Perancangan Boardgame untuk Sarana Pembelajaran Sopan Santun pada Anak.
vi ABSTRAK
PERANCANGAN BOARDGAME UNTUK SARANA PEMBELAJARAN SOPAN SANTUN PADA ANAK
Oleh
Jennifer Christy Paramitha NRP 1264069
Pada jaman yang semakin maju ini, nilai sopan santun pada anak semakin berkurang. Sebelumnya Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki budaya yang santun namun seiring perkembangan jaman di Indonesia, anak-anak generasi muda kurang diajarkan nilai nilai sopan santun. Sopan santun pada anak-anak di Indonesia perlu diajarkan sedini mungkin.
Tujuan perancangan ini adalah untuk mengajarkan sopan santun pada anak dengan media permainan yang cocok untuk anak-anak. Mengajarkan anak dengan menggunakan metode permainan akan lebih efektif karena anak senang dengan permainan, mudah diingat oleh anak, dan tidak membuat anak merasa tertekan dengan situasi belajar.
Metode yang digunakan adalah papan permainan menggunakan kartu dengan karakter yang disukai anak-anak serta aturan main yang mudah dan menyenangkan untuk dimainkan bersama pendamping. Didukung oleh media promosi seperti poster, x-banner, booth event, event game launching, dilengkapi dengan gimmick. Melalui media permainan kartu ini, dapat mengajak anak untuk mengeluarkan pendapat secara spontan untuk memutuskan perbuatan yang akan mereka lakukan pada suatu peristiwa kehidupan sehari-hari. Dengan permainan ini, pembimbing dapat menilai dan mengarahkan anak-anak dalam hal sopan santun. Diharapkan melalui permainan ini, anak-anak dapat membiasakan untuk bertindak sopan santun dalam kehidupan sehari-hari.
(2)
vii ABSTRACT
THE BOARDGAME DESIGN AS A MEDIA TO LEARN ABOUT POLITENESS TO CHILDREN
Submitted by
Jennifer Christy Paramitha NRP 1264069
Children at the present time undervalue the essence of politeness. Indonesia formerly was known as a country which highly valued politeness as part of the culture, yet as time progresses, it starts to diminish. The lack of supporting media to teach and encourage students to be polite makes them only know and understand politeness simply in the level of theory without proper application. Thus, politeness must be harnessed to them as early as possible.
The purpose of the design thus is to teach politeness to children using the suitable media for children. Teaching children using playful methods will be more effective because children love playing as they are easily memorable and thus make children less stressful.
The methods used are board games using cards whose characters they love. The rules of the games are also made easier and fun to play with their sitters. Promotion media like posters, x-banners, booth events, events of the game launching and gimmicks are also provided. Through the game, children are encouraged to think creatively and spontaneously on things that they encounter in their daily lives. Through the games, they are also led to accustom themselves to being polite in their daily lives.
(3)
viii ] DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup... 2
1.3 Tujuan Perancangan... 2
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data... 3
1.5 Skema Perancangan... 4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Boardgame.. ... 5
2.1.1 Mekanisme Boardgame ... 6
2.2 Teori Desain ... 15
2.3 Teori Ilustrasi ... 18
2.3.1 Fungsi ilustrasi ... 18
2.3.2 Teknik ilustrasi ... 18
2.3.3 Jenis ilustrasi ... 20
2.4 Teori Kesopanan ... 20
2.4.1 Macam-macam kesopanan ... 21
2.4.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi lunturnya nilai-nilai kesopanan... 21
2.5 Teori perkembangan anak ... 22
2.6 Teori pendekatan dalam pendidikan anak usia dini ... 23
BAB III DATA dan Analisis Masalah 3.1 Data dan Fakta... 26
3.1.1 Profil perusahaan lembaga yang terkait ... 26
3.1.2 Data tentang fenomena yang terjadi... 27
3.1.3 Hasil kuisioner ... 30
(4)
ix
3.2 Analisis Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta... 38
3.2.1 Analisis STP ... 38
3.2.1 Analisis SWOT ... 39
BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi... 41
4.2 Konsep Kreatif... 41
4.2.1 Elemen Grafis... 41
4.2.2 Warna... 42
4.2.3 Visual... 42
4.2.4 Tipografi... 42
4.2.5 Gameplay... 43
4.3 Konsep Media... 43
4.3.1 Media Utama... 43
4.3.2 Media Promosi... 43
4.3.3 Timeline... 45
4.4 Hasil Karya... 45
4.4.1 Konsep Nama... 45
4.4.2 Logo... 45
4.4.3 Aplikasi Logo... 46
4.4.4 Konsep Kartu dan Papan permainan ... 48
4.4.5 Desain Papan Permainan ... 49
4.4.6 Desain Kartu Permainan... 50
4.4.7 Karakter Utama... 53
4.4.8 Desain Box... 54
4.4.9 Desain Buku Panduan ... 55
4.4.10 Desain Kartu Penilaian ... 56
4.4.11 Gimmick... 57
(5)
x 4.5 Budgeting... 61
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan... 63 5.2 Saran... 63
DAFTAR PUSTAKA... 65 LAMPIRAN
(6)
xi DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat... 26
Gambar 3.2 Papan permainan “katakan dengan baik untuk yang baik”... 35
Gambar 3.3 Satu set permainan “Ayo belajar sholat dan bersuci”... 36
Gambar 4.1 Logo Kids Talk...………... 44
Gambar 4.2 Logo Grid…...………... 45
Gambar 4.3 Logo Black and White... 45
Gambar 4.4 Logo Invert color... 46
Gambar 4.5 Logo Grayscale………... 46
Gambar 4.6 Logo tidak boleh dikecilkan secara tidak simetris…...………... 46
Gambar 4.7 Logo tidak boleh diperbesar secara tidak simetris………... 47
Gambar 4.8 Logo tidak boleh dimiringkan...………... 47
Gambar 4.9 Papan permainan Kids talk………..………... 48
Gambar 4.10 Desain kartu me time dan haha……....………... 49
Gambar 4.11 Desain kartu Kepala sekolah dan Orang tua ... ... 50
Gambar 4.12 Desain kartu Guru dan Teman……...………... 50
Gambar 4.13 Desain kartu tampak belakang……..………... 51
Gambar 4.14 Gambar pion karakter………...………... 52
Gambar 4.15 Desain box depan...………... 53
Gambar 4.16 Desain box belakang...………... 53
Gambar 4.17 Cover buku panduan………... 54
Gambar 4.18 Kartu penilaian dan stiker………....………... 55
Gambar 4.19 Desain totebag...………... 56
Gambar 4.20 Desain notes..………... 56
Gambar 4.21 Desain gantungan kunci…....………... 57
Gambar 4.22 Desain T-shirt promosi…….………... 57
Gambar 4.23 Poster promosi Kids Talk………..………... 58
Gambar 4.24 X-banner Event...………... 59
(7)
xii DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Skema Perancangan……..……… 4
Tabel 3.1 Tabel Kuesioner terhadap anak TK-SD di Bandung.………… 30 Tabel 3.2 Tabel Kuesioner terhadap anak TK-SD di Bandung.………… 31 Tabel 3.3 Tabel Kuesioner terhadap anak TK-SD di Bandung.………… 31 Tabel 3.4 Tabel Kuesioner terhadap anak TK-SD di Bandung.………… 32 Tabel 3.5 Tabel Kuesioner terhadap anak TK-SD di Bandung.………… 33 Tabel 3.6 Tabel Kuesioner terhadap anak TK-SD di Bandung.………… 33 Tabel 3.7 Tabel Kuesioner terhadap anak TK-SD di Bandung.………… 34 Tabel 3.8 Tabel Kuesioner terhadap anak TK-SD di Bandung.………… 34 Tabel 4.1 Tabel Budgeting biaya pembuatan boardgame.………. 60 Tabel 4.2 Tabel Budgeting promosi... 61 Tabel 4.3 Tabel Budgeting gimmick... 61
(8)
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Di zaman yang sudah semakin maju ini, nilai sopan santun pada anak mulai memudar, hal ini sangat berdampak buruk pada kehidupan masa depan anak saat dia terjun ke lingkungan sosial yang lebih luas. Meski anak sudah diajarkan secara teori tentang sopan santun di sekolah mereka masing-masing, namun tidak sedikit dari mereka tidak terbiasa untuk melakukannya. Bukan karena salah materi ajaran, melainkan media pembelajaran yang digunakan dalam penyampaian materi kurang tepat sehingga anak-anak hanya mengerti secara teori saja. Dalam hal ini dukungan dari orang tua juga sangatlah penting namun kebanyakan orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaanya sehingga tidak memerdulikan hal ini. Dengan situasi seperti ini, peran seorang guru di sekolah sangat diperlukan untuk mengajar dengan media yang tepat.
Menurut Silberman(1996:9) anak lebih senang belajar sambil bermain, karena bermain dapat merangsang kreatifitas pada masing-masing anak sehingga anak lebih senang untuk berkreasi, berimajinasi, dan menceritakan segala sesuatu menggunakan imajinasinya.
Permainan adalah suatu media yang mengasyikan dan memuaskan bagi anak untuk mempelajari sesuatu, dengan permainan anak belajar suatu hal tanpa disadari namun selalu diingat dan disimpan dalam memorinya karena sifatnya menyenangkan dan membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional. Dengan permainan anak tidak mudah merasa bosan dan selalu antusias untuk mempelajari suatu hal yang belum ia ketahui. Permainan dapat dirancang sedemikian rupa untuk menyampaikan materi kedisiplinan serta dapat merangsang anak dalam perkembangannya melalui Boardgame.
(9)
Universitas Kristen Maranatha 2 Boardgame merupakan sarana yang baik dalam melatih sosialisasi anak dan saraf motorik anak. Maka dari itu, pembelajaran sopan santun pada anak akan lebih efektif dan mudah dicerna jika menggunakan media game yang memiliki ilustrasi yang menarik sehingga anak nyaman untuk mengikuti permainannya.
1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup
Pokok permasalahan berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang Boardgame yang dapat mengajarkan sopan santun pada anak-anak serta mudah dipahami oleh anak-anak?
2. Bagaimana cara menyampaikan kepada guru–guru di sekolah untuk mengajarkan sopan santun dengan permainan?
Ruang Lingkup yang akan dibahas adalah penulis akan merancang permainan anak-anak menggunakan papan dan kartu permainan dengan menggunakan gambar-gambar yang disukai anak-anak serta mengharuskan keterlibatan guru-guru dalam memandu permainan. Boardgame ini akan dipromosikan ke setiap sekolah-sekolah di kota Bandung kalangan menengah atas. Boardgame yang akan dirancang penulis ditujukan untuk anak usia 3-5 tahun dengan bimbingan guru-guru di sekolah.
1.3Tujuan Perancangan
Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas di atas, dapat disimpulkan tujuan perancangan boardgame ini adalah :
1. Merancang permainan sebagai sarana pengajaran sopan santun anak dengan aturan main yang mudah menggunakan kartu bergambar dengan karakter visual yang disukai oleh anak-anak.
2. Merancang media penyampaian yang dapat mengajak para guru dan orang tua untuk mendukung anak-anaknya belajar sopan santun dengan permainan ini, serta mengadakan event yang memperbolehkan pengunjung uji coba permainannya.
(10)
Universitas Kristen Maranatha 3 1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Mendatangi sekolah-sekolah di Bandung untuk mengamati tingkah laku murid-murid serta mengamati peran guru di lingkungan sekolahnya.
2. Studi pustaka
Mencari teori-teori dari sumber terpercaya seperti buku maupun dari internet yang berhubungan dengan: psikologi anak, boardgame, ilustrasi anak, dan metode pengajaran untuk anak.
3. Kuesioner
Membagikan 100 angket pertanyaan kepada anak-anak, dengan range usia 3-8 tahun yang dibacakan kepada murid-murid TK-SD Paulus I-II Bandung pada 18 Februari 2016, serta membagi secara acak pada anak-anak yang berada di kota Bandung.
4. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan Bu Ellen selaku psikolog perkembangan anak dan dosen Universitas Kristen Maranatha pada tanggal 15 Februari 2016. Kedua , melakukan Wawancara dengan kepala sekolah TK dan SDK Paulus yang terletak di Jl. Dr. Rajiman no. 11, Bandung pada tanggal 11 Febuari 2016. Serta mewawancara guru-guru TK untuk mengetahui cara anak belajar di sekolah dan juga interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya pada tanggal 18 Februari 2016.
(11)
Universitas Kristen Maranatha 4 1.5Skema Perancancangan
Tabel 1.1 Tabel Skema Perancangan (sumber: Dokumen pribadi)
(12)
Universitas Kristen Maranatha 62
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Di zaman yang sudah semakin maju ini, nilai sopan santun pada anak mulai memudar, hal ini sangat berdampak buruk pada kehidupan masa depan anak saat dia terjun ke lingkungan sosial yang lebih luas. Meski anak sudah diajarkan secara teori tentang sopan santun di sekolah mereka masing-masing, namun tidak sedikit dari mereka tidak terbiasa untuk melakukannya. Bukan karena salah materi ajaran, melainkan media pembelajaran yang digunakan dalam penyampaian materi kurang tepat sehingga anak-anak hanya mengerti secara teori saja. Dalam hal ini dukungan dari orang tua juga sangatlah penting namun kebanyakan orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaanya sehingga tidak memerdulikan hal ini. Dengan situasi seperti ini, peran seorang guru di sekolah sangat diperlukan untuk mengajar dengan media yang tepat, efektif, dan efisien.
Penulis merancang media pembelajaran dimana anak dapat belajar sopan santun dengan cara yang menyenangkan bersama guru disekolah dengan menggunakan media boardgame. Dengan boardgame anak dapat belajar dan mengetahui aturan sopan santun tanpa harus merasa malas dan bosan untuk mempelajarinya, diharapkan dengan adanya permainan ini dapat menambah nilai sopan santun bagi anak-anak di masa mendatang.
5.2 Saran
Setelah melihat dan mengetahui permasalahan tentang sopan santun anak di Indonesia, untuk proyek tugas akhir ini penulis membuat boardgame yang dapat mengajarkan anak melalui cara yang menyenangkan dan mendapat bimbingan dari guru. Penulis berharap dengan dibuatnya boardgame ini dapat mengurangi tingkat pudarnya nilai sopan santun pada anak. Untuk generasi mendatang diharapkan dapat
(13)
Universitas Kristen Maranatha 63 melanjutkan proyek tugas akhir ini dan menjadikan proyek ini sebagai referensi untuk penelitian dimasa mendatang dan melahirkan media-media pengajaran yang baru dan membantu bagi masyarakat sekitar.
(14)
Universitas Kristen Maranatha 64 DAFTAR PUSTAKA
Colles Robert, The Intelligence of Children. C: 30-31 Caroll Deborah dan Reid Stella, Nanny 911
Dwi Retno Safitri, Teori dan Filosofi Yang Mendasari Pendidikan Anak Usia Dini (onine)
(http://www.academia.edu/10078537/TEORI_DAN_FILOSOFI_YANG_ME NDASARI_PENDIDIKAN_ANAK_USIA_DINI diakses 29 Februari 2016, pukul 12.42)
Ida Husna, “ Lunturnnya Budaya Sopan Santun Siswa Terhadap Guru Ditinjau Dari Landasan Sosial Budaya.” (online),
(https://idasuramunhusna.wordpress.com/2013/10/13/lunturnya-budaya-sopan-santun-siswa-terhadap-guru/ diakses 27 Febuari 2016, pukul 13.00)
Manikmaya, “51 Mekanisme Permainan yang Dipakai Dalam Membuat Boardgame” (online), ( http://segitiga.net/news/game-industry/51-jenis-mekanisme-permainan-yang-ada-dalam-board-game/ diakses pada 27 Febuari 2016, pukul 9.10 )
Mis Wahyuningsih, “ Perkembangan Anak.” , (online)
(https://miswahyuningsih1201110008.wordpress.com/paud-menurut-para-tokoh/menurut-montessori/ diakses 17 Februari 2016, pukul 11.37)
Parents Indonesia, “ 25 Sopan Santun untuk anak “ ( online ) ,
( http://parentsindonesia.com/article.php?type=article&cat=kids&id=745/, diakses pada 13 Februari 2016, pukul 19.35)
Stikom Surabaya, “Landasan Teori Desain Grafis. ” (online),
( http://sir.stikom.edu/65/6/BAB%20III.pdf diakses 29 Febuari 2016, pukul 12.51)
(15)
Universitas Kristen Maranatha 65 Resti Stefanie, “Sejarah dan jenis-jenis ilustrasi” (online),
(https://keytoothsumarz.wordpress.com/ilustrasi-dalam-cover-buku/ ( diakses 29 Febuari 2016, pukul 13.35 )
(1)
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Mendatangi sekolah-sekolah di Bandung untuk mengamati tingkah laku murid-murid serta mengamati peran guru di lingkungan sekolahnya.
2. Studi pustaka
Mencari teori-teori dari sumber terpercaya seperti buku maupun dari internet yang berhubungan dengan: psikologi anak, boardgame, ilustrasi anak, dan metode pengajaran untuk anak.
3. Kuesioner
Membagikan 100 angket pertanyaan kepada anak-anak, dengan range usia 3-8 tahun yang dibacakan kepada murid-murid TK-SD Paulus I-II Bandung pada 18 Februari 2016, serta membagi secara acak pada anak-anak yang berada di kota Bandung.
4. Wawancara
Penulis melakukan wawancara dengan Bu Ellen selaku psikolog perkembangan anak dan dosen Universitas Kristen Maranatha pada tanggal 15 Februari 2016. Kedua , melakukan Wawancara dengan kepala sekolah TK dan SDK Paulus yang terletak di Jl. Dr. Rajiman no. 11, Bandung pada tanggal 11 Febuari 2016. Serta mewawancara guru-guru TK untuk mengetahui cara anak belajar di sekolah dan juga interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya pada tanggal 18 Februari 2016.
(2)
1.5 Skema Perancancangan
Tabel 1.1 Tabel Skema Perancangan (sumber: Dokumen pribadi)
(3)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Di zaman yang sudah semakin maju ini, nilai sopan santun pada anak mulai memudar, hal ini sangat berdampak buruk pada kehidupan masa depan anak saat dia terjun ke lingkungan sosial yang lebih luas. Meski anak sudah diajarkan secara teori tentang sopan santun di sekolah mereka masing-masing, namun tidak sedikit dari mereka tidak terbiasa untuk melakukannya. Bukan karena salah materi ajaran, melainkan media pembelajaran yang digunakan dalam penyampaian materi kurang tepat sehingga anak-anak hanya mengerti secara teori saja. Dalam hal ini dukungan dari orang tua juga sangatlah penting namun kebanyakan orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaanya sehingga tidak memerdulikan hal ini. Dengan situasi seperti ini, peran seorang guru di sekolah sangat diperlukan untuk mengajar dengan media yang tepat, efektif, dan efisien.
Penulis merancang media pembelajaran dimana anak dapat belajar sopan santun dengan cara yang menyenangkan bersama guru disekolah dengan menggunakan media boardgame. Dengan boardgame anak dapat belajar dan mengetahui aturan sopan santun tanpa harus merasa malas dan bosan untuk mempelajarinya, diharapkan dengan adanya permainan ini dapat menambah nilai sopan santun bagi anak-anak di masa mendatang.
5.2 Saran
Setelah melihat dan mengetahui permasalahan tentang sopan santun anak di Indonesia, untuk proyek tugas akhir ini penulis membuat boardgame yang dapat mengajarkan anak melalui cara yang menyenangkan dan mendapat bimbingan dari guru. Penulis berharap dengan dibuatnya boardgame ini dapat mengurangi tingkat pudarnya nilai sopan santun pada anak. Untuk generasi mendatang diharapkan dapat
(4)
melanjutkan proyek tugas akhir ini dan menjadikan proyek ini sebagai referensi untuk penelitian dimasa mendatang dan melahirkan media-media pengajaran yang baru dan membantu bagi masyarakat sekitar.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Colles Robert, The Intelligence of Children. C: 30-31 Caroll Deborah dan Reid Stella, Nanny 911
Dwi Retno Safitri, Teori dan Filosofi Yang Mendasari Pendidikan Anak Usia Dini (onine)
(http://www.academia.edu/10078537/TEORI_DAN_FILOSOFI_YANG_ME NDASARI_PENDIDIKAN_ANAK_USIA_DINI diakses 29 Februari 2016, pukul 12.42)
Ida Husna, “ Lunturnnya Budaya Sopan Santun Siswa Terhadap Guru Ditinjau Dari Landasan Sosial Budaya.” (online),
(https://idasuramunhusna.wordpress.com/2013/10/13/lunturnya-budaya-sopan-santun-siswa-terhadap-guru/ diakses 27 Febuari 2016, pukul 13.00)
Manikmaya, “51 Mekanisme Permainan yang Dipakai Dalam Membuat Boardgame” (online), ( http://segitiga.net/news/game-industry/51-jenis-mekanisme-permainan-yang-ada-dalam-board-game/ diakses pada 27 Febuari 2016, pukul 9.10 )
Mis Wahyuningsih, “ Perkembangan Anak.” , (online)
(https://miswahyuningsih1201110008.wordpress.com/paud-menurut-para-tokoh/menurut-montessori/ diakses 17 Februari 2016, pukul 11.37)
Parents Indonesia, “ 25 Sopan Santun untuk anak “ ( online ) ,
( http://parentsindonesia.com/article.php?type=article&cat=kids&id=745/, diakses pada 13 Februari 2016, pukul 19.35)
Stikom Surabaya, “Landasan Teori Desain Grafis. ” (online),
( http://sir.stikom.edu/65/6/BAB%20III.pdf diakses 29 Febuari 2016, pukul 12.51)
(6)
Resti Stefanie, “Sejarah dan jenis-jenis ilustrasi” (online),
(https://keytoothsumarz.wordpress.com/ilustrasi-dalam-cover-buku/ ( diakses 29 Febuari 2016, pukul 13.35 )