Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  

Aspek Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Kabupaten Bungo Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah terbangun.

  Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya di daerah. Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya pada dasarnya bertujuan untuk: a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya, b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya, c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

9.1. Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

  Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

  

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah

  Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.

  

2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

  Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber- sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

  

3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana

  Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

  

4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

  Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020 daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.

  

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman

  Daerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:

  a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD tahun sebelumnya; b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit

  2,5;

  c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

  d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah; e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD.

  

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama

  Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan prasarana persampahan.

  

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang

  Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  59/2007 dan Permendagri 21/2011). Struktur APBD terdiri dari:

  a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

  b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

  c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis

  Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut: a. Bidang Infrastruktur Air Minum

  DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:

  • Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;
  • Tingkat kerawanan air minum.

  b. Bidang Infrastruktur Sanitasi DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis:

  • kerawanan sanitasi;
  • cakupan pelayanan sanitasi.

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman

  Pelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN, Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2-JM bidang infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.

  Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya meliputi:

  1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

  2. Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/regional.

  3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.

  4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).

  5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

  6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.

  Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh karena itu, dana-

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020 dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

  

9.2. Profil Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Bungo

  Secara umum, peningkatan pendapatan Kabupaten Bungo dan realisasinya melampui proyeksi yang ditargetkan dalam APBD. Peningkatan pendapatan Kabupaten Bungo seiring dengan peningkatan pendapatan yang diperoleh semua pos pendapatan baik melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

  Kontribusi terbesar pendapatan dalam pendapatan APBD Kabupaten Bungo selama lima tahun bersumber dari pos dana perimbangan yang setiap tahunnya mengalami trend naik.

  Begitu juga dengan belanja daerah APBD Kabupaten Bungo setiap tahun mengalami trend kenaikan. Belanja terbesar APBD Kabupaten Bungo selama lima tahun adalah Belanja Langsung.

  Untuk lebih Jelasnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  Tabel. IX.1.

Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

PENDAPATAN DAERAH

  Tahun (Rp.) 2010 2011 2012 2013 2014 Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

TOTAL PENDAPATAN 628,788,980,500.59 100.00 716,559,236,584.90 100.00 768,497,372,691.00 100.00 946,265,384,035.03 100.00 1,041,601,506,007.38 100.00

DAERAH Pendapatan Asli Daerah 52,483,279,458.02 8.35 67,752,612,107.30 9.46 71,693,112,943.00 9.33 95,315,708,457.05 10.07 103,013,895,865.02

  9.89 Pajak Daerah 5,547,552,053.00 0.88 9,781,993,500.00 1.37 10,484,500,000.00 1.36 14,952,468,392.03 1.58 18,219,081,800.00

  1.75 Restribusi Daerah 5,986,418,425.00 0.95 3,865,802,405.00 0.54 4,881,591,905.00 0.64 6,443,653,347.50 0.68 8,768,977,347.50

  0.84 Hasil Pengolahan Kekayaan 5,068,601,318.58 0.81 8,295,917,571.83 1.16 4,943,191,899.00 0.64 7,000,000,000.00 0.74 9,000,000,000.00

  0.86 Daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD 35,880,707,661.44 5.71 45,808,898,630.47 6.39 51,383,829,139.00 6.69 66,919,586,717.52 7.07 67,025,836,717.52

  6.43 Dana Perimbangan 459,252,427,535.57 73.04 515,736,011,020.60 71.97 598,522,999,532.00 77.88 689,036,311,826.44 72.82 793,666,905,422.36

  76.20 Dana Bagi Hasil 91,733,576,535.57 14.59 87,881,585,020.60 12.26 101,924,293,532.00 13.26 111,028,131,826.44 11.73 152,927,397,422.36

  14.68 Dana Alokasi Khusus 311,791,251,000.00 49.59 379,218,626,000.00 52.92 456,372,466,000.00 59.39 523,680,270,000.00 55.34 61,138,860,000.00

  5.87 Dana Alokasi Umum 55,727,600,000.00 8.86 48,635,800,000.00 6.79 40,226,240,000.00 5.23 54,327,910,000.00 5.74 579,600,648,000.00

  55.65 Lain-lain Pendapatan yang 117,053,273,507.00 18.62 133,070,613,457.00 18.57 98,281,260,216.00 12.79 161,913,363,751.54 17.11 144,920,704,720.00

  13.91 sah Pendapatan Hibah 25,460,000,000.00 4.05 41,000,000,000.00 5.72 6,032,000,000.00 0.78 16,400,000,000.00 1.73 7,500,000,000.00

  0.72 Dana Darurat

  0.00

  0.00

  0.00 0.00 -

  • 0.00 - -

  DBH Pajak dari Pemda 18,349,800,251.00 2.92 21,219,598,137.00 2.96 24,580,301,290.00 3.20 30,054,987,707.59 3.18 36,534,847,760.00

  3.51 Lainnya Dana Penyesuaian dan Dana 71,243,473,256.00 11.33 70,851,015,320.00 9.89 54,010,033,000.00 7.03 78,885,856,960.00 8.34 78,885,856,960.00

  7.57 Otonomi Khusus Bantuan Keuangan

  0.32 - 2,000,000,000.00 0.00 13,658,925,926.00 1.78 36,572,519,083.95 3.86 22,000,000,000.00

  2.11 Provinsi/ Pemda Lain

  • 0.00

  0.00

  0.00 - Pendapatan Lainnya 0.00 - - -

  0.00 Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015 Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  8

  1. Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bungo yang bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan hasil perusahaan selama kurun waktu Tahun 2010 – 2014 secara umum mengalami peningkatan dari awal tahun 2010 sebesar Rp. 52.483.279.458,02 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 103.013.895.865,02.

  2. Dana Perimbangan Proporsi dana perimbangan terhadap APBD Kabupaten Bungo dari Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2014 berkisar di antara angka 71,97 – 76,20 %.

  3. Lain-lain Pendapatan yang Sah Jenis lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup seperti berikut : a. hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

  b. jasa giro; pendapatan bunga; c.

  d. penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah;

  e. penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain dari akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah; f. penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; g. pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan;

  h. pendapatan denda pajak; i. pendapatan denda retribusi; pendapatan hasil eksekusi atas jaminan; j. k. pendapatan dari pengembalian; l. fasilitas sosial dan fasilitas umum; m. pendapatan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  Tabel. IX.2.

Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

BELANJA DAERAH

  Tahun (Rp.) 2010 2011 2012 2013 2014 Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

TOTAL BELANJA 674,259,918,924.30 100.00 744,999,647,156.04 100.00 833,136,949,502.35 100.00 1,051,265,384,035.00 100.00 1,110,601,506,007.38 100.00

DAERAH Belanja Tidak Langsung 334,904,686,084.00 49.67 426,644,736,007.94 57.27 476,096,694,251.35 57.15 539,159,997,570.00 51.29 588,988,199,728.00

  53.03 Belanja Pegawai 303,143,929,877.00 44.96 382,541,701,750.94 51.35 421,181,315,544.35 50.55 481,663,222,363.00 45.82 504,001,882,275.00

  45.38

  • Belanja Bunga

  600,000,000.00 0.08 - - - - -

  Belanja Subsidi 554,904,000.00 0.08 564,158,400.00 0.08 582,462,000.00 0.07 649,782,000.00 0.06 606,744,000.00

  0.05 Belanja Hibah 10,251,375,000.00 1.52 21,131,093,650.00 2.84 29,984,429,500.00 3.60 20,051,075,000.00 1.91 31,757,433,000.00

  2.86 Belanja Bansos 1,353,191,207.00 0.20 650,000,000.00 0.09 2,757,250,000.00 0.33 6,631,000,000.00 0.63 1,856,282,000.00

  0.17 Belanja Bagi Hasil 526,511,000.00 0.08 1,041,351,000.00 0.14 1,041,351,000.00 0.12 1,041,337,000.00 0.10 1,041,337,000.00

  0.09 Bantuan Keuangan 17,626,900,000.00 2.61 18,519,581,207.00 2.49 19,910,181,207.00 2.39 28,123,581,207.00 2.68 21,634,581,207.00

  1.95 Belanja Tidak Terduga 1,447,875,000.00 0.21 1,596,850,000.00 0.21 639,705,000.00 0.08 1,000,000,000.00 0.10 28,089,940,246.00

  2.53 Belanja Langsung 339,355,232,840.30 50.33 318,354,911,148.10 42.73 357,040,255,251.00 42.85 512,105,386,465.00 48.71 521,613,306,279.38

  46.97 Belanja Pegawai 41,584,049,476.00 6.17 48,579,896,750.00 6.52 55,271,461,100.00 6.63 68,686,768,100.00 6.53 75,085,947,600.00

  6.76 Belanja Barang dan 124,206,816,565.00 18.42 129,545,697,074.00 17.39 168,236,862,317.00 20.19 209,384,004,732.00 19.92 249,234,907,341.54

  22.44 Jasa Belanja Modal 173,564,366,799.30 25.74 140,229,317,324.10 18.82 133,531,931,834.00 16.03 234,034,613,633.00 22.26 197,292,451,337.84

  17.76 Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015 Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  10 Struktur belanja dalam APBD Kabupaten Bungo pada tahun anggaran 2010 – 2014 struktur belanja terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.

  

1. Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak

  terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti berikut.

  a.

  Belanja Pegawai dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan

  penghasilan pegawai, penerimaan lainnya pimpinan dan Anggota DPRD serta Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Biaya Pemungutan Pajak Daerah.

  b.

  Belanja Bunga digunakan untuk pembayaran bunga atas pinjaman Pemerintah Daerah kepada pihak lainnya.

  c.

  Subsidi, digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi

  kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.

  d.

  Belanja Hibah, yaitu pemberian hibah untuk penyelenggaraan program dan kegiatan yang bersifat cross cutting issue.

  e.

  Bantuan Sosial, yaitu bantuan sosial organisasi kemasyarakatan antara

  lain bantuan keagamaan, pendidikan, kemasyarakatan, pengadaan pangan dan bantuan partai politik.

  f.

  Belanja tak Terduga, untuk kegiatan yang sifatnya tidak bisa atau diharapkan tidak terulang.

  Untuk Belanja Tidak Langsung APBD Kabupaten Bungo dari Periode tahun 2010-2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 Belanja Tidak Langsung APBD Kabupaten Bungo sebesar Rp. 334.904.686.084,00 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 588.988.199.728,00.

  

2. Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung

dengan program dan kegiatan, seperti berikut.

  a.

  Belanja Pegawai, belanja pegawai, untuk pengeluaran honorarium PNS,

  honorarium non PNS dan uang lembur b.

  Belanja Barang dan Jasa, belanja barang dan jasa, untuk pengeluaran

  bahan habis pakai, bahan material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020 kendaraan bermotor, cetak dan penggandaan, sewa alat berat, sewa perlengkapan, sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus, perjalanan dinas, beasiswa pendidikan PNS, kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis perjalanan pindah tugas dan lain sebagainya.

  c.

  Belanja Modal, untuk pengeluaran pengadaan tanah, alat-alat berat,

  alat-alat angkutan di darat bermotor, alat-alat angkutan darat tidak bermotor, alat-alat angkutan di air bermotor, alat-alat angkutan di air tidak bermotor, alat-alat bengkel, alat-alat pengolahan pertanian dan peternakan, peralatan kantor, perlengkapan kantor, komputer dan lain- lain. Untuk Belanja Langsung APBD Kabupaten Bungo dari Periode tahun 2010- 2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 Belanja Langsung APBD Kabupaten Bungo sebesar Rp. 339.355.232.840,30 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 521.613.306.279,38.

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  Tabel. IX.3.

Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

PEMBIAYAAN DAERAH

  Tahun (Rp.) 2010 2011 2012 2013 2014 Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

Penerimaan Pembiayaan 45,470,938,423.44 100.00 32,940,410,571.14 100.00 70,422,768,710.35 100.00 105,000,000,000.00 100.00 74,000,000,000.00 100.00

Penggunaan SILPA 30,470,938,423.44

  67.01 32,940,410,571.14 100.00 70,422,768,710.35 100.00 105,000,000,000.00 100.00 74,000,000,000.00 100.00 Pencairan Dana -

  0.00

  0.00

  0.00

  0.00 0.00 - - - - Cadangan

  0.00

  0.00 - Hasil Penjualan 0.00 - -

  0.00 - -

  0.00 Kekayaan Daerah Penerimaan Pinjaman

  0.00 0.00 -

  0.00 0.00 - - 0.00 -

  • Daerah

  32.99

  0.00

  0.00 0.00 - - 0.00 - Pemberian Pinjaman

  • Penerimaan Kembali 15,000,000,000.00

  0.00

  0.00 0.00 - - - - - Penerimaan Piutang

  0.00

  0.00 Daerah

  • - Pengeluaran Pembiayaan 0.00 4,500,000,000.00 100.00 5,943,191,899.00 100.00 0.00 - 5,000,000,000.00 100.00

  Pembentukan Dana -

  0.00

  0.00

  0.00

  0.00 0.00 - - - - Cadangan

  • Penyertaan Modal

  0.00 0.00 5,943,191,899.00 100.00 0.00 5,000,000,000.00 - 100.00 -

  Investasi Pemerintah Daerah

  • 0.00 4,500,000,000.00 100.00

  0.00

  0.00 - - Pembayaran Pokok 0.00 -

  Utang

  0.00

  0.00 0.00 - - 0.00 -

  • Pemberian Pinjaman

  0.00 - Daerah

  Sumber: Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2015 Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  13 Pembiayaan daerah, semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan sebagai berikut :

  a. SILPA tahun anggaran sebelumnya;

  b. pencairan dana cadangan;

  c. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;

  d. penerimaan pinjaman daerah;

  e. penerimaan kembali pemberian pinjaman;

  f. penerimaan piutang daerah;

  g. penerimaan kembali penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; dan h. penerimaan kembali dana talangan.

  Dari periode tahun 2010-2014 penerimaan pembiayaan Kabupaten Bungo pada tahun 2010 sebesar Rp. 45.470.938.423,44 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 74.000.000.000,00.

  Pengeluaran pembiayaan sebagai berikut :

  a. pembentukan dana cadangan;

  b. penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah;

  c. pembayaran pokok utang;

  d. pemberian pinjaman daerah;

  e. pembayaran utang belanja;

  f. pemberian dana talangan; dan g. SILPA tahun berkenaan.

  Dari periode tahun 2010-2014 pengeluaran pembiayaan Kabupaten Bungo pada tahun 2010 sebesar Rp. 00,00 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 5.000.000.000,00.

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

9.3. Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

  Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3- 5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.

  

9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya

Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir

  Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (Permen PU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut. Berikut ditampilkan Tabel Alokasi Dana APBN Bidang Cipta Karya 5 tahun terakhir:

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  Tabel. IX.4.

APBN Cipta Karya di Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

  Sektor Tahun (Rp.) 2010 2011 2012 2013 2014

  

Pengembangan Air Minum 1,920,000,000.00 1,017,100,000.00 6,827,434,000.00 30,848,352,000.00 6,906,791,000.00

  1,529,102,000.00 - - Pengembangan PPLP

Pengembangan Permukiman 3,900,000,000.00 3,786,903,000.00 10,371,318,000.00 8,329,800,000.00 4,405,682,000.00

Penataan Bangunan dan

  • 500,000,000.00 645,355,000.00 1,750,000,000.00 1,489,843,000.00

  Lingkungan

Total 6,320,000,000.00 5,449,358,000.00 18,948,752,000.00 42,197,097,000.00 11,312,473,000.00

  Sumber: Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo, 2015 Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  16 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Alokasi dana APBN Bidang Cipta Karya pada tahun 2010 sebesar Rp. 6.320.000.000,00 dengan alokasi terbesar pada Sektor Pengembangan Permukiman sebesar Rp. 3.900.000.000,00; pada sektor Air Minum sebesar Rp. 1.920.000.000,00; dan pada Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan sebesar Rp. 500.000.000,00.

  Pada Tahun 2011 Alokasi dana APBN Bidang Cipta Karya mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp. 5.449.358.000,00 dengan alokasi terbesar pada Sektor Pengembangan Permukiman sebesar Rp. 3. 786.903.000,00; pada sektor Air Minum sebesar Rp. 1.017.100.000,00; dan pada Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan sebesar Rp. 645.355.000,00.

  Setelah dari Tahun 2010 ke 2011 alokasi APBN Bidang Cipta Karya mengalami penurunan, pada Tahun 2012 alokasi APBN Bidang Cipta Karya kembali mengalami peningkatan yang cukup besar dari 2 tahun sebelumnya sebesar Rp. 18.948.752.000,00 dengan alokasi terbesar pada Sektor Pengembangan Permukiman sebesar Rp. 10,371,318,000.00; pada sektor Air Minum sebesar Rp. 6.827.434.000,00; dan pada Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan sebesar Rp. 1.750.000.000,00.

  Pada Tahun 2013 Kabupaten Bungo mendapat Alokasi dana APBN Bidang Cipta Karya terbesar sepanjang 5 Tahun terakhir yaitu sebesar Rp. 42.197.097.000,00 dengan alokasi terbesar pada Sektor Pengembangan Air Minum sebesar Rp. 30.848.352.000,00; pada sektor Pengembangan Permukiman sebesar Rp. 8.329.800.000,00; pada Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman sebesar Rp. 1.529.102.000,00 dan pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan sebesar Rp. 1.489.843.000,00.

  Jika dilihat dari Tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 alokasi APBN Bidang Cipta Karya yang diperoleh Kabupaten Bungo mengalami trend peningkatan walaupun mengalami sedikit penurun dari Tahun 2010 ke 2011, namun untuk Tahun 2014 alokasi APBN Cipta Karya untuk Kabupaten Bungo mengalami penurunan yang sangat draktis dari Tahun sebelumnya yaitu dari sebesar Rp. 42.197.097.000,00 menjadi sebesar RP. 11.312.473.000,00 yang hanya dialokasikan untuk 2 Sektor yaitu sebesar RP. 6.906.791.000,00 untuk

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020 sektor Air Minum dan sebesar Rp. 4.405.682.000,00 untuk Sektor Pengembangan Permukiman.

  Di samping Alokasi APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada Kabupaten/Kota melalui Satker-satker di Provinsi dan Kabupaten/Kota, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

  Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya. Perkembangan DAK Bidang Cipta Karya 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  19 Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  Tabel. IX.5. Perkembangan DAK Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir Jenis DAK Tahun (Rp.) 2010 2011 2012 2013 2014

  DAK Air Minum 1,609,021,060.00 749,450,000.00 950,950,000.00 2,064,810,000.00 2,500,000,000.00 DAK Sanitasi 884,950,000.00 429,000,000.00 908,600,000.00 863,434,000.00 956,231,000.00 Total 2,493,971,060.00 1,178,450,000.00 1,859,550,000.00 2,928,244,000.00 3,456,231,000.00

  Sumber: Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo, 2015 Jika dilihat dari tabel diatas Kabupaten Bungo dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 selalu mendapatkan alokasi DAK Bidang Cipta Karya sub bidang air minum dan sub bidang sanitasi. Secara umum alokasi DAK Bidang Cipta Karya yang dianggarkan untuk Kabupaten Bungo dari tahun 2010 sampai dengan 2014 bisa dikatakan terjadi peningkatan, hanya pada tahun 2011 terjadi penurunan. Pada tahun 2012 sampai dengan 2014 terus terjadi peningkatan anggaran.

  Pada tahun 2010 Kabupaten Bungo mendapatkan alokasi DAK Bidang Cipta Karya sebesar Rp. 2.493.971.060,00, pembagian untuk sub bidang air minum sebesar Rp. 1.609.021.060,00 dan sub bidang sanitasi sebesar Rp.

  884.950.000,00. Untuk tahun 2011 alokasi DAK Bidang Cipta Karya yang dianggarkan untuk Kabupaten Bungo mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp. 1.178.450.000,00. Dari besaran tersebut terbagi menjadi sebesar Rp. 749.450.000,00 untuk sub bidang air minum dan Rp. 429,000,000.00 untuk sub bidang sanitasi.

  Setelah mengalami penurunan pada tahun 2011, peningkatan alokasi anggaran terjadi untuk DAK Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo selama 4 tahun berturut-turut. Hal ini dapat dilihat dari mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, dengan alokasi anggaran DAK Bidang Cipta Karya sebesar Rp. 1.859.550.000,00 untuk tahun 2012 yang terbagi Rp. 950.950.000,00 untuk sub bidang air minum dan Rp. 908.600.000,00 untuk sub bidang sanitasi. Untuk tahun 2013 meningkat menjadi Rp. 2.928.244.000,00 dengan pembagian Rp. 2.064.810.000,00 untuk sub bidang air minum dan Rp. 863.434.000,00 untuk sub bidang sanitasi. Pada tahun 2014 alokasi DAK Bidang Cipta Karya kembali meningkat menjadi sebesar 3.456.231.000,00 dengan pembagian Rp. 2.500.000.000,00 untuk sub bidang air minum dan Rp. 956.231.000,00 untuk sub bidang sanitasi.

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  

9.3.2.Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya

Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun Terakhir

  Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang sudah ada. Untuk melihat Proporsi belanja Cipta Karya di Bungo dapat dilihat pada tabel berikut ini:

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  Tabel. IX.6.

Perkembangan Alokasi APBD II untuk Pembangunan Bidang

Cipta Karya Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

  SEKTOR Alokasi (Dalam ribu) 2010 2011 2012 2013 2014 Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

  

Pengembangan Air 7.879.983,00 1,25 6.989.021,06 0,98 1.550.950,00 0,20 7.837.364,00 0,83 7.016.396,00 0,67

Minum

Pengembangan PPLP 6.551.385,05 1,04 2.732.193,80 0,38 5.837.463,62 0,76 7.239.368,69 0,77 4.806.231,06 0,46

Pengembangan 9.761.449,66 1,55 7.012.500,00 0,98 15.309.201,25 1,99 33.048.768,55 3,49 20.909.452,00 2,01

Permukiman

  • Penataan Bangunan 0,00 0,00 0,00

  0,00 - 0,00 dan Lingkungan

Total Belanja APBD 25.021.257,26 3,98 17.841.212,30 2,49 20.710.508,85 2,69 46.598.351,95 4,92 39.180.033,36 3,76

Bidang Cipta Karya Total Belanja APBD 628.788.980,50 716.559.236,58 768.497.372,69 946.265.384,03 1.041.601.506,01

  Sumber: Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo, 2015 Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  22 Dari tabel diatas dapat diketahui Perkembangan Alokasi APBD II untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir. Secara Umum Total APBD II meningkat setiap tahun.

  Pada tahun 2010 total APBD II Kabupaten Bungo sebesar Rp. 628.788.980.500,59; dengan alokasi 1,25 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 7.879.983.000,00 untuk sektor Pengembangan Air Minum; 1,04 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 6.551.385.050,00 untuk sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman; 1,55 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 9.761.449.660,00 untuk sektor Pengembangan Permukiman; sedangkan untuk total belanja APBD II Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 3,98 % atau sebesar Rp. 25.021.257.000,00 dari total APBD II Kabupaten Bungo.

  Pada tahun 2011 total APBD II Kabupaten Bungo sebesar Rp. 716.559.236.580,00; dengan alokasi 0,98 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 6.989.021.060,00 untuk sektor Pengembangan Air Minum; 0,38 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 2.732.193.800,00 untuk sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman; 1,98 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 7.012.500.000.00 untuk sektor Pengembangan Permukiman; sedangkan untuk total belanja APBD II Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2,49 % atau sebesar Rp. 17.841.212.000,00 dari total APBD II Kabupaten Bungo.

  Pada tahun 2012 total APBD II Kabupaten Bungo sebesar Rp. 768.497.372.690,00; dengan alokasi 0,20 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 1.550.950.000,00 untuk sektor Pengembangan Air Minum; 0,76 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 5.837.463.620,00 untuk sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman; 1,99 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 15.309.201.250,00 untuk sektor Pengembangan Permukiman; sedangkan untuk total belanja APBD II Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2,69 % atau sebesar Rp. 20.710.508.850,00 dari total APBD II Kabupaten Bungo.

  Pada tahun 2013 total APBD II Kabupaten Bungo sebesar Rp. 946.265.384.030,00; dengan alokasi 0.83 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 7.837.364.000,00 untuk sektor Pengembangan Air Minum; 0.77 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 7.239.368.690,00 untuk sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman; 3,49 % dari total APBD II Kabupaten

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  23 Bungo atau sebesar Rp. 33.048.768.000,55 untuk sektor Pengembangan Permukiman; sedangkan untuk total belanja APBD II Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 4,92 % atau sebesar Rp. 46.598.351.950,00 dari total APBD II Kabupaten Bungo.

  Pada tahun 2014 total APBD II Kabupaten Bungo sebesar Rp. 1.041.601.506.010,00; dengan alokasi 0,67 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 7.016.396.000,00 untuk sektor Pengembangan Air Minum; 0,46 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 4.806.231.060,00 untuk sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman; 2,01 % dari total APBD II Kabupaten Bungo atau sebesar Rp. 20.909.452.000,00 untuk sektor Pengembangan Permukiman; sedangkan untuk total belanja APBD II Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 3,76 % atau sebesar Rp. 39.180.033.360,00 dari total APBD II Kabupaten Bungo.

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  24

  Tabel. IX.7.

Perkembangan Alokasi APBD I untuk Pembangunan Bidang

Cipta Karya Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

  SEKTOR Alokasi 2010 2011 2012 2013 2014 Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

  

Pengembangan Air 333.000.000,00 944.731.900,00 1.350.000.000,00 4.650.000.000,00 1.035.000.000,00

Minum

  • Pengembangan
  • Pengembangan PPLP

  Permukiman Penataan Bangunan 676.960.000,00

  • 232.000.000,00

  dan Lingkungan Sumber: Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo, 2015

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  25 Dari Tabel diatas dapat dilihat dari rentang tahun 2010 sampai dengan 2014 Anggaran yang bersumber dari APBD I yang dialokasikan untuk Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bungo sangat minim sekali, yang selalu ada hanya untuk sektor Air Minum dengan rincian sebesar Rp. 333.000.000,00 pada tahun 2010, sebesar Rp. 944.731.900,00 pada tahun 2011, sebesar Rp. 1.350.000.000,00 pada tahun 2012, sebesar Rp. 4.650.000.000,00 pada tahun 2013. dan sebesar Rp. 1.035.000.000,00 pada tahun 2014. Sedangkan untuk sektor lainnya hanya pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan yaitu pada tahun 2010 dan 2011 berturut-turut sebesar Rp. 676.960.000,00 dan Rp. 232.000.000,00.

  Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya. Mengenai hal tersebut untuk Kabupaten Bungo dapat dilihat pada tabel berikut ini:

  Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020

  26

  Tabel. IX.8.

Perkembangan DDUB Kabupaten Bungo dalam 5 Tahun Terakhir

  SEKTOR Alokasi (Dalam ribu) 2010 2011 2012 2013 2014 Alokasi DDUB Alokasi DDUB Alokasi DDUB Alokasi APBN DDUB Alokasi DDUB APBN APBN APBN

  APBN

Pengembangan 1,920,000.00 8,212,983.00 1,017,100.00 6,989,021.06 6,827,434.00 2,900,950.00 30,848,352.00 12,487,364.00 6,906,791.00 8,051,396.00

Air Minum Pengembangan

  0.00 6,551,385.05 0.00 2,732,193.80 0.00 5,837,463.62 1,529,102.00 7,239,368.69 0.00 4,806,231.00 PPLP

Pengembangan 3,900,000.00 9,761,449.66 3,786,903.00 7,012,500.00 10,371,318.00 15,309,201.25 8,329,800.00 33,048,768.55 4,405,682.00 20,909,452.00

Permukiman Penataan 500,000.00 676,960.00 0.00 232,000.00

  0.00 0.00 1,489,843.00

  0.00

  0.00

  0.00 Bangunan dan Lingkungan

Total 6,320,000.00 25,202,777.71 4,804,003.00 17,910,446.76 17,198,752.00 24,047,614.87 42,197,097.00 52,775,501.24 11,312,473.00 33,767,079.06

  Sumber: Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bungo, 2015 Penyusunan Dokumen RPI2JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) Bidang Cipta Karya Kabupaten Bungo 2016-2020