Pengaruh budaya organisasi terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi : studi kasus pada AJB. Bumiputera Muntilan - USD Repository
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
PRESTASI KERJA TENAGA PENJUAL ASURANSI
(Studi Kasus pada AJB. Bumiputera Muntilan)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun oleh: Titi Nastiti
NIM : 032214064
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
PRESTASI KERJA TENAGA PENJUAL ASURANSI
(Studi Kasus pada AJB. Bumiputera Muntilan)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen
Disusun oleh: Titi Nastiti
NIM : 032214064
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
A. Motto Kehidupan ber kembang dan t er us ber ubah. Manusia har us bingung unt uk ber kembang. Kebingungan adalah per t anda bahwa kit a sedang ber kembang.
J anganlah ber hent i unt uk selalu belaj ar dar i kehidupan, dar i segala hal yang t elah- sedang- dan akan menyapamu B. Persembahan
Tulisan ini dipersembahkan untuk segenap keluarga, teman, sahabat, dan segenap pihak yang membutuhkannya.
ABSTRAK
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA TENAGA PENJUAL ASURANSI (Studi Kasus pada AJB. Bumiputera Muntilan)
Titi Nastiti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi yang terbentuk dari beberapa faktor yaitu inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi, baik secara simultan maupun secara parsial.
Jenis penelitian yang penulis laksanakan adalah studi kasus yang dilaksanakan di AJB. Bumiputera Muntilan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan AJB. Bumiputera Muntilan. Dalam penelitian ini teknik sampling yang penulis gunakan yaitu purposive sampling. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak 60 orang tenaga penjual asuransi.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode kuesioner yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai budaya organisasi dan prestasi kerja tenaga penjual asuransi, metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai prestasi kerja karyawan, dan metode observasi dilakukan untuk mengetahui secara langsung kegiatan para karyawan.
Dalam menganalisis data yang telah diperoleh, penulis menggunakan teknik analisis data regresi berganda. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial digunakan uji t, sedangkan untuk mengetahui pengaruh secara simultan digunakan uji F.
Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa secara simultan budaya organisasi berpengaruh terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi. Secara parsial inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, dan keagresifan tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi. Secara parsial kemantapan berpengaruh terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
ABSTRACT
THE INFLUENCES OF ORGANIZATIONAL CULTURE TOWARD THE WORKING ACHIEVEMENT OF INSURANCE SALES PERSONS (A Case Study in AJB. Bumiputera Muntilan)
Titi Nastiti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
This research aimed to know the influences of organizational culture which was shaped from various factors, i.e. innovation and the risk taking, behavior the consideration toward the details, result orientation, people orientation, aggressiveness, and certainty on work achievement of insurance sale s persons, either simultaneously or partially.
The type of research conducted was case study which was conducted in AJB. Bumiputera Muntilan. The population in this research was all of employees in AJB. Bumiputera Muntilan. In this research, the technique of sampling used by the author was purposive sampling. The samples which were used in this research were 60 insurance sales persons.
The method used in data collecting was of questionnaire by the purpose to get data concerns on the organizational culture and work achievement of insurance sales persons. The method of documentation was which conducted to find data on employee’s work achievement, and method of observation was conducted to know directly about the activity of employees.
Results used show of data analyzing it is founded that simultaneously organizational culture work achievement of insurance sales person. Partially, innovation and risk taking behavior consideration to the details, result orientation, person orientation, and aggressiveness ha ve no influences on work achievement of insurance sales persons. Partially, the stability has influences on work achievement of insurance sales persons.
KATA PENGANTAR
Terima kasih kepada Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi Program Studi Manajemen, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini tentu saja tidak terlepas dari peranan berbagai pihak yang dengan tulus iklas membantu, membimbing, memotivasi, dan memberikan dukungan kepada penulis. Oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
3. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G. M.Si. selaku Ketua Program Studi Manajemen.
4. Bapak Dr. H Herry Maridjo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu dalam membantu dan membimbing penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini.
6. Segenap dosen pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
7. Segenap karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi.
9. Pimpinan AJB. Bumiputera Muntilan.
10. Segenap karyawan AJB. Bumiputera Muntilan.
11. Bapak dan ibuku.
12. Teman-teman manajemen 2003.
13. Teman-teman manajemen 2005. 14. dan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Agustus 2007 Penulis
Titi Nastiti
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... v ABSRTAK ...................................................................................................... vi ABSTRACT..................................................................................................... vii KATA PANGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ....................................................................... 2 C. Batasan Masalah ............................................................................ 3 D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3 E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3 BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 5 A. Pengertian Manajemen................................................................... 5
E. Kerangka Konseptual..................................................................... 14
F. Hipotesis ......................................................................................... 14
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................. 15 A. Jenis Penelitian............................................................................... 15 B. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 15 C. Instrumen Penelitian ...................................................................... 15 D. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 15 E. Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel ....................................... 16 F. Definisi Operasi Variabel dan Pengukurannya .............................. 17 G. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 17 H. Teknik Analisis Data...................................................................... 19 BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ......................................... 24 A. Sejarah Berdirinya AJB. Bumiputera ............................................ 24 B. Falsafah, Visi, Misi ....................................................................... 26 C. Jenis-jenis Layanan ....................................................................... 27 D. Kantor Cabang ............................................................................... 33 E. Struktur Organisasi ....................................................................... 36 BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 38 A. Pengujian Instrumen ...................................................................... 38 B. Pengujian Regresi .......................................................................... 40 C. Pembahasan.................................................................................... 50
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 52 A. Kesimpulan .................................................................................... 52 B. Saran............................................................................................... 53 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Hasil uji validitas instrument ....................................................... 39Tabel 5.2 Hasil pengujian regresi................................................................. 40DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Signifikansi koefisien determinasi ................................................ 41 Gambar 2 Signifikansi pengaruh inovasi dan pengambilan risiko................. 43 Gambar 3 Signifikansi pengaruh perhatian ke rincian................................... 44 Gambar 4 Signifikansi pengaruh orientasi hasil ............................................ 45 Gambar 5 Signifikansi pengaruh orientasi orang........................................... 46 Gambar 6 Signifikansi pengaruh keagresifan ................................................ 47 Gambar 7 Signifikansi pengaruh kemantapan ............................................... 49
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia bisnis juga
mengalami perkembangan yang pesat. Banyak perusahaan bermunculan dan dilengkapi dengan manajemen yang profesional. Hal ini membuat persaingan di dunia bisnis semakin ketat.Keadaan seperti ini juga dialami oleh perusahaan jasa, termasuk perusahaan asuransi. Saat ini perusahaan asuransi di Indonesia sudah mencapai lebih dari 180 perusahaan, dan semuanya berusaha keras untuk dapat memenangkan persaingan. Selain itu, keadaan ekonomi negara yang tidak stabil membuat perusahaan harus bekerja keras agar tetap bisa berdiri kokoh.
Dimulainya perdagangan bebas ASEAN (AFTA) sejak tahun 2003 membuat persaingan semakin sulit. Selain itu juga dilanjutkan dengan dibukanya perdagangan bebas Asia Pasifik (APEC) yang akan dimulai pada tahun 2010 bagi negara-negara maju dan paling lambat tahun 2020 bagi negara-negara berkembang. Keadaan seperti ini memacu perusahaan untuk memiliki strategi yang tepat agar tidak tersisih dari persaingan. Dalam hal ini strategi pemasaran mempunyai peranan yang penting bagi kemajuan perusahaan. Keberhasilan pemasaran dalam menjalankan perannya yang peran yang penting, terutama pada industri jasa yang tidak menjual produk barang atau fisik, sehingga kualitasnya lebih terletak pada pelayanan.
Tenaga penjual asuransi mempunyai peran penting yang mengandung kesulitan dan tantangan tersendiri, yang menuntut mereka memiliki keyakinan diri untuk dapat meyakinkan para nasabah terhadap jasa asuransi yang ditawarkannya. Prestasi kerja tenaga penjual asuransi dipengaruhi oleh persepsi terhadap budaya organisasi, yang meliputi inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan,dan kemantapan (Robbins, 1996: 308).
Berdasar uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Prestasi Kerja
Tenaga Penjual Asuransi”.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan secara parsial berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi?
2. Apakah inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan secara simultan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi?
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis memberikan batasan sebagai berikut:
1. Budaya organisasi yang dianalisis mencakup inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, kemantapan.
2. Prestasi kerja tenaga penjual asuransi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah besarnya polis asuransi yang berhasil dijual oleh tenaga penjual asuransi dan tingkat kerajinan tenaga penjual asuransi dalam bekerja.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan secara parsial berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
2. Untuk mengetahui Apakah inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan secara simultan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan: orie ntasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi baik secara parsial maupun secara simultan.
2. Bagi Universitas: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah bacaan bagi pihak-pihak yang membutuhkan terutama di bidang manajemen sumber daya manusia.
3. Bagi Penulis: Hasil penelitian ini sebagai studi banding antara teori- teori yang diperoleh selama duduk di bangku perkuliahan dengan aplikasi di lapangan, terutama di bidang manajemen sumber daya manusia.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Seperti banyak bidang studi lainnya yang menyangkut manusia,
manajemen juga sulit untuk didefinisikan. Dalam kenyataannya, tidak ada definisi yang diterima secara universal.
Menurut Folett (dalam Handoko, 1995: 8), manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Artinya bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan, atau berarti dengan tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri.
Menurut Stoner (dalam Handoko, 1995: 8), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya–sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan- tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi- fungsi perencanaan (planning), pengorganisaian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan
6 B.
Manajemen Pe rsonalia
Manajemen Personalia (Manullang dan Manullang, 2001: 7) adalah seni dan ilmu memperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat direalisir secara berdaya guna dan berhasil guna dan adannya kegairahan kerja dari para tenaga kerja.
Manajemen Personalia (Ranupandojo dan Husnan, 2002: 5) adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan masyarakat. Penjelasan ringkas dan definisi di atas diberikan di bawah ini.
1. Perencanaan Setiap manajer pastilah menyadari arti pentingnya perencanaan.
Karenanya mereka perlu mencurahkan sebagian besar waktunya untuk fugsi perencanaan ini. Untuk manajar personalia, perencanaan berarti menentukan lebih dulu program personalia yang akan membantu mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Tentu saja penetapan tujuan ini akan memerlukan partisipasi aktif dari manajer personalia, sesuai dengan pengetahuannya di bidang sumber-sumber manusia (human resources)
2. Pengorganisasian Setelah apa yang akan dilakukan telah diputuskan, maka perlu dibuat
7 harus dijalankan oleh para karyawan maka manajer personalia haruslah membentuk organisasi dengan merancang susunan dari berbagai hubungan antara jabatan, personalia, dan faktor- faktor pisik, karenannya rumitnya hubungan yang terjadi diantara jabatan-jabatan yang ada, maka banyak pimpinan perusahaan yang ada, mengharapkan agar manajer personalia bisa memberikan saran untuk organisasi secara keseluruhan.
3. Pengarahan Kalau kita sudah mempunyai rencana dan sudah mempunyai organisasi untuk melaksanakan rencana tersebut, maka sudah selayaknya kalau fungsi selanjutnya adalah melaksanakan pekerjaan tersebut. Pada definisi di atas, menggunakan istilah pengarahan (directing), tapi mungkin ada pula yang dinggunakan istilah lain seperti, motivasi atau pemberian perintah. Fungsi ini berarti mengusahakan agar karyawan mau bekerjasama secara efektif.
4. Pengawasan Setelah fungsi- fungsi personalia dilaksanakan, apa yang harus dilakukan oleh manajer personalia? Sudah selayaknya kalau fungsi selanjutnya adalah pengawasan, yaitu mengamati dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana dan mengoreksinya apabila terjadi penyimpangan, atau kalau perlu menyesuaikan kembali rencana yang telah dibuat. Dengan demikian pengawasan adalah fungsi manajemen yang menyangkut masalah pengaturan berbagai kegiatan sesuai denga n rencana personalia,
8
5. Pengadaan Fungsi operasional manajemen personalia yang pertama adalah memperoleh jumlah dan jenis karyawan yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi ini terutama menyangkut tentang penentuan kebutuhan tenaga kerja dan penarikannya, seleksi dan penempatannya. Menentukan kebutuhan tenaga kerja menyangkut baik mutu maupun jumlah tenaga kerja. Sedangkan seleksi dan penempatan menyangkut masalah memilih dan menarik tenaga kerja, pembahasan formulir- formulir lamaran, test psikologis dan wawancara.
6. Pengembangan Sesudah karyawan diperoleh, sudah selayaknya kalau mereka dikembangkan. Pengembangan ini dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan lewat latihan (training), yang diperlukan untuk dapat menjalankan tugas dengan baik. Kegiatan ini makin menjadi penting karena berkembangnya teknologi, dan makin kompleksnya tugas-tugas manajer.
7. Kompensasi Fungsi ini dapat didefinisikan sebagai pemberian penghargaan yang adil dan layak terhadap para karyawan sesuai dengan sumbangan mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Meskipun berbagai penelitian moral karyawan pada akhir-akhir ini menunjukkan kecenderungan berkurangnya arti
9
8. Integrasi Meskipun kita sudah memperoleh karyawan, mengembangkan mereka dan memberikan kompensasi yang wajar, kita tetap menghadapi problem yang sangat sulit, yakni integrasi. Integrasi ini menyangkut penyesuaian keinginan dari para individu dengan keinginan organisasi dan masyarakat.
Dengan demikian kita perlu memahami perasaan dan sikap dari para karyawan untuk dipertimbangkan dalam pembuatan berbagai kebijaksanaan organisasi.
9. Pemeliharaan Fungsi operasional yang terakhir adalah mempertahankan dan meningkatkan kondisi yang telah ada. Fungsi ini, tentu saja, mengharuskan dilaksanakannya keempat fungsi lainnya secara terus menerus. Tetapi pada fungsi ini perhatian akan dititikberatkan pada pemeliharaan kondisi pisik dari para karyawan (kesehatan dan keamanan) dan pemeliharaan sikap yang menyenangkan (program-progran pelayanan karyawan).
C. Budaya Organisasi
1. Definisi Budaya Organisasi Suatu budaya organisasi yang kuat memberikan kepada para karyawan suatu pemahaman yang jelas dari cara masalah diselesaikan di sekitarnya.
10 Budaya dapat mempunyai pengaruh yang bemakna pada sikap dan perilaku anggota-anggota organisasi.
Budaya organisasi menurut Robbins (1996: 289) adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu; suatu sistem dari makna bersama. Budaya organisasi memiliki tujuh karakteristik primer yaitu:
a. Inovasi dan pengambilan risiko Sejauh mana para karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil risiko.
b. Perhatian ke rincian Sejauh mana para karyawan diharapkan memperlihatkan presisi (kecermatan), analisis, dan perhatian kepada rincian.
c. Orientasi hasil Sejauh mana keputusan manajemen memfokus pada hasil bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.
d. Orientasi orang Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil- hasil pada orang-orang di dalam organisasi itu.
e. Orintasi tim Sejauh mana kegiatan kerja di organisasi sekitar tim-tim, bukannya individu- individu.
f. Keagresifan
11
g. Kemantapan Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya suatu quo sebagai kontras dari pertumbuhan.
Empat tipe budaya menurut Sonnenfeld (dalam Robbins, 1996:290):
a. Akademi Suatu akademi adalah tempat untuk pema njat ajek (steady) yang menguasai benar-benar tiap pekerjaan baru yang diterimanya. Perusahaan ini suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka banyak pelatihan istimewa, dan kemudian dengan saksama mengemudikan mereka melewati ribuan pekerjaan terkhusus di dalam suatu fungsi tertentu.
b. Kelab Kelab menaruh nilai tinggi pada kecocokan dalam sistem, kesetiaan, dan pada komitmen. Senioritas merupakan kunci pada kelab-kelab. Usia dan pengalaman diperhitungkan. Kontras dengan akademi, kelab menumbuhkan manajer sebagai generalis.
c. Tim bisbol Organisasi ini adalah pelabuhan yang berorientasi wiraswasta bagi para pengambil risiko dan investor. Tim bisbol mencari orang-orang berbakat dari segala usia dan pengalaman, kemudian mengimbali mereka untuk apa yang mereka produksikan. Karena mereka menawarkan insentif finansial
12 biasa.
d. Benteng Banteng tidak banyak menawarkan keamanan pekerjaan, namun perusahaan semacam ini dapat merupakan tempat yang mengasyikan untuk bekerja bagi mereka yang menyukai tantangan dari suatu perubahan haluan.
2. Budaya Kuat dan Budaya Lemah (Robbins, 1996: 292) Budaya kuat mempunyai dampak yang lebih besar pada perilaku karyawan dan lebih langsung dikaitkan pada pengurangan tingkat keluarga karyawan.
Dalam suatu budaya kuat, nilai inti organisasi itu dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas. Sedangkan budaya yang lemah memiliki nilai yang sebaliknya.
3. Fungsi Budaya Budaya melakukan sejumlah fungsi dalam sebuah organisasi yaitu (Robbins,
1996: 294)
a. Budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan diri individu seseorang.
d. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial
13 D.
Prestasi Kerja
Kegiatan paling penting untuk memajukan karier adalah prestasi kerja yang baik, karena hal ini mendasari semua kegiatan pengembangan karier lainnya. Kemajuan karier sangat tergantung pada pretasi kerja (performance).
Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) menurut Handoko (1998: 135) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.
Penilaian hendaknya memberikan suatu gambaran akurat mengenai prestasi kerja karyawan. Unuk mencapai tujuan ini, sistem-sistem penilaian harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan, praktis, mempunyai standar- standar dan menggunakan berbagai ukuran yang dapat diandalkan.
Dimensi ukuran prestasi kerja adalah apakah hal itu bersifat obyektif atau subyektif. Ukuran prestasi kerja obyektif adalah ukuran- ukuran yang dapat dibuktikan atau diuji orang lain. Ukuran subyektif adalah ukuran-ukuran penilaian yang tidak dapat dibuktikan atau diuji oleh orang lain.
14 E.
Kerangka Konseptual
Susunan kerangka konseptual sebagai berikut: Gambar 1.1
- Inovasi dan pengambilan risiko
- Perhatian ke rincian >Orientasi h
- Orientasi orang
- Keagresifan
- Kemantapan Prestasi kerja
Pengaruh budaya organisasi terhadap prestasi kerja F.
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan secara parsial berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
2. Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan secara simultan berpengaruh Budaya Organisasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis laksanakan adalah studi kasus. Studi kasus
(Indiantoro dan Supomo, 2000: 12) yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Hasil penelitian serta hasil analisis data hanya berlaku bagi perusahan yang diteliti dan berlaku saat penelitian.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat : AJB. BumiPutera Muntilan.
2. Waktu : bulan Desember 2006 – Januari 2007.
C. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara tertulis. Pihak yang bersangkutan adalah karyawan AJB.
2. Dokumentasi Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen serta arsip-arsip yang berhubungan dengan obyek yang diteliti.
3. Observasi Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung tentang obyek yang diteliti.
E. Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel
1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, ya ng biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau menjadi objek penelitian ( Kuncoro, 2001, dalam Kuncoro, 2003: 103). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan perusahaan asuransi Bumiputera Muntilan yang berjumlah 100 orang karyawan.
2. Teknik Sampling Teknik Sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2001: 78).
Pertimbangan tersebut yaitu :
a. Bertugas menjual polis asuransi dan memelihara pelanggan dengan c. Mendapat gaji pokok dan komisi.
d. Berpendidikan minimal SLTA.
e. Sudah bekerja di perusahaan tersebut minimal satu bulan.
3. Sampel Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi (Kuncoro, 2003 : 103). Sampel penelitian ini adalah tenaga penjual AJB.
Bumiputera Muntilan yang berjumlah 60 orang.
F. Definisi Operasi Variabel dan Pengukurannya
1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yang terdiri dari variabel independen yaitu budaya organisasi yang terdiri dari inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, kemantapan dan variabel dependen yaitu prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
2. Pengukuran Variabel Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran variabel penelitian yang meliputi variabel dependen dan variabel independen dilakukan dengan berupa kuesioner (kuesioner prestasi kerja dan kuesioner budaya organisasi).
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Pengujian validitas dengan korelasi product moment : r ∑ xy
XY =
2
2 ( )( ) x y
∑ ∑
dengan pengertian: x = X –
X
y = Y - Y
X = skor rata-rata dari X Y = skor rata-rata dari Y
jika r hitung r tabel maka instrumen dikatakan tidak valid.
≤ Jika r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 1991-165).
Rumus spearman brown :
2
r b
r = i +
1
r b
Dimana:
Jika r hitung r tabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel.
≤
Jika r hitung > r tabel maka instrumen dikatakan reliabel
F. Teknik Analisis Data
Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya) (Sugiono, 2005: 210).
Persamaan regresinya adalah: Y= a + b X +b X +b X +b X +b X +b
X
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6 Y = prestasi kerja
a = harga Y bila X = 0 (harga konstan) b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.
X = Inovasi dan pengambilan risiko.
1 X = Perhatian ke rincian
2 X = Orientasi hasil
3 X = Orientasi orang
4 X = Keagresifan
5 Dalam penelitian ini orientasi tim tidak diteliti karena menurut pengamatan penulis, para karyawan tenaga penjual asuransi Bumiputera bekerja secara individu dan tidak bekerja secara berkelompok atau membentuk suatu tim kerja.
Koefisien-koefisien regresi a dan b dapat dihitung dengan alat bantu spss.
a. Uji t Untuk mengetahui pengaruh secara parsial yaitu apakah inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan, sebagai pembentuk budaya berpengaruh positif terhadap prestasi kerja maka dilakukan uji t dengan taraf signifikan 5%. Rumus uji t menurut Hasan (2002:124) adalah:
bi Bi − t = i =1,2,3.....
Sbi
bi = nilai koefisien regresi Bi = nilai koefisien regresi untuk populasi Sbi = kesalahan baku koefisien regresi H = Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan sebagai pembentuk budaya organisasi secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
H = Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi a hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan sebagai pembentuk budaya organisasi secara parsial berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
Jika t hitung t tabel, maka H diterima atau H ditolak. Hal ini dapat
≤ a
diartikan bahwa inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan, sebagai pembentuk budaya organisasi secara parsial tidak berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
Jika t hitung > t tabel, maka H ditolak atau H diterima. Hal ini dapat a diartikan bahwa inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan, sebagai pembentuk budaya organisasi secara parsial berpengaruh positif terhadap prestasi kerja.
b. Uji F Untuk mengetahui apakah inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan, sebagai pembentuk budaya organisasi secara simultan berpengaruh terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi dilakukan uji F. Rumus uji F yaitu :
2 Fh = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel
2 R = koefisian determinasi yang telah ditemukan
k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel Kriteria yang digunakan untuk mencari F tabel adalah derajat kebebasan df = N-k-1 dengan tingkat signifikan 5%.
H = Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan sebagai pembentuk budaya organisasi secara simultan tidak berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi. H = Inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi a hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan sebagai pembentuk budaya organisasi secara simultan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga penjual asuransi.
Jika F hitung < F tabel, maka H diterima atau H ditolak. Hal ini a dapat diartikan bahwa inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan sebagai pembentuk budaya organisasi secara simultan tidak
Jika F hitung F tabel, maka H ditolak atau H diterima. Hal dapat
≥ a
diartikan bahwa inovasi dan pengambilan risiko, perhatian ke rincian, orientasi hasil, orientasi orang, keagresifan, dan kemantapan sebagai pembentuk budaya organisasi secara simultan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tena ga penjual asuransi.
c. Koefisien Determinasi
2 Koefisen determinasi (R ) adalah suatu alat utama dimana untuk
mengetahui sejauh mana tingkat hubungan variabel X dan Y atau dengan kata lain mengukur seberapa baik suatu variabel digambarkan oleh variabel lainnya. Rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut :
b
X Y b
X Y b
X Y b
X Y b
X Y b
X Y
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
+ + + + +2
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6 R =
2 Y
∑
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya AJB. Bumiputera Bumiputera berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng. Dwidjosewojo - Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB)sekaligus Sekretaris I Pengurus Besar Budi Utomo. Dwidjosewojo menggagas pendirian perusahaan asuransi karena didorong oleh keprihatinan mendalam terhadap nasib para guru bumiputera (pribumi). Ia mencetuskan gagasannya pertama kali di Kongres Budi Utomo, tahun 1910. Dan kemudian terealisasi menjadi badan usaha - sebagai salah satu keputusan Kongres pertama PGHB di Magelang, 12 Februari 1912.
Sebagai pengurus, selain M. Ng. Dwidjosewojo yang bertindak sebagai Presiden Komisaris, juga ditunjuk M.K.H. Soebroto sebagai Direktur, dan M.
Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang iniah yang kemudian dikenal sebagai "tiga serangkai" pendiri Bumiputera, sekaligus peletak batu pertama industri asuransi nasional Indonesia.
Tidak seperti perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang kepemilikannya hanya oleh pemodal tertentu. Sejak awal pendiriannya Bumiputera sudah menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha "mutual" atau "usaha bersama". Semua pemegang polis Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelolanya, merupakan kekuatan utama Bumiputera hingga hari ini.
Perjalanan Bumiputera yang semula bernama Onderlinge Levensverzekering Maatschappij PGHB (O.L. Mij. PGHB) kini mencapai 9 dasawarsa. Sepanjang itu, tentu saja, tidak lepas dari pasang surut. Sejarah Bumiputera sekaligus mencatat perjalanan Bangsa Indonesia. Termasuk, misalnya, peristiwa sanering mata uang rupiah di tahun 1965 yang memangkas aset perusahaan ini, dan bencana paling hangat multikrisis di penghujung millenium kedua. Di luar itu, Bumiputera juga menyaksikan tumbuh, berkembang, dan tumbangnya perusahaan sejenis yang tidak sanggup menghadapi ujian zaman, karena persaingan atau badai krisis. Semua ini menjadi cermin berharga dari lingkungan yang menjadi bagian dari proses pembelajaran untuk upaya mempertahankan keberlangsungan.
Memasuki millenium ketiga, Bumiputera yang mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja, melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia yang tengah berada di tengah capaian baru industri asuransi Indonesia. Sejumlah perusahaan asing menyerbu dan masuk menggarap pasar domestik. Mereka menjadi rekan sepermainan yang ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan industri yang dirintis oleh pendiri Bumiputera, 91 tahun lampau.
Bagi Bumiputera, iklim kompetisi ini meniupkan semangat baru, karena berbekal pengalaman panjang melayani rakyat Indonesia berasuransi hampir seabad, menjadikan Bumiputera bertekad untuk tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri, menjadi asuransi Bangsa Indonesia sebagaimana visi awal pendirinya. Bumiputera ingin senantiasa berada di benak dan di hati rakyat Indonesia.
B. Falsafah, Visi, Misi
1. Falsafah Sebagai perusahaan perjuangan, Bumiputera memiliki falsafah sebagai berikut
a. Idealisme Senantiasa memelihara nilai- nilai kejuangan dalam mengangkat kemartabatan anak bangsa sesuai sejarah pendirian Bumiputera sebagai perusahaan perjuangan.
b. Kebersamaan Mengedepankan sistem kebersamaan dalam pengelolaan perusahaan dengan memberdayakan potensi komunitas Bumiputera dari, oleh dan untuk komunitas Bumiputera sebagai manifestasi perusahaan rakyat.
c. Profesionalisme Memiliki komitmen dalam pengelolaan perusahaan dengan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan senantiasa berusaha menyesuaikan diri terhadap tuntutan perubahan lingkungan.
2. Visi Bumiputera ingin menjadi asuransinya bangsa Indonesia.
3. Misi Menjadikan Bumiputera senantiasa berada di benak dan di hati masyarakat Indonesia, dengan:
a. Memelihara keberadaan Bumiputera sebagai perusahaan perjuangan bangsa Indonesia.
b. Mengembangkan korporasi dan kooperasi yang menerapkan prinsip dasar gotong-royong.
c. Menciptakan berbagai produk dan layanan yang memberikan manfaat optimal bagi komunitas Bumiputera.
d. Mewujudkan perusahaan yang berhasil baik secara ekonomi dan sosial.
C. Jenis-jenis Layanan
1. Asuransi Perorangan
a. Mitra Prima (US$) Program asuransi yang memberikan jaminan proteksi meninggal dunia pada masa asuransi atau perolehan Uang Pertanggungan ketika masa asuransi berakhir. b. Mitra Pelangi (Rp.) Program asuransi yang memberikan proteksi meninggal dunia selama masa asuransi. Atau penerimaan Uang Pertanggungan pada akhir masa asuransi.
c. Ekawaktu Ideal (Rp.) Program asuransi ini dirancang untuk penanggulangan risiko keuangan sebagai akibat meninggalnya tertanggung dan untuk penyediaan dana tabungan berupa pengembalian premi.
d. Mitra Oetama (US$) Program asuransi dengan pembayaran premi tunggal yang fleksibel.
Menggabungkan 3 manfaat, yakni; Santunan meninggal dunia sebesar Uang Pertanggungan, atau 2 kali Uang Pertanggungan jika meninggal akibat kecelakaan. Sekaligus memberikan biaya rawat inap di rumah sakit.
Atau perolehan tabungan yang akan diterima pada akhir masa asuransi. Pemegang polis leluasa meningkatkan nilai proteksi melalui penambahan premi.
e. Mitra Poesaka (US$) Program asuransi dengan pembayaran premi tunggal. Yang merupakan gabungan unsur tabungan dan proteksi meninggal dunia. Pemegang polis leluasa meningkatkan nilai proteksi melalui penambahan premi. f. Mitra Beasiswa Berencana (Rp) Program asuransi yang menjamin biaya pendidikan untuk anak, mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi. Disamping jaminan perolehan santunan meninggal dunia sebesar Uang Pertanggungan.
g. Mitra Permata (US$) Program asuransi dengan pembayaran premi yang fleksibel. Memberikan jaminan proteksi meninggal dunia hingga 5 kali besarnya premi. Dengan system pembayaran premi tunggal yang fleksibel. Pemegang polis leluasa menambah premi dan mengambil tabungan maksimal 3 kali setahun.
h. Mitra Melati (Rp.) Program asuransi yang menggabungkan 3 unsur, yakni; proteksi meninggal dunia, tabungan, dan perolehan investasi yang kompetitif, minimal 4,5% i. Mitra Cerdas (Rp.) Program asuransi pendidikan mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi.
Mitra Cerdas menggabungkan proteksi meninggal dunia, tabungan, dan perolehan hasil investasi yang kopetitif. j. Mitra Sehat (Rp.)
Program asuransi yang menggabungkan 3 unsur, yakni; jaminan santunan meninggal dunia, jaminan perawatan di rumah sakit, sekaligus perolehan hasil investasi yang kompetitif. k. Mitra Sejati (US$) Program asuransi dengan pembayaran premi sangat rendah. Khusus memproteksi risiko meninggal dunia selama masa asuransi. Sebaliknya, jika tidak terjadi risiko, premi tidak dikembalikan. Inilah sejatinya makna asuransi. l. Mitra Abadi (Rp.)
Program asuransi khusus untuk warisan. Dengan pembayaran premi selama periode tertentu, seumur hidup anda mendapat proteksi jaminan meninggal dunia.
2. Asuransi Kumpulan Program askum secara ekonomis memberikan jaminan berupa perlindungan bagi tertanggung terhadap kerugian finansial yang disebabkan oleh risiko yang mungkin menimpa berupa kematian, cacat karena kecelakaan, kehilangan pekerjaan karena PHK atau pensiun.
Askum adalah asuransi yang diperuntukkan bagi karyawan/pekerja suatu perusahaan/ instansi, anggota suatu organisasi/ lembaga, debitur atau peserta suatu kegiatan/ event tertentu yang pelaksanaannya diatur secara kumpulan atau grup.
Pemegang polis askum adalah pimpinan instansi/perusahaan, pimpinan organisasi/ lembaga, kreditur/ penanggung jawab kegiatan/ event tertentu.
Tertanggung (disebut juga peserta) dalam polis Askum adalah karyawan/ pekerja suatu perusahaan/ instansi, anggota suatu organisasi/ lembaga, debitur atau peserta suatu kegiatan/ event tertentu. Yang ditunjuk untuk menerima manfaat Askum adalah pemegang polis Askum untuk diteruskan kepada peserta atau ahli waris peserta.
a. Asurans i Ekawarsa Bersifat non saving, masa asuransi 1 tahun, memberikan benefit berupa uang pertanggungan kepada pemegang polis apabila peserta meninggal dunia.
b. Asuransi Ekawaktu Bersifat non saving, masa asuransi sesuai kebutuhan ( bisa lebih atau kurang dari 1 tahun), memberikan benefit berupa uang pertanggungan kepada pemegang polis apabila peserta meninggal dunia.
c. Asuransi Kecelakaan Memberikan benefit kepada peserta melalui pemegang polis akibat terjadinya risiko kecelakaan pada diri peserta dalam masa asuransi.