Perancangan Interior Executive Entertainment Center.

(1)

i

ABSTRACTION

Looking at economic growth in the city of Bandung, most economies are influenced by trade and services sector. The sector is a driving force for economic growth in the city of Bandung. Therefore, many office building are built to fulfill needs of trade and services. This has opened up many opportunities for people to careers in that field. Therefore, many was built-office building office building to fulfill needs of trade and services sectors. As a result of economic growth, the started to appear class differences in society, in terms of career structure and level of the economy. Communities with high career position and level of upper-class economy is often referred to as the executive. The executive often experience the stress or boredom in work so they need entertainment to relieve stress. Entertainment that they enjoy doing not much different from the entertainment favored by middle-class, but with the quality or higher standard. Because it is entertainment made for the executive to be more exclusive than the middle class.


(2)

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI

ABSTRACTION... i

PRAKATA... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR GAMBAR vi Bab I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar BelakangMasalah... 1

1.2 Gagasan Proyek... 3

1.3 Identifikasi Masalah... 4

1.4 Tujuan Perancangan... 5

1.5 Sistematika Penulisan... 5

Bab II LOUNGE, KARAOKE, SPA DAN FASILITASNYA... 7

2.1 Cafe... 7

2.2 Lounge... 10

2.3 Pengertian Karaoke... 11

2.3.1 Karaoke di Indonesia... 12

2.4 Akustik Ruang... 12

2.4.1 Bahan Penyerap Bunyi... 13

2.4.2 Reaksi permukaan terhadap gelombang suara... 14

2.5 Anemone... 18

2.5.1 Pengertian Anemone... 18

2.5.2 Sistem saraf ... 20

2.5.3 Ekologi... 20

2.5.4 Habitat... 21

2.5.5 Makanan... 21


(3)

iii

2.8 Ergonomi Bar ... 24

2.9 Ruangan Hotel dan Kebutuhan Luasnya... 26

2.9.1Sejarah Hotel... 26

2.9.2 Harga, pelayanan, dan fasilitas ... 27

2.9.3 Ergonomi Hotel... 28

2.10 Spa... 30

2.10.1Sejarah Spa ... 32

2.10.2 Persyaratan Umum Perancangan Spa... 33

2.10.3 Ruang-ruang Spa... 34

Bab III

EXECUTIVE ENTERTAINMENT CENTER...

36

3.1 Deskripsi Objek Studi... 36

3.1.1 Desktipsi Fungsi... 37

3.1.2 Deskripsi User... 37

3.2 Deskripsi Site... 37

3.3 Analisa Bangunan... 39

3.4 Program Kebutuhan Ruang... 44

3.4.1 Tabel Kebutuhan Ruang... 45

3.4.2 User Activity... 48

3.5 Site Analisis... 50

3.5.1 Building Analisis... 52

3.5.2 Bubble dan Matrix Diagram... 54

3.6 Tema Konsep... 56

3.6.1 Fun... 56

3.6.2 Anemone... 57

3.7 Survey Fungsi Sejenis... 59

3.7.1 The Lounge Cafe Bar... 59

3.8 Study Image... 63

Bab IV PERANCANGAN EXECUTIVE ENTERTAINMENT CENTER... 66

4.1 Penerapan Tema dan Konsep Dalam Desain... 66


(4)

iv

4.3 Perancangan Area Khusus... 69

4.3.1 Lounge... 69

4.3.2 Karaoke... 70

4.3.3 Spa... 76

Bab V SIMPULAN DAN SARAN... 80

5.1 Simpulan... 80

5.2 Saran... 82 Daftar Pustaka


(5)

v

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

Gambar 1.1 Kemacetan di Jl. Asia Afrika 2

Gambar 2.1.2.1 Ukuran Meja Minimal 9

Gambar 2.1.2.2 Ukuran MejaOptimal 9

Gambar 2.1.2.3 Jarak Bersih Antar Kursi 10

Gambar 2.1.2.4 Jarak Bersih Antar Kursi 10

Gambar 2.2 Pantulan Gelombang Suara 15

Gambar 2.7.1.1 Anemone 19

Gambar 2.7.1.2 Flying Sea Anemone 19

Gambar 2.7.3.1 Anemon Clown 22

Gambar 2.7.3.2 Sand Anemone 23

Gambar 2.7.3.3 Corn Anemone 23

Gambar 2.7.3.4 Anemon Long Tentacle 24

Gambar 2.8.1 Denah Kepadatan Bar 24

Gambar 2.8.2 Denah Kepadatan Bar 25

Gambar 2.8.3 Denah Kepadatan Bar 25

Gambar 2.8.3 Denah Kepadatan Bar 25

Gambar 2.9.3.1 Jarak minimum antar tempat tidur hotel 28

Gambar 2.9.3.2 Susunan Kamar Mandi 29

Gambar 2.9.3.3 Standar layout kamar ukuran kecil dan twin 29


(6)

vi Gambar 2.9.3.5 Standar layout kamar ukuran suite 30

Gambar 2.10.1 Spa 32

Tabel 2.1 Standar Meja Makan 9

Tabel 2.2 Jarak Bersih Antar Kursi 10

Tabel 2.3 Standar Kepadatan Bar 25

Tabel 2.4 Standar Kepadatan Bar 26

Gambar 3.3.1 Jl. Asia Afrika 38

Gambar 3.3.2 Gedung Merdeka 38

Gambar 3.3.3 Monumen Bandung 0 Km 39

Gambar 3.3.4 Golden Flower Hotel 40 Gambar 3.3.5 Golden Flower Hotel 41

Gambar 3.3.6 Golden Flower Hotel 41

Gambar 3.3.7.3 Retail pertokoan 42

Gambar 3.3.7.4 Retail pertokoan 42

Gambar 3.3.7.5 Retail pertokoan 43

Gambar 3.4.1 Anemone 58

Gambar 3.4.2 Anemone 58

Gambar 3.4.3 Anemone 58

Gambar 3.4.4 Anemone 59

Gambar 3.6.1.1 LOUNGE Upstairs 60 Gambar 3.6.1.2 LOUNGE Upstairs 60


(7)

vii Gambar 3.6.1.3 LOUNGE Upstairs 60

Gambar 3.6.1.4 LOUNGE Upstairs 61

Gambar 3.6.1.6 LOUNGE Downstairs 61

Gambar 3.6.1.7 LOUNGE Downstairs 62

Gambar 3.6.1.8 LOUNGE Downstairs 62

Gambar 3.6.1.9 LOUNGE Downstairs 62

Gambar 3.6.1.10 LOUNGE Downstairs 63

Gambar 3.7.1 Kame Lounge InteriorDesign Idea 63

Gambar 3.7.2 El Sueno Humedo Lounge Bar 63 Gambar 3.7.3 Reina Bruja : Nightclub interior design 64

Gambar 3.7.6 University Club interior 64

Gambar 3.5.7 Habitat lounge, H.K 65

Gambar 3.5.8 VH International Business Solutions Neighbor 230 65

Fifth Lounge

Tabel 3.3.1 Tabel Kebutuhan Ruang 45

Tabel 3.2 Site Analisis 50 Tabel 3.3 Building Analisis 52

Gambar 4.2.1 General Plan Lt.1 68

Gambar 4.3.1 Specific Plan 69

Gambar 4.3.1.1 Area makan 70

Gambar 4.3.1.2 Area makan 70

Gambar 4.3.1.3 Area makan 70


(8)

viii

Gambar 4.3.1.5 Potongan C-C’ 71

Gambar 4.3.1.6 Potongan E-E’ 71

Gambar 4.3.1.7 Potongan F-F’ 71

Gambar 4.3.1.8 Void 72

Gambar 4.3.1.9 Waterfall 72

Gambar 4.3.2.1 Karaoke 73

Gambar 4.3.3.2 Karaoke Entrance 74

Gambar 4.3.3.3 Karaoke Lounge 74

Gambar 4.3.3.4 Karaoke Lounge 75

Gambar 4.3.3.5 Anemone 75

Gambar 4.3.4.1 Spa 76

Gambar 4.3.4.2 Spa area duduk 76

Gambar 4.3.4.3 Spa area duduk 77

Gambar 4.3.4.4 SpaKamar Deluxe 77

Gambar 4.3.4.5 Potongan SpaKamar Deluxe 78 Gambar 4.3.4.6 Potongan SpaKamar Deluxe 78 Gambar 4.3.4.7 Potongan SpaKamar Deluxe 78 Gambar 4.3.4.8 Potongan SpaKamar Deluxe 79 Gambar 4.3.4.9 Potongan SpaKamar Deluxe 79


(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Kota Bandung adalah ibu kota dari provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini merupakan kita terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Bandung juga merupakan kota terpadat di Jawa Barat, dimana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda. Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta. Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah setelah peristiwa yang dikenal dengan

Long March Siliwangi. Penduduk kota bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.

Pada awalnya kota Bandung merupakan kawasan pertanian, tetapi seiring dengan kemajuan urbanisasi, lahan pertanian tersebut dijadikan kawasan perumahan, kemudian berkembang menjadi kawasan industri dan bisnis, sesuai dengan transformasi ekonomi kota


(10)

2 umumnya. Sektor perdagangan dan jasa saat ini memainkan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi kota ini disamping terus berkembangnya sektor industri.

Berikut ini pembagian angkatan kerja di kota Bandung menurut Survei Sosial Ekonomi Daerah (Suseda) 2006:

 Sektor perdagangan : 35.92 %  Sektor jasa: 28.16 %

 Sektor industri :15.92 %  Sektor pertanian 0.82 %

 Sektor angkutan, bangunan, dll : 19.18 %

[http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/815, 13 – 10- 2010]

Berdasarkan fakta tersebut maka tidak dapat dipungkiri bahwa faktor perekonomian kota Bandung sangat dipengaruhi oleh sektor perdagangan dan jasa.

Dikarenakan sektor perdagangan, jasa, dan industri yang terus meningkat, maka semakin banyak dibangun gedung-gedung perkantoran di kota Bandung. Salah satu area perkantoran yang terkenal adalah Jl. Asia Afrika. Di sepanjang Jl. Asia Afrika terdapat berbagai gedung perkantoran, diantaranya BRI Tower, Kantor HU. Pikiran Rakyat, Kantor PLN, Kantor POS Besar Bandung, Bank Artha Graha, Kantor TELKOM, Bank Panin, Bank NISP, Bank Mandiri, dan Bank BNI. Dengan banyaknya perkantoran di daerah itu tentu daerah itu menjadi daerah yang padat.

Gambar 1.1 Kemacetan di Jl.Asia Afrika


(11)

3 Para executive dan pegawai kantoran tersebut sering kali mencari hiburan sepulang kerja guna melepas stress yang mereka alami. Karena hal tersebut penulis ingin membuat sebuah sarana hiburan yang bersifat one stop shop sehingga mereka dapat mendapatkan berbagai hiburan hanya dengan datang ke satu tempat. Hal ini tentunya yang diutamakan bagi para businessman tersebut yang letaknya berada di Jl. Asia Afrika sehingga para businessman dan pegawai kantoran tidak perlu jauh-jauh mencari sarana hiburan.

II. Gagasan Proyek

Melihat banyaknya perkantoran di Jl. Asia Afrika tentunya membuat area itu sangat ramai oleh para executive dan pegawai kantoran. Sering kali setelah bekerja seharian mereka ingin mencari hiburan guna melepas lelah dan stress.

Di sekitar Jl. Asia Afrika terdapat banyak tempat hiburan. Sarana hiburan yang berada di sekitar Jl.Asia Afrika kurang lebih berjumlah 14 tempat. 14 tempat itu dapat dibagi menurut jenis hiburannya, yaitu:

 3 buah tempat Karaoke  1 buah tempat Spa

 5 buah tempat makan (Café, Lounge, dan Bar)  2 buah tempat Billiard

 3 buah Night club

Walaupun banyak, tetapi letak tempat-tempat hiburan tersebut terpisah-pisah dan kadang jaraknya berjauhan. Hal ini menyebabkan para executive tersebut jika ingin berpindah dari satu hiburan ke hiburan lain mereka harus menempuh perjalanan lagi. Hal ini cukup menyita waktu dan tenaga mereka, mengingat daerah tersebut adalah daerah macet.


(12)

4 Dengan alasan tersebut maka penulis berencana membuat sebuah one stop shop yang menjual jasa hiburan. One stop shop adalah suatu tempat dimana beberapa macam sarana hiburan berada di dalam satu gedung. Hal ini tentu akan memudahkan para executive untuk mendapatkan berbagai macam hiburan dengan datang ke satu tempat saja.

Sarana hiburan yang akan disediakan di tempat ini antara lain café lounge, karaoke, dan spa.

Konsep dari proyek ini adalah Anemone. Seperti halnya anemone yang memiliki bentuk organik dan cenderung dinamis maka bentukan yang akan diaplikasikan pada proyek ini juga bentukan yang organik dan dinamis. Warna yang diaplikasikan pada ruangan menggunakan warna dasar monochrome. Sedangkan warna lain digunakan sebagai aksen. Material yang dipilih adalah material yang mampu menampilkan kesan modern dan smooth seperti stainless steel, veneer, kaca,cermin, fiberglass, akrilik dan gypsum.

III. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, berikut beberapa identifikasi masalah yang ditemukan :

1. Bagaimanakah perancangan desain interior yang baik untuk sebuah pusat hiburan di tengah kota, seperti di kota Bandung? 2. Bagaimanakah cara menciptakan kesan ruang yang sesuai dengan

konsep anemone pada setiap area hiburan yang ada (karaoke, café lounge,spa)?

3. Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah


(13)

5

IV. Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari perancangan tugas akhir ini adalah:

1) Mengetahui perancangan desain yang baik untuk sebuah pusat hiburan yang terletak di tengah kota.

2) Menciptakan kesan ruang yang sesuai dengan konsep desain pada setiap area hiburan yang ada (karaoke, lounge, spa).

3) Mendesain Entertainment Center yang diperuntukan bagi kalangan executive.

V. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, gagasan proyek mengenai desain serta konsep yang akan diterapkan pada desain, identifikasi masalah, tujuan perancangan sebagai jawaban dari identifikasi masalah, dan sistematika penulisan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini.

Bab II berisi teori-teori yang relevan berhubungan dengan café lounge, karaoke, , standard bangunan, standard fungsi,dan standard ergonomi.

Bab III merupakan penjabaran proyek yang berisi identifikasi objek tentang fasilitas, fungsi, serta user. Selain itu juga berisi uraian tema dan konsep desain dari Entertainment Center yang akan dijelaskan secara terperinci, juga terdapat site dan building analisis serta survey fungsi sejenis.

Dalam Bab IV merupakan Perancangan Desain Interior yang berisi tentang aplikasi konsep pada desain perancangan, pertimbangan dan keputusan desain guna menjawab identifikasi masalah, gambar kerja, serta gambar presentasi.


(14)

6 Bab V merupakan simpulan yang berisi tentang kesimpulan terhadap


(15)

80

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Setelah melalui proses perancangan maka penulis pada bab ini menyimpulkan hasil

perancangan yang telah dibuat dan memberikan saran yang diharapkan dapat

berguna bagi pembaca maupun bagi penulis.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari perancangan dan studi yang diakukan, dapat disimpulkan


(16)

81  Berdasarkan survey yang dilakukan penulis terhadap para executive, mereka cenderung memilih hiburan seperti karaoke, lounge, dan spa

untuk melepas kejenuhan dan mengurangi stress yang mereka alami

sepulang kerja.

 Cara penanggulangan stress ada bermacam-macam, diantaranya adalah dengan berkumpul bersama teman, menyanyi, merawat diri, atau

mendengarkan musik. Karena itu penulis membuat sebuah entertainment

center yang menyediakan sarana-sarana tersebut.

 Bentuk-bentuk yang dipakai dalam pengolahan desain interior dapat mempengaruhi kondisi user yang menggunakan ruangan tersebut. Bentuk

lingkaran, lengkungan halus, dan garis-garis horizontal dapat membawa

efek ketenangan, kehangatan, lembut, relax dan persahabatan.

 Untuk mendapatkan kesan fun dalam ruangan dapat dilakukan berbagai cara pendekatan interior:

a. Bentuk

Bentuk-bentuk yang dipakai dalam pengolahan desain interior dapat

mempengaruhi kondisi psikologis user yang menggunakan ruangan

tersebut. Untuk mendapatkan kesan fun penulis menggunakan bentuk

lingkaran, lengkung, dan tidak bersudut. Bentukan tersebut juga


(17)

82 b. Warna

Warna-warna diambil dari warna anemone. Warna yang dominan

digunakan adalah ungu dan biru. Karena selain mencolok warna ini

juga memberikan kesan elegan. Selain itu warna biru memberikan

efek psikologis tenang dan damai. Selain warna yang memberikan

kesan fun, penulis juga menggunakan warna-warna natural, terutama

pada bagian spa. Penggunaan warna natural berdasarkan tempat hidup

anemone, yaitu bebatuan. Warna- warna tersebut menggunakan efek

lampu.

c. Material

Bahan-bahan yang dipakai dalam konsep perancangan interior ini

banyak menggunakan bahan dan finishing yang dapat memantulkan

cahaya (glossy). Hal ini agar efek pecahayaan dapat lebih maksimal.

5.2 Saran

Penulis menarik kesimpulan dari data-data studi literatur dan perancangan

Executive Entertainment Center, maka penulis bermaksud untuk

memberikan saran yang bermanfaat bagi pembaca maupun peneliti dan

perancang berikutnya, yaitu:

a. Warna dari sebuah ruangan tidak selalu didapatkan dari warna material


(18)

83 permainan warna akan sangat membantu dalam menciptakan kesan

ruang.

b. Ada baiknya memberikan konsumen kebutuhanya secara maksimal dan

praktis. Dalam hal ini contohnya konsumen diberi kemudahan dengan

adanya entertainment center , yaitu ebuah tempat yang menyediakan

berbagai fungsi dan kebutuhan yang konsumen inginkan, dalam hal ini

kebutuhannya yaitu hiburan.

c. Perlunya penyesuaian material yang digunakan dengan taraf atau kelas

konsumen yang datang ke tempat tersebut. Konsumen yang berada di

kelas perekonomian atas cenderung sulit dipuaskan dengan pelayanan

yang biasa-biasa saja, sehingga perlu diberikan layanan yang exclusive


(19)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.investopedia.com/terms/o/onestopshop.asp

Neufert,Ernst and Peter,2000. Neufert Architect’s Data Third Edition. USA : Blackwell Science Ltd

Ching, Francis.D.K. 1996. Arsitektur, bentuk, ruang, dan susunannya. Jakarta : Erlangga

Time Savers for Interior Design and Space Planning Second Edition

http://www.forumkami.com/forum/sejarah/37032-sejarah-billiard-asal-usul-billiard.html, diakses 15 Oktober 2010

Buana Printing, Pustaka Rumah, PT Prima Infosarana Media, 2008;hal 24

http://www.thefreedictionary.com/billiards, diakses 15 Oktober 2010

http://www.kagum-hotel.com/golden-flower.html, diakses 15 Oktober 2010

http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/stres-kerja.html, diakses 15 Oktober 2010

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/penanganan-stress-kerja.html, diakses 15 Oktober 2010

http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stress_Kerja_pengertian_dan_pengenalan, diakses 17 Oktober 2010

www.peredamsuara.com/, diakses 14 Oktober 2010

http://www.dimensionsguide.com/billiard-table-dimensions/, diakses 14 Oktober 2010

http://www.buzzle.com/articles/billiards-table-dimensions.html, diakses 14 Oktober 2010

http://animals.nationalgeographic.com/animals/invertebrates/sea-anemone.html, 15 Oktober 2010

http://www.enchantedlearning.com/subjects/invertebrates/seaanemone/Seaanemoneprintout.shtm l, 15 Oktober 2010


(20)

http://www.calstatela.edu/faculty/eviau/edit557/oceans/norma/osanom.htm, 15 Oktober 2010

http://www.lounge.com.au/ diakses diakses 11 Desember 2010

http://peredamsuara.com/2009/03/02/tips-untuk-membuat-panel-akustik/ diakses 11 Desember 2010

http://baliaromaticspa.wordpress.com/2008/11/17/spa-sebagai-obat-stres/


(1)

80

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Setelah melalui proses perancangan maka penulis pada bab ini menyimpulkan hasil perancangan yang telah dibuat dan memberikan saran yang diharapkan dapat berguna bagi pembaca maupun bagi penulis.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari perancangan dan studi yang diakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu:


(2)

81  Berdasarkan survey yang dilakukan penulis terhadap para executive, mereka cenderung memilih hiburan seperti karaoke, lounge, dan spa untuk melepas kejenuhan dan mengurangi stress yang mereka alami sepulang kerja.

 Cara penanggulangan stress ada bermacam-macam, diantaranya adalah dengan berkumpul bersama teman, menyanyi, merawat diri, atau mendengarkan musik. Karena itu penulis membuat sebuah entertainment center yang menyediakan sarana-sarana tersebut.

 Bentuk-bentuk yang dipakai dalam pengolahan desain interior dapat mempengaruhi kondisi user yang menggunakan ruangan tersebut. Bentuk lingkaran, lengkungan halus, dan garis-garis horizontal dapat membawa efek ketenangan, kehangatan, lembut, relax dan persahabatan.

 Untuk mendapatkan kesan fun dalam ruangan dapat dilakukan berbagai cara pendekatan interior:

a. Bentuk

Bentuk-bentuk yang dipakai dalam pengolahan desain interior dapat mempengaruhi kondisi psikologis user yang menggunakan ruangan tersebut. Untuk mendapatkan kesan fun penulis menggunakan bentuk lingkaran, lengkung, dan tidak bersudut. Bentukan tersebut juga memberikan kesan dinamis dan tidak membosankan.


(3)

82 b. Warna

Warna-warna diambil dari warna anemone. Warna yang dominan digunakan adalah ungu dan biru. Karena selain mencolok warna ini juga memberikan kesan elegan. Selain itu warna biru memberikan efek psikologis tenang dan damai. Selain warna yang memberikan kesan fun, penulis juga menggunakan warna-warna natural, terutama pada bagian spa. Penggunaan warna natural berdasarkan tempat hidup anemone, yaitu bebatuan. Warna- warna tersebut menggunakan efek lampu.

c. Material

Bahan-bahan yang dipakai dalam konsep perancangan interior ini banyak menggunakan bahan dan finishing yang dapat memantulkan cahaya (glossy). Hal ini agar efek pecahayaan dapat lebih maksimal.

5.2 Saran

Penulis menarik kesimpulan dari data-data studi literatur dan perancangan Executive Entertainment Center, maka penulis bermaksud untuk memberikan saran yang bermanfaat bagi pembaca maupun peneliti dan perancang berikutnya, yaitu:

a. Warna dari sebuah ruangan tidak selalu didapatkan dari warna material yang digunakan, tetapi bisa juga dari efek pencahayaan. Karena itu


(4)

83 permainan warna akan sangat membantu dalam menciptakan kesan ruang.

b. Ada baiknya memberikan konsumen kebutuhanya secara maksimal dan praktis. Dalam hal ini contohnya konsumen diberi kemudahan dengan adanya entertainment center , yaitu ebuah tempat yang menyediakan berbagai fungsi dan kebutuhan yang konsumen inginkan, dalam hal ini kebutuhannya yaitu hiburan.

c. Perlunya penyesuaian material yang digunakan dengan taraf atau kelas konsumen yang datang ke tempat tersebut. Konsumen yang berada di kelas perekonomian atas cenderung sulit dipuaskan dengan pelayanan yang biasa-biasa saja, sehingga perlu diberikan layanan yang exclusive agar mereka puas.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.investopedia.com/terms/o/onestopshop.asp

Neufert,Ernst and Peter,2000. Neufert Architect’s Data Third Edition. USA : Blackwell Science Ltd

Ching, Francis.D.K. 1996. Arsitektur, bentuk, ruang, dan susunannya. Jakarta : Erlangga Time Savers for Interior Design and Space Planning Second Edition

http://www.forumkami.com/forum/sejarah/37032-sejarah-billiard-asal-usul-billiard.html, diakses 15 Oktober 2010

Buana Printing, Pustaka Rumah, PT Prima Infosarana Media, 2008;hal 24 http://www.thefreedictionary.com/billiards, diakses 15 Oktober 2010 http://www.kagum-hotel.com/golden-flower.html, diakses 15 Oktober 2010

http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/stres-kerja.html, diakses 15 Oktober 2010

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/penanganan-stress-kerja.html, diakses 15 Oktober 2010 http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stress_Kerja_pengertian_dan_pengenalan, diakses 17 Oktober 2010

www.peredamsuara.com/, diakses 14 Oktober 2010

http://www.dimensionsguide.com/billiard-table-dimensions/, diakses 14 Oktober 2010 http://www.buzzle.com/articles/billiards-table-dimensions.html, diakses 14 Oktober 2010 http://animals.nationalgeographic.com/animals/invertebrates/sea-anemone.html, 15 Oktober 2010

http://www.enchantedlearning.com/subjects/invertebrates/seaanemone/Seaanemoneprintout.shtm l, 15 Oktober 2010


(6)

http://www.calstatela.edu/faculty/eviau/edit557/oceans/norma/osanom.htm, 15 Oktober 2010 http://www.lounge.com.au/ diakses diakses 11 Desember 2010

http://peredamsuara.com/2009/03/02/tips-untuk-membuat-panel-akustik/ diakses 11 Desember 2010

http://baliaromaticspa.wordpress.com/2008/11/17/spa-sebagai-obat-stres/ www.ispaconference.com