"Korelasi Lama Pemberian Air Susu Ibu (Asi) 0—6 Bulan Terhadap Episode Diare Akut pada Bayi Usia 6—24 Bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung ".

(1)

1

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

KORELASI LAMA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) 0—6 BULAN TERHADAP EPISODE DIARE AKUT PADA BAYI USIA 6—24 BULAN

DI RUMAH SAKIT IMMANUEL KOTA BANDUNG

Diah Arumsari Sanrisa Putri, 2016.

Pembimbing I : Frecillia Regina, dr., Sp.A., IBCLC Pembimbing II : Djaja Rusmana, dr., M.Si

Latar Belakang. ASI memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk

perlindungan terhadap infeksi gastrointestinal dan pernapasan pada bayi. Bayi yang mendapat ASI lebih jarang terkena diare karena adanya zat protektif saluran cerna seperti faktor bifidus yang merangsang pertumbuhan Lactobacillus bifidus, laktoferin, lisozim, SIgA, serta limfosit T dan limfosit B.

Tujuan Penelitian. untuk mengetahui korelasi lama pemberian ASI 0—6 bulan dengan episode diare akut pada bayi usia 6—24 bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung pada Bulan Januari—Oktober 2016.

Metode Penelitian. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan

metode analitik dan uji statistik korelasional, dimana penelitian bertujuan untuk menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada. Data yang diambil adalah data sekunder pasien diare akut usia 6—24 bulan dengan sampel sebanyak 115.

Hasil Penelitian. Hasil yang diperoleh dari data uji statistik Pearson

Correlation adalah p = 0,000 , maka terdapat korelasi yang cukup antara lama

pemberian ASI 0—6 bulan terhadap episode diare akut pada bayi usia 6—24 bulan di Rumah Sakit Immanuel kota Bandung yang signifikan dengan koefisien

Correlation sebesar -0,370 yang artinya terdapat korelasi yang cukup. Hasil

negatif pada koefisien Correlation -0,370 artinya semakin lama pemberian ASI maka episode diare akut semakin turun.

Simpulan. Lama pemberian ASI dapat menurunkan episode diare akut pada

bayi.


(2)

2

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

THE CORRELATION LENGTH OF BREASTFEEDING IN 06

MONTHS AGAINST EPISODES OF ACUTE DIARRHEA ON INFANTS

AGED 624 MONTHS AT IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG

Diah Arumsari Sanrisa Putri, 2016.

Tutor I : Frecillia Regina, dr., Sp.A., IBCLC Tutor II : Djaja Rusmana, dr., M.Si

Background. Breastmilk has a lot of health benefits, including protection

against gastrointestinal and respiratory infections on infants. Infants who get breast-fed will get diarrhea rarely because contain digestive protective substances such as bifidus factor that increase growth of Lactobacillus bifidus, lactoferrin, lysozyme, SIgA, T lymphocytes and B lymphocytes.

Objective. To find out correlations length of breastfeeding in 0-6 months with

episodes of acute diarrhea on infants aged 6-24 months at Immanuel Hospital Bandung during January until October 2016.

Methods. This research design was cross-sectional with analytical methods

and correlational study, where study aims to describes a relationship, estimate, test based on existing theory. The retrieved data was secondary data from acute diarrhea patients on aged 6-24 months with sample as much as 115.

Results. The results from statistical test data (Pearson Correlation) was p =

0.000, and then will get correlation between 0-6 months breastfeeding against acute diarrheal episode on infants aged 6-24 months at Immanuel Hospital Bandung was significantly with a correlation coefficient as big as -0,370 which means a moderate correlation. Negative results on correlation coefficient -0,370 means that the longer breastfeeding makes acute diarrhea episodes getting down.

Conclusion. Breastfeeding long-time can be reduce acute diarrhea episodes

on infants.


(3)

3

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Maksud dan Tujuan ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1. Manfaat Akademis ... 5

1.4.2. Manfaat Praktis ... 5

1.5. Kerangka Pemikiran ... 6

1.6 Hipotesis Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9


(4)

4

Universitas Kristen Maranatha

2.2. Siklus Laktasi ... 10

2.3. Air Susu Ibu (ASI) ... 11

2.3.1. Manfaat ASI ... 12

2.3.2. Kandungan Nutrisi dalam ASI ... 14

2.3.3. Zat Imunologi dalam ASI ... 17

2.4. Diare Akut ... 20

2.4.1.Etiologi, Cara Penularan, dan Faktor Risiko ... 21

2.4.2. Mekanisme Diare ... 23

2.4.3. Klasifikasi dan Gejala Klinis ... 29

2.4.4. Tatalaksana ... 30

2.4.5. Langkah Preventif ... 31

2.4.6. Komplikasi ... 32

2.4. Hubungan Lama Pemberian ASI terhadap Diare ... 32

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 34

3.1. Alat dan Bahan Penelitian ... 34

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

3.3. Prosedur Penelitian ... 35

3.4. Metode Penelitian ... 35

3.5. Populasi dan Sampel ... 35

3.5.1. Populasi ... 35

3.5.2. Sampel ... 35

3.6. Identifikasi Variabel Penelitian ... 36

3.7. Definisi Operasional ... 36

3.8. Alur Penelitian ... 37

3.9. Analisis Data ... 38


(5)

5

Universitas Kristen Maranatha

3.11. Aspek Etik Penelitian ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1. Hasil ... 40

4.2. Pembahasan ... 43

4.3. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 46

5.1. Simpulan ... 46

5.2. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 51


(6)

6

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Etiologi dan Karakteristik Diare ………... 21 2.2. Klasifikasi dan Gejala Klinis Diare menurut Derajat

Dehidrasi……….……….. 29 2.3. Pemberian Cairan pada Diare Akut Dehidrasi

Berat……….. 30 4.1. Distribusi Bayi Menurut Jenis Kelamin di Rumah Sakit

Immanuel Kota Bandung pada Bulan Januari—Oktober 2016………... 40 4.2. Distribusi Bayi Menurut Golongan Umur di Rumah Sakit

Immanuel Kota Bandung pada Bulan Januari—Oktober 2016………... 40 4.3. Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Pendidikan

Terakhir………... 41 4.4. Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Pekerjaan…………. 41 4.5. Distribusi Lama Pemberian ASI 0—6 bulan pada bayi usia

6—24 bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung Bulan Januari—Oktober

2016………... 42 4.6. Distribusi Frekuensi Episode Diare Akut selama Pemberian

ASI Eksklusif pada Bayi Usia 6—24 bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung Bulan Januari—Oktober 2016………... 42 4.7. Uji Statistik Lama Pemberian ASI 0—6 Bulan terhadap

Episode Diare Akut pada Bayi Usia 6—24 Bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung Bulan Januari—Oktober 2016………... 43


(7)

7

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Skema Kerangka Pemikiran………... 7 3.1. Alur Penelitian……… 37


(8)

8

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keputusan Etik Penelitian

………... 51

2. Surat Izin Pengambilan

Data………. 52

3. Hasil Penelitian Data Rekam Medis

………. 53

4 Hasil Analisis Data Korelasi


(9)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan susu hasil sekresi dari payudara setelah ibu melahirkan. ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan tanpa makanan dan minuman lain sampai bayi berumur 6 bulan (Departemen Kesehatan RI, 2005).

Air susu ibu memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk perlindungan terhadap infeksi gastrointestinal dan pernapasan pada bayi. World Health

Organization (WHO) dan pemerintah di seluruh dunia mempromosikan ASI

eksklusif. Sebelum tahun 2001, WHO merekomendasikan bahwa makanan padat diperkenalkan pada usia 4—6 bulan, sedangkan pada tahun 2001, rekomendasi itu berubah menjadi setelah 6 bulan. Perubahan tersebut didasarkan pada penelitian di Belarus, Iran, dan Nigeria yang membandingkan efek pemberian ASI eksklusif sampai 6—7 bulan dengan pemberian ASI eksklusif hanya sampai 3—4 bulan. Penelitian tersebut menyatakan bahwa pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan dapat mengurangi insidensi terjadinya infeksi gastrointestinal dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif sampai 3—4 bulan (Quigley et al. 2016). Berdasarkan penelitian, lama pemberian ASI sampai bayi usia 6 bulan cenderung lebih protektif dibandingkan pemberian ASI sampai bayi usia 4 bulan. Temuan tersebut mendukung strategi kebijakan-kesehatan yang mempromosikan ASI eksklusif selama 6 bulan di negara-negara industri, yaitu negara dengan perekonomian yang baik tetapi belum mencapai tahap negara maju seperti negara Spanyol, Portugal, dan Meksiko (Duijts & Hofman 2010). Penelitian di United Kingdom pun memberi hasil yang serupa, bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif <4 bulan cenderung memiliki risiko terjadinya diare dibandingkan bayi yang diberi ASI eksklusif 4—6 bulan (Quigley et al. 2016).


(10)

2

Universitas Kristen Maranatha ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan ASI menyediakan semua nutrisi yang diperlukan oleh bayi. ASI mengandung komponen makronutrien karbohidrat, protein, dan lemak serta mikronutrien berupa vitamin dan mineral ditambah air sehingga bayi sudah tercukupi kebutuhannya selama enam bulan pertama. Pemberian ASI merupakan cara alami untuk menjaga nutrisi yang baik, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara emosi selama pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI memiliki nilai gizi lebih tinggi, karena adanya antibodi SIgA pada ASI, sel-sel leukosit, enzim dan hormon akan melindungi bayi terhadap infeksi. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10—17 kali lebih banyak dari susu matang (matur). Beberapa penelitian epidemiologis membuktikan bahwa pemberian ASI sampai usia 2 tahun dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas anak akibat penyakit diare, otitis media, dan infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah. Suatu penelitian menyatakan bahwa bayi yang tidak mendapat ASI, dua kali lebih sering mendapat perawatan medis di rumah sakit dibandingkan bayi yang mendapat ASI (Matondang, 2008). Bayi yang mendapat ASI lebih jarang terkena diare karena adanya zat protektif saluran cerna seperti faktor bifidus, yaitu sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen untuk menunjang pertumbuhan Lactobacillus bifidus, laktoferin, lisozim, SIgA, faktor alergi, serta limfosit T dan limfosit B. Zat protektif ini berfungsi sebagai daya tahan tubuh imunologik terhadap zat asing yang masuk dalam tubuh (Suradi, 2008). ASI juga mengandung musin yang melapisi membran lemak susu dan mempunyai sifat antimokroba dengan cara mengikat bakteri dan virus serta segera mengeliminasi dari tubuh. Musin dapat menghambat adhesi E.coli dan Rotavirus (Aldy et al. 2009).

Salah satu kandungan unik dari ASI adalah oligosakarida yang akan menciptakan suasana asam dalam saluran cerna. Suasana asam ini yang berfungsi sebagai sinyal untuk pertahanan saluran cerna, yaitu SIgA (Secretory

Immunoglobulin A) yang dapat mengikat mikroba patogen, mencegah

perlekatannya pada sel enterosit di usus dan mencegah reaksi imun yang bersifat inflamasi sehingga gastroenteritis tidak terjadi. SIgA dilaporkan memiliki aktivitas antibodi terhadap virus (Poliovirus, Rotavirus, Echovirus,


(11)

3

Universitas Kristen Maranatha Coxsackievirus, Respiratory syncytial virus), bakteri (Streptococcus pneumoniae,

Escherichia coli, Klebsiela, Shigela, Salmonela, Campylobacter), dan

enterotoksin yang dikeluarkan oleh Vibrio cholera, E.coli, serta Giardia lamblia (Hegar , 2010).

Di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, pajanan mikroorganisme

patogen merupakan suatu masalah. Infeksi gastrointestinal lebih sering ditemukan pada bayi yang mendapat pengganti air susu ibu (PASI) dibanding dengan yang mendapat air susu ibu (ASI). Hal ini menandakan bahwa ASI merupakan komponen penting pada sistem imun mukosa gastrointestinal, karena sebagian besar mikroorganisme masuk ke dalam tubuh melalui mukosa (Matondang 2008). Dalam laporan WHO disebutkan bahwa hampir 90% kematian balita terjadi di negara berkembang dan lebih dari 40% kematian disebabkan diare dan infeksi saluran pernapasan akut, yang dapat dicegah dengan ASI eksklusif (Kramer & Kakuma 2001).

Faktor risiko diare pada bayi salah satu diantaranya adalah ibu tidak memberi ASI pada usia 0—6 bulan dan tidak mendapat ASI pada usia 6—23 bulan (Juffrie, 2012).

Di Indonesia pemberian ASI pada bayi sampai usia sebulan kelahirannya

hanya sebanyak 25-30% dari 25.000 bayi. Proporsi pemberian ASI pada kelompok usia 0 bulan sebesar 73,1%, usia 1 bulan 55,5%, usia 2 bulan 43%, usia 3 bulan 36%, usia 4 bulan 16,7%, usia 5 bulan 11,5%, dan usia 6 bulan 5,7%. Makin tinggi usia bayi makin minim pemberian ASI (Departemen Kesehatan RI, 2005)

Menurut WHO tahun 2013, diare merupakan penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada balita. Diare sudah membunuh 760.000 anak, sebagian besar dikarenakan terjadinya dehidrasi atau kehilangan cairan dalam jumlah besar. Di Amerika Serikat, sebanyak 369 kematian/tahun akibat diare terjadi pada usia 1-59 bulan (WHO, 2013).

Riskesdas (2007) melaporkan bahwa angka nasional prevalensi klinis diare 9,0% dengan rentang 4,2%-18,9%. Beberapa provinsi mempunyai prevalensi diare klinis diatas angka nasional (9%) di 14 provinsi, prevalensi tertinggi di Aceh


(12)

4

Universitas Kristen Maranatha dan terendah di DI Yogyakarta. Prevalensi diare menurut kelompok umur yang tertinggi adalah prevalensi pada balita (kurang dari 5 tahun), yaitu sebanyak 16,7% (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Jumlah kasus Diare pada balita tahun 2012, yang didapat dari puskesmas

termasuk oleh kader kesehatan, sebesar 49.322 kasus meningkat 10.027 kasus dari tahun sebelumnya sebesar 39.295 kasusdi Kota Bandung (Depkes RI, 2012). Bahaya diare pada anak adalah dehidrasi. Dehidrasi merupakan salah satu komplikasi penyakit diare yang dapat menyebabkan kematian. Dehidrasi dapat terjadi karena tubuh kehilangan banyak cairan yang keluar bersama tinja (Lanata et al. 2013).

Beberapa penelitian tentang lama pemberian ASI terhadap episode diare akut telah dilakukan di negara lain seperti di Bangladesh, Meksiko, dan United Kingdom sedangkan di Indonesia, peneliti belum menemukan jurnal yang membahas tentang lama pemberian ASI terhadap episode diare akut.

Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara lama pemberian ASI 0—6 bulan dengan episode diare akut pada bayi usia 6—24 bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung pada bulan Januari—Oktober 2016.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah terdapat korelasi antara lama pemberian ASI 0—6 bulan dengan episode diare akut pada bayi usia 6—24 bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung pada bulan Januari—Oktober 2016.


(13)

5

Universitas Kristen Maranatha

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama pemberian ASI 0—6 bulan dengan episode diare akut pada bayi usia 6—24 bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung pada bulan Januari—Oktober 2016.

Tujuan penelitian adalah memperoleh hasil korelasi lama pemberian ASI 0—6 bulan dengan episode diare akut pada bayi usia 6—24 bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung pada bulan Januari—Oktober 2016

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Memberikan informasi kepada masyarakat ilmiah kedokteran mengenai korelasi lama pemberian ASI 0—6 bulan dengan episode diare akut pada bayi usia 6—24 bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung pada bulan Januari— Oktober 2016.

Mendorong adanya penelitian lain yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berkorelasi dengan episode diare akut pada bayi.

1.4.2 Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat terutama para ibu bahwa pemberian ASI eksklusif sangat penting untuk kesehatan bayi terutama pencegahan penyakit infeksi seperti diare akut.


(14)

6

Universitas Kristen Maranatha

1.5Kerangka Pemikiran

ASI mengandung zat protektif sIgA, limfosit T, limfosit B, dan laktoferin yang akan meningkatkan sistem imunitas pada bayi, sehingga dapat menurunkan risiko diare pada bayi, namun terdapat beberapa hal seperti sosial ekonomi, tingkat pendidikan orang tua rendah yang dapat meningkatkan risiko diare.

Zat protektif seperti laktoferrin yang bekerja menginhibisi pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif, menghalangi virus receptor-mediated ke target sel, memodulasi aktivasi komplemen, dan stimulasi sel NK (Lopez 1997).

ASI juga mengandung musin yang melapisi membran lemak susu dan mempunyai sifat antimokroba dengan cara mengikat bakteri dan virus serta segera mengeliminasi dari tubuh. Musin dapat menghambat adhesi Escherichia coli dan Rotavirus (Aldy et al. 2009).

Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja cair dengan atau tanpa lender dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu (WHO, 2009)

Penyebab tersering diare akut pada anak adalah infeksi Rotavirus. Virus tersebut dapat merusak sel epitel usus halus dan merusak villi di usus. Penyerapan cairan terganggu akibat kerusakan sel dan villi, sehingga cairan dan makanan terkumpul diusus halus dan meningkatkan tekanan osmotik. Peningkatan cairan ditarik ke dalam lumen usus sehingga timbul hiperperistaltik. Cairan tersebut terdorong ke anus dan menimbulkan diare (Juffrie, 2012).


(15)

7

Universitas Kristen Maranatha Gambar 1.1. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan

: Ada hubungan dan diteliti : Ada Hubungan namun tidak diteliti * : Hanya digambarkan

PemberianASI Ekslusif

Diare Non-diare

Faktor yang mempengaruhi : 1. Peningkatan imunitas. 2. Kolostrum pada ASI. 3. Kandungan ASI yang kaya

akan nutrisi.

Kebersihan Intoleransi laktosa


(16)

8

Universitas Kristen Maranatha

1.6Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada penelitian ini:

H0: Tidak terdapat korelasi antara lama pemberian ASI 0—6 bulan dengan episode diare akut pada bayi usia 6—24 bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung pada bulan Januari—Oktober 2016.

Ha: Terdapat korelasi antara lama pemberian ASI 0—6 bulan dengan episode diare akut pada bayi usia 6—24 bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung pada bulan Januari—Oktober 2016.


(17)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa asil uji statistik menyatakan bahwa terdapat korelasi antara lama pemberian ASI 0—6 bulan terhadap episode diare akut pada bayi usia 6—24 bulan di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung pada Bulan Januari—Oktober 2016 dan semakin lama pemberian ASI, maka episode diare akut pun semakin turun.

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat disampaikan adalah:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) seperti sumber air, pengolahan makanan, kondisi rumah dan jamban.

2. Bagi ibu-ibu bayi di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung harus berusaha memberikan ASI eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan.

3. Bagi pengelola program gizi di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung, diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu bayi di Rumah Sakit Immanuel Kota Bandung tentang program ASI eksklusif.


(18)

KORELASI LAMA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) 0

6

BULAN TERHADAP EPISODE DIARE AKUT PADA BAYI USIA

6—24 BULAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL KOTA

BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

DIAH ARUMSARI SANRISA PUTRI

1310148

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(19)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul : KORELASI LAMA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) 0—6 BULAN TERHADAP EPISODE DIARE AKUT PADA BAYI USIA 6—24 BULAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL KOTA BANDUNG Karya Tulis Ilimiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Frecillia Regina, dr., Sp.A. selaku pembimbing utama dan Djaja Rusmana, dr., M.Si. selaku pembimbing kedua yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan memberikan banyak arahan, masukan, kesabaran, serta motivasi.

2. Kedua orangtua saya yang selalu memberikan doa, serta motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Lusiana Darsono, dr., M.Kes , selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dan Ibu Ari selaku sekretaris dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang telah membantu saya dalam surat pengantar perihal izin pengambilan data. 4. Petugas di bagian DIKLIT Rumah Sakit Immanuel Bandung, terutama Ibu Lidya, yang

dengan sabar telah membantu dan memberikan arahan untuk pengurusan syarat-syarat pengambilan data dari awal hingga akhir.

5. Petugas di bagian Rekam Medik Rumah Sakit Immanuel Bandung yang telah membantu saya untuk mengambil data rekam medik pasien balita diare akut.

6. Teman-teman satu bimbingan, Cristika, Puput Fatimah, Elizabeth Setiyanto, yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Nathania Gracia, Vanny Febriana, dan Dhara Alifa yang telah banyak memberi dukungan dan semangat.

8. Rekan-rekan angkatan 2013 lainnya yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(20)

Akhir kata, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kelak dapat dilakukan penelitian yang lebih baik. Penulis juga berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, baik para peneliti, pembaca, pihak fakultas, penulis sendiri, dan tentunya juga bermanfaat bagi perkembangan ilmu kedokteran.

Bandung, Desember 2016


(21)

1

Universitas Kristen Maranatha

Daftar Pustaka

Adkins, Y. (2003). Potential host-defense role of a human milk vitamin B-12 –

binding protein , haptocorrin , in the gastrointestinal tract of breastfed infants , as assessed with porcine haptocorrin in vitro 1 – 3. , pp.1234–1240. Arifeen S., Black RE., Antelman G., Baqui A., Caulfield L., Becker S. (2005).

Exclusive breastfeeding reduces acute respiratory infection and diarrhea deaths among infants in dhaka slums. Pediatrics, 1-8.

Aldy, O. S., M Lubis, B., Azlin, E., & D Tjipta, G. (2009). Dampak Proteksi Air Susu Ibu Terhadap Infeksi, 11(3), 167–173..

Biancuzzo M. (2000). Breastfeeding the Newborn. Clinical Strategies for Nurses. 1st ed. St Louis Missouri: Mosby Inc.

Chow, C.M., Leung, A.K.C. & Hon, K.L. (2010). Acute gastroenteritis: From guidelines to real life. Clinical and Experimental Gastroenterology, 3(1), pp.97–112.

Depertemen Kesehatan RI. (2004). Sistem Kesehatan Nasional dibuka pada tanggal 23 November 2016 di website : www.depkes.go.id

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Manajemen Laktasi: Buku

Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Dit Gizi

Masyarakat-Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Kota Bandung. Retrieved December 28, 2016, from

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_ 2012/3273_Jabar_Kota_Bandung_2012.pdf

Duijts, L., & Hofman, A. (2010). Prolonged and Exclusive Breastfeeding Reduces the Risk of Infectious Diseases in Infancy. http://doi.org/10.1542/peds.2008-3256

Hartmann PE, Cregan MD, Ramsay DT, Simmer K, Kent JC. (2002). Physiology

Of Lactation In Preterm Mothers: Initiation And Maintenance. Pediatr Ann.

5th ed.

Hegar B. (2010). Nilai Menyusui Dalam: Suradi R., Hegar B., Partiwi I.G.A.N.,

Marzuki A.N.S., Ananta Y eds. Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan

Penerbit IDAI pp. 1-2.Juffrie, M., 2012. Buku Ajar


(22)

2

Universitas Kristen Maranatha IDAI. (2010). Kendala Pemberian ASI eksklusif. http://www.idai.or.id/asi.asp,

diakses Juni 2016

IDAI. (2013). Nilai Nutrisi Air Susu Ibu. idai.or.id/public-articles/klinik/asi/nilainutrisi-air-susu-ibu.html. diakses Juni 2016

Juffrie, M. (2012). Buku Ajar Gastroenterologi - Hepatologi Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit IDAI

Kementerian Kesehatan RI. (2011). Data dan Informasi Kesehatan: Situasi Diare di Indonesia. Pengendalian Diare di Indonesia, 2, p.17.

Kramer, M. & Kakuma, R. (2001). The Optimal Duration of Exclusive

Breastfeeding a Systematic Review., 1(1), pp.3–5. Available at: http://www.who.int/nutrition/topics/optimal_duration_of_exc_bfeeding_revi ew_eng.pdf.

Lamberti L.M; Christa L Fischer Walker; Adi Noiman; Cesar Victora; Robert E Black. (2011). Breastfeeding And The Risk For Diarrhea Morbidity And

Mortality. BMC Public Health.

Lanata, C. F., Fischer-walker, C. L., Olascoaga, A. C., Torres, C. X., & Aryee, M. J. (2013). Global Causes of Diarrheal Disease Mortality in Children , 5 Years of Age : A Systematic Review, 8(9). http://doi.org/10.1371/journal.pone.0072788

Lawrence. R. (2004). Breastfeeding A Guide for Medical Profession 6th ed.St.Louis. MO. CV. Mosby

Lopez, M. (1997). Community and International Nutrition Breast-Feeding Lowers the Frequency and Duration of Acute Respiratory Infection and Diarrhea in Infants under Six Months of Age 1, (November 1996), 436–443.

Lowdermilk, D.L., & Perry, S.E. (2005). Maternity Nursing. 8th ed. St. Louis: Mosby. Inc

Markum, A. H. (2002). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. FKUI.

Matondang, C.S. (2008). Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak 2nd ed. A. AP Akib, Z. Munasir, & N. Kurniati, eds., Jakarta: Balai Penerbit IDAI.

Mihrshahi, Seema; Oddy, Wendy H; Peat, Jennifer K; Kabir, Iqbal. (2008).

Association Between Infant Feeding Patterns And Diarrhoeal And Respiratory Illness: A Cohort Study In Chittagong, Bangladesh. International


(23)

3

Universitas Kristen Maranatha Mohamad, I., Abdullah, T., Prawirodiharjo, L., Limboto, J., No, R., & Mongolato, D. (2015). Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Pada Bayi 0-11 Bulan Di Puskesmas Galesong Utara.Association Between

Exclusive Breastfeeding And Diarrhea In Infants 0-11 Months In The Region Of Galesong. Bagian Biostatistika.Fakultas Kesehatan Masyarakat, (8).

Mohrbacher, Nancy; Stock, Julie. (2003). The Breastfeeding Answer Book(3rd ed. (revised) ed.). La Leche League International.

Nelson, W. E. (1999). Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC

Pillitteri A. (2003). Maternal and Child Health Nursing: Care of The

Childbearing Family. 4th ed. Lippincott. Philadelpia

Potter, & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Vol. 2). Jakarta: EGC

Quigley, M. A., Carson, C., Sacker, A., & Kelly, Y. (2016). Exclusive breastfeeding duration and infant infection, 70(12), 1420–1427. http://doi.org/10.1038/ejcn.2016.135

Rahmadhani, E.P. & Lubis, G. (2013). Artikel Penelitian Hubungan Pemberian

ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare Akut pada Bayi Usia 0-1 Tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang. , 2(2), pp.62–66.

Roesli, Utami. (2005). Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Eksklusif . Jakarta: Pustaka Bunda.

Sastroasmoro, S. (2007). Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan

Anak. Jakarta: RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo.

Scariati P. D; Laurence M. Grummer-Strawn; Sara Beck Fein. (2007). A

Longitudinal Analysis Of Infant Morbidity And The Extent Of Breastfeeding In Teh United States. Pediatrics official journal of the american academy of

pediatrics

Soetjiningsih.(2001). Role of mother’s perceptions on their child development on

early detection of developmental deviation. Pediatri Indonesia. Ed.4, hal.

264-267.

Suraatmaja, S. (2007). Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto.

Suradi, R. (2008). Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


(24)

4

Universitas Kristen Maranatha Widiasuti. (2009). Hubungan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status

Gizi Bayi Usia 6- 12 Bulan Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) .

Jakarta: Tesis FKM UI

Wijaya, Y. (2012). Faktor risiko kejadian diare balita di sekitar TPS banaran kampus unnes. Unnes Journal of Public Health , p.49-56

WHO. (2005). The Treatment Of Diarrhoea A Manual For Physicians and other

Senior Health Workers, Departement of Child and Adolescent Health and

Development; 3

WHO. (2009). Diarrhoea : Why Children Still Dying and What Can Be Done. http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241598415_eng.pdf 23 September 2016

WHO. (2013). Diarrhoeal Disease.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/.28

Februari 2017

Yuliarti, N. (2010). Keajaiban ASI, Makanan Terbaik untuk Kesehatan,


(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul : KORELASI LAMA PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) 0—6 BULAN TERHADAP EPISODE DIARE AKUT PADA BAYI USIA 6—24 BULAN DI RUMAH SAKIT IMMANUEL KOTA BANDUNG Karya Tulis Ilimiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Frecillia Regina, dr., Sp.A. selaku pembimbing utama dan Djaja Rusmana, dr., M.Si. selaku pembimbing kedua yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan memberikan banyak arahan, masukan, kesabaran, serta motivasi.

2. Kedua orangtua saya yang selalu memberikan doa, serta motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Lusiana Darsono, dr., M.Kes , selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dan Ibu Ari selaku sekretaris dekan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang telah membantu saya dalam surat pengantar perihal izin pengambilan data. 4. Petugas di bagian DIKLIT Rumah Sakit Immanuel Bandung, terutama Ibu Lidya, yang

dengan sabar telah membantu dan memberikan arahan untuk pengurusan syarat-syarat pengambilan data dari awal hingga akhir.

5. Petugas di bagian Rekam Medik Rumah Sakit Immanuel Bandung yang telah membantu saya untuk mengambil data rekam medik pasien balita diare akut.

6. Teman-teman satu bimbingan, Cristika, Puput Fatimah, Elizabeth Setiyanto, yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Nathania Gracia, Vanny Febriana, dan Dhara Alifa yang telah banyak memberi dukungan dan semangat.

8. Rekan-rekan angkatan 2013 lainnya yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.


(2)

Akhir kata, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kelak dapat dilakukan penelitian yang lebih baik. Penulis juga berharap Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, baik para peneliti, pembaca, pihak fakultas, penulis sendiri, dan tentunya juga bermanfaat bagi perkembangan ilmu kedokteran.

Bandung, Desember 2016


(3)

1

Universitas Kristen Maranatha Daftar Pustaka

Adkins, Y. (2003). Potential host-defense role of a human milk vitamin B-12 –

binding protein , haptocorrin , in the gastrointestinal tract of breastfed infants , as assessed with porcine haptocorrin in vitro 1 – 3. , pp.1234–1240.

Arifeen S., Black RE., Antelman G., Baqui A., Caulfield L., Becker S. (2005).

Exclusive breastfeeding reduces acute respiratory infection and diarrhea deaths among infants in dhaka slums. Pediatrics, 1-8.

Aldy, O. S., M Lubis, B., Azlin, E., & D Tjipta, G. (2009). Dampak Proteksi Air Susu Ibu Terhadap Infeksi, 11(3), 167–173..

Biancuzzo M. (2000). Breastfeeding the Newborn. Clinical Strategies for Nurses. 1st ed. St Louis Missouri: Mosby Inc.

Chow, C.M., Leung, A.K.C. & Hon, K.L. (2010). Acute gastroenteritis: From guidelines to real life. Clinical and Experimental Gastroenterology, 3(1), pp.97–112.

Depertemen Kesehatan RI. (2004). Sistem Kesehatan Nasional dibuka pada tanggal 23 November 2016 di website : www.depkes.go.id

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Manajemen Laktasi: Buku

Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Dit Gizi

Masyarakat-Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI. (2012). Profil Kesehatan Kota Bandung. Retrieved December 28, 2016, from

http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_ 2012/3273_Jabar_Kota_Bandung_2012.pdf

Duijts, L., & Hofman, A. (2010). Prolonged and Exclusive Breastfeeding Reduces the Risk of Infectious Diseases in Infancy. http://doi.org/10.1542/peds.2008-3256

Hartmann PE, Cregan MD, Ramsay DT, Simmer K, Kent JC. (2002). Physiology

Of Lactation In Preterm Mothers: Initiation And Maintenance. Pediatr Ann.

5th ed.

Hegar B. (2010). Nilai Menyusui Dalam: Suradi R., Hegar B., Partiwi I.G.A.N.,

Marzuki A.N.S., Ananta Y eds. Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan

Penerbit IDAI pp. 1-2.Juffrie, M., 2012. Buku Ajar


(4)

2

Universitas Kristen Maranatha IDAI. (2010). Kendala Pemberian ASI eksklusif. http://www.idai.or.id/asi.asp,

diakses Juni 2016

IDAI. (2013). Nilai Nutrisi Air Susu Ibu. idai.or.id/public-articles/klinik/asi/nilainutrisi-air-susu-ibu.html. diakses Juni 2016

Juffrie, M. (2012). Buku Ajar Gastroenterologi - Hepatologi Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit IDAI

Kementerian Kesehatan RI. (2011). Data dan Informasi Kesehatan: Situasi Diare di Indonesia. Pengendalian Diare di Indonesia, 2, p.17.

Kramer, M. & Kakuma, R. (2001). The Optimal Duration of Exclusive

Breastfeeding a Systematic Review., 1(1), pp.3–5. Available at: http://www.who.int/nutrition/topics/optimal_duration_of_exc_bfeeding_revi ew_eng.pdf.

Lamberti L.M; Christa L Fischer Walker; Adi Noiman; Cesar Victora; Robert E Black. (2011). Breastfeeding And The Risk For Diarrhea Morbidity And

Mortality. BMC Public Health.

Lanata, C. F., Fischer-walker, C. L., Olascoaga, A. C., Torres, C. X., & Aryee, M. J. (2013). Global Causes of Diarrheal Disease Mortality in Children , 5 Years

of Age : A Systematic Review, 8(9).

http://doi.org/10.1371/journal.pone.0072788

Lawrence. R. (2004). Breastfeeding A Guide for Medical Profession 6th ed.St.Louis. MO. CV. Mosby

Lopez, M. (1997). Community and International Nutrition Breast-Feeding Lowers the Frequency and Duration of Acute Respiratory Infection and Diarrhea in Infants under Six Months of Age 1, (November 1996), 436–443.

Lowdermilk, D.L., & Perry, S.E. (2005). Maternity Nursing. 8th ed. St. Louis: Mosby. Inc

Markum, A. H. (2002). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. FKUI.

Matondang, C.S. (2008). Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak 2nd ed. A. AP Akib, Z. Munasir, & N. Kurniati, eds., Jakarta: Balai Penerbit IDAI.

Mihrshahi, Seema; Oddy, Wendy H; Peat, Jennifer K; Kabir, Iqbal. (2008).

Association Between Infant Feeding Patterns And Diarrhoeal And Respiratory Illness: A Cohort Study In Chittagong, Bangladesh. International


(5)

3

Universitas Kristen Maranatha Mohamad, I., Abdullah, T., Prawirodiharjo, L., Limboto, J., No, R., & Mongolato, D. (2015). Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Diare Pada Bayi 0-11 Bulan Di Puskesmas Galesong Utara.Association Between

Exclusive Breastfeeding And Diarrhea In Infants 0-11 Months In The Region Of Galesong. Bagian Biostatistika.Fakultas Kesehatan Masyarakat, (8).

Mohrbacher, Nancy; Stock, Julie. (2003). The Breastfeeding Answer Book(3rd ed. (revised) ed.). La Leche League International.

Nelson, W. E. (1999). Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC

Pillitteri A. (2003). Maternal and Child Health Nursing: Care of The

Childbearing Family. 4th ed. Lippincott. Philadelpia

Potter, & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Vol. 2). Jakarta: EGC

Quigley, M. A., Carson, C., Sacker, A., & Kelly, Y. (2016). Exclusive breastfeeding duration and infant infection, 70(12), 1420–1427. http://doi.org/10.1038/ejcn.2016.135

Rahmadhani, E.P. & Lubis, G. (2013). Artikel Penelitian Hubungan Pemberian

ASI Eksklusif dengan Angka Kejadian Diare Akut pada Bayi Usia 0-1 Tahun di Puskesmas Kuranji Kota Padang. , 2(2), pp.62–66.

Roesli, Utami. (2005). Inisiasi Menyusu Dini plus ASI Eksklusif . Jakarta: Pustaka Bunda.

Sastroasmoro, S. (2007). Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan

Anak. Jakarta: RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo.

Scariati P. D; Laurence M. Grummer-Strawn; Sara Beck Fein. (2007). A

Longitudinal Analysis Of Infant Morbidity And The Extent Of Breastfeeding In Teh United States. Pediatrics official journal of the american academy of

pediatrics

Soetjiningsih.(2001). Role of mother’s perceptions on their child development on

early detection of developmental deviation. Pediatri Indonesia. Ed.4, hal.

264-267.

Suraatmaja, S. (2007). Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto.

Suradi, R. (2008). Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


(6)

4

Universitas Kristen Maranatha Widiasuti. (2009). Hubungan Riwayat Pemberian ASI Eksklusif Dengan Status

Gizi Bayi Usia 6- 12 Bulan Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) .

Jakarta: Tesis FKM UI

Wijaya, Y. (2012). Faktor risiko kejadian diare balita di sekitar TPS banaran kampus unnes. Unnes Journal of Public Health , p.49-56

WHO. (2005). The Treatment Of Diarrhoea A Manual For Physicians and other

Senior Health Workers, Departement of Child and Adolescent Health and

Development; 3

WHO. (2009). Diarrhoea : Why Children Still Dying and What Can Be Done. http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241598415_eng.pdf 23 September 2016

WHO. (2013). Diarrhoeal Disease.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/

.28

Februari 2017

Yuliarti, N. (2010). Keajaiban ASI, Makanan Terbaik untuk Kesehatan,