Suatu Penelitian Mengenai Hubungan Antara Dukungan Orang Tua dan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa Semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas "X" Kota Bandung.
i Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Suatu Penelitian Mengenai Hubungan Antara Dukungan Orang Tua dan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Semester 8 Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung. Tujuan penelitian ini untu mengetahui keeratan hubungan antara dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester 8 Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan teknik sampling purposive sampling dan jumlah sampel sebanyak 40 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 8 Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung. Penelitian menggunakan alat ukur kuesioner dukungan orang tua yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori dukungan orang tua dari House (1981) dan kuesioner orientasi masa depan yang dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan teori dari Nurmi (1989).
Berdasarkan pengolahan data statistik melalui uji korelasi Rank Spearman diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan (rs = 0,581 dan
thitung = 4,402). Artinya semakin besar penghayatan mahasiswa mengenai dukungan yang diberikan orang tua, maka orientasi masa depan bidang pekerjaannya akan semakin jelas. Dukungan emosional dan dukungan instrumental memiliki hubungan yang signifikan dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan, sedangkan dukungan informasi dan ukungan penghargaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan.
Saran dan masukan yang dapat diberikan adalah bagi mahasiswa dapat lebih mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan pemilihan pekerjaan di masa depan, yaitu menentukan jenis pekerjaan yang lebih spesifik yang akan dituju setelah lulus kuliah. Bagi Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung dapat mengadakan pertemuan dengan orang tua mahasiswa untuk menjelaskan mengenai pekerjaan yang dapat dilakukan oleh lulusan psikologi, sehingga dapat membantu mahasiswa mendapatkan orientasi masa depan yang jelas. Selain itu, Fakultas juga dapat membuat acara pertemuan antara mahasiswa dengan alumni Fakultas Psikologi Universitas “X” agar mahasiswa mengetahui pekerjaan apa saja yang dapat dilakukan lulusan psikologi beserta kualifikasi yang dibutuhkan.
(2)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 10
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10
1.3.1. Maksud Penelitian ... 10
1.3.2. Tujuan Penelitian ... 10
1.4. Kegunaan Penelitian ... 11
1.4.1. Kegunaan Ilmiah ... 11
(3)
Universitas Kristen Maranatha
1.5. Kerangka Penelitian………12
1.6. Asumsi Penelitian………24
1.7. Hipotesis Penelitian……….25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 26
2.1. Dukungan Orang Tua ... 26
2.1.1 Pengertian Dukungan Orang Tua……….……….26
2.1.2 Jenis-jenis Dukungan Orangtua ... 28
2.1.3 Pengaruh Personal dan Kontekstual pada Proses Dukungan ... 29
2.2. Orientasi Masa Depan ... 31
2.2.1. Pengertian Orientasi Masa Depan ... 31
2.2.2. Proses Orientasi Masa Depan ... 33
2.2.3. Hal-hal yang mempengaruhi Orientasi Masa Depan ... 40
2.2.4. Interaksi faktor lingkungan dan faktor dalam diri terhadap orientasi masa depan ... 42
2.3. MASA DEWASA AWAL... 43
2.3.1. Karakteristik Masa Dewasa Awal ... 43
(4)
iv
Universitas Kristen Maranatha
2.3.3. Perkembangan Karir ... 48
2.3.5. Perkembangan Sosio-Emosional ... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 53
3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 53
3.2. Bagan Rancangan Penelitian ... 54
3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 54
3.3.1. Variabel penelitian ... 54
3.3.2. Definisi Operasional ... 54
3.3.2.1 Dukungan Orang Tua... 55
3.3.2.2 Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan... 56
3.4. Alat Ukur ... 57
3.4.1. Alat Ukur Dukungan Orang Tua ... 57
3.4.2. Alat Ukur Orientasi Masa Depan ... 59
3.4.3. Data Pribadi dan Data Penunjang ... 61
3.4.4. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 61
(5)
Universitas Kristen Maranatha
3.4.4.2 Reliabilitas... 63
3.5. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 64
3.5.1. Populasi Sasaran ... 64
3.5.2. Karakteristik Populasi ... 64
3.5.3. Teknik Penarikan Sampel ... 64
3.6. Teknik Analisis Data ... 65
3.7. Hipotesis Statistik ... 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 67
4.1. Gambaran Responden ... 67
4.2. Hasil Penelitian ... 68
4.3. Pembahasan ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 79
5.1. Kesimpulan ... 79
5.2. Saran ... 80
5.2.1. Saran Teoritis ... 80
(6)
vi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RUJUKAN
(7)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahap Perkembangan Kognitif dari Piaget...46
Tabel 3.1. Kisi-kisi Alat Ukur Dukungan Orang Tua ... 57
Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Alat Ukur Dukungan Orang Tua ... 59
Tabel 3.3. Kisi-kisi Alat Ukur Orientasi Masa Depan ... 60
Tabel 3.4. Kriteria Alat Ukur Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan ... 61
Tabel 4.1.Gambaran Responden berdasarkan jenis kelamin... 67
Tabel 4.2. Gambaran Responden berdasarkan status tempat tinggal ... 67
Tabel 4.3 Hasil korelasi dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan ... 68
Tabel 4.4. Hasil korelasi jenis dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan ... 68
(8)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1. Kerangka Pikir ... 23
Bagan 2.1. Orientasi masa depan berdasarkan ketiga tahapan ... 34
(9)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Lampiran 2 : Skor Dukungan Orang Tua Tiap Responden
Lampiran 3 : Skor Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Tiap Responden
Lampiran 4 : Hasil Penghitungan Data
Lampiran 5 : Data Pribadi dan Data Penunjang
Lampiran 6 : Alat Ukur Dukungan Orang Tua
(10)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Menjadi seorang sarjana merupakan gerbang awal bagi mahasiswa untuk memasuki dunia pekerjaan. Mendapatkan predikat lulusan terbaik dari suatu universitas, lulus kuliah dengan indeks prestasi yang di atas 3,5 bukan merupakan jaminan bagi para sarjana untuk mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Banyak sarjana yang harus berusaha untuk mendapatkan pekerjaan, mereka harus keluar masuk kantor untuk mengantarkan lamaran dengan harapan mendapatkan panggilan kerja. Banyak sarjana yang kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan, mereka memutuskan untuk menganggur sambil terus mencari pekerjaan dan menunggu mendapatkan panggilan kerja yang sesuai dengan bidang pendidikan saat kuliah.
Berdasarkan Data Statistik Indonesia, sarjana yang menganggur biasa dikenal dengan pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah bekerja). Individu yang sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja dapat pula
(11)
Universitas Kristen Maranatha dikategorikan sebagai pengangguran terbuka. (www. datastatistik-indonesia.com, diakses 21 April 2010)
Menurut Menakertrans, Muhaimin Iskandar, banyaknya pengangguran di Indonesia saat ini perlu mendapatkan perhatian yang serius sebab jumlah pengangguran di Indonesia pada Agustus 2009 berdasarkan penghitungan data Badan Pusat Statistika (BPS) mencapai 8, 96 juta orang atau sekitar 7,87 % dari jumlah angkatan kerja sebanyak 113,83 juta orang. (Situs Resmi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 26 Desember 2009).
Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu yang lulusannya banyak dibutuhkan dalam dunia kerja, sebab ilmu psikologi bisa diterapkan dalam segala bidang yang terkait dengan perilaku manusia. Bidang-bidang yang digeluti oleh sarjana psikologi diantaranya adalah: bidang penelitian, sumber daya manusia (SDM), pemasaran, jurnalis, periklanan, pengembangan masyarakat (LSM), pelatihan, hubungan masyarakat, pendidikan, sosial, dan lain sebagainya (www. psikologi.ui.ac.id, diakses 22 April 2010).
Di bidang penelitian, seorang sarjana psikologi dapat melakukan kegiatan penelitian yang berkaitan dengan bidang psikologi, melakukan proyek-proyek penelitian, sarjana psikologi juga dapat menulis artikel di majalah atau surat kabar. Pada bidang SDM, seorang sarjana psikologi dapat bekerja di bagian
human research and development (HRD), menjadi tester dalam penerimaan
karyawan, bekerja magang di biro-biro psikologi yang menyediakan jasa seleksi karyawan, menjadi seorang trainer dalam suatu pelatihan juga dapat dilakukan
(12)
3
Universitas Kristen Maranatha oleh seorang sarjana psikologi. Seorang sarjana psikologi juga bisa bekerja sebagai helper bagi anak berkebutuhan khusus.
Fakultas Psikologi Universitas ”X” Kota Bandung telah menyediakan mata kuliah sertifikasi yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswanya. Mahasiswa dapat memilih berbagai macam jenis sertifikasi yang ada berdasarkan minat yang dimilikinya. Mahasiswa yang berminat bekerja di bidang pendidikan, disediakan sertifikasi bimbingan konseling pendidikan lanjutan yang dapat menambah keterampilan mahasiswa dalam melakukan konseling di sekolah. Mahasiswa yang tertarik untuk bekerja di bidang industri dan organisasi, maka mereka bisa mengikuti kegiatan sertifikasi assessment center atau penyusunan modul pelatihan. Mahasiswa yang ingin bekerja di bidang klinis, dapat mengikuti kegiatan sertifikasi ABA. Selain itu disediakan pula berbagai mata kuliah pilihan yang bisa diambil sesuai dengan minat mahasiswa.
Mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII di Universitas ”X” Kota Bandung telah mendapatkan banyak pengetahuan mengenai ilmu psikologi dari berbagai mata kuliah yang telah dipelajarinya selama 8 semester. Berbagai mata kuliah di bidang psikologi yang telah didapatkan menjadi bekal bagi mahasiswa dalam memutuskan mata kuliah sertifikasi yang akan dipilih berdasarkan minat serta sesuai dengan gambaran pekerjaan yang dimilikinya. Sertifikat yang diperoleh mahasiswa ketika menyelesaikan mata kuliah sertifikasi, dapat menjadi nilai tambah ketika melamar pekerjaan, sehingga mahasiswa mampu bersaing dan mendapat pekerjaan yang diinginkannya.
(13)
Universitas Kristen Maranatha Pada kenyataannya tidak semua mahasiswa mengikuti kegiatan sertifikasi yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang menjadi minatnya. Dari 10 orang mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII di Universitas ”X”, hanya dua orang saja yang menyatakan bahwa mereka memilih sertifikasi ini karena dapat menunjang pekerjaan yang akan mereka lakukan nantinya. Mereka memiliki gambaran mengenai apa yang akan dilakukannya setelah lulus kuliah. Sebanyak 8 orang lainnya menyatakan bahwa mereka memilih sertifikasi yang tidak sesuai minatnya. Sejumlah 3 orang menyatakan memilih sertifikasi karena sertifikasi yang diinginkannya telah ditutup karena penuh kuota-nya, 5 orang lainnya menyatakan bahwa memilih sertifikasi karena mengikuti teman-teman atau karena dosen yang mengajar, atau karena menurut angkatan sebelumnya yang telah mengambil sertifikasi itu kuliahnya mudah dan nilai yang diperoleh bagus. Mereka juga kurang mempertimbangkan sertifikasi yang dipilih ini menunjang atau tidak dengan pekerjaannya kelak, sebab mereka belum mengetahui pekerjaan apa yang akan mereka lakukan setelah selesai kuliah.
Gambaran yang dimiliki oleh mahasiswa mengenai masa depannya biasa disebut dengan orientasi masa depan. Menurut Nurmi (1989), orientasi masa depan tercermin melalui motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Dengan adanya orientasi masa depan maka mahasiswa memiliki suatu pedoman atau persiapan diri guna mengarahkan dirinya pada keberhasilan pencapaian pekerjaan yang dicita-citakan di masa depan. Ketika mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII memiliki orientasi masa depan yang jelas, maka ia dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan ditemui dalam merealisasikan pekerjaan di masa depan.
(14)
5
Universitas Kristen Maranatha Salah satu faktor yang berhubungan dengan kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan adalah orang tua (Nurmi, 1989). Dukungan merupakan proses yang kompleks dan terus menerus antara individu dan lingkungan. Dengan adanya dukungan dari orang tua, maka diharapkan seorang individu akan memiliki orientasi masa depan yang jelas. Sumber dukungan bagi seorang individu ada beberapa macam dan akan mengalami perubahan dalam masa perkembangan individu tersebut. Dukungan yang berorientasi pada perkembangan tanggung jawab, prestasi, dan pekerjaan individu berasal dari orang tua (Steinberg, 1993 dalam Vaux, 1988).
Dukungan orang tua menurut House (Vaux, 1988) merupakan hubungan interpersonal antara orang tua dan anaknya yang melibatkan satu atau lebih hal-hal berikut: dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif. Dukungan emosional yang diberikan orang tua dapat berupa rasa senang, rasa memiliki, kasih sayang kepada anaknya, misalnya orang tua menanyakan kepada anaknya sejauh mana anaknya mengetahui gambaran mengenai pekerjaan yang akan dilakukan setelah lulus kuliah.
Dukungan penghargaan dapat berupa pemberian penghargaan terhadap perbuatan anaknya, misalnya orang tua memberikan pujian kepada anaknya apabila anaknya mengetahui gambaran pekerjaan apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah. Dukungan instrumental mencakup bantuan secara langsung, dapat berupa pemenuhan kebutuhan anak yang sifatnya materi maupun non materi, misalnya orang tua memberikan uang untuk membayar kuliah, membeli text book, membeli diktat kuliah. Orang tua juga menyediakan waktu untuk berdiskusi
(15)
Universitas Kristen Maranatha mengenai pekerjaan yang ingin dilakukan oleh anaknya. Dukungan informatif dapat berupa pemberian informasi dan nasehat, misalnya pemberian informasi mengenai kesempatan pekerjaan yang tersedia, pelatihan-pelatihan psikologi yang ada atau bisa pula berupa nasihat kepada anaknya agar bisa fokus dalam menjalankan kuliah.
Berdasarkan hasil survey, pada 10 orang mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII di Universitas ”X” Kota Bandung, 4 orang diantaranya telah memiliki minat yang spesifik dan jelas dalam bidang pekerjaan sesuai dengan bidang perkuliahan yang sedang mereka tekuni saat ini, misalnya 2 orang yang ingin menjadi staf HRD, 1 orang ingin menjadi guru BP serta seorang lainnya ingin menjadi terapis bagi anak-anak berkebutuhan khusus (aspek motivasi). Keempatnya sudah menyusun langkah-langkah apa saja yang dibutuhkan untuk dapat mencapai pekerjaan yang diinginkannya, misalnya mahasiswa yang ingin menjadi staf HRD memilih sertifikasi assessment center, mahasiswa yang ingin menjadi terapis memilih sertifikasi ABA, sedangkan mahasiswa yang ingin menjadi guru BP memilih sertifikasi bimbingan konseling pendidikan lanjutan. Seorang mahasiswa yang ingin menjadi staf HRD pernah mengikuti kegiatan pelatihan HRD yang mendapatkan sertifikat, mereka juga berusaha untuk mencari informasi mengenai pekerjaan yang diinginkan (aspek perencanaan). Keempatnya merasa yakin dapat mencapai pekerjaan yang mereka inginkan, sebab materi-materi yang telah diberikan selama perkuliahan sangat berrmanfaat untuk dapat mencapai pekerjaan yang diinginkan tersebut. Mereka juga bisa mengevaluasi
(16)
7
Universitas Kristen Maranatha faktor-faktor yang dapat mendukung serta menyulitkan mereka dalam mencapai pekerjaan yang didambakannya (aspek evaluasi)
Dari 4 orang tersebut, 3 diantaranya menghayati bahwa orang tua memberikan dukungan yang besar. Sebanyak 2 orang menghayati bahwa orang tua sering memberi saran, arahan, dan bimbingan mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pekerjaan yang diinginkan (dukungan informatif). Sejumlah 3 orang menyatakan bahwa orang tua memberikan fasilitas-fasilitas yang menunjang pendidikan mereka (dukungan instrumental). Fasilitas-fasilitas yang disediakan dihayati sebagai dukungan yang memicu mereka untuk lebih berprestasi dan mencapai pekerjaan yang ingin dilakukannya di masa depan. Sebanyak 4 orang mahasiswa menyatakan bahwa orang tua sering meluangkan waktunya untuk mengobrol dengan mereka mengenai pekerjaan yang ingin dilakukan setelah lulus kuliah (dukungan emosional). Hal ini membuat mahasiswa menjadi lebih sering memikirkan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan setelah lulus kuliah.
Seorang mahasiswa lainnya menghayati bahwa orang tua kurang memberikan dukungan. Orang tua hanya memberikan materi untuk membayar biaya kuliah saja, orangtuanya tidak pernah menanyakan mengenai kemajuan pendidikan dan hanya menuntut mahasiswa agar segera menyelesaikan kuliahnya saja. Meskipun menghayati bahwa orang tua kurang memberikan dukungan, namun ia telah mengetahui pekerjaan apa yang akan dilakukan setelah lulus kuliah, ia juga telah menyusun langkah untuk mencapai pekerjaan yang
(17)
Universitas Kristen Maranatha diinginkan. Hal ini sebagai usaha untuk mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya.
Berdasarkan hasil survei awal tersebut, diperoleh pula hasil bahwa 6 orang mahasiswa lainnya belum memiliki minat yang spesifik dan jelas dalam bidang pekerjaan yang akan ditekuninya ketika selesai kuliah (aspek motivasi). Mereka belum menentukan akan memilih pekerjaan apa yang akan dilakukan setelah menjadi sarjana. Mereka merasa kesulitan dalam menyusun langkah-langkah untuk mencapai pekerjaan yang ia inginkan.
Sebanyak 4 orang diantaranya menghayati bahwa mereka mendapatkan dukungan orang tua yang kecil. Keempat orang tersebut menyatakan bahwa orang tua hanya memberikan uang saja untuk membayar kuliah dan membeli alat keperluan kuliah dan orang tua juga kurang meluangkan waktunya untuk dapat berinteraksi dengan mereka. Orang tua tidak menanyakan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan setelah lulus kuliah dan hanya menuntut agar mahasiswa segera menyelesaikan kuliahnya. Sebanyak 2 orang menyatakan bahwa orang tua kurang memberikan perhatian, 2 orang lainnya menyatakan bahwa orang tua kurang memberikan penghargaan pada hasil yang telah dicapai oleh mahasiswa. Sejumlah 2 orang mahasiswa lain menghayati bahwa mereka mendapatkan dukungan besar dari orang tuanya, tetapi mereka merasa dukungan yang diberikan oleh orang tuanya malah membuat mereka menjadi malas untuk memikirkan masa depan mereka, sehingga mereka belum dapat menentukan pekerjaan apa yang akan mereka lakukan setelah menyelesaikan pendidikannya.
(18)
9
Universitas Kristen Maranatha Dari hasil survey yang telah diungkapkan terlihat bahwa hubungan antara dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas ”X” Kota Bandung sangat bervariasi. Banyak mahasiswa yang mendapatkan dukungan dari orang tua mereka, namun orientasi masa depan yang dimilikinya belum jelas. Mahasiswa yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas dapat dilihat dari mahasiswa belum menentukan pekerjaan yang spesifik untuk dikerjakan dimasa depan, atau ia belum mampu membuat rencana yang dapat membuatnya mencapai pekerjaan yang diinginkan, atau tidak akurat dalam melakukan evaluasi mengenai pencapaian pekerjaan di masa depan atau bahkan ketiganya.
Sebaliknya ada pula mahasiswa yang kurang mendapatkan dukungan orang tua, tetapi sudah mengetahui gambaran pekerjaannya di masa depan dengan jelas. Mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII yang telah memiliki orientasi masa depan yang jelas di bidang pekerjaan akan memiliki tujuan yang jelas mengenai masa depannya. Ia telah menentukan pekerjaan apa yang akan ia lakukan ketika lulus kuliah kelak. Ia juga telah mampu merumuskan langkah-langkah apa yang akan dilakukannya agar pekerjaan yang diinginkannya dapat tercapai, misalnya dengan mengambil kegiatan sertifikasi yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang diinginkannya, ia juga bisa mengikuti kegiatan pelatihan di luar kampus, atau mencari informasi yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Ia juga mampu mengevaluasi berbagai faktor yang dapat mendukung dan menghambat dirinya dalam mencapai pekerjaan yang ia inginkan.
(19)
Universitas Kristen Maranatha Dengan melihat fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan antara dukungan orang tua dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII di Universitas ”X” Kota Bandung.
1.2.Identifikasi Masalah
Dari penelitian ini ingin diketahui bagaimana keeratan hubungan antara dukungan orangtua dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII di Universitas “X” Kota Bandung
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII di Universitas “X” Kota Bandung
1.3.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai hubungan antara setiap dukungan orang tua dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan serta faktor-faktor yang mempengaruhi orientasi masa
(20)
11
Universitas Kristen Maranatha depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII di Universitas “X” Kota Bandung.
1.4.Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Ilmiah
1. Memberikan informasi pada bidang ilmu psikologi, khususnya psikologi pendidikan dan psikologi keluarga, mengenai gambaran hubungan antara dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII di Universitas “X” Kota Bandung.
2. Memberikan sumbangan informasi mengenai gambaran hubungan antara dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan kepada peneliti-peneliti lainnya yang tertarik untuk meneliti lebih lanjutan mengenai gambaran hubungan antara dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa.
1.4.2. Kegunaan Praktis
1. Memberikan informasi kepada mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII di Universitas “X” Kota Bandung mengenai hubungan antara dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan, sehingga mahasiswa dapat menyusun strategi atau rencana yang tepat dalam mencapai pekerjaan yang
(21)
Universitas Kristen Maranatha diinginkan, serta berusaha bersikap yakin dalam mencapai tujuan pekerjaan setelah mereka selesai kuliah.
2. Memberikan informasi kepada Fakultas Psikologi Universitas ”X” Kota Bandung mengenai hubungan antara dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan, agar pihak fakultas dapat memberikan masukan kepada orang tua mahasiswa, sehingga orang tua dapat memberikan dukungan berupa emosional, informasi, instrumental, dan penghargaan agar mahasiswa dapat membentuk gambaran masa depannya yang jelas dan spesifik terutama dalam bidang pekerjaan.
1. 5. Kerangka Pemikiran
Saat ini mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas ”X” Kota Bandung telah memasuki masa dewasa awal. Masa dewasa awal dimulai sekitar usia 18 tahun dan berakhir pada awal 40 tahun. Dua kriteria yang diajukan untuk menunjukkan akhir masa muda dan permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan. Karakteristik yang paling sering digunakan adalah kemandirian ekonomi ketika seseorang mendapatkan pekerjaan penuh waktu, yang kurang lebih tetap. Hal ini biasanya terjadi pada saat seseorang telah menyelesaikan sekolah menengah atas untuk sebagian orang, dan untuk sebagian lainnya universitas atau pasca sarjana. Kemampuan untuk membuat keputusan pada masa dewasa awal adalah pembuatan keputusan secara luas tentang karir, nilai-nilai, keluarga dan
(22)
13
Universitas Kristen Maranatha hubungan, serta gaya hidup. Pada waktu muda seseorang dapat mencoba banyak peran yang berbeda, mencari karir alternatif, berpikir tentang gaya hidup dan mempertimbangkan berbagai hubungan yang ada. Individu yang beranjak dewasa biasanya membuat keputusan tentang hal-hal ini, terutama dalam bidang gaya hidup dan karir (Santrock, 2002).
Meskipun sudah dituntut untuk memiliki menadirian, mahasiswa masih tetap membutuhkan dukungan dari lingkungan sosialnya. Keluarga merupakan salah satu sumber yang memberikan dukungan sosial. Tietjen (1985, dalam Vaux, 1988) menyatakan bahwa peran keluarga dalam kehidupan individu antara lain dalam menciptakan rasa aman bagi untuk membina relasi, sebagai model interaksi yang membangun dan menciptakan kesempatan untuk mengadakan interaksi sosial. Keadaan keluarga yang harmonis, relasi dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak akan memungkinkan pemberian dukungan orang tua yang lebih besar bagi anaknya.
Menurut House (1981, dalam Vaux, 1988), dukungan orang tua merupakan hubungan interpersonal antara orang tua dan anaknya yang melibatkan satu atau lebih hal-hal berikut: dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif (Vaux, 1988). Dukungan emosional, berupa dukungan yang berhubungan dengan rasa senang, rasa memiliki, kasih sayang dari orang tua terhadap anaknya. Misalnya pengungkapan empati, memelihara, penuh perhatian, dan mendengarkan. Pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII di Universitas ”X” Kota Bandung dukungan ini dapat berupa kesediaan orang tua untuk mendengarkan kemajuan atau kesulitan
(23)
Universitas Kristen Maranatha yang dialami oleh anaknya selama kuliah. Dukungan penghargaan yaitu tingkah laku orang tua yang berhubungan dengan penghargaan terhadap perbuatan mahasiswa, misalnya pengekspresian akan imbalan positif terhadap perbuatan mahasiswa, dorongan maju, persetujuan dengan gagasan mahasiswa mengenai pekerjaannya, perbandingan positif antara mahasiswa dengan orang lain yang bertujuan meningkatkan penghargaan diri mahasiswa. Dukungan instrumental merupakan tingkah laku orang tua yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan yang sifatnya materi maupun tenaga, misalnya uang, makanan, pakaian, dan tenaga. Beberapa fasilitas yang disediakan oleh orang tua misalnya komputer, akan memperluas pengetahuan mahasiswa (misalnya melalui adanya internet) mengenai pekerjaan-pekerjaan bagi seorang sarjana psikologi beserta dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Selanjutnya, dukungan informasi yaitu dukungan orang tua yang berhubungan dengan pemberian informasi dan nasehat, misalnya pemberian nasihat, penghargaan, sugesti atau umpan balik mengenai apa yang dilakukan oleh orang lain yang dapat memperjelas orientasi masa depan bidang pekerjaan.
Menurut Nurmi (1989), dukungan orang tua merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan orientasi masa depan. Orientasi masa depan merupakan cara pandang yang dimiliki mahasiswa mengenai masa depannya yang menyangkut motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Gambaran ini membuat mahasiswa mampu untuk mengantisipasi kejadian secara mental, serta memberi pemaknaan personal terhadap kejadian tersebut dan mengusahakannya secara mental.
(24)
15
Universitas Kristen Maranatha Mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi diharapkan sudah merencanakan masa depannya, terutama mengenai pekerjaan yang akan dilakukan setelah menyelesaikan kuliah. Mahasiswa dituntut untuk membuat keputusan mengenai karir yang akan dijalaninya, sebab mahasiswa telah mendapatkan banyak pengetahuan dari berbagai macam mata kuliah yang telah didapat selama 8 semester. Mahasiswa semester VIII juga sedang menyusun usulan penelitian lanjutan yang merupakan tahap awal dari skripsi sebagai tanda berakhirnya masa perkuliahan. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan sudah memikirkan rencana pekerjaan yang akan dilakukan setelah selesai kuliah dan membuat rencana agar keinginannya di bidang pekerjaan dapat tercapai.
Pertama, pada tahap motivasi, mahasiswa menentukan harapan mereka berdasarkan perbandingan antara motif-motif dan nilai-nilai umum dengan pengetahuan yang mereka miliki mengenai usaha pemenuhan tugas perkembangan, yaitu untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan mengeksplorasi pengetahuan yang berhubungan dengan motif dan nilai, mahasiswa dapat membuat minatnya menjadi lebih spesifik. Terdapat berbagai macam bidang pekerjaan bagi sarjana psikologi, diantaranya klinis, industri dan organisasi, pendidikan, sosial dan sebagainya. Selama 8 semester mahasiswa sudah mengikuti berbagai macam mata kuliah yang berhubungan dengan bidang pekerjaan psikologi sehingga diharapkan mereka dapat memilih bidang pekerjaan yang paling sesuai dengan minat, motif dan tujuan yang mereka miliki.
Setelah mengetahui bidang psikologi yang mereka minati, maka mereka dapat lebih spesifik dalam menentukan tujuan pekerjaan yang ingin dijalani.
(25)
Universitas Kristen Maranatha Misalnya, mahasiswa yang berminat pada bidang pendidikan dapat memiliki tujuan pekerjaan yang lebih spesifik dengan menjadi guru bimbingan dan konseling, guru PAUD, dosen, dan sebagainya. Mahasiswa yang berminat pada bidang industri dan organisasi dapat memiliki tujuan yang lebih spesifik dengan menjadi trainer, HRD perusahaan, assessor, dan sebagainya, begitu juga dengan bidang psikologi lainnya. Minat tiap orang juga bervariasi berdasarkan seberapa jauh kedepan mereka memperkirakan minat tersebut dapat direalisasikan.
Tahap kedua adalah tahap perencanaan. Aktivitas perencanaan diperlukan sebagai usaha untuk mewujudkan tujuan, yaitu mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Terdapat tiga tahapan lagi pada tahap perencanaan ini, yaitu jumlah pengetahuan mengenai pekerjaan yang dimiliki, kompleksitas rencana yang telah disusun, dan realisasi dari rencana yang telah disusun.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mahasiswa harus membentuk gambaran mengenai pekerjaan yang diinginkan dan konteks masa depan dimana pekerjaan tersebut dapat terealisasi. Kedua hal tersebut dilakukan berdasarkan pengetahuan mahasiswa tentang konteks aktivitasnya di masa depan serta. Kedua, mahasiswa harus membentuk rencana, rancangan atau strategi untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan dalam konteks yang dipilih. Membangun rencana sama dengan proses memecahkan masalah (problem solving) dimana mahasiswa harus menemukan jalan yang membawa pada peraihan goal dan kemudian memutuskan jalan mana yang paling efisien. Perbandingan solusi yang berbeda dapat dilaksanakan dengan berpikir maupun melaksanakannya. Mahasiswa juga harus dapat mengetahui hal – hal yang menghambat untuk dapat bekerja, baik dari diri
(26)
17
Universitas Kristen Maranatha sendiri maupun lingkungan. Fase ketiga aktivitas perencanaan adalah pelaksanaan rencana dan strategi yang dibentuk. Sama seperti perencanaan umum, pelaksanaan rencana dan strategi juga dikontrol oleh perbandingan antara gambaran goal dan konteks aktual.
Pada tahap evaluasi, mahasiswa juga harus mengevaluasi kemampuan untuk merealisasikan goal berupa pekerjaan yang sudah ditetapkan dan rencana yang telah dibentuk. Akan tetapi, karena goal dan rencana untuk meraih pekerjaan belum direalisasikan, proses ketiga ini sebagian besar termasuk evaluasi kemungkinan perealisasiannya. Evaluasi dalam orientasi masa depan terlihat berdasarkan dua hal pula yaitu, penilaian secara kognitif mengenai atribut diri untuk dapat mencapai pekerjaan yang diinginkan serta perasaan yang dimiliki mengenai pencapaian pekerjaan yang diinginkan di masa depan. Pertama, mahasiswa mengevaluasi kemungkinan mendapatkan pekerjaan tersebut berdasarkan kemampuan mereka dan kesempatan – kesempatan yang mereka miliki, seperti keterampilan, pengetahuan, relasi, waktu dan sebagainya.
Kedua, berdasarkan pengetahuan, rencana, kesempatan dan kemungkinan yang telah dipikirkan, mahasiswa dapat merasa yakin atau pesimis mengenai pencapaian pekerjaan yang diinginkan. Apabila lebih banyak hal yang mendukung pencapaian pekerjaan tersebut, mahasiswa dapat merasa lebih yakin, begitu juga sebaliknya. Terakhir, emosi umum yang dirasakan mahasiswa terhadap masa depannya, berhubungan juga dengan tingkat keyakinannya. Semakin mahasiswa merasa yakin, maka mereka pun dapat merasa semakin tinggi harapan mereka untuk mencapainya. Selain itu semakin mereka merasa dapat mengontrol
(27)
Universitas Kristen Maranatha pencapaian tujuan maka mereka pun dapat semakin yakin dan semakin tinggi harapan mereka.
Faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan individu adalah social
environment. Lingkungan sosial saat ini yang berhubungan dengan individu,
misalnya adalah keluarga dan teman sebaya. Meskipun seorang muda banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya daripada keluarga dan orang tua, namun tetap terlihat bahwa orang tua merupakan konteks kehidupan yang penting bagi seorang individu (Jurkovic, Ulrici 1985). Pertama, orang tua menjadi model dalam mengatasi tugas perkembangan yang dimiliki. Terdapat beberapa tugas perkembangan bagi seorang dewasa muda misalnya, mendapatkan pekerjaan penuh waktu yang kurang lebih tetap, melanjutkan pendidikan ke universitas atau pasca sarjana (Santrock, 2002).
Dalam memenuhi tugas perkembangannya yang banyak tersebut, mahasiswa dapat menjadikan orang tua nya model. Misalnya, orang tua yang setelah selesai kuliah atau menyelesaikan pendidikan lainnya lebih memilih bekerja daripada menikah atau melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi, dan berhasil dalam bidang pekerjaannya serta memiliki karir yang bagus, maka anak akan memiliki orientasi yang jelas pada bidang pekerjaan.
Kedua, dengan menetapkan standar, orang tua dapat mempengaruhi minat, nilai dan goal pada mahasiswa. Misalnya, orang tua menanamkan pentingnya bekerja setelah lulus kuliah agar mahasiswa dapat hidup dengan layak, maka hal ini akan dijadikan nilai oleh mahasiswa dan akan membuat mahasiswa lebih jelas
(28)
19
Universitas Kristen Maranatha dalam menentukan pekerjaan. Orang tua yang memberikan nilai-nilai bahwa bekerja itu lebih penting dibandingkan dengan hal-hal lainnya, maka secara tidak langsung tertanam dalam diri anak untuk mendapatkan pekerjaan sebaik mungkin setelah selesai kuliah.
Ketiga, interaksi dalam keluarga juga menjadi dasar untuk mempelajari mengenai keterampilan dalam penyusunan rencana dan strategi dalam memecahkan masalah. Apabila orang tua banyak memberikan contoh orang-orang yang sukses di bidang pekerjaan, menceritakan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan pekerjaan, seperti cara meraih kesuksesan dalam bekerja, memiliki karir yang baik, menyusun rencana agar sukses dalam bekerja, maka anak akan lebih terarah dalam melakukan perencanaan untuk meraih pekerjaan yang diinginkannya.
Keempat jenis dukungan orang tua yang dihayati mahasiswa akan berkaitan dengan ketiga tahapan dari orientasi masa depan bidang pekerjaannya. Perhatian yang diberikan oleh orang tua kepada mahasiswa, membuat mahasiswa memaknakan bahwa orang tuanya memberikan dukungan emosional yang besar. Dukungan ini akan membuat mahasiswa menghayati bahwa ia didukung dan dicintai, sehingga mahasiswa merasa dirinya berharga dan mempunyai kemampuan. Perasaan didukung akan membuat mahasiswa tidak takut untuk mengevaluasi dirinya sendiri sehingga mahasiswa bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh dirinya, mahasiswa juga akan mengetahui minat dan kemampuannya. Pengetahuan mengenai minat dan kemampuan dapat membuat mahasiswa menentukan tujuan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan
(29)
Universitas Kristen Maranatha kemampuan yang dimilikinya. Dengan diberikannya kepercayaan oleh orang tua, maka mahasiswa akan merasa bertanggung jawab untuk mencapai tujuan pekerjaan yang telah ditetapkan dengan menyusun rencana yang mengarah pada tercapainya pekerjaan yang diinginkannya. Ketika melakukan evaluasi, mahasiswa akan bertambah keyakinannya karena ia merasa mendapatkan dukungan dari orang tua, dan juga ia memiliki kemampuan dan pengetahuan yang sesuai dengan pekerjaan yang diinginkan.
Orang tua yang memberikan dukungan informasi kepada mahasiswa seperti nasihat-nasihat mengenai pentingnya bekerja setelah lulus kuliah, akan membuat mahasiswa memikirkan berpikir mengenai mendapatkan pekerjaan setelah lulus kuliah. Ia akan mulai mencari pekerjaan yang sesuai dengan minatnya. Nasihat yang diberikan orang tua mengenai cara untuk berhasil dalam bekerja, orang-orang yang sukses dalam bidang pekerjaan akan menjadi umpan balik bagi mahasiswa dalam menyusun rencana, yang membuat mahasiswa memiliki rencana yang matang untuk mendapatkan pekerjaan diinginkannya.
Dukungan instrumental yang diberikan oleh orang tua, baik berupa materi maupun non-materi seperti fasilitas akan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuannya. Kesempatan ini membuat pengetahuan yang dimiliki menjadi bertambah, skill yang dimiliki mahasiswa juga akan berkembang, mahasiswa juga bisa mengeskplorasi bidang minat yang dimilikinya. Dengan mengeksplorasi bidang minat, mahasiswa dapat menentukan tujuan pekerjaan yang sesuai dengan minatnya. Pada tahap evaluasi, keyakinan yang dimiliki mahasiswa pun akan bertambah, karena mahasiswa memiliki
(30)
21
Universitas Kristen Maranatha pengetahuan yang lebih serta memiliki skill yang sesuai dengan tujuan pekerjaannya.
Dukungan penghargaan dimana orang tua yang memberikan dorongan bagi mahasiswa untuk maju, memberikan support bagi mahasiswa ketika memutuskan pekerjaan apa yang ingin diakukannya setelah selesai kuliah, akan meningkatkan motivasi yang dimiliki mahasiswa dalam mengarahkan dirinya untuk mencapai pekerjaan yang sesuai dengan minat dan tujuan yang diinginkannya. Dukungan ini juga akan memudahkan mahasiswa dalam melakukan perencanaan, sehingga mahasiswa dapat menyusun strategi untuk mencapai tujuan berdasarkan kemampuan yang dimiliki dan mereka dapat mengevaluasi kemungkinan yang akan terjadi dalam mencapai pekerjaan yang diinginkan sehingga ia merasa berharga dan bernilai.
Semakin besar mahasiswa menghayati dukungan orang tua yang diterimanya, maka mahasiswa akan memiliki orientasi masa depan yang semakin jelas. Hal ini dapat terlihat dari mahasiswa memiliki tujuan yang jelas mengenai pekerjaan yang akan dilakukannya di masa yang akan datang, individu juga memiliki pengetahuan untuk merencanakan realisasi dari tujuan dan minat-minatnya serta dapat melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor yang mendukung serta menghambatnya dalam merealisasikan rencana yang telah ia buat.
Ketika mahasiswa menghayati dukungan orang tua yang diterimanya semakin kecil, maka orientasi masa depannya semakin tidak jelas. Hal tersebut tampak pada mahasiswa yang memiliki tujuan dalam bidang pekerjaan yang tidak
(31)
Universitas Kristen Maranatha jelas atau realistis mengenai pekerjaan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, mahasiswa juga bisa tidak memiliki pengetahuan untuk merencanakan realisasi dari tujuan dan minat-minatnya atau tidak akurat dalam melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor yang mendukung serta menghambatnya dalam merealisasikan rencana yang telah dibuatnya.
(32)
23
Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1. Kerangka Pikir
Dukungan Orang Tua
Dukungan Emosional
Dukungan Penghargaan
Dukungan Instrumental
Dukungan Informasi
Orientasi Masa Depan Bidang
Pekerjaan
Faktor yang mempengaruhi :
Social environment
Mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota
Bandung
Tahapan OMD
- Motivasi - Perencanaan
- Evaluasi
Jelas
(33)
Universitas Kristen Maranatha
1.6. Asumsi
Dari uraian di atas, maka dapat diambil asumsi sebagai berikut :
1. Kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII di Universitas “X” Kota Bandung ditentukan berdasarkan tiga tahap, yaitu motivasi, perencanaan serta evaluasi.
2. Motivasi yang kuat, perencanaan yang jelas, evaluasi yang akurat pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas ”X” Kota Bandung dapat membentuk orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas, dan sebaliknya.
3. Dukungan orang tua yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informatif merupakan salah satu faktor yang mendukung kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII di Universitas “X” Kota Bandung.
4. Hubungan antara dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa Fakultas Psikologi semester VIII di Universitas “X” Kota Bandung dapat berbeda-beda.
(34)
25
Universitas Kristen Maranatha
1.7. Hipotesis
Berdasarkan asumsi yang telah dijabarkan, maka hipotesis yang diajukan adalah :
1. Terdapat hubungan antara dukungan orang tua dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas ”X” Kota Bandung.
2. Terdapat hubungan antara dukungan emosional dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas ”X” Kota Bandung.
3. Terdapat hubungan antara dukungan informasi dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas ”X” Kota Bandung.
4. Terdapat hubungan antara dukungan instrumental dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas ”X” Kota Bandung.
5. Terdapat hubungan antara dukungan penghargaan dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas ”X” Kota Bandung
(35)
79 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung. Hubungan yang ada merupakan hubungan positif, yang berarti semakin besar penghayatan mahasiswa mengenai dukungan orang tua yang diberikan, akan semakin jelas orientasi masa depan bidang pekerjaan yang dimilikinya.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dan dukungan instrumental dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung.
3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan anatara dukungan informasi dan dukungan penghargaan dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung. Hal ini berarti, besar kecilnya penghayatan mahasiswa mengenai dukungan orang tua yang diberikan, tidak berhubungan dengan kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan.
(36)
80
Universitas Kristen Maranatha 4. Faktor social environment yang mempengaruhi dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung adalah orang tua menjadi model dalam menyelesaikan tugas perkembangan dan interaksi dalam keluarga.
5.2. Saran
5.2.1. Saran Teoritis
1. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti orientasi masa depan bidang pekerjaan, dapat diteliti mengenai hubungan antara dukungan informasi serta dukungan penghargaan dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan.
2. Peneliti selanjutnya juga dapat meneliti kontribusi dukungan orang tua terhadap tahapan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa.
5.2.2. Saran Praktis
1. Bagi mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung dapat lebih mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan pemilihan pekerjaan di masa depan, yaitu menentukan jenis pekerjaan yang lebih spesifik yang akan dituju setelah lulus kuliah dengan cara bertanya pada orang-orang yang lebih memiliki pengalaman seperti orang tua ataupun teman sebaya yang memiliki informasi lebih banyak mengenai jenis pekerjaan yang dituju. Mahasiswa juga lebih aktif untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan persiapan untuk bekerja, seperti seminar dan pelatihan.
(37)
Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung dapat mengadakan pertemuan dengan orang tua mahasiswa untuk menjelaskan mengenai pekerjaan yang dapat dilakukan oleh lulusan psikologi, sehingga orang tua dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas.
3. Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung dapat mengadakan pertemuan antara alumni Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung dengan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung, agar mahasiswa dapat mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang bisa dilakukan setelah lulus kuliah, kegiatan dalam setiap pekerjaan, serta kualifikasi yang dibutuhkan dalam setiap pekerjaan.
(38)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing, Design, Analysis and Use. Allyn and Bacon
Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics in Psychology and Education.. New York: McGraw Hill.
Kumar, Ranjit. 1999. Research Methodolgy. London : RAGE Publications
Nazir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
Nurmi, J.E. 1989. Adolescent’s Orientation to The Future Development of
Interests and Plans, and Related Attributions and Affects, in the Life-Span Context. Helsinski : Academic Bookstore
________. 1987. Age, Sex, Social Class and Quality of Family Interaction as
Determinants of Adolescents Future Orientation : A Developmental Task Interpretation.
_________. 1991. The Changing Parent-child relationship, Self Esteem and
Intelligence as Determinants of Orientation to The Future During Early Adolescence. University of Helsinski, Department of Psychology.
Santrock, John W. 2002. Life Span Development Edisi 5. Jilid 2. Versi Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
(39)
Universitas Kristen Maranatha York : Praeger
(40)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
Data Statistik Indonesia. 2010. Pengangguran Terbuka. (Online). (http://www.datastatistik-indonesia.com, diakses 21 April 2010)
Iskandar, Muhaimin. 2010. Pengangguran Terbuka 8,96 Juta Orang. (Online). (http://www.menkokesra.go.id, diakses 20 April 2010)
Maria, Cindy. 2005. Suatu Penelitian Mengenai Hubungan antara Dukungan
Orang Tua dan Motivasi Berprestasi pada Remaja Kelas I SLTP “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen
Maranatha.
Senjaya, Monica. 2003. Hubungan Dukungan Orang Tua dan Orientasi Masa
Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Semester 7 Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen
Maranatha.
Wibowo, Agus. 2010. Menyiasati Pengangguran Bergelar. (Online). (http://www.mediaindonesia.com/favicon.ico, diakses 6 April 2010)
(1)
79 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung. Hubungan yang ada merupakan hubungan positif, yang berarti semakin besar penghayatan mahasiswa mengenai dukungan orang tua yang diberikan, akan semakin jelas orientasi masa depan bidang pekerjaan yang dimilikinya.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional dan dukungan instrumental dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung.
3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan anatara dukungan informasi dan dukungan penghargaan dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung. Hal ini berarti, besar kecilnya penghayatan mahasiswa mengenai dukungan orang tua yang diberikan, tidak berhubungan dengan kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan.
(2)
80
Universitas Kristen Maranatha
4. Faktor social environment yang mempengaruhi dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung adalah orang tua menjadi model dalam menyelesaikan tugas perkembangan dan interaksi dalam keluarga.
5.2. Saran
5.2.1. Saran Teoritis
1. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti orientasi masa depan bidang pekerjaan, dapat diteliti mengenai hubungan antara dukungan informasi serta dukungan penghargaan dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan.
2. Peneliti selanjutnya juga dapat meneliti kontribusi dukungan orang tua terhadap tahapan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa.
5.2.2. Saran Praktis
1. Bagi mahasiswa semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas “X” Kota Bandung dapat lebih mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan pemilihan pekerjaan di masa depan, yaitu menentukan jenis pekerjaan yang lebih spesifik yang akan dituju setelah lulus kuliah dengan cara bertanya pada orang-orang yang lebih memiliki pengalaman seperti orang tua ataupun teman sebaya yang memiliki informasi lebih banyak mengenai jenis pekerjaan yang dituju. Mahasiswa juga lebih aktif untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan persiapan untuk bekerja, seperti seminar dan pelatihan.
(3)
81
Universitas Kristen Maranatha
2. Bagi Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung dapat mengadakan pertemuan dengan orang tua mahasiswa untuk menjelaskan mengenai pekerjaan yang dapat dilakukan oleh lulusan psikologi, sehingga orang tua dapat membantu mahasiswa untuk mendapatkan orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas.
3. Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung dapat mengadakan pertemuan antara alumni Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung dengan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung, agar mahasiswa dapat mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang bisa dilakukan setelah lulus kuliah, kegiatan dalam setiap pekerjaan, serta kualifikasi yang dibutuhkan dalam setiap pekerjaan.
(4)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing, Design, Analysis and Use. Allyn and Bacon
Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics in Psychology and Education.. New York: McGraw Hill.
Kumar, Ranjit. 1999. Research Methodolgy. London : RAGE Publications
Nazir, Moh. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
Nurmi, J.E. 1989. Adolescent’s Orientation to The Future Development of
Interests and Plans, and Related Attributions and Affects, in the Life-Span Context. Helsinski : Academic Bookstore
________. 1987. Age, Sex, Social Class and Quality of Family Interaction as
Determinants of Adolescents Future Orientation : A Developmental Task Interpretation.
_________. 1991. The Changing Parent-child relationship, Self Esteem and
Intelligence as Determinants of Orientation to The Future During Early Adolescence. University of Helsinski, Department of Psychology.
Santrock, John W. 2002. Life Span Development Edisi 5. Jilid 2. Versi Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
(5)
Universitas Kristen Maranatha
Siegel, Sidney. 1992. Statistik non-parametrik untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Vaux, Alan. 1988. Social Support : Theory, Research, and Intervention. New York : Praeger
(6)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
Data Statistik Indonesia. 2010. Pengangguran Terbuka. (Online). (http://www.datastatistik-indonesia.com, diakses 21 April 2010)
Iskandar, Muhaimin. 2010. Pengangguran Terbuka 8,96 Juta Orang. (Online). (http://www.menkokesra.go.id, diakses 20 April 2010)
Maria, Cindy. 2005. Suatu Penelitian Mengenai Hubungan antara Dukungan
Orang Tua dan Motivasi Berprestasi pada Remaja Kelas I SLTP “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen
Maranatha.
Senjaya, Monica. 2003. Hubungan Dukungan Orang Tua dan Orientasi Masa
Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Semester 7 Universitas “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen
Maranatha.
Wibowo, Agus. 2010. Menyiasati Pengangguran Bergelar. (Online). (http://www.mediaindonesia.com/favicon.ico, diakses 6 April 2010)