bidang kesehatan mengalami stres kerja yang lebih tinggi daripada

para pekerja di bidang lain (Messer & Meldrum, 1999).

  Menurut hasil survei dari PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)

pada tahun 2006, sekitar 50,9 persen perawat yang bekerja di empat provinsi

di Indonesia mengalami stres kerja, sering pusing, lelah, tidak bisa

beristirahat karena beban kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, gaji rendah

tanpa insentif memadai ). Perawat di RSUD

Pangkalpinang juga mengalami stres kerja akibat dari beban kerja yang

berlebihan. Jumlah tim medis yang ada di rumah sakit tidak sebanding

dengan jumlah pasien yang berobat, sehingga membuat perawat melayani

melebihi standar yang ideal. Disamping itu penghasilan perawat juga minim

dimana membuat perawat menjadi mudah stres ).

  

Kasus stres pada perawat yang lain terjadi di Kota Kyoto Jepang. Akibat

kerja lembur yang dipaksakan oleh atasannya, membuat seorang perawat

sampai bertindak kriminal untuk menghilangkan stresnya. Perawat berusia 32

tahun ini mencabuti kuku kaki dan tangan enam pasien perempuan yang

menderita lumpuh dan stroke sebagai pelampiasan atas stres pekerjaannya.

Perawat ini harus menerima hukuman penjara tiga tahun delapan bulan atas

perbuatannya ).

  Perawat selalu dihadapkan pada tuntutan idealisme profesi dan sering

menghadapi berbagai macam persoalan baik dari pasien maupun teman

sekerja. Perawat juga selalu berhadapan dengan hal-hal yang monoton dan

rutin. Kondisi seperti inilah yang dapat menimbulkan rasa tertekan pada

perawat, sehingga mudah sekali mengalami stres. Pada keadaan yang seperti

ini perawat membutuhkan pemimpin yang mampu menjadi motor penggerak

dan bisa mengerti keadaan serta memberikan motivasi. Adanya pemimpin

yang memotivasi perawat melalui penanaman nilai kerja dan peningkatan

kebutuhan yang lebih tinggi, dapat menumbuhkan perasaan senang serta

tenang bagi perawat dalam bekerja. Perawat yang selalu dihadapkan pada

situasi kerja yang menuntut kecepatan dan ketepatan dalam bekerja

membutuhkan atasan yang bersedia mengerti keadaan perawat dan juga dapat

mengkoordinasi tugas dengan baik.

  Atasan yang mampu memberi rasa percaya dan dukungan penuh pada

tugas yang dilakukan perawat, akan membuat perawat dapat melakukan

pekerjaannya dengan maksimal. Perawat yang mendapat dorongan dan

pemenuhan kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi dari atasan akan

berusaha menunjukkan prestasinya, bekerja dengan sebaiknya, dan

mengutamakan pekerjaannya daripada kepentingan pribadi. Apabila perawat

telah merasakan kenyamanan dengan pekerjaannya, maka perawat akan

terhindar dari stres kerja.

  Pemimpin yang memberi dorongan dan berusaha mengerti keadaan

bawahan merupakan ciri kepemimpinan transformasional. Bass (1998)

  

mengemukakan kepemimpinan transformasional diartikan sebagai pimpinan

yang melibatkan perubahan dalam organisasi. Kepemimpinan

transformasional juga didefinisikan sebagai kepemimpinan yang

membutuhkan tindakan memotivasi para bawahan agar mau bekerja demi

sasaran tingkat tinggi yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya pada

saat itu. Pemimpin transformasional berusaha mencapai tujuan dengan cara

meningkatkan ketertarikan anggotanya terhadap organisasi sehingga anggota

kelompok menjadi peduli dan menerima misi organisasi. Kepemimpinan

transformasional ini juga mampu memenuhi kebutuhan individu yang lebih

tinggi yaitu seperti harga diri dan aktualisasi diri (Keller, 1992).

  Seorang pemimpin dapat dikatakan sebagai pemimpin transformasional,

hal tersebut dapat diukur dalam hubungannya dengan pengaruh pemimpin

tersebut terhadap bawahannya. Upaya pemimpin transformasional dalam

mempengaruhi bawahannya dapat melalui tiga cara, yaitu: 1) mendorong

bawahan lebih sadar akan pentingnya hasil suatu pekerjaan; 2) mendorong

bawahan untuk lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan

individual; 3) mengaktifkan kebutuhan – kebutuhan bawahan pada tingkat

yang lebih tinggi (Bass, 1998). Inti utama dari gaya kepemimpinan

transformasional adalah kemampuan pemimpin dalam mengubah kondisi

lingkungan kerja, motivasi kerja, pola kerja, dan nilai-nilai kerja yang

dipersepsikan bawahan sehingga mampu mengoptimalkan kinerja untuk

mencapai tujuan organisasi.

  Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses untuk mengubah atau mentransformasikan dengan memenuhi kebutuhan serta penghargaan terhadap para individu sehingga terdorong untuk berubah dan meningkatkan dirinya. Podsakoff (1996) menambahkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional merupakan faktor penentu yang mempengaruhi sikap, persepsi dan perilaku individu dimana terjadi peningkatan kepercayaan terhadap pemimpin, motivasi dan mampu mengurangi sejumlah konflik yang terjadi pada organisasi.

  Dengan situasi kerja yang menuntut perawat RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro untuk bertanggungjawab menangani pasien dalam keadaan cepat, tepat dan teliti dapat membuat perawat merasa kurang dapat fokus atau pun merasakan beban kerja yang berat dalam menjalankan tugasnya, oleh karena itu perawat RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro sangat rentan terkena stres kerja.

  Berdasarkan latar belakang permasahan diatas, maka peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan stres kerja pada perawat RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro.

B. Rumusan Masalah

  Apakah ada hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan stres kerja pada perawat RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro?

  C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan stres kerja pada perawat RSUP.

  Dr. Soeradji Tirtonegoro.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pandangan mengenai stres kerja dan kepemimpinan transformasional dalam ilmu Psikologi Industri dan Organisasi, sehingga dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi para atasan/pemimpin, khususnya atasan perawat RSUP DR.

  Soeradji Tirtonegoro. Hasil penelitian ini untuk memberikan gambaran dan tambahan pengetahuan tentang kepemimpinan transformasional dan stres kerja pada perawat.

  b. Bagi pihak RSUP. DR. Soeradji Tirtonegoro. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan saran dalam upaya mengurangi stres kerja yaitu dengan menerapkan kepemimpinan transformasional kepada perawat. Dimana terdapat hubungan negatif antara persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional dengan stres kerja. Artinya semakin positif persepsi terhadap gaya kepemimpinan transformasional maka semakin rendah stres kerja pada perawat.

BAB II LANDASAN TEORI A. Stres Kerja

  1. Pengertian Stres Kerja Stres merupakan realita kehidupan sehari-hari dimana individu tidak dapat menghindarinya. Stres ini dapat terjadi dimana saja dan disebabkan oleh berbagai hal. Stres yang dialami individu akan berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Pengertian stres itu berbeda pada tiap-tiap orang, namun kebanyakan individu bereaksi negatif terhadap kata stres. Stres dianggap sebagai sesuatu yang merusak dan berdampak buruk dalam kehidupan manusia.

  Menurut Cooper (1994), stres didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan individu. Stres merupakan suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol. Pendapat Cooper ini sejalan dengan yang diungkapkan Hager (1999) yang menjelaskan bahwa stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak apabila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Stres juga sering didasarkan pada suatu pengertian bahwa stres adalah hasil ketidaksesuaian antara individu dengan lingkungannya

  

yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk menghadapi berbagai

tuntutan terhadap dirinya secara efektif.

  Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres dinamakan

stressor. Stressor ini tidak selalu mengakibatkan gangguan secara

psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya individu,

tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor

kunci dari stres adalah persepsi seseorang terhadap situasi dan

kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi

yang dihadapi. Dengan kata lain, bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi

oleh bagaimana pikiran dan tubuh individu mempersepsi suatu peristiwa.

  Secara umum stres dapat disimpulkan sebagai tanggapan atas

keadaan yang mengancam, menekan dan tidak menyenangkan dalam diri