ANALISIS HUBUNGAN MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA IDIOMATIKAL KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KATA SHITA (舌).

(1)

ANALISIS HUBUNGAN MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA IDIOMATIKAL KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG

MENGGUNAKAN KATA SHITA ()

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang

oleh

Yuszar Gustriaini 1002602

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016


(2)

Analisis Hubungan Makna Leksikal dan Makna

Idiomatikal Kanyouku dalam Bahasa Jepang yang

Menggunakan Kata Shita (

)

Oleh Yuszar Gustriaini

1002602

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Yuszar Gustriaini 2016 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2016

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lainnya tanpa izin penulis


(3)

YUSZAR GUSTRIAINI

ANALISIS HUBUNGAN MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA IDIOMATIKAL KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG

MENGGUNAKAN KATA SHITA ()

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Drs. Sudjianto, M. Hum. NIP. 195906051985031004

Pembimbing II

Dr. Herniwati, S.Pd., M. Hum NIP. 197206021996032001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

Dr. Herniwati, S.Pd., M. Hum NIP. 197206021996032001


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Hubungan Makna Leksikal dan Makna Idiomatikal Kanyouku dalam Bahasa Jepang yang Menggunakan Kata Shita (舌)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Maret 2016 Yang membuat pernyataan,

Yuszar Gustriaini NIM 1002602


(5)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS HUBUNGAN MAKNA LEKSIKAL DAN MAKNA IDIOMATIKAL KANYOUKU DALAM BAHASA JEPANG YANG MENGGUNAKAN KATA

SHITA ()

Yuszar Gustriaini 1002602

ABSTRAK

Kanyouku adalah gabungan dua kata atau lebih yang penggabungannya sudah ditetapkan

dan membentuk sebuah makna khusus yang tidak dapat dipahami dari definisi gabungan kata tersebut. Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya pemahaman tentang idiom (kanyouku) yang menjadi salah satu kesulitan tersendiri bagi pembelajar bahasa Jepang. Hal ini juga sering menyebabkan salah persepsi dalam memahami makna kanyouku yang sebenarnya. Untuk memahami makna kanyouku yang sebenarnya, maka pembelajar harus memahami makna leksikal dan makna idiomatikal dari kanyouku tersebut. Dalam penelitian ini penulis menitikberatkan kanyouku yang menggunakan kata shita (舌).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deksriptif, yaitu menjabarkan, menggambarkan suatu fenomena dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah mengenai hubungan antar makna kanyouku. Penelitian ini bersifat kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 11 buah kanyouku yang menggunakan kata shita. Berdasarkan klasifikasi menurut Reikai Kanyouku Jiten, 2 buah kanyouku termasuk ke dalam kanjou, kankaku o arawasu kanyouku, 7 buah kanyouku termasuk ke dalam karada,

seikaku, taidou o arawasu kanyouku, dan 2 buah kanyouku termasuk ke dalam koui, dousa, koudou o arawasu kanyouku. Berdasarkan hubungan antar maknanya, ada 10 buah kanyouku yang memiliki hubungan antar makna, 5 diantaranya memiliki perluasan

makna secara metafora, 5 buah kanyouku memiliki perluasan makna secara metonimi, dan tidak ada kanyouku yang memiliki perluasan makna secara sinekdoke.


(6)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

AN ANALYSIS OF THE RELATION OF LEXICAL AND IDIOMATICAL MEANING OF KANYOUKU IN JAPANESE USING THE WORD SHITA ()

Yuszar Gustriaini 1002602

ABSTRACT

Kanyouku, or idiom is a phrase of two words or more which makes a special meaning that can not be learned from the literal meaning of its’ constituent elements. This research is encouraged by student’s lack of understanding of kanyouku that became one of the difficulty of learning Japanese. This usually makes misconception of understanding the true meaning of kanyouku. To fully understands true meanings of kanyouku, Japanese language learner must figure out lexical meaning and idiomatical meaning of the

kanyouku itself. This study will focus on kanyouku which used the word shita (舌). The

method used in this study is descriptive method, which is describes or illustrates a phenomenon using scientific approach to answer the problem accurately. This is a qualitative research. The findings of the research shows that there are 11 kanyouku(s) using the word shita. Based on Reikai Kanyouku Jiten, 2 kanyouku(s) included in kanyou,

kankaku o arawasu kanyouku, 7 kanyouku(s) included in karada, seikaku, taidou o arawasu kanyouku, and 2 kanyouku(s) included in koui, dousa, koudou o arawasu kanyouku. Based on its’ meaning relation, there are 10 kanyouku(s) that has relation of

lexical and idiomatical meanings. From those 10 kanyouku(s), 5 kanyouku uses metaphor semantic changes, 5 kanyouku(s) uses metonymy semantic changes, and no kanyouku uses synecdoche semantic changes.


(7)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

舌 を使う日本語 け 慣用 語彙的意味 慣用的意味 関係 分析

ス ス アイニ 6

要旨

慣用 いう 以 単語 決ま 結びを 全体 特定 意味を 表 単語 語彙的意味 理解 い 日本語学習者 慣用

大変難 い こ あ 慣用 い 理解 少 い 筆者 慣用 研究を選ぶこ 実 慣用 意味を理解 うち く間 違 い 実 慣用 意味を理解 学習者 慣用 語彙的 意 味 慣 用 的 意 味 を 理 解 く い け い い う こ あ 本 研 究

舌 を使う日本語 け 慣用 を研究 研究 使う方法 記述的 方法 あ 記述的 方法 いう 最初 タを う う 分類 分析 最後 発表 いう手順 あ 本研究 定性的研究 あ 本研究 結 果 舌 を使う慣用 十一あ 例解慣用 辞典 け 舌 を使う慣用

分類 感覚 感情を表 慣用 あ 体 性格 胎動を表 慣用 七 あ 行為 動作 行動を表 慣用 あ いうこ 分 慣 用 意味 関係 十 慣用 語彙的意味 慣用的意味 関係 あ 十 慣用 基 慣用 隠喩的 拡張 あ 慣用 韓愈 的 拡張 あ 慣用 提喩的 拡張 い いうこ 分


(8)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A.

日本語 あ 普通 連語 慣用 あ

慣用 いう 以 単語 決ま 結びを 全体

特定 意味を表 単語 語彙 的意味 理解

い 例え 歯 立 い いう慣用 あ 慣用

語彙的 訳 誰 歯 本当 立 い いう意味

慣用的 訳 こ 慣用 相手 強く

対抗 い いう意 味 あ 慣用 い 理解 少 い

学習者 大変難 く感 い コミ ニ

ン中 く間違 い

舌 中 あ を味わ 発音を調節 あ

いう意味 あ 本研究 日本語 舌 を使う 慣用

意 味 を 分 析 こ 本 研 究 題 名

舌 を使う日本語 け 慣用 語彙的 意味 慣用的意味

関係 分析 あ

B. 研究 目的

本研究 目的 あ 次 う あ

1. 舌 を使う慣用 語彙的意味を知 あ

2. 舌 を使う慣用 慣用的意味を知 あ

3. 例解慣用 辞典 け 舌 を使う慣用 分類を知

4. 舌 を使う慣用 語彙的意味 慣用的意味 関係を知


(9)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

本研究 目的 基 研究 使う方法 記 述的 方法 あ

研究 手順 次 う あ

1. 舌 を使う慣用 を収集

2. 舌 を使う慣用 語彙的意味 慣用的意味を分析

3. 例解慣用 辞典 け 舌 を使う慣用 分類を分析

4. 舌 を使う慣用 語彙的意味 慣用的意味 関係を分析

5. 最後 研究 報告を書い

D. 分析 結果

本 研 究 結 論 次 う あ 例 解 慣 用 辞 典

こ わ 慣用 辞典 慣用 意味 用

法 舌 を使う慣用 十一個あ 結

果 次 う あ

1. 舌 を使う慣用 語彙的意味 慣用的意味 次 う あ

No. 慣用

イン ネ ア語

語彙的意味

イン ネ ア語

慣用的意味

1. 舌 肥え lidah menjadi gemuk Indera perasa tajam, peka terhadap enak tidaknya rasa.

2. 舌 回 lidah berputar Cakap dan lancar dalam

berbicara.

3. 舌 lidah kusut Lidah tidak bergerak secara

bebas, pelafalan menjadi tidak jelas.

4. 舌先 寸 ujung lidah

sepanjang 3 sun (3 x 3,03 cm)

Perkataannya hanya di bibir saja, omong kosong.

5. 舌鼓を打 mencepak-cepak

dengan lidah

Mencepak-cepakkan lidah menikmati rasa makanan.


(10)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. 舌 根 乾

うち

akar lidah tidak kering

Selepas mengatakan suatu hal, ia menunjukkan perilaku yang berkebalikan dengan yang dikatakan.

7. 舌を出 menjulurkan lidah Mencela seseorang di

belakangnya.

8. 舌を鳴 membunyikan/

mendecakkan lidah

Sikap menunjukkan penghinaan atau ketidak puasan akan sesuatu.

9. 舌を巻く menggulung lidah Terkejut, terkagum-kagum,

sehingga tidak dapat berkata-kata.

10. 駟 舌 及 kereta dengan empat

ekor kuda pun tidak menandingi lidah

Perkataan atau gosip menyebar sangat cepat, harus berhati-hati saat berbicara.

11. 舌端火を吐く ujung lidah memuntahkan api

Membicarakan secara tegas dan tajam pendapat sendiri.

2. 例解慣用 辞典 け 舌 を使う慣用 分類 次 う

a. 感覚 感情を表 慣用 舌を鳴 舌を巻く

b. 体 性格 胎動を表 慣用 舌 肥え 舌 回 舌

舌先 寸 舌 根 乾 うち 駟 舌 及

舌端火を吐く

c. 行為 動作 行動を表 慣用 舌鼓を打 舌を出

d. 状態 程度 価値を表 慣用 い


(11)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. 舌 を使う慣用 語彙的意味 慣用的意味 関係 次

う あ

No. 慣用

比喩

隠喩 換喩 提喩

1. 舌 肥え  - -

2. 舌 回 -  -

3. 舌  - -

4. 舌先 寸  - -

5. 舌鼓を打 -  -

6. 舌 根 乾 うち  - -

7. 舌を出 -  -

8. 舌を鳴 -  -

9. 舌を巻く -  -

10. 駟 舌 及  - -

11. 舌端火を吐く - - -

E. 終わ

本研究 結果 舌 を使う慣用 十一あ 例解慣用 辞典

け 舌 を使う 慣用 分類 感覚 感情を表 慣用

あ 体 性格 胎動を表 慣用 七 あ 行為 動作

行動を表 慣用 あ いうこ 分 慣用 意

味 関係 十 慣用 語彙的意味 慣用的意味 関係

あ 慣用 基 慣用 隠喩 的 拡張

あ 慣用 韓愈的 拡張 あ 慣用 提


(12)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. 参考文献

金田一京助 6 学習国語新辞典 小学館

倉持保男 坂田雪子 こ わ 慣用 辞典

省堂編集所

宮地裕編 慣用 意味 用法辞典 明治書院


(13)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 4

1. Rumusan Masalah ... 4

2. Batasan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian ... 5

E. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Semantik ... 7

1. Pengertian Semantik ... 7

2. Pengertian Makna ... 7

3. Jenis Makna ... 8

B. Pengertian Kanyouku ... 12

C. Jenis Kanyouku ... 14

D. Gaya Bahasa dalam Perluasan Makna... 26

E. Fungsi Kanyouku dalam Kehidupan Berbahasa Sehari-hari ... 27

F. Penelitian Terdahulu ... 28

G. Kanyouku yang Terbentuk dari Kata Shita ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 40


(14)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Objek Penelitian ... 41

C. Sumber Data ... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ... 41

E. Teknik Pengolahan Data ... 42

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 45

C. Hasil Data ... 61

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 65

B. Implikasi ... 68

C. Rekomendasi ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN


(15)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Makna Leksikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita ... 61 Tabel 4.2. Makna Idiomatikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita .... 61 Tabel 4.3. Hubungan Makna Leksikal dan Makna Idiomatikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita ... 63 Tabel 5.1. Makna Leksikal dan Idiomatikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita ... 65 Tabel 5.2. Hubungan Makna Leksikal dan Makna Idiomatikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita ... 67


(16)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keputusan Skripsi Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup


(17)

1

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia. Sebagai alat komunikasi bahasa tidak dapat dipisahkan dari segala jenis kegiatan manusia dan merupakan suatu cara mengungkapkan pikiran maupun perasaan. Kridalaksana (dalam Chaer, 2007, hlm. 32) mengemukakan

bahwa “bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan

mengidentifikasi diri.” Menurut Badudu (1989, hlm. 3) bahasa dan

masyarakat merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Tidak mungkin ada masyarakat tanpa bahasa, dan tidak mungkin pula ada bahasa tanpa masyarakat, karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat komunikasi antar individu-individu.

Bahasa yang digunakan oleh berbagai bangsa di dunia memiliki karakteristik yang unik dan berbeda satu sama lain. Begitu pula dengan unsur linguistik yang terkandung dalam setiap bahasa yang tentunya memiliki keunikannya tersendiri. Bahasa juga berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pengguna bahasa. Dalam bahasa Indonesia, kajian linguistik dibagi dalam beberapa tataran, yaitu tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon (Chaer, 2007, hlm. 36). Dalam tataran sintaksis kita mengenal kata dan frase. Dalam bukunya, Chaer (2007, hlm. 222) mengungkapkan pengertian

frase yaitu “Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.” Bahasa Jepang juga mengenal frase. Sutedi (2011, hlm. 94) mengemukakan bahwa


(18)

2

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Frase dalam bahasa Jepang disebut dengan ku, istilah ini sering digunakan untuk mewakili istilah setsu (klausa). Jika dilihat dari strukturnya frase atau klausa bahasa Jepang terdiri dari perpaduan dua kata atau lebih, yang jenisnya berbeda-beda.

Momiyama (dalam Sutedi, 2011, hlm. 95) membagi jenis frase dalam bahasa Jepang berdasarkan maknanya menjadi tiga macam, yaitu: futsuu

no ku, rengo, dan kanyouku. Pengertian kanyouku dalam buku Kanyouku no Imi to Youhou adalah dua kata atau lebih yang pembentukannya sudah

terikat dan keseluruhannya membentuk makna khusus dan biasanya menjadi pemahaman umum (Miyaji, 1982, hlm. 238). Dalam bahasa Indonesia, kanyouku dikenal sebagai idiom.

Chaer (2007, hlm. 296) dalam bukunya menyatakan pengertian

idiom yaitu “...satuan ujaran yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari

makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal.” Dari pernyataan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa idiom memiliki makna tersembunyi yang dapat ditelusuri atau dilacak. Gabungan kata yang bermakna idiomatikal, ada juga yang menyebutnya sebagai sebuah leksem karena makna yang dimiliki tidak lagi berkaitan dengan makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal konstruksinya.

Dalam bahasa Jepang sendiri, banyak dijumpai penggunaan

kanyouku dalam kehidupan berbahasa sehari-hari. Hal ini didukung

dengan kebiasaan orang Jepang yang tidak suka mengungkapkan perasaan secara gamblang. Sebagai contoh, dalam diktat perkuliahan Jokyuu Dokkai, penulis menemukan beberapa kanyouku yaitu:

(1) フラン ス人や ドイツ 人 こ け 済 せ い

首をひ っ し うこ あ

Furansu hito ya doitsu hito wa kore dake de sumaseteiru no ka, to kubi o hinette shimau koto ga aru (Jokyuu Dokkai 2, hlm. 2).

(2) 口を 大 開 け らな い そ こそ 歯

立 ない

Kuchi wo ookiku akete, kamichigiranai to, sore koso ha ga tatanai (Jokyuu Dokkai 2, hlm. 21).


(19)

3

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Idiom kubi o hineru apabila diterjemahkan dari kata-kata pembentuknya akan menjadi „memelintir leher‟, namun makna sebenarnya dari idiom

tersebut adalah „heran, termanggu, atau berpikir keras‟, sedangkan idiom

ha ga tatanai apabila diterjemahkan dari kata-kata pembentuknya akan menjadi „gigi tidak berdiri‟, namun karena frase tersebut merupakan idiom,

makna sebenarnya adalah „terlalu sulit untuk orang lain, tidak ada tandingan atau tidak ada duanya‟.

Dalam berkomunikasi, setidaknya kita pasti pernah mengalami salah paham atau salah kaprah. Kesalahpahaman dapat terjadi jika salah satu pihak tidak mengerti sepenuhnya apa yang dimaksudkan oleh lawan bicara. Begitu pula ketika kita berkomunikasi dengan seseorang yang memiliki bahasa yang berbeda. Setelah penulis melakukan wawancara dengan beberapa orang pembelajar bahasa Jepang, kurangnya pemahaman tentang idiom (kanyouku) menjadi salah satu kesulitan tersendiri bagi pembelajar bahasa Jepang. Hal ini juga sering menyebabkan salah persepsi dalam memahami makna kanyouku yang sebenarnya. Sutedi (2011, hlm.98) mengatakan, “Penutur asli memiliki chokkan (intuitif berbahasa), sehingga begitu mendengar suatu frase dapat langsung memahami artinya. Lain halnya dengan pembelajar bahasa Jepang (orang asing).” Sebagai pembelajar bahasa, tentunya kita ingin menggunakan bahasa asing secara alami atau ingin mengungkapkan sesuatu menggunakan idiom dengan tepat. Oleh karena itu, pembelajar bahasa Jepang sangat disarankan untuk dapat memahami kanyouku.

Dalam bahasa Indonesia, banyak idiom yang menggunakan bagian atau anggota tubuh sebagai unsur pembentuknya. Contohnya “ringan

lidah” yang memiliki makna “fasih berkata-kata”. Lidah adalah organ penting untuk mengecap dan berbicara. Dalam bahasa Jepang lidah dikenal dengan kata 舌 (shita). Berdasarkan pada hal tersebut, penulis

bermaksud menganalisis makna leksikal dan makna idiomatikal kanyouku dan hubungan kedua makna tersebut, sehingga penulis mengambil judul ”Analisis Hubungan Makna Leksikal dan Makna Idiomatikal Kanyouku dalam Bahasa Jepang yang Menggunakan Kata Shita ()”


(20)

4

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan diteliti penulis sebagai berikut:

1) Apa makna leksikal kanyouku yang menggunakan kata shita? 2) Apa makna idiomatikal kanyouku yang menggunakan kata shita? 3) Bagaimana klasifikasi kanyouku yang menggunakan kata shita

menurut Reikai Kanyouku Jiten?

4) Bagaimana hubungan makna leksikal dan makna idiomatikal

kanyouku yang menggunakan kata shita?

2. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti makna leksikal dan makna idiomatikal dari kanyouku yang menggunakan kata shita yang diambil dari Reikai Kanyouku Jiten, Koji Kotowaza Kanyouku

Jiten, dan Kanyouku no Imi to Youhou. Setelah itu penulis akan

mengklasifikasikan kanyouku menurut makna yang terkandung menurut Reikai Kanyouku Jiten dan menganalisis majas yang digunakan dalam mendeskripsikan makna kanyouku tersebut.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan dan batasan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui makna leksikal kanyouku yang menggunakan kata shita.

b. Untuk mengetahui makna idiomatikal kanyouku yang menggunakan kata shita.


(21)

5

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Untuk mengetahui klasifikasi kanyouku yang menggunakan kata

shita menurut Reikai Kanyouku Jiten.

d. Untuk mengeksplorasi hubungan makna leksikal dan makna idiomatikal kanyouku yang menggunakan kata shita.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat/ Signifikansi Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan penelitian di bidang kajian linguistik bahasa Jepang, khususnya mengenai kanyouku atau idiom dalam bahasa Jepang yang menggunakan kata shita. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan gambaran yang lebih dalam mengenai kanyouku. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi referensi tambahan bagi referensi-referensi lain yang sudah ada di perpustakaan UPI.

2. Manfaat/ Signifikansi Praktis

a. Bagi penulis, dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai pemakaian bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari, yakni

kanyouku, sehingga dapat lebih memahami makna dari kanyouku

yang menggunakan kata shita.

b. Bagi guru, diharapkan dapat membantu meningkatkan pembelajaran linguistik bahasa Jepang pada siswa di masa yang akan datang. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu memecahkan masalah dan mengantisipasi masalah yang berkenaan dengan penggunaan kanyouku yang menggunakan kata shita di proses kegiatan belajar mengajar.

c. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan membantu kesulitan yang mungkin terjadi kepada siswa mengenai penggunaan kanyouku yang menggunakan kata ‘shita’. Penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya bahasa komunikasi siswa, dan dengan mempelajari tentang kanyouku ini pembelajar dapat


(22)

6

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan kanyouku sebagai alternatif dalam menyampaikan ide, gagasan atau keinginan baik secara lisan maupun tulisan.

E. Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan dalam pembahasan penelitian ini akan dipaparkan menjadi lima bab. Bab I: Pendahuluan, pada bab ini penulis akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat/ signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II: Kajian Pustaka, pada bab ini penulis akan membahas teori semantik, pengertian kanyouku, jenis kanyouku, serta penggunaannya dalam kehidupan berbahasa sehari-hari, gaya bahasa dalam perluasan makna, hasil penelitian terdahulu yang relevan mengenai

kanyouku, dan daftar kanyouku yang menggunakan kata shita. Bab III:

Metode Penelitian, pada bab ini penulis akan menjabarkan tentang jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini, teknik pengumpulan dan pengolahan data, serta sumber data penelitian. Bab IV: Temuan dan Pembahasan, pada bab ini penulis akan menguraikan hasil analisis data penelitian yang diperoleh. Bab V: Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi, bab ini akan berisi kesimpulan dari hasil penelitian, implikasi, dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.


(23)

40

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2012, hlm. 2-3). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna leksikal dan makna idiomatikal dari

kanyouku yang menggunakan kata shita () serta untuk mengetahui

hubungan antar kedua makna tersebut. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2011, hlm. 58). Masalah dalam penelitian deksriptif adalah masalah-masalah aktual yang terjadi pada masa penelitian ini dilakukan. Oleh karena itu dalam bidang pendidikan, penelitian deskriptif dapat difungsikan untuk memecahkan masalah praktis yang timbul di lapangan.

Sifat penelitian deskriptif yaitu menjabarkan, memotret segala permasalahan yang dijadikan pusat perhatian peneliti, kemudian dibeberkan apa adanya. Dengan demikian, penelitian ini tidak selalu menuntut adanya hipotesis. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana data yang terkumpul tidak berupa angka-angka, melainkan data yang berupa kata-kata dan tidak diolah dengan menggunakan metode statistika.


(24)

41

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian ini adalah makna kanyouku yang menggunakan kata shita. Dalam ketiga sumber yaitu Reikai Kanyouku

Jiten, Koji Kotowaza Kanyouku Jiten, dan Kanyouku no Imi to Youhou

terdapat total 11 buah kanyouku yang menggunakan kata shita sebagai data obyek penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. 舌 肥え (shita ga koeru)

2. 舌 回 (shita ga mawaru)

3. 舌 もつ (shita ga motsureru)

4. 舌先三寸 (shitasaki sanzun)

5. 舌鼓を打つ (shitatsuzumi o utsu)

6. 舌の根の乾 うち (shita no ne no kawakanu uchi)

7. 舌を出 (shita o dasu)

8. 舌を鳴ら (shita o narasu)

9. 舌を巻く (shita wo maku)

10.駟も舌 及ば (shi mo shita ni oyobazu)

11.舌端火を吐く (zettan hi wo haku)

C. Sumber Data

Sumber data dari penelitan ini adalah kanyouku yang mengguakan kata shita yang terdapat pada:

a. 例解慣用 辞典 (1992)

b. 事ことわざ慣用 辞典 (1999)

c. 慣用 の意味と用法 (1982)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara dan pemeriksaan dokumen. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur atau terbuka. Penulis


(25)

42

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan wawancara terhadap beberapa pembelajar bahasa Jepang mengenai kanyouku.Setelah itu penulis melakukan pengumpulan data dengan pemeriksaan dokumen, yaitu menyeleksi dan meneliti langsung buku-buku, kamus, jurnal yang dijadikan obyek penelitian, selain itu mengumpulkan referensi-referensi lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

E. Teknik Pengolahan Data

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 244) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian ini teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif, yaitu mencari dan mengumpulkan data, menyusun, serta menafsirkan data yang sudah ada untuk menguraikan secara lengkap, teratur dan teliti terhadap suatu obyek penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan tiga tahap yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis mengkaji buku, kamus, situs internet dan referensi lain yang memuat inormasi tentang kanyouku yang menggunakan kata shita.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini penulis akan mengumpulkan dan meneliti buku-buku dan kamus idiom yang akan dijadikan objek penelitian, serta mengumpulkan contoh kalimat yang di dalamnya terdapat kata shita dalam bahasa Jepang.

Secara rinci akan diuraikan dengan langkah-langkah berikut: a. Mengumpulkan kanyouku yang menggunakan kata shita.


(26)

43

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menganalisis makna kanyouku yang menggunakan kata shita secara leksikal maupun ideomatikalnya.

c. Mengelompokkan kanyouku yang menggunakan kata shita menurut

Reikai Kanyouku Jiten.

d. Menganalisis hubungan makna leksikal dan makna idiomatikal dari

kanyouku yang menggunakan kata shita.

3. Tahap Pelaporan

Tahap ini merupakan tahap pelaporan hasil penelitian yang berupa kesimpulan tentang hubungan makna leksikal dan idiomatikal yang terkandung dalam kanyouku yang menggunakan kata shita.


(27)

65

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Kanyouku dalam bahasa Indonesia adalah idiom. Kanyouku adalah

gabungan dua kata atau lebih yang penggabungannya sudah ditetapkan dan membentuk sebuah makna khusus yang tidak dapat dipahami dari definisi gabungan kata tersebut.

Setelah menganalisis 11 buah kanyouku yang menggunakan kata

shita, penulis dapat mengelompokkan kanyouku dalam beberapa

karakteristik berikut ini:

1) Berdasarkan makna leksikal dan makna idiomatikalnya Tabel 5.1

Makna Leksikal dan Idiomatikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita No. Kanyouku Makna leksikal Makna idiomatikal 1. 舌 肥え lidah menjadi gemuk Indera perasa tajam, peka

terhadap enak tidaknya rasa.

2. 舌 回 lidah berputar Cakap dan lancar dalam

berbicara.

3. 舌 もつ lidah kusut Lidah tidak bergerak secara

bebas, pelafalan menjadi tidak jelas.

4. 舌先三寸 ujung lidah

sepanjang 3 sun (3 x 3,03 cm)

Perkataannya hanya di bibir saja, omong kosong.

5. 舌鼓を打つ mencepak-cepak

dengan lidah

Mencepak-cepakkan lidah menikmati rasa makanan. 6. 舌の根の乾 akar lidah tidak

kering

Selepas mengatakan suatu hal, ia menunjukkan


(28)

66

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

うち perilaku yang berkebalikan

dengan yang dikatakan.

7. 舌を出 menjulurkan lidah Mencela seseorang di

belakangnya.

8. 舌を鳴ら membunyikan/

mendecakkan lidah

Sikap menunjukkan penghinaan atau ketidak puasan akan sesuatu.

9. 舌を巻く menggulung lidah Terkejut, terkagum-kagum,

tidak dapat berkata-kata.

10. 駟も舌 及ば kereta dengan empat

ekor kuda pun tidak menandingi lidah

Perkataan atau gosip menyebar sangat cepat, harus berhati-hati saat berbicara.

11. 舌端火を吐く ujung lidah

memuntahkan api

Membicarakan secara tegas dan tajam pendapat sendiri.

2) Klasifikasi kanyouku yang menggunakan kata shita menurut Muneo Inoue dalam Reikai Kanyouku Jiten (1992)

a. 感 覚 、 感 情 を 表 慣 用 句 (Kankaku, kanjou o arawasu

kanyouku): 舌を鳴ら dan 舌を巻く.

b. 体 、 性 格 、 胎 動 を 表 慣 用 句 (Karada, seikaku, taidou o

arawasu kanyouku): 舌 肥え , 舌 回 , 舌 もつ , 舌先

三寸, 舌の根の乾 うち, 駟も舌 及ば , dan舌端火をく.

c. 行 為 、 動 作 、 行 動 を 表 慣 用 句 (Koui, dousa, koudou o

arawasu kanyouku): 舌鼓を打つ dan 舌を出 .

d. 状態、程度、価値を表 慣用句 (Joutai, teido, kachi o arawasu

kanyouku): tidak ada.

e. 社会、文化を表 慣用句 (Shakai, bunka o arawasu kanyouku):


(29)

67

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan data yang terurai di atas, dapat disimpulkan 2 buah

kanyouku termasuk ke dalam kanjou, kankaku o arawasu kanyouku, 7

buah kanyouku termasuk ke dalam karada, seikaku, taidou o arawasu

kanyouku, 2 buah kanyouku termasuk ke dalam koui, dousa, koudou o arawasu kanyouku dan tidak ada kanyouku yang termasuk dalam joutai, teido, kachi o arawasu kanyouku dan shakai, bunka o arawasu kanyouku.

3) Berdasarkan hubungan makna leksikal dan makna idiomatikalnya Tabel 5.2

Hubungan Makna Leksikal dan Makna Idiomatikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita

No. Kanyouku Majas

Metafora Metonimi Sinekdoke

1. 舌 肥え  - -

2. 舌 回 -  -

3. 舌 もつ  - -

4. 舌先三寸  - -

5. 舌鼓を打つ -  -

6. 舌の根の乾 うち  - -

7. 舌を出 -  -

8. 舌を鳴ら -  -

9. 舌を巻く -  -

10. 駟も舌 及ば  - -

11. 舌端火を吐く - - -

Berdasarkan data yang terurai dalam tabel di atas, dapat disimpulkan dari 11 kanyouku yang telah diteliti, 10 buah kanyouku memiliki hubungan antara makna leksikal dan makna idiomatikalnya. Dari 10 buah kanyouku yang memiliki hubungan antar maknanya, 5 buah kanyouku mengalami perluasan makna secara metafora, 5 buah kanyouku


(30)

68

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalami perluasan makna secara metonimi, dan tidak ada kanyouku yang mengalami perluasan makna secara sinekdoke.

B. Implikasi

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembelajar bahasa Jepang untuk memperdalam pengetahuan dan membantu kesulitan yang dapat terjadi mengenai penggunaan kanyouku dalam kehidupan sehari-hari serta memahami makna dari kanyouku yang menggunakan kata shita. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi pengajar bahasa Jepang untuk meningkatkan pembelajaran linguistik dan membantu mengantisipasi masalah yang berkenaan dengan penggunaan kanyouku yang menggunakan kata shita di dalam proses kegiatan belajar mengajar.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran untuk melengkapi kekurangan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang majas yang digunakan (metafora, metonimi, dan sinekdoke) sebagai perluasan makna dalam

kanyouku.

2. Sampai saat ini, dalam perkuliahan tidak banyak dijelaskan mengenai

kanyouku, sehingga siswa kurang memahami penggunaan dan makna kanyouku. Untuk itu, dianjurkan agar peneliti selanjutnya membuat


(31)

69

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J. S. (1989). Inilah bahasa Indonesia yang benar II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Chaer, A. (2007). Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2002). Pengantar semantik bahasa Indonesia. (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Garrison, J. G. (2006). Idiom bahasa Jepang “memakai nama-nama bagian

tubuh”. Jakarta: Kesaint Blanc.

Giffari, I. A. (2010). Analisis perbandingan makna kanyouku bahasa Jepang yang

terbentuk dari kata “hairu” dengan idiom bahasa Indonesia yang

terbentuk dari kata “masuk”. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Julaeha, S. (2014). Analisis perbandingan makna kanyouku dalam bahasa Jepang

yang terbentuk dari kata “hara” dengan idiom bahasa Indonesia yang terbentuk dari kata “perut”. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Keraf, G. (1999). Diksi dan gaya bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, H. (2001). Kamus linguistik. (edisi ketiga). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Kuramochi, Y. & Sakata, Y. (1999). Koji kotowaza kanyouku jiten. Tokyo: Sanseido Henshuujo.

Matsuura, K. (1994). Kamus bahasa Jepang-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Miyaji, Y. (1982). Kanyouku no imi to youhou jiten. Tokyo: Meiji Shoin. Muneo, I. (1998). Reikai Kanyouku Jiten. Tokyo: Soutakusha.

Murdiyana, S. (2011). Analisis makna kanyouku yang terbentuk dari kata „tatsu‟. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.


(32)

70

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purnama, W. (2013). Analisis makna kanyouku dalam bahasa Jepang yang

menggunakan anggota tubuh mimi. (Skripsi). Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutedi, D. (2008). Dasar-dasar linguistik bahasa Jepang. (edisi revisi). Bandung: Humaniora.

Sutedi, D. (2011). Penelitian pendidikan bahasa Jepang. Bandung: Humaniora. Tarigan, H. G. (2008). Berbicara: sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. (1993). Pengantar semantik. Bandung: Angkasa.

Tresna, A. W. (2009). Pembelajaran kanyouku yang berkaitan dengan

nama-nama anggota tubuh menggunakan multimedia. (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia, Bandung.

________ . Kamus besar bahasa Indonesia [Online]. Diakses dari http://kbbi.web.id/.

________ . (2008, 31 Mei). Shita no ne mo kawakanai uchi ni tte [Forum online]. Diakses dari http://okwave.jp/qa/q4064494.html.

________ . Yahoo! Chiebukuro – minna no chie kyouyuu saabisu. [Online].


(1)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Kanyouku dalam bahasa Indonesia adalah idiom. Kanyouku adalah gabungan dua kata atau lebih yang penggabungannya sudah ditetapkan dan membentuk sebuah makna khusus yang tidak dapat dipahami dari definisi gabungan kata tersebut.

Setelah menganalisis 11 buah kanyouku yang menggunakan kata shita, penulis dapat mengelompokkan kanyouku dalam beberapa karakteristik berikut ini:

1) Berdasarkan makna leksikal dan makna idiomatikalnya Tabel 5.1

Makna Leksikal dan Idiomatikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita No. Kanyouku Makna leksikal Makna idiomatikal

1. 舌 肥え lidah menjadi gemuk Indera perasa tajam, peka

terhadap enak tidaknya rasa.

2. 舌 回 lidah berputar Cakap dan lancar dalam

berbicara.

3. 舌 もつ lidah kusut Lidah tidak bergerak secara

bebas, pelafalan menjadi tidak jelas.

4. 舌先三寸 ujung lidah

sepanjang 3 sun (3 x 3,03 cm)

Perkataannya hanya di bibir saja, omong kosong.

5. 舌鼓を打つ mencepak-cepak

dengan lidah

Mencepak-cepakkan lidah menikmati rasa makanan. 6. 舌の根の乾 akar lidah tidak

kering

Selepas mengatakan suatu hal, ia menunjukkan


(2)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

うち perilaku yang berkebalikan

dengan yang dikatakan.

7. 舌を出 menjulurkan lidah Mencela seseorang di

belakangnya.

8. 舌を鳴ら membunyikan/

mendecakkan lidah

Sikap menunjukkan penghinaan atau ketidak puasan akan sesuatu.

9. 舌を巻く menggulung lidah Terkejut, terkagum-kagum,

tidak dapat berkata-kata.

10. 駟も舌 及ば kereta dengan empat

ekor kuda pun tidak menandingi lidah

Perkataan atau gosip menyebar sangat cepat, harus berhati-hati saat berbicara.

11. 舌端火を吐く ujung lidah

memuntahkan api

Membicarakan secara tegas dan tajam pendapat sendiri.

2) Klasifikasi kanyouku yang menggunakan kata shita menurut Muneo Inoue dalam Reikai Kanyouku Jiten (1992)

a. 感 覚 、 感 情 を 表 慣 用 句 (Kankaku, kanjou o arawasu

kanyouku): 舌を鳴ら dan 舌を巻く.

b. 体 、 性 格 、 胎 動 を 表 慣 用 句 (Karada, seikaku, taidou o

arawasu kanyouku): 舌 肥え , 舌 回 , 舌 もつ , 舌先 三寸, 舌の根の乾 うち, 駟も舌 及ば , dan舌端火をく.

c. 行 為 、 動 作 、 行 動 を 表 慣 用 句 (Koui, dousa, koudou o

arawasu kanyouku): 舌鼓を打つ dan 舌を出 .

d. 状態、程度、価値を表 慣用句 (Joutai, teido, kachi o arawasu

kanyouku): tidak ada.

e. 社会、文化を表 慣用句 (Shakai, bunka o arawasu kanyouku):


(3)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan data yang terurai di atas, dapat disimpulkan 2 buah kanyouku termasuk ke dalam kanjou, kankaku o arawasu kanyouku, 7 buah kanyouku termasuk ke dalam karada, seikaku, taidou o arawasu kanyouku, 2 buah kanyouku termasuk ke dalam koui, dousa, koudou o arawasu kanyouku dan tidak ada kanyouku yang termasuk dalam joutai, teido, kachi o arawasu kanyouku dan shakai, bunka o arawasu kanyouku.

3) Berdasarkan hubungan makna leksikal dan makna idiomatikalnya Tabel 5.2

Hubungan Makna Leksikal dan Makna Idiomatikal Kanyouku yang Menggunakan Kata Shita

No. Kanyouku Majas

Metafora Metonimi Sinekdoke

1. 舌 肥え  - -

2. 舌 回 -  -

3. 舌 もつ  - -

4. 舌先三寸  - -

5. 舌鼓を打つ -  -

6. 舌の根の乾 うち  - -

7. 舌を出 -  -

8. 舌を鳴ら -  -

9. 舌を巻く -  -

10. 駟も舌 及ば  - -

11. 舌端火を吐く - - -

Berdasarkan data yang terurai dalam tabel di atas, dapat disimpulkan dari 11 kanyouku yang telah diteliti, 10 buah kanyouku memiliki hubungan antara makna leksikal dan makna idiomatikalnya. Dari 10 buah kanyouku yang memiliki hubungan antar maknanya, 5 buah kanyouku mengalami perluasan makna secara metafora, 5 buah kanyouku


(4)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalami perluasan makna secara metonimi, dan tidak ada kanyouku yang mengalami perluasan makna secara sinekdoke.

B. Implikasi

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembelajar bahasa Jepang untuk memperdalam pengetahuan dan membantu kesulitan yang dapat terjadi mengenai penggunaan kanyouku dalam kehidupan sehari-hari serta memahami makna dari kanyouku yang menggunakan kata shita. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi pengajar bahasa Jepang

untuk meningkatkan pembelajaran linguistik dan membantu

mengantisipasi masalah yang berkenaan dengan penggunaan kanyouku yang menggunakan kata shita di dalam proses kegiatan belajar mengajar.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran untuk melengkapi kekurangan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang majas yang digunakan (metafora, metonimi, dan sinekdoke) sebagai perluasan makna dalam kanyouku.

2. Sampai saat ini, dalam perkuliahan tidak banyak dijelaskan mengenai kanyouku, sehingga siswa kurang memahami penggunaan dan makna kanyouku. Untuk itu, dianjurkan agar peneliti selanjutnya membuat media atau metode pembelajaran yang menarik mengenai kanyouku.


(5)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J. S. (1989). Inilah bahasa Indonesia yang benar II. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Chaer, A. (2007). Linguistik umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. (2002). Pengantar semantik bahasa Indonesia. (edisi revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Garrison, J. G. (2006). Idiom bahasa Jepang “memakai nama-nama bagian tubuh”. Jakarta: Kesaint Blanc.

Giffari, I. A. (2010). Analisis perbandingan makna kanyouku bahasa Jepang yang terbentuk dari kata “hairu” dengan idiom bahasa Indonesia yang terbentuk dari kata “masuk”. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Julaeha, S. (2014). Analisis perbandingan makna kanyouku dalam bahasa Jepang yang terbentuk dari kata “hara” dengan idiom bahasa Indonesia yang terbentuk dari kata “perut”. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Keraf, G. (1999). Diksi dan gaya bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, H. (2001). Kamus linguistik. (edisi ketiga). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Kuramochi, Y. & Sakata, Y. (1999). Koji kotowaza kanyouku jiten. Tokyo: Sanseido Henshuujo.

Matsuura, K. (1994). Kamus bahasa Jepang-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Miyaji, Y. (1982). Kanyouku no imi to youhou jiten. Tokyo: Meiji Shoin. Muneo, I. (1998). Reikai Kanyouku Jiten. Tokyo: Soutakusha.

Murdiyana, S. (2011). Analisis makna kanyouku yang terbentuk dari kata „tatsu‟. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.


(6)

Yuszar Gustriaini, 2016

MUTU KINERJA PENGAWAS SEKOLAH MENENGAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purnama, W. (2013). Analisis makna kanyouku dalam bahasa Jepang yang menggunakan anggota tubuh mimi. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutedi, D. (2008). Dasar-dasar linguistik bahasa Jepang. (edisi revisi). Bandung: Humaniora.

Sutedi, D. (2011). Penelitian pendidikan bahasa Jepang. Bandung: Humaniora. Tarigan, H. G. (2008). Berbicara: sebagai suatu keterampilan berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. (1993). Pengantar semantik. Bandung: Angkasa.

Tresna, A. W. (2009). Pembelajaran kanyouku yang berkaitan dengan nama-nama anggota tubuh menggunakan multimedia. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

________ . Kamus besar bahasa Indonesia [Online]. Diakses dari http://kbbi.web.id/.

________ . (2008, 31 Mei). Shita no ne mo kawakanai uchi ni tte [Forum online]. Diakses dari http://okwave.jp/qa/q4064494.html.

________ . Yahoo! Chiebukuro – minna no chie kyouyuu saabisu. [Online]. Diakses dari http://chiebukuro.yahoo.co.jp/.