DOCRPIJM 141bf64825 BAB VBAB V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

  5 Bab KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

5.1 REVIEW KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN A. REVIEW KEBIJAKAN RPJP KOTA PALANGKARAYA TAHUN 2008-2028

  Tahun 2008-2028 Pemerintah Kota Palangkaraya merumuskan Visi dan Misi pembangunan Kota Palangkaraya yang baru, yaitu : TERWUJUDNYA KOTA PALANGKARAYA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN, JASA DAN WISATA YANG BERKUALITAS, TERTATA DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN, MENUJU MASYARAKAT SEJAHTERA, SESUAI FALSAFAH BUDAYA BETANG. Misi Pembangunan Kota Palangkaraya Tahun 2008-2028, adalah : 1.

  Mewujudkan Kota Palangkaraya sebagai Kota Pendidikan yang Berkualitas, Berorientasi Global dengan berkearifan local,menuju terwujudnya sumberdaya manusia yang berilmu, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, sehat dan terampil.

  2. Mewujudkan Kota Palangkaraya sebagai pusat pelayanan jasa dan wisata yang terencana, tertata dan berwawasan lingkungan.

  3. Mewujudkan prasarana dan sarana publik yang terencana, tertata dan berkualitas.

  4. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam yang lestari, dunia usaha dan investasi yang kondusif untuk mengembangkan perekonomian yang berkeadilan dan memberdayakan potensi masyarakat, menuju kehidupan sejahtera dan mandiri.

  5. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera, harmonis dan dinamis, rukun dan damai dengan menjungjung tinggi falsafah budaya betang.

  6. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance), aparatur pemerintah yang berdisiplin tinggi, professional, bersih dan berwibawa serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

  Arah Kebijakan dan Strategi Terkait.

  Untuk mewujudkan misi ketiga, Pemerintah Kota Palangkaraya memperhatikan dengan seksama pembangunan dalam Bidang Sarana dan Prasarana Umum. Dan Kebijakan yang harus ditempuh adalah Pembangunan Sarana dan Prasarana Umum untuk menyediakan fasilitas yang memadai untuk menunjang aktivitas seluruh warga Kota Palangkaraya, menunjang kegiatan Ekonomi, menembus keterisolasian wilayah dan mewujudkan Palangkaraya sebagai Kota Cantik dalam arti yang sebenarnya.

  A.

  

Pembangunan, Peningkatan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum,

diarahkan pada :

 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana perumahan,

permukiman,lingkungan sehat dan komunitas perumahan.

  

 Meningkatnya kualitas pengembangan wilayah strategis dan cepat

tumbuh, kawasan tertinggal dan keterkaitan antar wilayah.

  

 Meningkatnya akses masyarakat terhadap air minum bersih dan sehat

serta meningkatnya pengelolaan air limbah.

   Meningkatnya pelayanan jasa komunikasi dan informatika (Kominfo)

 Meningkatnya pelayanan lalu lintas jalan, sungai, danau dan

penyeberangan.

  B.

  

Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pembangunan

pemeliharaan sarana dan prasarana umum, diarahkan pada :

  

 Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan,

peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana umum lingkungan sekitarnya.

  

 Meningkatnya kualitas ketertiban bangunan dalam rangka menciptakan

lingkungan yang bersih, nyaman dan indah.

  

 Meningkatnya kualitas kemitraan pemerintah dengan swasta dalam

penyediaan sarana dan prasarana jalan dan jembatan, angkutan sungai, danau dan penyeberangan (ASDP) serta perumahan dan permukiman.

  

Dan salah satu Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia Pelayanan Bidang

Sarana dan Prasarana Umum di arahkan pada : Meningkatnya kebijakan

pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan prasarana dan sarana umum.

B. REVIEW KEBIJAKAN RPJM KOTA PALANGKARAYA TAHUN 2008-2013

  Isu dan Permasalahan Strategis Perumahan Dan Fasilitas Umum Berdasarkan proyeksi kebutuhan perumahan di kota Palangkaraya sampai dengan tahun 2013 mencapai 11.879 unit rumah dan luas lahan 808 ha yang berada di 5 kecamatan. Kebutuhan rumah kecamatan Pahandut 3.800 unit, Sebangau 1.190 unit, Jekan Raya 6.357 unit, Bukit Batu 358 unit dan Kecamatan Rakumpit 174 unit.

  Berdasarkan analisis penentuan kawasan permukiman kumuh perkotaan diperoleh 3 kelurahan prioritas, yaitu Kel. Langkai, Kel. Pahandut dan Kel. Palangka. Skema yang dibuat dalam penanganan perumahan adalah melibatkan peran swasta (untuk perumahan yang terorganisir) dan posisi pemko adalah pemberi ijin. Kedua, peran kelompok swadaya masyarakat dan ketiga, peran pemerintah sekaligus dalam rangka revitalisasi kawasan kumuh bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

  Pengembangan kawasan siap bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap bangun (Lisiba) semestinya menjadi perhatian dalam 5 (lima) tahun ke depan. Lokasi yang siap dikembangkan adalah di jalan Mahir Mahar (jalan lingkar). Daya tampung kawasan direncanakan 3.678 unit rumah dengan target penghuni 18.390 jiwa. Kendala yang dihadapi adalah belum terbentuk badan pengelola yang kan menangani kawasan tersebut, selain itu pembangunan sarana dan prasarana belum memadai. Kawasan ini sangat ideal jika dilihat dari arah pengembangan kota terutama untuk kawasan pemukiman, pendidikan, kesehatan, olahraga dan fasilitas umum lainnya.

   Visi RPJMD 2013

  • – 2017:

  Visi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut kemana organisasi pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan organisasi pemerintah.

  Visi pembangunan Kota Palangkaraya adalah sebagai berikut : “Terwujudnya Kota Palangkaraya sebagai Kota Pendidikan, Jasa dan Wisata berkualitas, tertata dan berwawasan lingkungan, menuju masyarakat sejahtera sesuai falsafah budaya betang.” Misi RPJMD 2013 – 2017

  Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi pemerintah sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran organisasi pemerintah dalam penyelenggaran pemerintahan negara.

  

Guna mencapai visi sebagaimana ditetapkan di depan maka dirumuskan

misi pembangunan Kota Palangkaraya sebagai berikut :

  1. Mewujudkan kota Palangkaraya sebagai kota pendidikan yang berkualitas

dengan orientasi nasional dan global, sumberdaya manusia yang berilmu,

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.

2. Mewujudkan Pemerintah Kota Palangkaraya sebagai pelayanan jasa terhadap masyarakat.

  3. Mewujudkan Kota Palangkaraya sebagai kota wisata yang terencana, tertata, berwawasan dan ramah lingkungan

  4. Mewujudkan kota Palangkaraya menuju masyarakat sejahtera 5.

  Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dengan kedisiplinan tinggi, sikap

professional, berwibawa dan bertanggungjawab untuk memberikan pelayanan

prima kepada masyarakat.

  6. Mewujudkan masyarakat yang memiliki kesadaran politik, hokum, tertib dan demokratis.

   Strategi dan Kebijakan Terkait

A. Bidang Pekerjaan Umum

  Peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan Kebijakan: 1.

  Mengharomonisasikan keterpaduan system jaringan jalan dengan kebijakan tata ruang wilayah

  2. Mempertahankan kinerja pelayanan prasrana jalan yang telah dibangun melalui pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan teknologi

  3. Mendorong keterlibatan peran dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan dan penyediaan prasarana jalan

  4. Melakukan koordinasi diantara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memperjelas hak dan kewajiban dalam penanganan prasarana jalan

  5. Pengembangan lingkungan permukiman yang sehat dengan melibatkan partisipasi masyarakat

  6. Penyederhanaan prosedur perijinan dan pengakuan hak atas bangunan perumahan masyarakat

  7. Penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah

  8. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasr, terutama di daerah kumuh perkotaan, daerah perdesaan dan daerah rawan bencana

9. Mempertahankan fungsi dan kinerja jaringan irigasi dan rawa

10. Mengoptimalkan kinerja dan fungsi jaringan irigasi dan rawa yang rusak 11.

  Pengendalian daya rusak air dengan mengutamakan pengendalian banjir melalui konservasi sumberdaya air dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara terpadu dan berwawasan lingkungan.

  12. Optimalisasi perencanaan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang wilayah dan kota serta pengembangan wilayah strategis Program: 1.

  Program Pembangunan jalan dan jembatan kota 2. Program rehabilitasi dan Pemeliharaan jalan dan jembatan 3. Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan 4. Program pembangunan infrastruktur perdesaan 5. Program sarana dan prasrana aparatur 6. Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lainnya

7. Program penyediaan dan pengelolaan air baku 8.

  Program pembangunan turap/talud/bronjong 9. Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 10.

  Program pengembangan perkotaan 11. Program lingkungan sehat 12. Program penataan ruang 13. Program pemantapan peraturan perundang-undangan

B. Bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

  Strategi dan Kebijakan: Peningkatan pelayanan dan sarana dan prasarana perhubungan Kebijakan: 1.

  Meningkatkan palayanan prima di terminal, dermaga, pelabuhan, pelayanan administrasi perijinan bidang LLAJ dan LLASDP

  2. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana transportasi, pos dan telekomunikasi

  3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui diklat teknis 4.

  Meningkatkan ketertiban, kelancaran dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan, angkutan sungai, danau dan penyeberangan angkutan laut, pos dan telekomunikasi.

  Program: 1.

  Pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan 2. Rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas LLAJ 3. Peningkatan pelayanan di terminal, dermaga, pelabuhan dan pelayanan administrasi pelabuhan

  4. Peningkatan sarana dan prasarana transportasi, pos dan telekomunikasi 5.

  Peningkatan ketertiban, kelancaran dan keselamatan transportasi, pos dan telekomunikasi C.

   Bidang Perencanaan Pembangunan Strategi dan Kebijakan Optimalisasi perencanaan pembangunan Kebijakan: 1.

  Merancang pola perencanaan pembangunan daerah menurut tingkat dan tahapannya

  2. Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Menengah dan tahunan daerah

  3. Mengkoordinasikan program-program penanaman modal, penelitian dan pengembangan serta statistic di daerah

  4. Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian baik antas instansi di lingkungan pemerintah daerah dan instansi lain

  5. Melakukan pemantauan, penilaian, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan rencana jangka panjang, jangka menengah dan tahunan

  6. Melakukan kerjasama antar pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lain, kota dan pihak lainnya

  7. Menyelenggarakan urusan kesekretariatan badan

  Program: 1.

  Program pengembangan data/informasi 2. Program koordinasi perencanaan pembangunan 3. Program perencanaan pembangunan daerah 4. Program penyusunan dokumen perencanaan pembangunan 5. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi 6. Program peningkatan penanaman modal

D. Bidang Tata kota dan pertamanan

  Strategi dan Kebijakan Peningkatan penataan kota dan pertamanan Kebijakan: 1.

  Merencanakan tata ruang kota (detail dan teknis) yang sesuai dengan perkembangan kota beserta peraturan daerahnya.

  2. Memantapkan pengelolaan pemanfaatan ruang.

  3. Memantapkan pengelolaan pemanfaatan ruang sesuai rencana kota.

  4. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap jasa pelayanan sarana dan prasarana.

  5. Mempertahankan dan meningkatkan jasa pelayanan penerangan jalan umum (PJU), pelayanan pemakaman umum (TPU), dan penanggulangan kebakaran melalui operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana.

  Program : 1.

  Penataan Ruang Kota 2. Peningkatan Penerangan Jalan Umum (PJU) dan Pemakaman.

  3. Penataan dan perijinan bangunan.

  4. Pengawasan dan Pengendalian Perkotaan.

  5. Optimalisasi Pemadam Kebakaran.

E. Bidang Pasar dan Kebersihan.

  Strategi dan kebijakan Peningkatan fasilitas pasar dan kebersihan kota Kebijakan: 1.

  Meningkatkan fasilitas dan kenyamanan pasar 2. Meningkatkan kualitas kebersihan dan keindahan kota 3. Meningkatkan pelayanan jasa perparkiran Program

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pasar 2.

  Peningktaan kemampuan teknis aparatur 3. Peningkatan kebersihan kota, pengelolaan sampah 4. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi 5. Peningkatan pelayanan jasa perparkiran 6. Meningkatkan kerjasama dalam pengelolaan parkir, pasar dan kebersihan 5.2 REVIEW KEBIJAKAN TATA RUANG.

A. KEBIJAKAN RTRW KOTA PALANGKARAYA Tahun 2009-2019 Strategi Pengembangan Tata Ruang Kota Palangkaraya.

  Mengacu pada karakteristik Kota Palangkaraya sebagai Ibukota bagi Propinsi Kalimantan Tengah maka konteks pengembangan antar wilayah adalah sebagai berikut:  Memantapkan Kota Palangkaraya sebagai pusat pelayanan regional agar pengembangan fungsinya terkait dengan system kota-kota di Propinsi Kalimantan Tengah. Salah satu fungsi penting pusat regional adalah sebagai pusat koleksi dan distribusi dalam wilayahnya serta dengan wilayah luar. Untuk dapat mendukung tujuan pengembangan wilayah maka juga perlu didukung oleh pengembangan kota-kota kecil disekitarnya sebagai sub pusat regional dan lokal.

   Meningkatkan Aksesibilitas kota-kota pusat pertumbuhan dan dalam

lingkup inter regional melalui pengembangan system transportasi darat,

sungai dan udara secara terpadu.

  III Pusat Pelayanan Lokal

   Target Kebutuhan air bersih untuk Rumah Tangga

  Sumber : RTRW Kota Palangkaraya Tahun 2009-2019 Arahan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

  V Pusat Pelayanan Lokal (Agro- Industri)

  5. Mungku Baru

  IV Pusat Pelayanan Lokal (Agro- Industri)

  4. Petuk Bukit

  3. Kereng Bangkirai

  Struktur Kawasan dan Pusat-pusat Pengembangan Wilayah pengembangan diarahkan untuk dapat membentuk suatu struktur tata ruang wilayah, sehingga menjadi suatu kesatuan system yang saling berintegrasi. Adapun wilayah pengembangan tersebut adalah :

  II Pusat Pelayanan Sub Regional

  2. Tangkiling

  I Pusat Pelayanan Regional

  1. Palangkaraya

Tabel 5.1 Rencana Pusat pertumbuhan di Kota Palangkaraya No Kawasan Orde Fungsi Pelayanan

  2. Wilayah Pengembangan II (WP II) Kota Tangkiling (Kecamatan Bukit Batu)

dengan sub wilayah pengembangan (SWP I) Mungku Baru dan SWP II

Petuk Bukit yang mana kedua SWP beserta wilayah sekitarnya akan

diproyeksikan sebagai Kawasan Agro Industri.

  1. Wilayah Pengembangan I (WP I) Kota Palangkaraya, yang terdapat di

Kecamatan Pahandut dengan sub wilayah pengembangan (SWP I) kereng

Bangkirai.

1. Arahan Pengembangan Air Bersih.

  • Jaringan Pipa utama direncanakan mengikuti jaringan jalan arteri, jaringan sekunder mengikuti jalan kolektor dan jaringan pipa tersier mengikuti jalan lingkungan.
  • Mengadakan hidran umum dengan radius pelayanan maksimal 500 meter dengan penempatan diutamakan pada kawasan

    permukiman yang belum terlayani oleh system perpipaan.

   Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk kegiatan Industri.

  Mengarahkan saluran-saluran pipa utama secara terbatas ke

  • kawasan Industri yang direncanakan. Menyarankan Investor untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya
  • sendiri.

  

 Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber air bersih yang

sudah ada dengan cara menekan/memperkecil tingkat kebocoran air, mengembangkan sumber-sumber air bersih baru.

  2. Arahan Pengembangan Drainase dan Air Limbah.

  

 Untuk menjaga kualitas air sungai (sebagai drainase primer)

direncanakan pembangunan MCK pada setiap desa/kelurahan yang ada di sepanjang aliran sungai.

  

 Untuk mengantisipasi perkembangan industry dengan limbah

buangannya, dibangun penampungan dan pembuangan air limbah tersendiri.

  

 Meningkatkan kondisi fisik jaringan drainase yang ada serta

mengembangkan jaringan drainase pada setiap pusat permukiman yang belum mempunyai jaringan drainase.

  3. Arahan/Rencana Pengembangan Telekomunikasi.

  

 Pemanfaatan radio telekomunikasi didaerah-daerah seperti Mungku

Baru, Petuk Bukit yang dipusatkan di kantor lurah/desa.

  

 Meningkatkan pelayanan pos surat di daerah-daerah yang sulit

dijangkau 4.

  Arahan/Rencana Pengembangan Jaringan Listrik

 Mengembangkan jaringan listrik pada setipa desa/kelurahan yang

belum terjangkau jaringan listrik dengan memanfaatkan listrik tenaga diesel atau tenaga air yang dikelola oleh perusahaan listrik milik daerah maupun swadaya masyarakat.

  

 Mengembangkan system tenaga diesel pada kegiatan-kegiatan

ekonomi seperti industry dan pariwisata.

  

 Mengembangkan tenaga listrik matahari untuk masyarakat yang jauh

jangkauan pelayanannya dari sumber listrik.

  Arahan Pengembangan Kawasan Permukiman 1.

  Jenis Pengembangan  Dikembangkan ditempat-tempat pertumbuhan eksisting.

   Dikembangkan disentra-sentra produksi.  Standart lokal luasan lahan permukiman per jiwa.

  2. Arahan Pengembangan

 Kawasan Permukiman sejalan dengan perkembangan /ketersediaan

system jaringan infrastruktur wilayah.

   Lokasi di pusat-pusat kelurahan.

  3. Pengendalian

 Perlu peremajaan dan penambahan fasilitas penunjang bagi kawasan

permukiman.

  

 Pengaturan dan pengawasan daerah permukiman yang banyak

terdapat disepanjang sungai, sehingga tidak mengganggu habitat sungai.

B. KEBIJAKAN RDTRK PALANGKARAYA TAHUN 2009-2019

  Kebijaksanaan Pembangunan: Umumnya kebijaksanaan pembangunan yang telah digariskan dalam

RDTRK Palangkaraya (Tahun 1994) masih relevan untuk dilanjutkan, adapun

kebijaksanaan tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Kebijaksanaan Kependudukan Jumlah penduduk wilayah di kota Palangkaraya di proyeksikan akan terus mengalami peningkatan, mengingat adanya rencana pengambangan kegiatan ekonomi dan perumahan baru di wilayah perencanaan, sehingga wilayah perencanaan akan menjadi salah satu prioritas bagi tempat tinggal.

  

Kepadatan penduduk di wilayah perencanaan adalah sebagai berikut:

a.

  Kepadatan Tinggi : 150-250 jiwa/ha.

  b.

  Kepadatan Sedang : 86-149 jiwa/ha.

  c.

  Kepadatan Rendah : dibawah 86 jiwa/ha. Pada kawasan dengan penggunaan khusus (Mis : perdagangan, industry, pergudangan, fasilitas umum) penduduk yang bertempat tinggal pada perumahan dominan disekitarnya.

  2. Kebijaksanaan Perkembangan Perumahan Kebutuhan perumahan akan disesuaikan dengan perkembangan penduduk yang ada serta disesuaikan dengan syarat hunian. Pada wilayah perencanaan terdapat tipe perumahan, yaitu padat, tanah kosong yang sangat potensial, dan kawasan yang sudah tertata dengan dengan perpetakan yang teratur. Berdasarkan kondisinya maka kebijaksanaan pengembangan perumahan diarahkan sebagai berikut : a.

  Kawasan yang sudah teratur/tertata baik diperlukan pemeliharaan

kawasan dan pengembangan lebih lanjut supaya disesuaikan dengan

pola yang ada sekarang.

  b.

  Kawasan yang belum teratur dengan kepadatan bangunan yang tinggi

maka pengambangannya dapat dilakukan melalui penataan kembali

kawasan perumahan dan pengadaan failitas dan prasarana yang

memadai. Dan untuk peningkatan kualitas lingkungan kota maka

lingkungan dengan perpetakan yang tidak teratur dan kondisinya

buruk sebaiknya diarahkan pada peremajaan kawasan permukiman.

  c.

  Penataan lingkungan permukiman di tepian sungai Kahayan diarahkan sebagai berikut : Rumah-rumah yang kondisinya buruk dan terletak di dalam batas

  • Garis Sempadan Air yang telah ditetapkan direncanakan ditata ulang. Untuk mempertahankan kesan (image) Palangkaraya maka
  • secara selektif terdapat beberapa bangunan (khususnya yang mempunyai nilai historis dan arsitektural tradisonal) dapat dipertahankan dan diremajakan.

  d.

  Kawasan yang relatif kosong atau tidak dapat dilakukan pemadatan

tetapi pengarahan lokasi permukiman fasilitas lingkungannya supaya

disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap tahapan pengembangan

serta pola jaringan jalan yang telah ditetapkan. Ukuran

kaplingnya/perpetakan disesuaikan dengan peruntukan yang telah

ditetapkan pada setiap lokasi atau kawasan.

  e.

  Untuk kawasan yang masih kosong, penataan relatif lebih mudah

dilakukan, sehingga pada kawasan ini semestinya dilakukan

pengaturan perpetakan yang disesuaikan dengan pengembangan

jaringan jalan.

  Arahan besaran kapling di wilayah perencanaan ini adalah :

  2

  • Tipe A : > 800 m

  2

  • Tipe B : 200 m

2 Pengembangan ukuran kapling di lingkungan perumahan ini juga disesuaikan dengan fungsi /lebar jalan yang telah ditentukan.

  • Tipe C : < 120 m

  Arahannya adalah sebagai berikut :

  • Arteri (Utama) : Kapling besar tipe A.
  • Kolektor : Kapling sederhana dan menengah tipe B.
  • Lokasi : Kapling Kecil sederhana tipe C.

  3. Kebijaksanaan Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa.

  

Kegiatan perdagangan dan jasa di wilayah perencanaan ini secara historis

terdiri dari skala pelayanan regional, local dan lingkungan.

  

Kegiatan perdagangan dan jasa skala (sub-distrik) akan dikembangkan

pada 4 lokasi yaitu :

  • Jalan Ahmad Yani dan sekitar jalan Darmo Sugondo.
  • Jalan Tjilik Riwut sekitar Pasar Kahayan.
  • Jalan Yos Sudarso.
  • Jalan Rajawali.

    Masing-masing lingkungan akan disediakan pusat perdagangan skala

    lingkungan (took, pasar, warung) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

  4. Kebijaksanaan Pengembangan Kawasan Industri.

  

Pengembangan kawasan Industri khususnya industri kecil di wilayah

perencanaan diarahkan pada kawasan industry jalan Tjilik Riwut Km 10.

Dalam pengembangan kawasan Industri ini perlu dipertimbangkan

dampaknya terhadap lingkungan.

  5. Kebijaksanaan Pengembangan Fasilitas Sosial.

  

Fasilitas pelayanan social di wilayah perencanaan ini akan dikembangkan

secara hirarki, yaitu sub pusat kota, Kota pelayanan kecamatan, dan pusat

pelayanan lingkungan.

  6. Kebijaksanaan Pengembangan Transportasi.

  

Pengembangan system transportasi ini harus terpadu antara Kota

Palangkaraya dengan regionalnya. Juga antara transportasi jalan raya dan

sungai. Pengembangan pola jaringan jalan di wilayah perencanaan ini

akan mengikuti system/pola yang sudah ada, yaitu :

  Pola Ring Radial pada jaringan jalan utama.

  • Pengembangan jalur lurus Tjilik Riwut - A. yani sebagai jalan utama.

  • Untuk jalan lingkungan dapat digunakan Pola Grid Iron atau
  • Curvilinier atau gabungan dengan pola ring radial.

  

Peningkatan jalan tanah atau batu yang telah ada menjadi aspal pada

jalan-jalan yang menghubungkan ke pusat lingkungan (permukiman

baru). Rehabilitasi jalan dan jembatan guna meningkatkan aksesibilitas

kawasan.

  7. Kebijaksanaan Pengembangan Sistem Utilitas.

  

Pengembangan utilitas ini diharapkan dapat terpadu dalam perencanaan,

pelaksanaan dan pengelolaan kemudian karena utilitas ini secara

bersama-sama memanfaatkan tepi arus jalan tertentu.

Pengembangan system jaringan listrik, air bersih, telepon disesuaikan

dengan standart kebutuhan kawasan setempat.

  

Pengembangan sistem drainase merupakan hal yang penting karena

wilayah perencanaan ini merupakan daerah yang relative datar,

terpengaruh oleh pasang surut sungai Kahayan, berawa dan rawan banjir.

Saluran pengeringan merupakan saluran primer drainase yang sampai saat ini dimanfaatkan sebagai saluran pembuangan. Kebijaksanaan Struktur Tata Ruang Kota. Rencana struktur tata ruang kota merupakan pedoman bagi rencana-rencana lain dalam usaha pengembangan suatu wilayah. Dasar pertimbangan rencana struktur tata ruang ini adalah : a.

  Perkembangan penduduk yang pesat, sehingga mengakibatkan kecepatan

perkembangan kegiatan da peningkatan kebutuhan ruang dan

pembangunan fisik. Pusat-pusat perkembangan di wilayah perencanaan terdiri dari : Kawasan Danau Seha di belakang Flamboyan.

  • Kawasan Bukit Hindu sampai ke jalan Rajawali.
  • b.

  Adanya fungsi-fungsi yang akan dikembangkan di wilayah perencanaan

yang sangat mempengaruhi struktur tata ruang yaitu pusat perdagangan

regional, pusat pemerintahan, pusat rekreasi dan lain-lain.

  c.

  Perlu adanya pemanfaatan perkembangan sesuai dengan potensi yang

ada di masing-masing kelurahan melalui distribusi pusat-pusat pelayanan

dan pengembangan jaringan jalan. Saat ini perkembangan fisik relative

terkonsentrasi pada beberapa kelurahan tertentu diantaranya : Kelurahan

Pahandut dan perkembangan (ribbon development) jalan Tjilik Riwut – A. Yani.

  d.

  Kondisi dan kesesuaian lahan fisik dan ketersediaan lahan dalam rangka

pengembangan kawasan bagian Selatan wilayah perencanaan. Adanya

upaya reklamasi rawa merupakan upaya untuk menaikan nilai dan potensi

kawasan ini.

  e.

  Adanya rencana jaringan jalan arteri primer sebagai pembentuk struktur tata ruang di wilayah perencanaan.

5.3 REVIEW KEBIJAKAN SEKTORAL.

A. KEBIJAKAN RPIJM KOTA PALANGKARAYA TAHUN 2009-2013

  Pengembangan Infrastruktur Kawasan 1. Penanganan Infrastruktur Jalan kawasan Tertinggal/ Miskin.

  Pengembangan pengintegrasian kawasan yang diselenggarakan melalui pembentukan keterkaitan geografis dan fungsional antara kawasan- kawasan yang berperan sebagai prime mover (penggerak utama) atau growthcentre

  (pusat pertumbuhan) dengan kawasan-kawasan disekitarnya(hinterland).

  2. Pengembangan Infrastruktur Pertanian (Irigasi) Kebijakan pengembangan infrastruktur dalam mendukung ketahanan pangan melalui penjaminan ketersediaan pangan hasil produksi dalam negeri dilakukan melalui pengembangan sumber daya air dengan penyediaan air irigasi yang mencukupi. Tantangan terkait pengembangan sumber daya air sangat ditentukan kondisi masing-masing wilayahnya, antara lain, menyangkut tingkat kerusakan sumber air yang semakin tinggi intensitasnya seiring pertumbuhan populasi dan kebutuhan lahan untuk permukiman dan industri. Untuk itu pengembangan sumber daya air akan dilakukan dengan menyeimbangkan upaya konservasi dan pendayagunaannya, dengan melibatkan peran masyarakat sejak tahap perencanaan sampai dengan pengawasan dan pengendalian pengelolaannya.

3. Pengembangan transportasi sungai.

  Pengembangan transportasi sungai dikembangkan dengan mengembangkan suatu sistem transportasi yang dapat menghubungkan dan menyambungkan keterkaitan antara jaringan jalan darat dengan wilayah yang belum tersambung dalam sistim jaringan jalan darat atau kawasan yang terisolir.

4. Pengembangan Kawasan strategis dan Cepat Tumbuh dan Berkembang.

  a.

  

Pembangunan Jalan dan Jembatan diarahkan untuk memperkuat

basis infratsruktur Kawasan strategis dan cepat tumbuh yang ada di wilayah Kota Palangkaraya, penekanan program diarahkan pada lokasi atau kawasan yang dapat memberikan pengaruh berantai pada kawasan sekitarnya.

  b.

  

Pengembangan sektor perdagangan akan diarahkan dalam rangka

melakukan revitalisasi dan rehabilitasi Pasar Kahayan c.

  

Pengembangan Bandara Tjilik Riwut sebagai sentral bagi jalur

penerbangan ke semua daerah di Kalimantan Tengah, Banjarmasin, Balikpapan, Surabaya dan Jakarta.

  d.

  

Rencana pengembangan terminal ditekankan pada optimalisasi dan

keterpaduan terminal yang ada di Kota Palangkaraya dan Tangkiling

Pengembangan Permukiman

  1. Pengembangan Pusat-pusat pemukiman

Penetapan satuan-satuan wilayah pengembangan atau Pusat Kegiatan

Lingkungan (PKL) untuk mendukung Kota Palangkaraya sebagai Pusat

Kegiatan Nasional (PKN) untuk itu perlu adanya hirarki berdasarkan

satuan-satuan Pusat Kegiatan Lingkungan (PKL), karena berdasarkan

karakteristik potensi tiap wilayah memiliki percepatan pertumbuhan yang

berbeda. Dalam tiap satuan wilayah pegembangan terdapat satu pusat

dan sub pusat pertumbuhan yang diharapkan dari pusat pertubuhan

tersebut terjadi penjalaran perkembangan ke wilayah hinterlandnya.

  2. Penataan dan Peremajaan Kawasan Penentuan kawasan

  • – kawasan permukiman kumuh yang terdapat di dalam Kota Palangkaraya.

  3. Pengembangan Kawasan Permukiman Baru

Untuk pengembangan kawasan permukiman baru, pembangunan fisik

perumahan dan jalan lingkungan akan disediakan oleh para pengembang,

sementara peran Pemerintah Kota membantu dalam rangka kemudahan

perijinan, pemantapan jalan lingkungan agar lebih nyaman, dan

penyediaan pasilitas lainnya yang tidak menjadi kewajiban pengembang

atau developer.

  4. Pengembangan Kasiba/Lisiba

Pengembangan kawasan siap bangun/lingkungan siap bangun pada jalan

Mahir Mahar dengan daya tampung 18.390 jiwa dan 3.678 unit rumah

diarahkan pada penyediaan sarana dan prasarana untuk mempercepat

pertumbuhan kawasan tersebut.

  Pengembangan Air Bersih 1.

  Pelayanan air bersih diarahkan untuk mampu melayani cakupan

pelayanan sebesar 80 % dari total penduduk Kota Palangkaraya. Untuk itu

akan dilakukan penambahan jaringan baru untuk dapat menjangkau

wilayah yang belum terlayani. Adapun potensi pemasangan baru sampai

dengan tahun 2013 akan mencapai jumlah 22.501 pelanggan, sedangkan

yang berada di luar kawasan jangkauan akan dilakukan dalam bentuk

pelayanan terhadap non perpipaan/pompa dan pengolahan air

berbasiskan komunitas.

  2. Untuk pelayanan air minum di pedesaan dilakukan dengan pengolahan air

yang diambil langsung dari sungai dan dari sumur pompa dalam berbasis

komunitas, dengan membangun unit pengolahan air minum skala kecil

menggunakan sistem filterisasi.

  3. Dari aspek manajemen dan regulasi diperlukan adanya kebijakan yang

mampu menjamin kesinambungan institusi pengelola dalam menjalankan

fungsinya sebagai institusi yang bertanggung jawab atas penyediaan air

minum. Dalam kerangka kesinambungan tersebut, tersedia perangkat

  

kebijakan yang mampu menjamin bahwa tarif air yang berlaku dapat

menutup minimum biaya operasional dan dari sisi pengelola memberikan

jaminan bahwa institusi pengelola air minum dapat bekerja dengan

komposisi biaya yang minimum.

  4. Untuk mengatasi tingginya tingkat kekeruhan dan sekaligus mengurangi

beban biaya pengolahan air tersebut, maka diperlukan adanya relokasi

intake ke bagian hulu sungai atau berada di atas

persimpangan/pertemuan sungai Kahayan dan sungai Rungan/Manuhing,

selain itu diperlukan adanya peremajaan terhadap peralatan-peralatan

untuk keperluan pengolahan dan distribusi.

  Pengembangan Drainase Pengembangan jaringan drainase dimasa yang akan dating adalah meningkatkan kondisi fisik jaringan drainase yang ada serta mengembangkan jaringan drainase pada setiap pusat pemukiman yang belum mempunyai jaringan drainase. Pemanfaatan sungai-sungai yang ada sebagai jaringan drainase primer untuk menampung jaringan drainase yang lebih kecil hirarkhinya (sekunder dan tersier).

  Pengelolaan Sampah

  1. Membentuk peraturan daerah bersama yang mengatur pengelolan

persampahan. Peraturan tersebut berisi berbagai hal dengan

mempertimbangkan aspek hukum dan kelembagaan, teknik, serta aspek

keuangan;

2. Dari aspek kelembagaan telah ada pemisahan peran yang jelas antara pembuat peraturan, pengatur/pembina dan pelaksana (operator).

  

Dengan adanya pemisahan yang jelas ini, diharapkan penerapan

peraturan dapat dilakukan dengan optimal termasuk unsur pembinaan

yang berupa sangsi-sangsi yang tegas.

  3. Dari aspek teknis telah diterapkan beberapa indikator-indikator pelayanan, antara lain : a. Tidak terdapat timbunan sampah pada tempat terbuka;

  

b. Pengumpulan sampah harus dilakukan secepat mungkin dan

menjangkau seluruh kawasan perkotaan termasuk kawasan rumah tinggal, niaga, fasilitas umum dan tempattempat wisata;

  

c. Sampah hanya dikumpulkan pada TPS atau kontainer sampah yang

telah ditentukan;

d. Sampah yang terkumpul pada TPS harus sudah diangkat ke TPA

dalam waktu yang kurang dari 24 jam;

e. Pengangkutan dari TPS dan dibuang ke TPA harus tidak menyebabkan

kemacetan lalulintas serta tidak menimbulkan ceceran sampah maupun cairannya di sepanjang jalan;

  f. Pengoperasian TPA dilakukan dengan sistem sanitary landfill;

  

g. Mengoptimalkan manfaat nilai tambah dari sampah dengan

menerapkan daur ulang atau melakukan pengomposan.

  4. Pengelolaan persampahan harus menerapkan prinsip pemulihan biaya

(full cost receovery), dan sedapat mungkin menghindari dana subsidi dari

pemerintah.

   Pengelolaan Limbah

  1. Peningkatan akses pelayanan air limbah baik melalui sistem on site maupun sistem off site diperkotaan dan pedesaan.

  2. Mengembangkan dan memperkuat lembaga yang sudah ada agar mampu mengelola fasilitas penanaganan air limbah.

  3. Mengembangkan lembaga non pemerintah (NGO) dan swasta agar

meningkatkan partisipasnya dalam penanganan kesehatan lingkungan

dan khususnya dalam penyediaan prasarana dan saran air limbah.

  

4. Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Diklat dan melibatkan

masyarakat dalam proses pembangunan prasarana air limbah.

  

5. Mengembangkan investasi swasta di komponen penanganan air limbah

yang bias memberikan keuntungan, baik tanpa mapun dengan fasilitas khusus dari Pemerintah.

  

6. Mendorong masyarakat agar memiliki fasilitas pembuangan limbah yang

memenuhi syarat, baik tanpa bantuan maupun dengan bantuan Pemerintah dan Swasta.

  Penataan Bangunan dan Lingkungan

1. Pengaturan kepadatan penduduk dan perumahan setiap rencana BWK.

  

2. Mempunvai kemudahan akses/hubungan dengan komponen kota atau

kegiatan lainnya.

  

3. Pelayanan dasar bagi kebutuhan penduduk harus mudah dicapai, artinya

mempunyai fasilitas lingkungan yang dapat menyediakan/memenuhi kebutuhan penduduk sehari-hari.

  

4. Tersedianva lahan/ruang yang potensial bagi kebutuhan perumahan

tersebut.

B. REVIEW KEBIJAKAN RP4D TAHUN 2003 A.

  Pengembangan permukiman dirahkan pada batas fungsional Kota Palangkaraya B.

  Pengembangan permukiman di Tangkiling harus didahului dengan pemecahan pusat kegiatan ekonomi sehingga menarik pertumbuhan permukiman di tempat ini C. Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun dialokasikan di Kelurahan Kelampangan D.

  Pengembangan kawasan permukiman baru diarahkan lebih jauh dari pusat kota tetapi masih di dalam jalan lingkar dan pada area yang tidak tergenang E. Pengembangan jaringan prasarana dasar ditekankan pada daerah perumahan baru yang tersebar di sekeliling Kota Palangkaraya

Tabel 5.2 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Palangka Raya JENIS KEBIJAKAN SUMBER KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

  Dokumen Perencana an Pembangu nan

  RPJP Kota Palangka Raya

  Sarana dan Prasar ana Umum

  Pembanguna n sarana dan prasarana umum untuk menyediakan fasilitas yang memadai untuk menunjang aktivitas seluruh warga Kota Palangka Raya, menunjang kegiatan ekonomi, menembus keterisolasian wilayah dan mewujudkan Palangka Raya sebagai Kota Cantik dalam arti yang sebenarnya.

   Meningkatk an kelancaran arus lalu lintas barang, jasa dan orang pada semua jenis moda transportas i.

   Meningkatn ya pelayanan parkir kendaraan bermotor yang tertib dan aman.

   Meningkatn ya kelancaran dan ketertiban berlalu lintas di jalan raya.

   Meningkatn ya pelayanan kendaraan wajib uji untuk memenuhi Pekerjaan Umum: Program Tahun 2008-2013

   Membuka keterisolasian daerah- daerah yang masih terisolir melalui pembangunan jalan dan jembatan khususnya di Kecamatan Rakumpit dan Kelurahan Kameloh Baru.

   Mempertahan kan kondisi jalan mantap yang ada melalui Program Pemeliharaan Berkala Jalan dan Pemeliharaan rutin jalan

   Meningkatkan kemampuan pelayanan jalan yang sudah ada melalui perbaikan

JENIS KEBIJAKAN SUMBER KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

  persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor di jalan untuk menciptaka n tertib lalu lintas dan aman di jalan raya.

   Meningkatn ya pelayanan penumpang umum yang melalui terminal angkutan penumpang umum agar sampai tujuan alinyemen, pelebaran dan melapis ulang permukaan dengan konstruksi yang lebih baik.

   Penanganan lokasi-lokasi yang selalu menjadi tempat genangan air melalui membangun dan menata ulang sistem drainase yang ada

   Memperhatik an kondisi saluran yang sudah baik agar tetap berfungsi melalui pemeliharaan rutin.

   Penyediaan air bersih pada daerah- daerah yang belum terjangkau oleh PDAM khususnya air bersih pedesaan dengan memanfaatka n potensi yang ada pada masing- masing desa.

   Membangun dan merehabilitasi

JENIS SUMBER ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM KEBIJAKAN KEBIJAKAN

  saluran irigasi pada daerah- daerah pertanian palawija/padi. Program Tahun 2014-2018

   kemampuan pelayanan jalan-jalan penghubung pada daerah terisolir dari kondisi fungsional menjadi mantap

  Meningkatkan

   Mempertahan kan kondisi jalan mantap yang ada melalui Program Pemeliharaan Berkala Jalan dan Pemeliharaan rutin jalan Meningkatkan

   kemampuan pelayanan jalan yang sudah ada melalui perbaikan alinyemen, pelebaran dan melapis ulang permukaan dengan konstruksi yang lebih baik.

   pelayanan jaringan

  Memperluas

JENIS SUMBER ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM KEBIJAKAN KEBIJAKAN

  drainase khususnya pada daerah- daerah permukiman

   Mempertahan kan kondisi saluran yang sudah baik agar tetap berfungsi melalui pemeliharaan rutin.

   kan program penyediaan dan peningkatan kualitas pengolahan Air Bersih Pedesaan.

  Mengembang

   kan perluasan saluran irigasi untuk lahan- lahan potensial pertanian sesuai permintaan masyarakat.

  Mengembang

  Program Tahun 2023-2027

   kemampuan pelayanan seluruh jaringan jalan di Kota Palangka Raya menjadi kondisi baik dan mantap melalui program

  Meningkatkan

JENIS SUMBER ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM KEBIJAKAN KEBIJAKAN

  peningkatan jalan, pemeliharaan berkala jalan dan pemeliharaan rutin jalan. Pembangunan

   jaringan jalan pada kawasan pertumbuhan Menyelesaika

   n Pembangunan Sistem Jaringan Drainase Perkotaan, sesuai dengan master plan yang sudah tersedia Menyelesaika

   n Program Penyediaan Air Bersih Perdesaan seluruh Kota Palangka Raya  Pemeliharaan jaringan drainase yang sudah ada. Pengembanga

   n dan pemeliharaan saluran irigasi.

  RPJM Kota Bidang

  13. Peningkatan 14.

  Menghar Program Palangka Pekerj omonisa infrastruktur Pembangunan Raya aan sikan jalan dan jalan dan

  Umum keterpad jembatan jembatan kota uan

  15. Program system rehabilitasi jaringan dan jalan Pemeliharaan dengan jalan dan kebijaka jembatan n tata 16.

  Program

JENIS KEBIJAKAN SUMBER KEBIJAKAN ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

  ruang wilayah

  14. Mempert ahankan kinerja pelayana n prasaran a jalan 15. Mendoro ng keterliba tan peran dunia usaha dan masyara kat dalam penyelen ggaraan dan penyedia an prasaran a jalan

  16. Melakuk an koordina si diantara pemerint ah pusat dan pemerint ah daerah untuk memperj elas hak dan kewajiba n dalam penanga nan prasaran a jalan peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaa n

  17. Program pembangunan infrastruktur perdesaan

  18. Program sarana dan prasrana aparatur

  19. Program pengembanga n dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lainnya 20. Program penyediaan dan pengelolaan air baku 21. Program pembangunan turap/talud/b ronjong

  22. Program pembangunan saluran drainase/goro ng-gorong 23. Program pengembanga n perkotaan 24. Program lingkungan sehat 25. Program penataan ruang 26. Program pemantapan peraturan