UPAYA MENINGKATKAN PERCAYA DIRI ANAK MELALUI KEGIATAN MENARI PADA ANAK KELOMPOK B Upaya Meniningkatkan Percaya Diri Anak Melalui Kegiatan Menari Pada Anak Kelompok B TK Gabus 1 Ngrampal, Sragen Tahun Ajaran 2012-2013.
UPAYA MENINGKATKAN PERCAYA DIRI ANAK MELALUI
KEGIATAN MENARI PADA ANAK KELOMPOK B
TK GABUS 1 NGRAMPAL, SRAGEN
TAHUN AJARAN 2012-2013
NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S1
Pendidikan Anak Usia Dini
DISUSUN OLEH :
KLARA SISKA CLAUDIA
A520090018
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
UPAYA MENINGKATKAN PERCAYA DIRI ANAK MELALUI
KEGIATAN MENARI PADA ANAK KELOMPOK B TK GABUS 1
NGRAMPAL SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/ 2013
KLARA SISKA CLAUDIA, A 520090018, Program Studi Pendidikan Anak Usia
Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013,89 Halaman
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan percaya diri anak melalui
kegiatan menari di TK Gabus 1, Ngrampal, Sragen tahun ajaran 2012/ 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian tindakan ini
adalah siswa kelompok B TK Gabus 1 yang berjumlah 25 siswa yaitu 12
perempuan, dan 13 siswa laki-laki. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara guru,
peneliti, dan kepala sekolah. Data yang diperoleh dikumpulkan melalui observasi
yaitu dengan lembar observasi penerapan kegiatan menari, wawancara yang
digunakan adalah antara peneliti dan anak, dan dokumentasi dalam penelitian ini
yaitu daftar foto anak saat berlangsungnya kegiatan menari. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat percaya diri anak kelompok B TK Gabus 1,
Ngrampal, Sragen tahun ajaran 2012/ 2013 sebelum dilaksanakan tindakan
sebesar 20%. Setelah dilakukan tindakan yang telah disepakati dengan
menggunakan kegiatan menari sebagai upaya peningkatannya, percaya diri anak
diperoleh hasil yaitu siklus 1 menjadi 36%, siklus II meningkat menjadi 60%, dan
siklus yang ke III percaya diri anak menjadi 80%. Adanya peningkatan dari setiap
siklus menunjukkan bahwa penelitian ini sudah memenuhi indikator pencapaian.
Berdasarkan data penelitian tindakan kelas tersebut maka hipotesis tindakan yang
menyatakan “Diduga dengan menggunakan kegiatan menari dapat meningkatkan
percaya diri anak kelompok B TK Gabus 1 tahun ajaran 2012/ 2013” terbukti dan
dapat diterima kebenarannya.
Kata kunci : percaya diri, kegiatan menari
dimaksud dengan Taman Kanak-
PENDAHULUAN
Menurut undang-undang No.
kanak adalah salah satu bentuk
20 tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan
Pendidikan Nasional, Pendidikan
menyediakan program pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana
dini bagi anak usia 4 tahun sampai
untuk mewujudkan suasana belajar
memasuki
dan
agar
Taman Kanak-kanak merupakan
aktif
salah satu bentuk pendidikan pra
mengembangkan potensi dirinya
sekolah yang diluar jalur sekolah.
untuk memiliki kekuatan spiritual
(Kamtini, 2005: 25)
proses
peserta
pembelajaran
didik
keagamaan,
secara
pengendalian
diri,
kanak
mulia,
pendidikan
diperlukan
ketrampilan
yang
dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara.
Dalam
undang-undang
sekolah
pendidikan
Pendidikan
kepribadian, kecerdasan, akhlak
serta
pra
dasar.
Taman
merupakan
peranan
penting
strategis
dalam
Kanak-
sub
nasional
sistem
memiliki
dan
tujuan pendidikan nasional. Taman
Kanak-kanak
sangat
tahun
mempercepat
kesempatan
tentang
Sistem
sangat
mewujudkan
Republik Indonesia Nomor 20
2003
yang
membantu
Pendidikan Nasional pasal 28 ayat
bangsa
3 menyatakan bahwa pendidikan
pendidikan,
anak
proses pendidikan pada jenjang
usia
pendidikan
Taman
dini
pada
formal
berbentuk
Kanak-kanak.
kanak-kanak
jalur
Taman
menjalankan
memasuki
anak
dan
selanjutnya.
Untuk
dunia
keberhasilan
berhasilnya
penyelenggaraan
proses
pendidikan Taman Kanak-kanak
pendidikan untuk mengembangkan
dalam
kepribadian dan potensi diri sesuai
pendidikan
dengan
perkembangan
diharapkan oleh tujuan pendidikan
peserta didik. Sedangkan dalam PP
Taman Kanak-kanak, maka model
RI nomar 27 tahun 1990 tentang
pendidikan yang digunakan harus
pendidikan pra sekolah bab 1 ayat
dapat
2
semua perilaku dan kemampuan
tahap
dinyatakan
bahwa
yang
mewujudkan
hasil
seperti
yang
menumbuhkembangkan
dasar
yang
di
miliki
anak,
Menurut
ahli
termasuk jasmani dan rohaninya.
Sigmund
Taman
memiliki
adalah suatu tingkatan rasa sugesti
yang
tertentu yang berkembang dalam
mengarah kepada pengembangan
diri seseorang sehingga merasa
semua perilaku dan kemampuan
yakin dalam berbuat sesuatu. Rasa
dasar yang di miliki anak yang
percaya diri pada anak perlu
mencakup pemgembangan Nilai
ditanamkan sejak anak berusia
Moral dan Agama, Fisik Motorik,
dini. Hal ini sangat penting sebagai
Kognitif,
dasar anak untuk menerobos suatu
Kanak-kanak
program
pendidikan
Bahasa,
dan
Sosial
Freud,
psikolog
Percaya
diri
peluang dan berani mengambil
Emosional.
Anak usia dini merupakan
resiko di masa yang akan datang.
masa-masa paling penting dan
Akan tetapi,banyak orang tua yang
kritis dalam pertumbuhan dan
mempunyai anak yang memiliki
perkembangannya. Baik itu dari
rasa percaya diri malah dianggap
seega pertumbuhan fisik maupun
sebagai anak nakal.
juga
Anak yang sejak kecil telah
merupakan masa penting bagi
memiliki karakter percaya diri
penanaman kebaikan (basic godnes
akan
) pada individu sehingga kelak
Karena anak terlalu agresif dan
akan
yang
berani,kadang-kadang tindakannya
berarakter (man with character ).
sedikit memalukan orang tuanya.
Oleh karena itu,sejak dini anak
Banyak diantara orang tua yang
perlu
bangga mempunyai anak yang
emosinya.
Masa
menjadi
ini
individu
diajarkan
pendidikan
merepotkan
orang
tua.
karakter dan ketrampilan hidup
pendiam,penurut,dan
yang baik agar kelak menjadi
Akan tetapi,anak pemalu justru
manusia
akan merepotkan di kemudian hari.
yang
Berdasarkan pengamatan yang
berkualitas,mandiri,percaya
diri,bertanggung
bermoral baik pula .
jawab,
pemalu.
dan
peneliti lakukan di TK Gabus 1,
Ngrampal, Sragen bahwa 20% dari
25 siswa sudah memiliki rasa
percaya diri yang cukup bagus. Hal
METODE PENELITIAN
Itu dapat peneliti amati ketika anak
Penelitian ini di lakukan secara
diminta ibu guru untuk maju ke
kolaboratif antara kepala sekolah, guru
depan kelas menyanyi, bercerita,
dan peneliti. Kepala sekolah, guru, dan
dan mau mengajukan pertanyaan
peneliti
kepada guru saat ada sesuatu yang
penelitian
belum
dan
pengumpulan
atau
Sementara itu
sebagai penerima
tindakan
penelitian
mereka
mengutarakan
pahami,
kemauan
pendapat.
Namun
prosentase
anak
demikian,
bertindak
sebagai
dalam
perencanaan
data
dalam
mitra
dan
penelitian.
adalah
sudah
seluruh siswa kelas B TK Gabus 1,
memiliki rasa percaya diri belum
Ngrampal, Sragen. Jumlah siswa pada
memuaskan
kelas B yaitu 25 siswa, yaitu 13 laki-
seluruh
kelas.
jika
jumlah
Maka
yang
kita
melihat
siswa didalam
dari
itu,penulis
laki dan 12 perempuan.
Peneliti
mengadakan
penelitian
menganggap bahwa hal ini adalah
pada waktu anak menempuh semester
suatu masalah yang harus segera di
genap tahun ajaran 2012 / 2013 yang
atasi.
melakukan
pelaksanaannya di rencanakan awal
konsultasi dan rundigan dengan
bulan Desember sampai awal Januari
guru di TK Gabus 1, Ngrampal,
tahun 2013.
Sragen
Setelah
factor
penyebab
tidak
Menurut
Saifuddin
Azwar
percaya diri adalah karena rasa
(2011:91) data penelitian digolongkan
malu. Dari keterangan para guru
sebagai data primer dan data sekunder.
mengenai penyebab timbulnya rasa
1. Data primer atau data tangan
tidak percaya diri, maka penulis
pertama
adalah
data
yang
memilih salah satu diantara banyak
diperoleh langsung dari subjek
cara yang bisa meningkatkan rasa
penelitian dengan mengenakan alat
percaya diri pada anak yaitu
pengukuran atau alat pengambilan
melalui kegiatan “menari “.
data langsung pada subjek sebagai
sumber informasi yang dicari. Data
primer dalam penelitian ini adalah
data tentang percaya diri anak dan
percaya diri anak. Alat yang
kegiatan menari.
dilakukan
dalam
pengamatan
2. Data sekunder atau data tangan
adalah lembar pengamatan dengan
kedua adalah data yang diperoleh
ceklist. Observer terlebih dahulu
lewat pihak lain, tidak langsung
menetapkan aspek–aspek tingkah
diperoleh oleh peneliti dari subjek
laku yang akan di observasi,
penelitiannya.
kemudian dibuat pedoman agar
Data
biasanya
sekunder
berwujud
data
memudahkan
dalam
pengisian
dokumentasi atau data laporan
observasi.
yang telah tersedia. Dalam hal ini
dinilai adalah percaya diri anak
meliputi
sebelum diterapkannya kegiatan
hasil
peningkatan
Aspek–aspek
dengan
yang
kemampuan percaya diri anak
menari
anak.
diterapkannnya kegiatan menari.
Metode pengumpulan data adalah
Metode
observasi
setelah
ini
penulis
suatu kegiatan untuk memperoleh data
gunakan untuk mengamati secara
yang dibutuhkan dan dapat diolah
langsung
menjadi
menari
suatu
data
yang
dapat
pelaksanaan
dalam
kegiatan
meningkatkan
disajikan sesuai dengan masalah yang
percaya diri anak
pada anak
dihadapi dalam penelitian ini. Metode
kelompok
Gabus
pengumpulan
Ngrampal, Sragen.
data
adalah
sebagai
B
TK
1,
2. Interview / Wawancara
berikut :
Wawancara merupakan alat
1. Observasi / Pengamatan.
Metode
observasi
yaitu
pengumpul data yang dilakukan
metode yang dilakukan dengan
dengan
melakukan pengamatan terhadap
langsung
obyek pada saat kegiatan belajar
Wawancara
berlangsung. Peneliti mengamati
orang–orang
kondisi
pembelajaran,
lingkungan sekitar anak yaitu guru
tingkah laku anak dan interaksi
dan teman sebaya. Wawancara
anak dalam menerima pelajaran
yang dilakukan adalah wawancara
dalam
bebas
interaksi
rangka
meningkatkan
cara
bertatap
dengan
responden.
dilakukan
dimana
yang
muka
dengan
ada
peneliti
di
bisa
yang
diri, disamping itu kegiatan menari
Peneliti
juga melibatkan keaktifan anak dalam
mengajukan beberapa pertanyaan
bergerak. Kegiatan menari dianggap
kepada responden secara lisan dan
tepat untuk meningkatkan percaya diri
juga
lisan.
anak. Dalam melaksanakan kegiatan
Pertanyaan yang diajukan dalam
menari anak merasa senang, riang,
interview
tidak bosan, meskipun masih perlu
memperoleh
lengkap
informasi
dan
dijawab
wawancara
padat.
secara
atau
berkaitan dengan masalah yang
bimbingan guru.
akan diteliti oleh peneliti yaitu
Berdasarkan permasalahan dan
tentang meningkatkan percaya diri
tujuan yang ingin dicapai dalam upaya
anak.
meningkatkan
3. Analisis dokumen / Dokumentasi
Teknik pengumpulan data
yang diperoleh dari arsip–arsip dan
percaya
diri
anak,
berikut dijabarkan hasil penelitian yang
meliputi proses pembelajaran dengan
menerapkan kegiatan menari.
Sebelum dilaksanakan penelitian
buku–buku tentang pendapat, teori,
dalil, catatan harian atau transkrip
siklus
1,
peneliti
terlebih
dahulu
nilai dan hukum–hukum yang
melakukan
awal
untuk
berhubungan dengan permasalahan
mengetahui kondisi sebenarnya dan
yang penulis teliti yaitu tentang
melakukan
percaya diri anak. Dokumentasi
melaksanakan tindakan. Berdasarkan
atau arsip dalam penelitian ini
survey, peneliti menemukan bahwa di
adalah tentang data tertulis anak
TK Gabus 1 percaya diri anak masih
didik, keadaan siswa serta guru,
rendah.
rencana kegiatan harian, rencana
berkolaborasi
bidang pengembangan.
mengatasi masalah tersebut dengan
survey
pertimbangan
Peneliti
dengan
untuk
kemudian
guru
untuk
menerapkan kegiatan menari untuk
HASIL PENELITIAN DAN
meningkatkan percaya diri anak.
PEMBAHASAN
1.
Kegiatan
menari
merupakan
kegiatan yang baik untuk membentuk
karakter anak untuk tampil percaya
Pembelajaran dengan menerapkan
kegiatan menari.
Proses
pembelajaran
melalui
kegiatan menari dilakukan melaui tiga
tahap yaitu : pembukaan, inti, dan
2.
Peningkatan percaya diri setelah
diterapkannya kegiatan menari.
penutup.
Berdasarkan
Adapun penjelasan pelaksanaannya
guru
Pembukaan
Pembukaan
diisi
dengan
mengambil
perhatian
percaya
diri
Selanjutnya
diisi
tujuan
anak.
menerapkan
dengan
untuk
kegiatan
meningkatkan
anak.
Adapun
dengan
peningkatan percaya diri anak
dan
dapat dilihat pada tabel berikut ini
:
akan dilaksanakan. Di samping
Tabel 4.7 Peningkatan Percaya Diri
itu, pada saat pembukaan guru
Anak
mengkondisikan
anak
demi
kelancaran kegiatan.
Aspe Sikl Sikl Sikl
k
us 1
Inti
Pada
kegiatan
us
II
III
Rasa
36
60
80
memberi contoh tari yang akan
perc
%
%
%
dilakukan bersama-sama. Setelah
aya
memberi contoh, guru menari
diri
bersama anak-anak. Setelah itu
anak
memberi
inti
us
guru
guru
kesempatan
kepada anak yang ingin dan
c.
pembelajaran
menari
apersepsi tentang kegiatan yang
b.
berhasil
salam, do’a, dan bernyanyi untuk
penyampaian
dari
siklus1, siklus II, dan siklus III,
adalah sebagai berikut :
a.
tindakan
Berdasarkan
gambaran
tabel
berani menari di depan teman-
tersebut dapat diketahui bahwa
temannya. Guru bertanya kepada
percaya diri anak didik sebelum
anak tentang bagaimana perasaan
tindakan
anak setelah menari.
diterapkannya
tindakan
Penutup
menunjukkan
peningkatan.
Kegiatan penutup dilakukan
review,
penguatan,
dan
pemberian reward kepada anak.
sampai
sesudah
Sebelum tindakan percaya diri
anak 20%, pada siklus I mencapai
36%, siklus II menunjukkan hasil
60%, dan siklus III percaya diri
Berdasarkan tabel di atas dapat
anak mencapai 80%. Dengan hal
dibuat grafik sebagai berikut :
ini peneliti dan guru melakukan
analisis
bahwa
penggunaan
Gambar 4.1
Grafik Perbandingan hasil Per
kegiatan atau metode yang tepat
Siklus
mempengaruhi hasil belajar anak
didik yang sesuai tujuan awal.
Berdasarkan
hasil
25
20
15
10
5
0
observasi
pada siklus I, II, dan III dapat
Belum
Tuntas
Siklus I
Siklus II
Siklus III
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tuntas
Tabel 4.9
Hasil Per Siklus
Gambar 4.2
Hasil Observasi
Siklus
Tuntas
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III
9 anak
Grafik Hasil Anak
Belum
Yang Tuntas Per Siklus
Tuntas
16 anak
25
20
15 anak
10 anak
15
10
20 anak
5 anak
Tuntas
5
0
Berdasarkan hasil observasi per
siklus yang menunjukkan peningkatan
yang
baik
maka
dapat
peneliti
simpulkan bahwa penelitian ini berhasil
karena sudah mencapai 80 % anak
yang
sudah tuntas
atau
memiliki
percaya diri yang baik melalui kegiatan
menari.
percaya diri anak mencapai 80%( 5
anak yang belum tuntas). Adanya
peningkatan hasil prosentase tiap siklus
SIMPULAN
Berdasarkan
tindakan
kelas
hasil
yang
penelitian
dilaksanakan
melalui beberapa tindakan mulai dari
menunjukkan
bahwa
pernyataan
kegiatan menari untuk meningkatkan
percaya diri dapat diterima nyatanya.
siklus I, siklus II, dan siklus III serta
seluruh hasil pembahasan dan analisis
yang dilakukan oleh guru dan peneliti
dapat diperoleh kesimpulan sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Anthony,
R.
Membangun Kepercayaan Diri.
(terjemahan
berikut :
Rahasia
1992.
Rita
Wiryadi).
Jakarta: BinarupaAksara.
Penerapan
kegiatan
menari
dapat
meningkatkan rasa dan sikap percaya
diri anak didik di TK Gabus 1
Ngrampal
Sragen
tahun
ajaran
2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya
peningkatan
rata-rata
dari
sebelum tindakan sampai pada siklus
III, yaitu sebelum tindakan 20% (15
anak yang belum tuntas), siklus I
menjadi 36% (16 anak yang belum
tuntas), siklus II menjadi 60% (10 anak
yang belum tuntas), dan siklus III
Azwar,
Saifuddin.
2011.
Metode
Penelitian. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Centi,P. J. 1995. Mengapa rendah Diri.
Yogyakarta : Karnius.
Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa Tidak
KanisiusDrajat , Z. 1994. Remaja,
Percaya Diri. Jakarta : Purwa
HarapandanTantangan.Jakarta :
Suara.
CV. Ruhama
Lauster, P. 1997. Test Kepribadian(
Hasan, Maimunah. 2009. Pendidikan
Anak Usia Dini. Yogyakarta :
terjemahan Cecilia, G. Sumekto
). Yokyakarta.Kanisius
Diva Press.
Lask, Bryan. 1991. Memahami dan
Hidajat,
Robby.
2006.
Seni
tari.
Malang : Jurusan seni dan Desain
Hakim. T, 2002, Mengatasi Rasa
Jakarta
Wijaya.2011.
Penelitian
Yogyakarta : Kanisius.
Suharsimi, DKK. 2007. Penelitian
tindakan kelas. Jakarta : Bumi
:PurwaSuara.
Kusumah,
Jakarta : PT Gramedia.
Lauster, P. 1997. Test Kepribadian.
edukasi Sastra.
TidakPercayaDiri,
Mengatasi Masalah Anak Anda.
Tindakan
Jakarta: Indeks.
Mengenal
Kelas.
Aksara.
http: //www. Masbow .com/ 2009/ 08/
percaya-diri-dalam-psikologi…
diakses tanggal 02 Nopember
2011.
KEGIATAN MENARI PADA ANAK KELOMPOK B
TK GABUS 1 NGRAMPAL, SRAGEN
TAHUN AJARAN 2012-2013
NASKAH PUBLIKASI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S1
Pendidikan Anak Usia Dini
DISUSUN OLEH :
KLARA SISKA CLAUDIA
A520090018
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
UPAYA MENINGKATKAN PERCAYA DIRI ANAK MELALUI
KEGIATAN MENARI PADA ANAK KELOMPOK B TK GABUS 1
NGRAMPAL SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/ 2013
KLARA SISKA CLAUDIA, A 520090018, Program Studi Pendidikan Anak Usia
Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013,89 Halaman
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan percaya diri anak melalui
kegiatan menari di TK Gabus 1, Ngrampal, Sragen tahun ajaran 2012/ 2013.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian tindakan ini
adalah siswa kelompok B TK Gabus 1 yang berjumlah 25 siswa yaitu 12
perempuan, dan 13 siswa laki-laki. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara guru,
peneliti, dan kepala sekolah. Data yang diperoleh dikumpulkan melalui observasi
yaitu dengan lembar observasi penerapan kegiatan menari, wawancara yang
digunakan adalah antara peneliti dan anak, dan dokumentasi dalam penelitian ini
yaitu daftar foto anak saat berlangsungnya kegiatan menari. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat percaya diri anak kelompok B TK Gabus 1,
Ngrampal, Sragen tahun ajaran 2012/ 2013 sebelum dilaksanakan tindakan
sebesar 20%. Setelah dilakukan tindakan yang telah disepakati dengan
menggunakan kegiatan menari sebagai upaya peningkatannya, percaya diri anak
diperoleh hasil yaitu siklus 1 menjadi 36%, siklus II meningkat menjadi 60%, dan
siklus yang ke III percaya diri anak menjadi 80%. Adanya peningkatan dari setiap
siklus menunjukkan bahwa penelitian ini sudah memenuhi indikator pencapaian.
Berdasarkan data penelitian tindakan kelas tersebut maka hipotesis tindakan yang
menyatakan “Diduga dengan menggunakan kegiatan menari dapat meningkatkan
percaya diri anak kelompok B TK Gabus 1 tahun ajaran 2012/ 2013” terbukti dan
dapat diterima kebenarannya.
Kata kunci : percaya diri, kegiatan menari
dimaksud dengan Taman Kanak-
PENDAHULUAN
Menurut undang-undang No.
kanak adalah salah satu bentuk
20 tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan
Pendidikan Nasional, Pendidikan
menyediakan program pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana
dini bagi anak usia 4 tahun sampai
untuk mewujudkan suasana belajar
memasuki
dan
agar
Taman Kanak-kanak merupakan
aktif
salah satu bentuk pendidikan pra
mengembangkan potensi dirinya
sekolah yang diluar jalur sekolah.
untuk memiliki kekuatan spiritual
(Kamtini, 2005: 25)
proses
peserta
pembelajaran
didik
keagamaan,
secara
pengendalian
diri,
kanak
mulia,
pendidikan
diperlukan
ketrampilan
yang
dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara.
Dalam
undang-undang
sekolah
pendidikan
Pendidikan
kepribadian, kecerdasan, akhlak
serta
pra
dasar.
Taman
merupakan
peranan
penting
strategis
dalam
Kanak-
sub
nasional
sistem
memiliki
dan
tujuan pendidikan nasional. Taman
Kanak-kanak
sangat
tahun
mempercepat
kesempatan
tentang
Sistem
sangat
mewujudkan
Republik Indonesia Nomor 20
2003
yang
membantu
Pendidikan Nasional pasal 28 ayat
bangsa
3 menyatakan bahwa pendidikan
pendidikan,
anak
proses pendidikan pada jenjang
usia
pendidikan
Taman
dini
pada
formal
berbentuk
Kanak-kanak.
kanak-kanak
jalur
Taman
menjalankan
memasuki
anak
dan
selanjutnya.
Untuk
dunia
keberhasilan
berhasilnya
penyelenggaraan
proses
pendidikan Taman Kanak-kanak
pendidikan untuk mengembangkan
dalam
kepribadian dan potensi diri sesuai
pendidikan
dengan
perkembangan
diharapkan oleh tujuan pendidikan
peserta didik. Sedangkan dalam PP
Taman Kanak-kanak, maka model
RI nomar 27 tahun 1990 tentang
pendidikan yang digunakan harus
pendidikan pra sekolah bab 1 ayat
dapat
2
semua perilaku dan kemampuan
tahap
dinyatakan
bahwa
yang
mewujudkan
hasil
seperti
yang
menumbuhkembangkan
dasar
yang
di
miliki
anak,
Menurut
ahli
termasuk jasmani dan rohaninya.
Sigmund
Taman
memiliki
adalah suatu tingkatan rasa sugesti
yang
tertentu yang berkembang dalam
mengarah kepada pengembangan
diri seseorang sehingga merasa
semua perilaku dan kemampuan
yakin dalam berbuat sesuatu. Rasa
dasar yang di miliki anak yang
percaya diri pada anak perlu
mencakup pemgembangan Nilai
ditanamkan sejak anak berusia
Moral dan Agama, Fisik Motorik,
dini. Hal ini sangat penting sebagai
Kognitif,
dasar anak untuk menerobos suatu
Kanak-kanak
program
pendidikan
Bahasa,
dan
Sosial
Freud,
psikolog
Percaya
diri
peluang dan berani mengambil
Emosional.
Anak usia dini merupakan
resiko di masa yang akan datang.
masa-masa paling penting dan
Akan tetapi,banyak orang tua yang
kritis dalam pertumbuhan dan
mempunyai anak yang memiliki
perkembangannya. Baik itu dari
rasa percaya diri malah dianggap
seega pertumbuhan fisik maupun
sebagai anak nakal.
juga
Anak yang sejak kecil telah
merupakan masa penting bagi
memiliki karakter percaya diri
penanaman kebaikan (basic godnes
akan
) pada individu sehingga kelak
Karena anak terlalu agresif dan
akan
yang
berani,kadang-kadang tindakannya
berarakter (man with character ).
sedikit memalukan orang tuanya.
Oleh karena itu,sejak dini anak
Banyak diantara orang tua yang
perlu
bangga mempunyai anak yang
emosinya.
Masa
menjadi
ini
individu
diajarkan
pendidikan
merepotkan
orang
tua.
karakter dan ketrampilan hidup
pendiam,penurut,dan
yang baik agar kelak menjadi
Akan tetapi,anak pemalu justru
manusia
akan merepotkan di kemudian hari.
yang
Berdasarkan pengamatan yang
berkualitas,mandiri,percaya
diri,bertanggung
bermoral baik pula .
jawab,
pemalu.
dan
peneliti lakukan di TK Gabus 1,
Ngrampal, Sragen bahwa 20% dari
25 siswa sudah memiliki rasa
percaya diri yang cukup bagus. Hal
METODE PENELITIAN
Itu dapat peneliti amati ketika anak
Penelitian ini di lakukan secara
diminta ibu guru untuk maju ke
kolaboratif antara kepala sekolah, guru
depan kelas menyanyi, bercerita,
dan peneliti. Kepala sekolah, guru, dan
dan mau mengajukan pertanyaan
peneliti
kepada guru saat ada sesuatu yang
penelitian
belum
dan
pengumpulan
atau
Sementara itu
sebagai penerima
tindakan
penelitian
mereka
mengutarakan
pahami,
kemauan
pendapat.
Namun
prosentase
anak
demikian,
bertindak
sebagai
dalam
perencanaan
data
dalam
mitra
dan
penelitian.
adalah
sudah
seluruh siswa kelas B TK Gabus 1,
memiliki rasa percaya diri belum
Ngrampal, Sragen. Jumlah siswa pada
memuaskan
kelas B yaitu 25 siswa, yaitu 13 laki-
seluruh
kelas.
jika
jumlah
Maka
yang
kita
melihat
siswa didalam
dari
itu,penulis
laki dan 12 perempuan.
Peneliti
mengadakan
penelitian
menganggap bahwa hal ini adalah
pada waktu anak menempuh semester
suatu masalah yang harus segera di
genap tahun ajaran 2012 / 2013 yang
atasi.
melakukan
pelaksanaannya di rencanakan awal
konsultasi dan rundigan dengan
bulan Desember sampai awal Januari
guru di TK Gabus 1, Ngrampal,
tahun 2013.
Sragen
Setelah
factor
penyebab
tidak
Menurut
Saifuddin
Azwar
percaya diri adalah karena rasa
(2011:91) data penelitian digolongkan
malu. Dari keterangan para guru
sebagai data primer dan data sekunder.
mengenai penyebab timbulnya rasa
1. Data primer atau data tangan
tidak percaya diri, maka penulis
pertama
adalah
data
yang
memilih salah satu diantara banyak
diperoleh langsung dari subjek
cara yang bisa meningkatkan rasa
penelitian dengan mengenakan alat
percaya diri pada anak yaitu
pengukuran atau alat pengambilan
melalui kegiatan “menari “.
data langsung pada subjek sebagai
sumber informasi yang dicari. Data
primer dalam penelitian ini adalah
data tentang percaya diri anak dan
percaya diri anak. Alat yang
kegiatan menari.
dilakukan
dalam
pengamatan
2. Data sekunder atau data tangan
adalah lembar pengamatan dengan
kedua adalah data yang diperoleh
ceklist. Observer terlebih dahulu
lewat pihak lain, tidak langsung
menetapkan aspek–aspek tingkah
diperoleh oleh peneliti dari subjek
laku yang akan di observasi,
penelitiannya.
kemudian dibuat pedoman agar
Data
biasanya
sekunder
berwujud
data
memudahkan
dalam
pengisian
dokumentasi atau data laporan
observasi.
yang telah tersedia. Dalam hal ini
dinilai adalah percaya diri anak
meliputi
sebelum diterapkannya kegiatan
hasil
peningkatan
Aspek–aspek
dengan
yang
kemampuan percaya diri anak
menari
anak.
diterapkannnya kegiatan menari.
Metode pengumpulan data adalah
Metode
observasi
setelah
ini
penulis
suatu kegiatan untuk memperoleh data
gunakan untuk mengamati secara
yang dibutuhkan dan dapat diolah
langsung
menjadi
menari
suatu
data
yang
dapat
pelaksanaan
dalam
kegiatan
meningkatkan
disajikan sesuai dengan masalah yang
percaya diri anak
pada anak
dihadapi dalam penelitian ini. Metode
kelompok
Gabus
pengumpulan
Ngrampal, Sragen.
data
adalah
sebagai
B
TK
1,
2. Interview / Wawancara
berikut :
Wawancara merupakan alat
1. Observasi / Pengamatan.
Metode
observasi
yaitu
pengumpul data yang dilakukan
metode yang dilakukan dengan
dengan
melakukan pengamatan terhadap
langsung
obyek pada saat kegiatan belajar
Wawancara
berlangsung. Peneliti mengamati
orang–orang
kondisi
pembelajaran,
lingkungan sekitar anak yaitu guru
tingkah laku anak dan interaksi
dan teman sebaya. Wawancara
anak dalam menerima pelajaran
yang dilakukan adalah wawancara
dalam
bebas
interaksi
rangka
meningkatkan
cara
bertatap
dengan
responden.
dilakukan
dimana
yang
muka
dengan
ada
peneliti
di
bisa
yang
diri, disamping itu kegiatan menari
Peneliti
juga melibatkan keaktifan anak dalam
mengajukan beberapa pertanyaan
bergerak. Kegiatan menari dianggap
kepada responden secara lisan dan
tepat untuk meningkatkan percaya diri
juga
lisan.
anak. Dalam melaksanakan kegiatan
Pertanyaan yang diajukan dalam
menari anak merasa senang, riang,
interview
tidak bosan, meskipun masih perlu
memperoleh
lengkap
informasi
dan
dijawab
wawancara
padat.
secara
atau
berkaitan dengan masalah yang
bimbingan guru.
akan diteliti oleh peneliti yaitu
Berdasarkan permasalahan dan
tentang meningkatkan percaya diri
tujuan yang ingin dicapai dalam upaya
anak.
meningkatkan
3. Analisis dokumen / Dokumentasi
Teknik pengumpulan data
yang diperoleh dari arsip–arsip dan
percaya
diri
anak,
berikut dijabarkan hasil penelitian yang
meliputi proses pembelajaran dengan
menerapkan kegiatan menari.
Sebelum dilaksanakan penelitian
buku–buku tentang pendapat, teori,
dalil, catatan harian atau transkrip
siklus
1,
peneliti
terlebih
dahulu
nilai dan hukum–hukum yang
melakukan
awal
untuk
berhubungan dengan permasalahan
mengetahui kondisi sebenarnya dan
yang penulis teliti yaitu tentang
melakukan
percaya diri anak. Dokumentasi
melaksanakan tindakan. Berdasarkan
atau arsip dalam penelitian ini
survey, peneliti menemukan bahwa di
adalah tentang data tertulis anak
TK Gabus 1 percaya diri anak masih
didik, keadaan siswa serta guru,
rendah.
rencana kegiatan harian, rencana
berkolaborasi
bidang pengembangan.
mengatasi masalah tersebut dengan
survey
pertimbangan
Peneliti
dengan
untuk
kemudian
guru
untuk
menerapkan kegiatan menari untuk
HASIL PENELITIAN DAN
meningkatkan percaya diri anak.
PEMBAHASAN
1.
Kegiatan
menari
merupakan
kegiatan yang baik untuk membentuk
karakter anak untuk tampil percaya
Pembelajaran dengan menerapkan
kegiatan menari.
Proses
pembelajaran
melalui
kegiatan menari dilakukan melaui tiga
tahap yaitu : pembukaan, inti, dan
2.
Peningkatan percaya diri setelah
diterapkannya kegiatan menari.
penutup.
Berdasarkan
Adapun penjelasan pelaksanaannya
guru
Pembukaan
Pembukaan
diisi
dengan
mengambil
perhatian
percaya
diri
Selanjutnya
diisi
tujuan
anak.
menerapkan
dengan
untuk
kegiatan
meningkatkan
anak.
Adapun
dengan
peningkatan percaya diri anak
dan
dapat dilihat pada tabel berikut ini
:
akan dilaksanakan. Di samping
Tabel 4.7 Peningkatan Percaya Diri
itu, pada saat pembukaan guru
Anak
mengkondisikan
anak
demi
kelancaran kegiatan.
Aspe Sikl Sikl Sikl
k
us 1
Inti
Pada
kegiatan
us
II
III
Rasa
36
60
80
memberi contoh tari yang akan
perc
%
%
%
dilakukan bersama-sama. Setelah
aya
memberi contoh, guru menari
diri
bersama anak-anak. Setelah itu
anak
memberi
inti
us
guru
guru
kesempatan
kepada anak yang ingin dan
c.
pembelajaran
menari
apersepsi tentang kegiatan yang
b.
berhasil
salam, do’a, dan bernyanyi untuk
penyampaian
dari
siklus1, siklus II, dan siklus III,
adalah sebagai berikut :
a.
tindakan
Berdasarkan
gambaran
tabel
berani menari di depan teman-
tersebut dapat diketahui bahwa
temannya. Guru bertanya kepada
percaya diri anak didik sebelum
anak tentang bagaimana perasaan
tindakan
anak setelah menari.
diterapkannya
tindakan
Penutup
menunjukkan
peningkatan.
Kegiatan penutup dilakukan
review,
penguatan,
dan
pemberian reward kepada anak.
sampai
sesudah
Sebelum tindakan percaya diri
anak 20%, pada siklus I mencapai
36%, siklus II menunjukkan hasil
60%, dan siklus III percaya diri
Berdasarkan tabel di atas dapat
anak mencapai 80%. Dengan hal
dibuat grafik sebagai berikut :
ini peneliti dan guru melakukan
analisis
bahwa
penggunaan
Gambar 4.1
Grafik Perbandingan hasil Per
kegiatan atau metode yang tepat
Siklus
mempengaruhi hasil belajar anak
didik yang sesuai tujuan awal.
Berdasarkan
hasil
25
20
15
10
5
0
observasi
pada siklus I, II, dan III dapat
Belum
Tuntas
Siklus I
Siklus II
Siklus III
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tuntas
Tabel 4.9
Hasil Per Siklus
Gambar 4.2
Hasil Observasi
Siklus
Tuntas
Siklus
I
Siklus
II
Siklus
III
9 anak
Grafik Hasil Anak
Belum
Yang Tuntas Per Siklus
Tuntas
16 anak
25
20
15 anak
10 anak
15
10
20 anak
5 anak
Tuntas
5
0
Berdasarkan hasil observasi per
siklus yang menunjukkan peningkatan
yang
baik
maka
dapat
peneliti
simpulkan bahwa penelitian ini berhasil
karena sudah mencapai 80 % anak
yang
sudah tuntas
atau
memiliki
percaya diri yang baik melalui kegiatan
menari.
percaya diri anak mencapai 80%( 5
anak yang belum tuntas). Adanya
peningkatan hasil prosentase tiap siklus
SIMPULAN
Berdasarkan
tindakan
kelas
hasil
yang
penelitian
dilaksanakan
melalui beberapa tindakan mulai dari
menunjukkan
bahwa
pernyataan
kegiatan menari untuk meningkatkan
percaya diri dapat diterima nyatanya.
siklus I, siklus II, dan siklus III serta
seluruh hasil pembahasan dan analisis
yang dilakukan oleh guru dan peneliti
dapat diperoleh kesimpulan sebagai
DAFTAR PUSTAKA
Anthony,
R.
Membangun Kepercayaan Diri.
(terjemahan
berikut :
Rahasia
1992.
Rita
Wiryadi).
Jakarta: BinarupaAksara.
Penerapan
kegiatan
menari
dapat
meningkatkan rasa dan sikap percaya
diri anak didik di TK Gabus 1
Ngrampal
Sragen
tahun
ajaran
2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya
peningkatan
rata-rata
dari
sebelum tindakan sampai pada siklus
III, yaitu sebelum tindakan 20% (15
anak yang belum tuntas), siklus I
menjadi 36% (16 anak yang belum
tuntas), siklus II menjadi 60% (10 anak
yang belum tuntas), dan siklus III
Azwar,
Saifuddin.
2011.
Metode
Penelitian. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Centi,P. J. 1995. Mengapa rendah Diri.
Yogyakarta : Karnius.
Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa Tidak
KanisiusDrajat , Z. 1994. Remaja,
Percaya Diri. Jakarta : Purwa
HarapandanTantangan.Jakarta :
Suara.
CV. Ruhama
Lauster, P. 1997. Test Kepribadian(
Hasan, Maimunah. 2009. Pendidikan
Anak Usia Dini. Yogyakarta :
terjemahan Cecilia, G. Sumekto
). Yokyakarta.Kanisius
Diva Press.
Lask, Bryan. 1991. Memahami dan
Hidajat,
Robby.
2006.
Seni
tari.
Malang : Jurusan seni dan Desain
Hakim. T, 2002, Mengatasi Rasa
Jakarta
Wijaya.2011.
Penelitian
Yogyakarta : Kanisius.
Suharsimi, DKK. 2007. Penelitian
tindakan kelas. Jakarta : Bumi
:PurwaSuara.
Kusumah,
Jakarta : PT Gramedia.
Lauster, P. 1997. Test Kepribadian.
edukasi Sastra.
TidakPercayaDiri,
Mengatasi Masalah Anak Anda.
Tindakan
Jakarta: Indeks.
Mengenal
Kelas.
Aksara.
http: //www. Masbow .com/ 2009/ 08/
percaya-diri-dalam-psikologi…
diakses tanggal 02 Nopember
2011.