MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP PELUANG KERJA SEBAGAI KARYAWAN - Unika Repository

  MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP PELUANG KERJA SEBAGAI KARYAWAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi FEBE KRISTANTI 07.40.0033 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2011

  Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi Pada Tanggal

16 Februari 2011 Mengesahkan Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Dekan, (Dr. Kristiana Haryanti, M.Si) Dewan Penguji :

  1. Th. Dewi Setyorini, S.Psi., M.Si ______________________

  

2. Dra. Emmanuela Hadriami, MS ______________________

  3. Drs. Sumbodo Prabowo, M.Si ______________________

  Kupersembahkan Karya Sederhana namun Berharga ini untuk Tuhan Yesus Kristus & My Beloved Family

  

God Makes All The Things Beautiful In His Time

Because Everything Happens For A Reason

UCAPAN TERIMAKASIH

  Segala hormat dan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas

kasih karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya ini. Karya ini adalah satu bagian penting dari serangkaian proses

pendewasaan yang disediakan-Nya bagi hidup penulis. Penyelesaian karya

ini tak lepas dari bantuan banyak pihak, oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  

1. Ibu Dr. Kristiana Haryanti, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi

Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

  

2. Bp. Drs. Sumbodo Prabowo, M.Si selaku dosen pembimbing dan

dewan penguji skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.

  

3. Ibu Dr. Endang Widyorini selaku dosen wali penulis selama

menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

  

4. Ibu Th. Dewi Setyorini, S.Psi., M.Si., dan Dra. Emmanuela Hadriami,

MS., selaku dewan penguji skripsi yang telah memberikan kritik, saran, maupun petunjuk sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik dan berguna bagi masyarakat maupun siapa saja yang ingin menggunakannya.

  

5. Mami, Papi, Oh Yohan dan Ci Fang-fang, Jeje dan Oh Toto, Oh

Tomas, Ci Meme dan Ko Andri, Michael, Jeslyn, dan Bima.

  Terimakasih untuk semua cinta, doa, perhatian, dan semangat yang diberikan kepada penulis.

  

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Katolik

Soegijapranata Semarang. Terimakasih karena telah menularkan ilmunya selama penulis menempuh studi.

  

7. Seluruh staf tata usaha Fakultas Psikologi Universitas Katolik

Soegijapranata, Mas Gandi, Mas Supri, Mbak Ike, Mbak Tatik, dan Mbak Retno yang telah membantu penulis dalam proses administrasi selama penulis menempuh studi.

  

8. Sahabat-sahabatku selama penulis menempuh perkuliahan, Karina,

Tin-tin, Mbelz, Pao, Nia, Chun-chun, Nadia, dan Leoni terimakasih atas segala doa, dukungan, motivasi, saran, maupun kritik yang kalian berikan kepada penulis serta terimakasih atas persahabatan yang penuh warna.

  

9. Devi Unnie terimakasih banyak atas bantuan dan saran yang diberikan

kepada penulis selama pembuatan karya ini. Nana Unnie & Mami Unnnie terimakasih untuk pasokan-pasokannya yang begitu berharga

dan sangat membantu penulis ketika tengah membuat karya ini.

  

10. Helena, Ci Lep, Ci Yen, Ci Mon, Ci Var, Ci Jovita, Ci Melin, dan

Anie terimakasih untuk kasih sayang, perhatian, petunjuk, dan semangatnya untuk penulis.

  

11. Teman-teman kelas A Fakultas Psikologi angkatan 2007 yang telah

memberikan semangat, perhatian, serta berbagi suka dan duka selama penulis menempuh studi maupun selama pembuatan karya ini.

  

12. Bbyong-bbyong yang telah dengan setia menemani penulis selama

pembuatan karya ini dan memberikan semangat tersendiri kepada penulis.

  

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih

atas dukungan dan semangat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini.

  Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala

kekurangan yang ada dan terbuka untuk segala saran maupun kritik yang

membangun. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

  Semarang, Februari 2011 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............……………………………..……………..... i

HALAMAN SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA....................ii

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................iv

MOTTO.........................................................................................................v

UCAPAN TERIMAKASIH..........................................................................vi

DAFTAR ISI.................................................................................................ix

  BAB I PENDAHULUAN …………………………………………......….. 1 A. Latar Belakang Masalah ……………………...………………... 1 B. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 C. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

  1. Manfaat Teoritis ..................................................................... 6

  2. Manfaat Praktis .......................................................................6

  

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................7

A. Motivasi Berwirausaha .................................................................7

  1. Pengertian Motivasi Berwirausaha......................................... 7

  2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha ..........................................................................9

  3. Aspek-aspek Motivasi Berwirausaha.....................................13

  B. Persepsi terhadap Peluang Kerja ............................................... 16

  1. Pengertian Persepsi terhadap Peluang Kerja ........................16

  2. Aspek-aspek dari Persepsi terhadap Peluang Kerja .............17

  C. Hubungan antara Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan dengan Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa ........................................................................ 20

  D. Hipotesis ……………………...………………………………. 21

  BAB III M ETODE PENELITIAN ……………………………….……... 22 A. Metode Pe nelitian yang Digunakan………………...………….22 B. Identifikasi Variabel Penelitia n …………………………...….. 22 C.

  Definisi Operasional ……………………………...…………... 22

  1. Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa........................ 23 2.

  Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan….. 23

  D. Subjek Penelitian ………………………………………...…… 24 1.

  Populasi ……………………………………………...... 24 2. Teknik Sampling …………………………....……….... 24

  E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………....…… 25

  1. Skala Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa.............. 26

  2. Skala Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan............................................................26 F. Uji Coba Alat Ukur ................................................................... 27

  1. Validitas Alat Ukur ........................................................ 27

  2. Reliabilitas Alat Ukur .................................................... 28

  G. Metode Analisis Data ............................................................... 28

  

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN ...............29

A. Orientasi Kancah Penelitian .......................................................29 B. Persiapan Penelitian ...................................................................32

  1. Penyusunan Alat Ukur ....................................................32

  2. Permohonan Ijin Penelitian .............................................34

  C. Pelaksanaan Uji Coba .................................................................34

  D. Uji Validitas dan Reliabilitas .....................................................35

  1. Skala Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa ..............36

  2. Skala Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan ...........................................................37 E. Pelaksanaan Penelitian ...............................................................39

  

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................42

A. Hasil Penelitian ………………………...………………………….42 B. Uji Hipotesis ………………………………………………………43 C. Pembahasan ……………………………………………………….43

BAB VI PENUTUP ………………………………………………………48

A. Kesimpulan ………………………………………………………..48 B. Saran ………………………………………………………………48

DAFTAR PUSTAKA ………….…………………………………………50

LAMPIRAN ………………………………………………………………53

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Rancangan Jumlah Item Untuk Sebaran Try Out Skala Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa …………………….26 Tabel 2 : Rancangan Jumlah Item Untuk Sebaran Try Out Skala Persepsi terhadap Peluang Kerja seba gai Karyawan ..……....26

Tabel 3 : Jumlah Mahasiswa Angkatan 2006 dan 2007 Tiap Fakultas ...31

  Tabel 4 : Sebaran Item Skala Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa .......................................................................33 Tabel 5 : Sebaran Item Skala Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan .....................................................................33

Tabel 6 : Sebaran Subyek Pengambilan Data Try Out ............................35

Tabel 7 : Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa .......................................................................36 Tabel 8 : Rancangan Sebaran Nomor Item Skala Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa ................................................37 Tabel 9 : Sebaran Item Valid dan Gugur Skala Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan ............................................38 Tabel 10 : Rancangan Sebaran Item Skala Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan ............................................38

Tabel 11 : Sebaran Subyek Pengambilan Data Penelitian .........................41

  

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : SKALA UJI COBA PENELITIAN ................................54

A-1 Skala Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa ..........................55

  A-2 Skala Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan .......58

LAMPIRAN B : DATA UJI COBA SKALA PENELITIAN ....................61

B-1 Data Skala Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa ..................62 B-2 Data Skala Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan ........................................................................65

LAMPIRAN C : UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS .......................68

C-1 Skala Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa ..........................69 C-2 Skala Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan .......75

  

LAMPIRAN D : SKALA PENELITIAN ...................................................79

D-1 Skala Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa ..........................80 D-2 Skala Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan .......83

LAMPIRAN E : DATA PENELITIAN ......................................................85

E-1 Data Variabel Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa .............86 E-2 Data Variabel Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan ........................................................................90

LAMPIRAN F : UJI ASUMSI ....................................................................92

Uji Normalitas Sebaran .......................................................................93

LAMPIRAN G : ANALISIS DATA ..........................................................97

Analisis Korelasi Non Parametrik Kendall Spearman .......................98

  

LAMPIRAN H : SURAT PENELITIAN ...................................................99

H-1 Surat Ijin Penelitian ...................................................................100 H-2 Surat Keterangan Penelitian ......................................................1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan A. Memiliki perkerjaan yang mapan merupakan impian setiap orang. Hal itu pula yang menjadi impian sebagian besar mahasiswa setelah

  mereka lulus dari universitas. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, mencari pekerjaan bukanlah suatu hal yang mudah. Krisis ekonomi global yang sempat melanda belum lama ini ditambah lagi dengan banyaknya produk import yang masuk ke Indonesia, membuat banyak perusahaan dalam negeri gulung tikar dan terpaksa memutuskan hubungan kerja dengan para karyawanya. Hal ini menyebabkan angka pengangguran terdidik maupun tidak terdidik di Indonesia semakin meningkat.

  Pengangguran tidak terdidik adalah masyarakat putus sekolah, anak-anak jalanan, anak-anak terlantar, dan bernasib buruk lainnya yang menyebabkan individu tidak mendapat pendidikan, sedangkan pengangguran terdidik adalah siswa yang lulus SMU/STM/sekolah sederajat dan mahasiswa yang lulus universitas yang belum mendapatkan pekerjaan ( Intan, 2008, h. 1 ).

  Pengangguran terdidik mengalami peningkatan tiap tahunnya bila dibandingkan dengan pengangguran tidak terdidik. Besarnya angka pengangguran terdidik menjadi permasalahan tersendiri dalam dunia ketenagakerjaan di Indonesia. Setiap tahun, lebih dari 300.000 lulusan

  

siap memasuki pasar tenaga kerja. Tahun ajaran 2005/2006, misalnya,

Departemen Pendidikan Nasional mencatat jumlah mahasiswa yang

lulus dari perguruan tinggi negeri dan swasta sebanyak 323.902 orang.

Namun, tidak semua yang lulus ini terserap oleh pasar. Dengan

kenaikan 1 persen pertumbuhan ekonomi yang hanya mampu

menciptakan 265.000 lapangan kerja baru, praktis lulusan tersebut

bersaing dengan sesama mereka dan juga bersaing dengan pencari kerja

lainnya yang telah berpengalaman dan tengah mencari peluang kerja

baru. Lulusan yang kalah bersaing ini jelas akan menambah angka

pengangguran ( Kompas, 2008 ).

  Menurut data Biro Pusat Statistik, jumlah penganggur terdidik

lulusan universitas di Indonesia meningkat tajam dari 409.900 pada

Februari 2007 menjadi 626.200 orang pada Februari 2008. Sementara

untuk lulusan diploma yang menganggur di rentang waktu tersebut

meningkat dari 330.300 orang menjadi 519.900 orang atau naik 57%

(Pikiran Rakyat, 2010 ).

  Data terakhir menunjukkan bahwa jumlah penganggur di

kalangan terdidik sampai dengan Februari 2009 telah mencapai 1,1 juta

orang. Secara persentase, jumlah penganggur di kalangan terdidik juga

meningkat drastis. Pengangguran terdidik tercatat mencapai 12.0 persen

pada Februari 2009, yang juga meningkat dua kali lipat dari persentase

pada 2004 yang hanya mencapai 5.7 persen ( Media Indonesia, 2009 ).

  

Padahal, lulusan universitas jelas memiliki bekal latar belakang

pendidikan yang cukup dan dengan kemampuannya seharusnya mereka

  

memiliki peluang yang lebih besar dalam dunia kerja bila dibandingkan

dengan mereka yang tidak memiliki bekal pendidikan yang cukup.

  Mahasiswa sebagai salah satu penerus bangsa diharapkan setelah

lulus nanti dapat ikut berperan serta memajukan bangsa Indonesia dan

jangan sampai setelah lulus mereka menjadi pengangguran terdidik

karena belum mendapatkan pekerjaan. Namun, jika dilihat dari data-data

yang ada dan kenyataan di lapangan, ancaman menganggur setelah lulus

sangatlah besar kemungkinanya. Bukan tidak mungkin seiring

berjalannya waktu dan makin banyaknya mahasiswa yang lulus dari

universitas dan belum mendapatkan pekerjaan akan menambah panjang

daftar pengangguran terdidik di kemudian hari.

  Salah satu cara untuk mengantisipasi makin banyaknya angka

pengangguran terdidik di kemudian hari adalah dengan berwirausaha

atau menjadi wirausahawan. Wirausahawan adalah seseorang yang

membentuk ulang atau merevolusir pola produksi dengan memanfaatkan

suatu penemuan atau, secara lebih umum, sebuah kemungkinan

teknologis yang belum pernah dicoba untuk menghasilkan suatu

komoditi baru ataupun memproduksi suatu bentuk lama dengan cara

baru ( Overton, 2004, hal. 2 ). Berwirausaha membutuhkan adanya

motivasi. Motivasi adalah motif yang berarti dorongan, sebab atau

alasan seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang

berlangsung secara sadar ( Suratman, 2003, h.169-173 ). Jadi, motivasi

berwirausaha dapat diartikan sebagai dorongan seseorang dalam

berwirausaha.

  Motivasi menjadi suatu yang penting untuk mengembangkan

perilaku berwirausaha pada mahasiswa karena : 1) energizer, yaitu

motor penggerak yang mendorong individu untuk ikut berbuat sesuatu;

2) directedness yaitu menentukan arah perbuatan individu ke arah tujuan

yang ingin dicapai; dan 3) patterning yaitu menyelesaikan perbuatan-

perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan

(McClelland, 2008, h.1 ). Purnomo ( 2005, h.66 ) menambahkan bahwa

mengembangkan motivasi berwirausaha merupakan hal penting karena

akan menumbuhkan suatu penilaian pada individu bahwa tindakan

berwirausaha merupakan suatu kebutuhan untuk mengatasi kendala

yang dihadapinya (khususnya faktor ekonomi dan sosial).

  Peneliti sempat melakukan wawancara awal pada beberapa

mahasiswa Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata yang tengah

mengambil skripsi. Peneliti melakukan wawancara mengenai motivasi

berwirausaha ditinjau dari persepsi para mahasiswa tersebut terhadap

peluang kerja sebagai karyawan. Dari tiga puluh lima mahasiswa yang

peneliti temui, 68,6% memilih untuk tidak berwirausaha dengan alasan

mayoritas mereka ingin setelah lulus nanti dapat bekerja sebagai

karyawan walaupun mereka tahu bahwa peluang kerja sebagai karyawan

sempit, alasan lainnya ialah tidak berbakat dan tidak percaya diri. 31,4%

lainnya memilih untuk berwirausaha dengan mayoritas alasan mereka

melihat bahwa saat ini peluang bekerja sebagai karyawan sempit, alasan

lain karena merasa mempunyai jiwa berwirausaha dan memang harus

berwirausaha meneruskan usaha keluarga.

  Dari hasil wawancara awal tersebut menunjukan bahwa motivasi

berwirausaha pada mahasiswa Unika Soegijapranata Semarang relatif

rendah. Motivasi berwirausaha yang relatif rendah pada mahasiswa ini

dapat menyebabkan angka pengangguran terdidik nantinya terus

bertambah. Faturrohman dan Sutikno ( 2007, h.19 ) mengemukakan

bahwa motivasi dipengaruhi oleh faktor interen yang berasal dari dalam

diri individu seperti persepsi, inteligensi, sikap, kepribadian dan faktor

ekstern yang berasal dari luar individu. Relatif rendahnya motivasi

berwirausaha pada mahasiswa Unika Soegijapranata Semarang, dalam

hal ini menurut wawancara awal yang dilakukan, salah satunya

dipengaruhi oleh faktor persepsi ( Darmadi, 2007, h.7 ). Persepsi dalam

penelitian ini adalah persepsi terhadap peluang kerja sebagai karyawan.

  

Jika persepsi mahasiswa terhadap peluang kerja sebagai karyawan

positif maka dimungkinkan mahasiswa tersebut tidak memiliki motivasi

untuk berwirausaha, namun bila persepsi mahasiswa terhadap peluang

kerja sebagai karyawan negatif, maka dimungkinkan mahasiswa akan

memiliki motivasi untuk berwirausaha.

  Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan di atas, peneliti

tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi

terhadap peluang kerja sebagai karyawan dengan motivasi berwirausaha

mahasiswa.

   Tujuan Penelitian B.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap peluang kerja sebagai karyawan dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa.

   Manfaat Penelitian C.

  1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk pengembangan Psikologi Kewirausahaan, khususnya mengenai hubungan antara persepsi terhadap peluang kerja sebagai karyawan dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa

  2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi bagi mahasiswa dan pihak-pihak yang tertarik untuk mengembangkan motivasi berwirausaha dalam hubungan dengan persepsi terhadap peluang kerja sebagai karyawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Motivasi Berwirausaha A.

1. Pengertian Motivasi Berwirausaha

  Istilah motivasi berasal dari kata Latin yaitu movere, yang artinya bergerak atau berpindah. Motivasi adalah proses internal yang mendasari perilaku manusia ( Tosi dkk dalam Budiarto, 2006,

  h. 187). Motivasi adalah motif yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar ( Suratman, 2003, h.169-173 ).

  Motivasi dianggap sebagai suatu istilah umum yang berkenaan dengan pengaturan tingkah laku individu karena adanya stimulus atau dorongan dari dalam maupun dari luar untuk mencapai tujuan yang diinginkan ( Irwanto dkk, 2002, h.192 ). Koontz (dikutip Moekijat, 2002, h. 5 ) mengemukakan bahwa motivasi menunjukan dorongan dan usaha untuk memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan atau mencapai suatu tujuan.

  Budiarto ( 2006, h. 187-188 ) mengungkapkan bahwa motivasi terdiri dari tiga elemen yang saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain, yaitu :

  a. Kebutuhan Kebutuhan seseorang terbentuk jika tidak ada keseimbangan dalam kondisi fisik atau fisiologisnya b. Dorongan (drive) Dorongan menyediakan energi untuk mencapai suatu tujuan c. Insentif Semua hal yang akan memuaskan kebutuhan dan mengurangi atau menghentikan dorongan bertingkah laku. Rivai ( 2004, h.455-456 ) mengartikan motivasi sebagai

serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk

mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan

nilai tersebut merupakan suatu yang tidak tampak yang memberikan

kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam

mencapai tujuan. Apabila individu termotivasi, maka individu akan

membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu karena dapat

memuaskan keinginannya.

  Motivasi dalam penelitian ini adalah motivasi berwirausaha.

Berwirausaha menurut Meredith ( dalam Suryana, 2001, h.7 ) adalah

memadukan perwatakan pribadi, keuangan, dan sumber daya. Oleh

karena itu, berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan atau karier

yang harus bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan,

mengambil resiko, mengambil keputusan-keputusan atau tindakan-

tindakan untuk mencapai tujuan.

  Prawirokusuma ( dikutip Suryana, 2001, h.6 ) berpendapat

bahwa wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya

kreatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya

untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup.

  Frances ( 2004, h.149 ) menjelaskan bahwa dalam berwirausaha seseorang harus dapat membuat suatu kajian yang mendalam tentang pasar dan mengkaji secara spesifik aspek-aspek yang terkait di dalamnya.

  Motivasi dalam berwirausaha dalam penelitian ini ditujukan pada mahasiswa. Mahasiswa menurut Poerwadarminta (1990, h.319) adalah individu yang sedang belajar di perguruan tinggi. Salim dan Salim ( 1991, h.299 ) mengungkapkan bahwa mahasiswa merupakan sekelompok manusia penganalisis yang mempunyai tanggung jawab mengembangkan kemampuan penalaran individu.

  Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berwirausaha pada mahasiswa adalah dorongan dan usaha untuk menemukan peluang bekerja secara mandiri oleh individu yang tengah belajar di perguruan tinggi.

   Faktor- faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berwirausaha 2.

  Motivasi berwirausaha seperti umumnya motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Anoraga dan Suryati (1995, hal.44) faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah kebutuhan pribadi, persepsi, dan cara dengan apa kebutuhan- kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut direalisasikan.

  Fathurrohman dan Sutikno ( 2007, h.19 ) mengutarakan bahwa motivasi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : a. Faktor interen, merupakan faktor dari dalam diri individu sendiri tanpa paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Faktor interen tersebut antara lain

inteligensi, sikap, persepsi, kepribadian, dan sebagainya.

  b. Faktor ekstern, merupakan faktor akibat pengaruh dari luar individu, baik itu karena adanya ajakan, suruhan, paksaan dari orang lain. Handoko ( 2006, h.59 ) mengungkapkan faktor yang mempengaruhi motivasi adalah : a. Energi, adanya sumber energi yang mempengaruhi tingkah laku b. Keturunan, mekanisme motivasional telah diprogramkan secara genetik pada organisme c. Belajar, ada interaksi antara belajar dan motivasi dalam tingkah laku d. Kondisi fisik

  e. Kondisi psikis, dalam hal kecemasan

  f. Interaksi sosial, interaksi dengan orang lain dapat pula memberi motivasi g. Proses kognitif, berbagai macam informasi yang diserap dan cara-cara bagaimana suatu informasi diproses mempunyai pengaruh yang penting pada seseorang.

  

Gunarsa ( 1997, h.108 ) menuturkan faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi adalah : a. Kebutuhan Proses adanya motivasi terjadi karena adanya kebutuhan atau rasa kekurangan terhadap sesuatu. Individu yang mempunyai kebutuhan biasanya akan termotivasi untuk menggerakan

tingkah lakunya untuk memuaskan kebutuhan tersebut.

  b. Sikap Sikap individu terhadap suatu objek akan melibatkan emosi (baik perasaan senang maupun tidak senang), pengarahan atau penghindaran terhadap objek tersebut.

  c. Nilai Nilai merupakan suatu pandangan individu akan suatu hal atau tujuan yang diinginkan atau yang dianggap penting dalam hidupnya.

  d. Minat Dengan adanya minat, maka akan ada perhatian khusus terhadap suatu objek. Suatu minat yang besar akan mempengaruhi atau menimbulkan motivasi.

  e. Aspirasi Aspirasi merupakan harapan individu akan sesuatu. Dengan adanya aspirasi, maka individu akan termotivasi untuk

mencoba berusaha mencapai hal-hal yang diharapkan.

  Pride,dkk ( dalam Purnamasari, 2008 ) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berwirausaha adalah : a. Enterpreneur spirit, yaitu suatu keinginan untuk menciptakan usaha baru.

  b. Independensi, yaitu keinginan untuk menentukan nasibnya sendiri, serta keinginan untuk menemukan dan menerima suatu tantangan.

  c. Keputusan yang disebabkan anggapan bahwa dirinya telah cukup bekerja untuk orang lain dan membuat keuntungan bagi orang lain tersebut.

  d. Kehilangan pekerjaan.

  e. Hobi.

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berwirausaha dapat

terbagi menjadi dua yaitu :

  a. Faktor internal yaitu merupakan faktor dari dalam individu seperti persepsi,sikap, kondisi psikis, nilai, minat, aspirasi, enterpreneur spirit , dan independensi. Selanjutnya persepsi di sini adalah persepsi terhadap peluang kerja sebagai karyawan.

  b. Faktor eksternal yaitu merupakan faktor dari luar individu seperti suruhan atau paksaan dari orang lain, keturunan dan interaksi sosial.

   Aspek-aspek Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa 3.

  Motivasi berwirausaha pada mahasiswa, seperti motivasi lain yang mempengaruhi perilaku individu dapat diketahui dengan melihat aspek tingkah laku tertentu yang menjadi ungkapan motifnya. Menurut Irwanto,dkk ( 2002, h.193 ), aspek-aspek dari motivasi adalah :

  a. Pengaturan diri, yang berasal dari lingkungan sekitar atau dari luar diri individu seperti adanya desakan atau dorongan dari

orang lain, orang tua, teman, saudara, dan sebagainya.

b. Pengarahan, yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan, antara lain harapan, cita-cita, dan emosi.

  c. Tujuan, suatu nilai dari suatu objek dan merupakan faktor yang berasal dari diri individu, misalnya status, uang, penghargaan, dan sebagainya. Fryer, dkk ( 1990, h.188 ) mengungkapkan aspek-aspek motivasi sebagai berikut : a. Memiliki sikap yang positif Aspek ini menunjukan adanya keinginan dari dalam diri individu yang kuat, penerimaan diri yang tinggi serta selalu optimis dalam menghadapi suatu hal.

  b. Berorientasi pada pencapaian suatu tujuan Aspek ini menunjukan bahwa motivasi menyediakan suatu orientasi tujuan tingkah laku yang dilakukan, diarahkan pada suatu yang dianggap penting dalam kehidupan individu c. Kekuatan yang mendorong individu Aspek ini menunjukan bahwa timbulnya suatu kekuatan akan dapat mendorong individu untuk melakukan sesuatu. Kekuatan ini berasal dari dalam diri individu, lingkungan sekitar serta keyakinan atau kekuatan yang bersifat kodrati.

  Selanjutnya motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah motivasi berwirausaha. Purnomo ( 2005, h.43-53 )

menyatakan bahwa indikator dari berwirausaha adalah : a. Kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidup.

  Individu yang memiliki tujuan jelas, maka akan berupaya keras untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sementara orang yang tidak bertujuan jelas, mudah bimbang, mudah terombang-ambing, dan kurang ada motivasi untuk berusaha mencapai suatu tujuan. Selanjutnya kemauan keras diindikasikan dengan keagresifan untuk terus berkompetisi dengan kompetitor dan selalu bekerja keras

  b. Keyakinan kuat atau kekuatan diri Individu yang memiliki keyakinan kuat maka dalam dirinya akan muncul suatu kegairahan dan semangat untuk bekerja atau berbuat ke arah tercapainya suatu tujuan. Dengan demikian, dalam dirinya terdapat suatu kepercayaan untuk menjawab segala tantangan yang mungkin akan dialami dan memiliki kapasitas memahami segala persoalan yang mungkin dialami c. Jujur dan bertanggung jawab

  d. Ketahanan fisik dan mental

  e. Ketekunan dan keuletan dalam bekerja dan berusaha

  f. Kreatif dan konstruktif

  g. Berorientasi ke masa depan Berorientasi ke masa depan artinya mampu melihat peluang.

  Individu semikian selalu melihat ke depan dan tidak mempersoalkan apa yang telah dikerjakan kemarin, melainkan lebih mempersoalkan apa yang akan dikerjakan besok h. Berani mengambil resiko Berani mengambil resiko artinya berani menghadapi tantangan. Keberanian tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan yang ditunjukkan sesuai dengan langkah- langkah dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mengacu pada

pendapat Irwanto,dkk mengenai aspek-aspek motivasi yaitu adanya

pengaturan diri, pengarahan, dan tujuan yang dikaitkan dengan

pengertian berwirausaha yaitu pekerjaan yang memadukan

perwatakan pribadi, keuangan, dan sumber daya.

   Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan B. Pengertian Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai Karyawan 1.

  Persepsi merupakan aktivitas yang intergrated, artinya seluruh apa yang ada di dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan aspek-aspek yang lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi tersebut. Hal ini menyebabkan persepsi setiap individu berbeda, meskipun stimulus yang diterima sama, namun karena pengalaman dan cara berfikir yang berbeda menyebabkan persepsi menjadi bersifat individual ( Davidoff dalam Walgito, 1999, h.46 ).

  Irwanto ( 2002, h.71 ) mendefinisikan persepsi sebagai proses diterimanya rangsang ( objek kualitas, hubungan antar gejala, maupun peristiwa ) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti.

  Fieldaman ( dalam Hartini, 1999, h.53 ), menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses ketika seseorang mengorganisasikan dalam pikiran, menafsirkan, mengalami, dan mengolah tanda atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungan dan ketika segala sesuatu tersebut mempengaruhi persepsi seseorang, kelak akan mempengaruhi perilaku yang dipilih pula. Indrawijaya ( 2000,h.31 ) mengungkapkan persepsi merupakan suatu penerimaan rangsang dari luar secara netral, persepsi ini dimunculkan pada tanggapan yang berupa pendapat.

  Persepsi melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motif dan memori yang menjadikan individu yang berbeda dapat memiliki dikutip Rakhmat, 2001, h.5 ). Apabila stimulus yang ada dipersepsikan sebagai hal positif maka individu akan berperilaku mendekati stimulus tersebut, dan sebaliknya.

  Pada penelitian ini yang dimaksud dengan persepsi adalah persepsi terhadap peluang kerja sebagai karyawan. Peluang kerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kesempatan seseorang dalam melakukan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencari nafkah atau mata pencaharian, sedangkan definisi karyawan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga ( kantor, perusahaan, dsb ) dengan mendapat gaji ( upah ).

  Jadi, persepsi terhadap peluang kerja sebagai karyawan dapat didefinisikan sebagai proses pengorganisasian dan penginterpretasian mengenai kesempatan individu dalam mencari nafkah dengan bekerja pada suatu lembaga ( kantor, perusahaan,dsb) dengan mendapat gaji ( upah ).

   Aspek-aspek dari Persepsi terhadap Peluang Kerja 2.

  Pengukuran persepsi pada penelitian ini merupakan penilaian mahasiswa terhadap peluang kerja sebagai karyawan, dimana penilaian ini merupakan penafsiran yang bersifat subjektif (persepsi) ( Chaplin,2005,h. 179 ). Walgito ( 2006, h.18 ) menjelaskan aspek- aspek persepsi sebagai berikut :

a. Aspek kognisi menyangkut pengharapan, cara mendapatkan

  Individu dalam mempersepsikan sesuatu dapat melalui aspek kognisi ini, yaitu pandangan individu terhadap sesuatu berdasarkan pengalaman dari yang pernah didengar atau dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.

  b. Aspek afektif menyangkut emosi individu. Individu dalam mempersiapkan sesuatu bila melalui aspek afeksi yang berdasarkan pada emosi individu tersebut, hal ini dapat muncul karena adanya pendidikam moral yang akhirnya menjadi landasan individu dalam memandang sesuatu yang terjadi disekitarnya.

  c. Aspek konasi menyangkut semua sikap, perilaku, aktivitas, dan motif. Individu dalam mempersepsikan sesuatu bila melalui aspek konasi yaitu pandangan individu terhadap sesuatu yang berhubungan dengan motif atau tujuan timbulnya suatu perilaku yang terjadi di sekitanya yang diwujudkan dalam sikap atau perilaku individu tersebut dalam hidup sehari-hari. Indrawijaya ( 2002, h. 32 ) mengungkapkan tiga aspek persepsi sebagai berikut : a. Aspek kognitif Manusia dalam mengorganisasikan, menafsirkan, dan memberi arti terhadap rangsang selalu menggunakan inderanya yaitu melalui proses meraba,melihat, mencium yang dapat terjadi secara terpisah-pisah atau serentak. pada tuntutan dan kepribadian pribadi, kepribadian serta aspirasi individu tersebut, sehingga dapat disimpulkan persepsi sangat bersifat pribadi.

  b. Proses Belajar Proses membuat suatu informasi yang diperoleh melalui proses perseptual menjadi punya arti dan makna bagi proses pemilihan tindakan. Di dalam proses belajar ini, faktor lingkungan dan tuntutan sosial sangat berperan.

  c. Proses Pemecahan Masalah Individu yang dihadapkan untuk mengambil keputusan yang juga menentukan tindakan. Dua hal penting dalam proses ini adalah pentingnya informasi dan pelaksanaan pemecahan masalah. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi

merupakan suatu penerimaan rangsang dari luar secara netral,

persepsi ini dimunculkan pada tanggapan yang berupa pendapat.

  Penelitian ini mengacu pada aspek persepsi yang

dikemukakan oleh Indrawijaya, yaitu aspek kognitif, proses belajar,

dan proses pemecahan masalah yang dikaitkan dengan peluang kerja

sebagai karyawan yaitu kesempatan individu dalam mencari nafkah

dengan bekerja pada suatu lembaga dengan mendapatkan gaji.

   Hubungan antara Persepsi terhadap Peluang Kerja sebagai C. Karyawan dengan Motivasi Berwirausaha pada Mahasiswa Motivasi berwirausaha pada mahasiswa adalah dorongan dan usaha individu yang tengah belajar di perguruan tinggi untuk menemukan peluang bekerja secara mandiri. Motivasi berwirausaha pada mahasiswa seperti motivasi pada umumnya, dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain persepsi (Anoraga dan Suryani, 1995, h.44), khususnya terhadap peluang kerja sebagai karyawan. Persepsi terhadap peluang kerja sebagai karyawan merupakan suatu proses pengorganisasian dan penginterpretasian mengenai kesempatan individu dalam mencari nafkah dengan bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan,dsb) dengan mendapat gaji (upah). Persepsi terhadap peluang kerja memiliki tiga aspek yaitu, aspek kognitif, proses belajar, dan proses pemecahan masalah (Indrawijaya, 2002, h.32 ).

  Dalam mempersepsikan sesuatu, individu dapat melalui aspek kognisi. Pandangan mahasiswa terhadap peluang kerja dapat diperoleh berdasarkan pengalaman dari yang pernah didengar atau dilihatnya. Dari sanalah terbentuk persepsi mengenai peluang kerja, apakah itu positif ataupun negatif. Persepsi inilah yang nantinya berpengaruh terhadap motivasi untuk berwirausaha.

  Aspek lain dari persepsi yaitu proses belajar. Dalam proses belajar ini faktor lingkungan dan tuntutan sosial sangatlah berperan.

  Mahasiswa yang melihat di lingkungan sekitarnya banyak yang kesulitan mencari pekerjaan maka akan memiliki persepsi yang negatif

  

motivasi untuk berwirausaha, begitu pula sebaliknya. Aspek selanjutnya

dari persepsi terhadap peluang kerja adalah proses pemecahan masalah.

  

Dalam proses ini individu diharapkan untuk mengambil keputusan yang

juga menentukan tindakan. Dua hal penting dalam proses ini adalah

pentingnya informasi dan pelaksanaan pemecahan masalah. Dari