STUDI KOMPARATIF PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU SMP NEGERI 18 DAN MTS NEGERI 3 MEDAN DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA.

(1)

STUDI KOMPARATIF PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA

GURU SMP NEGERI 18 DAN MTs NEGERI 3

DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh GelarMagister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Disusun Oleh:

MUHAMMAD ISA

NIM. 071188130012

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

STUDI KOMPARATIF PERSEPSI GURU TERHADAP GAYA

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA

GURU SMP NEGERI 18 DAN MTs NEGERI 3

DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh GelarMagister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Disusun Oleh:

MUHAMMAD ISA

NIM. 071188130012

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2012


(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Muhammad Isa, 071188130012. Studi Komparatif Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru SMP Negeri 18 dan MTs Negeri 3 di Kecamatan Medan Helvetia. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya: (1) komparasi antara persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 dengan MTs Negeri 3 di Kecamatan Medan Helvetia, (2) komparasi kinerja guru SMP Negeri 18 dengan MTs Negeri 3 Kecamatan Medan Helvetia. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri 18 yakni 68 orang dan MTs Negeri 3 yakni 53 orang, dan penarikan sampel menggunakan tabel Krejie-Morgan sehingga diperoleh sampel guru SMP Negeri 18 yakni 59 orang dan MTs Negeri 3 yakni 48 orang. Metode penelitian ini adalah kuantitatif jenis survey dengan pola kajian komparasi. Instrumen penelitian ini adalah angket dengan model skala Likert untuk variabel persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah, sedangkan untuk variabel kinerja guru digunakan Lembaran Observasi APKG tahun 2010. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik statistik uji-t.

Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan dan MTs Negeri 3 Medan, dimana persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah MTs Negeri 3 lebih tinggi dibandingkan dengan SMP Negeri 18 Medan, hal ini ditunjukkan oleh thitung (1,717) > ttabel (1,676); (2) terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara kinerja guru SMP Negeri 18 Medan dan MTs Negeri 3 Medan, dimana kinerja guru MTs Negeri 3 lebih tinggi dibandingkan dengan SMP Negeri 18 Medan, hal ini ditunjukkan oleh thitung (1,703) > ttabel (1,676);


(7)

ABSTRACT

Muhammad Isa, 071188130012. The Comparative Study of the Teacher’s Perception of Pincipal Managerial Style and Teachers Performance of SMP Negeri 18 and MTs Negeri 3 in Medan Helvetia Sub Regency. Thesis, Post Graduate Studies. Medan State University, 2012.

The objectives of this research were to know: (1) the comparative between principal managerial style with teachers performance in SMP Negeri 18 and MTs Negeri 3 Medan, (2) the comparative between teachers performance of SMP Negeri 18 and MTs Negeri 3 Medan. The population was all teachers in SMP Negeri 18 about 68 persons and all teachers of MTs Negeri 3 Medan about 53 person., Only 59 persons from SMP Negeri 18 and 48 persons from MTs Negeri 3 were taken as the sample using Table of Krejie-Morgan. The method of the research was quantitative with survey using comparative study pattern. The instrument of the research was questionnaire using Likert scale model and APKG 2010. Analysis techniques used was t-test statistic.

The conclusion of research showed that: (1) there was the positive comparative between teacher’s perception of principal managerial style of SMP Negeri 18 and MTs Negeri 3 Medan, that teacher’s perception of headmaster managerial style of MTs Negeri 3 was higher than SMP Negeri 18 Medan, with tcalculation (1,717) > ttable (1,676); (2) there was the positive comparative between teachers performance of SMP Negeri 18 and MTs Negeri 3 Medan, that teachers performance of MTs Negeri 3 was higher than SMP Negeri 18 Medan, with with tcalculation (1,703) > ttable (1,676)


(8)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Tesis dengan judul: “Studi Komparatif Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru SMP Negeri 18 dan MTs Negeri 3 di Kecamatan Medan Helvetia” ini dapat diselesaikan. Penulisan Tesis ini dimaksudkan untuk melengkapi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian Tesis ini, penulis banyak menerima bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak yang begitu besar manfaatnya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat Bapak Rustam Amir Effendi, M. A, Ph. D, dan bapak Prof. Dr. Berlin Sibarani, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang dengan tulus ikhlas, dan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan saran yang sangat berarti dalam penyusunan Tesis ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Syaiful Sagala, M. Pd selaku Ketua Program Studi

Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 3. Bapak Prof. Dr. Syaiful Sagala, M. Pd, Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran,

M. Pd, Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M. Si selaku nara sumber yang telah banyak memberikan arahan dan masukan yang sangat berharga bagi kesempurnaan penelitian ini.

4. Bapak Direktur Pascasarjana, Asisten Direktur, Sekretaris Program Studi, Bapak/Ibu Dosen serta pegawai Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan.

5. Bapak Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu Guru SMP Negeri 7 Medan yang telah banyak membantu penulis dalam ujicoba instumen penelitian ini.


(9)

6. Bapak Kepala Sekolah dan Bapak/Ibu Guru SMP Negeri 18 Medan dan Bapak Kepala Sekolah berserta Bapak/Ibu Guru MTs Negeri 3 Medan yang telah banyak membantu penulis selama studi pendahuluan/ observasi hingga proses pengumpulan data penelitian ini.

7. Ibunda tercinta Hj. Nursiah br Sitorus, Istri tercinta Dra. Marlina, dan Anakku tersayang Reza Fanani dan Mawaddah Rahmah yang selalu memanjatkan do’a, memberikan dukungan, dorongan, dan semangat dalam penyusunan tesis ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang saling memberikan dukungan pada penulis dalam penyusunan tesis ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang mendukung penulis dalam penyusunan tesis ini.

Kiranya Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam penyusunan tesis ini. Terima kasih.

Medan, September 2012 Penulis,


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Batasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 13

A. Kajian Teoretis ... 13

1. Hakikat Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 13

2. Hakikat Kinerja Guru ... 30

B. Penelitian yang Relevan ... 34

C. Kerangka Berpikir ... 36

D. Hipotesis Penelitian ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40


(11)

C. Populasi dan Sampel ... 40

D. Metode dan Disain Penelitian... 42

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 42

F. Sumber Data ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 44

H. Ujicoba Instrumen ... 45

I. TeknikAnalisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Deskripsi Data dan Tingkat Kecenderungan Variabel ... 53

B. Uji Persyaratan Analisis ... 62

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 64

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 66

E. Keterbatasan Penelitian ... 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Simpulan ... 71

B. Implikasi ... 71

C. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Tabel Krejie-Morgan. ... 41

Tabel 3.2. Kisi-kisi Angket Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 44

Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Tentang Kinerja Guru ... 45

Tabel 3.4. Rangkuman Uji Validitas Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 47

Tabel 4.1. Ringkasan Karakteristik Data Setiap Variabel Penelitian ... 53

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpian Kepala Sekolah MTs Negeri 3 Medan ... 54

Tabel 4.3. Analisis Tingkat Kecenderungan Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpian Kepala Sekolah MTs Negeri 3 Medan ... 55

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpian Kepala Sekolah SMP Negeri 18 Medan ... 56

Tabel 4.5. Analisis Tingkat Kecenderungan Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpian Kepala Sekolah SMP Negeri 18 Medan .... 57

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru MTs Negeri 3 Medan ... 58

Tabel 4.7. Tingkat Kecenderungan Kinerja Guru MTs Negeri 3 Medan ... 59

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru SMP Negeri 18 Medan ... 60

Tabel 4.9. Tingkat Kecenderungan Kinerja Guru SMP Negeri 18 Medan . 61

Tabel 4.10. Rangkuman Hasil Analisis Uji Normalitas Data... 63

Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Penelitian ... 64

Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Negeri 18 dan MTs Negeri 3 Medan ... 65

Tabel 4.13. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Kinerja Guru SMP Negeri 18 dan MTs Negeri 3 Medan ... 66


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1. Diagram Batang Distribusi Skor Variabel Persepsi Guru

Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah MTs

Negeri 3 Medan ... 54 Gambar 4.2. Diagram Batang Distribusi Skor Variabel Gaya

Kepemimpinan Kepala Sekolah SMP Negeri 18 Medan ... 57 Gambar 4.3. Diagram Batang Distribusi Skor Variabel Kinerja Guru

MTs Negeri 3 Medan... 59 Gambar 4.4. Diagram Batang Distribusi Skor Kinerja Guru


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Angket Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (X) ... 76

Lampiran 2. Lembaran Observasi Kinerja Guru (Y) ... 78

Lampiran 3. Ujicoba Validitas dan Reliabilitas Persepsi Guru Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 83

Lampiran 4. Data Induk Penelitian ... 84

Lampiran 5. Deskripsi Data Penelitian ... 86

Lampiran 6. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 91

Lampiran 7. Uji Normalitas Data Penelitian ... 95

Lampiran 8. Uji Homogenitas Data Penelitian... 100


(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah dan masyarakat telah berupaya melakukan peningkatan mutu pendidikan nasional dengan perubahan kurikulum, peningkatan mutu guru , penyediaan sarana dan prasarana, perbaikan kesejahteraan guru, perbaikan organisasi sekolah, perbaikan manajemen, pengawasan dan perundang-undangan. Semua hal penting itu dilakukan karena pendidikan berhubungan langsung dengan peningkatan mutu sumber daya manusia bangsa yang kompeten menghadapi tantangan zaman dan kemajuan teknologi, yang menghendaki setiap individu mampu bertahan hidup dan bersaing dalam kemajuan tersebut.

Dalam bidang pendidikan, mutu memiliki pengertian sesuai dengan makna yang terkandung dalam siklus pembelajaran. Secara ringkas dapat disebutkan beberapa kata kunci pengertian mutu, yaitu: sesuai standar (fitness to standard), sesuai penggunaan pasar/pelanggan (fitness to use), sesuai perkembangan kebutuhan (fitness to latent requirements), dan sesuai lingkungan global (fitness to global environmental requirements) (Ibrahim, 2000: 6-10). Adapun yang dimaksud dengan mutu sesuai dengan standar, yaitu jika salah satu aspek dalam pengelolaan pendidikan itu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selanjutnya Garvin (Gaspersz, 1997: 35-36) mendefinisikan delapan dimensi yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik suatu mutu, yaitu: (1)


(16)

2

Menurut pandangan masyarakat umum bahwa mutu sekolah atau keunggulan sekolah dapat dilihat dari ukuran fisik sekolah, seperti gedung dan jumlah ekstra kurikuler yang disediakan. Sebagian kecil masyarakat berpendapat bahwa kualitas sekolah dapat dilihat dari jumlah lulusan sekolah tersebut yang diterima di jenjang pendidikan selanjutnya. Untuk dapat memahami kualitas pendidikan formal di sekolah, perlu kiranya melihat pendidikan formal di sekolah sebagai suatu sistem. Selanjutnya mutu sistem tergantung pada mutu komponen yang membentuk sistem, serta proses yang berlangsung hingga membuahkan hasil.

Dewasa ini pemerintah bersama para ahli dan pengamat pendidikan dan pengajaran telah berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan dengan serangkaian program yang diawali oleh kegiatan seminar, lokakarya dan pelatihan-pelatihan, baik dalam hal pemantapan materi, sistematisasi kurikulum, peningkatan kompetensi dan taraf hidup pendidik, kelengkapan sarana prasarana dan peningkatan motivasi belajar bagi siswa-siswi. Dari berbagai segi yang menjadi faktor peningkatan mutu pendidikan tersebut, salah satu hal yang penting menjadi perhatian kita semua adalah berkaitan dengan kompetensi tenaga pendidik (guru).

Joni (dalam Suyanto, dkk, 2000:78-79) mengemukakan tiga jenis kompetensi guru , yaitu:

 kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya;


(17)

3

 kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi, baik dengan siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas;

 kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani.

Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani.

Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan pemerintah, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Anwar (2007) mengemukakan bahwa “kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personil (guru dan pegawai), terutama meningkatkan kompetensi profesional guru . Kompetensi profesional guru , tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya.


(18)

4

mutu dan keberhasilan guru selalu dipertanyakan melalui tindakan dan perlakuan guru yang dirasakan baik di sekolah maupun di masyarakat sekitarnya.

Kinerja guru merupakan suatu prestasi atau hasil kerja dari seseorang guru setelah melakukan pekerjaan dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan tolak ukur dari keberhasilan jabatannya. Dengan kinerja guru yang baik, maka guru yang bersangkutan dapat disebut guru yang profesional dan sebaliknya tanpa kinerja yang baik, maka guru yang bersangkutan tidak berhasil secara profesional. Oleh karena itu kinerja guru sangat terkait dengan aktivitas yang dilakukannya. Gibson (dalam Rivai, 2005:15) mengemukakan kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, artinya kinerja dikatakan baik atau sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Seorang guru dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan menunjukkan sikap yang positif terhadap pekerjaannya dan seorang guru yang tidak puas terhadap kinerjanya akan menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya. Jika guru merasa puas terhadap perlakuan yang diterimanya di tempat kerja, maka guru akan bersemangat untuk bekerja sebagaimana yang diharapkan dan berusaha meningkatkan prestasi kerjanya.

Tinggi rendahnya kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara umum dapat digolongkan kepada dua hal, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah perangkat pribadi seorang guru baik secara fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal adalah seluruh lingkungan yang ada di sekitar guru tersebut. Arikunto (2007:43) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru, yaitu pertama, faktor internal yang


(19)

5

terdiri dari sikap berkomunikasi, kemampuan manajemen, minat dan keinginan, intelegensi, intelektual, motivasi, dorongan dan kepribadian, jati diri. Kedua, faktor eksternal terdiri dari sarana dan prasarana, intensif atau gaji guru, suasana kerja dan lingkungan kerja. Mangkunegara (2007:15) lebih lanjut menjelaskan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja lebih khusus adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Faktor kemampuan terdiri dari pengetahuan dan keterampilan, sedangkan motivasi merupakan suatu sikap terhadap situasi kerja.

Sugiyono (2010:48-50) menjelaskan bahwa secara umum rendahnya prestasi dan kinerja dalam suatu komunitas maupun organisasi disebabkan rendahnya produktivitas kerja orang-orang yang ada di dalamnya, termasuk pemimpin dan bawahannya. Maksudnya, bahwa faktor yang utama adalah produktivitas yang rendah sehingga mengakibatkan rendahnya prestasi dan kinerja. Berkaitan dengan hal tersebut dapat disebutkan bahwa bila kinerja guru rendah, maka salah satu penyebabnya adalah rendahnya profesionalisme dan lemahnya gaya kepemimpinan kepala sekolah sehingga produktivitas guru-guru tersebut menjadi rendah. Di samping itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dan lainnya, terlihat bahwa kepala sekolah sebagai pimpinan dalam satuan institusi pendidikan memiliki hubungan langsung kepada guru . Aspek secara langsung ini dapat dilihat pada perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006:18), bahwa terdapat tujuh peran utama kepala sekolah dalam di


(20)

6

Sehubungan dengan 7 (tujuh) peran kepala sekolah di atas, bahwa salah satu unsur utama dari kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru , dapat dinilai dari gaya kepemimpinannya sebagai manajer dan pemimpin di sekolah yang dipimpinnya. Sebagai manajer, salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogianya dapat memfasilitasi dan memberikan ruang kreatifitas melalui penghargaan secara pribadi, kompetisi, partisipasi, kebanggaan atau kepuasaan dan materi. Sebagai pemimpin, kepala sekolah pada hakikatnya selalu dituntut untuk mengetahui atau menebak kebutuhan (need), keinginan (want), dan harapan (expectation) guru-guru agar kinerja mereka dapat meningkat sekaligus memberikan hasil dan mutu pendidikan yang baik.

Sebagai pemimpin, kepala sekolah mestinya dapat menumbuh-suburkan kreativitas sekaligus mendorong terhadap peningkatan kompetensi setiap guru . Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada sumber daya manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru , seorang kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin dalam sifat-sifat sebagai berikut: (1) jujur; (2) percaya diri; (3) tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan (Mulyasa, 2003:47). Selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja


(21)

7

guru dalam memberikan pelayanan proses pembelajaran di sekolahnya masing-masing. Sebab, tingginya kompetensi seorang guru menandakan bahwa ia sanggup atau mampu untuk memberikan kontribusi efektif terhadap keberhasilan tujuan pendidikan. Dengan kemampuan dan profesionalitasnya, guru akan melaksanakan tanggungjawabnya sebagai pendidik dengan penuh dedikasi dan kinerja yang baik. Dengan kinerja yang baik itu pula seorang guru dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan. Menurut Suryadi (2001:67), bahwa guru yang memiliki kinerja yang baik maka itulah yang disebut dengan guru profesional yang dicita-citakan tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, telah tergambar secara utuh dan detail bahwa mutu pendidikan dapat tercapai salah satunya melalui kinerja guru yang baik. Kinerja tersebut berasal dari guru-guru yang memiliki kompetensi tinggi, sedangkan penguasaan kompetensi ini tidak terlepas dari pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah.

Dalam sistem pendidikan yang berlaku saat ini, bahwa pendidikan tingkat menengah pertama dikelola oleh 2 Kementerian yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengelola SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan Kementerian Agama mengelola MTs (Madrasah Tsanawiyah). Pada MTs diajarkan umum yang sama dengan pelajaran SMP, dan ditambah dengan khusus tentang Islam. Kualifikasi kepala sekolah maupun guru di SMP dan MTs relatif sama yakni Sarjana Pendidikan. Lama masa belajar di SMP dan MTs sama yakni 3 tahun dan setelah lulus siswa SMP dan MTs mempunyai kesempatan yang sama untuk


(22)

8

pendidikannya ke SMA atau MA. Hanya suasana lingkungan sekolah yang relatif berbeda yakni SMP bernuansa nasional dimana guru dan siswa berasal dari berbagai agama dan aliran kepercayaan (heterogen); sedangkan MTs bernuansa islami dimana guru dan siswa semuanya beragama Islam (homogen). Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah/madrasah pada Bab II ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa persyaratan umum menjadi kepala SMP dan MTs adalah sama, hanya yang berbeda pada persyaratan khusus yakni untuk menjabat kepala MTs harus beragama Islam. Demikian juga tentang proses pengangkatan kepala SMP dan MTs adalah sama mengacu pada Bab IV ayat 9 dan masa tugas kepala SMP dan MTs juga sama mengacu pada Bab V ayat 10. Jadi dapat dinyatakan bahwa SMP dan MTs adalah sederajat.

Dalam observasi yang penulis lakukan selama beberapa hari pada bulan Oktober 2011 di SMP Negeri 18 Medan dan MTs Negeri 3 Medan, ditemukan beberapa aspek yang memiliki kesamaan di antara kedua sekolah yaitu bahwa lokasi kedua sekolah berada pada kawasan yang kondisi ekonomi keluarga siswanya relatif sama, kondisi letak geografis relatif sama dan kondisi ekonomi guru dan kepala sekolah juga relatif sama karena semua guru dan kepala sekolah adalah pegawai negeri sipil yang pangkat dan golongan relatif sama demikian pula dengan jumlah guru relatif sama banyaknya yakni 68 orang di SMP Negeri 18 Medan dan 53 orang di MTs Negeri 3 Medan. Demikian pula dengan metode pembelajaran yang dilakukan kebanyakan guru masih metode konvensional yang berpusat pada guru , penguasaan materi masih terbatas hanya dari buku paket dan lembar kerja siswa saja, guru belum maksimal memotivasi siswa agar lebih berprestasi; dan berdasarkan wawancara dengan beberapa orang guru , ternyata


(23)

9

masih ada guru yang merasa terpaksa membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran; dan menurut persepsi mereka gaya kepemimpinan kepala sekolah yang dipraktekkan oleh kepala sekolah tidak konsisten, komitmen kepala sekolah terhadap perbaikan mutu pembelajaran masih tertumpu pada perolehan nilai UAS dan UN, juga masih rendah dalam membangun inovasi organisasi sekolah serta membangun mekanisme kerja yang kondusif dan menyenangkan bagi para guru.

Selain beberapa kesamaan yang sudah dijelaskan, juga penulis menemukan beberapa perbedaan-perbedaan di antara kedua sekolah tersebut yaitu: bahwa masih ada sebagian guru yang terlambat hingga 10 menit pada jam pertama hadir di sekolah, hal ini sangat merugikan siswa karena kegiatan belajar mengajar terganggu, ada guru yang tidak hadir tanpa pemberitahuan melalui surat atau telepon, dan masih ada juga ditemukan beberapa guru yang terlambat hingga 10 menit masuk kelas setelah jam istirahat, masih ditemukan buku-buku tugas siswa yang menumpuk banyak di meja guru yang belum dikoreksi walaupun dikumpul sudah lebih 1 minggu. Suasana keakraban diantara sesama guru pada jam istirahat, dan keadaan lingkungan sekolah mulai dari halaman sekolah, taman-taman, dan ruangan belajar serta ruangan guru terasa lebih tertata, indah dan nyaman di MTs Negeri 3 Medan daripada di SMP Negeri 18 Medan.

Sehubungan dengan argumentasi dan hasil observasi serta wawancara yang telah diuraikan di atas, maka penelitian tentang komparasi gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru-guru antara SMP Negeri 18


(24)

10

B. Identifikasi Masalah

Kinerja guru yang tinggi dan baik merupakan salah satu faktor yang turut menentukan mutu pendidikan nasional, sedangkan kinerja ini dapat tumbuh dan berkembang bila didorong oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah yang tepat. Sebaliknya, jika kinerja guru tersebut rendah maka mutu pendidikan tidak akan tercapai secara optimal.

Masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini meliputi faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyelenggarakan proses belajar dan pembelajaran. Masalah yang berkaitan dengan kinerja guru itu adalah: (1) rendahnya mutu pendidikan nasional; (2) rendahnya kinerja para guru dalam mengajar; (3) tidak tepatnya gaya kepemimpinan kepala sekolah; dan (4) rendahnya tanggung jawab beberapa guru . Di samping itu masalah dalam penelitian ini juga membicarakan bagaimana konsep gaya kepemimpinan kepala sekolah yang seharusnya, sehingga dapat meningkatkan kompetensi professional guru dan kinerja guru dalam kegiatan proses belajar mengajarnya agar tercipta mutu pendidikan yang baik sesuai dengan yang dicita-citakan.

C. Batasan Masalah

Untuk meneliti perbedaan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru ini memiliki banyak variabel yang harus diperhatikan, misalnya jenis kompetensi yang harus dimiliki guru , peran dan tanggungjawab kepala sekolah, motivasi kerjanya, dan dari segi daerahnya, sehingga di sini perlu penulis membatasi masalahnya. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada kinerja guru mata pelajaran (tidak termasuk guru bimbingan penyuluhan) dengan faktor


(25)

11

yang mempengaruhinya yaitu persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolahnya masing-masing.

D. Rumusan Masalah

Setelah dilakukan identifikasi dan pembatasan masalah, maka masalah utama dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan di bawah ini: 1. Bagaimana persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP

Negeri 18 Medan ?

2. Bagaimana persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah MTs Negeri 3 Medan ?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan antara kepala sekolah SMP Negeri 18 dan MTs Negeri 3 Medan ? 4. Bagaimana kinerja guru di SMP Negeri 18 Medan ?

5. Bagaimana kinerja guru di MTs Negeri 3 Medan ?

6. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kinerja guru antara guru SMP Negeri 18 dan MTs Negeri 3 Medan ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan.


(26)

12

4. Untuk mengetahui besarnya kinerja guru SMP Negeri 18 Medan. 5. Untuk mengetahui besarnya kinerja guru MTs Negeri 3 Medan.

6. Untuk mengetahui besarnya perbedaan kinerja guru antara SMP Negeri 18 Medan dengan MTs Negeri 3 Medan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis: 1. Manfaat secara teoretis:

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan khazanah ilmu pengetahuan mengenai peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru.

b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang variabel-variabel yang sama dalam penelitian ini.

2. Manfaat secara praktis:

a. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah SMP dan MTs dalam memberikan motivasi sebagai upaya perbaikan gaya kepemimpinan dan peningkatan kompetensi profesional guru .

b. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah SMP dan MTs dalam memberikan motivasi sebagai upaya peningkatan kinerja guru .

c. Sebagai bahan masukan bagi guru SMP dan MTs untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam bertugas.


(27)

71

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data serta pengujian hipotesis diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan memiliki skor rata-rata 88,92 tetapi masih berada pada kategori cenderung cukup. Sedangkan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah MTs Negeri 3 Medan memiliki skor rata-rata 93,33 tetapi masih berada pada kategori cenderung cukup.

2. Kinerja guru SMP Negeri 18 Medan memiliki skor rata-rata 81,34 tetapi masih berada pada kategori cenderung cukup. Sedangka kinerja guru MTs Negeri 3 Medan memiliki skor rata-rata 85,17 dan sudah berada pada kategori cenderung tinggi.

3. Persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah MTs Negeri 3 Medan lebih tinggi dibandingkan dengan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung > ttabel yaitu 1,717 > 1,676. Adapun kinerja guru MTs Negeri 3 Medan lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja guru SMP Negeri 18 Medan, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung > ttabel yaitu 1,703 > 1,676.


(28)

72

perbedaan yang positif dan signifikan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah antara SMP Negeri 18 Medan dengan MTs Negeri 3 Medan. Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh rata-rata persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan sebesar 88,92, sedangkan rata-rata persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah MTs Negeri 3 Medan sebesar 99,33, dan keduanya masih berada pada kategori cenderung cukup. Berdasarkan analisis uji t diperoleh harga t hitung (1,717) yang lebih besar dari harga t tabel (1,676). Artinya persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan lebih rendah dibandingkan dengan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah MTs Negeri 3 Medan. Maka dari temuan ini perlu diupayakan oleh kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan yaitu: (a) memberdayakan tenaga pendidik secara optimal (b) mengarahkan inovasi dalam organisasi sekolah (c) membangun kelompok kerja guru yang aktif (d) menciptakan suasana kerja yang harmonis antara guru dan pegawai dan (e) kepala sekolah mampu menghindari timbulnya perselisihan, kebosanan dan ketegangan kerja bagi para guru. Apabila persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah sudah baik dan positif, maka kecenderungan guru untuk berbuat yang terbaik dan tekun serta memiliki rasa ikhlas yang tinggi akan menghasilkan peningkatan kinerja guru yang tinggi dan penuh tanggung jawab. Kedua, dari hasil komparasi analisis data dan pengujian hipotesis ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara kinerja guru dan SMP Negeri 18 Medan dengan MTs Negeri 3 Medan. Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh rata-rata kinerja guru SMP Negeri 18


(29)

73

Medan sebesar 81,34 sedangkan rata-rata kinerja guru MTs Negeri 3 Medan sebesar 85,17, dan berdasarkan analisis uji t diperoleh harga t hitung (1,703) yang lebih besar dari harga t tabel (1,676). Artinya kinerja guru SMP Negeri 18 Medan lebih rendah dibandingkan kinerja guru MTs Negeri 3 Medan. Maka dari temuan ini perlu diupayakan oleh para guru sebagai berikut: (a) mencintai pekerjaan guru sebagai panggilan hati yang tulus dan ikhlas (b) menguasai dan menerapkan manajemen kelas (c) melaksanakan tugas penuh tanggung jawab (d) menguasai materi pembelajaran (e) mampu berkolaborasi dalam penggunaan metode sesuai dengan skill yang tepat (f) mampu memberikan penilaian secara objektif terhadap peserta didik dan menumbuh kembangkan kerjasama yang harmonis sesama guru, pegawai, kepala sekolah serta mengendalikan emosi, dan bersifat empati terhadap orang lain.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Kepada kepala sekolah khususnya kepala SMP dan MTs hendaknya

menerapkan gaya kepemimpinan yang berorientasi mengembangkan staf tentang pendidikan, bersikap adil, tidak menyalahkan orang lain, membangun kelompok dan mekanisme kerja yang menyenangkan sehingga tercipta persepsi positif para guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah. 2. Kepada guru hendaknya selalu berupaya melakukan peningkatan kompetensi


(1)

B. Identifikasi Masalah

Kinerja guru yang tinggi dan baik merupakan salah satu faktor yang turut menentukan mutu pendidikan nasional, sedangkan kinerja ini dapat tumbuh dan berkembang bila didorong oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah yang tepat. Sebaliknya, jika kinerja guru tersebut rendah maka mutu pendidikan tidak akan tercapai secara optimal.

Masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini meliputi faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyelenggarakan proses belajar dan pembelajaran. Masalah yang berkaitan dengan kinerja guru itu adalah: (1) rendahnya mutu pendidikan nasional; (2) rendahnya kinerja para guru dalam mengajar; (3) tidak tepatnya gaya kepemimpinan kepala sekolah; dan (4) rendahnya tanggung jawab beberapa guru . Di samping itu masalah dalam penelitian ini juga membicarakan bagaimana konsep gaya kepemimpinan kepala sekolah yang seharusnya, sehingga dapat meningkatkan kompetensi professional guru dan kinerja guru dalam kegiatan proses belajar mengajarnya agar tercipta mutu pendidikan yang baik sesuai dengan yang dicita-citakan.

C. Batasan Masalah

Untuk meneliti perbedaan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru ini memiliki banyak variabel yang harus diperhatikan, misalnya jenis kompetensi yang harus dimiliki guru , peran dan tanggungjawab kepala sekolah, motivasi kerjanya, dan dari segi daerahnya, sehingga di sini perlu penulis membatasi masalahnya. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada kinerja guru mata pelajaran (tidak termasuk guru bimbingan penyuluhan) dengan faktor


(2)

yang mempengaruhinya yaitu persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolahnya masing-masing.

D. Rumusan Masalah

Setelah dilakukan identifikasi dan pembatasan masalah, maka masalah utama dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan di bawah ini: 1. Bagaimana persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP

Negeri 18 Medan ?

2. Bagaimana persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah MTs Negeri 3 Medan ?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan antara kepala sekolah SMP Negeri 18 dan MTs Negeri 3 Medan ? 4. Bagaimana kinerja guru di SMP Negeri 18 Medan ?

5. Bagaimana kinerja guru di MTs Negeri 3 Medan ?

6. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kinerja guru antara guru SMP Negeri 18 dan MTs Negeri 3 Medan ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan.

2. Untuk mengetahui besarnya persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah MTs Negeri 3 Medan.

3. Untuk mengetahui besarnya perbedaan antara persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 dengan MTs Negeri 3Medan.


(3)

4. Untuk mengetahui besarnya kinerja guru SMP Negeri 18 Medan. 5. Untuk mengetahui besarnya kinerja guru MTs Negeri 3 Medan.

6. Untuk mengetahui besarnya perbedaan kinerja guru antara SMP Negeri 18 Medan dengan MTs Negeri 3 Medan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis: 1. Manfaat secara teoretis:

a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan khazanah ilmu pengetahuan mengenai peningkatan kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru.

b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang variabel-variabel yang sama dalam penelitian ini.

2. Manfaat secara praktis:

a. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah SMP dan MTs dalam memberikan motivasi sebagai upaya perbaikan gaya kepemimpinan dan peningkatan kompetensi profesional guru .

b. Sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah SMP dan MTs dalam memberikan motivasi sebagai upaya peningkatan kinerja guru .

c. Sebagai bahan masukan bagi guru SMP dan MTs untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam bertugas.


(4)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data serta pengujian hipotesis diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan memiliki skor rata-rata 88,92 tetapi masih berada pada kategori cenderung cukup. Sedangkan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah MTs Negeri 3 Medan memiliki skor rata-rata 93,33 tetapi masih berada pada kategori cenderung cukup.

2. Kinerja guru SMP Negeri 18 Medan memiliki skor rata-rata 81,34 tetapi masih berada pada kategori cenderung cukup. Sedangka kinerja guru MTs Negeri 3 Medan memiliki skor rata-rata 85,17 dan sudah berada pada kategori cenderung tinggi.

3. Persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah MTs Negeri 3 Medan lebih tinggi dibandingkan dengan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung > ttabel yaitu 1,717 > 1,676. Adapun

kinerja guru MTs Negeri 3 Medan lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja guru SMP Negeri 18 Medan, hal ini dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis dimana thitung > ttabel yaitu 1,703 > 1,676.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka upaya yang diberikan sebagai implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Pertama, hasil komparasi analisis data dan pengujian hipotesis ditemukan, bahwa terdapat


(5)

perbedaan yang positif dan signifikan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah antara SMP Negeri 18 Medan dengan MTs Negeri 3 Medan. Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh rata-rata persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan sebesar 88,92, sedangkan rata-rata persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah MTs Negeri 3 Medan sebesar 99,33, dan keduanya masih berada pada kategori cenderung cukup. Berdasarkan analisis uji t diperoleh harga t hitung (1,717) yang lebih besar dari harga t tabel (1,676). Artinya persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan lebih rendah dibandingkan dengan persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah MTs Negeri 3 Medan. Maka dari temuan ini perlu diupayakan oleh kepala sekolah SMP Negeri 18 Medan yaitu: (a) memberdayakan tenaga pendidik secara optimal (b) mengarahkan inovasi dalam organisasi sekolah (c) membangun kelompok kerja guru yang aktif (d) menciptakan suasana kerja yang harmonis antara guru dan pegawai dan (e) kepala sekolah mampu menghindari timbulnya perselisihan, kebosanan dan ketegangan kerja bagi para guru. Apabila persepsi guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah sudah baik dan positif, maka kecenderungan guru untuk berbuat yang terbaik dan tekun serta memiliki rasa ikhlas yang tinggi akan menghasilkan peningkatan kinerja guru yang tinggi dan penuh tanggung jawab. Kedua, dari hasil komparasi analisis data dan pengujian hipotesis ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara kinerja guru dan SMP Negeri 18 Medan dengan MTs Negeri 3 Medan. Perbedaan tersebut ditunjukkan oleh rata-rata kinerja guru SMP Negeri 18


(6)

Medan sebesar 81,34 sedangkan rata-rata kinerja guru MTs Negeri 3 Medan sebesar 85,17, dan berdasarkan analisis uji t diperoleh harga t hitung (1,703) yang lebih besar dari harga t tabel (1,676). Artinya kinerja guru SMP Negeri 18 Medan lebih rendah dibandingkan kinerja guru MTs Negeri 3 Medan. Maka dari temuan ini perlu diupayakan oleh para guru sebagai berikut: (a) mencintai pekerjaan guru sebagai panggilan hati yang tulus dan ikhlas (b) menguasai dan menerapkan manajemen kelas (c) melaksanakan tugas penuh tanggung jawab (d) menguasai materi pembelajaran (e) mampu berkolaborasi dalam penggunaan metode sesuai dengan skill yang tepat (f) mampu memberikan penilaian secara objektif terhadap peserta didik dan menumbuh kembangkan kerjasama yang harmonis sesama guru, pegawai, kepala sekolah serta mengendalikan emosi, dan bersifat empati terhadap orang lain.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Kepada kepala sekolah khususnya kepala SMP dan MTs hendaknya

menerapkan gaya kepemimpinan yang berorientasi mengembangkan staf tentang pendidikan, bersikap adil, tidak menyalahkan orang lain, membangun kelompok dan mekanisme kerja yang menyenangkan sehingga tercipta persepsi positif para guru terhadap gaya kepemimpinan kepala sekolah. 2. Kepada guru hendaknya selalu berupaya melakukan peningkatan kompetensi

profesionalnya agar kinerjanya semakin tinggi.

3. Pemerintah yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama agar secara berkesinambungan melakukan program peningkatan mutu kepala sekolah dan guru melalui penataran, pelatihan, seminar dan lokakarya.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG.

0 2 34

KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI Kinerja Guru Ditinjau Dari Sertifikasi Guru Dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Di SMP Negeri Se-Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

0 2 16

KINERJA GURU DITINJAU DARI SERTIFIKASI GURU DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI Kinerja Guru Ditinjau Dari Sertifikasi Guru Dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Di SMP Negeri Se-Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

0 3 14

HUBUNGAN PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP TERHADAP PEKERJAAN DENGAN KINERJA GURU MATA PELAJARAN SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG.

0 5 22

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PERSONALITY DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN MEDAN BARU.

0 1 36

HUBUNGAN IKLIM ORGANISAI DAN PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMP NEGERI KOTA MEDAN.

0 1 12

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN DAN KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DENGAN KINERJA GURU MTS NEGERI KOTA MEDAN.

0 1 32

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI EDUKATOR DAN SUPERVISOR TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI 18 MEDAN.

0 1 15

Pengaruh Komitmen Guru dan Persepsi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri Di Kota Sawahlunto.

0 1 15

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU MTs NEGERI MODEL MAKASSAR

0 0 119