HUBUNGAN ANTARA KEADILAN INTERAKSIONAL DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PDAM CILACAP SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KEADILAN INTERAKSIONAL
DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PDAM
CILACAP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Diana Pujihastuti
NIM : 039114065
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
MOTTO
Serahkanlah khawatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan
memelihara engkau!
(Mazmur 55:23)
Selalu berusaha melakukan yang terbaik hari ini
karena kita tidak pernah tahu akan hari esok.
Jika sesuatu terselimuti CINTA
ia menjadi tanpa batas.
CINTA tidak pernah mencari kesenangan diri
tetapi memudahkan orang lain.
CINTA membangun surga
dalam kesengsaraan neraka.
PERSEMBAHAN
Karya Terindah Ini Kupersembahkan Kepada :
Papa, Mamaku Tercinta yang dengan kesabaran telah
membuatku belajar tentang arti hidup…
Kakak-kakakku terkasih yang setia menemaniku saat ku
jatuh… dan
Arya-Rangga yang selalu memberikan aku senyum terindah…
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juni 2007 Diana Pujihastuti
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEADILAN INTERAKSIONAL DENGAN
INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PDAM CILACAP
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keadilan
interaksional dengan intensi turnover pada karyawan PDAM Cilacap. Asumsinya
adalah jika keadilan interaksionalnya tinggi maka intensi turnover rendah.
Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan negatif antara keadilan
interaksional dengan intensi turnover.Variabel dalam penelitian adalah keadilan interaksional sebagai variabel
bebas dan intensi turnover sebagai variabel tergantung. Jumlah subjek dalam
penelitian ini sebanyak 55 karyawan dengan kriteria memiliki jabatan dibawah
direksi, usia antara 20-40 tahun, masa kerja 0-10 tahun dan pendidikan minimal
SMU. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran skala keadilan
interaksional dan skala intensi turnover. Dari 120 item, terdapat 51 item valid dan
9 item gugur pada skala keadilan interaksional dan 30 item valid dan 30 item
gugur pada skala intensi turnover. Reliabilitas yang dihasilkan dari uji coba skala
adalah sebesar 0,967 pada skala keadilan interaksional dan reliabilitas sebesar
0,947 pada skala intensi turnover.Hasil analisis data menyatakan bahwa sebaran data normal dan linear.
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment
dari Pearson dengan bantuan SPSS for Windows versi 13.00. Hasil penghitungan
yang diperoleh menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r) yang didapatkan
sebesar -0,862 (p<0,01). Hal ini berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini
diterima.
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN INTERACTIONAL JUSTICE AND
TURNOVER INTENTION IN PDAM'S CILACAP EMPLOYEES
The research aims to know the relationship between interactional justice
and turnover intention in PDAM's Cilacap employees. The assumption is if the
interactional justice is higher so the turnover intention is lower. The existancy of
the negative relation between interactional justice with the turnover intention
propose as the hypothesis of this research.The research variable is interactional justice as the independent variable
and turnover intention as the dependent variable. The subject of this research are
55 employees with position under director, who has age between 20-40 years old,
with tenure between 0-10 years, and the minimum educated of Senior High
School. The data collection was done through scattered interactional justice scale
and turnover intention scale. From 120 items, there are 51 items valid and 9 items
invalid for interactional justice scale and 30 items valid and 30 items invalid for
turnover intention scale. The trying out of two scales resulted reliability 0,967 for
interactional justice scale and reliability 0,947 for turnover intention scale.The result of the data analysis reveals that the distribution of the data is
normal and linier. The data research are analyzed using correlation technique of
Product Moment from Pearson helped by SPSS for Windows version 13.00. The
result shows that the coefficient correlation was -0,862 (p<0,01). It means that the
hypothesis of this research is accepted.KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala cinta kasih-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai
pihak yang telah memberikan bantuan yang sangat berarti. Sehubungan dengan
itu, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan kesempatan aku hidup
sehingga aku dapat berkarya sampai saat ini.
2. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., sebagai Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Kristiana Dewayani, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan skripsi berlangsung.
4. Sylvia Carolina MYM S.Psi., M.Si., selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan demi tersempurnanya skripsi ini.
5. P. Henrietta P.D.A.D.S, S.Psi., selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan demi penyempurnaan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi masa depan
7. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Sanata Dharma: mba'Nanik, mas
Gandung, pak Gik, mas Doni dan mas Muji, makasih banyak…
8. Drs. Budi Gagak Handoko, MM selaku direktur utama PDAM Cilacap yang
telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan penelitian di PDAM Cilacap.
9. Adi Tjahjono, S.Sos selaku karyawan personalia yang telah membantu
penulis selama melakukan penelitian di PDAM Cilacap.
10. Seluruh karyawan PDAM Cilacap yang menjadi subyek dalam penelitian
ini. Terima kasih atas kesediaannya untuk mengisi kuesioner di tengah kesibukan Anda sekalian.
11. Mas Toni yang telah banyak membantu selama pengambilan data tryout.
Makasih yo Mas…
12. Papaku Tercinta “Babe Hardjo” yang telah mendidik dan membesarkanku
dengan setiap keringat yang terkuras untuk keberhasilanku. Maafkan jikaselama ini aku belum menjadi anak yang terbaik buat Papa. I Luv U Pa..
13. Mamaku Tercinta “Mama Pud”, di setiap doanya namaku disebut dan di
setiap air susu yang mengalir membuatku semakin kuat dalam menghadapi segala persoalan yang kuhadapi. Maafkan jika selama ini aku belum bisa nurut sama mama. Makasih buat semuanya.. I Luv U Ma…
14. Kakakku terkasih, mba'Rita & mas Rico; mba'Tiwuk & mas Dewo yang
telah banyak memberikan perhatian&nasihat2 yang sangat berguna buat diriku. Maafin ya kalau adekmu ini banyak nyusahin. Tapi yang pasti…Aku15. Keponakanku yang lucu2, Arya-Rangga, yang selalu menghiburku di setiap senyumannya. Te'Nok dah lulus nih, hehehe… ☺
16. Michael Iron Pratama… Terima kasih buat kebersamaan yang indah ini selama lebih dari 3 tahun. Tanpa dorongan dan semangat yang kamu berikan mungkin skripsi ini belum terselesaikan. Makasih juga buat pinjaman pundaknya yang selalu memberikan ketenangan di saat ku sedih..
I luv U Nduth 17. “ R 4708 EK ” yang selalu menemaniku kemanapun aku melangkah walaupun di saat panas, dingin, maupun hujan.
18. Keluarga Besar Alm Sunardi Sastrosuhardjo, Manjung Sawit Boyolali: Budhe Nik, Budhe Tik, Budhe Sri, mba'Atik, mba'Dewi, Fatma, dan semua saudara2ku. Terima kasih telah menjadi saksi perjalanan hidupku selama 22 tahun ini. Aku mencintai kalian semua…
19. Keluarga Besar mbah'putri Nglungge…Terima kasih buat kebersamaan, doa dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini. Buat Sandra&Ririn yang dengan rela mengantarku walaupun kalian lelah. Aku mencintai kalian semua…
20. Ana, Dhanie, Dyaz, Melan, Linda. Makasih buat persahabatan yang indah selama 4 tahun ini.. teman2 yang gila, asyik, tapi juga enak diajak diskusi ya itulah kalian itu.. ☺ “ Dol, kapan nyusul?hehehe..semangat ye!..”
21. Beni, Indri, Atok, Nanang, Rondang, Galih.. Kalian emang sahabatku yang baik dan selalu memberikan semangat di saat ku lelah.. Makasih buat
22. Teman-teman angkatan 2003 yang selalu berjuang meraih cita-citanya. Ayo
Semangat guys! Miu…akhirnya qta bisa pendadaran juga,hehe.. Sadel, Dhani, Suster, Melati, Marin, Prima, Okie, Ayu “ndut”, Wahyu, Ani, Risa, Lina, Nat2, Anie, Devita, dan teman2 kampusku lainnya “ makasih ya..”
23. Linggar, Yani, Angel, Heni, Laura, Erika, Gatha, Eva dan Cantex. Terima
kasih buat masa-masa yang indah ketika kita di stece dulu.. gila abis pokoknya euy.. ☺
24. Sahabat-sahabat rohaniku.. Ajiek, Nirma, Iit, Sari, mba Desi, mas Cahyo,
mba Yayik, Adi, Lia, Seto, Jepli, Budex, Egi, I-one, Anes, Yudi, Vivi, dan masih banyak lagi.. “ makasih ya…”25. Semua pihak yang tidak bisa kusebutkan satu-persatu.. terima kasih buat semuanya.. Tuhan memberkati kalian semua..
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belumlah sempurna. Maka dari itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
semakin sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi rekan-rekan mahasiswa
Fakultas Psikologi pada khususnya.Penulis Diana Pujihastuti
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………... i
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii
MOTTO……………………………………………………………………… iv
PERSEMBAHAN………………………………………………………........ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………….. vi
ABSTRAK………………………………………………………………….. vii
ABSTRACT………………………………………………………………… viii
KATA PENGANTAR………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………… xiii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………... xvi
DAFTAR BAGAN………………………………………………………….. xvii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xviii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….. 1 A. Latar Belakang Masalah………………………………………. 1 B. Rumusan Permasalahan……………………………………….. 7 C. Tujuan Penelitian……………………………………………… 7 D. Manfaat Penelitian…………………………………………….. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 9 A. Intensi Turnover………………………………………………. 9
1. Pengertian Intensi…………………………………………. 9
2. Pengertian Turnover……………………………………… 12
3. Pengertian Intensi Turnover……………………………… 14
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Turnover………......... 17
B. Keadilan Interaksional………………………………………... 22
1. Pengertian Keadilan Interaksional……………………….. 22
2. Aspek-aspek Keadilan Interaksional……………………... 24
3. Dampak Keadilan Interaksional………………………….. 29
C. Hubungan Keadilan Interaksional dengan Intensi Turnover…. 32
D. Hipotesis……………………………………………………… 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………….. 35
A. Jenis Penelitian……………………………………………….. 35 B. Variabel Penelitian…………………………………………… 35 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian…………………….. 35 D. Subyek Penelitian…………………………………………….. 37 E. Metode Pengumpulan Data…………………………………... 38 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur…………………………. 42 G. Metode Analisis Data………………………………………… 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………… 451. Sejarah Singkat………………………………………….. 45
2. Tujuan Pendirian PDAM……………………………….. 46
3. Visi dan Misi PDAM…………………………………… 46
4. Struktur Organisasi……………………………………… 49
5. Karyawan PDAM………………………………………. 49
B. Persiapan Penelitian………………………………………… 51
1. Perijinan Penelitian……………………………………... 51
2. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur……………………….. 51
3. Hasil Uji Coba Alat Ukur……………………………….. 51
C. Pelaksanaan Penelitian………………………………………. 55
D. Hasil Analisis Data………………………………………….. 56
1. Deskripsi Data…………………………………………... 56
2. Uji Asumsi………………………………………………. 58
3. Uji Hipotesis……………………………………………. 59
E. Pembahasan………………………………………………….. 59
BAB V PENUTUP………………………………………………………. 64 A. Kesimpulan…………………………………………………. 64 B. Saran………………………………………………………… 64 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 66 LAMPIRAN…………………………………………………………………. 69
DAFTAR TABEL
HalamanTabel 1. Distribusi Aitem Skala Intensi Turnover Sebelum Uji Coba………... 40
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Keadilan Interaksional Sebelum Uji Coba…. 41
Tabel 3. Daftar Karyawan Berdasarkan Pusat/Cabang/Unit…….……………. 50
Tabel 4. Tabel Aitem Setelah Uji Coba Skala Intensi Turnover……………... 52
Tabel 5. Distribusi Aitem Skala Intensi Turnover Setelah Uji Coba…………. 53
Tabel 6. Tabel Aitem Setelah Uji Coba Skala Keadilan Interaksional……….. 54
Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Keadilan Interaksional Setelah Uji Coba…... 55
Tabel 8. Tabulasi Data Subyek Penelitian……………………………………. 56
Tabel 9. Deskripsi Data Penelitian……………………………………………. 57
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 1. Kerangka Konseptual untuk Meramalkan Suatu IntensiAtau Perilaku Tertentu………………………………………… 10 Bagan 2. Bagan Model Hubungan Perantara Mobley…………………… 15 Bagan 3. Bagan Withdrawal Cognition versi Hom, Caranikas-Walker, Prussia & Griffeth…………………………………………….... 16
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A. SKALA UJI COBA……………………………………… 69
LAMPIRAN B. HASIL UJI COBA………………………………………. 78
LAMPIRAN C. RELIABILITAS ALAT UKUR…………………………. 94
LAMPIRAN D. SKALA PENELITIAN………………………………….. 102
LAMPIRAN E. HASIL PENELITIAN………………………………….... 109
LAMPIRAN F. UJI NORMALITAS……………………………………... 131
LAMPIRAN G. UJI LINEARITAS……………………………………...... 132
LAMPIRAN H. UJI HIPOTESIS …………………………………………. 133
LAMPIRAN I. SURAT KETERANGAN PENELITIAN………………… 134
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluar masuknya karyawan dari organisasi atau perusahaan adalah
suatu fenomena penting dalam kehidupan organisasi. Hal ini dikarenakan
fenomena keluar masuknya karyawan akan merugikan perusahaan-perusahaan
yang sedang ingin berkembang dan maju. Menurut Spector (1996) pada setiap
perusahaan pasti selalu ada karyawan yang mengundurkan diri daripekerjaannya. Pengunduran diri karyawan ini disebut dengan istilah turnover.
Turnover adalah putusnya hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan tempat ia bekerja secara permanen dengan cara keluar atau berpindah perusahaan secara sukarela tanpa pemberian imbalan maupun secara terpaksa disertai dengan pemberian imbalan dari perusahaan (Spector, 1996).
Fenomena turnover ini menjadi layak untuk diperbincangkan karena turnover sendiri dapat menyebabkan pengeluaran tenaga dan biaya yang tidak
sedikit. Selain itu, bila tidak cepat diatasi, maka turnover ini bisa menghambat
efektivitas dan efisiensi kerja yang selanjutnya akan menurunkan tingkat produktivitas (Damayanti, 2003).Menurut Simamora (1997), tingkat turnover yang tinggi merupakan ukuran yang sering digunakan sebagai indikasi adanya masalah yang
sampai pada tingkat yang diterima karena turnover sendiri membutuhkan
biaya yang mahal. Namun demikian, mempertahankan tingkat turnover
sebesar nol adalah tidak realistik dan bahkan tidak dikehendaki.Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa turnover merupakan
masalah yang sangat serius bagi perusahaan karena selalu mengeluarkan
anggaran yang tidak sedikit (Maeir, 1946; Staw, 1991). Lebih kompleks lagi,
permasalahan turnover membawa kerugian yang besar terhitung dari proses
rekruitmen, seleksi, orientasi, penempatan, pelatihan, penilaian prestasi kerja,
perencanaan dan pengembangan karir, pemberian imbal jasa, hubungan
industrial, pembentukan budaya dan etos kerja sampai pemutusan hubungan
kerja (Cowsey & Wedley dalam Handoyo, 1998).Menurut Spector (1996) ketika laju turnover semakin tinggi maka
karyawan menjadi semakin tidak berpengalaman dan tidak terlatih. Akibatnya
karyawan menjadi tidak efisien dan mengalami kesulitan dalam mencapai
tujuan perusahaan.Mobley (1986) menambahkan akibat-akibat negatif yang dapat
ditimbulkan turnover yaitu masalah biaya, masalah prestasi, masalah pola
komunikasi dan sosial, merosotnya semangat kerja, strategi-strategi
pengendalian yang kaku dan biaya-biaya peluang strategik. Turnover dapat
merugikan perusahaan yang sedang berkembang karena membutuhkan biaya
yang besar. Masalah prestasi terkait dengan potensi karyawan yang baru
belum tentu sama dengan karyawan yang keluar. Turnover juga akan
jaringan komunikasi atau merupakan kelompok kerja yang terpadu sehingga
akan berakibat negatif bagi karyawan lain yang masih tinggal. Mereka merasa
terbebani dengan pekerjaan yang ditinggalkan karyawan yang keluar dan
dapat menurunkan semangat kerja sehingga karyawan yang tadinya tidak
berniat untuk mencari pekerjaan lain akan mulai mencarinya. Akibat negatif
lain bagi perusahaan yaitu akan dilaksanakan strategi-strategi dan kebijakan-
kebijakan pengendalian pergantian karyawan yang kaku seperti kenaikan gaji
yang pukul rata, pelatihan-pelatihan “kilat” tentang hubungan sosial dan lain
sebagainya. Selain itu, turnover juga berdampak pada perusahaan untuk
menunda atau membatalkan usaha-usaha yang mempunyai keuntungan cukup
besar.Terjadinya turnover sebenarnya dapat diprediksikan sebelumnya
dengan apa yang disebut intensi turnover. Shore dan Martin (dalam Handi,
2003) melihat bahwa intensi turnover merupakan variabel tergantung yang
tepat karena intensi turnover terkait erat dengan turnover sebenarnya. Smither
(1994) juga menambahkan bahwa sebenarnya turnover tidak bisa diukur
secara langsung dan intensi turnover merupakan prediktor terbaik dari
perilaku seseorang untuk melakukan turnover.Intensi turnover adalah besarnya niat seseorang untuk keluar dari
perusahaan tempat ia bekerja secara permanen dan kemudian pindah ke
perusahaan lain (Staw, 1991). Intensi turnover inilah yang kemudian
termanifestasikan dalam tindakan nyata yaitu turnover (Smither, 1994). Hal
Mobley yang menyatakan bahwa intensi untuk keluar dari perusahaan
merupakan variabel yang mendorong terjadinya turnover pada karyawan
(Mobley, 1986). Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebelum muncul tindakan nyata dalam diri seseorang pasti akan muncul apa yang disebut intensi.Ada banyak hal yang bisa mempengaruhi turnover seorang karyawan. Beberapa peneliti menjelaskan bahwa turnover dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang kompleks; antara lain yaitu usia dan jabatan, lama bekerja, tingkat
pendidikan dan intelegensi, komitmen terhadap perusahaan, kepuasaan kerja
dan stres kerja (Mobley, 1986). Selain itu, Smither (1994) menambahkan
bahwa turnover juga dipengaruhi oleh tersedianya lapangan pekerjaan.Menurut Slum dkk (Damayanti, 2003) perusahaan harus
memperhatikan beberapa hal agar karyawan merasa betah bekerja dalam
perusahaan sehingga tidak berniat untuk mencari pekerjaan lain. Beberapa haltersebut antara lain (1) Imbal jasa yang memadai. Hal ini merupakan faktor
utama mengapa orang mau bekerja, jika faktor ini tidak dipenuhi tidak heran bila dalam perusahaan terjadinya turnover yang tinggi. (2) Suasana kerja yangmenyenangkan. Suasana kerja yang menyenangkan akan membuat para
karyawan betah bekerja untuk jangka panjang. (3) Keadilan. Pada dasarnya
setiap orang ingin diperlakukan secara adil, maka perusahaan pun harus
memberikan hal ini kepada setiap karyawan. (4) Pemerataan kesempatan
berkembang. Perusahaan harus membangun sistem yang memungkinkan
karyawan untuk terus mengembangkan diri.Seperti yang telah dijelaskan oleh Slum dkk (Damayanti, 2003),
meskipun masalah keadilan hanya merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi bertahan tidaknya karyawan dalam perusahaan, namun ketiga
faktor lainnya juga banyak melibatkan rasa keadilan. Hal ini dikarenakan
karyawan yang tidak diberi penjelasan bagaimana keputusan itu ditentukan
terkadang merasa diperlakukan tidak adil dan mereka nantinya akan bereaksi
terhadap keputusan tersebut.Keadilan interaksional sebagai salah satu jenis keadilan dalam
organisasi, sedikit banyak memberikan pengaruh pada sikap dan perilaku
karyawan. Keadilan interaksional berkaitan dengan kepekaan organisasi dalam
memperlakukan dan menjalin hubungan dengan karyawan secara hormat
(Landy & Conte, 2004). Salah satu argumen penting keadilan interaksional
adalah adanya anggapan bahwa aspek penting dari keadilan ketika orang
berhubungan dengan pemegang kekuasaan adalah rasa hormat dan
menghargai sebagai cerminan dari sensitivitas sosial kepada penguasa
(Skarlicki & Folger, 1997).Berbagai penelitian tentang keadilan interaksional telah banyak
dilakukan. Damayanti (2003) menyebutkan bahwa ada hubungan antara
keadilan interaksional dan komitmen organisasi. Kusumawardani (2007) juga
menemukan bahwa keadilan interaksional mempengaruhi tinggi rendahnya
komitmen karyawan. Selain itu, Barling & Philips (Colquitt, 2001)
mengemukakan bahwa keadilan interaksional mempengaruhi perilaku
seseorang akan mempersepsi keadilan interaksional ketika sedang berhadapan
dengan pembuat keputusan.Keadilan interaksional dalam organisasi meliputi penghargaan,
netralitas dan kepercayaan. Setiap karyawan membutuhkan penghargaan atas
statusnya sebagai individu. Perlakuan yang bijak, sopan, menghargai hak dan
menghormati dari penguasa kepada anggota kelompok merupakan bagian dari
penghargaan (Faturochman, 2002). Perusahaan yang kurang mampu
memberikan penghargaan terhadap karyawannya baik itu berupa sikap,
tindakan maupun kata-kata yang mencerminkan penghargaan maka akan
mengakibatkan merosotnya semangat kerja.Aspek netralitas dari perusahaan juga sangat penting bagi karyawan.
Netralitas berarti bahwa dasar-dasar dari pengambilan keputusan adalah
berdasarkan fakta bukan opini, adanya keterlibatan orang ketiga dalam
menyelesaikan masalah dan tidak adanya perbedaan perlakuan antara satu
orang dengan yang lainnya (Faturochman, 2002). Karyawan akan merasa
malas dalam bekerja apabila terdapat ketidaknetralan dalam perusahaan
tempatnya bekerja.Menurut Brockner & Siegel (dalam Faturochman, 2002), kepercayaan
merupakan salah satu bagian penting dari keadilan interaksional. Kepercayaan
didefinisikan sebagai harapan pihak lain dalam melakukan hubungan sosial,
yang didalamnya tercakup risiko yang berkaitan dengan harapan itu. Artinya
bila seseorang mempercayai orang lain, ketika hal itu tidak terbukti, ia akan
(Faturochman, 2002). Kurangnya kepercayaan yang diberikan perusahaan terhadap karyawan akan mengakibatkan karyawan merasa tidak dihargai dan tidak dipedulikan keberadaannya. Ketidakpedulian ini bisa menurunkan motivasi karyawan untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.
Handi (2003) mengatakan bahwa meskipun penelitian-penelitian sebelumnya banyak yang meneliti tentang keadilan organisasi, namun sedikit penelitian yang menguji hubungan antara keadilan organisasi dan intensi turnover . Selain itu penelitian-penelitian sebelumnya dalam bidang keadilan organisasi hanya dilakukan terutama dalam seting laboratorium dan mengabaikan elemen-elemen yang berpengaruh terhadap perilaku individu dalam seting organisasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara keadilan interaksional dengan intensi turnover .
B. Rumusan Permasalahan Masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah ada hubungan antara keadilan interaksional dengan intensi turnover?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keadilan interaksional dengan intensi turnover.
D. Manfaat Penelitian
Diketahuinya hubungan antara keadilan interaksional dengan intensi turnover diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis : Menambah kajian atau bahasan teoritis dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi tentang keputusan seorang karyawan suatu perusahaan untuk melakukan turnover yang dipengaruhi oleh keadilan interaksional, dan khususnya pada bidang Psikologi Sumber Daya Manusia mengenai kaitan karyawan sebagai sumber daya manusia dengan perusahaan dimana setiap saat karyawan memiliki kemungkinan untuk melakukan turnover.
2. Manfaat Praktis : a.
Perusahaan Memberi gambaran bagi perusahaan mengenai penerapan prinsip-prinsip keadilan interaksional yang sesuai dengan harapan karyawan sehingga bisa mencegah karyawan untuk melakukan turnover .
b.
Karyawan Sebagai bahan refleksi atau evaluasi dalam bekerja, khususnya berkaitan dengan hubungan antara keadilan interaksional dan intensi turnover .
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Turnover
1. Pengertian Intensi
Fishbein & Ajzen (1975) menyatakan bahwa tingkah laku yang muncul pada manusia merupakan pembentukan hubungan timbal balik antara keyakinan (belief), sikap (attitude) dan intensi (intention) individu.
Keyakinan dikategorikan sebagai aspek kognitif yang melibatkan pengetahuan, pendapat, dan pandangan individu terhadap objek. Sikap dikategorikan sebagai aspek afektif yang mengarah pada perasaan individu terhadap suatu objek serta evaluasi yang dilakukannya. Sedangkan intensi dikategorikan sebagai aspek konatif yang menunjukkan intensi individu dalam bertingkah laku (behavioral intention) dan bertindak ketika berhadapan langsung dengan objek. Hubungan antara ketiganya secara skematis dapat dilihat pada bagan 1.
Fishbein & Ajzen (1975) mengemukakan bahwa intensi individu untuk melakukan perilaku tertentu merupakan fungsi dari dua komponen utama yaitu : a.
Komponen sikap, yaitu sikap individu terhadap dilakukannya perilaku tertentu. b.
Komponen norma subjektif, yaitu berhubungan dengan keyakinan individu tentang pandangan orang lain atau tekanan sosial yang ada di lingkungannya.
Bagan 1 Kerangka Konseptual untuk Meramalkan Suatu Intensi Atau Perilaku Tertentu (Fishbein & Ajzen, 1975) Sikap terhadap Keyakinan akan akibat perilaku X dari perilaku X
Intensi untuk Perilaku X melakukan perilaku X Keyakinan normatif Norma subyektif akan akibat perilaku X tentang perilaku X : Pengaruh
: Umpan balik Penjelasan Bagan Keyakinan akan akibat perilaku X adalah komponen yang berisikan
aspek tentang X yaitu akibat positif dan negatif yang didapat subjek bila
tentang perilaku tersebut, akan semakin positif sikap subjek terhadap
perilaku tersebut.Keyakinan normatif akan akibat perilaku X adalah komponen
pengetahuan tentang X yang merupakan pandangan atau pendapat orang
lain yang memberi pengaruh terhadap kehidupan seorang individu, dimana
individu tersebut dapat menerima atau menolak pengaruh-pengaruh
tersebut. Pengaruh yang diterima oleh individu akan membentuk norma
subjektif individu tentang perilaku X. Jadi norma subjektif tersebut
berisikan keputusan yang dibuat individu setelah mempertimbangkan
pandangan orang-orang yang mempengaruhi dunianya.Intensi seseorang untuk melakukan suatu perilaku didasari oleh sikap
orang tersebut terhadap perilaku itu dan norma subjektif tentang perilaku
tersebut (Fishbein & Ajzen, 1975). Sikap terhadap perilaku merupakan
fungsi dari keyakinan terhadap perilaku tersebut. Keyakinan yang
dimaksud disini adalah bahwa individu yakin bahwa perilaku yang
dilakukan memberikan hasil. Sedangkan norma subjektif merupakan
fungsi dari keyakinan individu terhadap norma yang diberlakukan pada
lingkungannya. Keyakinan normatif akibat perilaku tersebut terbentuk dari
umpan balik yang diberikan oleh perilaku itu sendiri. Keyakinan terhadap
norma ini akan mempengaruhi norma subjektif yang kemudian akan
mempengaruhi intensi individu untuk melakukan perilaku.Menurut Fishbein & Ajzen (1975) intensi melibatkan empat elemen yang berbeda, yaitu :
1. Behavior : Tingkah laku yang akan dilakukan
2. Target : Tujuan dari perilaku tersebut
3. Time : Waktu terjadinya perilaku tersebut 4.
Situation : Keadaan pada saat tindakan dilaksanakan, penyebab
mengapa tingkah laku itu dilaksanakan.
Setiap elemen di atas memiliki tingkat kekhususan yang berbeda. Pada tingkat yang paling spesifik keempat elemen akan tercakup didalamnya yaitu seorang individu bermaksud untuk melakukan suatu tindakan tertentu yang berhubungan dengan targetnya dalam situasi dan waktu tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa intensi adalah kemungkinan subjektif seorang individu untuk melakukan suatu perilaku tertentu yang
berhubungan dengan target yang hendak dicapai dalam situasi dan waktu
tertentu, serta dipengaruhi oleh sikap dan norma subjektif yang dimiliki.
2. Pengertian Turnover
Cascio (1998) mendefinisikan turnover sebagai berhentinya
hubungan kerja secara permanen antara perusahaan dengan karyawannya,
tidak disebabkan karena kematian, pensiun atau PHK. Spector (1996) mengungkapkan bahwa turnover adalah putusnya hubungan kerja antara
cara keluar atau berpindah perusahaan secara sukarela atau dengan
terpaksa dan disertai dengan pemberian hadiah. Maeir (1946)
mengungkapkan bahwa turnover adalah perpisahan antara perusahaan
dengan pekerja, sedangkan Scott (Anggraeni, 2004) mendefinisikan gejala
turnover sebagai perpindahan tenaga kerja dari dan ke sebuah perusahaan.Minner (Anggraeni, 2004) memberi batasan tentang turnover sebagai
karyawan yang meninggalkan perusahaan tempat dia bekerja secara
permanen. Sedangkan Mobley (1986) memberi batasan tentang turnover
sebagai berhentinya individu dari anggota suatu organisasi yang disertai
dengan pemberian imbalan keuangan oleh organisasi yang bersangkutan.
Pemberhentian tersebut menurut Robbins (dalam Anggraeni, 2004)
dibedakan menjadi 2 tipe yaitu turnover yang sukarela atau yang tidak
diprakarsai oleh perusahaan (voluntary turnover) dan tipe turnover yang
terpaksa atau yang diprakarsai oleh perusahaan, ditambah dengan
kematian dan pengunduran diri atas desakan.