Pendekatan pembelajaran cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang : penelitian tindakan kelas di MI Nurul Jihad Tangerang

(1)

(Penelitian Tindakan Kelas Di MI Nurul Jihad Tangerang) Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Mundaryani NIM : 1811018300055

JURUSAN PROGRAM STUDI PGMI DUAL MODE SYSTEM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

v

Kata Kunci : Hasil Belajar IPS, Pendekatan pembelajaran Cooperative Learning type Make A Match

Berdasarkan masalah mengenai rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS, mendorong penulis untuk melakukan penelitian bagaimana upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar IPS di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang.

Adapun penelitian ini bertujuan untuk: 1) untuk meningkatkan Hasil belajar siswa. 2) Pembelajaran Kooperatif Type Make A Match diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Rancangan penelitian tindakan ini melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dalam dua siklus, dimana dalam setiap siklus dikenai metode/teknik yang sama dalam materi yang berbeda. Dari hasil nilai yang diperoleh sebelum menggunakan metode pendekatan Cooperatif learning dan sesudah menggunakan metode Cooperative Learning dalam proses pembelajaran, Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan metode cooperative learning type make a match dalam proses pembelajaran. Data Pra siklus sebelum menggunakan metode cooperative learning type make amatch nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 38,88,di siklus I menjadi 69,44 dan di siklus II meningkat menjadi 89,44. Sedangkan nilai rata-rata N-gain juga mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 0,47 dan siklus II sebesar 0,68dengankategori N-gain sedang.

Sedangkan nilai keaktifan siswa dan guru yang di peroleh melalui observasi pada setiap siklus nya juga mengalami peningkatan dari data hasil observasi pada siklus I keaktifan siswa memperoleh nilai rata-rata 62,5% dan di siklus II meningkat menjadi 93,75%, sedangkan nilai keaktifan guru juga mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 75% dan siklus II meningkat menjadi 97,05%. Hasil angket tentang metode pembelajaran kooperatif juga mendapatkan nilai rata-rata keseluruhan yang diperoleh dari lembar angket yang diisi oleh siswa, sebanyak 15 orang atau sebesar 83,33% menyatakan setuju dengan pembelajaran menggunakan metode cooperatif learning type make a match.


(7)

vi

menganugerahkan nikmat dankarunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi yang berjudul“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Pendekatan pembelajaran Cooperative LearningType Make A Match Kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang”

Teriring sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kedamaian di dunia, penerang umat di seluruh alam yang selalu menunjukan kejalan yang benar.

Penulis tertarik mengangkat tema ini, karenahasil belajar merupakan salah satu faktor yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, karena salah satu keberhasilan dalam belajar dapat ditunjang dengan minat yang ada.siswa yang kurang mempunyai minat belajar cenderung hasil belajar yang dicapainya tidak optimal. Oleh sebab itu seorang pendidik harus dapat membangkitkan minat belajar siswa baik dalam penggunaan metode, strategi, maupun media dalam pembelajaran.

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan bila tanpa bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungannya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Dra.Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D

2. Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Dr. Fauzan, MA., yang selalu memberikan kemudahan dalam setiap kebijakan yang Beliau berikan selama penulis menjadi mahasiswa di Jurusan ini.

3. Ketua Program Dual Mode System FITK UIN Jakarta, Dindin Ridwanudin, M.Pd


(8)

vii

5. Seluruh dosen yang telah mengajar penulis dan para karyawan FITK UIN Jakarta yang telah banyak memberikan kontribusi, selama penulis menjadi mahasiswa.

6. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan, baik perpustakaan FITK maupun Perpustakaan Utama yang turut memberikan pelayanan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Mapenda Kemenag Kota Tangerang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program peningkatan kualifikasi guru MI. 8. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Jihad, Ibu Ida Rosida, S.Pd, atas

kesempatan dan waktu yang diberikan kepada penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

9. Kedua orang tua penulis, Ibundatercinta (Alm.) semoga beliau bangga terhadap penulis dan Ayahanda tercinta yang selalu mendoakan setiap langkah yang dijalani oleh penulis,

10. Suamiku Tercinta terima kasih atas segala bimbingan dan kesabarannya untuk terus mendampingi kami dan terimakasih pula atas pengertian dan perhatiannya selama ini.

11.Anakku Rakha Arya Razak, maaf nak atas waktu yang tidak berpihak selama ibu menjalani studi ini, tapi ibu yakin ini akan membawa kebanggaan untuk kita semua.

12.Sahabat-sahabat terbaik di kelas A.32,kebersamaan kita tidak akan pernah berakhir kita akan selalu menjadi keluarga.

13.Rekan-rekan guru MI Nurul Jihad atas dukungan bantuan dan do’a kepada penulis untuk memperoleh gelar kesarjanaan

Tangerang, Oktober 2014


(9)

viii

Lembar persetujuan pembimbing ... i

Lembar Pengesahan Pembimbing ... ii

Pernyataan Karya Ilmiah ... iii

Lembar Pengesahan Penguji ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... v

Daftra isi ... viii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Grafik ... x

Daftar Gambar ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... .1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Hasil Penelitian... 5

BAB IILANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Belajar ... 7

a. Hakikat belajar ... 7

b. Unsur-unsur belajar ... 8


(10)

ix 3. Pendidikan IPS

a. Pengertian Pendidikan IPS ... 12

b. Tujuan Pembelajaran IPS ... 13

c. Karakteristi pembelajaran IPS ... 15

4.Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) a. Pengertian Cooperatif learning ... 15

b. Langkah –langkah pembelajaran kooperatif ... 17

c. Tehnik pembelajaran kooperatif ... 18

d. Tehnik mencari pasangan (make a match) ... 19

e. Keunggulan dan kelemahan pembelajaran kooperatif ... 19

f. Hasil penelitan yang relevan ... 20

g. Hipotesis Tindakan ... 21

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan waktu penelitian ... 23

B.Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 24

C.Subjek Penelitian ... 24

D.Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 25

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 25

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 26

G.Data dan Sumber Data ... 27

H.Instrumen Pengumpulan Data ... 27

I. Teknik Pengumpulan Data ... 28

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ... 29

K.Analisis Data dan Interpretasi Data ... 29


(11)

x

2. Visi dan Misi MINurul jihad ... 33

3. Rekap rombel dan keadaan siswa ... 33

4. Data Pendidik dan tenaga kependidikan ... 34

B.Deskripsi Data 1. Pa Penelitian ... 34

2. Siklus I ... 36

3. Siklus II ... 51

C.Analisis Data Hasil Penelitian ... 64

D.Pembahasan ... 69

BAB VSIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 71

B. Saran ... 71 Daftar Pustaka

Uji Referensi


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Bagan alur PTK ... 24

Tabel 3.3 Tehnik Pengumpulan Data ... 28

Tabel 4.1 Data nilai Pra silus ... 35

Tabel 4.2 Pelaksanaan Tindakan siklus I ... 42

Tabel 4.3 Data nilai hasil belajar siklus I ... 42

Tabel 4.5 Data aktifitas siswa siklus I ... 45

Tabel 4.6 Data aktifitas guru ... 46

Tabel 4.7 Data nilai LKS ... 48

Tabel 4.8 Pelaksanaan Tindakan siklus II ... 56

Tabel 4.9 Data nilai hasil belajar siklus II ... 57

Tabel 4.11 Data aktifitas siswa siklus II ... 58

Tabel 4.12 Rekap Nilai peningkatan aktifitas siswa siklus I dan II ... 60

Tabel 4.13 Data aktifitas guru siklus II... 60

Tabel 4.14 Nilai peningkatan aktifitas guru siklus I dan II ... 62

Tabel 4.15 Data nilai LKS siklus II ... 63


(13)

xii

Grafik 4.1 Kategori N-gain siklus I...44

Grafik 4.2 Kategori N-gain siklus II ...58

Grafik 4.3Presentase rata-rata hasil belajar siklus Idan II ...65

Grafik 4.4 Kategori perbandingan N–gain siklus I dan II...66

Grafik 4.5 Presentase aktifitas siswa siklus I dan II ...67


(14)

xiii

Gambar 4.2 Pelaksanaan diskusi kelompok ...39

Gambar 4.3 Tehnik make a match siklus I ...41

Gambar 4.4 Tehnik make a match siklus II ...54


(15)

1

A.

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPS memiliki peran yang sangat penting yang diharapkan dapat membantu siswa dalam menghadapi dan memecahkan permasalahan sosial yang ada pada era sekarang ini. Perkembangan teknologi dan komunikasi berkembang begitu pesat, oleh karena itu siswa dituntut memiliki keterampilan sosial yang baik dan kemampuan berfikir yang matang sebagai bekal dalam kehidupan di masyarakat.

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia. Mulai dari kandungan sampai akhir hayat, manusia mengalami proses pendidikan yang diperoleh dari orang tua, masyarakat, serta lingkungannya. Pendidikan bagaikan cahaya penerang yang berusaha menuntun manusia dalam menentukan arah,tujuan dan makna kehidupan ini. “ Pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB 1 Pasal 1, adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya.”1 Manusia membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi dirinya lewat metode pengajaran atau dengan cara lainnya yang telah diakui oleh masyarakat.

Manusia sebagai mahluk biologis dapat mendidik dan dapat dididik, karena manusia memiliki rasio atau akal pikirannya dan melalui itulah manusia apa yang dilihatnya, didengarnya dan dirasakan menjadi suatu ilmu pengetahuan melalui proses belajar. Belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, suatu kewajiban bagi setiap orang beriman sebagai sarana untuk memperoleh kebahagian di dunia dan di akhirat dalam rangka meningkatkan iman

1 MuhibbIn Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung, PT Remaja Rosda


(16)

dan taqwa serta kemajuan ilmu pendidikan. Banyak kalangan pelajar menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu pokok bahasan, baik yang sedang disampaikan guru maupun yang sedang dihadapi dimeja belajar.

Terkait dengan sistem pembelajaran di sekolah, penting untuk pembentukan kepribadian dan kepintaran bagi para siswa didalamnya. Begitu juga dengan pelajaran IPS sebenarnya mempunyai peranan yang sangat penting, karena diharapkan akan mampu membentuk siswa memiliki kemampuan berpikir matang,melatih sikap dan keterampilan sosial sebagai bekal dalam kehidupan di masyarakat, untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan sosial serta dapat mewarisi budaya bangsanya. Karena banyak aspek kehidupan sosial yang harus dipelajari, maka dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa baik secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan) dan sosial.

Menurut Suwarna dalam Etin Solihatin menyatakan bahwa “pendidikan IPS belum mampu menumbuhkan iklim yang menantang siswa untuk belajar dan tidak mendukung produktivitas serta pengembangan berpikir siswa.”2 Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sebagian besar siswa menganggap IPS adalah pelajaran yang membosankan. Hal ini terlihat ketika dalam proses kegiatan belajar mengajar sebagian besar siswa pasif, mereka hanya diam dan acuh tak acuh menanggapi materi yang disampaikan oleh guru, hal ini disebabkan karena rendahnya minat terhadap mata pelajaran IPS dan tidak adanya kesadaran untuk belajar, terutama membaca pelajaran IPS yang muatan materinya cukup banyak dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga menuntut siswa untuk lebih banyak membaca.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: 1). Guru kurang memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif sehingga siswa pasif dalam pembelajaran. 2). Guru kurang tepat dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi. 3). Guru kurang bervariasi dalam

2 Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta : Bumi Aksara 2008), cet.3,h. 2


(17)

menerapkan metode pembelajaran. 4) guru kurang menguasai materi pelajaran, sehingga sebagian siswa beranggapan pelajaran IPS merupakan pelajaran yang membosankan, sulit dan banyak hafalan. Terdapat asumsi bahwa “Selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran hafalan,IPS dianggap sebagai kelas dua, para orang tua berpendapat IPS merupakan pelajaran yang tidak terlalu penting di bandingkan dengan pelajaran yang lainnya, seperti IPA dan Matematika.”3

Selama ini proses pembelajaran IPS di kelas-kelas pada umumnya masih menggunakan metode lama (convensional), dimana guru hanya memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif, dan siswa hanya duduk, diam, dengar, catat dan hafal sehingga proses belajar mengajar menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti ini tidak akan meningkatkan minat belajar siswa terutama mata pelajaran IPS. ”Upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dalam pendidikan IPS merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak untuk di lakukan, salah satu model pembelajaran tersebut adalah model

cooperative learning”4

Salah satu pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning), Dalam proses pembelajaran ini sangat melibatkan keaktifan siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Siswa yang belajar harus terlibat aktif baik secara mental maupun jasmani serta melibatkan diri dengan segala kemampuan, dan pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai metode pengajaran. Di dalam pembelajaran kooperatif “siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain.”5 “Model pembelajaran

Cooperative Learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar, model pembelajaran ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat, yaitu getting better together atau raihlah yang lebih baik secara bersama-sama.”6

Pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini hanya di

3 Wina Sandjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakara: Kencana 2006),h. 226

4 Solihatin dan Raharjo.loc.cit.

5 Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, riset dan Praktek,(Bandung: Nusa Media),h .4 6 Solihatin, Op.cit. h.5


(18)

gunakan oleh beberapa guru untuk tujuan-tujuan tertentu, seperti tugas-tugas atau laporan kelompok tertentu. Banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif dapat di kembangkan di sekolah-sekolah dan salah satunya adalah untuk meningkatkan prestasi para siswa, terutama siswa yang lemah karena dengan pembelajaran model seperti ini siswa yang lemah dapat terbantu dengan adanya kelompok-kelompok belajar di dalam kelas.7

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penulis berkeinginan untuk memperbaiki atau mengadakan inovasi pembelajaran di MI Nurul Jihad kota Tangerang dengan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan “merupakan salah satu bentuk penelitian kualitatif yang dilakukan oleh seseorang secara individual atau kolektif, yang bertujuan untuk mengubah atau memperbaiki berbagai hal tentang permasalahan yang mendesak dalam suatu komunitas atau kelompok tersebut.”8 Menurut David Hopkins, menyebutkan bahwa “penelitian tindakan kelas sebagai suatu studi yang sistematis yang dilakukan oleh pelaku pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran melalui tindakan yang terencana dan dampak dari tindakan (aksi) yang telah dilakukan.”9

Tertarik pada beberapa permasalahan di atas, penulis mencoba mengangkat judul “Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan cooperative learning type make a match di kelas V MI Nurul Jihad Kota Tangerang .”

B.

Identifikasi Area dan fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Proses belajar mengajar IPS di kelas masih berjalan monoton

2. Proses belajar mengajar masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan, tidak mengacu pada keaktifan siswa.

3. Belum di temukan strategi pembelajaran yang tepat 4. Rendahnya hasil belajar siswa untuk mata pelajaran IPS

7 Ibid.

8 Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Prestasi Pustakaraya 2011), h.14


(19)

5. Belum diketahui Pendekatan kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

C.

Pembatasan Fokus penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada :

pendekatan Pembelajaran Cooperative Learning type Make A Match di duga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS.

D.

Perumusan Masalah Penelitian

Untuk menghindari perluasan dalam memahami pembahasan ini, diharapkan akan lebih terarah sehingga tidak terjadi pembiasan fokus penelitian sehingga menghasilkan penelitian yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

Dari pembatasan masalah tersebut, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dan di kemukakan sebagai berikut: “Bagaimana Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Type Make A Match mampu meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V MI Nurul Jihad ?”

E.

Tujuan Hasil Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peningkatan hasil belajar IPS dengan memakai metode Kooperatife Type Make A Match kelas V di MI Nurul Jihad Kota Tangerang.

F.

Manfaat Hasil Penelitian

Setiap penelitian pada umumnya, mengharapkan adanya manfaat dari penelitian yang dilakukannya. Oleh karena itu dalam penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat penelitian sebagai berikut:


(20)

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi pembaca, sumbangan pemikiran dan khazanah keilmuan yang dapat dimanfaatkan pembaca pada umumnya sebagai dasar penelitian di masa yang akan datang.

b. Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Dual Mode

2. Manfaat Praktis

a.Memberikan keterampilan bagi guru untuk dapat berinovasi dengan model pembelajaran yang bervariatif.

b.Untuk mengetahui bentuk pengaruh model pembelajaran Kooperatif dengan type make a match terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V.

c. Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS

d.Masukan bagi guru dan sekolah untuk terus dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cara menyajikan model-model pembelajaran yang inovatif.


(21)

7

A.

Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Belajar

a. Hakikat belajar

“Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan

mengokohkan kepribadian.”1

Menurut Paul Engrand mengemukakan konsep “Pendidikan sepanjang hayat, Lifelong Education, yang berimplikasi berupa terselenggaranya belajar sepanjang hayat, Lifelong Education”2 Muhammad SAW Pernah menyampaikan bahwa belajar memang seharusnya sejak dalam buaian sampai ke liang lahat, minaal mahdi ilaal lahdi,from cradle to the grave.”3

Menurut James O Witthaker

belajar dapat didefinisikan sebagai “proses dimana tingkah laku di timbulkan atau di ubah melalui latihan atau pengalaman.”4

Belajar adalah istilah kunci (key term) yang sangat penting dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar tidak pernah ada pendidikan.Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat.Bagi siswa belajar merupakan kata yang tidak asing, bahkan sudah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.

Biggs dalam pendahuluan Teaching For Learning mendefinisikan belajar dalam 3 rumusan, yaitu rumusan kuantitatif, institusional, dan kualitatif.

a. Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta

1 Suyono,Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (Bandung :Rosda Karya, 2012),h..9 2 Ibid., h.2

3 Ibid.


(22)

sebanyak banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai oleh siswa.

b. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa atas materi materi yang telah ia pelajari.

c. Secara kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi oleh siswa.5

Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari proses belajar, dan belajar pun menjadi kebutuhan yang terus meningkat sesuai dengan perkembangan jaman dan ilmu pengetahuan.

b. Unsur-Unsur Dalam Belajar

Unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator keberlangsungan proses belajar. Cronbach sebagai penganut aliran behaviorisme (1954:49-50) dalam Sukmadinata (2004:157) menyatakan adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar,yang meliputi:

1). Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin di capai.Tujuan ini muncul karena adanya kebutuhan.

2). Kesiapan. Agar mampu melaksanakan kegiatan belajar dengan baik, anak perlu kesiapan.

3). Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar, meliputi tempat, lingkungan, alat dan bahanyang dipelajari.

4). Interpretasi. Disini anak melakukan interpretasi yaitu melihat hubungan di antara komponen-komponen situasi belajar melihat makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.

5). Respon. Berlandaskan hasil interpretasi, tentang kemungkinannya dalam mencapai tujuan belajar, maka anak membuat respon. Respon ini dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis, baik juga berupa usaha coba-coba (trial And error).

6). Konsekuensi. Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun hasil negative (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.

7). Reaksi terhadap Kegagalan. Kegagalan dapat menurunkan semangat, motivasi, memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya, namun dapat

5 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2010). h.90


(23)

juga membangkitkan siswa, karena dia mau belajar dari kegagalannya.6

Pada pernyataan di atas menjelaskan bahwa manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari proses belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam belajar terdapat unsur-unsur yang dapat menunjang keberhasilan dan keberlangsungan belajar seseorang, diantaranya adanya kebutuhan, kesiapan, situasi, respon dan reaksi.

c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

1). Faktor internal, seperti keadaan jasmani dan rohani siswa. 2). Faktor eksternal, seperti kondisi lingkungan sekitar siswa.

3). Faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.7

Faktor-faktor tersebut dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.

1. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil Belajar

Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjukan sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu.„’Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar.’’8 Yang di

6 Hariyanto, op.cit,.h.126

7 Muhibbin Syah, op.cit.,.h.129

8 Masnur Muslich, Penilaian Berbasis Kelas Dan Kompetensi,(Bandung : Refika Aditama.2011) h.38


(24)

rencanakan.”9“Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh

kemampuan sesuai dengan tujuan khusus.

“Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang di capai siswa dengan kriteria tertentu.”10 “Hasil belajar ideal

meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.’’11

Dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting, sebagai dasar dan acuan penilaian “Penilian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pengajaran.”12 Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional, dapat diambil tindakan perbaikan pengajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan.”13

Menurut Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (1) Keterampilan dan kebiasaan, (2) Pengetahuan dan Pengertian, dan (3) Sikap dan cita-cita. Sedangkan menurut Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (1) Informasi verbal, (2) Keterampilan intelektual, (3) Strategi kognitif, (4) Sikap, dan (5) Keterampilan motoris. Tetapi di dalam Sistem Pendidikan Nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar Benyamin Bloom, yang membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah afektif, ranah kognitif dan ranah psikomotoris.14

b. Tipe Hasil Belajar

Hasil Belajar yang dilakukan lewat penilaian perlu dilakukan secara seimbang, antara aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotoris).

9 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta:Kencana Prenada Group), cet.1, 2008

10 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belaja Mengajar, (Bandung: Rosda Karya, 2012) cet.17,h.3

11 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2010)h,90

12 Nana Sudjana, Ibid.

13 Ibid., h.2


(25)

Menurut Benyamin S Bloom, hasil belajar dapat dikelompokan kedalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Rincian ranah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Ranah kognitif memiliki enam aspek, yaitu :

a) Pengetahuan, yaitu aspek kemampuan yang menuntut siswa untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.

b) Pemahaman, yaitu aspek kemampuan yang menuntut siswa untuk memahami atau mengerti tentang materi pe lajaran yang disampaikan oleh guru.

c) Penerapan, yaitu aspek kemampuan yang menuntut siswa untuk menggunakan ide-ide umum atau teori-teori dalam situasi baru dan konkrit.

d) Analisis, yaitu aspek kemampuan yang menuntut siswa untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam komponen pembentukannya.

e) Sintesis, yaitu aspek kemampuan yang menuntut siswa menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan beberapa faktor.

f) Evaluasi, yaitu aspek kemampuan yang menuntut siswa untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, pernyataan atau konsep berdasarkan criteria tertentu.

2. Ranah afektif, memilik empat aspek, yaitu:

a) Menerima, yaitu aspek kemampuan yang menuntut siswa untuk peka terhadap penomena atau rangsangan tertentu.

b) Menilai, yaitu aspek kemampuan yang nenuntut siswa untuk menilai suatu objek, penomena atau tingkahlaku tertentu secara konsisiten. c) Menjawab, yaitu aspek kemampuan yang menuntut siswa untuk bereaksi

terhadap salah satu cara.

d) Organisasi, yaitu aspek yang menuntut siswa untuk menyatukan nilai – nilai yang berbeda, memecahkan masalah dan membentuk suatu sistem nilai.

3. Ranah psikomotor, memiliki tiga aspek, yaitu;

a) Mascular or motor skill, meliputi: mempertontonkan gerak, contohnya melompat dan berlari.

b) Manipulations of materials, meliputi: membersihkan, menyusun, mereparasi, memindahkan.

c) Neuromuscular coordination, meliputi: mengamati, menghubungkan, memotong, memasang dan menarik.15


(26)

Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang menggambarkan prestasi atau kemampuan dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah yang diwujudkan dalam bentuk evaluasi dan raport pada setiap semester. Dengan begitu hasil penilaian dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk guru untuk dapat memahami siswanya dalam segi prestasi dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, hasil penilaian juga hendaknya dijadikan bahan untuk menyempurnakan program pengajaran bagi guru. Dari beberapa uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah proses pembelajaran.

3. Pendidikan IPS

a. Pengertian Pendidikan IPS

Istilah Ilmu Pengetahuan yang disingkat IPS mulai berkembang di Indonesia sekitar awal tahun 70-an, dan mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum mulai tahun 1975.IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang di berikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah “Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya.”16

Pendidikan IPS tidak dapat di pisahkan dari dokumen kurikulum 1975, yang memuat IPS sebagai mata pelajaran untuk pendidikan dasar dan menengah, gagasan dan pemikirannya pun banyak mengadopsi dari ilmu-ilmu Social Studies di luar negeri seperti Australia dan Amerika. Menurut James A. Banks dalam Sapriya menyatakan “Social studies sebagai bagian dari kurikulum sekolah dasar dan menengah yang mempunyai tanggung jawab pokok membantu para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan dalam hidup bernegara di dalam lingkungan masyarakat.”17

Menurut Somantri dalam Sapriya “ Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar

16 Sapriya , Pembelajaran IPS, (Bandung : Laboratorium PKn UPI 2008).h.6 17 Sapriya,.Konsep Dasar IPS, (Bandung : UPI Press, 2006). h. 4


(27)

manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.”18

Terdapat banyak persepsi tentang pengertian IPS di lingkungan Pendidikan.Mata pelajaran IPS berperan memfungsikan dan merealisasikan ilmu-ilmu sosial yang bersifat teoritik ke dalam dunia kehidupan nyata di masyarakat. Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang di katakan Hamid Hasan “ IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan (fusi) dari sejumlah disiplin ilmu.”19

IPS sebagai bidang kajian terdiri dari konsep dasar sejarah, seperti konsep peristiwa kejadian, waktu dan tempat. Geografi terdiri dari konsep lokasi, pososo (kesusukan), situasi, tempat, (site), distribusi dan perancangan. Dalam ilmu ekonomi terdiri dari konsep kelangkaan, spesialisasi, saling ketergantungan, pasar, dan konsep kebijaksaan umum. Pada sosiologi mengkaji konsep keanggotaan dalam kelompok perilaku, tujuan, norma, nilai, perasaan, keluwesan, sedangkan adat istiadat etika, tradisi, hukum dan keyakinan.Dalam sosiologi terkandung konsep kemandirian, motif, sikap, norma kelompok, dan interpersonal.

jelaslah bahwa sejumlah konsep dasar dalam ilmu sosial merupakan bahan kajian utama untuk menelaah berbagai masalah sosial yang ada dalam masyarakat dengan segala aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat serta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

IPS sebagai mata pelajaran dan pendidikan disiplin ilmu seyogyanya memiliki tujuan yang dapat mempersiapkan peserta didik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya, sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Menurut N.Djaljoeni mengemukakan bahwa tujuan Pembelajaran

18 Ibid..h.9

19 Etin Solihatin, Cooperatif Learning, Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008,h.14


(28)

IPS adalah “mempersiapkan siswa untuk studi lanjut ke bidang sosial science, jika nantinya ia masuk ke perguruan tinggi”20

Disiplin ilmu yang dikembangkan dalam pendidikan IPS pada dasarnya mengacu pada disiplin-disiplin ilmu sosial, tujuannya adalah “Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan nilai yang memungkinkan mereka dapat menjadi warga Negara yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang demokratis.”21

IPS mengemban dua fungsi utama yaitu membina pengetahuan kecerdasan dan keterampilan yang bermanfaat bagi pengembangan dan kelanjutan pendidikan siswa selanjutnya dan membina sikap yang selaras dengan nilai-nilai pancasila dan UUD RI 1945.Menurut Kosasih Djahiri dalam sapriya, mengemukakan 5 tujuan pokok pembelajaran IPS:

1) Membina siswa agar mampu mengembangkan pengertian /pengetahuan berdasarkan data, generalisasi serta konsep ilmu tertentu maupun yang bersifat interdisipliner/komprehensif dari berbagai cabang ilmu sosial. 2) Membina siswa agar mampu mengembangkan dan mempraktekan keaneka

ragaman keterampilan studi, kerja, dan intelektualnya secara pantas dan tepat sebagaimana diharapkan ilmu-ilmu sosial.

3) Membina dan mendorong siswa untuk memahami , menghargai dan menghayati adanya keaneka ragaman dan kesamaan cultural maupun individual.

4) Membina siswa ke arah turut mempengaruhi nilai-nilai kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan – menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya.

5) Membina siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga Negara.22

Dengan demikian jelaslah bahwa pada dasarnya tujuan pendidikan IPS adalah bertujuan untuk mendidik dan menumbuhkan/menjadikan warga Negara yang baik, dapat membina moral, menjunjung tinggi nilai-nilai dan sikap hidup dalam bermasyarakat dan dapat menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan dimasyarakat pada umumnya.

20 Sapriya,.Dadang Sundawa,Iim Masyitoh,Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran IPS,(Bandung:UPI PRESS), h.12

21 Ibid. h.7


(29)

c. Karakteristik Pembelajaran IPS

Dari beberapa uraian di atas dapat menemukan beberapa karakteristik dalam IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu sosial yang lain, sebagaimana dikemukakan Numan Somantri, mengidentifikasi:

1).IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu)

2).Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan komprehensif

3).Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis , rasional dan analitis. 4).Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan /menghubungkan

bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dengan kehidupan nyata di masyarakat.

5).IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah).

6).Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilan.

7).Berusaha untuk memuaskan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya23.

8).Dalam pengembangan Program siswa yang berbeda, dalam arti memperhatikan24

4

.

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) a..Pengertian Cooperative Learning

Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Pembelajaran Kooperatif berasal dari kata Cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling bantu satu sama lain sebagai satu kelompok/satu team. Dalam pembelajaran Kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya.Jadi, belajar Kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian tersebut, Slavin (1984 ) mengatakan bahwa “ Cooperative

23 Ibid

24 Sapriya, Susilawati, Sadjarudin Nurdin, Konsep Dasar IPS (Bandung, UPI PRESS, 2008) cet. 1. h.7


(30)

Learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anngotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang.”25

Pembelajaran Kooperatif merupakan “model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan / tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda ( heterogen ).”26 Menurut Anita Lie, Cooperative Learning adalah ” sistem kerja atau belajar kelompok

yang terstruktur.”27

Dalam hal ini yaitu pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur.

Pada dasarnya pembelajaran Kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau prilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.28

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Kooperatif adalah model pembelajaran yang menggunakan sistem kerja kelompok kecil yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bersifat heterogen secara bersama-sama menyelesaikan tugas-tugas terstrutur untuk mencapai tujuan bersama, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Pendekatan Kooperatif dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas sebagai salah satu alternatif untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif agar siswa terhindar dari kebosanan.

Roger dan David Johnson dalam Anita Lie, mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan.29 Yaitu:

1.Saling ketergantungan positif 2.Tanggung jawab perseorangan

25 Etin Solihatin dan Raharjo,op.cit,. h.4.

26 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta : Kencana. 2010 ), cet,7 h.. 242.

27 Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikan di Ruang-Ruang Kelas, ( Jakarta : Grasindo, 2002 ), h.17

28 Etin Solihatin. op.cit. 29 Anita Lie,Ibid., h. 30-34.


(31)

3.Tatap muka

4.Komunikasi antar anggota 5.Evaluasi proses kelompok

Beberapa unsur penting dalam pembelajaran Kooperatif meliputi bekerja sama dalam menyelesaikan tugas, mendorong untuk bekerjasama secara terstruktur, tanggung jawab individu dan kelompok yang heterogen.

b. Langkah- Langkah Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning ) Langkah- langkah pada pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap.30 yaitu :

1) Penjelasan Materi

Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok, guru memberikan gambaran umum tentang materi yang harus dikuasai dan selanjutkanya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok ( tim ). Pada tahap ini guru menggunakan metode ceramah, curah pendapat dan tanya jawab.Guru juga bisa menggunakan demontrasi dan menggunakan berbagai media pembelajaran agar proses penyampaian pembelajaran dapat menarik siswa.

2) Belajar dalam Kelompok

Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan kemampuan akademik, jenis kelamin dan sosial ekonomi, agar setiap anggota kelompok dapat saling mengajar ( peer tutoring ), saling me ndukung, dan meningkatkan interaksi dan relasi antar anggota kelompok.

30 Wina Sanjaya, op.cit., h.245


(32)

3) Penilaian

Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan tes atau kuis.Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompok.

4) Pengakuan Tim

Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberi penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.31

c. Tehnik-Tehnik Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative learning )

Sebagai seorang profesional, guru harus mempunyai pengetahuan dan persediaan strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi yang diketahui bisa diterapkan di dalam kelas, meski demikian, guru yang baik dan ingin maju tidak akan terpaku pada satu strategi melainkan mempunyai persediaan strategi dan tehnik-tehnik pembelajaran yang diterapkan agar selalu bermanfaat dalam kegiatan proses belajar mengajar. Ada beberapa tehnik yang bisa diterapkan dalam cooperative learning pada beberapa materi yang cocok dengan KBM diantaranya: 1).Mencari pasangan (make a match), 2).Bertukar pasanga, 3). Berpikir berpasangan berempat, 4). Berkirim salam dan soal, 5). Kepala

31 Ibid. hal. 248-249.


(33)

bernomor, 6). Kepala bernomor terstruktur, 7). Dua tinggal dua tamu, 8). Keliling kelas,9). Jigsaw, 10). Bercerita berpasangan.32

d. Tehnik Mencari Pasangan (Make A Match)

Tehnik belajar mengajar mencari pasangan (make a match), di kembangkan oleh Lorna Curran (1994). “Teknik ini bisa di gunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.”33. Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Adapun langkah-langkah yang dapat di lakukan untuk menerapkan strategi pembelajaran kooperatif Tipe Make A Match adalah:

a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk sesi review (persiapan menjelang tes atau ujian). b) Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

c) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.

d) Siswa dapat juga bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.34

e. Keunggulan dan kelemahan dalam pembelajaran kooperatif

1). Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan/

2) Optimalisasi partisipasi siswa.

3). Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan dan dengan sesame siswa, dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

4). Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda.

5). Meningkatkan penerimaan 6). Meningkatkan hubungan positif. 7). Percaya diri

8). Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah.

32. Anita Lie,Ibid., h.53

33 Masitoh & Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran,(Jakarta : Direktorat Jendal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), H. 241


(34)

9). Pengetahuan Siswa meningkat dalam segi kognitif Sedangkan Kelemahannya:

1) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi, sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.

2). Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai,

3). Mengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda- beda serta membutuhkan waktu khusus.35

Oleh sebab itu peran guru harus sedapat mungkin dapat memotivasi siswa dalam membangun kepercayaan diri pada siswa, dan guru juga menekankan kepada setiap individu untuk dapat mengeluarkan ide-ide mereka dengan demikian siswa dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya, sehingga terjalin kerjasama diantara kelompok. Dalam pembagian kelompokpun guru harus memperhatikan karakter serta tingkat kemampuan akademik peserta didik, hal ini dimaksudkan agar setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.

B.Penelitian Yang Relevan

Berdasakan hasil penelitian terdahulu yang ada, maka beberapa hasil penelitian yang relevan dengan judul skripsi ini adalah Penelitian dari:

1. Raehanun, 2011 dengan judul penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe make macth dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN 1 Sukarara 2010/2011. Hal ini, ditunjukkan dengan adanya peningkatan dari siklus I kesiklus II. Tampak peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 76,59 menjadi 84,04. Dengan peningkatan prosentasi ketuntasan secara klasikal sebesar 71,43% menjadi 90,48%.36

2. Hasil lain ditunjukkan oleh Winda Ramadianti pada penelitiannya yang berjudul Upaya meningkatkan motivasi belajar Matematika siswa SMP negeri 1 Yogyakarta dengan model kooperative learning tehnik make a match, pada penelitiannya yang berjudul. Hasil penelitian menunjukkan

35Wina Sanjaya, op.cit . hal. 249

36


(35)

terjadi peningkatan motivasi belajar matematika siswa kelas VIIIC setelah diberikan tindakan berupa pembelajaran kooperatif teknik make a match. tahap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan adalah diskusi kelompok dengan menggunakan LKS, penyampaian hasil diskusi oleh siswa, pembahasan hasil diskusi, permainan mencari pasangan dan tanya jawab antar siswa, serta pemberian penghargaan kelompok. Hasil observasi motivasi belajar matematika37

3. Webb (1985), menemukan bahwa dalam pembelajaran dengan

menggunakan model cooperative learning sikap dan perilaku siswa berkembang ke arah suasana demokratisasi dalam kelas. Disamping itu, penggunaan kelompok kecil siswa mendorong siswa lebih bergairah dan termotivasi dalam mempelajari IPS38.

4. .Etin Solihatin, M.Pd, dkk. (2001), yang dibiayai proyek PGSM, dilakukan pada mahasiswa penyetaraan D-3 tahap II untuk mata kuliah pendidikan IPS di Univeritas Negeri Jakarta, menemukan bahwa penggunaan model cooperative learning sangat mendorong peningkatan prestasi mahasiswa 20% dan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk belajar mandiri.39

C. Hipotesis Tindakan

Berdaskan pada bab-bab berikutnya, maka penulis mengajukan hipotesis

“akan ada peningkatan hasil belajar jika menggunakan pendekatan pembelajaran Cooperatif Learning type Make A Match pada mata pelajaran IPS kelas V di MI Nurul Jihad Kota Tangerang.”

37Ibid.

38 Etin Solihatin, op.cit., h.13 39 ibid.


(36)

22

Mengingat sangat pentingnya peranan guru dalam proses pembelajaran, maka seyogyannya guru mengadakan pendekatan dengan memanfaatkan penelitian untuk memeperbaiki proses belajar mengajar dan lebih berorientasi pada guru, yang tidak saja sebagai objek melainkan juga sebagai subjek.”Dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru sudah pasti akan berhadapan dengan berbagai persoalan baik menyangkut peserta didik (subject matter) maupun metode pembelajaran.”1

Pengakuan guru sebagai tenaga profesional merupakan bagian dari pembaharuan sistem pendidikan nasional. “Guru tidak lagi dianggap sekedar sebagai penerima pembaharuan dari hasil penelitian, melainkan juga bertanggung jawab sebagai perancang (designer) dan pelaku penelitian.”2

Penelitian ini dapat di lakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas.

David Hopkinsmenyatakan bahwa ”PenelitianTindakan Kelas sebagai suatu

studi yang sistematis (penelitian) yang dilakukan oleh pelaku pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran melalui tindakan yang terencana dan dampak dari tindakan (aksi) yang telah di lakukan.”3

Berdasarkan Pembahasan di atas, penulis memilih jenis penelitian yang akan di gunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus/putaran, yang setiap siklus dikenai alur kegiatan yang sedikit berbeda dari siklus satu dengan siklus yang lainnya, dalam pokok bahasan yang sama diawali dengan pre test dan diakhiri dengan post test,

1 Trianto,Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktek, (Jakarta:Prestasi Pustaka karya 2011). cet.1., h. 3

2Ibid., h. 4 3Ibid., h. 15


(37)

dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif.

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian di lakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Jihad kota Tangerang. Adapun waktu yang di pergunakan untuk penelitian ini adalah mulai bulan mei sampai Juni pada semester ke II tahun pelajaran 2013-2014, yang secara keseluruhan dimulai dari mengamati permasalahan, kemudian mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah.

Tabel.3.1 Jadwal pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan April Mei Juni Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 3 4 1 Proposal/ACC X

2 Penyusunan Bab I X 3 Perbaikan Bab I X 4 Penyusunan Bab II X 5 Perbaikan Bab II X 6 Penyusunan Bab III X 7 Perbaikan Bab III X 8 Izin Penelitian X 9 Persiapan Instrumen X 10 Pelaksanaan

Siklus I

X

11 Pelaksanaan Siklus II

X

12 Penyusunan Bab IV X X

13 Perbaikan Bab IV X

14 Penyusunan Bab V X X

15 Perbaikan Bab V X


(38)

B.

Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan berupa penelitian pengembangan model pembelajaran dan tindakan. Penelitian tindakan terikat dalam perencanaan dan pengimplementasian perangkat pembelajaran kooperatif. Teknis analisis yang digunakan adalah kualitatif, pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan kegiatan siswa selama proses pembelajaran.

“PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.”4

Dan dapat digambarkan sebagai berikut: Bagan 3.2 Alur PTK

C.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas V MI Nurul Jihad kota Tangerang yang berjumlah 18 orang, terdiri dari siswa laki-laki 10 orang dan siswa perempuan 8 orang, dengan latar belakang kemampuam akademik dan

4 Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Bumi Aksara 2007), h .73-74


(39)

sosial ekonomi yang berbeda-beda. Tepatnya dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013-2014 dengan pokok bahasan Menghargai Jasa para tokoh dalam Mempertahankan Kemerdekaan.

D.

Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru. Selain mengajarkan materi, peneliti juga membuat dan merancang rencana pembelajaran serta mengevaluasi jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM), untuk kegiatan observasi guru dibantu oleh seorang teman sejawat/observer.

E

.

Tahapan Intervensi Tindakan

Pelaksanaan penelitian direncanakan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus mengikuti tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Berikut ini adalah rincian tindakan setiap siklus :

1. Perencanaan:

Perencanaan selalu mengacu pada tindakan apa yang dilakukan, Dalam tahap menyusun rancangan (perencanaan), “peneliti menentukan titik-titik atau fokus peristiwa, lalu membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.”5

Adapun langkah-langkah yang dilakukan Peneliti dalam tahap perencanaan ini adalah:

a. Di tentukan pokok bahasan.

b. Melakukan analisis untuk menentukan SK-KD yang akan disampaikan kepada siswa.

c. Membuat rencana pembelajaran kooperatif

d. Membuat lembar observasi tahap pembelajaran dan angket (kuesioner).

e. Membuat instument yang digunakan dalam siklus penelitian/alat bantu yang di perlukan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang di lakukan pada tahap ini adalah:


(40)

a. Memberikan soal Pretest sebelum Melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif yang telah direncanakan.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran khusus

c. Dilaksanakannya KBM dengan menerapkan pendekatan pembelajaran kooperatif type male a match.

3. Pengamatan/ Observasi.

Pada tahap ini dilakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa dan juga respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran, tindakan ini dengan

menggunakan pedoman lembar pengamatan/ observasi yang telah disediakan. a. Mengumpulkan data pretest, postest dan hasil nilai LKS

4. Refleksi

a. Menganalisis data pada siklus 1 baik berupa hasil penilaian

b. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan berupa post test

c. Hasil yang di dapat dari tahap pengamatan dianalisis, apabila terdapat temuan-temuan yang harus diperbaiki dilaksanakan pada siklus selanjutnya sampai tujuan yang kita harapkan tercapai.

d.Menganalisis apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan kegairahan, Minat dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS. Hasil analisis data yang dilakukan dalam tahapan akan dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

Hasil intervensi tindakan yang diharapkan adalah pencapaian 100% siswa dengan nilai di atas KKM untuk mata pelajaran IPS adalah 6,8. Selain itu dengan diterapkannya pendekatan pembelajaran kooperatif , diharapkan dapat meningkatkan proses pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar, seperti nilai kelompok, yang didapat dari hasil kerja kelompok, individu, ataupun dari hasil penyelesaian lembar kerja siswa dan lembar observasi.


(41)

G. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini berupa hasil belajar yang mencakup ranah kognitif. Data hasil belajar diperoleh dari pre test dan post test, lembar observasi, angket/kuesioner serta wawancara.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar pedoman Observasi.

Didalam pengertian psikologi, observasi atau yang di sebut pula dengan pengamatan, meliputi “kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek

dengan menggunakan seluruh alat indera.”6

melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, langsung kepada siswa pada saaat pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di kelas. Pengamatan tidak langsung dengan menggunakan lembar pengamatan (skala likert) yang telah disediakan oleh peneliti, dan siswa hanya menceklis butir-butir pernyataan yang ada. Menurut Ngalim Purwanto ”Observasi adalah cara menganalisa dan mengadakan pencatatan mengenai tingkah laku dengan melihat dan mengamati individu atau kelompok secara langsung.”7

2. Angket tertutup

Angket tertutup atau Kuesioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang untuk ia sukai.”8 Angket diberikan kepada semua siswa kelas V, data dari angket untuk memperkuat data yang telah diperoleh .

3. Tes formatif

Menurut Drs.Amien Dien Indrakusuma dalam Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa “Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan

6 Ibid., h.199

7 M.Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tehnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung :Remaja Rosda Karya, 2010), cet 16, h.149


(42)

objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.”9

Muchtar Bukhori dalam Suharsimi Arikunto juga menyatakan bahwa “ Tes adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid”10

Dapat dilihat pada lampiran. Dalam hal ini penulis untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melakukan tehnik Kooperatif learning dapat dilihat melalui hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)

4. Wawancara

Jenis wawancara yang dipergunakan adalah wawancara tidak terstruktur yang mirip dengan percakapan informasi yang berbentuk dialog guna memperoleh informasi yang mendalam tentang ketertarikan terhadap mata pelajaran IPS, dan tanggapan siswa mengenai pengembangan Metode kooperatif tehnik make a match.

I.

Teknik Pengumpulan Data

“Teknik pengumpulan data (data collecting) menjelaskan tehnik apa yang digunakan untuk menjaring data tentang variabel atau fokus penelitian.”11

Pengumpulan data dilakukan sebelum diberikan tindakan, kemudian pada saat sedang diberikan tindakan dan setelah tindakan. Teknik pengumpulan data ditunjukan pada tabel 3.4

Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data

Instrumen Kegiatan Pengumpulan Data

Observasi

Dilaksanakan pada saat pelaksanaan kegiatan belajar untuk menganalisa dan mencatat tingkah laku individu/kelompok dengan pedoman observasi yang dibuat oleh guru.

9 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: BumiAksara 2009), h. 32 10 Ibid.

11 Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbuyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, 2013)., h. 65


(43)

Tes formatif

Dilaksanakan pada saat pembelajaran pada setiap siklus hal ini untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada ranah kognitif .

Wawancara

Dilakukan sebelum pembelajaran siklus 1 mengenai pendapat siswa siswa terhadap mata pelajaran IPS.

Angket/ Kuesioner

Dilakukan pada saat akhir pembelajaran untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pendekatan kooperatif dengan tipe make a match

J.

Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini penulis menggunakan tehnik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta dengan data yang diperoleh.

K.

Analisis data dan interpretasi data

1. N-Gain

Analisis ini untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep pada siswa dengan cara memberikan instrumen berupa tes yang diberikan siswa sebelum pembelajaran (pre test) dan sesudah pembelajaran (post test).

Dengan Kategori:

g tinggi : nilai (g) ≥ 0,70 g sedang : nilai 0,70 > (g) >0,3 g rendah : nilai (g) ≤ 0,3

2. Analisis hasil belajar

Analisis tes hasil belajar dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu membandingkan hasil belajar siswa dengan kriteria


(44)

pencapaian ketuntasan belajar yang telah di tetapkan sebelumnya, yaitu siswa dinyatakan tuntas jika tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu 6,8. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan belajar dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Ketuntasan belajar = Banyaknya siswa yang mendapat nilai > 68 x 100% Jumlah keseluruhan siswa

3. .Lembar Observasi

Dalam pengamatan dilakukan pada saat berlangsungnya pembelajaran, disini guru hanya mengamati dengan mengacu pada lembar observasi yang dibuat dengan mengisi persentase kegiatan siswa.

Digunakan rumus sebagai berikut: X = Jumlah hasil pengamatan x 100

Skor ideal

X = Keaktifan siswa/guru

Dalam penganalisisan data, pada penelitian ini didasarkan pada tiap siklus tindakan. Langkah persiapannya adalah memilih/menyortir Data yang diperoleh dari lembaran penilaian, pengamatan atau observasi, kemudian dianalisis untuk mengetahui kejelasan tentang tinggi rendahnya hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS melalui Pendekatan pembelajaran cooperative learning untuk dikaji apakah penelitian yang telah di lakukan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

L.

Pengembangan Perencanaan Tindakan

Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memiliki tahapan-tahapan dalam setiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan atau pengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan akan dilakukan apabila setelah tindakan siklus I selesai dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan di tindak lanjuti untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya dan Penelitian akan diakhiri


(45)

setelah hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V MI Nurul Jihad Neglasari melalui metode kooperatif Type Make A Match telah tercapai.


(46)

32

A.

Gambaran Umum Sekolah

1. Data Umum MI. Nurul Jihad

MI.Nurul Jihad adalah Tingkat Sekolah Dasar yang beralamat di Kota Tangerang, tepatnya di Jalan.Marsekal Surya Dharma Kel. Neglasari - Kec. Neglasari - Kota Tangerang. Untuklebih jelasnya data umum MI.Nurul Jihad adalah sebagai berikut:

Profil Sekolah

Nama Sekolah : MIS.Nurul Jihad

NISM : 111236710072

Alamat : Jl.Marsekal Surya Dharma No. 54 Kec. Neglasari – Kota Tangerang

Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan IslamNurul Jihad Pendiri Kelembagaan : H.Marsawirya

Status Sekolah : Swasta

Nilai Akreditasi :Terakreditasi B

Identitas Kepala Sekolah

Nama Kepala Sekolah : Ida Rosida, S.Pd

Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 23 Maret 1967

Alamat : Kp.Sindangsana Rt.02/02 Neglasari


(47)

Luas tanah dan Bangunan Luas Tanah Sekolah : 835 m Status Tanah : Hak milik No.Sertifikat Tanah : 3165 Luas Bangunan : 715 m

2. Visi Dan Misi Sekolah Visi

Berbekal Imtak dan Iptek Menuju Madrasah yang “ CERDAS ” Misi

Terwujudnya sikap yang Cerdik dalam berpikir, Terwujudnya sikap yang Etis dalam berperilaku, Terwujudnya sikap yang Ramah dalam bertutur sapa,

Terwujudnya sikap yang Dedikasi dalam memajukan Madrasah, Terwujudnya sikap yang Amanah dalam melaksanakan Tugas, Terwujudnya sikap yang Sabar dalam mencapai tujuan.

3. REKAPITULASI ROMBEL DAN KEADAAN SISWA

KELAS ROMBEL LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

I I 15 3 18

II I 14 8 22

III I 12 9 21

IV I 6 6 12

V I 9 9 18

VI I 11 13 24


(48)

4. DATA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN KEADAAN PEGAWAI

STATUS JUMLAH

Guru PNS 1 Orang

Guru Tetap 7 Orang

Guru tidak tetap 1 Orang

Guru Bantu -

Pegawai Tetap 1 Orang

Pegawai tidak tetap -

Penjaga Sekolah 1 Orang

Jumlah 11 orang

B.

Deskripsi Data

1. Pra Penelitian Tindakan Kelas

Pra Penelitian ini di lakukan di kelas V sebagai subyek Penelitian Tindakan Kelas dengan jumlah siswa seluruhnya berjumlah 18 siswa yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Sebelum peneliti melakukan tindakan kelas peneliti melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana motivasi siswa dalam proses pembelajaran IPS yang selama ini berlangsung.

Selama ini guru memang hanya menggunakan metode ceramah dan diakhiri dengan metode tanya jawab, tidak menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa mengalami kejenuhan dan kurang semangat.

Sebagai guru yang ingin siswanya berprestasi, tidak ingin terus menerus demikian, peneliti mengambil inisiatif lain bagaimana caranya agar siswa mendapatkan prestasi yang lebih baik pada mata pelajaran IPS. Dalam hal ini guru ingin mencoba menerapkan metode Kooperatif learning tipe make a match. Sebelum peneliti mengadakan penelitian dengan menggunakan metode Kooperatif type make a match guru (peneliti) ingin mengukur kemampuan siswa sejauh mana mereka dapat mengerjakan soal yang diberikan, yang nantinya akan


(49)

menjadi bahan perbandingan sebelum dan sesudah gurumenggunakan metode Kooperatif Type make a match.

Selanjutnya peneliti memberikan soal latihan, setelah selesai banyak siswa yang mengeluh dengan berbagai alasan ada yang pusing, soalnya sulit dan sebagainya. Keaktifan siswa hanya didominasi oleh siswa perempuan sedangkan laki-laki masih pasif selain itu juga sebagian siswa mengatakan bahwa pelajaran IPS itu sulit karena banyak hafalan hasil belajar IPS yang diperolehpun masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Berikut adalah tabel data nilai hasil belajar siswa prasiklus

Tabel 4.1

Data nilai hasil belajar pra siklus

No Nama siswa Nilai

1 Andrian 40

2 Angelina M Qur’ania 30

3 AnnisaMaulidina 40

4 Burhanudin 40

5 Dahtria Destiani 50

6 Delpitasari 40

7 Kukuh Nurprabowo 40

8 May Kurniawati 50

9 Mutiara Ramadhani 40

10 Nurkholik 40

11 Pajrin Soleh 40

12 Pitridiana 50

13 Ranita Dewi 20

14 Sahrul Ramadhan 30

15 Sawaludin 30

16 Syawal Saputra 40

17 Tari Apriyanti 30

18 Yudi 50

Jumlah 700

Rata-rata 38,88

Nilai Tertinggi 50

Nilai Terendah 20


(50)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai hasil belajar masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Untuk menindak lanjuti hal ini, guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Cooperative Learning dengan tipe Make A Match, sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada awal pembelajaran pada pertemuan pertama secara berkesinambungan antara pertemuan 1 dan pertemuan ke 2, guru juga menyediakan soal pretest yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa pada materi yang belum diajarkan. Selain itu guru menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berfungsi untuk soal latihan bagi siswa untuk di diskusikan, menyiapkan instrumen (tes hasil belajar IPS) gunanya untuk mengetahui hasil belajar IPS, menyiapkan buku panduan/buku paket IPS untuk siswa dan guru agar memudahkan siswa dan guru dalam menyampaikan dan menemukan konsep materi pembelajaran, menyiapkan lembar observasi siswa, menyiapkan angket dan pada tahap akhir menyiapkan soal postest yang telah disiapkan oleh guru sebelumnya.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Perencanaan

Tahap kedua dari penelitian ini adalah siklus 1 yang terdiri dari dua kali pertemuan dan dilaksanakan secara berkesinambungan pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Mei 2014 kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pembelajaran). Rancangan yang dibuat untuk penelitian pada tahap I berupa RPP, Lembar kerja siswa dan lembar pengamatan/observasi.

b. Pelaksanaan.

Pertemuan kesatu pada Pembelajaran diawali dengan menanyakan kabar siswa dan menanyakan siswa yang tidak hadir pada hari ini, setelah itu guru beserta siswa melakukan do’a bersama, sebelum masuk ke dalam pembahasan pelajaran, terlebih dahulu guru mengadakan apersepsi mengingatkan pelajaran


(51)

sebelumnya.Setelah mengingatkan pelajaran sebelumnya guru mengkondisikan kelas, dilanjutkan dengan mangadakan pretest.

Pada tahap selanjutnya guru menjelaskan konsep dan tujuan pembelajaran yang ingin di capai dengan menggunakan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran Kooperatif dengan tehnik

make a match, di sini guru juga menjelaskan tehnik/cara yang akan digunakan dengan memberi contoh sederhana dengan memperagakan apa yang harus mereka lakukan, mereka diberi kesempatan untuk menemukan pasangan yang cocok dari kartu pertanyaan serta kartu jawaban dari masing-masing potongan kertas yang dipegang oleh masing-masing kelompok.

Tahap selanjutnya adalah guru mengadakan ice breaking dengan menyayikan lagu Hari merdeka, hal ini dilakukan untuk membangkitkan rasa semangat kebangsaan dan memotivasi siswa, bahwa perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan begitu gigih sampai pada akhirnya mendapatkan kemerdekaan yang seutuhnya. Guru menyajikan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya materi pada pertemuan siklus 1 adalah Pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda. Siswa diminta untuk membaca materi yang di sampaikan, selanjutnya guru memberi pemahaman dan pembahasan materi kepada siswa. kemudian guru mengajukan pertanyaan interaktif yang berkaitan dengan isi pada materi pelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

a. Guru menegelompokan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3 orang dan mendapat 6 kelompok, hal ini di lakukan untuk mengefektifkan kerja kelompok dan menghindari siswa yang ngobrol bercanda. Anggota kelompok terdiri dari beragam ragam kemampuan akademik ( pintar, sedang dan kurang ) serta jenis kelamin.

b. Guru menyajikan materi yang akan di pelajari, dengan sub materi yang sama, siswa diminta untuk membaca dan memahami,.setelah itu guru lalu membagikan Lembar kerja Siswa kepada masing-masing kelompok dengan


(52)

sub materi yang sama, untuk di kerjakan oleh masing-masing kelompok diskusi.

c. Selanjutnya guru berkeliling, mengamati, memotivasi, dan membimbing siswa dalam pembelajaran, terutama kelompok yang masih membutuhkan bantuan sambil mengecek lembar pengamatan kegiatan siswa dalam kelompok.

d. Setelah selesai diskusi kelompok, guru memanggil salah satu wakil dari setiap kelompok untuk membacakan hasil kerjanya di depan kelas secara bergantian, siswa/kelompok yang lain memperhatikan.

e. Setelah selesai mempresentasikan guru membagikan kartu kepada masing-masing kelompok dengan menutupnya terlebih dahulu,disini siswa diminta untuk menemukan pasangan kartu dari kelompok lain yang cocok dengan pertanyaan atau jawaban dari masing-masing kartu yang di pegang oleh kelompok lain, .

f. Lalu guru akan memulai permainan pada hitungan kesatu perwakilan kelompok diminta untuk berdiri dan pada hitungan ketiga baru mereka mulai membuka kartu mereka disini peran kelompok sangat penting karena dari masing-masing kelompok dituntut untuk mendiskusikan dan mencari pasangan kartu yang cocok dari jawaban dan pertanyaan dari konsep yang ada dari tiap-tiap kartu yang mereka pegang dari kelompok yang lainnya. g. Guru mengulang pengocokan yang kedua, hal ini untuk memberikan

kesempatan yang lain untuk mencoba sekaligus agar dapat dipahami oleh semua siswa.

h. Guru memberikan penghargaan/ rewards kepada siswa/kelompok yang mengerjakan/menjawab soal dengan tepat, baik dari segi waktu maupun ketepatan dalam menemukan pasangan masing-masing.

i. Guru memberikan tanggapan dan penegasan atau penguatan serta menyimpulkan materi. Selanjutnya guru mengakhiri pembelajaran dan menyampaikan materi yang akan di pelajari pada pertemuan berikutnya masih dalam materi yang sama, lalu guru memberi tugas pekerjaan rumah.


(53)

Dengan metode ini diharapkan siswa dapat mengingat materi dengan lebih mudah dapat termotivasi untuk mengikuti pelajaran.

Gambar 4.1

Pelaksanaan pretest pada saat siklus I

Gambar 4.2


(54)

Pertemuan Kedua

Sebagaimana pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan kedua ini di laksanakan pada tanggal 15 Mei 2014, waktunya adalah 1 x 35 menit ( 1 jam pelajaran), dilanjutkan dengan kegiatan awal adalah ice breaking dengan menyayikan lagu sorak-sorak bergembira, hal ini dilakukan untuk membangkitkan rasa semangat mereka dan memotivasi mereka bahwa perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan begitu gigih sampai pada akhirnya mendapatkan kemerdekaan yang seutuhnya. Guru mengingatkan kembali materi pada pertemuan yang lalu dengan mengadakan tanya jawab sebagai apersepsi.

Pertemuan kedua hanya 1 jam pelajaran, karena waktunya yang sempit pada pertemuan kedua ini guru hanya memberi Tindak lanjut kegiatan pembelajaran dari materi pada pertemuan pertama sebagai penguatan, di awali langsung dengan mengadakan kuis, sekitar perundingan Roem-Royen dan KMB serta tokoh-tokoh yang ikut andil didalamnya. Siswa yang dapat menjawab kuis dengan benar mendapatkan sebuah permen sebagai hadiah. kegiatan ini dilakukan dengan penerapan teknik siswa mencari pasangan (make a match) secara individu sambil belajar mengenal suatu konsep dalam suasana menyenangkan, sebelumnya guru telah membuat dan menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau pertanyaan dan jawaban dari masing-masing kartu tersebut adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Sebelumnya guru memberi penguatan dari materi sebelumnya dan membagi kelompok (kelompok tidak berubah seperti kelompok sebelumnya)

b. Guru membagikan kartu-kartu tersebut sambil menutup/ membalik agar isi kartu tidak terbaca oleh siswa dan setiap siswa mendapat satu buah kartu c. Guru memberi aba-aba pertama, pada hitungan ketiga siswa mulai membuka

kartu yang dipegangnya masing-masing dan diberi waktu untuk memikirkan jawaban/pertanyaan yang berhubungan dengan kartu yang di pegangnya, dengan batas waktu sampai hitungan kesepuluh.

d. Lalu guru memberi aba-aba kedua pada siswa guru kembali memulai dari hitungan kesatu untuk mulai bergerak untuk mencari pasangan dari kartu yang


(55)

mereka pegang masing-masing sampai pada hitungan kesepuluh mereka harus sudah mendapatkan pasangan masing-masing.

e. Guru mencocokan setiap kartu dengan pasanganya, siswa yang salah dalam menemukan pasangannya akan mendapatkan sanksi yaitu berjoget bebas dengan pasangannya, sedangkan siswa yang mendapat kartu yang cocok mendapatkan reward.

f. Demikian dan seterusnya kemudian di ulang dengan menukar/ mengocok kembali kartu-kartu tersebut dan membagikan kembali hingga 3 putaran sampai siswa benar-benar paham dan dapat mengingat pertanyaan serta jawaban yang diberikan oleh guru.

g. Diakhir pembelajaran guru memberikan penegasan dan kesimpulan dari materi yang telah di ajarkan. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan pemberian posttest

Gambar 4.3

Suasana pembelajaran dengan tehnik Make A Match


(56)

Tabel 4.2

Pelaksanaan Tindakan Siklus I

No Siklus I

1 Guru memberitahukan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi kepada siswa.

2 Guru memberikan soal pretest sebagai awal pembelajaran 3 Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu pengakuan

kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda

4a Pembagian kelompok di laksanakan pada saat pembelajaran dengan cara melihat kemampuan akademik sebelumnya.

4b

Guru memberikan LKS pada pertemuan pertama .Masing-masing perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

5 Pemberian Kuis dan tanya jawab dengan menggunaan tehnik Make A Match.

6 Pada akhir pembelajaran pada pertemuan kedua guru mengadakan

postest

7 Guru memberi penguatan dan bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran.

c. Hasil Pengamatan 1) Hasil Pretest dan Posttest

Data peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dapat di ketahui dengan tes kemampuan siswa.Adapun hasil tes kemampuan siswa dapat dilihat pada tabel

Tabel 4.3

Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Nama Pretest I Postest I N-Gain I Kategori

1 Andrian 40 60 0,33 Sedang

2 Angelina M Qur’ania 20 40 0,25 Rendah


(57)

4 Burhanudin 40 60 0,67 Sedang

5 Dahtria Destiani 70 50 0,33 Sedang

6 Delpitasari 40 50 0,50 Sedang

7 Kukuh Nurprabowo 50 70 0,40 Sedang

8 May Kurniawati 50 50 0,60 Sedang

9 Mutiara Ramadhani 40 70 0,50 Sedang

10 Nurkholik 40 60 0,66 Sedang

11 Pajrin Soleh 40 60 0,67 Sedang

12 Pitridiana 60 70 0,50 Sedang

13 Ranita Dewi 20 40 0,63 Sedang

14 Sahrul Ramadhan 20 70 0,75 Tinggi

15 Sawaludin 30 50 0,57 Sedang

16 Syawal Saputra 30 50 0,28 Rendah

17 Tari Apriyanti 30 50 0.28 Rendah

18 Yudhi 50 60 0,20 Rendah

Jumlah 710 1250 8,51

Rata-rata 39,44 69.44 0,47

Nilai Tertinggi 70 80 0,75

Nilai Terendah 20 40 0.20

Rata-rata skor pretest siklus 1 hanya mencapai 39,44, nilai terendah 20 sedangkan nilai tertinggi mencapai nilai 70, Setelah mengalami pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Koopertaif type make a match, hasil belajar siswa meningkat, dengan nilai hasil belajar postest rata-rata 69,44 nilai terendah 40 sedangkan nilai tertinggi mencapai nilai 90, Persentase keberhasilan siklus I sebesar 22,22%, dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak.4 siswa.


(1)

No Kode siswa Pretest I Postest I N-Gain I Kategori Pretest II Posttest II N-Gain II Kategori

1 Andrian 40 60 0.33 Sedang 70 90 0.67 Sedang

2 Angelina M Qur’ania 20 40 0.25 Rendah 60 80 0.5 Sedang

3 AnnisaMaulidina 40 60 0.67 Sedang 70 90 0.67 Sedang

4 Burhanudin 40 60 0.67 Rendah 60 90 0.75 Tinggi

5 Dahtria Destiani 70 50 0.33 Tinggi 90 100 1 Tinggi

6 Delpitasari 40 50 0.5 Rendah 70 80 0.33 Sedang

7 Kukuh Nurprabowo 50 70 0.4 Rendah 80 90 0.68 Sedang

8 May Kurniawati 50 50 0.6 Rendah 80 100 1 Tinggi

9 Mutiara Ramadhani 40 70 0.5 Rendah 90 100 1 Tinggi

10 Nurkholik 40 60 0.66 Sedang 70 90 0.72 Tinggi

11 Pajrin Soleh 40 60 0.67 Sedang 80 100 1 Tinggi

12 Pitridiana 60 70 0.5 Rendah 80 100 1 Tinggi

13 Ranita Dewi 20 40 0.63 Sedang 70 80 0.33 Sedang

14 Sahrul Ramadhan 30 70 0.75 Tinggi 70 80 0.33 Sedang

15 Sawaludin 30 50 0.57 Sedang 80 90 0.68 Sedang

16 Syawal Saputra 30 50 0.28 Rendah 70 90 0.67 Sedang

17 Tari Apriyanti 50 50 0.28 Rendah 60 80 0.5 Renadah

18 Yudi 710 60 0.2 Rendah 60 80 0.5 Rendah

710 1250 8.51 1310 1610 12.95

39.44 69.44 0.47 72.77 89.44 0.68

70 80 0.75 90 100 1

20 40 0.20 60 80 0.5

Jumlah Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah


(2)

NO NAMA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Andrian 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0

2 Angelina M Qur’ania 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0

3 AnnisaMaulidina 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0

4 Burhanudin 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1

5 Dahtria Destiani 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0

6 Delpitasari 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0

7 Kukuh Nurprabowo 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0

8 May Kurniawati 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0

9 Mutiara Ramadhani 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0

10 Nurkholik 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1

11 Pajrin Soleh 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0

12 Pitridiana 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0

13 Ranita Dewi 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0

14 Sahrul Ramadhan 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1

15 Sawaludin 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1

16 Syawal Saputra 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0

17 Tari Apriyanti 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0

18 Yudi 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1

BUTIR SOAL DATA PRETEST SIKLUS I


(3)

JUMLAH 40 20 40 40 30 40 50 50 40 40 40 50 20 30 30 30 30 50


(4)

No Kode Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Skor(Nilai) Ket

1 A 1 1 2 1 2 2 1 2 1 3 2 10 18X100 1800

2 A 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 2 15 15X100 1500

3 A 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 30X100 3000

4 A 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 30X100 3000

5 A 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 30X100 3000

6 A 6 1 2 2 3 2 3 2 2 3 1 21 21X100 2100

7 A 7 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 29X100 2,900

8 A 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 30X100 3000

3 A 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 30X100 3000

10 A 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 30X100 3000

11 A 11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10 10X100 1000

12 A 12 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 23 29X100 2,900

13 A 13 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 29X100 2,900

14 A 14 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 21 21X100 2100

15 A 15 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 27 27X100 2700

16 A 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3O 30X100 3000

17 A 17 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 27 27X100 2700

18 A 18 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 28 28X100 2800

Rentang Nilai : 2100 - 3000 = Setujusetuju 1.700 - 2000 = Tidak Tahu <1600 = Tidak Setuju Nomor Pernyataan dan skor


(5)

(6)