PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA.

(1)

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Fisika

oleh

FEBRIAN ANDI MARTA NIM 1303166

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Ida Hamidah, M.Si. NIP. 196809261993032002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Dadi Rusdiana, M.Si. NIP. 196810151994031002


(3)

PENGEMBANGAN BUKU AJAR

FISIKA BERORIENTASI LITERASI

SAINS PADA MATERI GERAK LURUS

UNTUK KELAS X SMA

Oleh

Febrian Andi Marta

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Fisika

© Febrian Andi Marta 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

“PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, November 2015 Yang membuat pernyataan,


(5)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Febrian Andi Marta 1303166

Pembimbing : Dr. Ida Hamidah, M.Si.

Program Studi Pendidikan Fisika, Sekolah Pascasarjana-UPI

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku ajar yang berorientasi literasi sains untuk siswa SMA kelas X. Penelitian menggunakan metode Research and Development (R & D) dimana pengembangan buku ajar mengacu pada pedoman penyusunan buku ajar berorientasi literasi sains yang dikembangkan oleh Toharudin (2012). Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi ahli literasi sains, lembar validasi ahli fisika, lembar validasi ahli teknologi pembelajaran, tes uji rumpang, lembar angket. Subjek penelitian adalah buku ajar fisika berorientasi literasi sains yang dikembangkan. Responden penelitian adalah adalah 2 orang dosen ahli konten fisika, 2 orang dosen ahli teknologi pembelajaran, 2 orang dosen ahli literasi sains, 30 siswa kelas X dan 2 guru mata pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA) Percontohan Lab School UPI. Hasil validasi menunjukkan jika buku ajar yang dikembangkan sudah sesuai (valid) baik dari literasi sains, isi (konten) maupun kegrafikaan. Keterbacaan buku ajar sebesar 92,22% dengan kategori tinggi. Kedua guru fisika sepakat jika buku ajar yang dikembangkan cukup memiliki kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman. Secara keseluruhan siswa sepakat jika buku yang dikembangkan dapat memberikan kemudahan dalam membacanya, dapat menarik perhatian pembaca, dan isi buku dapat dipahami dan membantu dalam memahami konsep.

Kata kunci: pengembangan buku ajar, buku ajar fisika berorientasi literasi sains


(6)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Febrian Andi Marta

1303166

Supervisor : Dr. Ida Hamidah, M.Si.

Physics Education Study Program, Graduate School-UPI

Abstract

This research aims to develop a textbook oriented science literacy for high school students research methods class X. Research and Development (R & D) in which the development of textbooks refer to the guidelines for the preparation of textbooks oriented scientific literacy developed by Toharudin (2012). The instruments used were pieces of scientific literacy expert validation, validation sheet physicist, expert validation sheet learning technology, test hiatus test, questionnaire sheet. Subjects were oriented physics textbook developed scientific literacy. Respondents are are 2 physics content expert lecturers, 2 lecturers learning technology expert, 2 lecturers expert scientific literacy, 30 students of class X and 2 teachers of physics in high school (SMA) Pilot Lab School UPI. The tests show if textbooks are developed is appropriate (valid) both of scientific literacy, content (content) and kegrafikaan. Readability textbook of 92.22% with a high category. Both physics teacher agreed if textbooks are developed enough to have the ease, the attractiveness and keterpahaman. Overall the students agreed that if the book were developed to provide ease in reading, can attract the reader's attention, and the contents of the book can be understood and helped in understanding the concept. Keyword: developing textbooks, textbook physics oriented scientific


(7)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

C. Batasan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Definisi Operasional ... 11

G. Struktur Organisasi Tesis ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Buku Teks ... 13

B. Kriteria Buku Ajar untuk Membangun Literasi Sains ... 16

C. Langkah-Langkah Penyusunan Buku Ajar Berorientasi Literasi Sains Menurut Uus Toharudin... 20

D. Kriteria Mengidentifikasi Buku Teks yang Beorientasi Literasi Sains ... 27

E. Standar Penilaian Buku Teks ... 30

F. Literasi Sains ... 37

G. Literasi Sains Berdasarkan PISA 2006 ... 39

H. Kinematika Gerak Lurus ... 46

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 53

B. Prosedur Penelitian ... 54


(8)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyusunan Buku Ajar Fisika Berorientasi Literasi Sains .... 62

B. Kriteria Buku Ajar Fisika Berorientasi Literasi Sains ... 69

C. Validitas Buku Ajar ... 75

D. Keterbacaan Buku Ajar... 88

E. Tanggapan Guru dan Siswa Terhadap Buku Ajar yang Dikembangkan ... 89

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 94

B. Rekomendasi ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97


(9)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Posisi Literasi Sains Indonesia dibandingkan Negara-negara lain

berdasarkan studi PISA ... 3

1.2 Hasil Penelitian Untuk Masing-Masing Buku Ajar ... 7

1.3 Hasil Penelitian Untuk Keseluruhan Buku Ajar ... 8

1.4 Hasil Persantase Aspek Literasi Sains Pada Buku Science Matters... 9

2.1 Indikator Literasi Sains ... 29

2.2 Deskripsi Butir Instrumen Penilaian Buku Teks Siswa untuk Peminatan Fisika SMA/MA ... 30

2.3 Pengukuran Domain Konteks PISA 2006 ... 41

2.4 Konten Dari Kategori Pengetahuan Sains PISA 2006 ... 44

2.5 Konten Dari Kategori Pengetahuan Tentang Sains PISA 2006 ... 44

2.6 Perbedaan Antara Jarak dan Perpindahan ... 47

3.1 Kategori Keterbacaan Buku Ajar ... 60

3.2 Bobot Tanggapan Siswa ... 61

4.1 Pembagian Tujuan Pembelajaran pada Setiap Sub Bab ... 62

4.2 Cakupan Materi pada Setiap Sub Bab ... 63

4.3 Urutan Buku Ajar ... 64

4.4 Penerapan Kaidah Penulisan pada Buku Ajar yang Dikembangkan ... 66

4.5 Fitur yang Mengakomodir Aspek Literasi Sains pada Buku Ajar... 69


(10)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.10 Hasil Validasi Kelayakan Kegrafikaan Buku Ajar ... 85 4.11 Koreksi dan Saran dari Ahli Teknologi Pembelajaran serta

Perbaikan yang Dilakukan Terhadap Buku Ajar ... 87 4.12 Tanggapan Guru Mata Pelajaran Fisika terhadap Buku Ajar ... 90 4.13 Persentase Tanggapan Siswa terhadap Buku Ajar ... 91

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1.1 Diagram capaian literasi sains siswa berdasarkan level di beberapa Negara ... 4 2.1 Diagram Domain Literasi Sains ... 40 3.1 Bagan Alur Penelitian... 55


(11)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Produk Penelitian ... 103

Lampiran B. Instrumen Penelitian ... 161

Lampiran C. Data dan Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 175

Lampiran D. Surat Ijin ... 185


(12)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran sains seharusnya memberikan bekal kepada siswa berupa konsep- konsep sains serta bagaimana cara penerapan konsep tersebut. Jika menggunakan sudut pandang yang lebih menyeluruh, sains seharusnya dipandang sebagai cara berpikir (a way of thinking) untuk memeroleh pemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya, cara untuk menyelidiki (a way of investigating) bagaimana fenomena alam dapat dijelaskan, sebagai batang tubuh pengetahuan (a body of knowledge) yang dihasilkan dari keingintahuan (inquiry) manusia.

Lebih lanjut mengenai sains, pada penelitian ini penulis akan berbicara mengenai mata pelajaran Fisika. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis dan bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. sehingga fisika bukan sekedar kumpulan fakta atau prinsip, tetapi lebih dari itu fisika mengandung cara-cara bagaimana memperoleh fakta dan prinsip tersebut.

Pada standar isi kurikulum satuan tingkat pendidikan (KTSP) disebutkan bahwa fisika diajarkan di SMA sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran fisika membekali peserta didik dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mengembangkan ilmu dan teknologi. Ciri khas dari fisika sebagai pelajaran inkuiri ilmiah diharapkan mampu membangun kecakapan hidup


(13)

2

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang penting bagi peserta didik, seperti kemampuan berpikir, bekerja, bersikap ilmiah dan berkomunikasi. Selain itu salah satu tujuan mata pelajaran Fisika di SMA adalah agar peserta didik memiliki kemampuan menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2006).

Pembelajaran fisika memberikan pengetahuan berbagai fenomena alam kepada siswa untuk mengungkapkan suatu fenomena alam secara kuantitatif digunakan bahasa simbolik. Pengungkapan fenomena alam dengan bahasa simbolik, menjadikan pengungkapan fenomena alam itu lebih singkat dan mudah dipahami. Giancoli (2005) mengemukakan bahwa: “physics is sometimes thought of as being a difficult subject. However, sometimen it is the mathematics used that is the source of difficulties rather than the physics itself”. Dari kalimat di atas dapat disimpulkan bahwa fisika dianggap subjek yang sulit. Namun, kadang-kadang matematika lah sumber kesulitan daripada fisika itu sendiri.

Untuk menjadikan pembelajaran fisika lebih diminati oleh peserta didik maka pembelajaran fisika dalam kelas tidak bisa dipisahkan dari pengalaman dan lingkungan sehari-hari peserta didik. Informasi yang dipelajari harus terhubung ke situasi kehidupan nyata dimana siswa cenderung menggunakannya. Allsopp, Kyger, dan Lovin (dalam Sang, 2012) menyatakan bahwa pembelajaran yang menjadikan pengalaman dan lingkungan sekeliling perserta didik dalam proses pembelajaran akan sangat membantu peserta didik untuk meningkatkan minat dan pemahaman peserta didik.

Pembelajaran yang akan memberikan pemahaman konsep pada siswa atau pembelajaran yang tidak hanya memberikan hafalan rumus adalah sebuah pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang bermakna dapat terjadi jika


(14)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa dapat menghubungkan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Kebermaknaan dalam pembelajaran sains bagi siswa dapat diperoleh jika siswa memiliki kemampuan literasi sains yang baik. PISA mendefinisikan literasi sains sebagai kemampuan untuk mengidentifikasikan isu ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah itu dalam kehidupan sehari-hari (PISA, 2006). Kurnia, dkk (2014) mengemukakan bahwa literasi sains merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dikuasai setiap individu karena hal ini berkaitan erat dengan bagaimana seseorang dapat memahami lingkungan hidup dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk juga masalah sosial kemasyarakatan.

Dari hasil studi PISA diketahui, literasi sains peserta didik Indonesia dapat dilihat berdasarkan skor rerata PISA (Programme for International Student Assessment) pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Posisi Literasi Sains Indonesia Dibandingkan dengan Negara-Negara Lain Berdasarkan Studi PISA

Tahun Studi Skor Rata-rata Indonesia Skor Rata-rata Internasional Peringkat Indonesia Jumlah Negara Peserta Studi

2000 393 500 38 41

2003 395 500 38 40

2006 393 500 50 57

2009 383 500 60 65

2012 375 500 64 65

Dari analisis tes PISA Nasional tahun 2006 dapat dikemukakan temuan bahwa capaian literasi peserta didik Indonesia terbilang rendah, dengan rata-rata sekitar 32% untuk keseluruhan domain, yang terdiri atas 29% untuk konten, 34% untuk kompetensi, dan 32% untuk konteks. Siswa Indonesia lebih dominan berada pada level 1 yakni pada level ini siswa hanya bisa menerapkan konsep pada situasi


(15)

4

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

umum. Pada tahun 2009 Indonesia hanya lebih baik dari Qatar, Panama, Azerbaijan, Peru dan Kirgistan, secara lebih terperinci hasil studi PISA pada tahun 2009 di gambarkan pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1

Diagram Capaian Literasi Sains Siswa Berdasarkan Level di Beberapa Negara

Dari grafik di atas diketahui bahwa anak Indonesia secara dominan hanya berada pada level 1 dan level 2, dimana kemampuan yang terdapat pada level 1 adalah siswa dengan pengetahuan ilmiah yang terbatas hanya bisa menerapkan pengetahuannya pada beberapa situasi umum. Mereka dapat menyajikan penjelasan ilmiah yang jelas dan mengikuti secara eksplisit dari bukti yang diberikan. Untuk level 2, memiliki pengetahuan ilmiah yang memadai untuk memberikan penjelasan yang mungkin dalam konteks umum atau menggambarkan kesimpulan berdasarkan penyelidikan sederhana. Level tertinggi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Level 6

Level 5

Level 4

Level 3

Level 2

Level 1


(16)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dicapai anak Indonesia hanya pada level 3 dan itu hanya sekitar 10%. Menguatkan hasil literasi sains yang dikeluarkan PISA, Gurria (dalam Kompas, 2013) menyatakan bahwa anak-anak Indonesia butuh keterampilan untuk menghadapi realitas dan ikut memberikan solusi pada era globalisasi ini.

Penjabaran hasil studi PISA di atas cukup menunjukkan rendahnya capaian literasi anak-anak Indonesia. Berdasarkan hasil studi PISA tersebut membuktikan bahwa rata-rata peserta didik Indonesia memiliki kemampuan literasi sains yang rendah dibandingkan dengan rata-rata Internasional yang mencapai skor 500 (Toharudin dkk, 2011). Dengan capaian tersebut, rata-rata kemampuan sains peserta didik Indonesia baru sampai pada kemampuan mengenali sejumlah fakta dasar, tetapi mereka belum mampu untuk mengkomunikasikan dan mengaitkan kemampuan itu dengan berbagai topik sains, apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak. Rendahnya mutu hasil belajar sains siswa menunjukkan bahwa proses pembelajaran sains di sekolah–sekolah Indonesia kurang melatih literasi sains siswa.

Banyak sekali faktor yang diduga menyebabkan rendahnya literasi sains anak-anak Indonesia yang berkaitan dengan proses pendidikan yang berjalan diantaranya adalah: sistem pendidikan yang diterapkan, pemilihan model, pendekatan metode, strategi pembelajaran, pemilihan sumber belajar (buku), gaya belajar siswa, dan sarana dan prasarana. Belakangan ini, fokus beberapa penelitian pendidikan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran dengan pengembangan strategi, model, pendekatan dan metode belajar, di sisi lain, buku ajar kurang mendapatkan perhatian, padahal buku ajar merupakan komponen yang sangat penting dalam mendukung terciptanya pembelajaran yang bermakna. Selain itu buku ajar salah satu dari faktor yang berkaitan langsung dan bersifat dekat dengan siswa. Laporan World Bank (Rahmi, 2013) menyatakan bahwa kepemilikan buku ajar berkorelasi positif dengan prestasi siswa, hal ini mengindikasikan bahwa buku ajar memiliki peranan penting dalam proses


(17)

6

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyerapan ilmu bagi siswa. Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan siswa dalam memahami konsep-konsep fisika, maka diperlukan buku ajar fisika dasar yang manfaatnya dapat langsung dirasakan (kontekstual). Dalam buku ajar perlu disisipkan fenomena fenomena fisika yang sesuai dengan konteks sehari-hari dengan tampilan yang menarik. Buku ajar juga harus mampu menumbuhkan literasi sains siswa.

Berhubungan dengan literasi sains, buku-buku ajar yang beredar di sekolah masih belum berorientasi pada penumbuhan literasi sains siswa. Dari penelitian Kurnia, dkk (2014) diketahui bahwa buku yang beredar di tempatnya melakukan penelitian kurang berorientasi pada literasi sains. Secara garis besar buku yang yang digunakan guru fisika dalam pembelajaran masih menekankan pada kategori pengetahuan sains, sedangkan untuk kategori penyelidikan sains, pola pikir sains dan interaksi sains teknologi masih kurang. Selain itu dari segi dimensi literasi sains yang ditetapkan oleh PISA yakni konten, konteks, kompetensi dan sikap, buku-buku yang dianalisis telah mengarah pada dimensi-dimensi tersebut namun masih dalam porsi yang sangat kecil. Meldalina (2013) dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa kecenderungan materi dalam buku cetak yang biasanya hanya mengedepankan kelengkapan materi sesuai dengan tuntutan kurikulum tanpa melihat kedalaman dan keluasan materi terseut sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Dari hasil penelitian Sang (2012) diketahui bahwa bahan ajar cetak yang digunakan dalam pembelajaran hanya berisi ringkasan materi, contoh soal dan latihan-latihan soal dalam pembelajaran fisika. Selain itu materi yang disajikan di dalam bahan ajar cetak tersebut banyak yang bersifat abstrak dan rumit sehingga siswa enggan untuk membacanya apalagi mempelajariya. Banyak konsep abstrak di dalam buku cetak yang tidak berusaha dijadikan lebih kongkret, misalnya dengan penganalogian. Konsep abstrak tersebut menyebabkan siswa kesulitan mempelajari materi secara mandiri tanpa bantuan orang lain.


(18)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Buku ajar sains harus menampilkan sains sebagai ilmu yang dinamis, sebagai sains eksperimen bukan merupakan kumpulan fakta-fakta dan istilah-istilah. Kurnia, dkk (2014) menyatakan bahwa bagi guru yang ingin menyusun atau membuat bahan ajar berbentuk buku agar sebaiknya memperhatikan kategori-kategori literasi sains yang ada agar ruang lingkup kemunculan di dalam buku memiliki porsi yang berimbang. Aspek melek ilmiah (scientific literacy) menyinggung penerapan atau aplikasi sains dan bagaimana teknologi membantu dan justru mengganggu manusia. Hal ini juga menyinggung soal issu sosial dan karir.

Untuk lebih menguatkan alasan mengapa penelitian ini perlu dilakukan, penulis menyajikan analisis kebutuhan buku ajar terhadap kategori-kategori literasi sains yang seharusnya ada di buku ajar fisika SMA. Penulis merangkum beberapa penelitian yang telah menganalisi kategori literasi sains pada buku ajar Fisika SMA. Hasil penelitiannya dijabarkan sebagai berikut:

1. Penelitian Feni Kurnia di kabupaten Indralaya pada tahun 2014:

Kemunculan rata-rata kategori literasi sains pada buku yang digunakan di kabupaten Indralaya adalah sebagai berikut: 59,62% kemunculan rata-rata pada kategori pengetahuan sains; 33,57% untuk penyelidikan tentang hakikat sains; 5,73% untuk kategori sains sebagai cara berpikir, dan 1,08% untuk kategori interaksi sains, teknologi dan masyarakat (Kurnia dkk, 2014).

2. Peneltian Yuliyanti dan Rusilowati di Kabupaten Tegal pada tahun 2014: Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 5 sekolah di kabupaten Tegal diketahui bahwa rata-rata persentase kemunculan empat kategori literasi sains pada ketiga buku ajar yang dianalisis adalah sebagai berikut: pengetahuan sains sebesar 69,61%, penyelidikan tentang hakikat sains sebesar 16,86%, sains sebagai cara berpikir sebesar 10,22% dan interaksi sains, teknologi dan masyarakat sebesar 3,32% (Yuiyanti dan Rusilowati, 2014).


(19)

8

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penelitian Mochamad Irsan Sandi, dkk di Kabupaten Bandung pada tahun 2012:

Dari ketiga buku ajar fisika yang beredar di kota Bandung yaitu , Fisika untuk SMA/MA Kelas X karangan Joko Sumarsono penerbit Erlangga (A), Fisika untu SMA Kelas X Semester 1 dan 2 karangan Marthen Kanginan penerbit Erlangga (B), Fisika 1 untuk SMA/MA Kelas X karangan Setya Nurachmandani yang diterbitkan BSE Depdiknas(C), didapat hasil yang ditunjukkan pada Tabel 1.2 dan 1.3 (Sandi dkk , 2012).

Tabel 1.2

Hasil Penelitian untuk Masing-Masing Buku Ajar

Kategori Literasi Sains Buku A Buku B Buku C

Jml % Jml % Jml %

Pengetahuan Sains 540 54,5 792 38,3 431 40,6

Penyelidikan Hakikat Sains 92 9,3 499 24,1 135 12,7 Sains sebagai cara berpikir 281 28,4 598 28,9 363 34,2 Interaksi sains, teknologi dan

masyarakat

77 7,8 181 8,7 132 12,4 (Sandi dkk , 2012)

Tabel 1.3

Hasil Penelitian untuk Keseluruhan Buku Ajar

Kategori Literasi Sains Jumlah %

Pengetahuan Sains 1763 42,8

Penyelidikan Hakikat Sains 726 17,6

Sains sebagai cara berpikir 1242 30,1

Interaksi sains, teknologi dan masyarakat 390 9,5 (Sandi dkk , 2012)

Dari ketiga hasil analisis buku ajar di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, kategori yang paling dominan dari buku ajar yang telah dianalisis adalah kategori pengetahuan sains. Pengetahuan Sains (the knowledge of science) dimana hal-hal yang termasuk ke dalam kategori ini adalah informasi berupa fakta, prinsip, hukum, teori yang bersifat hafalan. Secara tidak langsung buku-buku yang telah di analisis lebih condong untuk melatih kemampuan menghafal sedangkan kategori


(20)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

literasi sains yang lain seperti penyelidikan hakikat sains, sains sebagai cara berpikir dan interaksi sains, teknologi dan masyarakat kurang terakomodir, padahal keempat kategori tersebut haruslah dimuat dalam buku ajar Fisika dalam rangka menumbuhkan literasi sains siswa. Akibat dari hal tersebut siswa lebih pandai menghafal dibandingkan dengan keterampilan proses sains. Hal ini mungkin terkait dengan kecenderungan menggunakan hafalan sebagai wahana untuk menguasai ilmu pengetahuan, bukan kemampuan berpikir secara sains. Hasil penelitian ini diperkuat dari pernyataan Firman (2007), bahwa buku sains yang ada di Indonesia lebih menekankan kepada dimensi konten daripada dimensi proses dan konteks, sehingga kondisi inilah yang diduga sebagai penyebab rendahnya tingkat literasi sains anak Indonesia.

Jika melihat dari buku teks fisika yang digunakan di Negara tetangga seperti Singapura, buku teks fisika yang ada di Indonesia bisa dikatakan sedikit tertinggal. Dari hasil penelitian yang dilakukan Ika Mustika Sari tahun 2014 dapat dilihat hasil persentase tiap aspek literasi sains pada Tabel 1.4

Tabel 1.4

Hasil Persantase Aspek Literasi Sains pada Buku Science Matters

No Kategori Literasi Sains Persentase (%)

1 Pengetahuan sains 27

2 Penyelidikan hakikat sains 11

3 Sains sebagai cara berfikir 58

4 Interaksi Sains, Teknologi dan Masyarakat 4

(Sari, dkk, 2014)

Dari tabel diatas diketahui buku ajar fisika di Singapura didominasi aspek “sains sebagai cara berpikir” sebesar 58 %. Hal ini menunjukkan bahwa


(21)

10

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Singapura mengarah pada pembelajaran yang berorientasi literasi sains. Hal ini patut dicontoh dalam pengembangan buku ajar fisika di Indonesia.

Tentang keberhasilan sebuah buku ajar dalam meningkatkan hasil belajar, Supriadi (1997) menyatakan bahwa tingkat kepemilikan buku pelajaran berkorelasi positif dan signifikan dengan hasil belajar siswa. Symansky, Kyle, and Alport (dalam Toto, 2009) menyatakan bahwa pengembangan program berdasarkan buku teks dapat meningkatkan performa siswa dalam prestasi, sikap, kemampuan berpikir kritis dan analitis. Hasil penelitian Achyani (2010) menunjukkan bahwa penggunaan bahan ajar yang dibuat sendiri dalam perkuliahan fisika dasar dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika sebesar 49%. Hasil penelitian Toharudin (2010) menyimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar yang disusun oleh guru, baik yang bersifat tematik maupun subjek dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa. Menurut hasil penelitian Toharudin (2005) menyatakan bahwa kriteria bahan ajar (buku teks) yang dapat mendukung pencapaian literasi sains siswa adalah: kelayakan isi, tujuan, kejelasan konsep, kesesuaian dengan kurikulum, menarik minat siswa, menumbuhkan motivasi dan menstimulasi aktivitas siswa, penyajian gambar, komunikatif logis sistematis, kontekstual, menghargai perbedaan individu dan, memantapkan nilai-nilai.

Terkait dengan paparan di atas, kegiatan penelitian terkait pengembangan buku ajar fisika yang berorientasi pada literasi sains untuk tingkat SMA, dimana penelitian ini akan di lakukan di salah satu SMA di kota Bandung. Penelitian yang

akan dilakukan diberi judul “PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA

BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA”.


(22)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan buku ajar Fisika

berorientasi literasi sains pada materi gerak lurus untuk kelas X SMA?”. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik buku ajar fisika yang berorientasi literasi sains?

2. Bagaimana validitas buku ajar fisika berorientasi literasi sains yang dikembangkan?

3. Bagaimana keterbacaan buku ajar fisika berorientasi literasi sains yang dikembangkan?

4. Bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap buku ajar beorientasi literasi sains yang dikembangkan?

C. Batasan Masalah

Agar ruang lingkup masalah yang diteliti tidak meluas, maka perlu ada pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Pengembangan buku ajar berorientasi literasi sains mengikuti pedoman pengembangan buku ajar literasi sains yang dikembangkan oleh Uus Toharudin.

2. Buku ajar yang dikembangkan dibatasi hanya pada bab Kinematika Gerak Lurus.

3. Penelitian yang dilakukan terbatas hanya sampai pada melihat validitas, keterbacaan, tanggapan guru dan siswa yang menggunakan buku ajar tersebut.


(23)

12

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum peneltian ini bertujuan untuk mengembangkan buku ajar yang berorientasi literasi untuk siswa SMA kelas X. Buku ajar ini diharapkan dapat menumbuhkan literasi sains siswa SMA.

Tujuan khusus yang ingin dicapain melalui penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui karakteristik buku ajar fisika berorientasi literasi sains untuk siswa

SMA.

2. Mengetahui validitas buku ajar fisika berorientasi literasi sains yang dikembangkan.

3. Mengetahui keterbacaan buku ajar fisika berorientasi literasi sains yang dikembangkan.

4. Mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap buku ajar beorientasi literasi sains yang dikembangkan.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat teoritis dan praktis, terutama memberikan sumbangan dalam menyediakan buku ajar Fisika yang berorientasi Literasi Sains untuk siswa SMA kelas X.

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan menghasilkan bentuk dan karakteristik buku ajar Fisika yang berorientasi literasi sains bagi siswa SMA kelas X.

2. Secara praktis, produk berupa buku ajar dari penelitian ini dapat digunakan oleh guru mata pelajaran Fisika sebagai salah satu buku ajar Fisika dalam kegiatan pembelajaran.

F. Definisi Operasional

Agar terdapat kesamaan persepsi istilah yang digunakan dalam penelitian ini, dijelaskan sebagai berikut. Buku Ajar Berorientasi Literasi Sains yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah buku ajar fisika SMA yang berorientasi


(24)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

literasi sains untuk siswa kelas X (sepuluh) semester I (satu) pada materi gerak lurus, dengan beberapa buku rujukan. Buku ajar yang dikembangkan mengikuti tata cara pengembangan bahan ajar literasi sains yang dikembangkan oleh Uus Toharudin (2011). Penilaian aspek literasi sains yang terkandung dalam buku mengacu pada kategori literasi sains pada penilaian kategori literasi sains buku ajar yang dikembangkan Chiapetta (1991), sedangkan untuk penilaian kelayakan isi, kegrafikaan mengacu pada Standar Penilaian Buku Teks yang dikeluarkan BSNP (2006). Penilaian kategori literasi sains, kelayakan isi, dan kegrafikaan dilakukan dengan uji validitas dengan meminta bantuan dosen ahli, yang kemudian data yang didapat diolah dengan pesentase tanggapan oleh dosen ahli. Untuk keterbacaan buku digunakan tes uji rumpang yang diberikan kepada siswa. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemudahan sebuah teks untuk dipahami, dimana uji keterbacaan ini akan menggunaka n tes uji rumpang.

G.Struktur Organisasi Tesis

Rincian penulisan tesis ini mencakup lima bab. Bab I memuat penjelasan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Bab II mengenai kajian pustaka berisi teori-teori yang dikaji seputar bahan ajar, buku teks, kriteria buku ajar untuk membangun literasi sains, langkah-langkah penyusunan buku ajar berorientasi literasi sains menurut Uus Toharudin kriteria mengidentfikasu buku teks berorientasi literasi sains, standar penilaian buku teks, literasi sains, dan literasi sains berdasarkan PISA 2006. Bab III merupakan metode penelitian yang meliputi metode penelitian, prosedur penelitian, lokasi dan responden penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV berisi penyusunan buku ajar serta temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab


(25)

14

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Bab V merupakan kesimpulan dan rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian.


(26)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and Development (R & D) atau penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan adalah suatu metode atau strategi untuk mendapatkan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada dan merupakan penelitian terapan yang mengacu pada fakta-fakta di lapangan. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan sebuah produk baru berupa buku fisika berorientasi literasi sains untuk siswa kelas X (sepuluh) semester 1 (satu) pada pokok bahasan gerak lurus. Borg dan Gall (1989) memberikan batasan tentang penelitian dan pengembangan sebagai usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Untuk menghasilkan sebuah produk tertentu digunakan penelitian (research) yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut dengan berbagai pengembangan ke arah perbaikan produk. Namun karena keterbatasan waktu, penelitian ini dibatasi pada uji validitas, uji keterbacaan, dan melihat tanggapan guru dan siswa mengenai buku ajar yang telah dikembangkan.

Pengembangan buku ajar dalam penelitian ini berpedoman dengan pedoman penyusunan buku ajar berorientasi literasi sains yang dikembangkan oleh Toharudin (2011), dengan kriteria: 1) isi buku ajar harus memberi peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan beberapa keterampilan, 2) buku ajar memiliki tujuan yang jelas, 3) kejelasan dan kebenaran konsep, 4) sesuai dengan kurikulum yang berlaku, 5) menarik minat siswa, 6) menumbuhkan motivasi dan menstimulasi aktivitas serta kemampuan berpikir peserta didik, 7) ilustrasi dan


(27)

54

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

contoh, 8) penggunaan bahasa yang komunikatif, logis dan sistematis, 9) kontekstual dan mutakhir, 10) menghargai perbedaan individu, 11) memantapkan nilai-nilai. Adapun langkah-langkah pengembangan buku ajar berorientasi literasi sains menurut Toharudin (2011) adalah sebagai berikut.

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu, menganalisis tujuan pembelajaran berorientasi literasi sains, menentukan materi pokok dalam pembelajaran sains, mengembangkan materi pokok, menentukan cakupan buku ajar sains, menentukan urutan buku ajar sains.

2. Tahap penulisan buku ajar sains

Pada tahap ini, ditentukan format penulisan buku ajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, namun tetap harus berpegang pada kriteria penulisan buku ajar. Secara sederhana buku ajar yang akan dikembangkan sebaiknya memperhatikan kaidah penulisan yaitu, idenditas buku ajar, isi buku ajar, dilengkapi dengan rangkuman, dilengkapi dengan glosarium, memberi peluang untuk melakukan evaluasi diri, mencantumkan daftar pustaka.

3. Tahap pemanfaatan buku ajar sains

Pemanfaatan bahan ajar sains perlu dipertimbangkan dari sisi guru sebagai pengajar dan peserta didik sebagai pembelajar. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada tahap pemanfaatan adalah strategi penyampaian buku ajar oleh guru. Strategi penyampaian buku ajar oleh guru terdiri dari beberapa cara yakni strategi urutan penyampaian simultan, strategi penyampaian urutan suksesif, strategi penyampaian fakta, strategi penyampaian konsep, strategi menyampaikan pembelajaran prinsip.

B.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian diadaptasi dari prosedur penilitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2009).


(28)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian

Tahap studi pendahuluan dilakuKan untuk melihat kebutuhan buku ajar berorientasi literasi sains dengan melihat penelitian terdahulu. Pada tahap desain produk, kegiatan penelitian ialah penyusunan buku ajar berorientasi literasi sains dengan langkah-langkah pengembangan bahan ajar berorientasi literasi sains yang dikembangkan oleh Uus Toharudin tahun 2011. Draft buku ajar kemudian di validasi oleh 6 orang ahli, masing-masing terdiri dari 2 ahli literasi sains, 2 ahli konten fisika, dan 2 ahli teknologi pembelajaran, kemudian data hasil validasi digunakan untuk melihat validitas buku ajar. Buku ajar yang telah divalidasi kemudian dilakukan revisi tahap I berdasarkan masukan dan koreksi dari validator. Selanjutnya buku ajar fisika berorientasi literasi sains di uji keterbacaannya dengan menggunakan uji rumpang yang ditujukan kepada siswa kelas X (sepuluh) dan data hasil uji keterbacaan digunakan untuk melihat keterbacaan buku ajar. Masukan dan koreksi dari guru digunakan untuk melakuakan revisi tahap II.

Studi pe nda hul ua n: Des ain Produk Awa l

Va l i da s i Ahl i :

Ahl i literasi s ains, Ahl i konten, Ahl i Tekonol ogi pembel a ja ra n

Revisi I

Uji Keterbacaan:

Siswa

Mel i hat Tanggapan Pengguna: Guru


(29)

56

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mengingat keterbatasan waktu penelitian, pengembangan bahan ajar ini hanya dibatasai pada melihat tanggapan pengguna (guru dan siswa) terhadap buku ajar fisika berorientasi literasi sains yang telah dikembangkan, kemudian dari masukan guru tersebut dilakukan revisi untuk menjadikan sebuah produk akhir berupa buku ajar fisika berorientasi literasi sains untuk siswa kelas X.

C.Lokasi dan Responden Penelitian

Untuk melakukan uji keterbacaan dan tanggapan mengenai buku ajar fisika berorientasi literasi sains dilakukan pada salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah 2 orang dosen ahli literasi sains 2 orang dosen ahli konten fisika, 2 orang dosen ahli teknologi pembelajaran, 30 siswa kelas X dan 2 guru mata pelajaran Fisika di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Bandung.

D. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah buku ajar fisika berorientasi literasi sains untuk siswa kelas X (sepuluh) semester 1 (satu) dengan pokok bahasan gerak lurus yang dikembangkan. Pengembangan buku ajar fisika berorientasi literasi mengikuti pedoman pengembangan buku ajar berorientasi literasi sains menurut Toharudin (2011).

E.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar Validasi Ahli Literasi Sains

Digunakan untuk mengetahui kesesuaian aspek literasi sains yang terdapat dalam buku aja. Lembar validasi literasi sains diadaptasi dari kriteria literasi sains pada buku ajar yang dikembangkan oleh Chiapeta (1991). Pada lembar validasi oleh literasi sains terdapat empat aspek literasi sains yang harus terdapat dalam


(30)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

buku ajar yaitu: pengetahuan sains; penyelidikan tentang hakikat sains; sains sebagai cara berpikir; dan interaksi sains, teknologi dan masyarakat. Lembar validasi ini diberikan kepada 2 orang dosen yang ahli dalam bidang literasi sains.

2. Lembar Validasi Ahli Fisika

Digunakan untuk mengetahui validitas kelayakan isi dari buku ajar. Ada 3 (tiga) hal yang divalidasi pada kelayakan isi yaitu, aspek kelayakan isi, komponen penyajian, dan komponen kebahasaan. Lembar validasi diadaptasi dari instrumen penilaian buku ajar yang dikeluarkan BSNP (2006). Lembar validasi ini diberikan kepada 2 orang dosen yang ahli dalam konten fisika.

3. Lembar Validasi Ahli Teknologi Pembelajaran

Digunakan untuk mengetahui validitas kelayakan kegrafikaan dari buku ajar. Ada 2 (dua) hal yang divalidasi pada kelayakan kegrafikaan yaitu, aspek kegrafikaan, komponen kelayakan bahan. Lembar validasi diadapasi dari instrumen penilaian buku ajar yang dikeluarkan BSNP (2006). Lembar validasi ini diberikan kepada 2 orang dosen yang ahli dalam teknologi pembelajaran.

4. Tes uji rumpang

Tes uji rumpang digunakan untuk mengukur keterbacaan buku ajar fisika berorientasi literasi sains hasil pengembangan. Tes uji rumpang pernah diuji penggunaannya untuk menganalisis kalimat buku paket Fisika SMA oleh Suhadi (1996). Tes uji rumpang berupa sebuah tes yang diambil dari teks yang terdapat pada buku yang di uji, kemudian menghilangkan beberapa kata sehingga menjadi rumpang.

5. Lembar angket

Angket adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru mata pelajaran Fisika mengenai buku ajar fisika berorientasi literasi sains mata pelajaran fisika yang telah dikembangkan. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung dengan


(31)

58

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tipe pilihan dan bentuknya chek list, dimana responden tinggal membubuhkan tanda chek (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban yang mereka inginkan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: validasi buku ajar, uji keterbacaan, angket tanggapan siswa dan guru.

1. Validasi Buku Ajar

Setelah draft buku ajar fisika berorientasi literasi sains selesai disusun, kemudian buku tersebut di validasi oleh ahli. Validasi dilakukan untuk melihat kesesuaian aspek literasi sains, kesesuaian isi buku yang dikembangkan dan kesesuaian kegrafikaan pada buku yang dikembangkan. Validasi buku ajar dilakukan kepada 6 orang ahli sebagai validator, yakni 2 ahli literasi sains, 2 ahli konten fisika dan 2 ahli teknologi pembelajaran.

2. Uji Keterbacaan

Pengujian uji rumpang dilakukan dengan cara menghilangkan bagian-bagian kata sebuah kalimat dalam teks sehingga menjadi rumpang. Pengujian ini dilakukan kepada 30 orang siswa, dimana sebelumnya mereka telah diberikan waktu untuk belajar mandiri dengan buku ajar yang dikembangkan selama 2 jam pelajaran.

3. Angket Tanggapan Siswa dan Guru

Angket digunakan untuk melihat tanggapan guru mata pelajaran fisika dan siswa terhadap keterbacaan buku ajar. Pada tahap ini instrumen yang digunakan adalah angket tanggapan guru dan siswa mengenai buku ajar. Angket diberikan setelah siswa mengerjakan uji rumpang.

G.Teknik Analisis Data


(32)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas literasi sains dari buku ajar fisika berorientasi literasi sains dapat dilihat dari hasil lembar validasi 2 orang ahli literasi sains. Validasi bertujuan untuk melihat kesesuaian aspek literasi sains yang terdapat dalam buku ajar. Validator memberikan penilaian pada setiap indikator yang terdapat dalam aspek literasi sains. Dari penilaian tersebut dapat diketahui apakah buku ajar telah sesuai dengan indikator-indikator pada setiap aspek literasi sains. Setiap validator menyatakan kesesuaian dengan memberikan jawaban “Ya” atau “Tidak” pada setiap indikator. Selain melakukan validasi, validator juga diminta memberikan koreksi serta saran terhadap buku ajar.

2. Analisis Validitas Kelayakan Isi Buku Ajar

Kelayakan isi dari buku ajar fisika berorientasi literasi sains dapat dilihat dari hasil validasi 2 orang ahli fisika. Validasi kelayakan isi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian indikator penilaian aspek kelayakan isi komponen kelayakan bahan, dan komponen kebahasaan yang terdapat dalam buku ajar serta menghindari kesalahan-kesalahan konsep pada buku ajar fisika berorientasi literasi sains yang dikembangkan.

Validator memberikan penilaian pada setiap indikator yang terdapat dalam aspek kelayakan isi, komponen kelayakan bahan, dan komponen kebahasaan. Dari penilaian validator, dapat diketahui apakah buku ajar telah sesuai dengan indikator-indikator tersebut. Setiap validator menyatakan kesesuaian dengan memberikan jawaban “Ya” atau “Tidak” pada setiap indikator. Selain melakukan validasi, validator juga diminta memberikan koreksi serta saran terhadap buku ajar.

3. Analisis Kelayakan Kegrafikaan Buku Ajar

Kelayakan kegrafikaan dari buku ajar fisika berorientasi literasi sains dapat dilihat dari data hasil validasi 2 orang ahli teknologi pembelajaran. Validasi kelayakan kegrafikaan bertujuan untuk mengetahui kesesuaian indikator penilaian aspek kelayakan kegrafikaan dan indikator kelayakan bahan dari buku ajar.


(33)

60

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validator memberikan penilaian pada setiap indikator yang terdapat dalam aspek kegrafikaan, komponen kelayakan bahan. Dari penilaian validator, dapat diketahui apakah buku ajar telah sesuai dengan indikator-indikator tersebut. Setiap validator menyatakan kesesuaian dengan memberikan jawaban “Ya” atau “Tidak” pada setiap indikator. Selain melakukan validasi, validator juga diminta memberikan koreksi serta saran terhadap buku ajar.

4. Analisis Keterbacaan Buku Ajar

Untuk mengukur tingkat keterbacaan buku ajar fisika berorientasi literasi sains hasil pengembangan digunakan tes uji rumpang (close test), karena tes uji rumpang pernah diuji penggunaannya untuk menganalisis kalimat dalam buku paket Fisika untuk SMA oleh Suhadi (1996). Pengujian dengan uji rumpang dilakukan dengan cara menghilangkan bagian-bagian kata sebuah kalimat dalam teks sehingga menjadi rumpang. Pengisian bagian yang rumpang dicoba memunculkan aktivitas membaca secara alamiah dan normal. Ada dua cara dalam membuat rumpang menurut Suhadi (1996), yaitu: a) perumpangan kata yang dilakukan secara sistematis pada setiap kata kelima dalam sebuah teks; b) perumpangan kata dilakukan secara acak atau secara tidak sistematis. Dalam uji rumpang buku ajar fisika berorientasi literasi sains ini digunakan teknik perumpangan kata secara acak, hal ini dilakukan untuk melihat keterbacaan konsep yang disampaikan.

Untuk menentukan tingka keterbacaan (TK) dengan rumus uji rumpang digunakan persamaan sebagai berikut.

…..(3.1)

(Suhadi,1996) Dengan

Skor yang diperoleh = jumlah jawaban yang benar dari responden


(34)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Suhadi, 1996) memberikan kategori tingkat keterbacaan (TK) bahan ajar yaitu sebagai berikut.

Tabel 3.1

Kategori Keterbacaan Buku Ajar

Persentase Kategori

x < 44% Rendah

44% ≤ x ≤ 50% Sedang

x > 57% Tinggi

(Suhadi, 1996)

Mengacu pada kategori tingkat keterbacaan di atas, peneliti dapat mendeskrpsikan tingkat keterbacaan dari buku ajar fisika berorientasi literasi sains yang telah dikembangkan.

5. Analisis Tanggapan Guru Mengenai Buku Ajar

Untuk mengetahui tanggapan guru mata pelajaran terhadap buku ajar fisika berorientasi literasi sains hasil pengembangan digunakan angket tanggapan guru. Dalam lembar angket guru diberikan pertanyaan-pertanyaan tertutup terkait keterbacaan buku ajar. Kedua orang responden (guru) diminta memberikan tanggapan dari setiap pertanyaan yang diajukan. Dengan menganalisis jawaban guru terhadap pertanyaan angket, peneliti dapat mendeskripsikan bagaimana tanggapan guru terhadap buku ajar yang dikembangkan.

6. Analisis Tanggapan Siswa Mengenai Buku Ajar

Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap buku ajar fisika berorientasi literasi sains hasil pengembangan digunakan angket tanggapan siswa. Dalam lembar angket siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan tertutup terkait keterbacaan buku ajar. Sebanyak 30 orang siswa diminta memberikan tanggapan dari setiap pertanyaan yang diajukan. Hasil tanggapan siswa kemudian diubah dalam bentuk angka dimana setiap tanggapan tersebut diberikan bobot tanggapan. Bobot tanggapan lembar angket buku ajar berupa skala Guttman, seperti ditunjukan pada Tabel 3.10.


(35)

62

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bobot Tanggapan Siswa Tanggapan

Siswa

Bobot

Ya Tidak

0 1

Selanjutnya untuk menentukan persentase tanggapan setiap pertanyaan digunakan persamaan,

…..(3.2)

Berdasarkan skor tanggapan siswa tersebut, peneliti dapat mendeskripsikan bagaimana tanggapan siswa terhadap buku ajar yang dikembangkan.


(36)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan dan analisis, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik buku ajar fisika yang berorientasi literasi sains ialah buku tersebut dapat mengakomodir aspek-aspek literasi sains, yaitu:

a. Sains sebagai batang tubuh pengetahuan, materi buku teks pelajaran menyajikan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan hukum-hukum; menyajikan hipotesis-hipotesis, teori-teori dan model-model; serta meminta siswa untuk mengingat pengetahuan atau informasi.

b. Sains sebagai cara menyelidiki, buku teks mengajak pembacanya untuk menjawab pertanyaan melalui penggunaan materi; menjawab pertanyaan melalui penggunaan grafik-grafik, tabel- tabel; membuat kalkulasi; menerangkan jawaban; dan melibatkan pembaca dalam kegiatan eksperimen dan kegiatan berpikir.

c. Sains sebagai cara berpikir, buku teks menyajikan gambaran cara ilmuwan melakukan eksperimen, menunjukkan perkembangan historis, menekankan sifat empiris dan objektif, mengilustrasikan penggunaan asumsi, menunjukkan ilmu sains berjalan secara deduktif dan induktif, memberikan hubungan sebab akibat, mendiskusikan fakta dan bukti dan menyajikan metode ilmiah dan pemecahan masalah.

d. Interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat, buku teks menggambarkan kegunaan ilmu sains dan teknologi bagi masyarakat;


(37)

95

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukkan efek negatif dari ilmu sains dan teknologi bagi masyarakat; mendiskusikan masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan ilmu sains atau teknologi; dan menyebutkan karir-karir dan pekerjaan-pekerjaan di bidang ilmu dan teknologi.

2. Validitas buku ajar berorientasi literasi sains yang dikembangkan, dilihat dari 3 sisi yaitu, validitas ahli literasi sains, validitas kelayakan isi, dan validitas kelayakan kegrafikaan, dimana ketiga hasil dari validasi menunjukkan jika buku ajar yang dikembangkan sudah sesuai (valid) baik dari literasi sains, isi (konten) maupun kegrafikaan.

3. Tingkat keterbacaan buku ajar berorientasi literasi sainsberada pada kategori tinggi artinya buku mudah dipahami dan dapat digunakan secara mandiri oleh pembacanya.

4. Guru mata pelajaran fisika memberikan tanggapan positif terhadap buku ajar dikatakan. Kedua guru mata pelajaran fisika sepakat jika buku ajar yang dikembangkan cukup memiliki kemudahan, kemenarikan, dan keterpahaman. Siswa secara keseluruhan juga memberikan tanggapan positif terhadap buku ajar. Secara keseluruhan siswa sepakat jika buku yang dikembangkan dapat memberikan kemudahan dalam membacanya, dapat menarik perhatian pembaca, dan isi buku dapat dipahami dan membantu dalam memahami konsep.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kelemahan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat direkomendasikan antara lain :

1. Perlu diadakan uji coba secara lebih meluas dengan metode eksperimen, dimana buku ajar hasil pengembangan diterapkan dalam kegiatan


(38)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran fisika untuk melihat dampak dari pembelajaran dengan penggunaan buku ajar yang telah dikembangkan.

2. Buku ajar yang dikembangkan hanya terbatas pada bab kinematika gerak lurus, maka dari itu untuk penelitian selanjutnya dicoba mengembangkan buku ajar fisika berorientasi literasi sains dengan pokok bahasan yang berbeda.

3. Pada soal evaluasi yang terdapat dalam buku ajar hanya berfokus pada kategori sains sebagai cara menyelidiki, maka dari itu untuk penelitian selanjutnya diupayakan untuk mengembangkan soal evaluasi yang mencakup semua kategori literasi sains.


(39)

97

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Achyani. (2010). Pengembangan Model Penulisan Buku Pelajaran Biologi SMA Berwawasan Ekologi dan Berbasis Realitas Lokal. (Disertasi). Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.

Alam, FS. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Dalam Pokok Bahasan Kalor Untuk Meningkkatkan Penguasaaan Konsep Dan Literasi Sains Siswa SMA. (Tesis). Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Amalia, S (2009). Analisis Buku Ajar Biologi SMP Kelas VIII di Kota Bandung

Berdasarkan Literasi Sains. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta : PT Bumi aksara.

Belawati, Tian. (2003). Materi Pokok Pengembangan Bahan Ajar Edisi ke Satu. Jakarta: Universitas Terbuka.

Borg, WR & Gall, MD. (1989). Education Research. Newyork: Longman

BSNP. (2006). Instrumen Penilaian Tahap Pra Seleksi Buku Teks Pelajaran

Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas

Bybee, R. McCrae, B. & Laurie,R. (2009). PISA 2006: An Assesment of Scintefic Literacy. Journal of Ressearch in Science Teaching.

Chiappetta, E.L, Fillman, D.A, dan Sethna, G.H. (1991). A Method to Quantify Major Themes of Scientific Literacy in Science Textbooks. Journal of Research in Science Teaching, 28 (8): 713-725.


(40)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Chiappetta, E.L, Fillman, D.A, dan Sethna, G.H. (1993). Do Middle School Life Science Textbooks Provide a Balance of Scientific Literacy Themes?. Journal of Research.

Cresswell, J dan Vayssettes, S. (2006). Assesing Scientific, Reading and Mathematical Literacy A Framework for PISA 2006. Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)

De Boer, E. G. (1991). A History of Ideas in Science Education. Teachers College Press. New York

Direktorat Jenderal Manajemen Dikdasmen Depdiknas (2007). Pendekatan

Kontekstual. [Online]. Tersedia

http://adifia.files.wordpress.com/2007/05/model-pembelajaran ygefektif. doc (29 April 2011)

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Firmansyah, E. (2012). Rekontruksi Bahan Ajar IPA Terapadu Pada Tema Lemari

Pendingin Berbasis Literasi Sains. (Tesis). Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.

Firman, H. (2007). Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional. Puspendik.

Harsanto. (2007). Pengelolaan Kelas Yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius

Kahar, A.P. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Ekosistem Berbasis Potensi Lokal Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA. (Tesis). Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Kompas. 5 Desember 2013. Kemampuan anak Indonesia usia 15 Tahun di Bidang

Matematika, Sains, dan membaca dibandingkan dengan Anak-anak lain di Dunia Masih Rendah. Hasil Programme for International Student Assessment 2012, Indonesia berada di Peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi.


(41)

99

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurnia, F dkk. (2014). Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Fisika FKIP. Universitas Sriwjaya

Lestari, I. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia

Liliasari. (2005). Membangun Ketrampilan Berpikit Manusia Melalui Pendidikan Sains. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada FPMIPA UPI. Bandung

Mahardika, I.K. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Mekanika Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Verbal, Matematis, Gambar, Dan Grafik Mahasiswa Calon Guru Fisika. (Disertasi). Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.

Mudzakir, A. (2005). Chemie im Kontext (Konsepsi Inovativ Pembelajaran Kimia di Jerman). Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan Kimia II Jurdik imia UPI. Bandung.

Meldalina A.M. (2013). Efektivitas Bahan Ajar Mandiri Siswa SMA Pada Materi Ikatan Kimia Melalui Empat Tahap Pengelolaan Bahan Ajar. ( Tesis). Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurfaidah, S.S (2014). Identifikasi Penyajian Aspek Literasi Sains Buku Teks Pelajaran IPA Kelas V Sekolah Dasar. (Tesis). Program Studi Pendidikan Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia.

National Research Council (NRC). (1996). National Science Education Standards. Washington, DC: National Academy Press.

Nurdiyanti, D.(2010). Pembelajaran IPA Terpadu Pada Tema Sampah Dan Usaha Penanggulangan Untuk Meningkatkan Literasi Sain Siswa SMP.(Tesis). Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.


(42)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

OECD. (2009). PISA 2009 AssessmentFramework – key Competencies in

Reading, Mathematics, and Science.

http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/ 44455820.pdf diakses pada 22 Maret 2013

OECD. (2010). PISA 2009 Result : Executive Summary. http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/ 46619703.pdf Diakses pada 10 Maret 2013

OECD. (2013). PISA 2012 Results in FocusWhat 15-year-olds know and what they

can do with what they know.http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa 2012-results-overview .pdf diakses pada 27 Januari 2014

OECD. (2013). PISA 2012 Assessment and Analytical Framework Mathematics, Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/PISA%202012%20framework%2 0ebook_ final.pdf diakses pada 27 Januari 2014

Program for International Student Assesment. (2003). The PISA 2003 Assessment

Framework. Organisation For Economic Co Operation And

Development

Program for International Student Assesment. (2006). Assessing Scientific,

Reading, and Mathematical Literacy. Organisation For Economic Co

Operation And Development

Pusat Perbukuan. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11

Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional

Putra, N. (2012). Research and Development Penelilitan dan

Pengembangan:Suatu Pengantar. Grafindo. Jakarta

Rahmi, G.H. (2013). Penggunaan Buku Ajar Materi Alat Optik Untuk


(43)

101

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program Studi Pendidikan Fisika FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia.

Ridha, W. (2014). Analisis Kesesuaian Materi dalam Buku Guru dan Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran IPA di SMP Serta Implementasinya dalam Proses Pembelajaran. (Tesis). Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Sang, PSJ. (2012). Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Semester 2 di SMK Negeri 3 Singaraja. (Tesis). Program Studi Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana. Universitas Pendidikan Ganesha Sandi, M.I., dkk (2012). Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas X di Kota

Bandung Berdasarkan Komponen Literasi Sains. Prodi Pendidikan Fisika FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sari, I.M, dkk (2014). Perbandingan Konten Aspek Literasi Sains Buku Teks Sains Yang Banyak Dipakai Di Kota Bandung Dengan Buku Teks Sains Terbitan Luar Negeri. Makalah Seminar Nasional. Universitas Negeri Surabaya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta: Bandung

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Toharudin, U, dkk. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora

Toharudin, U. (2010). Kajian Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Literasi Sains untuk Pendidikan Dasar. (Disertasi). Program Studi Pendidikan IPA. Universitas Pendidikan Indonesia.


(44)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Toto. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Fisika Dasar untuk Calon Guru Biologi. (Disertasi). Program Studi Pendidikan IPA. Universitas Pendidikan Indonesia.

Yuiyanti, dan Rusilowati. (2014). Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI Berdasarkan Muatan Literasi Sains di Kabupaten Tegal. Jurusan Fisika. FMIPA. Universitas Negeri Surabaya.

Tarigan ,H.G dan Tarigan, D. (2009). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa

Windyarani, S. (2010). Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif Pada Tema Perubahan Iklim Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. (Tesis). Program Studi Pendidikan IPA. Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Achyani. (2010). Pengembangan Model Penulisan Buku Pelajaran Biologi SMA Berwawasan Ekologi dan Berbasis Realitas Lokal. (Disertasi). Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.

Alam, FS. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Dalam Pokok Bahasan Kalor Untuk Meningkkatkan Penguasaaan Konsep Dan Literasi Sains Siswa SMA. (Tesis). Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Amalia, S (2009). Analisis Buku Ajar Biologi SMP Kelas VIII di Kota Bandung

Berdasarkan Literasi Sains. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta : PT Bumi aksara.

Belawati, Tian. (2003). Materi Pokok Pengembangan Bahan Ajar Edisi ke Satu.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Borg, WR & Gall, MD. (1989). Education Research. Newyork: Longman

BSNP. (2006). Instrumen Penilaian Tahap Pra Seleksi Buku Teks Pelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas

Bybee, R. McCrae, B. & Laurie,R. (2009). PISA 2006: An Assesment of Scintefic Literacy. Journal of Ressearch in Science Teaching.

Chiappetta, E.L, Fillman, D.A, dan Sethna, G.H. (1991). A Method to Quantify Major Themes of Scientific Literacy in Science Textbooks. Journal of Research in Science Teaching, 28 (8): 713-725.


(2)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Chiappetta, E.L, Fillman, D.A, dan Sethna, G.H. (1993). Do Middle School Life Science Textbooks Provide a Balance of Scientific Literacy Themes?.

Journal of Research.

Cresswell, J dan Vayssettes, S. (2006). Assesing Scientific, Reading and Mathematical Literacy A Framework for PISA 2006. Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)

De Boer, E. G. (1991). A History of Ideas in Science Education. Teachers College Press. New York

Direktorat Jenderal Manajemen Dikdasmen Depdiknas (2007). Pendekatan

Kontekstual. [Online]. Tersedia

http://adifia.files.wordpress.com/2007/05/model-pembelajaran ygefektif. doc (29 April 2011)

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Firmansyah, E. (2012). Rekontruksi Bahan Ajar IPA Terapadu Pada Tema Lemari

Pendingin Berbasis Literasi Sains. (Tesis). Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.

Firman, H. (2007). Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional. Puspendik.

Harsanto. (2007). Pengelolaan Kelas Yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius

Kahar, A.P. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Ekosistem Berbasis Potensi Lokal Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA. (Tesis). Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Kompas. 5 Desember 2013. Kemampuan anak Indonesia usia 15 Tahun di Bidang

Matematika, Sains, dan membaca dibandingkan dengan Anak-anak lain di Dunia Masih Rendah. Hasil Programme for International Student Assessment 2012, Indonesia berada di Peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi.


(3)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kurnia, F dkk. (2014). Analisis Bahan Ajar Fisika SMA Kelas XI di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori Literasi Sains. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Fisika FKIP. Universitas Sriwjaya

Lestari, I. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia

Liliasari. (2005). Membangun Ketrampilan Berpikit Manusia Melalui Pendidikan Sains. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada FPMIPA UPI. Bandung

Mahardika, I.K. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Mekanika Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Verbal, Matematis, Gambar, Dan Grafik Mahasiswa Calon Guru Fisika. (Disertasi). Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.

Mudzakir, A. (2005). Chemie im Kontext (Konsepsi Inovativ Pembelajaran Kimia di Jerman). Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan Kimia II Jurdik imia UPI. Bandung.

Meldalina A.M. (2013). Efektivitas Bahan Ajar Mandiri Siswa SMA Pada Materi Ikatan Kimia Melalui Empat Tahap Pengelolaan Bahan Ajar. ( Tesis). Program Studi Pendidikan IPA Program Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurfaidah, S.S (2014). Identifikasi Penyajian Aspek Literasi Sains Buku Teks Pelajaran IPA Kelas V Sekolah Dasar. (Tesis). Program Studi Pendidikan Dasar. Universitas Pendidikan Indonesia.

National Research Council (NRC). (1996). National Science Education Standards. Washington, DC: National Academy Press.

Nurdiyanti, D.(2010). Pembelajaran IPA Terpadu Pada Tema Sampah Dan Usaha Penanggulangan Untuk Meningkatkan Literasi Sain Siswa SMP.(Tesis). Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.


(4)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

OECD. (2009). PISA 2009 AssessmentFramework – key Competencies in

Reading, Mathematics, and Science.

http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/ 44455820.pdf diakses pada 22 Maret 2013

OECD. (2010). PISA 2009 Result : Executive Summary. http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/ 46619703.pdf Diakses pada 10 Maret 2013

OECD. (2013). PISA 2012 Results in FocusWhat 15-year-olds know and what they

can do with what they know.http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa 2012-results-overview .pdf diakses pada 27 Januari 2014

OECD. (2013). PISA 2012 Assessment and Analytical Framework Mathematics, Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/PISA%202012%20framework%2 0ebook_ final.pdf diakses pada 27 Januari 2014

Program for International Student Assesment. (2003). The PISA 2003 Assessment Framework. Organisation For Economic Co Operation And Development

Program for International Student Assesment. (2006). Assessing Scientific, Reading, and Mathematical Literacy. Organisation For Economic Co Operation And Development

Pusat Perbukuan. (2005). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Putra, N. (2012). Research and Development Penelilitan dan Pengembangan:Suatu Pengantar. Grafindo. Jakarta

Rahmi, G.H. (2013). Penggunaan Buku Ajar Materi Alat Optik Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. (Skripsi).


(5)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Program Studi Pendidikan Fisika FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia.

Ridha, W. (2014). Analisis Kesesuaian Materi dalam Buku Guru dan Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran IPA di SMP Serta Implementasinya dalam Proses Pembelajaran. (Tesis). Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia. Sang, PSJ. (2012). Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X Semester 2 di SMK Negeri 3 Singaraja. (Tesis). Program Studi Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana. Universitas Pendidikan Ganesha Sandi, M.I., dkk (2012). Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas X di Kota

Bandung Berdasarkan Komponen Literasi Sains. Prodi Pendidikan Fisika FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia.

Sari, I.M, dkk (2014). Perbandingan Konten Aspek Literasi Sains Buku Teks Sains Yang Banyak Dipakai Di Kota Bandung Dengan Buku Teks Sains Terbitan Luar Negeri. Makalah Seminar Nasional. Universitas Negeri Surabaya.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan.Alfabeta: Bandung

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Toharudin, U, dkk. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora

Toharudin, U. (2010). Kajian Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Literasi Sains untuk Pendidikan Dasar. (Disertasi). Program Studi Pendidikan IPA. Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Febrian Andi Marta , 2015

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERORIENTASI LITERASI SAINS PAD A MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Toto. (2009). Pengembangan Bahan Ajar Fisika Dasar untuk Calon Guru Biologi. (Disertasi). Program Studi Pendidikan IPA. Universitas Pendidikan Indonesia.

Yuiyanti, dan Rusilowati. (2014). Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI Berdasarkan Muatan Literasi Sains di Kabupaten Tegal. Jurusan Fisika. FMIPA. Universitas Negeri Surabaya.

Tarigan ,H.G dan Tarigan, D. (2009). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa

Windyarani, S. (2010). Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Multimedia Interaktif Pada Tema Perubahan Iklim Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. (Tesis). Program Studi Pendidikan IPA. Universitas Pendidikan Indonesia.