ANALISIS PENGARUH PENGHARGAAN FINANSIAL, PELATIHAN PROFESIONAL PENGAKUAN PROFESIONAL, NILAI-NILAI Analisis Pengaruh Penghargaan Finansial, Pelatihan Profesional Pengakuan Profesional, Nilai-Nilai Sosial Dan Lingkungan Kerja Terhadap Pemilihan Karir Akun

ANALISIS PENGARUH PENGHARGAAN FINANSIAL, PELATIHAN
PROFESIONAL PENGAKUAN PROFESIONAL, NILAI-NILAI
SOSIAL DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
PEMILIHAN KARIR AKUNTAN PUBLIK
(Studi Empiris pada Mahasiswa PPAK di UNS, UGM dan STIE YKPN)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:
HAPPY KHARISMAWATI
B 200 110 240

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ABSTRAK
HAPPY KHARISMAWATI. B 200 110 240. ANALISIS PENGARUH

PENGHARGAAN
FINANSIAL,
PELATIHAN
PROFESIONAL,
PENGAKUAN
PROFESIONAL,
NILAI-NILAI
SOSIAL
DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PEMILIHAN KARIR AKUNTAN
PUBLIK (Studi Empiris pada Mahasiswa PPAK di UNS, UGM dan STIE
YKPN). 2015. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penghargaan
finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial,
lingkungan kerja terhadap pemilihan karir Akuntan Publik.
Sampel penelitian ini berjumlah 79 mahasiswa PPAk. Analisis data yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji kebaikan model: Koefisien
Determinasi (R2), uji F dan uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penghargaan finansial

berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa PPAk, hasil ini dibuktikan
dengan uji t yang memperoleh nilai t hitung > t tabel ( 2,360> 2,015) dengan nilai
signifikansi sebesar 0,023 t tabel (3,632> 2,015) dengan nilai signifikansi sebesar
0,0010,05. (4)
Nilai-nilai sosial tidak berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa PPAk,
hasil ini dibuktikan dengan uji t yang memperoleh nilai t hitung < t tabel (0,922 <
2,015) dengan nilai signifikansi sebesar 0,361>0,05. (5) Lingkungan kerja
berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa PPAk, hasil ini dibuktikan
dengan uji t yang memperoleh nilai t hitung > t tabel (2,360> 2,015) dengan nilai
signifikansi sebesar 0,023 t table ( 2,360> 2,015) with a significance value of
0,023 ttable (3,632> 2,015) with a significance value of 0,0010,05. (4) Social values has no effect on
the career selection of Public Accountant, this is evidenced by the results of the t
test to obtain the value of tcount < ttable (0,922 < 2,015) with a significance value of
0,361>0,05. (5) Work environment effecting on the career selection of Public
Accountant, this is evidenced by the results of the t test to obtain the value of tcount
> ttable (2,360> 2,015) with a significance value of 0,023 ttabel), maka Ho ditolak atau
signifikan. Artinya ada pengaruh variabel independ terhadap variabel
dependent. Sebaliknya apabila nilai nilai thitung lebih kecil dari ttabel ( thitung <
ttabel), maka Ho diterima atau tidak signifikan. Artinya tidak ada pengaruh
variabel independ terhadap variabel dependent.


3

C. HASIL PENELITIAN
1. Pengujian Kualitas Pengumpulan Data
a. Uji Validitas
Uji

validitas dilakukan

kepada

instrumen

penghargaan

finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai
sosial, lingkungan kerja dan pemilihan karir.
Berdasarkan hasil uji validitas penghargaan finansial diketahui
r hitung terendah 0,722 dan r hitung tertinggi 0,809 r tabel pada tingkat

kesalahan 5 % dan jumlah responden 50 mahasiswa diketahui nilai r
tabel sebesar 0,2787 hal ini menunjukkan r hitung terendah > r tabel,
sehingga item tersebut dinyatakan valid. Item pada r hitung di atas r
hitung terendah selanjutnya dapat dinyatakan valid. Hasil penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan 3 Item kuesioner penghargaan finansial
dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil uji validitas pelatihan profesional diketahui r
hitung terendah 0,585 dan r hitung tertinggi 0,818 r tabel pada tingkat
kesalahan 5 % dan jumlah responden 50 mahasiswa diketahui nilai r
tabel sebesar 0,2787 hal ini menunjukkan r hitung terendah > r tabel,
sehingga item tersebut dinyatakan valid. Item pada r hitung di atas r
hitung terendah selanjutnya dapat dinyatakan valid. Hasil penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan 4 Item kuesioner Pelatihan Profesional
dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil uji validitas pengakuan profesional diketahui
r hitung terendah 0,715 dan r hitung tertinggi 0,815 r tabel pada tingkat
kesalahan 5 % dan jumlah responden 50 mahasiswa diketahui nilai r
tabel sebesar 0,2787 hal ini menunjukkan r hitung terendah > r tabel,
sehingga item tersebut dinyatakan valid. Item pada r hitung di atas r
hitung terendah selanjutnya dapat dinyatakan valid. Hasil penelitian

tersebut diperoleh kesimpulan 4 Item kuesioner Pengkuan Profesional
dinyatakan valid.

4

Berdasarkan hasil uji validitas nilai-nilai sosial diketahui r
hitung terendah 0,792 dan r hitung tertinggi 0,812 r tabel pada tingkat
kesalahan 5 % dan jumlah responden 50 mahasiswa diketahui nilai r
tabel sebesar 0,2787 hal ini menunjukkan r hitung terendah > r tabel,
sehingga item tersebut dinyatakan valid. Item pada r hitung di atas r
hitung terendah selanjutnya dapat dinyatakan valid. Hasil penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan 6 Item kuesioner Nilai-Nilai Sosial
dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil uji validitas lingkungan kerja diketahui r
hitung terendah 0,665 dan r hitung tertinggi 0,776 r tabel pada tingkat
kesalahan 5 % dan jumlah responden 50 mahasiswa diketahui nilai r
tabel sebesar 0,2878 hal ini menunjukkan r hitung terendah > r tabel,
sehingga item tersebut dinyatakan valid. Item pada r hitung di atas r
hitung terendah selanjutnya dapat dinyatakan valid. Hasil penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan 7 Item kuesioner Lingkungan Kerja

dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil uji validitas pemilihan karir diketahui r
hitung terendah 0,527 dan r hitung tertinggi 0,771 r tabel pada tingkat
kesalahan 5 % dan jumlah responden 50 mahasiswa diketahui nilai r
tabel sebesar 0,2878 hal ini menunjukkan r hitung terendah > r tabel,
sehingga item tersebut dinyatakan valid. Item pada r hitung di atas r
hitung terendah selanjutnya dapat dinyatakan valid. Hasil penelitian
tersebut diperoleh kesimpulan 6 Item kuesioner Pemilihan Karir
dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Tabel 1
Hasil Uji Reliabilitas
Instrumen penelitian
alpha cronbaach
Penghargaan Finansial
0,620
Pelatihan Profesional
0,698
Pengakuan Profesional
0,749

Nilai-nilai Sosial
0,828
Lingkungan Kerja
0,825
Pemilihan Karir
0,777
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS

5

Kriteria
> 0,6
> 0,6
> 0,6
> 0,6
> 0,6
> 0,6

Keterangan
Reliabel

Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Hasil uji reliabilitas di atas menunjukkan instrumen penelitian
yaitu kuesioner penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan
profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja dan pemilihan karir
dinyatakan reliabel karna nilai alpha cronbaach > 0,60. Hasil uji
reliabilitas di atas menunjukkan instrumen tersebut memiliki kehandalan
untuk memperoleh data penelitian.
2. Pengujian Asumsi
a. Uji Normalitas Data
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas dengan Kolomogrov - Smirnov Z
Value
Indikator uji normalitas
Alpha
Keterangan

asymp.sig
Data berdistribusi
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,992
>0,05
normal
Sumber: Data sekunder diolah by SPSS, 2015
Hasil uji normalitas seperti tersaji di atas menunjukkan bahwa
data penelitian telah teredistribusi normal yang dibuktikan dengan
asymp sig. sebesar 0,992 yang lebih besar dari tingkat signifikansi
penelitian 5%. Oleh karena data penelitian telah terdistribusi normal,
maka data dapat digunakan dalam pengujian dengan model regresi
berganda.
b. Uji Multikolinieritas
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel independen
Tolerance
Penghargaan Finansial
0,431

Pelatihan Profesional
0,289
Pengakuan Profesional
0,309
Nilai-nilai Sosial
0,222
Lingkungan Kerja
0,256
Sumber : Data diolah by SPSS, 2015

VIF
2,319
3,460
3,240
4,505
3,912

Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk semua
variabel dalam tiap-tiap model regresi lebih besar dari 0,1 dan nilai
value inflating factor untuk semua variabel dalam tiap-tiap model

regresi lebih kecil dari 10. Hasil pengujian ini mengindikasikan bahwa

6

dalam model-model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak
terjadi gejala multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
t
Sig.
Std.
B
Beta
Error
Penghargaan Finansial
,041
,087
,097 ,474 ,638
Pelatihan Profesional
-,089
,080
-,277 -1,111 ,273
Pengakuan Profesional -,019
,072
-,064 -,265 ,792
Nilai-nilai Sosial
,089
,060
,421 1,479 ,146
Lingkungan Kerja
,047
,049
,255 ,962 ,341
Sumber: Data diolah by SPSS, 2015
Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan bahwa probabilitas
(sig) dalam tiap model regresi yang digunakan dalam penelitian ini
lebih besar dari 0,05 atau 5% sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas dalam semua model regresi
penelitian ini.
3. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Model
Coefficients
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
(Constant)
,106
1,132
,094 ,926
PF
,392
,166
,204 2,360 ,023
PPr
,554
,153
,383 3,632 ,001
PP
,101
,138
,075
,730 ,469
NNS
,105
,114
,111
,922 ,361
LK
,221
,093
,265 2,360 ,023
Sumber: Data sekunder diolah by SPSS, 2015
Dari hasil estimasi didapat model persamaan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
KA= βo + β1PF + β2 PPr + β3PP+ β4NNS + β5LK + e

7

KA= 0,106+ 0,392 PF +0,554 PPr +0,101 PP+0,105 NNS+0,221
LK + e
b. Uji Kebaikan Model
1) Uji Koefisien Determinasi (R²)
Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 6 di
bawah ini.
Tabel 6
Uji Koefisien Determinasi
Adjusted
Std. Error of the
Model
R
R Square
RSquare
Estimate
1
0,926
0,858
0,842
1,94460
Sumber: Data diolah by SPSS, 2015
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa nilai Adjusted R²
sebesar 0,842 yang menunjukkan bahwa 84,2%. Hasil ini
mengindikasikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini
yang terdiri dari penghargaan finansial, pelatihan profesional,
pengakuan profesional, nilai-nilai sosial dan lingkungan kerja
mampu menjelaskan variabel dependen pemilihan karir akuntan
publik sebesar 84,2%. Sementara itu, sisanya sebesar 15,8%
dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
2) Uji Signifikan-F (Uji F)
Uji signifikansi-F dilakukan guna menentukan good of fit
test atau uji kelayakan model regresi untuk digunakan dalam
melakukan analisis hipotesis dalam penelitian. Berikut disajikan
hasil uji signifikansi-F pada tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7
Uji Signifikan-F

Sum of
df
Mean Square
F
Sig.
Squares
Regression
1008,116
5
201,623 53,319 ,000b
Residual
166,384
44
3,781
Total
1174,500
49
Sumber: Data diolah by SPSS, 2015
Model

8

Berdasarkan tabel 7 di atas menunjukkan bahwa probability
value dari model regresi yang digunakan dalam penelitian lebih
kecil dari tingkat signifikansi penelitian 5% sebesar 0,000. Hasil
ini mengindikasikan bahwa model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini layak (fit) untuk digunakan sebagai model regresi
pengujian

hipotesis.

penghargaan

Sehingga

finansial,

pelatihan

secara

simultan

profesional,

variabel
pengakuan

profesional, nilai-nilai sosial dan lingkungan kerja terhadap
pemilihan karir akuntan publik.
3) Uji Koefisien Regresi (Uji-t)
Hasil uji signifikansi-t dalam penelitian ini sebagaimana
pada tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8
Uji Koefisien Regresi (Uji-t)
Variabel
t hitung
t tabel
Sig.
PF
2,360
2,015
0,023
PPr
3,632
2,015
0,001
PP
0,730
2,015
0,469
NNS
0,922
2,015
0,361
LK
2,360
2,015
0,023
Sumber: Data diolah by SPSS, 2015
Dari hasil tabel 8 tersebut dapat diketahui hasil uji t untuk
variabel penghargaan finansial, pelatihan profesional, Pengakuan
profesional, nilai-nilai sosial, dan lingkungan kerja terhadap
pemilihan karir.
a) Hasil uji t untuk penghargaan finansial terhadap pemilihan
karir
Dari hasil uji t diketahui bahwa besarnya nilai thitung =
2,360 > ttabel = 2,015 dan nilai signifikan 0,023 lebih kecil dari
0,05. Hal ini berarti penghargaan finansial berpengaruh
terhadap pemilihan karir mahasiswa PPAk.
b) Hasil uji t untuk pelatihan profesional terhadap pemilihan karir

9

Dari hasil uji t diketahui bahwa besarnya nilai thitung =
3,632> ttabel = 2,015 atau nilai signifikan 0,001 lebih kecil dari
0,05. Hal berarti pelatihan profesional berpengaruh terhadap
pemilihan karir mahasiswa PPAk.
c) Hasil uji t untuk pengakuan profesional terhadap pemilihan
karir
Dari hasil uji t diketahui bahwa besarnya nilai thitung =
0,730 < ttabel = 2,015 atau nilai signifikan 0,469 lebih besar dari
0,05. Hal berarti pengakuan profesional tidak berpengaruh
terhadap pemilihan karir mahasiswa PPAk.
d) Hasil uji t untuk nilai-nilai sosial terhadap pemilihan karir
Dari hasil uji t diketahui bahwa besarnya nilai thitung =
0,922< ttabel = 2,015 atau nilai signifikan 0,361 lebih besar dari
0,05. Hal ini berarti pengakuan nilai-nilai sosial tidak
berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa PPAk.
e) Lingkungan kerja
Dari hasil uji t diketahui bahwa besarnya nilai thitung =
2,360> ttabel = 2,015 atau nilai signifikan 0,023 lebih kecil dari
0,05.

Hal

berarti lingkungan kerja berpengaruh terhadap

pemilihan karir mahasiswa PPAk.
D. PEMBAHASAN
Dari uji hipotesis dapat diperoleh hasil bahwa Hipotesis 1 yang
menyatakan penghargaan finansial berpengaruh terhadap pemilihan karir
mahasiswa PPAk diterima. Hipotesis 2 yang menyatakan pelatihan profesional
berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa PPAk diterima. Hipotesis 3
yang menyatakan pengakuan profesional berpengaruh terhadap pemilihan
karir mahasiswa PPAk ditolak. Hipotesis 4 yang menyatakan nilai-nilai sosial
berpengaruh terhadap pemilihan karir Akuntan Publik ditolak. Hipotesis 5
yang menyatakan lingkungan kerja berpengaruh terhadap pemilihan karir
Akuntan Publik diterima

10

1. Pengaruh penghargaan finansial terhadap pemilihan karir mahasiswa
PPAk
Penghargaan finansial dalam penelitian ini mempunyai pengaruh
terhadap terhadap pemilihan karir akuntan publik. Secara teoritis hasil
penelitian ini relevan dengan pendapat Suyono, (2014: 69) yang
mengatakan bahwa kompensasi finansial yang rasional menjadi kebutuhan
mendasar bagi kepuasan kerja. Selainn itu juga sesuai dengan pendapat
Wijayanti (dalam Merdekawati dan Sulistyowati, 2011: 12) menyatakan
bahwa penghargaan adalah hasil yang diperoleh sebagai kontrak prestasi
yang telah diyakini secara mendasar bagi sebagian perusahaan sebagai
daya tarik utama untuk memberikan keputusan kepada karyawan. Artinya
penghargaa finansial merupakan salah motivasi yang mempengaruhi
keinginan seseorang dalam pemilihan karir mahasiswa sebagai akuntan
publik. Tentu hal ini sangat lumrah karena penghargaan finansial berkaitan
erat dengan kepuasan seseorang dalam berkerja serta menjadi daya tarik
seseorang utama dalam pengambilan keputusan, hal ini tidak lepas dari
kebutuhan pokok serta saving seseorang dalam aktivitas sehari-harinya.
Secara empiris penelitian ini relevan dengan penelitian yang
dilakuka oleh Suyono (2013) menunjukkan bahwa imbalan keuangan,
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan karir sebagai
akuntan publik. Wildiana (2014) menemukan bahwa variabel penghargaan
finansial berpengaruh terhadap pemilihan karir profesi akuntan publik.
Namun hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Merdekawati dan Sulistyawati (2011) yang menunjukkan bahwa
faktor finansial tidak berpengaruh dalam pemilihan karir mereka sebagai
akuntan publik atau non akuntan. Chan (2012), Variabel penghargaan
finansial tidak berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik.
Widiatami dan Cahyonowati (2013) menunjukkan bahwa penghargaan
finansial yang dikontrol oleh variabel gender tidak memiliki pengaruh
terhadap pemilihan karir baik akuntan publik, akuntan perusahaan. Artinya
dari hasil penelitian ini semakin tinggi persepsi seseorang terhadap
penghargaan finansial maka semakin tinggi pula perserpsinya terhadap
pemilihan karir sebagai akuntan.

11

2. Pengaruh pelatihan profesional terhadap pemilihan karir mahasiswa
PPAk
Pelatihan profesional dalam penelitian ini mempunyai pengaruh
terhadap pemilihan karir akuntan publik. Secara teoritis hasil penelitian ini
relevan dengan pendapat Panggabean (2004: 41) yang mengatakan bahwa
pelatihan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau
meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaannya sekarang. Begitu juga dengan pendapat Dessler (Sirait, 2006:
98) pelatihan memberikan pegawai baru atau yang ada sekarang
keterampilan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.
Artinya pelatihan profesional menjadi salah satu penentu dalam pemilihan
karir karena tidak lepas dari keterampilan yang diterima oleh akuntan
publik. Karena hal tersebut sangat dibutuhkan dalam pengembangan karir
pada tingkat selanjutnya.
Secara empiris penelitian ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan

oleh

Merdekawati dan

Sulistyawati (2011),

pelatihan

profesional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan
karir.

Chan

(2012),

menunjukkan

bahwa

pelatihan

profesional

berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik. Suyono (2013)
menunjukkan bahwa pelatihan profesional memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik. Widiatami dan
Cahyonowati (2013) Pelatihan profesional yang dikontrol oleh variabel
gender memiliki pengaruh terhadap pemilihan karir. Artinya hasil
penelitian dan studi terdahulu ini menunjukkan bahwa persepsi pelatihan
profesional yang tinggi akan meningkatkan persepsi mahasiswa akuntansi
dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik.
3. Pengaruh

pengakuan

profesional

terhadap

pemilihan

karir

mahasiswa PPAk
Pengakuan profesional dalam penelitian ini tidak mempunyai
pengaruh terhadap pemilihan karir akuntan publik karena saat ini
pengakuan profesional tidak lagi menjadi sebuah alasan seorang berkarir

12

di akuntan, hal ini dikarenakan proses dalam karir akuntan publik cukup
susah pada pendidikan PPAK awal tahun pertama baru mendapatkan gelar
CA (Calon Akuntan), untuk memperoleh gelar CPA harus menunggu dua
tahun dan untuk lolos tes ujian yang diselenggarakan oleh organisasi resmi
akuntan yang disebut Ujian Sertifikasi Akuntan Publik atau USAP sulit.
Hasil ini inkonsisten dengan pendapat Alhadar (2013: 32), yang
mengatakan bahwa mahasiswa pada tingkatan akhir menganggap bahwa
profesi akuntan publik lebih mengakui prestasi dan memberi kesempatan
yang lebih besar untuk berkembang daripada profesi akuntan perusahaan.
Begitu juga dengan pendapat Rahayu et al. (dalam Alhadar, 2013: 32-33)
yang mengungkapkan bahwa mahasiswa yang memilih profesi akuntan
publik dan akuntan perusahaan menganggap bahwa profesi yang mereka
pilih akan memberikan banyak kesempatan untuk berkembang. Artinya
hasil ini memberikan gambaran bahwa kesempatan berkembang bagi
akuntan tidak hanya ada pada akuntan publik, tapi juga ada pada akuntan
lainnya.
Secara empiris penelitian ini relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Suyono (2013) faktor pengakuan profesional tidak
berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik. Namun
tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Merdekawati dan
Sulistyawati (2011), adanya pengaruh persepsi mengenai pengakuan
profesional dalam suatu bidang karir akuntan. Widiatami dan Cahyonowati
(2013) pengakuan profesional yang dikontrol oleh variabel gender
memiliki

pengaruh

terhadap

pemilihan

karir.

Artinya

hasil

ini

mempresentasikan bahwa pengakuan prestasi da pengembangan diri tidak
hanya akuntan publik yang berkesempatan, namun juga ada pada profesi
akuntan lainnya.
4. Pengaruh nilai-nilai sosial terhadap pemilihan karir Akuntan Publik
Nilai-nilai sosial dalam penelitian ini tidak mempunyai pengaruh
terhadap pemilihan karir akuntan publik karena pada jaman modern dalam
pemilihan karir sudah tidak mengarah lagi pada nilai-nilai sosial lebih

13

tepatnya mengarah ke income, artinya seseorang dalam memilih karir tidak
karena dipandang oleh orang tapi lebih pada bagaimana dia bisa
beraktualisasi dan mendapatkan income. Disisi lain profesi akuntan publik
belum dikenal secara luas sehingga yang dihadapi akuntan publik hanya
rekan kerja, kertas dan komputer. Hasil ini tidak sejalan dengan pendapat.
Menurut Woods (dalam Maryati dan Suryawati, 2008: 35) mengatakan
bahwa nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung
lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan
sehari-hari. Begitu juga dengan pendapat Stole (dalam Suyono, 2014: 74)
mengatakan bahwa mahasiswa akuntansi menganggap profesi akuntan
publik lebih memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain,
lebih memberi kesempatan untuk menyediakan jasa sosial dan lebih
prestisius dibandingkan profesi akuntan perusahaan. Artinya dari hasil ini
memberikan gambaran ada kecendurungan mengabaikan nilai-nilai sosial,
dikarenakan mahasiswa lebih bororientasi pada pekerjaan yang menjadi
titik fokus utama.
Secara empiris penelitian ini sesuai dengan hasil studi yang
dilakukan oleh Wildiana (2014) bahwa variabel nilai-nilai sosial tidak
berpengaruh terhadap pemilihan karir profesi akuntan publik. Namun
demikian hasil ini inkonsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Merdekawati dan Sulistyawati (2011), persepsi mengenai nilai-nilai sosial
mempengaruhi dalam memilih karir akuntan publik. Suyono (2013)
menunjukkan bahwa nilai-nilai sosial memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik. Widiatami dan
Cahyonowati (2013) menunjukkan bahwa nilai-nilai sosial yang dikontrol
oleh variabel gender memiliki pengaruh terhadap pemilihan karir. Artinya
nilai-nilai sosial yang tidak mempengaruhi pemilihan akuntan publik di
pengaruhi banyak hal, seperti halnya fokus pekerjaan. Hal ini tidak lepas
dari nilai yang berfungsi sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam
segala tingkah laku dan perbuatan seseorang. Sehingga apabila nilai sudah

14

tidak menjadi pegangan maka tidak akan mendapatkan kepuasaan dalam
kehidupan sehari-harinya.
5. Pengaruh lingkungan kerja berpengaruh terhadap pemilihan karir
Akuntan Publik
Lingkungan kerja dalam penelitian ini mempunyai pengaruh
terhadap pemilihan karir akuntan publik. Hasil ini relevan dengan
pendapat Norianggono, dkk., (2014: 2-3) yang mengatakan bahwa
lingkungan kerja adalah segala kondisi yang berada di sekitar karyawan
yang dihubungkan dengan terjadinya perubahan psikologis dalam diri
karyawan yang bersangkutan. Begitu juga dengan pendapat Sedarmayanti
(dalam Norianggono, dkk., 2014: 3) yang mendefinisikan lingkungan kerja
sebagai keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan
kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok. Sofyan,
(2013: 19) mengatakan ingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada
di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam
menjalankan tugas-tugas yang diembankan kepada karyawan. Artinya
lingkungan kerja yang baik ikut menentukan dalam pemilihan karir
sebagai akuntan publik. Hal ini dikarenakan dalam pekerjaan tentu perlu
didukung oleh lingkungan kerja yang memadai yang memsupport aktivitas
keseharian dalam bekerja serta tugas-tugas yang amanahakannya.
Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Merdekawati dan Sulistyawati (2011), persepsi mengenai
lingkungan kerja tidak berpengaruh pada pemilihan karir akuntan. Chan
(2012), Variabel lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap minat
menjadi akuntan publik. Suyono (2013) faktor lingkungan kerja
profesional tidak berpengaruh terhadap pemilihan karir sebagai akuntan
publik. Widiatami dan Cahyonowati (2013) lingkungan yang dikontrol
oleh variabel gender memiliki pengaruh terhadap pemilihan karir.
Wildiana

(2014)

menemukan

bahwa

variabel

lingkungan

kerja

berpengaruh terhadap pemilihan karir profesi akuntan publik. Artinya hasil

15

studi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi lingkungan kerja,
maka semakin tinggi pula pemilihan karir sebagai akuntan publik. Tentu
hal tidak lepas dari keadaan yang seseoarang dalam bekerja membutuhkan
kenyamanan dan kemananan sehingga akan fokus dalam bekerja.
E. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penghargaan finansial,
pelatihan profesional pengakuan profesional, nilai-nilai sosial dan lingkungan
kerja terhadap Pemilihan karir akuntan publik, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Penghargaan finansial berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa
PPAk, hasil ini dibuktikan dengan uji t yang memperoleh nilai t
tabel

hitung

>t

( 2,360> 2,015) dengan nilai signifikansi sebesar 0,023t

(3,632> 2,015) dengan nilai signifikansi sebesar 0,0010,05.
Jadi hipotesis yang diajukan ditolak.
4. Nilai-nilai sosial tidak berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa
PPAk, hasil ini dibuktikan dengan uji t yang memperoleh nilai t
tabel

hitung

0,05. Jadi

hipotesis yang diajukan ditolak.
5. Lingkungan kerja berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa PPAk,
hasil ini dibuktikan dengan uji t yang memperoleh nilai t

hitung

> t

tabel

(2,360> 2,015) dengan nilai signifikansi sebesar 0,023

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi Berkarir Sebagai Akuntan Publik (Studi Pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri Di Medan)

48 233 241

PENGARUH PENGHARGAAN FINANSIAL, PELATIHAN PROFESIONAL, PENGAKUAN PROFESIONAL, NILAI-NILAI SOSIAL, LINGKUNGAN KERJA, PERTIMBANGAN PASAR KERJA DAN PERSONALITAS TERHADAP PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK (Studi Pada KAP Di Kota Malang)

4 54 18

Gambaran Nilai Profesional Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 60 122

ANALISIS PENGARUH PENGHARGAAN FINANSIAL, PELATIHAN PROFESIONAL PENGAKUAN PROFESIONAL, NILAI-NILAI Analisis Pengaruh Penghargaan Finansial, Pelatihan Profesional Pengakuan Profesional, Nilai-Nilai Sosial Dan Lingkungan Kerja Terhadap Pemilihan Karir Akunt

0 2 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Penghargaan Finansial, Pelatihan Profesional Pengakuan Profesional, Nilai-Nilai Sosial Dan Lingkungan Kerja Terhadap Pemilihan Karir Akuntan Publik (Studi Empiris pada Mahasiswa PPAK di UNS, UGM dan STIE YKPN).

0 3 8

PEMILIHAN KARIER AKUNTAN PUBLIK: PENGARUH PENGHARGAAN FINANSIAL, ORIENTASI ETIKA, Pemilihan Karier Akuntan Publik: Pengaruh Penghargaan Finansial, Orientasi Etika, Pengakuan Profesional Dan Pelatihan Profesional (Studi Pada Mahasiswa Uns, Ums Dan Stie Su

0 1 15

PENDAHULUAN Pemilihan Karier Akuntan Publik: Pengaruh Penghargaan Finansial, Orientasi Etika, Pengakuan Profesional Dan Pelatihan Profesional (Studi Pada Mahasiswa Uns, Ums Dan Stie Surakarta).

0 2 7

PEMILIHAN KARIER AKUNTAN PUBLIK: PENGARUH PENGHARGAAN FINANSIAL, ORIENTASI ETIKA, Pemilihan Karier Akuntan Publik: Pengaruh Penghargaan Finansial, Orientasi Etika, Pengakuan Profesional Dan Pelatihan Profesional (Studi Pada Mahasiswa Uns, Ums Dan Stie Su

0 3 20

Pengaruh Nilai-Nilai Sosial dan Pengakuan Profesional Mahasiswa Akuntansi di Universitas Kristen Maranatha dalam Memilih Karir Sebagai Akuntan Publik.

0 0 19

Penghargaan Finansial Lingkungan Kerja, Nilai-Nilai Sosial, Dan Personalitas Pada Akuntan Publik Bagi Pemilihan Karir Mahasiswa Akuntansi Indah Lia Puspita

0 0 6