PENERAPAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR.

(1)

PENERAPAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Melly Yunitasari

NIM 1101383

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

PENERAPAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Oleh Melly Yunitasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

©Melly Yunitasari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, dengan dicetak ulang, diphotocopy atau cara lainnya tanpa ijin penulis


(3)

(4)

ABSTRAK

PENERAPAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Oleh Melly Yunitasari

1101383

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas IV di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Hal tersebut terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran IPS yang memiliki KKM 70, hanya dapat dicapai oleh sebesar 27% atau sebanyak 7 orang siswa saja dari keseluruhan jumlah siswa sebanyak 26 orang. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui proses pembelajaran IPS dengan menerapkan teknik make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas IV dan (2) Mengetahui pengaruh penerapan teknik make a match pada pembelajaran IPS di kelas IV SD terhadap hasil belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Taggart dengan 3 siklus. Subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas IV di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung tahun pelajaran 2014-2015 dengan jumlah siswa 26 orang.. Hasil penelitian menujukkan hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I meningkat dari tes pra siklus yaitu sebanyak 42% siswa yang mencapai KKM. Pada siklus II mengalami peningkatan kembali sebanyak 60% siswa yang mencapai KKM. Pada siklus III mengalami peningkatan yang paling besar yaitu sebanyak 80% siswa yang mencapai KKM. Dari hasil yang diperoleh, terbukti bahwa penerapan teknik make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar kelas IV.


(5)

ABSTRACT

THE APPLICATION OF MAKE A MATCH TECHNIQUES TO IMPROVE STUDENT’S LEARNING OUTCOMES IN SOCIAL SCIENCE SUBJECT IN

ELEMENTARY SCHOOL By

Melly Yunitasari 1101383

This research is motivated by the low learning outcomes of fourth grade students in one of elementary schools in Bandung in social science subject. It was seen from the results obtained by students in learning social science having standar of minimum completeness of 70, can only be achieved by 27% or as much as 7 students of the total number of 26 student. This research is aimed to (1) determine the learning process of social science subject by applying make a match techniques to improve student’s learning outcomes of fourth grade students in elementary schools and (2) determine the influence of make a match technique application in learning process of social science subject of fourth grade students in elementary schools towards student’s learning outcomes. Class Action Research used in this research is a model of Kemmis and Taggart with 3 cycles. The subject of the research is the entire fourth grade students of 2014-2015 school years in one of elementary schools in Bandung with the number of 26 students. The results show that the students learning outcomes obtained in the first cycle increased from pre-cycle test to 42% students. In the second cycle, it increased to 60% students. In the third cycle, it has the greatest increase to 80% students. From the results, it shows that the application of make a match technique can improve student’s learning outcomes in social science subject in fourth grade students of elementary schools.


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Pembelajaran IPS di SD ... 5

B. Teknik Pembelajaran Make A Match (Teknik Pembelajaran Kooperatif) ... 6

1. Pembelajaran Kooperatif ... 6

2. Teknik Make A Match (Mencari Pasangan) ... 7

C. Hasil Belajar ... 11

D. Komponen Hasil Belajar IPS Kelas IV Materi Masalah Sosial ... 12

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 13

F. Kerangka Pikir Penelitian ... 14

G. Definisi Operasional ... 14

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN ... 15

A. Metode Penelitian ... 15


(7)

C. Lokasi Penelitian ... 16

D. Subjek Penelitian ... 16

E. Waktu Penelitian ... 17

F. Instrumen Penelitian ... 17

G. Posedur Penelitian ... 18

H. Pengolahan dan Keabsahan Data ... 22

1. Pengolahan Data ... 22

2. Keabsahan Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Deskripsi Awal Pra Penelitian ... 25

B. Hasil Penelitian ... 26

1. Siklus I ... 26

a. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran ... 26

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 27

c. Hasil Belajar ... 30

d. Refleksi ... 32

2. Siklus II ... 35

a. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran ... 35

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 36

c. Hasil Belajar ... 39

d. Refleksi ... 41

3. Siklus III ... 42

a. Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran ... 43

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 44

c. Hasil Belajar ... 47

d. Refleksi ... 50

C. Pembahasan ... 55

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 57

A. Simpulan ... 57


(8)

DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 60


(9)

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Adaptasi Model Kemmis dan Taggart ... 16 Gambar 4.1 Persentase Hasil Belajar Siswa dalam Setiap Komponen Siklus I ... 31 Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ... 32 Gambar 4.3 Persentase Hasil Belajar Siswa dalam Setiap Komponen Siklus II ... 39 Gambar 4.4 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ... 40 Gambar 4.5 Persentase Hasil Belajar Siswa dalam Setiap Komponen Siklus III ... 47 Gambar 4.6 Persentase Perbandingan Hasil Belajar Siswa dalam Setiap Komponen pada Setiap Siklus ... 48 Gambar 4.7 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ... 49


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Instrumen Pembelajaran ... 61

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 62

A.2 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 67

A.3 Kartu Make A Match Siklus I ... 69

A.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 71

A.5 Kartu Make A Match Siklus II ... 76

A.6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 79

A.7 Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 84

A.8 Kartu Make A Match Siklus III ... 85

Lampiran B. Instrumen Pengungkap Data Penelitian ... 87

B.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 88

B.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ... 90

B.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III ... 92

B.4 Lembar Catatan Lapangan ... 94

B.5 Kisi-Kisi dan Pedoman Penskoran Evaluasi Siklus I ... 95

B.6 Lembar Evaluasi Siklus I ... 99

B.7 Kisi-Kisi dan Pedoman Penskoran Evaluasi Siklus II ... 100

B.8 Lembar Evaluasi Individu Siklus II ... 104

B.9 Kisi-Kisi dan Pedoman Penskoran Evaluasi Siklus III ... 105

B.10 Lembar Evaluasi Individu Siklus III ... 112

Lampiran C. Data-data Penelitian ... 113

C.1 Hasil Evaluasi Pra Siklus ... 114

C.2 Analisis Butir Soal Evaluasi Siklus I ... 115

C.3 Hasil Evaluasi Siklus I ... 118

C.4 Analisis Butir Soal Evaluasi Siklus II ... 122

C.5 Hasil Evaluasi Siklus II ... 125

C.6 Analisis Butir Soal Evaluasi Siklus III ... 129


(12)

C.8 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 139

C.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ... 145

C.10 Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III ... 152

C.11 Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 160

C.12 Hasil Catatan Lapangan Siklus II ... 161

C.13 Hasil Catatan Lapangan Siklus III ... 162

Lampiran D. Dokumentasi Penelitian ... 163

Lampiran E. Lain-Lain ... 167


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. IPS di sekolah dasar meliputi geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi yang diajarkan dalam satu kesatuan. Melalui pembelajaran IPS siswa diarahkan untuk menjadi manusia yang mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan analisisnya terhadap masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 tercantum bahwa mata pelajaran IPS memiliki beberapa tujuan, seperti yang dikemukakan Supriatna,dkk.:

memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Pada dasarnya ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang mempelajari kehidupan sosial dan lingkungannya. Untuk fokus pembelajaran IPS di sekolah dasar dapat dilihat dari ruang lingkup yang terbagi atas empat aspek yaitu, manusia, tempat, dan lingkungan; waktu, keberlanjutan, dan perubahan; sistem sosial dan budaya; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Keempat aspek tersebut terdapat dalam pembelajaran IPS kelas 1 sampai 6 yang setiap naik tingkatan kelasnya akan terus berkembang lebih luas pokok pembahasannya.

Sesuai dengan tujuan dari pembelajaran IPS, sistem pembelajaran yang diterapkan di kelas haruslah sistem pembelajaran yang efektif menyampaikan materi IPS yang luas, menjadi mudah dipahami serta berpusat pada siswa sehingga tujuan-tujuan yang hendak dicapai juga akan terpenuhi. Selain itu, pembelajarannya pun harus bisa memaksimalkan hasil belajar yang diperoleh siswa sehingga dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh masing-masing sekolah. Tetapi pada kenyataan yang terlihat di lapangan, sistem pembelajaran IPS yang diterapkan di sekolah khususnya pada kelas IV yang


(14)

2

menjadi fokus peneliti, ditemukan pembelajaran IPS yang terlihat kurang efektif disampaikan kepada siswa. Kurang efektifnya pembelajaran tersebut telihat dari beberapa masalah yang ditemukan diantaranya, aktivitas guru dalam pembelajaran lebih mendominasi karena guru menggunakan metode ceramah atau dengan kata lain pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered). Selain itu guru tidak menggunakan alat peraga atau media apapun sehingga fokus anak bertahan hanya sekitar 10-15 menit, setelahnya menjadi lebih banyak mengobrol atau tidak memperhatikan. Satu lagi masalah yang cukup jelas terlihat adalah mendominasinya guru dalam memberikan pengetahuan membuat aktivitas belajar siswa cenderung pasif, hanya duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan guru. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif. Permasalahan-permasalahan itulah yang menjadi penyebab hasil belajar yang diperoleh siswa cenderung rendah. pemerolehan nilai siswa diatas KKM yaitu diatas 70 hanya sebesar 26,9% atau 7 orang siswa saja dan siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yaitu dibawah 70 sebesar 73,1% atau 19 orang siswa. Dari mendominasinya siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM itulah dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di kelas tersebut tidak efektif sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah.

Melihat permasalahan yang terjadi, sudah seharusnya ada tindak lanjut yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang demikian. Tindak lanjut yang dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS yaitu dengan menggunakan model dan atau metode pembelajaran yang kreatif dan tentunya efektif. Selain itu guru harus mengupayakan pembelajaran yang menarik yaitu dapat mengaktifkan siswa, memunculkan kreativitas, imajinasi siswa dalam mengkaji materi pelajaran, dan mengkondisikan pembelajaran yang kondusif. Dari beberapa model dan metode pembelajaran yang bisa dijadikan alternatif tindakan pemecahan masalah tersebut, Teknik pembelajaran make a match yang merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif ini dirasa bisa menjadi salah satu strategi pembelajaran yang mampu mengatasi permasalahan pembelajaran IPS yang


(15)

3

terjadi. Make a match memiliki beberapa kelebihan seperti yang

dikemukakan Mifathul (2013, hlm.253): “meningkatkan aktivitas belajar

siswa, baik secara kognitif maupun fisik; meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa, …” Dengan menggunakan teknik pembelajaran ini akan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS, serta meningkatkan pemahaman siswa yang nantinya akan berpengaruh pada hasil belajar yang juga semakin baik.

Berdasarkan kondisi di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian

tindakan kelas tentang “Penerapan Teknik Make a match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS di Sekolah

Dasar.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah penerapan teknik make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD?” Kemudian, dari rumusan masalah diatas, maka dibuat beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah proses pembelajaran IPS dengan menerapkan teknik

make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas IV? 2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan teknik

make a match dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan teknik make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD. Kemudian, tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran IPS dengan menerapkan teknik


(16)

4

2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan teknik make a match dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat dalam dua kerangka berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta memberi gambaran mengenai pengaruh penggunaan teknik make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar.

b. Sebagai pengetahuan bagi dunia pendidikan dalam membantu memberikan informasi teknik pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.

2. Manfaat Praktis a. Siswa

Membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya menjadi lebih baik serta membuat aktivitas belajarnya terutama dalam mata pelajaran IPS menjadi lebih meningkat dan menyenangkan.

b. Guru

Dijadikan masukan dan salah satu alternatif teknik pembelajaran di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Sekolah

Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya pada pembelajaran IPS di kelas IV SD.

d. LPTK

Digunakan sebagai acuan dalam mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam.


(17)

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan dalam penelitian kali ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Kemmis (1983 dalam Rochiati, 2010, hlm.12) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilam darikegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Menurut Kunandar (2012) PTK memiliki beberapa karakteristik, yaitu : 1) On-the job problem oriented (masalah yang diteliti adalah masalah riil atau nyata yang muncul dari dunia kerja peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab peneliti); 2) Problem solving oriented (berorientasi pada pemecahan masalah); 3) Improvement- oriented (berorientasi pada peningkatan mutu); 4) Ciclic (Siklus); 5) Action oriented (didasarkan pada adanya tindakan); 6) Pengkajian terhadap dampak tindakan; 7) Specifics contextual; 8) Partisipatory (collaborative); 9) Peneliti sekaligus sebgai praktisi yang melakukan refleksi; 10) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus .

Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini secara umum terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif oleh peneliti dan observer dengan latar alamiah di kelas.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan mengacu kepada penelitian tindakan kelas model Kemmis & Mc. Taggart (1988). Menurut Kemmis dan Mc Taggart penelitian tindakan dapat dipandang sebagaisuatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan,pengamatan. Akan tetapi pada umumnya


(18)

16

para peneliti mulai dari fase refleksi awal untukmelakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalahpenelitian.Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Berikut ini adalah alur Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart:

Gambar 3.1

Adaptasi Model Kemmis dan Taggart (1988, dalam Rochiati, 2010, hlm. 66)

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan disalah satu Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung tepatnya di kelas IV.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang merupakan siswa salah satu Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Sukajadi Kota


(19)

17

Bandungberjumlah 26 siswa, terdiri dari 10 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Kelas tersebut memiliki paling banyak permasalahan pembelajaran diantara kelas yang lain salah satunya dikarenakan kelas tersebut merupakan kelas dengan kemampuan siswa-siswa yang paling rendah saat pertama kali mengikuti tes masuk di kelas I.

E. Waktu Penelitian

Penyelenggaran kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester II tepatnya dari tanggal 23 Maret 2015 sampai dengan 28 Mei 2015, yang terbagi atas kegiatan observasi dan tes pra siklus, tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipergunakan peneliti untuk memudahkan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat langkah-langkah proses pembelajaran yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas ini.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) digunakan saat proses pembelajaran berlangsung yang berfungsi untuk memudahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran serta memandu siswa dalam kegiatan diskusi atau kerja kelompok.

2. Instrumen Pengungkap Data Penelitian

Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengungkap data penelitian ini adalah :


(20)

18

Lembar observasi aktivitas guru dan siswa ini digunakan untuk menuliskan pengamatan observer padasetiap kejadian yang sedang berlangsung seperti tindakan yang dilakukan guru dalam setiap langkah pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan awal, inti, dan akhir sesuai dengan fokus masalah, mencatat kelemahan serta saran untuk perbaikan pembelajaran pula. Selain itu lembar ini juga digunakan untuk menuliskan pengamatan observer pada setiap hal yang berhubungan dengan kegiatan siswa seperti perilaku siswa sebagai pengaruh tindakan yang dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan awal, inti, dan akhir. b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan disini digunakan untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru.catatan tersebut berisi berbagai temuan guru selama proses tindakan dilakukan, seperti kekeliruan guru dalam melaksanakan tindakan, respon siswa terhadap perlakuan yang diberikan guru, dan lain sebagainya.

c. Lembar Evaluasi

Evaluasi dilakukan dalam tes tertulis.Tes tertulis lembar evaluasi ini berisi butiran soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada Siklus I lembar evaluasi berisi 15 butir soal jawaban singkat, sementara pada siklus II lembar evaluasi masih berisi 15 butir soal jawaban singkat, dan pada siklus III lembar evaluasi berisi 10 butir soal uraian. tes evaluasi tersebut untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi tindakan

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tahapan dibawah ini:

1. Tahap Perencanaan

a. Permintaan izin dari kepala sekolah SD b. Observasi

Peneliti melakukan observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi dan situasi Sekolah Dasar secara menyeluruh,


(21)

19

khususnya untuk siswa kelas IV yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian.

c. Identifikasi Masalah

Kegiatan Identifikasi Masalah dimulai dari :

1) Melakukan pengamatan terhadap karakteristik siswa kelas IV. 2) Melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPS yang

dilakukan di kelas IV.

3) Menentukan teknik pembelajaran yang cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS di kelas IV.

4) Menyusun konsep pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

5) Menyusun RPP pada pembelajaran IPS dengan menerapkanteknik make a match.

6) Menyusun dan menetapkan instrumen penelitian untuk setiap tahapan penelitian tindakan kelas.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan yang dilaksanakan dalam tiga siklus ini, peneliti melakukan kegiatan pembelajaran IPS yang menerapkan teknik

make a match untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV. Kegiatan pembelajaran ini terdiri dari tiga pokok kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.Secara lebih rinci ketiga kegiatan dalam setiap siklusnya diuraikan sebagai berikut:

Siklus I

a. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan pendahuluan ini terdiri dari : 1) Guru mengucapkan salam

2) Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a. 3) Guru mengecek kehadiran siswa.

4) Guru melakukan apersepsi, dengan cara bertanya jawab tentang materi pembelajaran terdahulu dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari.

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti


(22)

20

1) Guru memberikan pengarahan tentang kegiatan make a match. 2) Guru menginstruksikan pengelompokkan siswa.

3) Guru membagikan kartu make a match

4) Siswa melakukan kegiatan mencari pasangan. 5) Siswa melakukan kegiatan presentasi.

6) Guru melakukan konfirmasi dan pemberian reward 7) Siswa melakukan kegiatan diskusi mengerjakan LKS. c. Kegiatan Akhir

1) Guru memberikan lembar evaluasi individu

2) Siswa mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan.

3) Guru memberikan kesempatan siswa bertanya seputar materi yang belum dipahami.

4) Guru memberikan tindak lanjut

5) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak siswa berdo’a.

Siklus II

a. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan pendahuluan ini terdiri dari : 1) Guru mengucapkan salam

2) Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a. 3) Guru mengecek kehadiran siswa.

4) Guru melakukan apersepsi, dengan cara bertanya jawab tentang materi pembelajaran terdahulu dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari.

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti

1) Guru memberikan pengarahan tentang kegiatan make a match. 2) Guru menginstruksikan pengelompokkan siswa.

3) Guru membagikan kartu make a match

4) Siswa melakukan kegiatan mencari pasangan. 5) Siswa melakukan kegiatan presentasi.


(23)

21

6) Guru melakukan konfirmasi dan pemberian reward

c. Kegiatan Akhir

1) Guru memberikan kesempatan siswa bertanya seputar materi yang belum dipahami.

2) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

3) Guru memberikan evaluasi individu

4) Siswa mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan. 5) Guru memberikan tindak lanjut berupa PR

6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak siswa berdo’a.

Siklus III

a. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan pendahuluan ini terdiri dari : 1) Guru mengucapkan salam

2) Guru mengajak semua siswa untuk berdo’a.

3) Guru mengecek kehadiran siswa.

4) Guru melakukan apersepsi, dengan cara bertanya jawab tentang materi pembelajaran terdahulu dan mengaitkannya dengan materi yang akan dipelajari.

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti

1) Guru mengelompokkan siswa untuk berdiskusi 2) Guru memberikan LKS

3) Siswa melakukan kegiatan diskusi mengerjakan LKS 4) Siswa melakukan kegiatan presentasi

5) Guru memberikan konfirmasi

6) Guru menginstruksikan pengelompokkan siswa untuk melakukan kegiatan make a match.

7) Guru membagikan kartu make a match


(24)

22

9) Guru melakukan konfirmasi dan pemberian reward

c. Kegiatan Akhir

1) Guru memberikan kesempatan siswa bertanya seputar materi yang belum dipahami.

2) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

3) Guru memberikan evaluasi individu

4) Siswa mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan. 5) Guru memberikan tindak lanjut berupa PR

6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak siswa berdo’a.

3. Tahap Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa saat kegiatan pembelajaran di kelas.Kegiatan pengamatan ini, peneliti dibantu oleh dua orang observer.

4. Refleksi

Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan kesalahan atau kelemahan perencanaan, pelaksanaan, maupun hasil pembelajaran untuk diperbaiki pada setiap siklus berikutnya.

H. Pengolahan dan Keabsahan Data

Data yang dikumpulkan berasal dari beberapa sumber yaitu hasil observasi tersruktur aktivitas guru dan siswa, tes (evaluasi individu), dan catatan lapangan dianalisis dengan dua cara yaitu :

1. Pengolahan Data

Menurut Wina Sanjaya (2011) dalam PTK, sesuai ciri dan karakteristik serta bentuk hipotesis PTK, analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, analisis data dalam PTK bisa dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.Analisis data kualitatif


(25)

23

digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru; sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru.

Analisis data secara kualitatif dilakukan melalui tiga tahap.Pertama, reduksi data, yaitu kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah.Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan semua instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dikelompokkan berdasarkan fokus masalah atau hipotesis, yaitu data hasil observasi, dan data dari catatan lapangan.Tahap kedua, mendeskrIPSikan data yang telah diorganisir menjadi bermakna.Data dideskrIPSikan dalam bentuk naratif.Pada tahap ketiga, adalah membuat kesimpulan berdasarkan deskrIPSi data.

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes berupa evaluasi individu untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Langkah-langkah dalam menganalisis data kuantitatif yaitu sebagai berikut :

a. Penskoran terhadap tes evaluasi individu

Nilai = �� � �� ��

� � � �

x 100

b. Mencari nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa melalui rumus yang diadaptasi dari Nana Sudjana (2012, hlm. 109)

R = ∑�

Keterangan:

R : nilai rata-rata siswa ∑X : jumlah seluruh nilai siswa N : jumlah siswa

c. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa yang lulus mencapai KKM pembelajaran IPSdi kelas IV dengan rumus:

P = ∑�

∑�x 100%

Keterangan:


(26)

24

∑P : jumlah siswa yang mencapai KKM ∑N : jumlah seluruh siswa

2. Keabsahan Data

Untuk memperoleh hasil yang akurat, agar tidak salah dalam mengambil keputusan, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk menguji keabsahan data. Triangulasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan (Wina Sanjaya, 2011). Peneliti melakukan teknik triangulasi dengan cara mencari data dari berbagai sumber, artinya hasil pengamatan tentang pembelajaran IPS dengan menerapkan teknik make a match didapatkan dari pengamatan dua observer dan catatan lapangan guru sehingga terdapat berbagai pendapat yang membuat peneliti terhindar dari kesalahan menyimpulkan.


(27)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti serta mengacu kepada rumusan masalah penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Sesuai dengan data yang diperoleh peneliti, melalui pembelajaran IPS dengan menerapkan teknik make a match siswa mencari pengetahuan, mengolah informasi dan menafsirkannya sendiri sehingga pembelajaran lebih melekat dibandingkan dengan pembelajaran melalui metode ceramah saja. Dengan menerapkan teknik make a match, aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS lebih banyak dan menyenangkan. Proses pembelajaran yang menuntut siswa aktif akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh.

2. Penerapan teknik make a match dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil evaluasi yang diberikan kepada siswa, memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang pada pra siklus hanya 27% saja siswa yang mendapatkan nilai mencapai KKM, sementara pada siklus I meningkat menjadi 42% dan meningkat menjadi 60% pada siklus II serta meningkat menjadi 80% pada siklus III. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata nilai yang diperoleh pada setiap tes evaluasi, yaitu nilai rata-rata pra siklus yang hanya 55 meningkat menjadi 59 pada siklus I, lalu meningkat lagi pada siklus II menjadi 72 dan meningkat pula pada siklus III yaitu 74.


(28)

58

B. Rekomendasi

Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ingin dikemukakan yaitu :

1. Guru

Dalam proses belajar mengajar guru diharapkan dapat menjadikan teknik

make a match sebagai salah satu alternatif teknik mengajar karena kelebihan dari teknik make a match ini, yaitu dapat meningkatkan aktivitas siswa dan juga meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Tetapi dalam menerapkan teknik make a match ini, guru harus selalu memperhatikan penguasan kelas agar selalu dalam keadaan kondusif. 2. Siswa

Meskipun penelitian ini sudah dianggap berhasil, peneliti berharap hasil belajar siswa bisa tetap baik dan terus meningkat dengan penerapan metode atau teknik pembelajaran lainnya.

3. Sekolah

Dalam rangka mendukung proses pembelajaran yang efektif untuk siswa, maka diharapkan pihak sekolah dapat memberikan fasilitas yang dibutuhkan untuk penunjang pembelajaran.

4. Peneliti Selanjutnya

Karena penelitian ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, diharapkan kegiatan penelitian ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam mata pelajaran IPS maupun mata pelajaran lainnya.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Huda, M. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudjana, N. 2009. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Isjoni. 2010. Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Supriatna, N., Ade., & M, S. Pendidikan IPS di SD.

Wiriaatmadja, R. 2010. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

Huda, M. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sanjaya, W. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Prenada Media Group

Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Kunandar, 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Hasyaroh, D. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa tentang Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam melalui Model Pembelajaran Make A Match. Skripsi. Tasikmalaya: UPI

Sahara, U. 2013. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match menggunakan Media Kartu Soal-Jawaban untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sumber Daya Alam Kelas IV SDN 2 Karangreja Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon. Skripsi. Sumedang: UPI


(1)

22

9) Guru melakukan konfirmasi dan pemberian reward

c. Kegiatan Akhir

1) Guru memberikan kesempatan siswa bertanya seputar materi yang belum dipahami.

2) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi pembelajaran.

3) Guru memberikan evaluasi individu

4) Siswa mengumpulkan tugas yang telah dikerjakan. 5) Guru memberikan tindak lanjut berupa PR

6) Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak siswa berdo’a.

3. Tahap Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa saat kegiatan pembelajaran di kelas.Kegiatan pengamatan ini, peneliti dibantu oleh dua orang observer.

4. Refleksi

Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan kesalahan atau kelemahan perencanaan, pelaksanaan, maupun hasil pembelajaran untuk diperbaiki pada setiap siklus berikutnya.

H. Pengolahan dan Keabsahan Data

Data yang dikumpulkan berasal dari beberapa sumber yaitu hasil observasi tersruktur aktivitas guru dan siswa, tes (evaluasi individu), dan catatan lapangan dianalisis dengan dua cara yaitu :

1. Pengolahan Data

Menurut Wina Sanjaya (2011) dalam PTK, sesuai ciri dan karakteristik serta bentuk hipotesis PTK, analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya yang dilakukan guru dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Dengan demikian, analisis data dalam PTK bisa dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.Analisis data kualitatif


(2)

Melly Yunitasari, 2015

PENERAPAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru; sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru.

Analisis data secara kualitatif dilakukan melalui tiga tahap.Pertama, reduksi data, yaitu kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah.Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan semua instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian dikelompokkan berdasarkan fokus masalah atau hipotesis, yaitu data hasil observasi, dan data dari catatan lapangan.Tahap kedua, mendeskrIPSikan data yang telah diorganisir menjadi bermakna.Data dideskrIPSikan dalam bentuk naratif.Pada tahap ketiga, adalah membuat kesimpulan berdasarkan deskrIPSi data.

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes berupa evaluasi individu untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Langkah-langkah dalam menganalisis data kuantitatif yaitu sebagai berikut :

a. Penskoran terhadap tes evaluasi individu

Nilai = �� � �� ��

� � � �

x 100

b. Mencari nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa melalui rumus yang diadaptasi dari Nana Sudjana (2012, hlm. 109)

R = ∑�

Keterangan:

R : nilai rata-rata siswa ∑X : jumlah seluruh nilai siswa N : jumlah siswa

c. Menghitung persentase ketuntasan belajar siswa yang lulus mencapai KKM pembelajaran IPSdi kelas IV dengan rumus:

P = ∑�

∑�x 100%

Keterangan:


(3)

24

∑P : jumlah siswa yang mencapai KKM ∑N : jumlah seluruh siswa

2. Keabsahan Data

Untuk memperoleh hasil yang akurat, agar tidak salah dalam mengambil keputusan, peneliti menggunakan teknik triangulasi untuk menguji keabsahan data. Triangulasi yaitu suatu cara untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan menggunakan berbagai metode agar informasi itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan (Wina Sanjaya, 2011). Peneliti melakukan teknik triangulasi dengan cara mencari data dari berbagai sumber, artinya hasil pengamatan tentang pembelajaran IPS dengan menerapkan teknik make a match didapatkan dari pengamatan dua observer dan catatan lapangan guru sehingga terdapat berbagai pendapat yang membuat peneliti terhindar dari kesalahan menyimpulkan.


(4)

Melly Yunitasari, 2015

PENERAPAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti serta mengacu kepada rumusan masalah penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Sesuai dengan data yang diperoleh peneliti, melalui pembelajaran IPS dengan menerapkan teknik make a match siswa mencari pengetahuan, mengolah informasi dan menafsirkannya sendiri sehingga pembelajaran lebih melekat dibandingkan dengan pembelajaran melalui metode ceramah saja. Dengan menerapkan teknik make a match, aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS lebih banyak dan menyenangkan. Proses pembelajaran yang menuntut siswa aktif akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh.

2. Penerapan teknik make a match dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil evaluasi yang diberikan kepada siswa, memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang pada pra siklus hanya 27% saja siswa yang mendapatkan nilai mencapai KKM, sementara pada siklus I meningkat menjadi 42% dan meningkat menjadi 60% pada siklus II serta meningkat menjadi 80% pada siklus III. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan rata-rata nilai yang diperoleh pada setiap tes evaluasi, yaitu nilai rata-rata pra siklus yang hanya 55 meningkat menjadi 59 pada siklus I, lalu meningkat lagi pada siklus II menjadi 72 dan meningkat pula pada siklus III yaitu 74.


(5)

58

B. Rekomendasi

Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ingin dikemukakan yaitu :

1. Guru

Dalam proses belajar mengajar guru diharapkan dapat menjadikan teknik

make a match sebagai salah satu alternatif teknik mengajar karena kelebihan dari teknik make a match ini, yaitu dapat meningkatkan aktivitas siswa dan juga meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Tetapi dalam menerapkan teknik make a match ini, guru harus selalu memperhatikan penguasan kelas agar selalu dalam keadaan kondusif. 2. Siswa

Meskipun penelitian ini sudah dianggap berhasil, peneliti berharap hasil belajar siswa bisa tetap baik dan terus meningkat dengan penerapan metode atau teknik pembelajaran lainnya.

3. Sekolah

Dalam rangka mendukung proses pembelajaran yang efektif untuk siswa, maka diharapkan pihak sekolah dapat memberikan fasilitas yang dibutuhkan untuk penunjang pembelajaran.

4. Peneliti Selanjutnya

Karena penelitian ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, diharapkan kegiatan penelitian ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam mata pelajaran IPS maupun mata pelajaran lainnya.


(6)

Melly Yunitasari, 2015

PENERAPAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Huda, M. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudjana, N. 2009. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Isjoni. 2010. Pembelajaran kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Supriatna, N., Ade., & M, S. Pendidikan IPS di SD.

Wiriaatmadja, R. 2010. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

Huda, M. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sanjaya, W. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Prenada Media Group

Suprijono, A. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Kunandar, 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada

Hasyaroh, D. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa tentang Kegiatan Pemanfaatan Sumber Daya Alam melalui Model Pembelajaran Make A Match. Skripsi. Tasikmalaya: UPI

Sahara, U. 2013. Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Make A Match menggunakan Media Kartu Soal-Jawaban untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sumber Daya Alam Kelas IV SDN 2 Karangreja Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon. Skripsi. Sumedang: UPI


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Penerapan Metode Pembelajaran make a Match Card dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata pelajaran Fiqh di MTs. Nasyatulkhair Depok

0 6 150

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

0 5 125

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 1V PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 1V SDN KANDANGAN 01 PURWODADI TAHUN 2010 / 2011.

0 0 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR.

0 5 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

PENERAPAN MAKE A MATCH PADA PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

0 2 10

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH DASAR Yuliati Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan yuliati581gmail.com ABSTRAK - PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJA

0 1 8