Kampanye Musik Blues Sebagai Gaya Hidup Pengantar Karya Tugas Akhir.

(1)

   

ABSTRAK

Dengan judul “Kampanye Hayu Ngeblues”, penulisan ini memiliki permasalahan, yaitu kurangnya sosialisasi kepada masyarakat khususnya anak muda mengenai manfaat bermain atau mendengarkan musik blues. Dari permasalahan tersebut, penulisan ini bertujuan untuk merancang media-media yang efektif dan komunikatif tentang manfaat dari musik blues dan mensosialisasikannya lewat kampanye.

Karena penulisan ini menggunakan media kampanye, maka teori yang digunakan adalah mengenai seputar kampanye, khususnya kampanye sosial teori-teori yang berisi tentang seputar tahap dan strategi juga di gunakan sebagai teori pendukung dalam penulisan ini.

Sumber data di peroleh penulis dengan cara mewawancara dan observasi. Untuk teknik pengumpulan data menggunakan beberapa cara, seperti studi perpustakaan dan data yang di dapat dari internet, seperti artikel dan lain-lain. Lalu membuat kuesioner yang disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan tema penelitian.

Kemudian di dapatkan temuan ilmiah yang memiliki tujuan yang mengubah sikap, pola pikir dan prilaku masyarakat mengenai manfaat musik blues dalam kehidupan sehari-hari dan mulai mendengarkan musik blues sebagai salah satu pilihan gaya hidup yang bermanfaat.


(2)

   

vi 

Abstract

With the title “Kampanye Hayu Ngeblues”, this writing has a problem, namely the lack of socialization to the community especially the young generation about the benefits of playing and listening of blues music. To these problems, this paper aims to design and effective and communicative media about the benefits of this blues music and socialized through advertising campaigns.

Since writing this using a media campaign, the theory used is about the campaign, particularly the social campaign. Theories which contain about around the stage and strategies are also used as support in the writing of this theory.

Sources of data obtained by interviews and observation. For data collection techniques used in several ways, such as library, studies and data obtain from the internet, such as surface, articles and more. Then create a questionnaire based on question related to research themes.

Then obtain the scientific findings that have the purpose to change the attitude, tough patterns and behavior regarding the importance of blues music in the everyday life and start to listening blues music for one of the beneficial life style.


(3)

    vii 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….……… LEMBAR PENGESAHAN……….……….……...……. PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN………….…………... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………... KATA PENGANTAR………...…… ABSTRAK……….…... ABSTRACT……….………... DAFTAR ISI……….………...…………. DAFTAR GAMBAR………...……… DAFTAR ISTILAH……….……….………

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang………... 1.2Permasalahan danRuangLingkup………....…..……… 1.2.1 Permasalahan……….……… 1.2.2 Ruang Lingkup……….………. 1.3Tujuan Perancangan………..………. 1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan data………...……….. 1.5Kerangka Pemikiran………..………

BAB II LANDASAN TEORI

2.1Kampanye……….. 2.1.1 Pengertian Kampanye……… 2.1.2 Fungsi Kampanye……….. 2.1.3 Jenis Kampanye………. 2.1.4 Landasan Kegiatan Kampanye……….. 2.1.5 Persuasi Sebagai Titik Tolak Kampanye………...…..………….. 2.1.6 Jenis Kampanye Yang Digunakan……….………

i ii iii iv v vi vii viii x xii 1 2 2 3 3 3 5 6 6 7 8 9 9 10


(4)

   

viii 

2.1.7 Model Kampanye……….………. 2.1.8 Tahap Kampanye………..………. 2.2Blues………..………....

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH

1.1Data dan Fakta………... 1.1.1 Bandung Blues Society……….. 1.1.2 Wawancara……… 1.1.3 Kuesioner………... 1.2Tinjauan Terhadap Proyek / Persoalan Sejenis………. 1.3Analisis Terhadap Permasalahan………...

1.3.1 Analisis STP……….. 1.3.2 Analisis SWOT………..

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

4.2Konsep Komunikasi………... 4.3Konsep Kreatif………... 4.3.1 Vector……… 4.3.2 Maskot………... 4.3.3 Logo Kampanye……… 4.3.4 Ilustrasi……….. 4.3.5 Layout……… 4.3.6 Warna………. 4.3.7 Typography……… 4.4Konsep Media……… 4.4.1 Poster………...……….. 4.4.2 Iklan Majalah………. 4.4.3 Flyer…………... 4.4.4 Spanduk………. 4.4.5 Brosur……… 4.4.6 Event……….. 4.4.7 Gimmick……… 4.5Hasil Karya………....………

10 11 13 15 15 17 18 21 22 22 24 25 26 26 27 28 28 29 29 30 30 30 31 32 33 33 34 35 39


(5)

   

ix 

4.5.1 Poster Conditioning………... 4.5.2 Poster Informing……… 4.5.3 Iklan Majalah Conditionin...………... 4.5.4 Iklan Majalah Informing………..……….. 4.5.5 Brosur………...………. 4.5.6 Spanduk………. 4.5.7 Poster Event……….……….. 4.5.8 Flyer………... 4.5.9 Gimmick………

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan……….... 5.2 Saran………..………

Daftar Pustaka………... Data Penulis………..…... Ucapan Terima Kasih……….……….... Lampiran……….

39 43 45 46 47 48 49 50 50

56 57 58 59 60 61


(6)

   

DAFTAR GAMBAR

 

Gambar 1. Logo BBS……… Gambar 2. Kampanye Bumi Lewat Musik……… Gambar 3. Vector……….………... Gambar 4. Maskot………. Gambar 5. Logo Kampanye………... Gambar 6. Ilustrasi……….... Gambar 7. Warna………... Gambar 8. Logo Kampanye………... Gambar 9. Poster Conditioning 1…….………....………. Gambar 10. Poster Conditioning 2……….………... Gambar 11. Poster Conditioning 3……….………... Gambar 12. Poster Informing 1………...……….………. Gambar 13. Poster Informing 2………...……….. Gambar 14. Poster Informing 3………. Gambar 15. Majalah Conditioning……… Gambar 16. Majalah Informing………. Gambar 17. Brosur 1……….……… Gambar 18. Brosur 2……….……… Gambar 19. Spanduk………..………... Gambar 20. Poster Event……….………..……… Gambar 21. Flyer………... Gambar 22. Mug………..……….. Gambar 23. Topi……….…………...…… Gambar 24. Pick guitar………..… Gambar 25. T-shirt……… Gambar26. Pin……….………….……..………... Gambar 27. Stiker………...….………..

15 21 26 27 28 28 29 39 40 41 42 43 44 44 45 46 47 48 48 49 49 51 51 51 52 53 54


(7)

   


(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Musik merupakan suatu hal yang nyaris selalu berhubungan dengan kehidupan manusia. Pada awalnya musik digunakan sebagai media komunikasi, yang kemudian bergerak ke proses ritual dan agama, pengiring tari-tarian, drama, teater atau opera hingga kini menjadi suatu hiburan ditengah masyarakat. Namun tidak diragukan lagi, bahwa eksistensi musik boleh dikatakan selalu menyentuh pribadi setiap insan di dunia.

Musik pada masa sekarang sudah menjadi hal yang harus dipenuhi oleh setiap orang. Sama seperti manusia memenuhi kebutuhan pokoknya setiap hari, seperti makan, minum, sandang-pangan, dan sekarang musik adalah hal yang sangat penting bagi setiap umat manusia. Nyaris tidak ada manusia yang tidak pernah mendengar musik setiap harinya, menyanyikannya, atau membicarakan musik yang terus berkembang, khususnya di Indonesia.

Musik blues merupakan salah satu genre musik yang memiliki keunikan, baik secara lirik ataupun aransemennya itu sendiri. Musik yang lahir dari kaum Afro-Amerika pada masa perbudakan ini, memiliki makna sejarah yang dalam dan panjang, yang berisi semangat perlawanan terhadap penindasan. Dan semangat inilah yang dipandang sejumlah kalangan sebagai titik temu kecocokan musik blues dengan musisi atau pencipta lagu blues yang ada di Indonesia sejak zaman dulu. Misalnya pahlawan nasional sekaligus komposer besar Indonesia, Ismail Marzuki. Banyak pecinta blues memandang bahwa Ismail Marzuki telah nge-blues dengan lagu-lagu ciptaannya sejak tahun 30-an. Satu contohnya adalah lagu Juwita Malam, yang kemudian dinyanyikan ulang oleh Slank dengan alunan blues yang sangat kental. Juga seniman legendaris Benyamin Sueb, yang populer dengan gambang kromong serta pop jenaka, ternyata pernah nge-blues juga bahkan sampai satu album rekaman pada era 70-an. Dan diikuti oleh Koes Plus, D’lloyd, Guruh Gipsy, Chaseiro, God Bless bahkan juga Harry Rusli.


(9)

2

Selain sebagai bentuk semangat perlawanan terhadap penindasan musik blues juga dapat dijadikan sebagai edukasi musik. Bisa jadi tidak semua orang bisa menikmati alunan musik blues. Nada-nada melodi blues yang terkadang seolah lambat tak bergairah, namun juga bisa tiba-tiba cepat menghentak, boleh jadi tak mudah dicerna dan bukan selera semua orang. Tapi justru musik blues-lah, akar dari semua aliran musik modern yang ada saat ini. Dan juga bahwa blues bukan semata sebuah musik untuk hiburan, tapi juga bisa dipakai sebagai alat pembelajaran.

Aliran musik blues memang tidak banyak yang menekuni. Image sebagai musiknya orang tua pun cukup melekat sehingga membuat kaum muda enggan untuk bersentuhan dengan musik blues itu sendiri. Alasan ini pula yang membentuk Bandung Blues Society (BBS). Sebuah komunitas bagi para pecinta musik blues khususnya anak muda Bandung yang ingin lebih memperdalam aliran musik ini. Blues, menurut Ketua BBS Luky Kusumah adalah akarnya musik yang jarang terapresiasi dan terlupakan. Selama ini anak muda mungkin tidak sadar kalau dalam setiap musik yang mereka mainkan ada unsur musik bluesnya.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

1.2.1 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan bahwa permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana musik blues dapat digunakan sebagai edukasi juga sebagai musik penumbuh semangat yang positif bagi anak muda?

2. Bagaimana memperkenalkan musik blues kepada masyarakat melalui media grafis?

3. Bagaimana cara membuat kampanye yang efektif, sehingga sesuai dengan


(10)

3 1.2.2 Ruang Lingkup

Skala lokal (kota Bandung), dengan jangka waktu 5 tahun ke depan. Target audience mahasiswa dan pekerja muda yang menyukai musik.

1.3Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan berdasarkan permasalahan di atas adalah sebagai berikut:

1. Memberi informasi kepada masyarakat mengenai manfaat musik blues yang dapat dijadikan sarana pembelajaran musik.

2. Memberi informasi melalui komunikasi yang tepat kepada target audience.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Beberapa sumber data didapat dengan: 1. Kuesioner

2. Wawancara

3. Studi pustaka (buku, koran, internet)

1. Kuesioner

Kuesioner menurut Kamus Bahasa Indonesia Online adalah sebagai berikut :

“Kuesioner adalah alat riset atau survey yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui pos daftar pertanyaan.” (Kamus Bahasa Indonesia Online, http://kamusbahasaindonesia.org/)

2. Wawancara

Wawancara menurut Kamus Bahasa Indonesia Online adalah sebagai berikut :

“(1) tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan

untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat di surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi; (2) tanya jawab direksi (kepala personalia, kepala humas) perusahaan


(11)

4

dengan pelamar pekerjaan; (3) tanya jawab peneliti dengan narasumber.” (Kamus Bahasa Indonesia Online, http://kamusbahasaindonesia.org//

3. Studi Pustaka

Dalam studi pustaka, informasi didapat dari buku, majalah, koran, dan internet yang dapat mendukung penelitian penulis. Studi pustaka digunakan sebagai pendukung teori.


(12)

5 1.5 Kerangka Pemikiran

Permasalahan :

- Image musik blues yang masih di anggap tua oleh sebagian

besar kalangan masyarakat

Akibat :

- Masyarakat membutuhkan suatu komunikasi yang efektif dan efisien dalam menjelaskan manfaat dari musik blues

Solusi :

- Perlu adanya komunikasi yang tepat kepada masyarakat mengenai fungsi musik blues yang bermanfaat.

Target :

- Mahasiswa dan pekerja muda yang suka mendengarkan musik

Pemecahan Masalah :

- Menyampaikan informasi yang komunikatif dalam bentuk visual, berupa: poster, brosur, stiker, spanduk, baligo

Hasil Akhir :

- Masyarakat tahu bahwa ada sarana yang efektif dan efisien dalam memilih alternatif hiburan yaitu dengan

mendengarkan musik blues. Penelitian :

- Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui jenis komunikasi yang efektif dan efisien.


(13)

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Melalui kampanye “Hayu Ngeblues” ini diharapkan masyarakat, Khususnya anak

muda yang awalnya kurang begitu tertarik dengan jenis musik blues dan tidak mengetahui manfaat lainnya dari jenis musik ini mulai mendapat informasi atau pengetahuan yang lebih mendalam lagi tentang musik blues. Dalam kampanye ini difokuskan pada musik blues yang dapat menimbulkan sebuah efek positif bagi kalangan anak muda yang mendengarnya.

Selain itu dapat mengubah sikap, pola pikir dan prilaku masyarakat mengenai manfaat mendengarkan blues serta unsur pembelajaran yang terdapat di dalamnya. Dengan mendengarkan musik blues juga diharapkan masyarakat muda Indonesia khususnya kota Bandungdapat menjadi anak muda yang “bebas” dalam hal-hal yang positif.

Tujuan dari kampanye ini sendiri adalah mampu menentukan dan merancang media-media kampanye yang efektif dan komunikatif tentang manfaat dari musik blues dan mensosialisasikannya kepada masyarakat lewat “kampanye Hayu Ngeblues”. Sehingga masyarakat akan diingatkan mengenai manfaat musik blues melalui media yang terdapat dalam kampanye, yang dibagi menjadi dua golongan besar yaitu Above the line dan Below the line.

Manfaat dari keberhasilan kampanye ini sangat besar, yaitu dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan fungsi lain mendengarkan musik sehingga musik blues bukan hanya sebagai hiburan juga sebagai salah satu bentuk pembelajaran dalam musik. Selain itu, diharapkan masyarakat minimal akan welcome terhadap genre musik blues karena telah mengetahui begitu besarnya pengaruh jenis musik ini terhadap jenis musik yang lainya.


(14)

57 5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap musik blues, apalagi sejarah yang dimiliki jenis musik ini cukup panjang dan telah mempengaruhi terhadap perkembangan musik populer. Semoga dengan adanya penulisan ini dapat menjadi tempat berpijak dari penelitian selanjutnya dan dapat menjadi referensi atau acuan, khususnya oleh para pembelajar desain komunikasi visual dan kalangan akademis lainnya.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Storey ,Rogersda, (2004), 10 Venus,Alfabeta

Zubair,Agustina, (2010), Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Gramedia 

Arifah,Ema Nur, (2010) didalam

http://www.detikbandung.com/dekatkan-musik-blues-ke-anak-muda.htm/. Diakses 15-09-2011 

Ginting,Kristian, (2011) didalam

http://musik.liputan6.com/berita/201107/346521/kritik-dan-protes-disalurkan-lewat-musik-blues. diakses 30/10/2011

http://www.suaramerdeka.com/Edukasi-Musik-Blues-untuk-Komunitas.htm/ Ruslan,Hafiedz, (2010) didalam http://wayangindonesia.com/Bagong – Bawor – Cepot « Wayang Indonesia.htm/ diakses 10-11-2011

Arief,Teguh, (2010) didalam http://www.indiebandung.com/Indonesian Indie Music - Kampanye Bumi Lewat Musik 7-Eleven.htm diakses 18-08-2011

http://www.uncluster.com/Blues, Karya “Sakral” dari Ekspresi Personal Kaum Tertindas.htm/


(1)

1.2.2 Ruang Lingkup

Skala lokal (kota Bandung), dengan jangka waktu 5 tahun ke depan. Target audience mahasiswa dan pekerja muda yang menyukai musik.

1.3Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan berdasarkan permasalahan di atas adalah sebagai berikut:

1. Memberi informasi kepada masyarakat mengenai manfaat musik blues yang dapat dijadikan sarana pembelajaran musik.

2. Memberi informasi melalui komunikasi yang tepat kepada target audience.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Beberapa sumber data didapat dengan:

1. Kuesioner 2. Wawancara

3. Studi pustaka (buku, koran, internet)

1. Kuesioner

Kuesioner menurut Kamus Bahasa Indonesia Online adalah sebagai berikut :

“Kuesioner adalah alat riset atau survey yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui pos daftar pertanyaan.” (Kamus Bahasa Indonesia Online, http://kamusbahasaindonesia.org/)

2. Wawancara

Wawancara menurut Kamus Bahasa Indonesia Online adalah sebagai berikut :

“(1) tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat di surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar


(2)

dengan pelamar pekerjaan; (3) tanya jawab peneliti dengan narasumber.” (Kamus Bahasa Indonesia Online, http://kamusbahasaindonesia.org//

3. Studi Pustaka

Dalam studi pustaka, informasi didapat dari buku, majalah, koran, dan internet yang dapat mendukung penelitian penulis. Studi pustaka digunakan sebagai pendukung teori.


(3)

1.5 Kerangka Pemikiran

Permasalahan :

- Image musik blues yang masih di anggap tua oleh sebagian

besar kalangan masyarakat

Akibat :

- Masyarakat membutuhkan suatu komunikasi yang efektif dan efisien dalam menjelaskan manfaat dari musik blues

Solusi :

- Perlu adanya komunikasi yang tepat kepada masyarakat mengenai fungsi musik blues yang bermanfaat.

Target :

- Mahasiswa dan pekerja muda yang suka mendengarkan musik

Pemecahan Masalah :

- Menyampaikan informasi yang komunikatif dalam bentuk visual, berupa: poster, brosur, stiker, spanduk, baligo

Hasil Akhir :

- Masyarakat tahu bahwa ada sarana yang efektif dan efisien dalam memilih alternatif hiburan yaitu dengan

Penelitian :

- Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui jenis komunikasi yang efektif dan efisien.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Melalui kampanye “Hayu Ngeblues” ini diharapkan masyarakat, Khususnya anak muda yang awalnya kurang begitu tertarik dengan jenis musik blues dan tidak mengetahui manfaat lainnya dari jenis musik ini mulai mendapat informasi atau pengetahuan yang lebih mendalam lagi tentang musik blues. Dalam kampanye ini difokuskan pada musik blues yang dapat menimbulkan sebuah efek positif bagi kalangan anak muda yang mendengarnya.

Selain itu dapat mengubah sikap, pola pikir dan prilaku masyarakat mengenai manfaat mendengarkan blues serta unsur pembelajaran yang terdapat di dalamnya. Dengan mendengarkan musik blues juga diharapkan masyarakat muda Indonesia khususnya kota Bandungdapat menjadi anak muda yang “bebas” dalam hal-hal yang positif.

Tujuan dari kampanye ini sendiri adalah mampu menentukan dan merancang media-media kampanye yang efektif dan komunikatif tentang manfaat dari musik blues dan mensosialisasikannya kepada masyarakat lewat “kampanye Hayu Ngeblues”. Sehingga masyarakat akan diingatkan mengenai manfaat musik blues melalui media yang terdapat dalam kampanye, yang dibagi menjadi dua golongan besar yaitu Above the line dan Below the line.

Manfaat dari keberhasilan kampanye ini sangat besar, yaitu dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan fungsi lain mendengarkan musik sehingga musik blues bukan hanya sebagai hiburan juga sebagai salah satu bentuk pembelajaran dalam musik. Selain itu, diharapkan masyarakat minimal akan welcome terhadap genre musik blues karena telah mengetahui begitu besarnya pengaruh jenis musik ini terhadap jenis musik yang lainya.


(5)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap musik blues, apalagi sejarah yang dimiliki jenis musik ini cukup panjang dan telah mempengaruhi terhadap perkembangan musik populer. Semoga dengan adanya penulisan ini dapat menjadi tempat berpijak dari penelitian selanjutnya dan dapat menjadi referensi atau acuan, khususnya oleh para pembelajar desain komunikasi visual dan kalangan akademis lainnya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Storey ,Rogersda, (2004), 10 Venus,Alfabeta

Zubair,Agustina, (2010), Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Gramedia 

Arifah,Ema Nur, (2010) didalam

http://www.detikbandung.com/dekatkan-musik-blues-ke-anak-muda.htm/. Diakses 15-09-2011 

Ginting,Kristian, (2011) didalam

http://musik.liputan6.com/berita/201107/346521/kritik-dan-protes-disalurkan-lewat-musik-blues. diakses 30/10/2011

http://www.suaramerdeka.com/Edukasi-Musik-Blues-untuk-Komunitas.htm/ Ruslan,Hafiedz, (2010) didalam http://wayangindonesia.com/Bagong – Bawor – Cepot « Wayang Indonesia.htm/ diakses 10-11-2011

Arief,Teguh, (2010) didalam http://www.indiebandung.com/Indonesian Indie Music - Kampanye Bumi Lewat Musik 7-Eleven.htm diakses 18-08-2011

http://www.uncluster.com/Blues, Karya “Sakral” dari Ekspresi Personal Kaum Tertindas.htm/