Uji Coba Rancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas X di Kota Bandung.

(1)

ABSTRACT Masters Program in Psychology Fundianto

0732204

Title: Trial of Training Module Design about Occupational Future Orientation for Faculty of Psychology Students at X University in Bandung In this research, a trial of training module design was given to faculty of psychology students at X University, Bandung. The main purpose of this training module design, which was held for two days, was to increase the knowledge about their occupational future orientation.

The sample of this research was students from faculty of psychology at X University in Bandung who had inadequate knowledge about their occupational future orientation that were also willing to join the training. In evaluating the result of this training was used the method of pre-test and post-test; therefore, this method would let to know about the increased knowledge of their occupational future orientation. Aside of the pre and post-test method, the participants’ reaction was also evaluated.

Based on the Wilcoxon statistic data processing over the outcome of pre-test and the post-test, has been found that there was increased knowledge about occupational future orientation of the participants of the training.

Therefore, the conclusion from this research was, that in general, this training module design about occupational future orientation received positive reaction from the students participating in the training. This training module design can actually increase participants’ knowledge about their occupational future orientation. To be specific, the Motivation, Planning, and Evaluation sessions from this training module design can increase the knowledge about aspects of occupational future orientation of the students.

In the end, there were some suggestions given for this research; first, the Motivation session should add more detail description about the occupations. Second, for the planning session, the content about constructing plans to achieve a goal should also be given in more detail. Lastly, in the evaluation session, the written task should be given more time.


(2)

ABSTRAK Program Magister Psikologi Fundianto

0732204

Judul: Uji Coba Rancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas X Di Kota Bandung

Dalam penelitian ini dilakukan uji coba racangan modul pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa fakultas Psikologi, Universitas X, Bandung. Tujuan dari rancangan modul pelatihan tersebut adalah meningkatkan pengetahuan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan. Pelatihan ini diadakan selama 2 hari.

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Psikologi, Universitas X di kota Bandung yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang kurang memadai dan bersedia mengikuti pelatihan. Dalam pelaksanaannya untuk mengevaluasi hasil penelitian ini digunakan metode pre-test dan post-test untuk mengetahui peningkatan pengetahuan mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan. Selain itu, dilakukan juga evaluasi berdasarkan reaksi peserta terhadap pelatihan tersebut.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan statistik uji Wilcoxon terhadap hasil pre-test dan post-test ditemukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan mahasiswa peserta pelatihan mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan secara umum mendapatkan reaksi yang positif dari mahasiswa peserta pelatihan. Rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat meningkatkan pengetahuan tentang orientasi masa depan pada mahasiswa peserta. Sesi Motivasi, sesi Planning dan sesi Evaluation dalam rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa peserta mengenai aspek-aspek dalam orientasi masa depan bidang pekerjaan.

Saran untuk penelitian ini yaitu pada sesi Motivasi, perlu ditambahkan informasi mengenai contoh deskripsi pekerjaan secara mendetil. Pada sesi Planning, materi yang berkaitan dengan penyusunan rencana untuk mencapai tujuan perlu diberikan secara lebih mendetil. Pada sesi Evaluation, berkaitan dengan written task pada sesi ini perlu diberikan perpanjangan waktu.


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 9

1.3. Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 10

1.4. Metodologi ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. TEORI ... 13

2.1.1. Orientasi Masa Depan... 13

2.1.1.1. Pengertian Orientasi Masa Depan... 13

2.1.1.2. Pembentukan Orientasi Masa Depan ... 14


(4)

Depan ... 21

2.1.1.5. Kehidupan Sosial dan Orientasi Masa Depan ... 25

2.1.1.6. Orientasi Masa Depan Pada Masa Dewasa Awal ... 26

2.1.2. Masa Dewasa Awal ... 29

2.1.2.1. Karakteristik Dewasa Awal... 29

2.1.2.2. Perkembangan Kognisi Masa Dewasa Awal... 30

2.1.3. Experiental Learning ... 31

2.1.3.1. Fase Dalam Experiental Learning ... 33

2.1.3.2. Tahapan Proses Belajar Efektif ... 36

2.1.3.3. Pembelajaran Pada Area Kognisi dan Afeksi... 39

2.1.3.4. Pembelajaran Pada Kategori Knowledge ... 42

2.1.3.5. Pembelajaran pada Kategori Awareness ... 43

2.1.3.6. Metoda dalam Experiental Learning ... 44

2.1.4. Evaluasi Program ... 54

2.1.4.1. Alasan Evaluasi Program Dilaksanakan ... 54

2.1.4.2. Tipe Evaluasi Program ... 55

2.1.4.3. Tahapan Evaluasi Program... 56

2.1.4.4. Tujuan Evaluasi Program ... 57

2.1.4.5. Evaluasi Program Pelatihan ...58

2.1.4.6. Instrukstur ...61

2.2. KERANGKA PEMIKIRAN... 61


(5)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 73

3.1. Rancangan Penelitian ... 73

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 74

3.3. Alat Ukur Mengenai Kejelasan Orientasi Masa Depan ... 76

3.3.1. Pengujian Validitas Kuesioner Orientasi Masa Depan ... 79

3.3.2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner Orientasi Masa Depan ... 80

3.3.3. Hasil Perhitungan Validitas dan Realibilitas Kuesioner Orientasi Masa Depan ... 81

3.4. Teknik Sampling... 82

3.5. Karakteristik Sampel... 82

3.6. Langkah-Langkah dalam Penyusunan Modul Pelatihan ... 82

3.7. Rancangan Pelatihan ... 84

3.8. Teknik Analisa Data... 88

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 90

4.1. Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

4.1.1. Reaksi Peserta Pelatihan Terhadap Penyelenggaraan Program Pelatihan Orientasi Masa Depan Dalam Bidang Pekerjaan... 90

4.1.2. Evaluasi Pembelajaran (Level Learning) yang Diperoleh Mahasiswa Peserta Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100


(6)

DAFTAR PUSTAKA ... 103 DAFTAR RUJUKAN ... 104


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Alat Ukur Orientasi Masa Depan di

Bidang Pekerjaan ...77 Tabel 3.2. Penilaian Jawaban ...79 Tabel 4.1. Tabel Persentase Reaksi Peserta terhadap Materi sesi Motivasi ....91 Tabel 4.2. Tabel Persentase Reaksi Peserta terhadap

Materi sesi Planning ...93 Tabel 4.3. Tabel Persentase Reaksi Peserta terhadap


(8)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Orientasi DalamKaitannya dengan Ketiga Proses……… 15 Bagan 2.1. Struktur Kehidupan dan Orientasi Masa Depan ………….…….. 26 Bagan 2.2. Kerangka Pemikiran ……….. 71 Bagan 3.1. Rancangan Penelitian ……… 74


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Orientasi Masa Depan

Lampiran 2 Rancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Lampiran 3 Hand Out Pelatihan Orientasi Masa Depan

Lampiran 4 Kuesioner dan Hasil Evaluasi Sesi Motivasi Lampiran 5 Kuesioner dan Hasil Evaluasi Sesi Perencanaan Lampiran 6 Kuesioner dan Hasil Evaluasi Sesi Evaluasi


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini persaingan setiap individu dalam memperoleh pekerjaan semakin ketat di Indonesia. Hal ini dikarenakan jumlah pertumbuhan lapangan pekerjaan yang tidak sebanding dengan jumlah lulusan mahasiswa setiap tahun dari seluruh universitas di Indonesia. Apabila setiap tahunnya, satu perguruan tinggi di Indonesia mencetak lulusan lebih dari 1.000 sedangkan di Indonesia terdapat lebih dari 3.000 perguruan tinggi swasta (www.dikti.go.id), maka akan terdapat lebih dari 3 juta lulusan baru setiap tahunnya. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Indonesia hanya 5.5% yang artinya tidak akan tersedia lapangan kerja yang cukup untuk menampung lulusan baru setiap tahunnya. Dengan demikian, angka pengangguran usia produktif di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 23 juta jiwa. (www.mediaindonesia.com)

Berdasarkan kenyataan tersebut, setiap perguruan tinggi berusaha mencetak lulusan-lulusan baru dengan kualitas yang terbaik. Mahasiswa diberikan fasilitas dan program pendidikan yang terbaik dengan harapan mereka dapat bersaing dengan mahasiswa lain di dunia kerja. Selain itu, pihak orang tua juga berusaha untuk memberikan kesempatan kepada putra-putrinya untuk memperoleh layanan pendidikan yang terbaik. Para orang tua mencari perguruan tinggi terbaik dan fakultas yang dianggap dapat memberikan peluang kerja yang


(11)

2

lebih besar. Harapannya adalah ketika putra-putri mereka lulus dari perguruan tinggi memiliki peluang yang lebih besar untuk memperoleh pekerjaan.

Namun, pada kenyataannya solusi yang ingin diterapkan oleh pihak perguruan tinggi dan orang tua siswa tidak sejalan dengan kondisi yang dialami oleh para mahasiswa. Sebagian besar dari mahasiswa berada pada tahap perkembangan dewasa. Pada tahap perkembangan ini seseorang sedang menghadapi perubahan perkembangan mengenai karir (Santrock, 2009). Dengan demikian, mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di fakultas tertentu diharapkan sudah memiliki kejelasan dalam dalam pemilihan karir atau bidang pekerjaan yang akan dihadapinya. Sebab ketika mahasiswa masuk dalam fakultas tertentu di perguruan tinggi, maka mahasiswa tersebut akan mempelajari bidang pekerjaan atau karir tertentu secara spesifik. Mahasiswa tersebut juga akan diarahkan secara spesifik diarahkan pada suatu keahlian tertentu terkait dengan karir yang akan mereka hadapi.

Mahasiswa yang berada dalam fakultas tertentu belum memiliki arah yang jelas mengenai karir atau bidang kerja yang akan mereka tekuni. Mahasiswa cenderung memilih fakultas berdasarkan saran orang tua, teman, atau berdasarkan nama baik fakultas tersebut dan bukan berdasarkan orientasinya terhadap bidang pekerjaan yang akan mereka jalani. Dengan demikian meskipun mahasiswa sudah bergabung dalam fakultas tertentu mereka masih belum memiliki kejelasan cita-cita. Dengan demikian, dapat dikatakan meskipun mahasiswa sudah memasuki tahap perkembangan dewasa awal dan sedang menempuh pendidikan di fakultas


(12)

3

tertentu, mereka belum memiliki orientasi masa depan yang jelas tentang dirinya (ruangpsikologi.com).

Kondisi tersebut juga terjadi pada mahasiswa fakultas Psikologi, universitas X, di Kota Bandung. Fakultas Psikologi, universitas X di kota Bandung memiliki berbagai macam pilihan mata kuliah yang dapat menunjang mahasiswa untuk dapat bersaing di sunia pekerjaan. Termasuk juga mata kuliah pilihan yang berupa sertifikasi dalam bidang tertentu, misalnya sertifikasi assessment centre, sertifikasi perancangan modul pelatihan, dan sertifikasi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Namun, fasilitas yang disediakan oleh Fakultas Psikologi, univeritas X tersebut tidak dimanfaatkan secara oleh optimal oleh mahasiswa. Hal ini dikarenakan mahasiswa yang sudah menentukan pilihannya untuk melanjutkan pendidikannya di fakultas Psikologi tersebut belum memiliki gambaran yang jelas mengenai bidang pekerjaan yang akan mereka jalani dalam bidang Psikologi dimasa depan.

Orientasi masa depan merupakan proses yang mencakup tiga tahap yaitu menentukan tujuan (motivation), menyusun rencana untuk mencapai tujuan (planning) dan mengevaluasi sejauh mana tujuan tersebut dapat direalisasikan (evaluation), yang semuanya itu diarahkan pada masa depan (Nurmi, 1989). Menurut Nurmi (1989) orientasi masa depan merupakan suatu bentuk antisipasi seseorang terhadap masalah yang mungkin timbul di masa depan. Terdapat tiga bidang dalam orientasi masa depan, yaitu bidang pendidikan, bidang pekerjaan, dan bidang keluarga.


(13)

4

Dalam kaitannya dengan orientasi bidang pekerjaan, tahap motivation memungkinkan mahasiswa untuk memiliki cita-cita yang jelas mengenai pekerjaan yang akan dijalaninya pada saat mahasiswa tersebut lulus dari perguruan tinggi. Kondisi ini akan mengarahkan mahasiswa tersebut untuk dapat mempersiapkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi persyaratan dari pekerjaan tersebut, misalnya untuk menjadi seorang trainer maka dibutuhkan keterampilan berkaitan dengan TNA (Training Need Analysis), merancang modul dan lain sebagainya. Apabila mahasiswa fakultas Psikologi memahami persyaratan ini maka mahasiswa tersebut akan mengambil mata kuliah perancangan modul pelatihan. Dalam hal ini tahap motivation memungkinkan mahasiswa untuk membuat perencanaan untuk mengantisipasi kehidupan pekerjaan di masa yang akan datang atau yang disebut dengan tahap planning.

Sebelum memasuki tahap planning, mahasiswa harus terlebih dahulu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pekerjaan yang dicita-citakan. Dengan demikian, mahasiswa harus melakukan eksplorasi yang cukup memadai mengenai pekerjaan tersebut, misalnya keterampilan yang dibutuhkan, jenjang pendidikan yang perlu diselesaikan, karakteristik kepribadian yang dibutuhkan dan aktivitas pekerjaan yang akan dilakukan. Melalui pengetahuan yang cukup mengenai pekerjaan tersebut mahasiswa dapat membuat perencanaan yang jelas, yaitu langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai cita-cita tersebut. Sebagai contoh mahasiswa fakultas Psikologi, universitas X memiliki


(14)

5

rencana mata kuliah pilihan yang akan diambil semenjak awal perkuliahnya. Dengan dmikian, proses pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut menjadi lebih terarah. Setelah tahap planning, mahasiswa akan memasuki tahap selanjutnya yaitu mengevaluasi (evaluation) yaitu mahasiswa melakukan penilaian mengenai kemungkinan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan rencana yang telah disusun itu dapat direalisasikan.

Orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dapat membantu mahasiswa dalam mengantisipasi mengenai kesulitan-kesulitan yang mungkin mereka hadapi dalam dunia kerja pada saat mereka lulus. Mahasiswa yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan akan lebih terfokus dalam pengambilan mata kuliah pilihan yang dapat melengkapi persyarataan dalam bidang pekerjaan tertentu sehingga pada saat lulus dirinya akan lebih yakin dalam melamar pekerjaan. Sebaliknya mahasiswa yang belum memiliki orientasi masa depan di bidang pekerjaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan tujuan karir mereka sehingga mereka kurang mampu dalam menentukan mata kuliah pilihan yang menjadi persyaratan dalam bidang pekerjaan tertentu. Sehingga, mereka tidak dapat membuat perencanaan yang tepat selama menempuh pendidikan di universitas. Pada akhirnya, ketika mereka lulus mereka mengalami kesulitan dalam melamar pekerjaan. Kondisi tersebut di atas menunjukkan bahwa mahasiswa gagal membentuk skemata kognitif untuk dapat mengantisipasi masa depannya. Skemata ini memberi gambaran mengenai diri dan lingkungan individu yang diantisipasi di masa mendatang (Nurmi, 1989).


(15)

6

Hal lain yang mendukung pentingnya orientasi masa depan bagi kehidupan mahasiswa adalah perubahan perkembangan yang sedang mereka hadapi. Mahasiswa sebagian besar berada dalam rentang usia 18–24 tahun. Pada rentang usia ini mahasiswa dapat digolongkan berada dalam tahap perkembangan dewasa awal (Santrock, 2009). Pada tahap perkembangan ini mahasiswa sedang menghadapi perubahan perkembangan mengenai karir di masa yang akan datang. Kondisi ini akan mendorong mahasiswa untuk mengekplorasi diri dan karir yang akan dijalani di masa yang akan datang. Ekplorasi ini menjadi penting dalam tahap perkembangan ini karena mahasiswa akan mulai melihat value yang mereka miliki sebagai dasar menentukan karir masa yang akan datang (Santrock, 2009). Selain itu, pada tahap perkembangan dewasa awal, seseorang telah mencapai tahap berpikir formal operational yang memungkinkan seseorang memiliki kemampuan menyusun strategi untuk mencapai tujuan (Nurmi, 1991).

Dalam rangka mendapatkan gambaran fenomena mengenai orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan maka dilakukan wawancara terhadap 24 mahasiswa semester I di Fakultas Psikologi, Universitas X. Pertanyaan wawancara meliputi: Cita-cita apa yang mereka miliki setelah lulus dari perguruan tinggi? Bidang pekerjaan seperti apa yang mereka inginkan setelah mereka lulus? Apa yang mereka ketahui mengenai bidang pekerjaan tersebut? Persyaratan apa saja yang dibutuhkan untuk dapat bekerja di bidang tersebut? Hal-hal apa saja yang perlu mereka lakukan untuk memenuhi persyaratan tersebut? Apakah mereka memiliki perencanaan untuk mencapai cita-cita atau bidang pekerjaan


(16)

7

Apakah rencana yang mereka miliki dijalankan secara konsisten? Dalam menjalankan rencana tersebut pernah mengalami perubahan? Dan seberapa sering mereka melakukan perubahan rencana untuk mencapai tujuan?

Berdasarkan survei awal terhadap 24 mahasiswa semester I di Fakultas Psikologi, Universitas X dikota Bandung, sebanyak 83,3% (20 mahasiswa) belum miliki cita-cita atau tujuan mengenai pekerjaan yang akan mereka hadapi di masa depan. Hanya 16,67% (4 mahasiswa) yang memiliki cita-cita mengenai pekerjaan di masa yang akan datang. Namun, cita-cita yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut masih belum spesifik. Salah satu cita-cita yang spesifik adalah menjadi sorang psikolog.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa kebanyakan dari 24 mahasiswa tersebut tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pekerjaan atau karir yang akan mereka jalani. Mereka tidak memiliki pengetahuan mengenai persyaratan keterampilan ataupun jenjang pendidikan yang harus mereka selesaikan untuk memperoleh pekerjaan tertentu. Hasil survei juga menampilkan bahwa mahasiswa (24 orang = 100%) belum memiliki planning yang berkaitan dengan pekerjaan mereka di masa depan. Ini berarti, mahasiswa mengalami kesulitan dalam memilih mata pilihan ataupun mata kuliah sertifikasi yang akan diambil untuk mendukung pekerjaannya di masa yang akan datang.

Berkaitan dengan ekplorasi diri pada tahap dewasa awal, sebanyak 91,67% (22 mahasiswa) belum mengetahui value yang ada dalam diri mereka. Hanya 8,33% (2 mahasiswa) yang memiliki pengetahuan mengenai value yang mereka


(17)

8

miliki. Hal ini semakin mempersulit mahasiswa untuk memiliki orientasi masa depan di bidang pekerjaan.

Fakta tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa semester I Fakultas Psikologi belum memiliki tujuan atau cita-cita yang jelas mengenai pekerjaannya di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan mahasiswa tersebut kurang memiliki pengetahuan yang memadai mengenai hal-hal yang berkaitan dengan suatu pekerjaan di masa yang akan datang, misalnya pengetahuan mengenai persyaratan yang harus dimiliki untuk melamar suatu pekerjaan. Kurangnya pengetahuan tersebut menyebabkan mahasiswa tidak mampu menetapkan tujuan dalam bidang pekerjaan. Selain itu, kondisi tersebut membuat mahasiswa tidak mampu membuat perencanaan mengenai mata kuliah pilihan yang akan diambil untuk mendukung pekerjaannya di masa yang akan datang. Dengan demikian mahasiswa tersebut tidak dapat melakukan evaluasi terhadap perencanaan mereka. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa semester I Fakultas Psikologi, Universitas X belum memiliki keseluruhan tahapan yang harus dimiliki untuk memiliki kejelasan orientasi masa depan bidang pekerjaan, yaitu penetapan tujuan, perencanaan dan evaluasi.

Berdasarkan fakta tersebut, peneliti tertarik untuk membuat perancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan untuk dapat membekali mahasiswa dalam menetapkan tujuan, membuat perencanaan dan melakukan evaluasi terhadap orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan. Dengan demikian, setelah diberikan pelatihan diharapkan mahasiswa memiliki


(18)

9

depan, dan membuat perencanaan langkah demi langkah mengenai hal-hal yang mereka perlu persiapkan untuk mencapai pekerjaan yang diinginkan serta dapat mengevaluasi kemungkinan tercapainya tujuan tersebut.

Fakta bahwa pelatihan semacam ini belum pernah dilakukan oleh pihak universitas X, maka penelitian ini dimaksudkan untuk menguji program pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan. Rancangan program pelatihan ini disusun untuk diberikan kepada mahasiswa fakultas Psikologi, dengan pertimbangan bahwa sejak dini mereka perlu memiliki keterampilan yang memadai dalam menentukan orientasi masa depannya di bidang pekerjaan.

1.2 Identifikasi Masalah

Orientasi masa depan adalah gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya dalam konteks masa depan (Nurmi, 1989). Persiapan dan perencanaan masa depan terutama di bidang pekerjaan merupakan hal penting bagi mahasiswa yang sedang berada dalam tahap perkembangan dewasa awal. Hal ini dikarenakan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka setelah mereka lulus dan memasuki dunia kerja. Mahasiswa yang sudah memiliki perencanaan pekerjaan di masa depan akan lebih mudah mengarahkan tingkah lakunya sehingga hal yang dilakukan adalah untuk mewujudkan rencana pekerjaannya.

Dari fenomena yang ada, masih banyak mahasiswa yang belum memiliki kejelasan mengenai orientasi masa depan di bidang pekerjaan. Oleh karena itu disusun program pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan yang bertujuan


(19)

10

cara memberikan pengetahuan pada mahasiswa mengenai penetapan tujuan di bidang pekerjaan, merencanakan untuk mencapai tujuan, serta mengevaluasi tujuan dan rencana yang telah disusun. Apakah pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat meningkatkan kejelasan orientasi masa depan mahasiswa fakultas Psikologi, universitas X di kota Bandung dalam bidang pekerjaan?

1.3. Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh rancangan modul pelatihan orientasi dalam bidang pekerjaan yang dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa fakultas Psikologi, universitas X dalam menentukan minat/tujuan, membuat perencanaan dan melakukan evaluasi tujuan dan rencana yang telah disusun dalam bidang pekerjaan di masa yang akan datang.

1.3.2. Tujuan Penelitian

1. Membuat suatu rancangan modul pelatihan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan. Diharapkan program pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa Fakultas Psikologi, universitas X dalam menentukan minat/tujuan, membuat perencanaan dan melakukan evaluasi tujuan dan rencana yang telah disusun dalam bidang pekerjaan di masa yang akan datang.


(20)

11

2. Melakukan evaluasi terhadap rancangan modul orientasi masa depan bidang pekerjaan yang meliputi level reaction dan level learning. Evaluasi ini meliputi peningkatan kemampuan penetapan minat/tujuan, pembuatan rencana dan evaluasi tujuan dan rencana yang telah disusun dalam bidang pekerjaan di masa yang akan datang.

1.3.3. Kegunaan Penelitian

1. Memberi wawasan kepada pihak Fakultas Psikologi, universitas X untuk membantu mengarahkan para mahasiswa dalam menentukan minat/tujuan, membuat perencanaan dan melakukan evaluasi tujuan dan rencana yang telah disusun dalam bidang pekerjaan di masa yang akan datang.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa Fakultas Psikologi, universitas X meningkatkan pengetahuan dalam menentukan minat/tujuan, membuat perencanaan dan melakukan evaluasi tujuan dan rencana yang telah disusun dalam bidang pekerjaan di masa yang akan datang.

1.4. Metodologi

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa program pelatihan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dimungkinkan untuk dipertimbangkan sebagai salah satu metode intervensi untuk


(21)

12

peneliti bermaksud melakukan analisa terhadap program orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan yang diberikan kepada mahasiswa Fakultas Psikologi, universitas X di kota Bandung.

Penelitian ini menggunakan menggunakan metode single-group, pretest-posttest studies. Penelitian ini dilakukan untuk mengambil kesimpulan apakah modul pelatihan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa Fakultas Psikologi, universitas X di kota Bandung dalam hal menetapkan tujuan, membuat perencaaan dan mengevaluasi tujuan dan rencana yang telah disusun dalam bidang pekerjaan di masa yang akan datang.


(22)

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolahan data terhadap uji coba rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa fakultas Psikologi, Universitas X di kota Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan secara umum mendapatkan reaksi yang positif dari mahasiswa fakultas Psikologi, Universitas X kota Bandung, yang menjadi peserta pelatihan. Reaksi positif ini meliputi materi pelatihan, trainer dan asisten, waktu pelaksanaan dan fasilitas yang diberikan pada saat pelatihan.

2. Rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat meningkatkan pengetahuan tentang orientasi masa depan pada mahasiswa fakultas Psikologi, Universitas X kota Bandung.

3. Sesi Motivasi dalam rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa fakultas Psikologi, Universitas X kota Bandung, dalam hal pengenalan diri, bidang-bidang pekerjaan dan mata kuliah yang berhubungan, dan penetapan tujuan berkaitan dengan bidang pekerjaan di masa yang akan datang.


(23)

101

Universitas X kota Bandung, dalam hal membuat perencanaan dan sub rencana dalam tujuannya mencapai bidang pekerjaan yang diinginkan serta strategi yang efektif untuk mendukung tercapainya tujuan.

5. Sesi Evaluation dalam rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa fakultas Psikologi Universitas X kota Bandung, dalam hal mengevaluasi tujuan dan rencana dalam bidang pekerjaan baik secara pemikiran maupun perasaan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukankann pada bab sebelumnya, maka peneliti mengajukan saran berikut ini:

1. Pada sesi Motivasi, perlu ditambahkan informasi mengenai contoh deskripsi pekerjaan secara mendetil dari bidang pekerjaan yang berkaitan dengan Psikologi. Hal ini diharapkan dapat member gambaran secara nyata pada mahasiswa peserta mengenai aktivitas yang dilakukan dalam bidang pekerjaan tertentu.

2. Pada sesi Planning, materi yang berkaitan dengan penyusunan rencana untuk mencapai tujuan perlu diberikan secara lebih mendetil. Hal ini perlu dilakukan agar mahasiswa peserta memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai langkah-langkah menyusun perencanaan.

3. Pada sesi Evaluation, berkaitan dengan written task pada sesi ini perlu diberikan perpanjangan waktu, mengingat bahwa evaluasi terhadap tujuan dan


(24)

102

4. Berkaitan dengan aspek-aspek yang ada dalam orientasi masa depan bidang pekerjaan, untuk memaksimalkan waktu yang ada maka setiap aspek yaitu motivasi, planning, dan evaluation, dapat diberikan dihari yang berbeda sehingga materi dapat diberikan secara lebih mendetil.

5. Pada bagian awal materi pelatihan, perlu ditambahkan kontrak belajar bagi peserta agar peserta dapat mengikuti pelatihan sesuai dengan rencana program yang ada.

6. Dalam hal mengevaluasi level learning peserta pelatihan, perlu disusun alat tes obyektif yang dapat mengukur pengetahuan peserta mengenai materi pelatihan.

7. Bagi penelitian selanjutnya, rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan ini perlu diujicobakan pada mahasiswa dengan karakteristik yang berbeda.

Saran yang diberikan peneliti dalam penelitian ini hanya berkaitan dengan mahasiswa fakultas Psikologi, universitas X di kota Bandung. Apabila rancangan modul pelatihan ini hendak digunakan untuk karakteristik peserta yang berbeda maka perlu disesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Graziano, A.M., Raulin, M.L. 2000, Research Methods : A Process of Inquiry, Allyn & Bacon, M.A.,.

Gulo, W. 2002, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hurlock, B. E. 1991. Terjemahan Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Kaplan, R.M. & Saccuzzo, D.P. 1993, Phsycological Testing principles, application, and issues; Brooks/Cole Publishing Company, Pacific Grove, California.

Kirkpatrick, D.L. 1988. Evaluation Training Program, the Four Level 2ndEdition. San Fransisco: Berrett-Koehler Publisher,Inc.

Nazir, Moh. 1998. Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Nurmi, J.E. 1989. Adolescent Orientation To The Future. Development of interest and plans, and related attributions and affecs, in the life-span context. Helsinki: Societas Scientiarum Fennita.

Posavac, E.J. & Carey R.G. 1992. Program Evaluation: Methods And Case Studies. Englewood Cliffs, New Jersey

Santrock, J.W. 1998. Life-span Development. Ninth Edition. New York: McGraw-Hill.

Silberman, M.L. 1990. Active Learning: a handbook of techniques, designs, case examples, and tips. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Vernoy, M & Kyle, D. 2002. Behavioral Statistics in Action. Third Edition. USA: McGraw-Hill

Walter, G.A. & Marks, S.E. 1981. Experiental Learning and Change. New York: John Wiley & Sons.


(26)

DAFTAR RUJUKAN

Nurmi, S & Poole. (1995). Tracks and Transition—A comparison of adolescents future oriented goals,explorations, and commitment in Australia, Israel, and Finland. International Journal of Psychology, 30, 355-375. Desember 27, 2007.

Remaja Indonesia Bedakan Fantasi dan Cita-Cita. ruangpsikologi.com. November 2010


(1)

peneliti bermaksud melakukan analisa terhadap program orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan yang diberikan kepada mahasiswa Fakultas Psikologi, universitas X di kota Bandung.

Penelitian ini menggunakan menggunakan metode single-group, pretest-posttest studies. Penelitian ini dilakukan untuk mengambil kesimpulan apakah modul pelatihan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa Fakultas Psikologi, universitas X di kota Bandung dalam hal menetapkan tujuan, membuat perencaaan dan mengevaluasi tujuan dan rencana yang telah disusun dalam bidang pekerjaan di masa yang akan datang.


(2)

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolahan data terhadap uji coba rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa fakultas Psikologi, Universitas X di kota Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan secara umum mendapatkan reaksi yang positif dari mahasiswa fakultas Psikologi, Universitas X kota Bandung, yang menjadi peserta pelatihan. Reaksi positif ini meliputi materi pelatihan, trainer dan asisten, waktu pelaksanaan dan fasilitas yang diberikan pada saat pelatihan.

2. Rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat meningkatkan pengetahuan tentang orientasi masa depan pada mahasiswa fakultas Psikologi, Universitas X kota Bandung.

3. Sesi Motivasi dalam rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa fakultas Psikologi, Universitas X kota Bandung, dalam hal pengenalan diri, bidang-bidang pekerjaan dan mata kuliah yang berhubungan, dan penetapan tujuan berkaitan dengan bidang pekerjaan di masa yang akan datang.

4. Sesi Planning dalam rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa fakultas Psikologi


(3)

Universitas X kota Bandung, dalam hal membuat perencanaan dan sub rencana dalam tujuannya mencapai bidang pekerjaan yang diinginkan serta strategi yang efektif untuk mendukung tercapainya tujuan.

5. Sesi Evaluation dalam rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa fakultas Psikologi Universitas X kota Bandung, dalam hal mengevaluasi tujuan dan rencana dalam bidang pekerjaan baik secara pemikiran maupun perasaan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukankann pada bab sebelumnya, maka peneliti mengajukan saran berikut ini:

1. Pada sesi Motivasi, perlu ditambahkan informasi mengenai contoh deskripsi pekerjaan secara mendetil dari bidang pekerjaan yang berkaitan dengan Psikologi. Hal ini diharapkan dapat member gambaran secara nyata pada mahasiswa peserta mengenai aktivitas yang dilakukan dalam bidang pekerjaan tertentu.

2. Pada sesi Planning, materi yang berkaitan dengan penyusunan rencana untuk mencapai tujuan perlu diberikan secara lebih mendetil. Hal ini perlu dilakukan agar mahasiswa peserta memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai langkah-langkah menyusun perencanaan.

3. Pada sesi Evaluation, berkaitan dengan written task pada sesi ini perlu diberikan perpanjangan waktu, mengingat bahwa evaluasi terhadap tujuan dan perencanaan membutuhkan waktu lebih lama.


(4)

102

4. Berkaitan dengan aspek-aspek yang ada dalam orientasi masa depan bidang pekerjaan, untuk memaksimalkan waktu yang ada maka setiap aspek yaitu motivasi, planning, dan evaluation, dapat diberikan dihari yang berbeda sehingga materi dapat diberikan secara lebih mendetil.

5. Pada bagian awal materi pelatihan, perlu ditambahkan kontrak belajar bagi peserta agar peserta dapat mengikuti pelatihan sesuai dengan rencana program yang ada.

6. Dalam hal mengevaluasi level learning peserta pelatihan, perlu disusun alat tes obyektif yang dapat mengukur pengetahuan peserta mengenai materi pelatihan.

7. Bagi penelitian selanjutnya, rancangan modul pelatihan orientasi masa depan bidang pekerjaan ini perlu diujicobakan pada mahasiswa dengan karakteristik yang berbeda.

Saran yang diberikan peneliti dalam penelitian ini hanya berkaitan dengan mahasiswa fakultas Psikologi, universitas X di kota Bandung. Apabila rancangan modul pelatihan ini hendak digunakan untuk karakteristik peserta yang berbeda maka perlu disesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan.


(5)

Allyn & Bacon, M.A.,.

Gulo, W. 2002, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hurlock, B. E. 1991. Terjemahan Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Kaplan, R.M. & Saccuzzo, D.P. 1993, Phsycological Testing principles, application, and issues; Brooks/Cole Publishing Company, Pacific Grove, California.

Kirkpatrick, D.L. 1988. Evaluation Training Program, the Four Level 2ndEdition. San Fransisco: Berrett-Koehler Publisher,Inc.

Nazir, Moh. 1998. Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Nurmi, J.E. 1989. Adolescent Orientation To The Future. Development of interest and plans, and related attributions and affecs, in the life-span context. Helsinki: Societas Scientiarum Fennita.

Posavac, E.J. & Carey R.G. 1992. Program Evaluation: Methods And Case Studies. Englewood Cliffs, New Jersey

Santrock, J.W. 1998. Life-span Development. Ninth Edition. New York: McGraw-Hill.

Silberman, M.L. 1990. Active Learning: a handbook of techniques, designs, case examples, and tips. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Vernoy, M & Kyle, D. 2002. Behavioral Statistics in Action. Third Edition. USA: McGraw-Hill

Walter, G.A. & Marks, S.E. 1981. Experiental Learning and Change. New York: John Wiley & Sons.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Nurmi, S & Poole. (1995). Tracks and Transition—A comparison of adolescents future oriented goals,explorations, and commitment in Australia, Israel, and Finland. International Journal of Psychology, 30, 355-375. Desember 27, 2007.

Remaja Indonesia Bedakan Fantasi dan Cita-Cita. ruangpsikologi.com. November 2010


Dokumen yang terkait

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi yang Sedang Mengambil Skripsi di Universitas "X" Bandung.

0 0 34

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada Mahasiswa Clubbers di Kota Bandung.

0 1 42

Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Higher Education pada Siswa Kelas XI SMA "X" Bandung.

0 0 18

Uji Coba Rancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam Domain Work & Career pada Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Sistem Komputer & ELektronika di Institut "X" Bandung.

3 16 34

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

2 2 41

Rancangan Uji Coba Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Narapidana Kasus Pencurian, Rumah Tahanan X Bandung.

0 1 28

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Semester 8 Universitas 'X' di Kota Bandung.

0 0 32

Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa/i Yang Mengontrak Mata Kuliah Metodologi Penelitian Lanjutan Fakultas Psikologi Universitas "X" Bandung.

0 0 34

Suatu Penelitian Mengenai Hubungan Antara Dukungan Orang Tua dan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Pada Mahasiswa Semester VIII Fakultas Psikologi di Universitas "X" Kota Bandung.

0 0 40

Penyusunan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan Terhadap Remaja SMA yang tinggal di Panti Asuhan X Bandung.

0 1 24