PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964.

(1)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA

TAHUN 1952-1964

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh sebagian dari Syarat untukMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

'

Oleh :

Trisna Awaludin Harisman

1002070

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peranan RH Atje Wiriadinata dalam pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PTG) Angkatan Udara tahun 1952-1964” ini berarti isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyatan ini saya siap menanggung risiko/sangsi yang ditujukan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Bandung, Oktober 2014 Yang membuat pernyataan


(3)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

TRISNA AWALUDIN HARISMAN

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA

TAHUN 1952-1964

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Drs. H. Ayi Budi Santosa, M. Si NIP : 19630311 198901 1 001

Pembimbing II

Dr. Encep Supriatna, M.Pd NIP : 19760105 200501 1 001

Mengetahui


(4)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.pd NIP : 19570408 198403 1 003

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA

TAHUN 1952-1964

Oleh

Trisna Awaludin Harisman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

@ Trisna Awaludin Harisman 2014 Universitas pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.


(5)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lainya tanpa ijin dari penulis.

MOTTO

Jika anda bertanya apa manfaat pendidikan, maka jawabanya sederhana pendidikan membuat orang menjadi baik dan orang baik

tentu berprilaku mulia (Plato, 428-347 SM Filosof Yunani)

Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa penghianatan, sejarah tidak akan lahir? (Soe Hok Gie)


(6)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Kamu dapat merantaiku, kamu dapat menyiksaku, bahkan kamu dapat menghancurkan tubuh ini, tetapi kamu tidak akan dapat

memenjarakan pikiranku.” (Adolf Hitler)

BERITA ACARA

Skripsi ini telah di uji pada tanggal : 24 Oktober 2014 Panitia Ujian Sidang terdiri atas :

Ketua Jurusan : Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd NIP. 19570408 198403 1 003

Sekertaris Jurusan : Wawan Darmawan, S.Pd, M.Hum NIP. 19710101 199903 1 003

Penguji I : Dr. Agus Mulyana, M.Hum

NIP. 19660808 199103 1 002

Penguji II : Didin Saripudin, Ph.D, M.Si NIP. 19700506 199702 1 001

Penguji III : Dr. Lely Yulifar, M.Pd NIP. 19641204 199001 2 002


(7)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Peranan Marsekal Muda RH. Atje Wiriadinata Dalam Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara tahun 1952-1964. Pasukan Gerak Tjepat Angkatan Udara yang merupakan bagian dari integral TNI AU mengambil bagian penting dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Berdasarkan peristiwa penerjunan yang dilakukan oleh 13 prajurit AURI di Kalimantan tersebut merupakan peristiwa yang menandai lahirnya satuan tempur Pasukan Khas TNI Angkatan Udara yang dikukuhkan oleh keputusan Men/Pangau nomor 54 tanggal 12 Oktober tahun1967 bahwa tanggal 17 Oktober 1947 ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat). Tanggal itu pun merupakan awal sejarah penerjunan oleh prajurit TNI yang merupakan operasi penerjunan pertama di Indonesia. Dari penjelasan tersebut bahwa masa depan suatu bangsa adalah hasil kerja keras generasi muda namun masa depan ini tidak bisa berdiri sendiri karena merupakan kelanjutan dari masa lalu dan masa sekarang. Oleh karena itu adanya pengelompokan-pengelompokan atas suatu periode oleh setiap generasi agar dapat ditemukan titik kolak kajian dalam menelaah setiap penomena yang terjadi dan berguna terhada kehidupan berbangsa dan Negara. Untuk penelitian ini, penulis akan lebih banyak menggunakan sumber tertulis yang didapatkan dari perpustakaan- perpustakaan yang menyediakan buku- buku yang sesuai dengan masalah yang peneliti kaji, seperti Buku-buku yang di gunakan ini sangat menunjang penulis untuk melakukan penelitian sesuai dengan pembahasan yang akan ada dalam penelitian. Dalam merumuskan isi permasalahan yang akan dikaji penulis pertama-tama pertanyaan penelitianya mengenai bagaimana situasi sosial politik Indonesia setelah Revolusi Fisik, lalu bagaimana latar belakang kehidupan R.H. Atje Wiriadinata, selanjutnya bagaimana proses Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) sebagai bagian dari pengembangan organisasi Angkatan Udara, terakhir mengenai bagaimana kontribusi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia pada tahun 1952-1964. Dengan pembatasan waktu tahun 1952-1964 agar fokus permasalahan yang akan dikaji tidak melebar dan tersusun secara sistematis. Dalam penelitian ini menggunakan metode sejarah sebagai hasil yang disajikan dalam bentuk naratif. Sementara untuk datanya sendiri menggunakan sumber didapat dari arsip Lanud Sulaeman Bandung, Arsip Pangkalan TNI AU Wiriadinata Tasikmalaya, Perpustakaan UPI, perpustakaan pendidikan sejarah, dan perpustakaan di universitas-universitas lain. Sebelum peneliti melakukan heuristik, peneliti harus lebih dahulu menggunakan kemampuan pikirannya untuk mengatur startegi : dimana dan bagaimana kita akan mendapatkan bahan-bahan tersebut; siapa-siapa atau instansi apa yang dapat kita hubungi, dll. Adapun buku yang digunakan penulis diantaranya buku Sekitar perang kemerdekaan karangan Abdul Haris Nasution, ada juga dari arsip buku angkatan udara seperti

Menyingkap Kabut Halim 1965. ada buku Nina Lubis G 30 S Sebelum dan sesudah.

Ricklefs Sejarah Indonesia Moderen. Pusjarah TNI, Sejarah TNI Jilid II dan III ( 1950 – 1965), Sudahussen. Politik Militer Indonesia 1945-1967.


(8)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iiError! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... v

DAFTAR SINGKATAN ... vii BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 11

1.2 Rumusan Masalah ... 11

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 12

1.5 Metode Penelitian ... 12

1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 13

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 15

2.1 Tentang Tentara Nasional Indonesia ... 15

2.1.1 Struktur Organisasi Tentara Nasional Indonesia ... 15

2.1.2 Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara ... 17

2.1.3 Pasukan Khusus TNI Angkatan Udara ... 28

2.2 Keutuha Negara kesatuan Indonesia ... 31

2.3Penelitian Terdahulu ... 33

2.3.1 Penelitian Terdahulu dalam bentuk Skripsi dan Tesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Persiapan Penelitian ... 38

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Topik Penelitian ... 38

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ... 39

3.1.3 Proses Bimbingan ... 40

3.2 Pelaksanaan Penelitian ... 41

3.2.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik) ... 41

3.2.2 Kritik Sumber ... 41


(9)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.2.2 Kritik Internal ... 44

3.2.3 Interpretasi ... 45

3.2.4 Historiografi ... 46

3.3 Laporan Penelitian ... 47

BAB IV PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT ANGKATAN UDARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1952-1964 ... 49

4.1 Situasi sosial politik Indonesia setelah Revolusi Fisik ... 49

4.2 Latar belakang kehidupan R.H. Atje Wiriadinata ... 76

4.3 Proses Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) sebagai bagian dari pengembangan organisasi angkatan Udara ... 104

4.4 Kontribusi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia pada tahun 1952-1964 ... 115

BAB V KESIMPULAN ... 166

DAFTAR PUSTAKA ... 175


(10)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun dan mempertahankan keistimewaan suatu peristiwa, memilih peristiwa yang dianggap spektakuler. Bagi sejarawan yang ingin memahami perjalanan sejarah Indonesia Modern, hal yang terkadang menimbulkan rasa frustrasi ialah justru karena kejadian yang paling misterius ternyata merupakan salah satu babak kejadian yang terpenting (Djamhari, 1979 hal. 12).

Menurut teori Geertz bahwa diperlukan lembaga-lembaga persatuan melalui state building sehingga ketika the founding fathers sudah meninggal, negara bangsa tetap bertahan dan tidak pecah. Adapun lembaga-lembaga tersebut di antaranya birokrasi sipil dan militer, partai politik, sistem pendidikan nasional, serta kemajuan komunikasi dan transportasi serta identitas nasional yang merujuk pada karakter kolektif bangsa dan dasar historis-kulturalnya. Jadi sejarah nasional berfungsi untuk melambangkan identitas bangsa serta untuk melegitimasikan eksistensi negara nasional (Kartodirdjo,1999, hlm. 29).

Dalam proses pembentukan tentara ketika kebijakan pimpinan Nasional menunda pembentukan tentara nasional, menyebabkan keadaan semakin kacau. Di mana-mana terjadi pertempuran yang bersifat kedaerahan yang tidak dikelola dengan strategi yang matang sehingga banyak menimbulkan kegagalan. Sampai akhirnya pemerintah atas bantuan bekas peta membentuk BKR. Berdasarkan Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945 dibentuklah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai peningkatan organisasi BKR. Salah satu bagian TKR adalah TKR Jawatan Penerbangan. Seiring dengan perubahan situasi keamanan yang terjadi di Indonesia menyebabkan dirubanya lagi pada tanggal 1 Januari 1946 menjadi TKR (Tentara


(11)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keselamatan Rayat). sampai tanggal 24 Januari 1946 TKR disempurnakan lagi menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia) (Ricklefs, 2008, hlm. 465).

Dengan dibentuknya TRI yang berimbas terhadap jawatan penerbangan yang pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia. Mengenai pembentukan kekuatan Udara yang lahir atas inisiatif Markas Besar TKR pada Tanggal 12 Desember 1945. Sebagai kepala Stafnya Suryadarma selanjutnya semua bagian penerbangan di Indonesia termasuk prajurit dan pegawai pangkalan ditempatkan di bawah kepala pangkalan. Selain itu diserahkanya beberapa pangkalan udara guna memperkuat Armada Udara yang saat itu masih muda dengan bermodalkan pesawat terbang tua dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Dalam konsolidasi organisasi Badan Keamanan Rakyat Oedara (BKRO) membentuk Organisasi Darat yaitu Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP). Pimpinan BKR saat itu baik Letjen Soedirman maupun Komodor (U) Sueyadi Suryadarma berpendapat bahwa Belanda pasti akan menyerang ibukota RI di Yogyakarta lewat udara. PPP saat itu masih bersifat lokal, yang dibentuk di pangkalan-pangkalan udara seperti di Pangkalan Udara Bugis (Malang), Maospati (Madiun), Mojoagung (Surabaya), Panahan (Solo), Maguwo (Yogyakarta), Cibeureum (Tasikmalaya), Kalijati (Subang), Pamengpeuk (Garut), Andir dan Margahayu (Bandung), Cililitan dan Kemayoran (Jakarta) dan pangkalan-pangkalan udara diluar pulau Jawa seperti Talang Batutu (Palembang), Tabing (Padang) dll ( http://tni-au.mil.id/content/korpaskhasau-0 [11 Pebruari 2014]).

PPP sangat berperan saat terjadi Agresi Militer I dan Agresi Militer II, ketika hampir seluruh pangkalan udara mendapat serangan dari tentara Belanda, baik dari darat maupun dari udara. Pada tanggal 17 Oktober 1947 dini hari sebuah Pesawat dakota yang diawaki Kapten pilot Bob Freeberg dengan Copilot Makmur Suhodo serta dibantu jump master Amir Hamzah dan pemandu jalan mayor Cilik Riwut bersama 13 pejuang prajurit sebagai satgas dakota ri-002 siap melaksanakan penerjunan di Kotawaringin


(12)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kalimantan untuk meneruskan perjuangan bangsa Indonesia. Peristiwa penerjunan yang dilakukan oleh 13 prajurit AURI di Kalimantan tersebut merupakan peristiwa yang menandai lahirnya satuan tempur Pasukan Khusus TNI Angkatan Udara yang dikukuhkan oleh Keputusan Men/Pangau nomor 54 tanggal 12 Oktober tahun 1967 bahwa tanggal 17 Oktober 1947 ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat) ( http://tni-au.mil.id/content/korpaskhasau-0 [11 Pebruari 2014]).

Setelah perundingan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda yang ditanda tangani pada tanggal 27 Desember 1949, menandai berakhirnya masa kolonial Belanda di Indonesia. Dengan demikian negara RI telah diakui kedaulatanya baik secara De facto maupun De jure oleh negara-negara lain di dunia Internasional. Salah satu pasal yang termuat dalam perundingan Konfrensi Meja Bundar tersebut mengenai upaya reorganisasi angkatan perang, diantaranya Angkatan Udara yang akan diselesaikan dalam waktu enam bulan setelah pengakuan kedaulatan. Selanjutnya secara bertahap dilaksanakan serah terima pangkalan udara di seluruh Indonesia (Trihadi, 1971 hlm. 5). Sesuai dengan tahap yang berlaku maka AURI juga mulai menyusun kembali kekuatannya, setelah selama periode perang kemerdekaan berjung bergerilya bersama-sama rakyat. Langkah dan usaha yang disemangati oleh kesetiaan dan pengabdian kepada nusa dan bangsa telah mempercepat proses konsolidasi dan pembinaan Angkatan Udara, sehingga dengan demikian mempercepat proses pembangunan lebih lanjut yaitu pembentukan dan pembinaan organisasi (Ricklefs, 2008, hlm. 469).

Untuk Menindak lanjuti hal tersebut pada tahun 1950 dibuka Sekolah Terjun payung (Sekolah Para) angkatan pertama diikuti oleh para prajurit dalam rangka pembentukan Pasukan PARA AURI. Pasukan ini merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Setiap prajurit diharuskan minimal memiliki kualifikasi para-komando (parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya (Djamhari,


(13)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1979, hlm. 19). Selanjutnya Sekolah PARA dibuka di Pangkalan Udara Andir Bandung sebagai kelanjutan dari embrio Sekolah Para di Maguwo hasil didikan dari Sekolah Para inilah yang kemudian disusun dalam Kompi-Kompi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang dibentuk pada bulan Februari 1952, dengan Kapten (U) RH Atje Wiriadinata sebagai komandan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang sekaligus menjadi komandan pangkalan di lanud Andir Bandung. Korps inilah cikal bakal kopaskhas yang diresmikan pada tahun 1952 dengan Komodor Udara (U) PGT RH Atje Wiriadinata sebagai komandan pertamannya yang sekaligus memusatkan komando yang sebelumnya bersifat lokal di masing-masing pangkalan udara (Trihadi, 1971, hlm. 24).

Resimen PPP membawahi 5 Batalyon yang berkedudukan di jakarta, Banjarmasin, Makassar, Biak dan Palembang (kemudian pindah ke Medan). Resimen PGT terdiri dari 3 Batalyon yaitu Batalyon I PGT (Batalyon III Kawal Kehormatan Resimen Cakra Bhirawa) berkedudukan di Bogor. Batalyon II PGT di Jakarta dan Batalyon III PGT di Bandung. Berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangau Nomor: III/PERS/MKS/1963 tanggal 22 Mei 1963, maka pada tanggal 9 April 1963 Komodor Udara R.A. Wiriadinata dikukuhkan menjadi Panglima KOPPAU dan menjabat selama 1 tahun. Kemudian pada tahun 1964 digantikan Komodor Udara Ramli Sumardi sampai tahun 1966 (Nasution, 1967, hlm. 71).

Secara umum tugas dan tanggung jawab pasukan ini sama dengan pasukan tempur lainnya yaitu sebagai satuan tempur negara, yang membedakan yaitu dari semua fungsi PGT sebagai pasukan pemukul NKRI yang siap diterjunkan disegala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI. PGT mempunyai Ciri Khas tugas tambahan yang tidak dimiliki oleh pasukan lain yaitu Operasi

Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD) yaitu

merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan (Ricklefs, 2008, hlm. 477).


(14)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahun 1950-an pasukan TNI AU terdiri dari PPP, PGT dan PSU (Penangkis Serangan Udara) yang kekuatannya terdiri dari 11 Kompi Berdiri Sendiri (BS), 8 Pleton BS dan 1 Baterai PSU. Pada perkembangan selanjutnya, tahun 1958 situasi politik dan keamanan dalam negeri semakin memburuk karena munculnya pemberontakan-pemberontakan yang terjadi diantaranya menumpas pemberontakan DI/TII Jawa Barat, DI/TII di Aceh, DI/TII Sulawesi, DI/TII Jawa Tengah, Pemberontakan Andi Aziz, Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), Pemberontakan Permesta, Republik Maluku Selatan (RMS) Sumatera dan Sulawesi Utara yang mengatasnamakan Dewan Gajah, Dewan Banteng, Dewan Garuda Operasi Trikora, Operasi Benteng Ketaton, Operasi Garuda, Operasi Srigala, Operasi Jatayu, Operasi Tegas, Operasi Sapta Marga, Operasi 17 Agustus dan Operasi Merdeka

Dari penjelasan tersebut tentang bagaimana peranan PGT dalam menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di bumi pertiwi. Perubahan situasi politik dan keamanan yang terjadi di Indonesia mendorong angkatan bersenjata untuk membangun serta mengkonsolidasikan organisasinya untuk mempertahankan keutuhan NKRI dari kekacauan yang terjadi di dalam negeri. Hal ini berpengaruh pada perubahan organisasi yang ada, khususnya pada Angkatan bersenjata melalui beberapa periode, menyebabkan para perancang strategi perang nasional membuat suatu keputusan yang sangat penting. Mereka memutuskan bahwa operasi-operasi yang dilancarkan melalui media udara adalah cara yang paling efektif dan menguntungkan. Apalagi pertimbangan dari faktor kekuatan dan kemampuan, penggunaan kekuatan AURI saat itu adalah yang paling memungkinkan.

Dalam melakukan penelitian penulis mengambil fokus permasalahan terhadap peranan Marsekal Muda RH Atje Wiriadinata yang mengawali karir militernya dari Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP) AURI dengan pangkat OMO (Opsir Muda Oedara) II. Sebagai salah satu perintis Pasukan Khusus TNI Angkatan Udara beliau juga berjasa dalam beberapa operasi penumpasan


(15)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemberontakan seperti DI/TII di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, RMS di Maluku, PRRI/PERMESTA dan peristiwa lainnya dalam kurun waktu 1952-1964. Di sini peneliti melihat dalam meniti karik RH Atje Wiriadinata melakukanya dari jenjang karir militer yang paling bawah sampai dengan pangkat terakhir sebagai Marsekal Muda dan sempat beberapa kali diangkat

menjadi komandan Pasukan Gerak Tjepat

(http://tni-au.mil.id/content/korpaskhasau-0 [11 Pebruari 2014]).

Dampak yang ditimbulkan dengan pembentukan pasukan gerak tjepat. Sebagai cikal bakal pasukan khusus Angkatan Udara, serta peranan R.H. Atje Wiriadinata dalam membangun Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Republik Indonesia, terutama pengembangan Pasukan Gerak Tjepat (PGT). Situasi Indonesia yang waktu itu setelah terbebas dari masalah dengan Belanda. Melaksanakan rekontruksi pembangunan dalam negeri disamping perbaikan infrastuktur dan alat ketahanan negara. Penyempurnaan tugas dan wewenang tentara menciptakan pasukan khusus dengan spesialisasi para komando. Oleh karena itu, penulis menuangkan pemikirannya dalam judul Peranan RH Atje Wiriadinata dalam pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PTG) Angkatan Udara tahun 1952-1964.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka, rumusan masalah yang

diangkat oleh penulis adalah “Bagaimana peranan RH Atje Wiriadinata dalam

pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PTG) Angkatan Udara tahun

1952-1964”. Berdasarkan masalah tersebut maka penulis mengidentifikasi rumusan

masalah tersebut kedalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu :

1. Bagaimana situasi sosial politik Indonesia setelah Revolusi Kemerdekaan?

2. Bagaimana latar belakang kehidupan R.H. Atje Wiriadinata?

3. Bagaimana proses Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) sebagai bagian dari pengembangan organisasi Angkatan Udara?

4. Bagaimana kontribusi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia pada tahun 1952-1964?


(16)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian mengenai peranan Marsekal Muda R.H Atje Wiriadinata dalam pembentukan Pasukan Gerak Cepat (PGT) tahun 1952-1964 ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana situasi sosial politik Indonesia setelah Revolusi Kemerdekaan

2. Latar belakang kehidupan R.H. Atje Wiriadinata

3. Proses Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) sebagai bagian dari pengembangan organisasi Angkatan Udara

4. Bagaimana kontribusi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia pada tahun 1952-1964

1.4Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian mengenai peranan Marsekal Muda RH Atje Wiriadinata dalam pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) tahun 1952-1964 ini adalah :

1. Dapat memperkaya khasanah penulisan militer di Indonesia khusunya sejarah terbentuknya Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara serta peranan RH Atje Wiriadinata yang masih sedikit karya yang membahas peranananya terhadap AURI.

2. Dengan mengkaji atau meneliti mengenai bagaimana peranan Angkatan Udara dengan unit Khususnya yaitu Pasukan Gerak Tjepat (PGT) pada masa demokrasi liberal dan terpimpin dapat mengetahui bagaimana peranan tentara sebagai salah satu komponen penting alat pertahanan Negara.

3. Untuk pembelajaran di sekolah, penelitian ini dapat menunjang pembahasan mengenai sejarah Indonesia masa demokrasi liberal dan terpimpin.

1.5Struktur Organisasi Skripsi

Secara keseluruhan penulisan skripsi yang berjudul “Peranan Marsekal Muda RH Atje Wiriadinata Dalam Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat


(17)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(PGT) Angkatan Udara tahun 1952-1964” tersusun menjadi lima Bab dengan sistematika berdasarkan buku pedoman penulisan karya ilmiah tahun 2013.

Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan teknik penulisan penelitian

Bab II Kajian Pustaka, bab ini memaparkan landasan teoritis yang menunjang penelitian yang akan dilakukan, yaitu mengenai Peranan Marsekal Muda RH Atje Wiriadinata Dalam Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) tahun 1952-1964.

Bab III Metode penelitian, bab ini merupakan metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini, yaitu terdiri dari 3 tahap. Pertama, persiapan penelitian yang meliputi : penentuan dan pengajuan tema penelitian, menyusun rancangan penelitian, menyiapkan perlengkapan penelitian dan konsultasi. Kedua, pelaksanaan penelitian yang meliputi : Heuristik atau pengumpulan sumber berupa sumber tertulis dan sumber lisan, kritik atau analisis sumber berupa kritis sumber tertulis dan kritik sumber lisan dan interpretasi/ penafsiran dan terakhir adalah historiografi. Ketiga, langkah- langkah penulisan laporan penelitian yang terdiri dari teknik penulisan laporan dan langkah-langkah penulisan laporan penelitian yang sesuai dengan kaidah penulisan skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.

Bab IV Pembahasan Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat Angkatan Udara tahun 1952-1964, dalam Bab ini penulis menguraikan mengenai Mengetahui bagaimana situasi sosial politik Indonesia setelah Revolusi Kemerdekaan, Latar belakang kehidupan R.H. Atje Wiriadinata, Proses Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) sebagai bagian dari pengembangan organisasi Angkatan Udara, Bagaimana kontribusi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia pada tahun 1952-1964.

Bab V Kesimpulan dan Saran, Pada Bab ini merupakan kesimpulan mengenai hasil penelitian Peranan Marsekal Muda RH Atje Wiriadinata


(18)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara tahun 1952-1964.


(19)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yangterkait judul skripsi “Peranan Marsekal Muda R.H. Atje Wiriadinata Dalam Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Tahun 1952-1964”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, yaitu suatu proses pengkajian penjelasan dan penganalisaan secara kritik terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1986, hlm. 32). Selain itu, Sjamsuddin. (2007, hlm. 17-19). Mengatakan bahwa metode historis adalah suatu proses penelitian peristiwa atau kejadian dengan tahapan mengkaji, menjelaskan, dan

menganalisis secara kritis terhadap tekaman serta peninggalan masa lampau”

Dari dua pernyataan diatas penulis menyimpulkan bahwa metode historis adalah proses perekaman ulang jejak sejarah berdasarkan tahapan pengkajian, menganalisis serta menjelaskan kembali peristiwa tersebut menjadi suatu rangkaian kejadian dari masa lampau yang tersusun secara sistematis berdasarkan data dan faktanya. Di dalamnya termasuk metode menggali sumber memberikan penilaian mengartikan serta menafsirkan fakta-fakta masa lampau untuk kemudian dapat dianalisis dan ditarik sebuah kesimpulan mengenai peristiwa tersebut. Dengan demikian dalam prosesnya metode historis ini terdapat empat langkah penting seperti dikutip menurut Ismaun (2005, hlm. 48-50)

1. Heuristik adalah sebuah kegiatan mencari sumber- sumber untuk mendapatkan data-data, atau materi sejarah, atau evidensi sejarah (Sjamsuddin, 2007: 86). Pada tahap ini penulis mengumpulkan sumber- sumber yang valid baik dari sumber primer maupun sumber sekunder. Sumber yang dapat dipergunakan adalah sumber tertulis dan sumber lisan. Untuk penelitian ini, penulis akan lebih banyak menggunakan sumber tertulis yang didapatkan dariperpustakaan- perpustakaan yang menyediakan buku- buku yang sesuai dengan masalah yang peneliti kaji, seperti Museum Dirgantara Mandala, Museum Vredeburg, arsip Lanud Sulaeman Bandung, Arsip Pangkalan TNI AU Wiriadinata Tasikmalaya, Pusat sejarah dan arsip


(20)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Angkatan Bersenjata Jakarta, Perpustakaan UPI, perpustakaan pendidikan sejarah, dan perpustakaan di universitas-universitas lain serta perpustakaan daerah.

2. Kritik, setelah melakukan heuristik langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah kritik. Kritik yaitu menganalisis secara kritis sumber-sumber yang telah diperoleh dengan menyelidiki serta menilai apakah sumber-sumber yang telah terkumpul sesuai dengan masalah penelitian baik isi maupun bentuknya. Kritik dibagi dua, yang pertama adalah kritik eksternal. Kritik eksternal ialah cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek “luar” dari sumber sejarah dilakukan untuk mengetahui keaslian sumber (Sjamsuddin, 2007, hlm. 132). Yang kedua adalah kritik internal, kritik internal merupakan suatu analisis atas isi dokumen dan suatu

pengujian “positif” mengenai apa yang dimaksudkan oleh penulis.

3. Interpretasi, yaitu untuk menafsirkan keterangan-keterangan sumber secara logis dan rasional. Dari fakta dan data yang telah terkumpul tentang tema skripsi yaitu peranan Marsekal Muda R.H Atje Wiriadinata dalam Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara Tahun 1952-1964. Caranya dari sumber yang ada dirangkaikan dan dihubungkan satu samalainya,sehingga dapat tercipta penafsiran sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan yang ditanyakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini. Adapun pendekatan yang dugunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner yang dimaksud adalah dengan menggunakan ilmu bantu sejarah seperti ilmu politik dan sosiologi yang masih serumpun ke dalam ilmu sosial.

4. Historiografi atau penulisan sejarah, yaitu proses penyusunan hasil penelitian yang telah diperoleh sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam hal ini proses penulisan kembali mengenai Peranan RH Atje Wiriadinata dalam pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PTG) Angkatan Udara tahun 1952-1964. Dalam hal ini, penulis menyajikan dalam bentuk


(21)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tulisan setelah dilakukan analisis dan diuraikan dengan cara-cara yang sudah disebutkan di atas.

Penyusunan skripsi ini dijabarkan menjadi tiga langkah kerja penelitian sejarah. Ketiga langkah penelitian tersebut yaitu persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian dan laporan penelitian.

3.1 Persiapan Penelitian

Tahapan ini merupakan kegiatan awal bagi penulis untuk melakukan penelitian. Kegiatan ini dimulai dengan menentukan metode dan teknik pengumpulan data yang akan digunakan selama penelitian. Metode yang digunakan adalah metode historis dengan menggunakan teknik penelitian studi literatus. Adapu langkah-langkah yang ditempuh penulis pada tahap ini, ialah sebagai berikut

3.1.1 Penentuan dan Pengajuan Topik Penelitian

Sebelum melakukan penelitian langkah awal yang dilakukan oleh penulis ialah menentukan tema atau memilih topik penelitian yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan penulisyaitu mengenai sejarah militer yang dikhususkan pada proses pengembangan Angkatan Udara Republik Indonesia. Bermula dari perkuliahan Sejarah Pendidikan, pada saat itu dosen matakuliah tersebut menjelaskan tentang pengalaman beliau pada waktu melakukan penelitian skripsi. Tentang sejarah tentara pelajar dan yang sangat erat kaitanya dengan dunia militer indonesia. Pembahasan terus berkembang sampai pada bagaimana kelengkapan sumber maupun arsip yang dimiliki militer yangat menunjang beliau dalam melaksanakan penelitianya. Maka sejak saat itulah penulis menjadi termotivasi untuk mengangkat tema penelitianya tentang dunia militer. Semenjak saat itu penulis melakukan pencaria buku-buku, jurnal-jurnal di internet yang erat kaitanya dengan militer untuk dibaca oleh penulis.

Dari beberapa buku yang penulis baca kemudian merasa semakin tertarik uktuk mengkaji tentang perkembangan Militer Terutama Angkatan Udara Republik Indonesia. Selain itu pada acara bedah buku Indonesia Dalam Arus Sejarah peserta yang hadir diberi buku gratis yang berjudul Sebelum dan sesudah


(22)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gerakan 30 September. Buku tersebut dikarang Nina Lubis yang menjadi narasumber dalam acara bedah buku tersebut. Isinya mengenai keterlibatan unsur militer serta konflik yang terjadi di tubuh angkatan bersenjata sebelum terjadinya peristiwa tersebut. Sementara itu yang membuat penulis tertarik terhadap buku tersebut adalah bagaimana Angkatan Udara menjadi bagian politik Presiden Soekarno disamping PKI untuk menghadapi kubu Agkatan Darat. Serta bagaimana ambisi Soekarno untuk membangun Angkatan Udara yang disegani dunia Internasional. Dari situ penulis menjadi semakin bertanya tanya seberapa besar konflik yang terjadi ditubuh angkatan bersenjata dalam kaitanya dengan situasi politik pada waktu itu. Seperti Konfrontasi Malaysia sampai dengan isu pembentukan angkatan ke-5 yang dilontarkan PKI sebelum terjadinya peristiwa 30 September.

Akhinya pada perkuliahan Seminar penulisan Karya Ilmiah penulis memberanikan diri mengajukan judul yaitu Koflik Internal Tentara Nasional Indonesia Tahun 1961-1967 (Dalam Perintiwa Konfrontasi Malaysia, Angkatan Kelima sampai Gerakan 30 September 1965). Pertama tama penulis kerkonsultasi dengan dengan Pak Ayi salah satu dosen matakuliah tersebut tetapi kurang mendapat apresiasi. Selanjutnya penulis mengkolsutasikannya dengan dosen yang lain yaitu Pak Agus responya cukup baik. Sampai penlis memberanikan diri untuk menampilkan rancangan penelitian tersebut pada perkuliahan Seminar penulisan Karya Ilmiah.

3.1.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Setelah pengajuan judul ke TPPS dilakukan, kemudian penulis menyusun proposal penelitian yang kemudian dikonsultasikan dengan TPPS. Hal ini dilakukan agar proposal yang diajukan oleh penulis dapat dikritisi dan dilihat kesesuaiannya denga kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. Rancangan proposal Skripsi yang diajukan ke TPPS sebagai isinya adalah

1. Judul

2. Latar belakang masalah


(23)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Tujuan Penelitian

5. Manfaat penelitian

6. Metode dan teknik penelitian 7. Tinjauan Pustaka

8. Sistematika Penulisan 9. Daftar Pustaka

Setelah proposal disetujui oleh TPPS, akhirnya di izinkan untuk melakukan Seminar proposal skripsi yang dilakukan pada tanggal 16 Januari 2014 berdasarkan surat keputusan No.002/TPPS/JPS/PEM/2014 di labolatorium Jurusan Pendidikan Sejarah, lantai 4 Gedung FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasil dari dari seminar proposal tersebut diantaranya dikeluarkanyan pengesahan untuk penulisan skripsi melalui surat Keputusan Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, dan sekalugus Penentuan Pembimbing skripsi pada bulan Januari 2014, yaitu Bapak Drs. Ayi Budi Santosa M. Si sebagai Pembimbing I dan Bapak Dr. Encep Supriatna, M.Pd. Sebagai Pembimbing II. Serta perubahan pada latar belakang masalah rumusan masalah, manfaat penelitian, serta sistematika penulisanya. Perubahan tersebut harus dilakukan agar memudahkan penulis dalam penulisan skripsi ke depanya.

3.1.3 Proses Bimbingan

Proses bimbingan merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti selama proses penyusunan skripsi. Bimbingan sangat diperlukan dalam penelitian skripsi ini untuk memberi banyak masukan untuk peneliti untuk perbaikan kedepanya. Dalam melakukan bimbingan peneliti berkonsultasi dengan Bapak Drs. Ayi Budi Santosa M. Si sebagai Pembimbing I dan Bapak Dr. Encep Supriatna, M.Pd. Sebagai Pembimbing II untuk mengkaji tiap bab penelitian yang dilakukan peneliti secara berkala bab per bab.

Hal tersebut dilakukan dengan harapan hasil yang dicapai dalam proses penelitian mencapai hasil yang maksimal. Setiap selesai melaksanakan bimbingan


(24)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penulis mencatat hasil dari bimbingan tersebut. Sebagai catatan untuk perbaikan dalam mnyususn penelitian ke tahap selanjutnya selanjutnya.

3.2 Pelaksanaan Penelitian

3.2.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Heuristik merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengumpulkan sumber-sumber yang yang relevan dengan permasalahan penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk mencari dan dan mengumpulkan berbagai sumber sejarah, dalam hal ini sumber tulis baik sumber primer maupun sumber sekunder. Sumber-sumber yang penulis kumpulkan berupa Sumber-sumber tulisan yang berkaitan dengan tema penelitian yaitu mengenai Peranan Marsekal Muda R.H. Atje Wiriadinata dalam Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara Tahun 1952-1964)

Sejalan dengan teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan teknik studi literatur, maka sumber tulisan yang penlis gunakan berupa buku-buku dan arsip-arsip. Proses pencarian sumber-simber tersebut ialah dengan mengunjungi berbagai perpustakaan. Perpustakaan yang pertama kali dikunjungi penulis ialah perpustakaan yang ada di wilayah Bandung. Perpustakaan yang yang dikunjungi oleh penulis diantaranya ialah:

a. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Dari penelusuran yang penulis lakukan penulis berhasil menepukan beberapa buku diantaranya Sejarah Nasional Indonesia, Iktisar Sejarah Perjuangan ABRI. Dll

b. Arsip Lanud Sulaeman Bandung.dari kunjungan ke perpustakann lanud penulis menemukan beberapa buku diantaranya Sebelum Prahara Pergolakan Politik Indonesia 1961-1965, Profesionalisme dan Ideologi Militer Indonesia, Militer dan Politik Di Indonesia, Ikhitsar Sejarah Perjuangan ABRI (1945-sekarang), Salinan Dokumen Terpilih Sekitar Pemberontakan G. 30 S/PKI, Sejarah TNI AD 1945 – 1973, Sejarah Dokumenter, Sedjarah Perkembangan Angkatan Udara, dan R.A


(25)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Arsip Lanud Wiriadinata Tasikmalaya. Sementara itu dalam kunjunganya ke lanud Wiriadinata penulis menemukan sumber buku diantaranya Awal

Kedirgantaraan Di Indonesia: Perjuangan AURI, Sejarah Sebagai Ilmu, Air Power-Kekuatan Udara, Sejarah nasional Indonesia jilid VI,Menyingkap Kabut Halim 1965, Metodologi Sejarah, Sedjarah Singkat Perdjuangan Bersendjata Bangsa Indonesia, Ikhtisar Sejarah RI (1945-Sekarang), Sejarah TNI Jilid II (1950-1959), Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. jilid 10, Tentara Nasional Indonesia. Jilid 2, Tentara Nasional Indonesia. Jilid 3. Sejarah Angkatan Udara Indonesia 1950-1959 (Buku II). Sejarah Angkatan Udara Indonesia 1960-1969 (Buku III).

3.2.2 Kritik Sumber

Setelah penulis melakukan pencarian dan pengumpulan sumber dilakukanlah langkah selanjutnya yaitu kritik terhadap sumber sumber sejarah tersebut yang dugunakan sebagai bahan penelitian bagi penulis. Kritik sumber sangat penting dilakukan karena sangat erat hubunganya dengan tujuan sejarawan mencari kebenaran (Sjamsuddin, 2007, hlm 131). Selanjutnya dalam melakukan kritik sumber ini dibagi kedalam dua bagian yaitu Kritik Eksterna dan Kritik Internal.

3.2.2.1Kritik Eksternal

Kritik eksternal dilakukan untuk menilai kelayakan sumber-sumber sejarah yang akan dijadikan sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini dari aspek luar yang berhubungan dengan riwayat sumber sebelum isi dari sumber tersebut. Seperti dikutip pendapatbahwa kritik eksternal merupakan upaya melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dai sumber sejarah.

Dalam melakukan kritik eksternal penulis membedakan perlakuanya terhadap jenis sumber yang penulis temukan.Selain itu, sangat sulit untuk mendapatkan dokumen mengenai proses pembentukan Pasukan Gerak Tjepat tersebut. Hal itu dikarenakan keterbatasan sumber yang membahas khusus angkatan udara selain keterbatasan relasi dengan pihak TNI AU. Untuk mengatasi hal tersebut penulis banyak mendatangi beberapa pangkalan udara. yang dianggap


(26)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penting dan memiliki hubungan dengan sumber penelitian yang penulis sedang teliti tersebut. Akan tetepi untuk penulisan di bab isi/bab empat penulis akan berusaha mencari pelaku atau saksi sejarah untuk dijadikan sumber primer dan melakukan oral history. Oleh karena itu sumber yang penulis gunakan sampai saat ini hanya sumber tertulis berupa buku yang berkaitan dengan Sejarah perkembangan TNI Angkatan Udara. Buku-buku yang berhubungan dengan pembentukan Pasukan Gerak Tjepat tahun 1952-1964. Selain itu penulis juga menggunakan arsip-arsip atau dokumen yang berkaitan dengan tema penelitian penulis.

Pertama-tama untuk kategori arsip / dokumen yaitu dari pidato Bung Karno, Doktrin Perjuangan TNI Tri Ubaya Cakti, dan arsip dari Angkatan Udara. Penulis melakukan kritik dari aspek luar dokumen tersebut seperti kertas yang digunakan dan tehun pembuatan untuk melihat keotentikannya sehubungan dengan tema penulisan skripsi ini. Selain itupenulis melakukan kritikan terhadap penulis buku tersebut yaitu melihat asal usul dan latar belakang penulis buku tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah penulis sumber tersebut seorang sejarawan atau bukan. Karena hal ini dilakukan untuk meminimalkan tingkat subjektivitas dalam penulisan skripsi ini.

Sedangkan kritik eksternal terhadap sumber buku yang wujudnya memang ada, selai dari penulis dan tahun terbitnya, selain itu juga dilakukan kritik kan terhadap jenis kertas, tahun edisi cetakan cover dari buku tersebut apakah asli atau photocopy. Dalah lah ini penulis melakukan kritikan ekternal terhadap beberapa buku yang penulis anggap memang layak untuk dilakukan kritikan ekternal, diantaranya penulis lakukan terhadap buku-buku dibawah ini:

1. Ikhitsar Sejarah Perjuangan ABRI (1945-sekarang).yang ditulis oleh Drs Saleh As’ad Djamari penulis melihat bagaimana latar belakang pengarang buku tersebut sesuai untuk meliha sudut pandang pengarah dalam menulis bukunya yang dalam hal ini As’ad Djamari sebagai seorang sejarwan.


(27)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tentara Nasional Indonesia. Jilid 2 dan 3. Buku seri tersbut ditulis oleh A.H

Nasution beliau yang berlatar belakang militer menjadikan karyanya sebagai salah satu sumber untuk pnelitian ini

3. Soeparno, MC. (2000). Menyingkap Kabut Halim 1965. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, buku iti hasil karya M.C Soeparno terbitan tahun 2000 merupakan buku terbitan baru artinya buku tersebut dalam kondisi bagus dan dengan cetakan cukup bagus dengan kalimat yang dapat dibaca cengan baik.

4. buku Politik Militer Indonesia 1945-1967. Jakarta: LP3ES karya U. Sundaussen yang diterbitkan pada tahun 1988 merupakan seorang akademisi yang meneliti masalah militer yang ada di indonesia

5. Buku selanjutnya ialah buku terbitan Pujarah ABRI karya Trihadi yang berjudul Sejarah Perkembangan Angkatan Udara. Buku ini diterbitkan pada tahun 1971. Penulis menjadikan buku ini sebagi sember primer sambil menilai keobjektifitasan buku ini.

3.2.2.2Kritik Internal

Kritik internal perupakan penilaian terhadap aspek dalam yaitu isi dari sumber sejarah yang sebelumnya telah lakukan kritik eksternal. Dalam melakukanya penulis melakukan perbandingan isi buku yang penulisan jadikan sebagai sumber penelitian.

Sebagai contoh penulis melakukan perbandingn isi dari buku Politik Militer

Indonesia 1945-1967. Jakarta: LP3ES karya U. Sundaussen yang diterbitkan pada

tahun 1988 dan Ikhitsar Sejarah Perjuangan ABRI (1945-sekarang)ditulis oleh

Drs Saleh As’ad. Kedua penulis tesebut menjelaskan bagaimana pernan angkatan bersenjata sebagai bagian dai alat pertahanan dan prjuangan bangsa. Menjelakan juga peranannya dalam setiap pristiwa yang terjadi di Indonesi serta perkembangan nya. Didalam menyongsong perkembangan jaman serta kebutuhan yang terus berkembang. Angkatan bersenjata terus mengalami perubahan serta penyempurnaan dalam segi propesionalitas prajurit dan alusista. Menurut buku U Sundahussen lebih menekankan pada peranan angkatan bersenjat dalam


(28)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan politik indonesia sebagai bagian dari komponen yang ikut menentukan arah pilitik di Indonesia.

Buku selanjutnya lalah buku terbitan Pujarah ABRI karya Trihadi yang berjudul Sejarah Perkembangan Angkatan Udara. Buku ini diterbitkan pada tahun 1971 dan Soeparno, MC. (2000). Menyingkap Kabut Halim 1965. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,karya M.C Soeparno. Isi dari kedua buku tersebut menjelaskan sejarah dan perkembangan angkatan udara di Indonesia. Yang ertama di dalam buku sejarah perkembngan angkatan bersenjatan menjelaskan tahapan-tahapan tumbuh dan berkembangnya angkatan bersenjata menjadi kekuatan yang ditakuti di dunia inernasional. Dalam buku menyingkap kabut halim bagaimana angktan bersenjata dalam proses pertumbuhan seperti dijelaskan pada buku sejarh perkembangan angkatan udara.

Merupakan kekuatan yang diandalkan presiden Soekarno bersama angkatan lain terutama Angkatan Darat dalam menghadapi segala ancaman dan gangguan yang terjadi di dalam dan luar negeri. Dalam hal ini mendapat citra buruk dari peristiwa yang terjadi di akhir tahun 60an dengan rentetan pristiwa sampai meletusnya gerakan 30 september yang menculik beberpa jenderal angkatan darat sampai disangkutkan dengan halim perdanakusuma salah satu pasilitas angkatan udara sebagai bagian dari pusat gerkan 30 september.

3.2.3 Interpretasi

Interpretasi adalah penafsiran terhadap fakta-fakta dari sumber-sumber sehingga nantinya terciptanya suatu penafsira yang relevan dengan permasalahan yang penulis kaji. Interpretasi perlu dilakukan agar data-data atau fakta-fakta yang telah penulis kumpulkan sebelumnya dapat digunakan sebagai bahan dari penulisan skripsi. Sjamsuddin (2007, hlm. 158-159) menjelaskan disadari atau tidakn para sejarawan berpegang pada salah satu atau kombinasi beberapa filsafat sejarah tertentu yang menjadi dasar penafsiranya.

Dalam melakukan penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah yang penulis temukan, penulis menggunakan pemikiran deterministik. Fakta sejarah determenistik menolak semua yang berdasarkan kebebasan manusia dalam


(29)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menentukan dan mengambil keputusan sendiri dan menjadikan manusia semacam robot yang kekuatanya ditentukan oleh kekuatan yang berasal dari luar dirinya. Tenaga-tenaga yang berada di luar diri manusia berasal dari dunia fisik seperti faktor geografis, fakta etnologi, dan fakta dalam lingkungan budaya manusia seperti sistem ekonomi dan sosial (Romein dan Lucey dalam Sjamsuddin, 2007, hlm. 163).

Filsafat deterministik digunakan oleh penulis karena semua peristiwa yang dbahas dalam skripsi ini dilatar belakangioleh faktor luar individu manusia, yaitu kondisi sosial dan politik yang menyebabkan manusia mengambil kebijakan dan keputusan sejarah. Diantara bentuk-bentuk penafsiran deterministik, penulis memilih untuk menggunakan pnafsiran sistesis, Sjamsuddin (2007, hlm. 170) menjelaskan bahwa dalam penafsiran sistesis tidak ada sebab tunggal dalam suatu peristiwa dalam sejarah. Perkembangan dan jalannya sejarah digerakan oleh beberapa faktor dan tenaga secara bersamaan dan menjadikan manusia sebagai pemeran utama. Pemilihan penafsiran sistematis dilakukan karena proses Peranan RH Atje Wiriadinata dalam pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PTG) Angkatan Udara tahun 1952-1964 tidak terlepas dari tuntutan sebagai sebuah angkatan bersenjata yang terus menyempurnakan tugas dan fungsinya sebagai alat pertahanan negara. Selai itu dari perbahan situasi politik pemerintahan dari Demokrasi Liberal ke Demokrasi Terpimpin.

Dalam melakukan inretpretasi, penulis menggunakan pendekatan interdisipliner, pendekatan ini pendekatan dalam ilmu sejarah dengan menggunakan bantuan dari berbagai disiplin ilmu yang sempurna (ilmu-ilmu sosial). Oleh karena itu, dalam hal ini penggunaan ilmu sejarah tetapi menjadi prioritas, namun untuk mempertajam hasil analisis penulis menggunakan ilmu bantuan dari disiplin ilmu yang sempurna. Dalam pendekatan interdisipliner ini, penulis menggunakan ilmu bantuan berupa ilmu politik dan sosiologi. Ilmu politik yang penulis gunakan antara lain konsep politik, konsep ketahanan dan pertahanan negara. Sedangkan dalam ilmu sosiologi penulis gunakan konsep interkasi dan konflik.


(30)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.4 Historiografi

Laporan ini merupakan tahap akhir dari proses penelitian yang penulis lakukan. Hal ini dilakukan karena setelah penulis menemukan sumber-sumber, menganalisis, menafsirkan lalu menuangkan dalam bentuk Historiografi merupakan tahap terakhir dalam penyusunan sejarah. Disini diperlukan kemahiran mengarang oleh seorang peneliti sejarah. Ada cara-cara tertentu yang perlu sekali diperhatikan oleh peneliti sejarah dalam menyusun ceritra. Dengan kata lain, penulisan atau penyusunan ceritera sejarah memerlukan kemampuan-kemampuan tertentu untuk menjaga standart mutu dari ceritra tersebut. Rangkaian penulisan penelitian tersebut

Mengapa sejarah tak mungkin objektif? Karena sejarah sudah memakai interpretasi dan seleksi. Interpretasi dapat berarti sejarah menurut pendapat seseorang dan seleksi dilakukan dalam memilih fakta-fakta sejarah yang akan dikaji dalam sebuah penelitian dengan metode sejarah. Interpretasi dan seleksi mau tak mau harus melibatkan pendirian pribadi peneliti. Fakta sejarah yang dibutuhkan dalam historiografi harus diolah terlebih dahulu oleh peneliti sejarah dari data-data sejarah. Dalam hal ini E.H. Carr dalam bukunya What is

History (1970), mengungkapkan fakta sejarah tidak mungkin dapat objektif

karena kumpulan data sejarah hanya dapat disebut sebagai fakta sejarah apabila diberi arti oleh peneliti. Maka, dalam sebuah penelitian yang memakai metode sejarah, subjektivitas tidak dapat dielakkan.

3.3 Laporan Penelitian

Berdasarkan tulisan yang sesuai denga kaidah penulisan karya ilmiah yang berlaku di lingkungan pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

1. Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan teknik penulisan penelitian

2. Bab II Kajian Pustaka, bab ini memaparkan landasan teoritis yang menunjang penelitian yang akan dilakukan, yaitu mengenai Peranan


(31)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Marsekal Muda RH Atje Wiriadinata Dalam Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) tahun 1952-1964.

3. Bab III Metode penelitian, bab ini merupakan metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini, yaitu terdiri dari 3 tahap. Pertama, persiapan penelitian yang meliputi : penentuan dan pengajuan tema penelitian, menyusun rancangan penelitian, menyiapkan perlengkapan penelitian dan konsultasi. Kedua, pelaksanaan penelitian yang meliputi : Heuristik atau pengumpulan sumber berupa sumber tertulis dan sumber lisan, kritik atau analisis sumber berupa kritis sumber tertulis dan kritik sumber lisan dan interpretasi/ penafsiran dan terakhir adalah historiografi. Ketiga, langkah-langkah penulisan laporan penelitian yang terdiri dari teknik penulisan laporan dan langkah-langkah penulisan laporan penelitian yang sesuai dengan kaidah penulisan skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Bab IV Pembahasan Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat Angkatan Udara tahun 1952-1964, dalam Bab ini penulis menguraikan mengenai Mengetahui bagaimana situasi sosial politik Indonesia setelah Revolusi Kemerdekaan, Latar belakang kehidupan R.H. Atje Wiriadinata, Proses Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) sebagai bagian dari pengembangan organisasi Angkatan Udara, Bagaimana kontribusi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia pada tahun 1952-1964.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran, Pada Bab ini merupakan kesimpulan mengenai hasil penelitian Peranan Marsekal Muda RH Atje Wiriadinata Dalam Pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara tahun 1952-1964.


(32)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Pada bagian kesimpulan merupakan jawaban dari pertanyaan yang tercantum di rumusan masalah. Pertama, menulusuri bagaimana situasi sosial politik Indosesia setelah terjadinya revolusi fisik dari segi Sistem Demokrasi Parlemen yang dianut pemerintah pada perioe 1950-1959 mempengaruhi kehidupan TNI. Campur tangan politisi yang terlalu jauh dalam masalah intern TNI mendorong terjadinya peristiwa 17 Oktober 1952 yang mengakibatkan adanya keretakan di lingkungan TNI AD. Di sisi lain campur tangan itu mendorong TNI untuk terjun alam kegiatan politik dengan mendirikan partai politik yaitu Ikata Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IP-KI) yang kut sebagai kontestan dalam Pemilihan Umum tahun 1955. Dalam periode yang juga disebut periode Demokrasi Liberal ini diwarnai dengan berbagai pemberontakan dalam negeri. Pada tahun 1950 sebagian bekas anggota KNIL melancarkan pemberontakan di Bandung (Pemberontakan Angkatan perang Ratu Adil/APRA), di Makassar Pemeerontakan Andi Azis, dan di Maluku pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).

Sementara itu, DI/TII Jawa Barat melebarkan pengaruhnya ke Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Aceh. Pada tahun 1956 Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/Permesta) melakukan aksi pemberontakan di sebagian besar Sumatra dan Kalimantan Utara. Untuk mengatasi berbagai kemelut politik yang mengancam kesatuan bangsa dan mengusulkan pada pemerintah agar memberlakukan kembali UUD 1954.

Memasuki masa Demokrasi Terpimpin yang dicetuskan sama Presiden Soekarno diawali sama anjuran beliau agar Undang-Undang yang digunakan untuk menggantikan UUDS 1950 adalah UUD'45. Namun usulan itu menimbulkan pro dan kontra di kalangan anggota konstituante. Sebagai tindak lanjut usulannya, diadakan voting yang diikuti sama seluruh anggota konstituante . Voting ini dilakukan dalam rangka mengatasi konflik yang timbul dari pro kontra akan usulan Presiden Soekarno tersebut bahwa 269 orang setuju ‘tuk kembali ke UUD'45, 119 orang nggak setuju ‘tuk kembali ke UUD'45. Melihat dari hasil

voting, usulan ‘tuk kembali ke UUD'45 nggak dapat direalisasikan. Hal ini disebabkan sama

jumlah anggota konstituante yang menyetujui usulan tersebut nggak mencapai 2/3 bagian, seperti yang udah ditetapkan pada pasal 137 UUDS 1950. Bertolak dari hal tersebut,


(33)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Presiden Soekarno ngeluarin sebuah dekrit yang disebut Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

1. Nggak berlaku kembali UUDS 1950 2. Berlakunya kembali UUD 1945 3. Dibubarkannya konstituante 4. Pembentukan MPRS dan DPAS

PKI menyambut "Demokrasi Terpimpin" Sukarno dengan hangat dan anggapan bahwa

PKI mempunyai mandat ‘tuk persekutuan Konsepsi yaitu antara nasionalisme, agama (Islam)

dan komunisme yang dinamakan NASAKOM. Antara tahun 1959 dan tahun 1965, Amerika Serikat memberikan 64 juta dollar dalam bentuk bantuan militer ‘untuk jendral-jendral militer Indonesia. Menurut laporan di "Suara Pemuda Indonesia": Sebelum akhir tahun 1960, Amerika Serikat sudah melengkapi 43 batalyon angkatan bersenjata. Tiap tahun AS melatih perwira-perwira militer sayap kanan. Di antara tahun 1956 dan 1959, lebih dari 200 perwira tingkatan tinggi sudah dilatih di AS, dan ratusan perwira angkatan rendah terlatih setiap tahun. Kepala Badan Untuk Pembangunan Internasional di Amerika pernah sekali mengatakan bahwa bantuan AS, tentu saja, bukan untuk mendukung Sukarno dan bahwa AS sudah melatih sejumlah besar perwira-perwira angkatan bersenjata dan orang sipil yang mau membentuk kesatuan militer untuk membuat Indonesia menjadi sebuah "negara bebas".

Di tahun 1962, perebutan Irian Barat secara militer sama Indonesia mendapat dukungan penuh dari kepemimpinan PKI, mereka juga mendukung penekanan terhadap perlawanan penduduk adat. Era "Demokrasi Terpimpin", yaitu kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis nasional dalam menekan pergerakan-pergerakan independen kaum buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politis dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor menurun, cadangan devisa menurun, inflasi terus menaik dan korupsi birokrat dan militer menjadi wabah.

Yang kedua Komodor (U) RHA Wiriadinata adalah komandan PGT pertama (1952) yang banyak membawa perkembangan terhadap pasukan payung di Indonesia, terutama dalam tubuh AURI. Konsep PGT sejak awal mulanya memang tertuju pada kemampuan para dan komando. Ia juga pernah menjadi Panglima Gabungan Pendidikan Paratroops (KOGABDIK PARA). Dalam sejarah pembeutukanya Koprs Pasukan Khas TNI Angkatan Udara tidak lepas dari peranan R.H.A Wiriadinata sebagai komandan pertamanya. Beliau lahir pada tanggal 15 agustus 1920 di Situradja Sumedang. Sejak kecil ia telah menunjukan


(34)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karakter yang ulet memiliki jiwa kepemimpinan kerkharisma. Sejalan dengan bergulirnya perjalanan waktu, sosok R.H.A Wiriadinata bak logam mulia tertimpa cahaya terus berkilau memancarkan cahaya sinar terang seiring dengan kiprahnya dalam berbagai pengabdian kepada AURI, bangsa dan negara.

Meskipus sosok R.H.A Wiriadinata memang telah tiada. Figus seorang anak bangsa terbaik secara fisik memang telah meninggalkan kita namun semangat, keuletan dan kegigihannya dalam setiap kegiatan hidupnya masih masih tetap hidup sepanjang masa. Semangat itu terpatrri didalam dada para penerusnya dan kta sebagai genegrasi penerus bangsa. Namanya terukir dengan tinta emas atas pengabdian tanpa pamrihnyadan fotonya terus terpanmpang di Markas Komando Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara sampai saat ini. Bagi Korps Baret Jingga, sosok R.H.A Wiriadinata merupakan figus yang patut dihoirmati tan dibanggakan untuk diteruskan semangat perjuanganya. Salam masa baktinya R.H.A Wiriadinata menjabat Panglima/Komandan Korps Baret Jingga sebanyak dua kali (yang pertama dan ketiga). Dilingkungan AURI khususnya Korps Baret jingga, ia ia terkenal sebagai sosok pemimpin yang tegas, berkharisma dan bekerja keras dalam satuanya.

Hal ini terbukti dalam catatan sejarah perjalanan perjuangan AURI dalam menegakan kedaulatan NKRI. Selama menjadi tentara/Kopasgat, berbagai penugasan telah dilaksanakan secara estafet oleh R.H.A Wiriadinata antara lain penumpasa DI/TII, APRA di Bandung, Penumpasan PRRI/Permesta di Sumatera dan sulawesi Utara, Penumpasan Pemberontakan Andi Azis di Makassar, Pembebasa Irian Barat dan operasi-operasi militer lainya. Selepas dari tentara, iapun masih meneruskan pengabdianya di pemerintah sebagai wakil gubernur DKI Jakarta yang selanjutnya menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung RI.

Ketiga adalah proses pembentukan Pasukan Gerak Tjepat (PGT) TNI Angkatan Udara. Seperti yang kita ketahui Sejarah berdirinya Kops Baret Jingga berawal dari penerjunan pasukan pertama kali Gubernur Kalimantan Ir. Pangeran Muhammad Noor mengajukan permintaan kepada AURI agar mengirimkan pasukan payung keKalimantan untuk tugas membentuk dan menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat di Kalimantan, membuka stasiun radio induk untuk memungkinkan hubungan Antara Yogyakarta dan Kalimantan, dan mengusahakan serta menyempurnakan daerah penerjunan (dropping zone) untuk penerjunan selanjutnya. Atas inisiatif Komodor (U) Suryadi Suryadarma kemudian dipilih 12 orang putra asli Kalimantan dan 2 orang PHB AURI untuk melakukan penerjunan. Peristiwa Penerjunan yang dilakukan oleh ke tiga belas prajurit AURI tersebut merupakan


(35)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peristiwa yang menandai lahirnya satuan tempur pasukan khas TNI Angkatan Udara. Tanggal 17 Oktober 1947 kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang sekarang dikenal dengan Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (Korpaskhas).

Tugas dan tanggung jawab PGT sama dengan pasukan tempur lainnya yaitu sebagai satuan tempur negara, yang membedakan yaitu dari semua fungsi paskhas sebagai pasukan pemukul NKRI yang siap diterjunkan disegala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI. PGT mempunyai Ciri Khas tugas tambahan yang tidak dimiliki oleh pasukan lain yaitu Operasi Pembentukan dan

Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD) yaitu merebut dan mempertahankan

pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan kawan. PGT bertugas membina kekuatan dan kemampuan satuan sebagai pasukan matra udara untuk siap operasional dalam melaksanakan perebutan sasaran dan pertahanan obyek strategis Angkatan Udara, pertahanan udara, operasi khusus dan khas matra udara dalam operasi militer atas kebijakan Panglima TNI.

Warna baret jingga PGT terinspirasi dari cahaya jingga saat fajar di daerah Margahayu, Bandung, yaitu tempat pasukan komando ini dilatih. Presiden RI pertama Ir. Sukarno, pada

malam ”tirakatan” hari Bhakti AURI di Istana Negara tanggal 30 Juli 1964, memberikan

ungkapan ini secara langsung untuk memotivasi personel AURI. Soekarno menyitirnya dari kalimat termasyhur pada Sangkahya-yoga kitab Bhagawadgita, sloka 2.47, yang lengkapnya berbunyi : "karmay evādhikāras te mā phaleu kadācanamā karma-phala-hetur bhūr mā

te sańgo 'stv akarmai." Sejarahnya berawal dari setelah kemerdekaan, dalam konsolidasi

organisasi Badan Keamanan Rakyat Oedara (BKRO) membentuk Organisasi Darat yaitu Pasukan Pertahanan Pangkalan (PPP). PPP dibutuhkan untuk melindungi pangkalan-pangkalan udara yang telah direbut dari tentara Jepang terhadap serangan Belanda yang pada waktu itu ingin kembali menduduki wilayah Republik Indonesia. Pimpinan BKR saat itu baik Letjen Soedirman maupun Komodor (U) Suryadi Suryadarma berpendapat bahwa Belanda pasti akan menyerang ibukota RI di Yogyakarta lewat udara. PPP saat itu masih bersifat lokal, yang dibentuk di pangkalan-pangkalan udara seperti di Pangkalan Udara Bugis (Malang), Maospati (Madiun), Mojoagung (Surabaya), Panasan (Solo), Maguwo (Yogyakarta), Cibeureum (Tasikmalaya), Kalijati (Subang), Pamengpeuk (Garut), Andir dan


(36)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Margahayu (Bandung), Cililitan dan Kemayoran (Jakarta) dan pangkalan-pangkalan udara diluar pulau Jawa seperti Talang Batutu (Palembang), Tabing (Padang) dll.

Pada tahun 1950 diadakan Sekolah Terjun Payung (Sekolah Para) yang diikuti oleh para prajurit, dalam rangka pembentukan Pasukan Para AURI. Sekolah Para ini dibuka di Pangkalan Udara Andir Bandung, sebagai kelanjutan dari embrio Sekolah Para di Maguwo. Hasil didik dari Sekolah Para inilah yang kemudian disusun dalam Kompi-Kompi Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang dibentuk pada bulan Februari 1952, dengan Kapten (U) RHA Wiriadinata sebagai komandannya yang saat itu juga merangkap sebagai Komandan Pangkalan Udara Andir di Bandung. Pada tahun 1950-an, Pasukan AURI terdiri dari PPP, PGT dan PSU (Penangkis Serangan Udara) yang kekuatannya terdiri dari 11 Kompi Berdiri Sendiri (BS), 8 Pleton BS dan 1 Battery PSU. Selanjutnya pada Tahun 1960-an PGT juga ditugaskan dalam rangka operasi pembebasan Irian Barat (Papua) yang berdasarkan perintah Men/Pangau, maka dibentuklah Resimen Tim Pertempuran PGT (RTP PGT) yang bermarkas di Bandung dan Kapten (U) Sugiri Sukani sebagai komandannya. RTP PGT membawahi 2 Batalyon PGT yaitu Batalyon A PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) Z. Rachiman dan Batalyon B PGT yang dipimpin oleh Kapten (U) JO. Palendeng.

Selanjutnya ke empat menyingkapi kepahlawanan para prajurit PGT AU dalam melaksanakan berbagai Operasi sungguh sangat penting untuk diambil nilai dan maknanya bagi para penerus. Nilai Patriotisme dalam membela bangsa dan negara sungguh sangat tepat diberikan kepada mereka. Patriotisme berangkat dari nilai-nilai yang sudah terkandung dalam sikap bangsa Indonesia terhadap tanah airnya.Patriotisme sudah mengemuka sejak kisah-kisah kepahlawan bangsa atau bagian dari bangsa yang berwujud perlawanan fisik bersenjata, bahkan perlawanan dengan kekuatan berpikir terhadap pihak-pihak yang ingin menguasai dan memaksakan kehendak kepada eksistensi bangsa Indonesia. Kisah-kisah kepahlawanan PGT AU dalam Opersi mempertahankan kedaulatan NKRI telah memberikan suatu pelajaran penting tentang kepribadian dan karakter bangsa dalam menumbuhkembangkan sikap cinta tanah air

ketika terjadi beberapa pemberontakan di bumi Pertiwi ini, PPP ditugaskan pula untuk menumpas pemberontakan DI/TII di wilayah Jawa Barat. Selain itu PPP juga ikut melaksanakan penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan dengan melakukan operasi yang dipimpin langsung oleh Letkol (U) RHA Wiriadinata. Saat penumpasan RMS tahun 1952, PPP di Kendari dan Pulau Buru, Maluku. Pada peristiwa PRRI di Sumatera, pada 12 Maret


(37)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1958 saat Operasi Tegas di Pangkalan Udara Simpang Tiga, Pekanbaru. Empat hari berselang pada operasi Sapta Marga 16 Maret 1958, pasukan yang sama dari PGT bersama RPKAD kembali melakukan penerjunan di Medan.

PPP sangat berperan saat terjadi Agresi Militer I dan Agresi Militer II, ketika hampir seluruh pangkalan udara mendapat serangan dari tentara Belanda, baik dari darat maupun dari udara. Serangan besar-besaran dilancarkan oleh Belanda pada tanggal 19 Desember 1948 terhadap Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta. Belanda mengerahkan pesawat P-51 Mustang, P-40 Kitty Hawk dan pembom B-25/B-26. Selain itu diterjunkan dari pesawat C-47 Dakota sekitar 600 pasukan payung gabungan dari trup tempur Para-1 pimpinan Kapten Eekhout. Pasukan payung ini merupakan bagian dari Tijger Brigade/Divisi B pimpinan Kolonel Van Langen yang diperintahkan untuk menguasai Yogyakarta. Brigade ini masih ditambah satuan elit gabungan pasukan darat dan udara grup tempur M. Di Maguwo grup tempur M menerjunkan 2 kompi pasukan para komando Korps Speciale Troepen (KST) yang merupakan penggabungan dari baret merah dan hijau Belanda pada November 1948.

Ketika operasi 17 Agustus di Sumatera Barat, PGT mendapat tugas untuk merebut Lanud Tabing di Padang. Untuk mengawali operasi ini, delapan personel PGT dipimpin Letkol (U) RHA Wiriadinata ditugaskan melakukan operasi khusus. Tim kecil PGT ini mendapat tugas menentukan titik penerjunan yang paling aman bagi pasukan TNI. Pada 17 April 1958 tepat pukul 06.40 satu batalyon PGT dan satu kompi RPKAD diterjunkan dan langsung mendapat perlawanan dari pasukan PRRI, akibatnya satu personel PGT gugur. Selain itu Lanud Tabing juga sudah dipenuhi oleh ranjau paku dan bambu-bambu runcing yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Pada tanggal 24 Maret 1947, kembali dilaksanakan penerjunan oleh Soedjono dan Soekotjo dalam rangka peresmian Pangkalan Udara Gadut di Bukittinggi. Selanjutnya sejak tahun 1950, Pasukan Payung yang saat itu masih bernama PPP berpusat di Jakarta dan mendapat sebutan Air Base Defence Troop (ABDT). Pasukan membawahi 8 kompi dan dipimpin oleh Kapten (U) RHA Wiriadinata dengan wakilnya Letnan I (U) R Soeprantijo. Kemudian pada pertengahan tahun 1950, dibentuk Inspektorat Pasukan Pertahanan Pangkalan (IPP) yang bermarkas di jalan Sabang, Jakarta, yang pada bulan April 1952 dipindahkan ke Pangkalan Udara Cililitan, Jakarta Timur.


(1)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1958 saat Operasi Tegas di Pangkalan Udara Simpang Tiga, Pekanbaru. Empat hari berselang pada operasi Sapta Marga 16 Maret 1958, pasukan yang sama dari PGT bersama RPKAD kembali melakukan penerjunan di Medan.

PPP sangat berperan saat terjadi Agresi Militer I dan Agresi Militer II, ketika hampir seluruh pangkalan udara mendapat serangan dari tentara Belanda, baik dari darat maupun dari udara. Serangan besar-besaran dilancarkan oleh Belanda pada tanggal 19 Desember 1948 terhadap Pangkalan Udara Maguwo Yogyakarta. Belanda mengerahkan pesawat P-51 Mustang, P-40 Kitty Hawk dan pembom B-25/B-26. Selain itu diterjunkan dari pesawat C-47 Dakota sekitar 600 pasukan payung gabungan dari trup tempur Para-1 pimpinan Kapten Eekhout. Pasukan payung ini merupakan bagian dari Tijger Brigade/Divisi B pimpinan Kolonel Van Langen yang diperintahkan untuk menguasai Yogyakarta. Brigade ini masih ditambah satuan elit gabungan pasukan darat dan udara grup tempur M. Di Maguwo grup tempur M menerjunkan 2 kompi pasukan para komando Korps Speciale Troepen (KST) yang merupakan penggabungan dari baret merah dan hijau Belanda pada November 1948.

Ketika operasi 17 Agustus di Sumatera Barat, PGT mendapat tugas untuk merebut Lanud Tabing di Padang. Untuk mengawali operasi ini, delapan personel PGT dipimpin Letkol (U) RHA Wiriadinata ditugaskan melakukan operasi khusus. Tim kecil PGT ini mendapat tugas menentukan titik penerjunan yang paling aman bagi pasukan TNI. Pada 17 April 1958 tepat pukul 06.40 satu batalyon PGT dan satu kompi RPKAD diterjunkan dan langsung mendapat perlawanan dari pasukan PRRI, akibatnya satu personel PGT gugur. Selain itu Lanud Tabing juga sudah dipenuhi oleh ranjau paku dan bambu-bambu runcing yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Pada tanggal 24 Maret 1947, kembali dilaksanakan penerjunan oleh Soedjono dan Soekotjo dalam rangka peresmian Pangkalan Udara Gadut di Bukittinggi. Selanjutnya sejak tahun 1950, Pasukan Payung yang saat itu masih bernama PPP berpusat di Jakarta dan mendapat sebutan Air Base Defence Troop (ABDT). Pasukan membawahi 8 kompi dan dipimpin oleh Kapten (U) RHA Wiriadinata dengan wakilnya Letnan I (U) R Soeprantijo. Kemudian pada pertengahan tahun 1950, dibentuk Inspektorat Pasukan Pertahanan Pangkalan (IPP) yang bermarkas di jalan Sabang, Jakarta, yang pada bulan April 1952 dipindahkan ke Pangkalan Udara Cililitan, Jakarta Timur.


(2)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sikap cinta tanah air berhubungan erat dengan keindahan karena tidak ada cinta tanpa hadirnya suatu keindahan. Jika tanah air dicintai maka tanah air itu adalah keindahan. Keindahan dapat membeba skan manusia dari energi besar yang menghimpit dirinya dan menghubungkan manusia dengan minat dan cita tertingginya. semakin ingin memperindah tanah air akan semakin dibutuhkan karya-karya unggul dan cemerlang dari setiap warga negara. Karya yang unggul dan cemerlang dapat dihasilkan dengan suatu kekuatan dan kemampuan. Oleh karena itu, kekuatan dan kecintaan kepada tanah air sangat diharapkan untuk dimiliki oleh setiap warga negara yang ingin disebut patriot. Sapta Marga menyebutkan bahwa prajurit merupakan patriot pendukung serta pembela ideologi negara yang bersendikan Pancasila. Hal tersebut telah diaplikasikan secara total oleh para prajurit PGT AU yang gugur sebagai kusuma bangsa. Mereka adalah patriot-patriot bangsa.

Semangat membela tanah air yang dilakukan para prajurit PGT AU dalam menjalankan berbagai opersi merupakan suatu bentuk pekerjaan yang mulia sesuai dengan semboyan Korpaskhasau ”Karmaye Vadikarate Mafalesu Kadatjana” yang artinya Bekerja tanpa menghitung untung rugi. Pengetahuan mengenai apa yang telah dicapai oleh sesuatu angkatan dapat memainkan peranan yang penting di dalam perkembangan esprit de corps-nya. Berangkat dari hal tersebut maka mengetahui perjalanan kepahlawanan para senior menjadi sangat penting untuk tetap menjaga esprit de corps.


(3)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Adam, A, W. (2009). membongkar manipulasi Sejarah Kontroversi pelaku dan

peristiwa. Jakarta: Kompas.

Anderson, D C. (2008). Kudeta Madiun 1948. Yogyakarta: MedPress.

Anwar, H.R (1981). Sebelum Prahara Pergolakan Politik Indonesia 1961-1965, Jakarta: Sinar Harapan.

Britton, P. (1996). Profesionalisme dan Ideologi Militer Indonesia, Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia.

Crouch, H. (1999). Militer dan Politik Di Indonesia, Jakarta: Sinar Harapan.

Djamhari, S.A. (1979). Ikhitsar Sejarah Perjuangan ABRI (1945-sekarang). Jakarta: Pusjar ABRI

Dinuth, A. (1993). Salinan Dokumen Terpilih Sekitar Pemberontakan G. 30 S/PKI, Jakarta: Lembaga pertahanan Nasional.

Dinas Sejarah TNI AD. (1982). Sejarah TNI AD 1945 – 1973. Jakarta: Disjarah TNI

AD.

Dinas Sejarah TNI AD. (1975). Sejarah Dokumenter,Trikora dan Perjuangan

Pembebasan Irian Barat, Jakarta: Disjarah TNI AD.

Feith, H. (1963). Soekarno-Militer dalam Demokrasi Terpimpin. Jakarta: Pustaka Sinar harapan.

Gottschalk, L. (1986). Mengerti sejarah : pengantar metode sejarah. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia

Hadi, T (1971). Sedjarah Perkembangan Angkatan Udara. Jakarta: DEPHANKAM. Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI.

Hambali, Y. (1994). Hukum dan Politik Kedirgantaraan. Jakarta: Pradya Paramita Harjono, (2003). Angkasa Cendikia. Jakart: Dinas Penerbangan TNI angkatan Udara. Irna, H, dkk. (2008). Awal Kedirgantaraan Di Indonesia: Perjuangan AURI. Jakarta :


(4)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu. Bandung: FPIPS UPI Bandung

Kardi, K. (2003). Air Power-Kekuatan Udara, Cetakan Ketiga. Jakarta: Mabes TNI-AU.

Kartodirjo, S, dkk. (2007). Sejarah nasional Indonesia jilid VI .Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Katoppo, A. (2002). Menyingkap Kabut Halim 1965. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Kuntowijiyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Lubis, N H. (2012). G 30 S Sebelum dan sesudah. Jawa Barat: Yayasan masyarakat Sejarawan Indonesia.

Mabes TNI, (1964). Sedjarah Singkat Perdjuangan Bersendjata Bangsa Indonesia. Jakarta: Staf Angkatan Bersenjata

Mabes TNI. (1964). TNI Angkatan Udara. Jakarta: Pusat Sejarah dan Tradisi TNI. Mabes TNI. (1985). Ikhtisar Sejarah RI (1945-Sekarang). Jakarta: Departemen

Pertahanan-Keamanan, Pusat Sejarah ABRI.

Mabes TNI. (2000). Sejarah TNI Jilid II (1950-1959). Jakarta: Pusat Sejarah dan Tradisi TNI.

Mako AKABRI, (1972). Sejarah AKABRI. Jakarta: Mako AKABRI.

Marsono. (2008). R.A Wiriadinata Panglima Pertama Korps Baret Jingga. Bandung: Makorpaskhasau

Muljono, (1962)

Nasution, A.H. (1967). Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. jilid 10. Bandung: Angkasa.

Nasution, A.H. (1971). Tentara Nasional Indonesia. Jilid 2. Jakarta: Seruling Masa. Nasution, A.H. (1979). Tentara Nasional Indonesia. Jilid 3. Jakarta: Seruling Masa. Purbaningsih, T, dkk. (2005). Sejarah Angkatan Udara Indonesia 1950-1959 (Buku

II).Jakarta: Dispenau.

Purbaningsih, T, dkk. (2006). Sejarah Angkatan Udara Indonesia 1960-1969 (Buku


(5)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ricklefs, M.C. (2008). Sejarah Indonesia Moderen. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

Salatun, A.S. (1950). Sedjarah Penerbangan.. Jakarta: DEPHANKAM. Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI.

Salim, M. (1971), Sedjarah Operasi-Operasi Gabungan Terhadap PRRIPermesta. Dephankam, Jakarta: Pusat Sejarah ABRI.

Salim, M. (1971). Ichtisar Sedjarah Perang Dunia II. Dephankam, Jakarta: Pusat Sejarah ABRI.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakata: Ombak

Soeparno, MC. (2000). Menyingkap Kabut Halim 1965. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

Sundhaussen, U. (1988). Politik Militer Indonesia 1945-1967. Jakarta: LP3ES

Supardan, D. (2009). Pengantar Ilmu Sosial sebuah kajian pendekatan struktur. Jakarta: Bumi Aksara.

Syafiie, I.K. (2011). Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: PT Refika Aditama. Syamdani. (2008). PRRI Pemberontakan atau Bukan. Yogyakarta: Media Pressindo Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan karya Ilmiah 2013.

Bandung : Upi Press.

Skripsi :

Riyadi, S.B. (2007). Perkembangan Kekuatan Angkatan Udara Republik Indonesia

(AURI) 1959-1965 Skripsi Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra

dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret: Tidak diterbitkan

Thesis :

Humaidi (2008) Politik Militer Angkatan Udara Republik Indonesia Dalam

Pemerintahan Sukarno 1962-1966. Thesis Magister Humaniora Program Studi

Ilmu Sejarah Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia: Tidak diterbitkan


(6)

Trisna Awaludin Harisman, 2014

PERANAN MARSEKAL MUDA R.H. ATJE WIRIADINATA DALAM PEMBENTUKAN PASUKAN GERAK TJEPAT (PGT) ANGKATAN UDARA TAHUN 1952-1964

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Majalah Lanud Wiriainata, edisi khusus (2014)

Sumber Internet :

Korpaskhasau. (____) Sejarah Korpaskhas TNI Angkatan Udara. [Online] Tersedia : http://tni-au.mil.id/content/korpaskhasau-0. [11 Pebruary 2014]