PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN IBADAH SHALAT DHUHA SISWA KELAS VIII-A2 DI MADRASAH Peranan Guru Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Ibadah Shalat Dhuha Siswa Kelas VIII-A2 Di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II Tahun Ajaran 2014/2015
PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN IBADAH
SHALAT DHUHA SISWA KELAS VIII-A2 DI MADRASAH
TSANAWIYAH NEGERI (MTSN) SURAKARTA II
TAHUN AJARAN 2014/2015
NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh:
Nashrul Aziz
NIM: G000100182
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
i
PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN IBADAH
SHALAT DHUHA SISWA KELAS VIII-A2 DI MADRASAH
TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) SURAKARTA II
TAHUN AJARAN 2014/2015
Nashrul Aziz
G 000 100 182
Fakultas Agama Islam
ABSTRAK
Seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka
menumbuhkembangkan sifat dan sikap disiplin ibadah shalat dhuha terhadap
peserta didiknya di sekolah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam mendisiplinkan siswanya, yaitu membiasakan shalat dhuha
berjama’ah, memberikan contoh dan tauladan, penyadaran, dan suatu
pengawasan. Dan yang paling mempengaruhi dalam pelaksanaan pendisiplinan
adalah adanya unsur pendisiplinan itu sendiri, yaitu peraturan yang bersifat
memaksa (wajib).
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II memiliki program
kegiatan yang bertujuan agar siswa menjadi lebih disiplin, yaitu: melaksanakan
shalat dhuha secara berjama’ah. Adapun permasalahan yang akan diangkat dalam
penelitian ini ialah: usaha apa yang dilakukan oleh guru Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN) Surakarta II dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat
dhuha siswanya.
Sedang tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peranan guru
dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat dhuha siswa di Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II. Adapun manfaat dari penelitian ini,
yaitu (1) manfaat teoritis, agar dapat memberikan sumbangan positif teruntuk
sekolah mengenai penanaman kedisiplinan terhadap siswanya; (2) manfaat
praktis, sebagai masukan teruntuk pendidik mengenai pendisiplinan siswanya.
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian lapangan (field research)
karena data yang diambil langsung dari lapangan dengan metode penulisan
deskriptif kualitatif, adapun metode pengumpulan data yang dipakai ialah:
observasi, dokumentasi, dan wawancara. Metode analisis yang diambil adalah
analisis deskriptif kualitatif dan analisis induktif.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa usaha yang dilakukan guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)
Surakarta II dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat dhuha siswanya
adalah dengan melakukan langkah-langkah pendisiplinan, yaitu: mengadakan
pembiasaan kegiatan, memberikan contoh dan tauladan, penyadaran, dan
pengawasan, sebagaimana yang telah penulis bahas dalam skripsi ini.
Kata Kunci: Guru, Kedisiplinan, Shalat Dhuha.
iv
PENDAHULUAN
maksudnya adalah masih banyak
Latar Belakang Masalah
orang muslim pada saat ini yang
Peranan
dibutuhkan
sangatlah
meninggalkan ibadah shalat sunnah
menumbuhkan
khususnya shalat dhuha, dimana
guru
untuk
sifat disiplin kepada para siswanya.
shalat
Pendisiplinan
siswa
karena sifat sunnah. maka bagi siapa
sangatlah penting, karena dengan
yang melaksanakan karena telah
disiplin maka semua pekerjaan akan
menyadari pentingnya shalat dhuha
berjalan
dengan
baik.
Yang
tersebut,
dimaksud
disiplin
disini
adalah
kepatuhannya terhadap Allah swt itu
kepatuhan untuk menghormati dan
ada pada diri seseorang tersebut1.
melaksanakan
atau
Dengan dijalankannya shalat dhuha
mentaati peraturan dan ketentuan
berjama‟ah di sekolah secara rutin,
yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
maka siswa akan menjadi terbiasa
pada
diri
suatu
sistem
dhuha
sering
disanalah
terlupakan
bentuk
Disiplin adalah kunci sukses,
melaksanakannya dengan disiplin.
sebab dalam disiplin akan tumbuh
Baik siswa tersebut disaat masih
sifat yang teguh dan tekun dalam
bersekolah ataupun setelah lulus
usaha maupun belajar. Pendisiplinan
sekolah.
Madrasah Tsanawiyah Negeri
siswa dengan pelaksanaan ibadah
shalat
dhuha
merupakan
Karena
secara
langkah
ibadah
berjama‟ah
yang
shalat
(MTsN) Surakarta II adalah salah
tepat.
satu
sekolah
dhuha
rutinitas ibadah shalat dhuha kepada
1
merupakan puncak segala kepatuhan,
yang
menerapkan
Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqih
Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, 2008), hlm 26.
1
para siswanya secara berjama‟ah.
mengetahui usaha yang dilakukan
Kegiatan ini bagian dari usaha
oleh guru Madrasah Tsanawiyah
sekolah
siswanya
Negeri (MTsN) Surakarta II dalam
agar lebih disiplin. Dengan alasan
meningkatkan kedisiplinan ibadah
inilah peneliti ingin mengetahui lebih
shalat dhuha siswanya.
dalam mengenai peranan guru dalam
Manfaat Penelitian
meningkatkan kedisiplinan ibadah
Manfaat yang dapat diambil dari
shalat dhuha siswa kelas VIII-A2 di
hasil penelitian ini adalah sebagai
Madrasah
berikut:
mendisiplinkan
Tsanawiyah
Negeri
1.
(MTsN) Surakarta II.
Manfaat Teoritis:
Hasil penelitian ini diharapkan
Rumusan Masalah
yang
dapat memberikan sumbangan
penulis kemukakan di atas, maka
yang positif bagi sekolah dalam
dapat
penanaman
Berdasarkan
uraian
dirumuskan
suatu
kedisiplinan
permasalahan, yaitu: Usaha apa yang
terhadap
dilakukan
khususnya shalat dhuha.
oleh
Tsanawiyah
guru
Madrasah
Negeri
(MTsN)
2.
peserta
didiknya,
Manfaat Praktis:
Surakarta II dalam meningkatkan
Hasil penelitian ini diharapkan
kedisiplinan ibadah shalat dhuha
dapat
siswanya ?
kepada para pendidik mengenai
Tujuan Penelitian
pendisiplinan
Tujuan
penelitian
ini
peserta
masukan
didik,
khususnya teruntuk guru MTsN
diadakannya
adalah
memberikan
Surakarta II.
untuk
2
atau reward bagi siswa yang
Tinjauan pustaka
Penelitian
yang
terkait
dengan
aktif.
penelitian ini telah dilakukan oleh
beberapa
peneliti
2.
sebelumnya,
Suwandi Saputra (UIN Sunan
Kalijaga
Yogyakarta,
2008)
diantaranya:
dalam skripsinya yang berjudul
1.
Muhammad Fazrih (UIN Syarif
Upaya Guru ISMUBA Terhadap
Hidayatullah
2011)
Keaktifan Shalat Siswa di SMP
dalam skripsinya yang berjudul
Muhammadiyah 10 Yogyakarta.
Disiplin Beribadah Siswa SMP
Menyimpulkan bahwa kondisi
Islam Assa‟adah Pondok Kelapa
keaktifan
Jakarta
Jakarta,
Timur
shalat
di
SMP
tahun
2011,
Muhammadiyah 10 Yogyakarta,
bahwa
dalam
sebagian besar belum bisa aktif
kegiatan ibadah para guru telah
dalam menjalankan shalat, baik
mengarahkan dan membimbing
di sekolah maupun di rumah.
siswa
Ada
menyimpulkan
dengan
memberikan
baik,
materi
seperti
terlebih
beberapa
upaya
yang
dilakukan guru Ismuba terhadap
dahulu sebelum melaksanakan
keaktifan
ibadah, memberikan pengarahan
adanya pembinaan shalat di
dengan
dalam
seksama
dan
siswa,
setiap
meliputi:
pembelajaran,
memberikan evaluasi. Strategi
melakukan cheking pelaksanaan
yang
shalat
dilakukan
adalah
siswa
di
rumah,
memberikan sanksi bagi yang
memasukkan nilai shalat dalam
melanggar dan memberi hadiah
unsur penilaian rapor, dll.
3
3.
Budi Sulistiyo (IAIN Walisongo
Tinjauan Teoritik
Semarang,
2011)
Disiplin Ibadah
skripsinya
yang
dalam
berjudul
a. Pengertian Disiplin Ibadah
Pembinaan Kedisiplinan Siswa
Dalam Bahasa Indonesia,
Melalui Punishment Ibadah di
disiplin adalah tata tertib (di
SMA
sekolah,
Muhammadiyah
Purwodadi
Tahun
2010/2011,
kemiliteran
dan
Ajaran
sebagainya); ketaatan (kepatuhan)
menyimpulkan
kepada peraturan tata tertib dan
dalam pembinaan kedisiplinan
sebagainya2.
yang
SMA
Semiawan, disiplin adalah sebagai
Muhammadiyah, yang menjadi
kepatuhan terhadap peraturan atau
obyek
yang
tunduk pada pengawasan, dan
Fungsi
pengendalian3. Menurut Prof. DR.
adalah
Utami
dilakukan
adalah
melanggar
sebuah
oleh
siswa
peraturan.
hukuman
membatasi
menyimpang
perilaku
yang
kurang
dilakukan
efektif
Munandar,
diartikan sebagai
Conny
disiplin
pengendalian
diri sehubungan dengan proses
penyesuaian diri dan sosialisasi4.
para siswa. Namun hal tersebut
dirasa
Menurut
dalam
b. Fungsi Disiplin
menanamkan sikap disiplin pada
siswa. Untuk itu pihak sekolah
2
menerapkan
hukuman
Suyoto Bakir,Kamus Lengkap, hlm.
142.
yang
3
Conny Semiawan, Penerapan
Pembelajaran Bagi Anak (Bandung: PT
Indeks, 2009), hlm. 92.
4
Utami Munandar dkk, Pendidikan
Agama dan Akhlak Bagi Anak dan Remaja
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu dan
Pemikiran, 2001), hlm. 109.
bersifat hukuman (melanggar),
pembinaan (terlambat).
4
Fungsi disiplin menurut Tulus
dalam
Tu‟u diantaranya adalah:
disiplin5.
proses
d. Langkah-Langkah
1) Menata kehidupan bersama
pembinaan
Penanaman
2) Membangun kepribadian
Disiplin
3) Melatih kepribadian
Disiplin harus ditanamkan dan
4) Menciptakan lingkungan yang
ditumbuhkan sejak dini, sehingga
nantinya akan tumbuh dari hati
kondusif.
seseorang
c. Unsur-Unsur Disiplin
dengan
sendirinya.
Adapun unsur-unsur pokok dalam
Disiplin dapat dilakukan dengan
disiplin, yaitu:
cara:
1) Peraturan, berfungsi sebagai
1) Pembiasaan,
untuk
pedoman perilaku.
melakukan
teratur.
terhadap
2) Contoh
peraturan.
3) Penghargaan,
dan
Tauladan,
memberi contoh dan tauladan
diberikan
kepada peserta didiknya.
sebagai balasan bagi perilaku
3) Penyadaran,
yang baik dan sesuai dengan
memberikan
penjelasan-penjelasan tentang
yang diharapkan.
4) Konsistensi,
berfungsi
sebagai
motivasi
pemacu
sesuatu
dengan disipin, tertib, dan
2) Hukuman, diberikan untuk
pelanggaran
pembiasaan
pentingnya
peraturan-
peraturan diadakan. Sehingga
lambat laun anak itu akan
5
John W. Santrock, Perkembangan
Anak Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm.
84-92.
5
sadar
terhadap
peraturan-
Allah
peraturan tersebut.
Swt
dan
diniatkan
karena Allah.
4) Pengawasan, Pengawasan ini
Shalat Dhuha
bertujuan untuk menjaga atau
a. Pengertian dan Hukum Shalat
mencegah agar tidak terjadi
Dhuha
sesuatu yang tidak diinginkan
Shalat dhuha adalah salah
khususnya yang bertentangan
satu
dengan peraturan yang telah
artinya adalah menambah shalat
diadakan. Sehingga dengan
sunnah
pengawasan
tingkat
Pengertian Shalat Dhuha menurut
akan
Yusuf Mansur ialah shalat sunnah
kedisiplinan
anak
shalat
tathawwu‟
“nawafil”7.
yang
Adapun
terkontrol6.
yang dilakukan ketika matahari
e. Macam-macam Ibadah
sedang naik. Hukum shalat dhuha
1) Ibadah
khusus
ialah sunnah mu‟akkad (yang
(mahdlah)
ditekankan)8.
adalah ibadah yang tatacara
dan
aturannya
sudah
b. Anjuran
ditentukan oleh Allah dan
mahdlah)
Shalat
Dhuha
Abu hurairah –radiyallahu
RasulNya.
2) Ibadah
Mengerjakan
umum
adalah
anhu –berkata,
(ghoiru
segala
perbuatan baik yang diizinkan
7
Zainal Masduki, Tuntunan Shalat
Lengkap dan Praktis(Yogyakarta, 2007),
hlm. 87.
8
Yusuf Mansur, Dahsyatnya Shalat
Sunnah (Jakarta: Zikrul Hakim, 2013),
hlm.157.
6
Amir Daien Indrakusuma,
Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya:
Usaha Nasional, 2007), hlm. 143-144.
6
2) Sedekah
persendian
Nabi
bagi
tubuh
Sallallahu
seluruh
manusia.
alaihi
wa
sallam –bersabda,
“kekasihku
(Rasulullah
Shalallahu „alaihi wassalam)
mewasiatkan
kepadaku
tiga
perkara yang tidak aku tinggalkan
sampai aku meninggal: puasa tiga
hari setiap bulan, shalat Dhuha,
dan shalat Witir sebelum tidur,”9.
c. Keutamaan Shalat Dhuha
Adapun
keutamaan-keutamaan
shalat dhuha. Diantaranya sebagai
berikut:
1) Shalat dhuha merupakan salah
satu
wasiat
Sebagaimana
Nabi
Saw.
hadits
Abu
“Bagi setiap persendian dari
seorang
diantara
kalian
terdapat sedekah. Jadi, setiap
tasbih adalah sedekah, setiap
tahmid adalah sedekah, setiap
tahlil (ucapan Laa ilaaha illah)
adalah sedekah, setiap takbir
adalah
sedekah,
memerintahkan yang ma‟ruf
adalah sedekah, dan melarang
kemungkaran adalah sedekah.
Mencukupi hal itu, dua rakaat
yang dilakukan pada waktu
Dhuha.”11.
Hurairah di atas, artinya:
“kekasihku
(Rasulullah
Shalallahu „alaihi wassalam)
mewasiatkan kepadaku tiga
perkara yang tidak aku
tinggalkan
sampai
aku
meninggal: puasa tiga hari
setiap bulan, shalat Dhuha,
dan shalat Witir sebelum
tidur”10.
9
11
H.R. Al-Bukhoriy, no. 1178, hal:
58 dan Muslim, no. 721 (Maktabah Shamela
i-Sofware).
10
Ibid.
H.R. Muslim, no. 720, hal: 498
dan Abu Dawud, no. 1285, hal: 26. 1286,
hal: 27 dan 5243, hal: 362 (Maktabah
Shamela i-Sofware).
7
spesifik apa yang sedang terjadi13.
3) Dicukupkan rezekinya di sore
hari.
Dari
Nu‟aim
Hammar Radhiallahu
bin
Melihat
dari
pendekatannya,
„Anhu,
penelitian ini merupakan penelitian
bahwa Rasulullah Shallallahu
deskriptif kulitatif. Karena data yang
„Alaihi wa Sallam bersabda:
dikumpulkan berupa gambar, katakata dan bukan bentuk angka hal itu
karena disebabkan penerapan metode
kualitatif14.
“Allah
„Azza
wa
Jalla
berfirman:
“Wahai
Anak
Adam, jangan sekali-kali kamu
malas mengerjakan empat
rakaat pada awal siang (shalat
dhuha), nanti akan Aku cukupi
kebutuhanmu pada akhirnya
(sore hari)”12.
Selain
itu
penelitian
deskriptif ini bersifat eksploratif
guna menjelaskan status fenomena
atau suatu keadaan tertentu.
Penelitian ini dilakukan di
METODE PENELITIAN
MTsN Surakarta II, dan
subyek
yang
penelitiannya, yaitu: Kepala MTsN
digunakan adalah field research,
Surakarta II, Wakil Kepala Sekolah
yaitu langsung di lapangan atau
Urusan
kehidupan yang sebenarnya secara
Penanggung Jawab Kegiatan, Wali
Jenis
penelitian
Kesiswaan,
Guru
Kelas, dan Siswa.
12
H.R. Abu Daud, No. 1289, hal:
27. (Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani
dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud
No. 1289 dan Shahih At Targhib wat
Tarhib No. 673, juga diriwayatkan oleh
Ahmad dari jalur Abu Darda dengan
sanad shahih li ghairih, lihatShahih At
Targhib wat Tarhib No. 672, At Tirmidzi
juga dari Abu Darda, dan beliau
mengatakan hasan gharib, dan Syaikh Al
Albani menghasankan dalam Shahih At
targhib wat Tarhib No.672) (Maktabah
Shamela i-Sofware).
Metode Pengumpulan Data
13
Toto Syatori Nasehudin dan
Nanang
Gozali,
Metode
Penelitian
Kuantitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2012),
hlm. 55.
14
Lexy j. Maleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hlm. 11.
8
Untuk mendapatkan data-data yang
berkaitan dengan kegiatan shalat
terkait
dhuha, dan data-data mengenai
dengan
tema
penelitian,
lingkungan
fisik
maupun
pengumpulan data sebagai berikut:
administratif
yang
terdapat
1. Observasi
didalamnya.
digunakan
beberapa
Observasi
teknik
3. Metode Wawancara
(observation)
atau
merupakan
satu
Metode wawancara adalah proses
teknik atau cara mengumpulkan
percakapan antara dua orang atau
data dengan jalan mengadakan
lebih,
pengamatan
diajukan oleh peneliti kepada
pengamatan
terhadap
kegiatan
yang sedang berlangsung15..
pertanyaannya
subjek atau sekelompok subjek
penelitian untuk dijawab17.
2. Dokumentasi
Pengumpulan
yang
data
melalui
Metode Analisis Data
peninggalan tertulis, seperti arsip-
Penulis
arsip dan termasuk juga buku-
analisis data induktif (peneliti secara
buku tentang pendapat, teori, dalil
langsung berada „di dalam‟ lokasi
atau hukum-hukum, dan lain-lain
penelitian).
yang
diperoleh
semata-mata
terlebih
dahulu
berhubungan
masalah
Kegunaan
penelitian
metode
dengan
tersebut16.
menggunakan
Sehingga
metode
simpulan
dengan
melakukan
pengumpulan data18.
untuk
memperoleh data portofolio yang
Sudarwan Danim, “Menjadi
Peneliti Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia,
2002), hlm. 130.
18
Nyoman
Kutha
Ratna,
Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan
Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya
17
15
Nana Syaodih Sukmadinata,
Metodologi
Penelitian
Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011),
hlm. 220.
16
Ibid., hlm. 181.
9
HASIL PENELITIAN DAN
jadwalnya,
PEMBAHASAN
dilakukan
lakukan
Sunarto,
M.pd
bersama
(selaku
doa
akhir
shalat
bersama
yang
dipimpin oleh imam shalat dan
Berdasarkan wawancara yang
penulis
di
diikuti oleh jama‟ah (siswa)19.
Drs.
2. Unsur-Unsur Pendisiplinan
kepala
sekolah), Ibu Hayati, S.Pd. (selaku
a) Peraturan
wakil kepala sekolah), Ibu Siti
Peraturan
Aminah, S.Ag (selaku Koord Sie
pendisiplinan shalat dhuha
Keagamaan),
ini, MTsN Surakarta II hanya
dan
Bpk
Muh.
dalam
Fajjaruddin, M.PdI (selaku Wali
memberikan
Kelas VIII-A2), serta siswa kelas
waktu untuk melaksanakan
VIII-A2. Dalam pendisiplinan ibadah
shalat dhuha secara terjadwal
shalat
dan berjama‟ah20.
dhuha,
Tsanawiyah
Surakarta
II
guru
Madrasah
Negeri
(MTsN)
selalu
memantau
jadwal
atau
b) Hukuman dan Penghargaan
Dalam kegiatan ini
tidak
berjalannya rutinitas tersebut dengan
terdapat hal yang berbentuk
menggunakan
hukuman
unsur-unsur
dan
ataupun
penghargaan bagi siswa21.
langkah-langkah dalam pendisiplinan
c) Konsistensi
shalat dhuha.
1. Keadaan Shalat Dhuha
Shalat dhuha ini dilaksanakan
19
Observasi pada tanggal 4
November 2014
20
Wawancara dengan Ibu Hayati,
S.Pd. pada tanggal 4 November 2014, pukul
10.30-11.30 WIB.
21
Ibid.
secara berjama‟ah sesuai dengan
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm.
328.
10
Rutinitas ibadah shalat dhuha
mendisiplinkan diri masing-
berjalan secara konsisten. Hal
masing,
ini
kedisiplinan
dilakukan
banyaknya
mengingat
manfaat
pada
b) Contoh dan Tauladan
Guru di MTsN Surakarta II
3. Langkah-Langkah Pendisiplinan
selalu
a) Pembiasaan
pembiasaan
siswa
ketepatan waktu23.
dari
rutinitas shalat dhuha.22.
Langkah
terkhusus
berusaha
memberikan
ini
untuk
contoh
dan
ikut
serta
dilakukan secara rutin setiap
tauladan,
hari,
melaksanakan
secara
berjamaah
murid
akan
tetapi
pelaksanaannya
sistim
dengan
terjadwal
terorganisir.
Hal
dipagi
dan
baik
bersama
hari,
melaksanakan
tersebut
ataupun
pada
jam
penyadaran
ini
istirahat24.
dilakukan karena banyaknya
siswa di MTsN Surakarta II
c) Penyadaran
yang mencapai 1.094 siswa.
Bentuk
Semua itu dibuktikan dengan
diberikan melalui dua cara,
adanya jadwal imam dan
yaitu:
jadwal
1) Penyadaran
kelas
yang
akan
materi pembelajaran.
melaksanakan shalat dhuha
pada
setiap
harinya.
23
harapannya
siswa
melalui
Wawancara dengan Drs. Sunarto,
M.pd. pada tanggal 4 November 2014,
pukul 10.30-11.30 WIB.
24
Wawancara dengan Ibu Siti
Aminah, S.Ag. pada tanggal 4 November
2014, pukul 10.30-11.30 WIB.
bisa
22
Wawancara dengan Bpk Muh.
Fajjaruddin, M.PdI. pada tanggal 4
November 2014, pukul 10.30-11.30 WIB.
11
Penyadaran
ibadah wajib dan sunnah
ini
diberikan
ketika
terjadinya
Kegiatan
Belajar
Mengajar
(Shalat
Dhuha)
secara
rutin dan ikhlas26.
d) Pengawasan
(KBM), tepatnya pada
Pengawasan dilakukan oleh
pelajaran Fiqh dan Fiqh
para
Terapan.25.
langsung bergerak menuju
2) Penyadaran
melalui
guru
dengan
secara
kelas yang menjadi tanggung
metode Ceramah.
jawabnya
Bentuk penyadaran ini
masjid dan mushola sebagai
biasanya
tempat pelaksanaan ibadah
oleh
Sekolah
disampaikan
Wakil
kepada
untuk
menuju
shalat dhuha tersebut27.
Kepala
para
Adapun
beberapa
kendala
siswa.
Tujuan
yang dialami oleh pihak Madrasah
diberikannya
metode
Tsanawiyah
ceramah
supaya
ini
siswa
Negeri
(MTsN)
adalah
Surakarta II dalam pendisiplinan
lebih
ibadah shalat dhuha tersebut, yaitu:
mengerti apa itu shalat
(1) Waktu
dhuha dan apa manfaat
dhuha pagi teruntuk siswa MTsN
bagi
Surakarta II, mengingat siswa pada
mereka
melaksanakannya,
mau
yang
dan
26
pelaksanaan
shalat
Wawancara dengan Ibu Hayati,
S.Pd. pada tanggal 4 November 2014, pukul
10.30-11.30 WIB.
27
Wawancara dengan Bpk Muh.
Fajjaruddin, M.PdI. dan Siswa VIII-A2,
pada tanggal 4 November 2014, pukul
10.30-11.30 WIB.
melaksanakan
25
Wawancara dengan Bpk Muh.
Fajjaruddin, M.PdI. pada tanggal 4
November 2014, pukul 10.30-11.30 WIB.
12
jenjang
ini
tidak
membawa
diperbolehkan
kendaraan
terkecuali
sepeda
sendiri,
ontel28.
(2)
dikemukakan
pada
bab-bab
sebelumnya,
dapat
diambil
kesimpulan bahwa guru Madrasah
Kesadaran, baik itu kesadaran diri
Tsanawiyah
peserta didik, ataupun dari pihak
Surakarta
keluarga sendiri29.
pendisiplinan shalat dhuha dengan
Demikian
deskripsi
data
beberapa
hasil observasi, dokumentasi serta
yaitu:
wawancara yang penulis lakukan di
a)
Madrasah
Tsanawiyah
Negeri
Negeri
II
(MTsN)
memiliki
langkah
usaha
pendisiplinan,
Pembiasaan, pada langkah ini
pihak
sekolah
(MTsN) Surakrta II mengenai Profil
jadwal
kelas,
sekolah
pemandu do‟a yang tersusun
dan
dilakukan
usaha-usaha
guru
yang
Madrasah
dengan
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakrta
rapih,
memberikan
imam,
dan
terjaga,
dan
Tauladan,
guru
terorganisir.
II dalam meningkatkan kedisiplinan
b) Contoh
dan
ibadah shalat dhuha siswanya.
Madrasah Tsanawiyah Negeri
KESIMPULAN DAN SARAN
(MTsN)
Kesimpulan
memberikan
Berdasarkan
terkumpul
dan
Surakarta
II
selalu
contoh
dan
data
yang
tauladan disetiap harinya. Selain
analisis
yang
ikut serta berjama‟ah bersama
siswa, dan juga pada waktu
28
Wawancara dengan Bpk Muh.
Fajjaruddin, M.PdI. pada tanggal 4
November 2014, pukul 10.30-11.30 WIB
29
Wawancara dengan Ibu Siti
Aminah, S.Ag. pada tanggal 4 November
2014, pukul 10.30-11.30 WIB.
istirahat.
13
c)
Penyadaran,
adapun
bentuk
teruntuk siswa MTsN Surakarta
penyadaran yang diberikan di
II, mengingat siswa pada jenjang
Madrasah Tsanawiyah Negeri
ini
(MTsN) Surakarta II adalah
membawa
melalui
materi
terkecuali sepeda ontel. Siswa
yang diberikan melalui mata
harus menunggu orang tuanya
pelajaran Fiqh dan ceramah.
yang sibuk dengan pekerjaan
Sedangkan
rumah untuk mengantarkannya,
penyampaian
untuk
prakteknya
tidak
melalui mata pelajaran Fiqh
adapula
Terapan.
menunggu
d) Pengawasan,
Tsanawiyah
madrasah
Negeri
untuk
(MTsN)
siswa
lama
sendiri,
yang
Bus
harus
atau
menuju sekolah.
2) Kesadaran,
segera
kesadaran
ini
terbagi menjadi dua, yaitu:
mengontrol kelas yang menjadi
a) Kesadaran diri peserta didik.
tenggung jawabnya.
Adapun
kendaraan
Angkutan dan sejenisnya untuk
Surakarta II selalu menerjunkan
gurunya
diperbolehkan
Kurangnya kesadaran pada
beberapa
kendala
diri
siswa
mengenai
yang dialami oleh pihak Madrasah
pentingnya
Tsanawiyah
kegiatan shalat dhuha, akan
Negeri
(MTsN)
Surakarta II dalam pendisiplinan
menjadikan
ibadah shalat dhuha tersebut, yaitu:
untuk
1) Waktu,
diarahkan
waktu
pelaksanaan
shalat dhuha yang sangat pagi
14
melaksanakan
siswa
sulit
dibimbing
dan
agar
mau
melaksanakannya
secara
berkembang. Sesuai dengan apa
disiplin.
yang menjadi salah satu tujuan
b) Kesadaran keluarga
Masih
yang
banyak
tidak
sekolah,
keluarga
atau
berpartisipasi
2.
Bagi Guru Penanggung Jawab
belum
Kegiatan
untuk
Penulis
dan
Wali
Kelas.
mengharapkan
pihak
mengajarkan anaknya agar
penanggung jawab kegiatan bisa
menjadi siswa yang disiplin,
menerapkan
beberapa
langkah-langkah
siswa
yang
unsur-unsur
dan
pendisiplinan
disekolahkan di Madrasah
tersebut secara utuh di Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN)
Tsanawiyah
Surakarta II akan tetapi dari
Surakarta II. Dan wali kelas
keluarga yang non-muslim.
lebih tegas dalam membimbing
Negeri
(MTsN)
Saran-Saran
kelas yang menjadi tanggung
1.
jawabnya.
Bagi kepala dan wakil kepala
sekolah. Penulis berharap kepala
3.
Bagi siswa MTsN Surakarta II.
dan wakil kepala sekolah dapat
Penulis
memberikan
MTsN Surakarta II bisa lebih
bersifat
peraturan
“Wajib”
yang
mengenai
berharap
disiplin
siswa-siswi
diberbagai
kegiatan
Ibadah, terkhusus ibadah shalat
yang
dhuha, agar sifat dan sikap
sekolah,
disiplin siswa menjadi lebih
shalat dhuha secara berjama‟ah.
mudah
untuk
tertanam
dan
15
diadakan
oleh
khususnya
pihak
disiplin
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azzumardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta:
PT.Kompas Media Nusantara.
Bakir, Suyoto. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Batam Centre: Karisma
Publishing Group.
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Indrakusuma, Amir Daien. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Komara, Endang. 2003. Disiplin Menurut Islam. (http://endangkomaras
blog.blogspot.com/2009/03/disiplin-menurut-islam-oleh-h-endang. html),
diakses tanggal 14 Agustus 2014.
Maleong, Lexy j. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mansur, Yusuf. 2013. Dahsyatnya Shalat Sunnah. Jakarta: Zikrul Hakim.
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Masduki, Zainal. 2007. Tuntunan Shalat Lengkap dan Praktis.Yogyakarta.
Munandar, Utami dkk. 2001. Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan
Remaja. Jakarta: Logos Wacana Ilmu dan Pemikiran.
Nasehudin, Toto Syatori & Gozali, Nanang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Pustaka Setia.
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santrock , John W. 2007. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Semiawan, Conny. 2009. Penerapan Pembelajaran Bagi Anak. Bandung: PT
Indeks.
Sukapdalsasiyah. 2012. Pengertian Ibadah Menurut Putusan Tarjih
Muhammadiyah, (http://blog.umy.ac.id/ibadahku/2012/05/16/ penertian-
ibadah-menurut-putusan-tarjih-muhammadiyah),
Agustus 2014.
diakses
tanggal
17
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.
Zurinal, Z. & Aminuddin. 2008. Fiqih Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah.
SHALAT DHUHA SISWA KELAS VIII-A2 DI MADRASAH
TSANAWIYAH NEGERI (MTSN) SURAKARTA II
TAHUN AJARAN 2014/2015
NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh:
Nashrul Aziz
NIM: G000100182
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
i
PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN IBADAH
SHALAT DHUHA SISWA KELAS VIII-A2 DI MADRASAH
TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) SURAKARTA II
TAHUN AJARAN 2014/2015
Nashrul Aziz
G 000 100 182
Fakultas Agama Islam
ABSTRAK
Seorang guru memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka
menumbuhkembangkan sifat dan sikap disiplin ibadah shalat dhuha terhadap
peserta didiknya di sekolah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam mendisiplinkan siswanya, yaitu membiasakan shalat dhuha
berjama’ah, memberikan contoh dan tauladan, penyadaran, dan suatu
pengawasan. Dan yang paling mempengaruhi dalam pelaksanaan pendisiplinan
adalah adanya unsur pendisiplinan itu sendiri, yaitu peraturan yang bersifat
memaksa (wajib).
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II memiliki program
kegiatan yang bertujuan agar siswa menjadi lebih disiplin, yaitu: melaksanakan
shalat dhuha secara berjama’ah. Adapun permasalahan yang akan diangkat dalam
penelitian ini ialah: usaha apa yang dilakukan oleh guru Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN) Surakarta II dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat
dhuha siswanya.
Sedang tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peranan guru
dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat dhuha siswa di Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakarta II. Adapun manfaat dari penelitian ini,
yaitu (1) manfaat teoritis, agar dapat memberikan sumbangan positif teruntuk
sekolah mengenai penanaman kedisiplinan terhadap siswanya; (2) manfaat
praktis, sebagai masukan teruntuk pendidik mengenai pendisiplinan siswanya.
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian lapangan (field research)
karena data yang diambil langsung dari lapangan dengan metode penulisan
deskriptif kualitatif, adapun metode pengumpulan data yang dipakai ialah:
observasi, dokumentasi, dan wawancara. Metode analisis yang diambil adalah
analisis deskriptif kualitatif dan analisis induktif.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa usaha yang dilakukan guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)
Surakarta II dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat dhuha siswanya
adalah dengan melakukan langkah-langkah pendisiplinan, yaitu: mengadakan
pembiasaan kegiatan, memberikan contoh dan tauladan, penyadaran, dan
pengawasan, sebagaimana yang telah penulis bahas dalam skripsi ini.
Kata Kunci: Guru, Kedisiplinan, Shalat Dhuha.
iv
PENDAHULUAN
maksudnya adalah masih banyak
Latar Belakang Masalah
orang muslim pada saat ini yang
Peranan
dibutuhkan
sangatlah
meninggalkan ibadah shalat sunnah
menumbuhkan
khususnya shalat dhuha, dimana
guru
untuk
sifat disiplin kepada para siswanya.
shalat
Pendisiplinan
siswa
karena sifat sunnah. maka bagi siapa
sangatlah penting, karena dengan
yang melaksanakan karena telah
disiplin maka semua pekerjaan akan
menyadari pentingnya shalat dhuha
berjalan
dengan
baik.
Yang
tersebut,
dimaksud
disiplin
disini
adalah
kepatuhannya terhadap Allah swt itu
kepatuhan untuk menghormati dan
ada pada diri seseorang tersebut1.
melaksanakan
atau
Dengan dijalankannya shalat dhuha
mentaati peraturan dan ketentuan
berjama‟ah di sekolah secara rutin,
yang telah ditetapkan tanpa pamrih.
maka siswa akan menjadi terbiasa
pada
diri
suatu
sistem
dhuha
sering
disanalah
terlupakan
bentuk
Disiplin adalah kunci sukses,
melaksanakannya dengan disiplin.
sebab dalam disiplin akan tumbuh
Baik siswa tersebut disaat masih
sifat yang teguh dan tekun dalam
bersekolah ataupun setelah lulus
usaha maupun belajar. Pendisiplinan
sekolah.
Madrasah Tsanawiyah Negeri
siswa dengan pelaksanaan ibadah
shalat
dhuha
merupakan
Karena
secara
langkah
ibadah
berjama‟ah
yang
shalat
(MTsN) Surakarta II adalah salah
tepat.
satu
sekolah
dhuha
rutinitas ibadah shalat dhuha kepada
1
merupakan puncak segala kepatuhan,
yang
menerapkan
Zurinal Z dan Aminuddin, Fiqih
Ibadah (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, 2008), hlm 26.
1
para siswanya secara berjama‟ah.
mengetahui usaha yang dilakukan
Kegiatan ini bagian dari usaha
oleh guru Madrasah Tsanawiyah
sekolah
siswanya
Negeri (MTsN) Surakarta II dalam
agar lebih disiplin. Dengan alasan
meningkatkan kedisiplinan ibadah
inilah peneliti ingin mengetahui lebih
shalat dhuha siswanya.
dalam mengenai peranan guru dalam
Manfaat Penelitian
meningkatkan kedisiplinan ibadah
Manfaat yang dapat diambil dari
shalat dhuha siswa kelas VIII-A2 di
hasil penelitian ini adalah sebagai
Madrasah
berikut:
mendisiplinkan
Tsanawiyah
Negeri
1.
(MTsN) Surakarta II.
Manfaat Teoritis:
Hasil penelitian ini diharapkan
Rumusan Masalah
yang
dapat memberikan sumbangan
penulis kemukakan di atas, maka
yang positif bagi sekolah dalam
dapat
penanaman
Berdasarkan
uraian
dirumuskan
suatu
kedisiplinan
permasalahan, yaitu: Usaha apa yang
terhadap
dilakukan
khususnya shalat dhuha.
oleh
Tsanawiyah
guru
Madrasah
Negeri
(MTsN)
2.
peserta
didiknya,
Manfaat Praktis:
Surakarta II dalam meningkatkan
Hasil penelitian ini diharapkan
kedisiplinan ibadah shalat dhuha
dapat
siswanya ?
kepada para pendidik mengenai
Tujuan Penelitian
pendisiplinan
Tujuan
penelitian
ini
peserta
masukan
didik,
khususnya teruntuk guru MTsN
diadakannya
adalah
memberikan
Surakarta II.
untuk
2
atau reward bagi siswa yang
Tinjauan pustaka
Penelitian
yang
terkait
dengan
aktif.
penelitian ini telah dilakukan oleh
beberapa
peneliti
2.
sebelumnya,
Suwandi Saputra (UIN Sunan
Kalijaga
Yogyakarta,
2008)
diantaranya:
dalam skripsinya yang berjudul
1.
Muhammad Fazrih (UIN Syarif
Upaya Guru ISMUBA Terhadap
Hidayatullah
2011)
Keaktifan Shalat Siswa di SMP
dalam skripsinya yang berjudul
Muhammadiyah 10 Yogyakarta.
Disiplin Beribadah Siswa SMP
Menyimpulkan bahwa kondisi
Islam Assa‟adah Pondok Kelapa
keaktifan
Jakarta
Jakarta,
Timur
shalat
di
SMP
tahun
2011,
Muhammadiyah 10 Yogyakarta,
bahwa
dalam
sebagian besar belum bisa aktif
kegiatan ibadah para guru telah
dalam menjalankan shalat, baik
mengarahkan dan membimbing
di sekolah maupun di rumah.
siswa
Ada
menyimpulkan
dengan
memberikan
baik,
materi
seperti
terlebih
beberapa
upaya
yang
dilakukan guru Ismuba terhadap
dahulu sebelum melaksanakan
keaktifan
ibadah, memberikan pengarahan
adanya pembinaan shalat di
dengan
dalam
seksama
dan
siswa,
setiap
meliputi:
pembelajaran,
memberikan evaluasi. Strategi
melakukan cheking pelaksanaan
yang
shalat
dilakukan
adalah
siswa
di
rumah,
memberikan sanksi bagi yang
memasukkan nilai shalat dalam
melanggar dan memberi hadiah
unsur penilaian rapor, dll.
3
3.
Budi Sulistiyo (IAIN Walisongo
Tinjauan Teoritik
Semarang,
2011)
Disiplin Ibadah
skripsinya
yang
dalam
berjudul
a. Pengertian Disiplin Ibadah
Pembinaan Kedisiplinan Siswa
Dalam Bahasa Indonesia,
Melalui Punishment Ibadah di
disiplin adalah tata tertib (di
SMA
sekolah,
Muhammadiyah
Purwodadi
Tahun
2010/2011,
kemiliteran
dan
Ajaran
sebagainya); ketaatan (kepatuhan)
menyimpulkan
kepada peraturan tata tertib dan
dalam pembinaan kedisiplinan
sebagainya2.
yang
SMA
Semiawan, disiplin adalah sebagai
Muhammadiyah, yang menjadi
kepatuhan terhadap peraturan atau
obyek
yang
tunduk pada pengawasan, dan
Fungsi
pengendalian3. Menurut Prof. DR.
adalah
Utami
dilakukan
adalah
melanggar
sebuah
oleh
siswa
peraturan.
hukuman
membatasi
menyimpang
perilaku
yang
kurang
dilakukan
efektif
Munandar,
diartikan sebagai
Conny
disiplin
pengendalian
diri sehubungan dengan proses
penyesuaian diri dan sosialisasi4.
para siswa. Namun hal tersebut
dirasa
Menurut
dalam
b. Fungsi Disiplin
menanamkan sikap disiplin pada
siswa. Untuk itu pihak sekolah
2
menerapkan
hukuman
Suyoto Bakir,Kamus Lengkap, hlm.
142.
yang
3
Conny Semiawan, Penerapan
Pembelajaran Bagi Anak (Bandung: PT
Indeks, 2009), hlm. 92.
4
Utami Munandar dkk, Pendidikan
Agama dan Akhlak Bagi Anak dan Remaja
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu dan
Pemikiran, 2001), hlm. 109.
bersifat hukuman (melanggar),
pembinaan (terlambat).
4
Fungsi disiplin menurut Tulus
dalam
Tu‟u diantaranya adalah:
disiplin5.
proses
d. Langkah-Langkah
1) Menata kehidupan bersama
pembinaan
Penanaman
2) Membangun kepribadian
Disiplin
3) Melatih kepribadian
Disiplin harus ditanamkan dan
4) Menciptakan lingkungan yang
ditumbuhkan sejak dini, sehingga
nantinya akan tumbuh dari hati
kondusif.
seseorang
c. Unsur-Unsur Disiplin
dengan
sendirinya.
Adapun unsur-unsur pokok dalam
Disiplin dapat dilakukan dengan
disiplin, yaitu:
cara:
1) Peraturan, berfungsi sebagai
1) Pembiasaan,
untuk
pedoman perilaku.
melakukan
teratur.
terhadap
2) Contoh
peraturan.
3) Penghargaan,
dan
Tauladan,
memberi contoh dan tauladan
diberikan
kepada peserta didiknya.
sebagai balasan bagi perilaku
3) Penyadaran,
yang baik dan sesuai dengan
memberikan
penjelasan-penjelasan tentang
yang diharapkan.
4) Konsistensi,
berfungsi
sebagai
motivasi
pemacu
sesuatu
dengan disipin, tertib, dan
2) Hukuman, diberikan untuk
pelanggaran
pembiasaan
pentingnya
peraturan-
peraturan diadakan. Sehingga
lambat laun anak itu akan
5
John W. Santrock, Perkembangan
Anak Jilid 2 (Jakarta: Erlangga, 2007), hlm.
84-92.
5
sadar
terhadap
peraturan-
Allah
peraturan tersebut.
Swt
dan
diniatkan
karena Allah.
4) Pengawasan, Pengawasan ini
Shalat Dhuha
bertujuan untuk menjaga atau
a. Pengertian dan Hukum Shalat
mencegah agar tidak terjadi
Dhuha
sesuatu yang tidak diinginkan
Shalat dhuha adalah salah
khususnya yang bertentangan
satu
dengan peraturan yang telah
artinya adalah menambah shalat
diadakan. Sehingga dengan
sunnah
pengawasan
tingkat
Pengertian Shalat Dhuha menurut
akan
Yusuf Mansur ialah shalat sunnah
kedisiplinan
anak
shalat
tathawwu‟
“nawafil”7.
yang
Adapun
terkontrol6.
yang dilakukan ketika matahari
e. Macam-macam Ibadah
sedang naik. Hukum shalat dhuha
1) Ibadah
khusus
ialah sunnah mu‟akkad (yang
(mahdlah)
ditekankan)8.
adalah ibadah yang tatacara
dan
aturannya
sudah
b. Anjuran
ditentukan oleh Allah dan
mahdlah)
Shalat
Dhuha
Abu hurairah –radiyallahu
RasulNya.
2) Ibadah
Mengerjakan
umum
adalah
anhu –berkata,
(ghoiru
segala
perbuatan baik yang diizinkan
7
Zainal Masduki, Tuntunan Shalat
Lengkap dan Praktis(Yogyakarta, 2007),
hlm. 87.
8
Yusuf Mansur, Dahsyatnya Shalat
Sunnah (Jakarta: Zikrul Hakim, 2013),
hlm.157.
6
Amir Daien Indrakusuma,
Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya:
Usaha Nasional, 2007), hlm. 143-144.
6
2) Sedekah
persendian
Nabi
bagi
tubuh
Sallallahu
seluruh
manusia.
alaihi
wa
sallam –bersabda,
“kekasihku
(Rasulullah
Shalallahu „alaihi wassalam)
mewasiatkan
kepadaku
tiga
perkara yang tidak aku tinggalkan
sampai aku meninggal: puasa tiga
hari setiap bulan, shalat Dhuha,
dan shalat Witir sebelum tidur,”9.
c. Keutamaan Shalat Dhuha
Adapun
keutamaan-keutamaan
shalat dhuha. Diantaranya sebagai
berikut:
1) Shalat dhuha merupakan salah
satu
wasiat
Sebagaimana
Nabi
Saw.
hadits
Abu
“Bagi setiap persendian dari
seorang
diantara
kalian
terdapat sedekah. Jadi, setiap
tasbih adalah sedekah, setiap
tahmid adalah sedekah, setiap
tahlil (ucapan Laa ilaaha illah)
adalah sedekah, setiap takbir
adalah
sedekah,
memerintahkan yang ma‟ruf
adalah sedekah, dan melarang
kemungkaran adalah sedekah.
Mencukupi hal itu, dua rakaat
yang dilakukan pada waktu
Dhuha.”11.
Hurairah di atas, artinya:
“kekasihku
(Rasulullah
Shalallahu „alaihi wassalam)
mewasiatkan kepadaku tiga
perkara yang tidak aku
tinggalkan
sampai
aku
meninggal: puasa tiga hari
setiap bulan, shalat Dhuha,
dan shalat Witir sebelum
tidur”10.
9
11
H.R. Al-Bukhoriy, no. 1178, hal:
58 dan Muslim, no. 721 (Maktabah Shamela
i-Sofware).
10
Ibid.
H.R. Muslim, no. 720, hal: 498
dan Abu Dawud, no. 1285, hal: 26. 1286,
hal: 27 dan 5243, hal: 362 (Maktabah
Shamela i-Sofware).
7
spesifik apa yang sedang terjadi13.
3) Dicukupkan rezekinya di sore
hari.
Dari
Nu‟aim
Hammar Radhiallahu
bin
Melihat
dari
pendekatannya,
„Anhu,
penelitian ini merupakan penelitian
bahwa Rasulullah Shallallahu
deskriptif kulitatif. Karena data yang
„Alaihi wa Sallam bersabda:
dikumpulkan berupa gambar, katakata dan bukan bentuk angka hal itu
karena disebabkan penerapan metode
kualitatif14.
“Allah
„Azza
wa
Jalla
berfirman:
“Wahai
Anak
Adam, jangan sekali-kali kamu
malas mengerjakan empat
rakaat pada awal siang (shalat
dhuha), nanti akan Aku cukupi
kebutuhanmu pada akhirnya
(sore hari)”12.
Selain
itu
penelitian
deskriptif ini bersifat eksploratif
guna menjelaskan status fenomena
atau suatu keadaan tertentu.
Penelitian ini dilakukan di
METODE PENELITIAN
MTsN Surakarta II, dan
subyek
yang
penelitiannya, yaitu: Kepala MTsN
digunakan adalah field research,
Surakarta II, Wakil Kepala Sekolah
yaitu langsung di lapangan atau
Urusan
kehidupan yang sebenarnya secara
Penanggung Jawab Kegiatan, Wali
Jenis
penelitian
Kesiswaan,
Guru
Kelas, dan Siswa.
12
H.R. Abu Daud, No. 1289, hal:
27. (Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani
dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud
No. 1289 dan Shahih At Targhib wat
Tarhib No. 673, juga diriwayatkan oleh
Ahmad dari jalur Abu Darda dengan
sanad shahih li ghairih, lihatShahih At
Targhib wat Tarhib No. 672, At Tirmidzi
juga dari Abu Darda, dan beliau
mengatakan hasan gharib, dan Syaikh Al
Albani menghasankan dalam Shahih At
targhib wat Tarhib No.672) (Maktabah
Shamela i-Sofware).
Metode Pengumpulan Data
13
Toto Syatori Nasehudin dan
Nanang
Gozali,
Metode
Penelitian
Kuantitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2012),
hlm. 55.
14
Lexy j. Maleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2006), hlm. 11.
8
Untuk mendapatkan data-data yang
berkaitan dengan kegiatan shalat
terkait
dhuha, dan data-data mengenai
dengan
tema
penelitian,
lingkungan
fisik
maupun
pengumpulan data sebagai berikut:
administratif
yang
terdapat
1. Observasi
didalamnya.
digunakan
beberapa
Observasi
teknik
3. Metode Wawancara
(observation)
atau
merupakan
satu
Metode wawancara adalah proses
teknik atau cara mengumpulkan
percakapan antara dua orang atau
data dengan jalan mengadakan
lebih,
pengamatan
diajukan oleh peneliti kepada
pengamatan
terhadap
kegiatan
yang sedang berlangsung15..
pertanyaannya
subjek atau sekelompok subjek
penelitian untuk dijawab17.
2. Dokumentasi
Pengumpulan
yang
data
melalui
Metode Analisis Data
peninggalan tertulis, seperti arsip-
Penulis
arsip dan termasuk juga buku-
analisis data induktif (peneliti secara
buku tentang pendapat, teori, dalil
langsung berada „di dalam‟ lokasi
atau hukum-hukum, dan lain-lain
penelitian).
yang
diperoleh
semata-mata
terlebih
dahulu
berhubungan
masalah
Kegunaan
penelitian
metode
dengan
tersebut16.
menggunakan
Sehingga
metode
simpulan
dengan
melakukan
pengumpulan data18.
untuk
memperoleh data portofolio yang
Sudarwan Danim, “Menjadi
Peneliti Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia,
2002), hlm. 130.
18
Nyoman
Kutha
Ratna,
Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan
Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya
17
15
Nana Syaodih Sukmadinata,
Metodologi
Penelitian
Pendidikan,
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011),
hlm. 220.
16
Ibid., hlm. 181.
9
HASIL PENELITIAN DAN
jadwalnya,
PEMBAHASAN
dilakukan
lakukan
Sunarto,
M.pd
bersama
(selaku
doa
akhir
shalat
bersama
yang
dipimpin oleh imam shalat dan
Berdasarkan wawancara yang
penulis
di
diikuti oleh jama‟ah (siswa)19.
Drs.
2. Unsur-Unsur Pendisiplinan
kepala
sekolah), Ibu Hayati, S.Pd. (selaku
a) Peraturan
wakil kepala sekolah), Ibu Siti
Peraturan
Aminah, S.Ag (selaku Koord Sie
pendisiplinan shalat dhuha
Keagamaan),
ini, MTsN Surakarta II hanya
dan
Bpk
Muh.
dalam
Fajjaruddin, M.PdI (selaku Wali
memberikan
Kelas VIII-A2), serta siswa kelas
waktu untuk melaksanakan
VIII-A2. Dalam pendisiplinan ibadah
shalat dhuha secara terjadwal
shalat
dan berjama‟ah20.
dhuha,
Tsanawiyah
Surakarta
II
guru
Madrasah
Negeri
(MTsN)
selalu
memantau
jadwal
atau
b) Hukuman dan Penghargaan
Dalam kegiatan ini
tidak
berjalannya rutinitas tersebut dengan
terdapat hal yang berbentuk
menggunakan
hukuman
unsur-unsur
dan
ataupun
penghargaan bagi siswa21.
langkah-langkah dalam pendisiplinan
c) Konsistensi
shalat dhuha.
1. Keadaan Shalat Dhuha
Shalat dhuha ini dilaksanakan
19
Observasi pada tanggal 4
November 2014
20
Wawancara dengan Ibu Hayati,
S.Pd. pada tanggal 4 November 2014, pukul
10.30-11.30 WIB.
21
Ibid.
secara berjama‟ah sesuai dengan
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm.
328.
10
Rutinitas ibadah shalat dhuha
mendisiplinkan diri masing-
berjalan secara konsisten. Hal
masing,
ini
kedisiplinan
dilakukan
banyaknya
mengingat
manfaat
pada
b) Contoh dan Tauladan
Guru di MTsN Surakarta II
3. Langkah-Langkah Pendisiplinan
selalu
a) Pembiasaan
pembiasaan
siswa
ketepatan waktu23.
dari
rutinitas shalat dhuha.22.
Langkah
terkhusus
berusaha
memberikan
ini
untuk
contoh
dan
ikut
serta
dilakukan secara rutin setiap
tauladan,
hari,
melaksanakan
secara
berjamaah
murid
akan
tetapi
pelaksanaannya
sistim
dengan
terjadwal
terorganisir.
Hal
dipagi
dan
baik
bersama
hari,
melaksanakan
tersebut
ataupun
pada
jam
penyadaran
ini
istirahat24.
dilakukan karena banyaknya
siswa di MTsN Surakarta II
c) Penyadaran
yang mencapai 1.094 siswa.
Bentuk
Semua itu dibuktikan dengan
diberikan melalui dua cara,
adanya jadwal imam dan
yaitu:
jadwal
1) Penyadaran
kelas
yang
akan
materi pembelajaran.
melaksanakan shalat dhuha
pada
setiap
harinya.
23
harapannya
siswa
melalui
Wawancara dengan Drs. Sunarto,
M.pd. pada tanggal 4 November 2014,
pukul 10.30-11.30 WIB.
24
Wawancara dengan Ibu Siti
Aminah, S.Ag. pada tanggal 4 November
2014, pukul 10.30-11.30 WIB.
bisa
22
Wawancara dengan Bpk Muh.
Fajjaruddin, M.PdI. pada tanggal 4
November 2014, pukul 10.30-11.30 WIB.
11
Penyadaran
ibadah wajib dan sunnah
ini
diberikan
ketika
terjadinya
Kegiatan
Belajar
Mengajar
(Shalat
Dhuha)
secara
rutin dan ikhlas26.
d) Pengawasan
(KBM), tepatnya pada
Pengawasan dilakukan oleh
pelajaran Fiqh dan Fiqh
para
Terapan.25.
langsung bergerak menuju
2) Penyadaran
melalui
guru
dengan
secara
kelas yang menjadi tanggung
metode Ceramah.
jawabnya
Bentuk penyadaran ini
masjid dan mushola sebagai
biasanya
tempat pelaksanaan ibadah
oleh
Sekolah
disampaikan
Wakil
kepada
untuk
menuju
shalat dhuha tersebut27.
Kepala
para
Adapun
beberapa
kendala
siswa.
Tujuan
yang dialami oleh pihak Madrasah
diberikannya
metode
Tsanawiyah
ceramah
supaya
ini
siswa
Negeri
(MTsN)
adalah
Surakarta II dalam pendisiplinan
lebih
ibadah shalat dhuha tersebut, yaitu:
mengerti apa itu shalat
(1) Waktu
dhuha dan apa manfaat
dhuha pagi teruntuk siswa MTsN
bagi
Surakarta II, mengingat siswa pada
mereka
melaksanakannya,
mau
yang
dan
26
pelaksanaan
shalat
Wawancara dengan Ibu Hayati,
S.Pd. pada tanggal 4 November 2014, pukul
10.30-11.30 WIB.
27
Wawancara dengan Bpk Muh.
Fajjaruddin, M.PdI. dan Siswa VIII-A2,
pada tanggal 4 November 2014, pukul
10.30-11.30 WIB.
melaksanakan
25
Wawancara dengan Bpk Muh.
Fajjaruddin, M.PdI. pada tanggal 4
November 2014, pukul 10.30-11.30 WIB.
12
jenjang
ini
tidak
membawa
diperbolehkan
kendaraan
terkecuali
sepeda
sendiri,
ontel28.
(2)
dikemukakan
pada
bab-bab
sebelumnya,
dapat
diambil
kesimpulan bahwa guru Madrasah
Kesadaran, baik itu kesadaran diri
Tsanawiyah
peserta didik, ataupun dari pihak
Surakarta
keluarga sendiri29.
pendisiplinan shalat dhuha dengan
Demikian
deskripsi
data
beberapa
hasil observasi, dokumentasi serta
yaitu:
wawancara yang penulis lakukan di
a)
Madrasah
Tsanawiyah
Negeri
Negeri
II
(MTsN)
memiliki
langkah
usaha
pendisiplinan,
Pembiasaan, pada langkah ini
pihak
sekolah
(MTsN) Surakrta II mengenai Profil
jadwal
kelas,
sekolah
pemandu do‟a yang tersusun
dan
dilakukan
usaha-usaha
guru
yang
Madrasah
dengan
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Surakrta
rapih,
memberikan
imam,
dan
terjaga,
dan
Tauladan,
guru
terorganisir.
II dalam meningkatkan kedisiplinan
b) Contoh
dan
ibadah shalat dhuha siswanya.
Madrasah Tsanawiyah Negeri
KESIMPULAN DAN SARAN
(MTsN)
Kesimpulan
memberikan
Berdasarkan
terkumpul
dan
Surakarta
II
selalu
contoh
dan
data
yang
tauladan disetiap harinya. Selain
analisis
yang
ikut serta berjama‟ah bersama
siswa, dan juga pada waktu
28
Wawancara dengan Bpk Muh.
Fajjaruddin, M.PdI. pada tanggal 4
November 2014, pukul 10.30-11.30 WIB
29
Wawancara dengan Ibu Siti
Aminah, S.Ag. pada tanggal 4 November
2014, pukul 10.30-11.30 WIB.
istirahat.
13
c)
Penyadaran,
adapun
bentuk
teruntuk siswa MTsN Surakarta
penyadaran yang diberikan di
II, mengingat siswa pada jenjang
Madrasah Tsanawiyah Negeri
ini
(MTsN) Surakarta II adalah
membawa
melalui
materi
terkecuali sepeda ontel. Siswa
yang diberikan melalui mata
harus menunggu orang tuanya
pelajaran Fiqh dan ceramah.
yang sibuk dengan pekerjaan
Sedangkan
rumah untuk mengantarkannya,
penyampaian
untuk
prakteknya
tidak
melalui mata pelajaran Fiqh
adapula
Terapan.
menunggu
d) Pengawasan,
Tsanawiyah
madrasah
Negeri
untuk
(MTsN)
siswa
lama
sendiri,
yang
Bus
harus
atau
menuju sekolah.
2) Kesadaran,
segera
kesadaran
ini
terbagi menjadi dua, yaitu:
mengontrol kelas yang menjadi
a) Kesadaran diri peserta didik.
tenggung jawabnya.
Adapun
kendaraan
Angkutan dan sejenisnya untuk
Surakarta II selalu menerjunkan
gurunya
diperbolehkan
Kurangnya kesadaran pada
beberapa
kendala
diri
siswa
mengenai
yang dialami oleh pihak Madrasah
pentingnya
Tsanawiyah
kegiatan shalat dhuha, akan
Negeri
(MTsN)
Surakarta II dalam pendisiplinan
menjadikan
ibadah shalat dhuha tersebut, yaitu:
untuk
1) Waktu,
diarahkan
waktu
pelaksanaan
shalat dhuha yang sangat pagi
14
melaksanakan
siswa
sulit
dibimbing
dan
agar
mau
melaksanakannya
secara
berkembang. Sesuai dengan apa
disiplin.
yang menjadi salah satu tujuan
b) Kesadaran keluarga
Masih
yang
banyak
tidak
sekolah,
keluarga
atau
berpartisipasi
2.
Bagi Guru Penanggung Jawab
belum
Kegiatan
untuk
Penulis
dan
Wali
Kelas.
mengharapkan
pihak
mengajarkan anaknya agar
penanggung jawab kegiatan bisa
menjadi siswa yang disiplin,
menerapkan
beberapa
langkah-langkah
siswa
yang
unsur-unsur
dan
pendisiplinan
disekolahkan di Madrasah
tersebut secara utuh di Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN)
Tsanawiyah
Surakarta II akan tetapi dari
Surakarta II. Dan wali kelas
keluarga yang non-muslim.
lebih tegas dalam membimbing
Negeri
(MTsN)
Saran-Saran
kelas yang menjadi tanggung
1.
jawabnya.
Bagi kepala dan wakil kepala
sekolah. Penulis berharap kepala
3.
Bagi siswa MTsN Surakarta II.
dan wakil kepala sekolah dapat
Penulis
memberikan
MTsN Surakarta II bisa lebih
bersifat
peraturan
“Wajib”
yang
mengenai
berharap
disiplin
siswa-siswi
diberbagai
kegiatan
Ibadah, terkhusus ibadah shalat
yang
dhuha, agar sifat dan sikap
sekolah,
disiplin siswa menjadi lebih
shalat dhuha secara berjama‟ah.
mudah
untuk
tertanam
dan
15
diadakan
oleh
khususnya
pihak
disiplin
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azzumardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta:
PT.Kompas Media Nusantara.
Bakir, Suyoto. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Batam Centre: Karisma
Publishing Group.
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Indrakusuma, Amir Daien. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Komara, Endang. 2003. Disiplin Menurut Islam. (http://endangkomaras
blog.blogspot.com/2009/03/disiplin-menurut-islam-oleh-h-endang. html),
diakses tanggal 14 Agustus 2014.
Maleong, Lexy j. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mansur, Yusuf. 2013. Dahsyatnya Shalat Sunnah. Jakarta: Zikrul Hakim.
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Masduki, Zainal. 2007. Tuntunan Shalat Lengkap dan Praktis.Yogyakarta.
Munandar, Utami dkk. 2001. Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan
Remaja. Jakarta: Logos Wacana Ilmu dan Pemikiran.
Nasehudin, Toto Syatori & Gozali, Nanang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Pustaka Setia.
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santrock , John W. 2007. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Semiawan, Conny. 2009. Penerapan Pembelajaran Bagi Anak. Bandung: PT
Indeks.
Sukapdalsasiyah. 2012. Pengertian Ibadah Menurut Putusan Tarjih
Muhammadiyah, (http://blog.umy.ac.id/ibadahku/2012/05/16/ penertian-
ibadah-menurut-putusan-tarjih-muhammadiyah),
Agustus 2014.
diakses
tanggal
17
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.
Zurinal, Z. & Aminuddin. 2008. Fiqih Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah.