Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0- 12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU YANG MEMILIKI
BAYI USIA 0-12 BULAN DI RUMAH SAKIT SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA, TAHUN 2013
Laporan Penelitian
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Muhammad Fernando Pratama
NIM 1110103000052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H /2013 M
(2)
LEMBAR. }S,RI\TYATA*I\I KE,ASLIAN I(ARYA
Dengan ini sayamenyatakan bahwa:
1.
Laporaa penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayabilah Ja}rlru2.
Semua sumber yang saya gunakandalm
penulisanini
telah saya cantumkan sesuai ketentuan yang berlakudi
UIN
Syarif Hidayatullatr {akglrtfl3.
Jika di kenurdianhd
t€6ukti baliwa karya iai hrkan karya asli saya atau menrpakaa hasil jiplakan darikrya
orang lairq maka saya bemedia menerirna sa$ksi yargkldcu
di UIN Syarif Hidayatrllatr J*ffita"(3)
LEMBAR PERSETTIJUAI\T PEMBIMBING
TAKTOR.TAKTOR YANG MEMPENGARUII PERILAKU PEMBERIAN
ASI EI(SKLUSM PADA IBU YAI{G
MEMILIKI
BAYI USIA 0.12 BULAhI DI RUMATI SAKIT SYARIFHIDAYATI}LLAII
JAKARTA TAHT]N 2013Laporan penelitian
Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan
Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatultatr Jakatrta Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh:
Mrrhamnad Ferrends Pratama NIM: 1110103000052
Pembimhingll
Nqry-dr. Riva^L'J,
^
M.Kes
Silvia Fifiioa Nasutioru M.BionredPROGRAM STIII}I TEI\IDIDIKAI{ IX}KTER
T.AKUL?AS KE,IX}IffERAN DAI\5 ILMU KESEIIATAN UNTYERSITAS ISLAM I\IE,GERI
SYARIF HII}AYATT]LLAH
JAKARTA
l43/tw
2013 M(4)
LEMBAR PENGESAIIAN
Laporan Penelitian berjudul FAKTOR-tr.AKTOR YAI{G MEMPENGARUHI PE,RILAKU PEMBERIAII ASI EKSKLU$T PADA IBU YAIYG
MEMILIKI
BAYI USIA O-12 BTJLAIYDI
RT]MAI{ SAKIT SYARIF HIDAYATTILLAII JAKARTA TAHtItrlt 2013 yatg diajrftan oleh Muhamnaad Fanando Pratama(NIM: I110103000052\, telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatwrpada hmi Rabu, 1l September 2A13. Laporan penelitian ini telah diteriraa sebagai salah satu syarat rnernperoleh geim Sarjara Kedolderan (Sked)
pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Ciputat, 1
I
September 2013DEW PENGUJI
dr.Riva Sp.A, M. Kes
Pembimbing2
dr.RivaAu sirvia
,rM*.Bi**
dr.Yanti Susianti, Sp-A
DEKAI\T FKTK UIN
PIMHNAIY FAI(ULTAS
KAPROI}I FSPD FKIK T}IN
:*-,h
Prof. Ddhc). dr. MK. Tadjudin, Sp.And
lv
(5)
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan atas izin-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di RS Syarif Hidayatullah Jakarta 2013” ini. Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan dalam penyusunan riset ini. Saya sadar, bahwa tanpa ada dukungan dari berbagai pihak, sulit bagi saya dalam menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Prof. DR. (HC). dr. M.K. Tadjudin Sp. And, selaku Dekan dan Pembantu
Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. dr. Witri Ardini Sp.GK M.Gizi sebagai Kaprodi PSPD dan untuk semua dosen saya yang telah begitu banyak membimbing, memberikan saya kesempatan untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas segala yang telah mereka berikan.
3. dr. Riva Auda, Sp.A, M.Kes selaku Pembimbing I dan Silvia Fitrina Nasution M. Biomed sebagai Pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, untuk membimbing dan mengarahkan saya selama penyusunan riset ini. Mereka adalah yang terbaik.
4. dr. Yanti Susianti, Sp.A dan dr. Taufik Zain, Sp.OG(K) selaku dewan penguji.
5. Direktur RS Syarif Hidayatullah dan seluruh staf khususnya staf poli anak yang telah banyak membantu dan bekerja sama sampai selesainya penyusunan riset ini
6. Ibu-ibu yang berada di poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta selaku responden yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian ini.
7. Ir. H. Alex Noerdin selaku Gubernur Sumatera Selatan yang telah memberikan saya kesempatan untuk menjadi salah satu anggota penerima
(6)
vi
Beasiswa Santri Jadi Dokter di PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
8. Orang tuaku tercinta (H.M. Sochib & Hj. Maimun Bsc) serta adik-adikku (M. Gian Azhari & Yolanda Salsabila) yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, dorongan, doa, semangatnya hingga sampai selesainya riset ini.
9. Terima kasih kepada teman-teman 1 kelompok riset, Cika Irlia Azzahra, Mutiara Qori Akbar, Maulina Sulpi, Ummi Habibah yang selalu kompak selama menyelesaikan riset ini.
10.Seluruh teman-teman di SJD-SS (Santri Jadi Dokter Sumatera Selatan) yang telah memberikan semangat dan dorongan hingga penelitian ini dapat terselesaikan.
11.Teman-teman di PSPD 2010, dengan semangat dan kekompakannya,
khususnya Fifin Fitriyani, yang telah memberikan bantuan, semangat, doa hingga saya menyelesaikan penelitian ini, Thank you so much guys!.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah membantu saya menyelesaikan penelitian ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu khususnya dalam bidang kedokteran.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ciputat, 11 September 2013
(7)
vii
ABSTRAK
Muhammad Fernando Pratama. Program Studi Pendidikan Dokter. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-12 Bulan di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013.
Pemberian ASI eksklusif merupakan program yang direkomendasikan oleh WHO. ASI eksklusif yaitu bayi diberikan ASI saja tanpa makanan pendamping dari sejak ia lahir hingga usia 6 bulan kecuali vitamin dan imunisasi. Di Banten, pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan pada tahun 2010 hanya mencapai 52,7%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif. Penelitan ini bersifat deskriptif observatif dengan desain cross-sectional. Metode sampling dilakukan secara consecutive sampling, dengan instrumen kuesioner dan wawancara.
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak berusia 0-12 bulan yang berkunjung ke RS Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2013, dan didapatkan jumlah sebesar 106 sampel yang memenuhi kriteria tersebut. Hasil penelitian menunjukkan responden yang memberikan ASI secara eksklusif sebesar 53,8%, responden pengetahuan yang kurang terhadap ASI eksklusif sebesar 73,6%, responden dengan sikap yang baik terhadap ASI eksklusif 97,2%, responden dengan perilaku yang baik terhadap ASI eksklusif 54,7%, responden yang mendapat dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif 97,2%, dan 61.3% responden yang mendapat dukungan suami dalam pemberian susu formula.
Kata kunci: pemberian ASI eksklusif, bayi 0-12 bulan, perilaku, sikap, pengetahuan
ABSTRACT
Muhammad Fernando Pratama. Medical Education Program. Related factors and the impact to mother’s behaviors in giving Exclusive breastfeeding for babies of age 0-12 month at Syarif Hidayatullah hospital in 2013.
Exclusive breastfeeding is one of the health program recommended by WHO. It is described as baby given breast milk without additional meal since early born to age of 6 month except vitamin and immunization. Meanwhile in Banten, the data showed 52.7% in 2010. The study aimed to provide the information about related factors and the impact to mother’s behavior in exclusive breastfeeding for babies of age 0-12 month at Syarif Hidayatullah hospital in 2013.
Design of the study was cross-sectional with descriptive observative analysis. Consecutive sampling was performed to collect the samples by questioner and interview methods. The selected respondent were mothers with the babies of age 0-12 month visited RS Syarif Hidayatullah Jakarta in 2013, and 106 samples were matched with the criteria. Result found determined 53.8% respondent gave exclusive breast milk, 73.6% respondent with minimum knowledge of exclusive breast milk, 97.2% respondent with good perspective of exclusive breastfeeding, 54.7% respondent with good behavior/respond to exclusive breastfeeding, 97.2%, respondent with support from their husband to give the babies exclusive breast milk, and 61.3% respondent with support from their husband to give the babies formula feeding.
Keywords: Exclusive breastfeeding, babies of age 0-12 month, behavior, perspective, knowledge.
(8)
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL…...i
LEMBAR PERNYATAAN...ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
LEMBAR PENGESAHAN... iv
KATA PENGANTAR…... v
ABSTRAK/ ABSTRACT... vii
DAFTAR ISI…...viii
DAFTAR TABEL…...xi DAFTAR BAGAN....…...xii
DAFTAR SINGKATAN…... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB 1. PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan masalah…... 2
1.3. Tujuan Umum...…... 2
1.4. Tujuan Khusus…... 3
1.5. Manfaat penelitian…... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 4
2.1. Pengertian ASI Eksklusif…... 4
2.2. Essensi menyusui dalam Islam…...4
2.3. Berbagai macam kandungan dalam ASI... 5
2.3.1. Karbohidrat... 5
2.3.2. Protein... 5
2.3.3. Lemak... 5
2.3.4. Karnitin... 6
2.3.5. Vitamin K...6
(9)
ix
2.3.7. Vitamin E...6
2.3.8. Vitamin A...6
2.3.9. Vitamin yang larut dalam air...6
2.3.10. Mineral... .7
2.4. Komponen dan Komposisi ASI... .8
2.5. Waktu produksi ASI...9
2.6. Manfaat ASI untuk bayi...9
2.6.1. ASI sebagai nutrisi... .9
2.6.2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi...10
2.6.3. Mengurangi kejadian karies gigi... 10
2.6.4. Kesehatan saluran cerna... 10
2.7. Manfaat Menyusui Bagi Kesehatan Ibu... 11
2.8. ASI dalam 24 jam pertama... 12
2.9. Menyusui eksklusif 6 bulan... 12
2.10. Sepuluh Langkah menuju keberhasilan menyusui... 12
2.11. Faktor Internal ... 13
2.11.1. Faktor Menyusui... 13
2.11.2. Faktor psikologis ibu... 14
2.11.3. Kelainan Ibu... 14
2.12. Faktor Eksternal... 15
2.12.1. Ibu yang Bekerja... 15
2.12.2. Keadaan Ekonomi Keluarga... 16
2.13. Kerangka Teori... 17
2.14. Kerangka Konsep... 18
2.15. Definsi Operasional... 19
BAB 3 METODE PENELITIAN... 21
3.1. Desain Penelitian... 21
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 21
(10)
x
3.3.1. Kriteria Inklusi... 21
3.3.2. Kriteria Eksklusi...21
3.4. Populasi dan Sampel... 22
3.4.1. Populasi dan sampel yang diteliti...22
3.4.2. Jumlah Sampel... 23
3.5. Alur Penelitian... 24
3.6. Managemen Data... 24
3.6.1. Pengumpulan Data... 24
3.6.2. Pengolahan Data... 24
3.7. Penyajian Data... 25
3.8. Sarana Penelitian... 25
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN... 26
4.1. Karakteristik Subyek Penelitian... 26
4.2. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif di poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta...27
4.3. Gambaran Faktor Internal Responden yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013...28
4.4. Gambaran faktor eksternal responden yang mempengaruhi Pemberian ASI eksklusif di poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013...30
BAB 5. PENUTUP... 33
5.1. Kesimpulan... 33
5.2. Saran... 33
5.2.1. Pelayanan Kesehatan... 33
5.2.2. Penelitian Kesehatan... 34
5.2.3. Pendidikan Kedokteran... 34
DAFTAR PUSTAKA...35
(11)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komponen dan komposisi ASI ………...8
Tabel 2.2 Definisi Operasional………...…… 19
Tabel 3.1 Matriks Kegiatan………...……… 22 Tabel 4.1. Gambaran karakteristik responden di poli anak RS Syarif
Hidayatullah………...………... 26
Tabel 4.2. Distribusi kelompok ASI eksklusif dan non eksklusif di poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta……...…………... 27 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Internal
di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013
(n=106)...………...………. 28
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Eksternal di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013 (n=106)...…...…...…... 31
(12)
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Kerangka Teori………... 17
Bagan 2. Kerangka Konsep……….………... 18
Bagan 3. Alur Penelitian……….………... 24
Bagan 4. Distribusi kelompok ASI Eksklusif dan ASI Non-Eksklusif
(13)
xiii
DAFTAR SINGKATAN
ASI Air Susu Ibu
WHO World Health Organization
SUSENAS Survei Sosial Ekonomi Nasional
DHA Doksoheksanoic Acid
ARA Aracidonat Acid
MP-ASI Makanan Pendamping ASI
(14)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup... 37 Lampiran 2 Informed Consent & Kuesioner... 38 Lampiran 3 Data Mentah Analisis Data... 44
(15)
1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan program yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO). ASI eksklusif yaitu bayi diberikan ASI saja tanpa makanan pendamping dari sejak ia lahir hingga usia 6 bulan.ASI eksklusif merupakan faktor yang penting bagi tumbuh kembangnya bayi. ASI mengandung semua zat yang diperlukan bayi, seperti kolostrum, kandungan makro dan mikronutrien dengan kadar yang cukup bagi si bayi. 1-5
Masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI ke bayinya secara eksklusif. Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2010. Ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif hanya sebesar 33,6%. Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2011-2012, cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Indonesia menunjukkan kenaikan dari 61,3% pada 2009 menjadi 61,5% pada tahun 2010. Namun, pada Indonesia sehat 2010, target ASI eksklusif selama 6 bulan adalah 80%. Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Banten sendiri pada tahun 2010 hanya 52,7%.6
Masalah rendahnya pember ian ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya dan kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat.1-5
Masalah ini bisa disebabkan dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini dapat berasal dari ibu seperti, tingkat pengetahuan, sikap , perilaku, usia ibu. Sedangkan faktor eksternal dapat dipengaruhi oleh pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, dan dukungan dari suami dan keluarga kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif. 6, 7
(16)
2
Untuk mengetahui data tentang ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0 – 12 bulan di sekitar Ciputat dan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif tersebut, maka dilakukan penelitian di RS Syarif Hidayatullah Jakarta pada periode Mei – Juli 2013 secara cross sectional.
1.2.Rumusan Masalah
Menurut data kesehatan Indonesia didapatkan jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia dari 0-5 bulan hanya 15,3%. 6 Masalah rendahnya pemberian ASI di Indonesia adalah faktor sosial budaya dan kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat. Adapun pertanyaan dari penelitian ini sebagai berikut.
Berapa besar presentasi ibu yang memberikan ASI eksklusif RS Syarif
Hidayatullah Jakarta?
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku ibu dalam
pemberian ASI eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta?
1.3.Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian ASI eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta.
(17)
1.4.Tujuan Khusus
Mengetahui persentase ibu yang memberikan ASI eksklusif dan non-eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mengetahui gambaran umum faktor-faktor yg menjadi kendala ibu tidak
memberikan ASI eksklusif dan berapa persen distribusinya di RS Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mengetahui faktor internal ibu yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mengetahui faktor eksternal ibu yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di RS Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.5.Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi bagi masyarakat tentang pentingnya
memberikan ASI eksklusif dan manfaatnya bagi bayi di masa pertumbuhan.
2. Memberikan informasi kepada dinas kesehatan setempat tentang
faktor-faktor yang menjadi kendala bagi ibu dalam memberikan ASI eksklusif
(18)
4 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Apa Itu ASI Eksklusif?
ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Tidak ada cairan atau makanan yang diberikan begitu juga dengan air kecuali larutan rehidrasi oral, atau vitamin drop/tetes, mineral atau obat-obatan.Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. 1-5
ASI mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi di 6 bulan awal kehidupannya. Ia dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare dan pneumonia, dan mungkin juga memiliki efek jangka panjang seperti menurunkan tekanan darah dan kolesterol, dan mengurangi prevalensi obesitas dan diabetes melitus tipe 2.1, 3 ,7, 8
2.2.Essensi Menyusui dalam Islam
Menyusui bayi telah dibahas di dalam Al-Quran. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah : 233 9
Artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Jangan lah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah
(19)
2.3.Berbagai Macam Kandungan dalam ASI
ASI mengandung komponen nutrien makro dan mikro. Contoh makronutrien berupa karbohidrat, protein dan lemak. Sedangkan mikronutrien berupa vitamin dan mineral. ASI tersusun atas 90% air, volume dan komposisinya dapat berbeda pada setiap ibu menyusui, bergantung pada kebutuhan bayi. Hal ini dapat terlihat pada masa menyusui mulai dari kolostrum, ASI transisi, ASI matang, dan ASI saat penyapihan.10, 11, 12
2.3.1.Karbohidrat
ASI mengandung laktosa yang merupakan karbohidrat utama dan berfungsi sebagai sumber energi otak. Kadarnya hampir 2 kali lipat lebih banyak dalam ASI dibanding susu sapi maupun susu formula. Laktosa dalam ASI lebih mudah diserap bayi, sehingga menurunkan angka kejadian diare karena tidak dapat mencerna laktosa ( intoleransi laktosa). Kadar karbohidrat meningkat terutama pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan) dan cenderung stabil setelahnya.12
2.3.2.Protein
Memiliki kadar yang cukup tinggi dalam ASI. Komposisinya berbeda dengan protein susu sapi, ia tersusun lebih banyak protein whey daripada casein. Protein whey lebih mudah diserap usus bayi, dibandingkan sedangkan casein yang terdapat dalam susu sapi. 10, 11
2.3.3.Lemak
Lemak memilki kadar yang paling tinggi diantara susu sapi dan susu formula. Namun jenisnya berbeda pada ASI, diantaranya kandungan omega 3 dan omega 6 yang bermanfaat pada perkembangan otak bayi, asam doksoheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan untuk jaringan saraf dan retina mata. 9, 10
Selain itu ASI juga mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh dalam komposisi yang seimbang, namun susu sapi cenderung lebih banyak asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh ini tidak baik untuk jantung dan pembuluh darah jika dikonsumsi berlebih. 10,11
(20)
6
2.3.4. Karnitin
ASI mengandung karnitin yang tinggi, terutama di tiga minggu awal menyusui, kadarnya lebih tinggi didalam kolostrum. Karnitin ini berfungsi membantu membentuk energi yang diperlukan oleh tubuh. 10, 11
2.3.5.Vitamin K
Vitamin K merupakan zat yang penting bagi tubuh terutama untuk membantu pembekuan darah. Di dalam ASI kadar vitamin K hanya seperempatnya dari susu formula. Sehingga bayi yang hanya mendapat ASI perlu diberikan vitamin K tambahan agar mengurangi risiko terjadinya perdarahan. 10, 11
2.3.6.Vitamin D
Jumlah vitamin D hanya sedikit dalam ASI, namun kekurangan vitamin ini dapat disiasati dengan menjemur bayi pada pagi hari. Sehingga kebutuhan bayi terpenuhi dan dapat mencegah penyakit tulang karena defisiensi vitamin D.10, 11
2.3.7.Vitamin E
Vitamin E berperan mencegah terjadinya kerusakan sel darah merah yang dapat menyebabkan anemia (anemia hemolitik). Kandungan vitamin E tinggi pada ASI terutama kolostrum dan transisi awal.8
2.3.8.Vitamin A
ASI memiliki vitamin A dan beta karoten dalam jumlah yang tinggi. Vitamin A berperan untuk pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. Sehingga bayi yang mendapat ASI tumbuh kembang dan daya tahan tubuhnya baik.10, 11
2.3.9.Vitamin yang Larut dalam Air
Kadar vitamin seperti vitamin B, asam folat, dan vitamin C terdapat dalam ASI. Kadar vitamin ini jumlahnya bergantung pada status gizi ibu.
(21)
Seperti kadar asam folat, vitamin B6, B12 yang rendah pada ibu yang status gizinya kurang. Padahal vitamin seperti B6 dibutuhkan saat awal perkembangan syaraf bayi, sehingga perlu ditambahkan vitamin ini pada ibu yang menyusui. Kadar vitamin B12 yang rendah dapat diatasi dengan makanan sehari-hari, kecuali ibu yang vegetarian.11, 12
2.3.10.Mineral
Mineral juga terdapat dalam ASI, namun jumlahnya tidak dipengaruhi oleh makanan ataupun status gizi ibu. Mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan terdapat di susu sapi.11, 12
Mineral yang terdapat di ASI yang utama yaitu kalsium. Kalsium ini berfungsi sebagai pertumbuhan jaringan, otot, dan rangka. Kadarnya sedikit dalam ASI, namun penyerapannya lebih besar. Penyerapan ini dipengaruhi oleh fosfor, magnesium, lemak, dan vitamin D dalam. Kekurangan kalsium dapat mengakitbatkan kejang otot dan hal ini lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula.11,12
Mineral lainnya yaitu zat besi, kandungannya dalam ASI lebih sedikit dibanding susu formula, namun sama dengan kalsium, zat besi dalam ASI lebih mudah diserap, perbandingannya sekitar 20-50% pada ASI dan hanya 4-7% pada susu formula. Oleh karena itu, bayi yang mendapat ASI lebih kecil risikonya terhadap kekurangan zat besi dibanding bayi yang mendapat susu formula.11, 12
Penyakit seperti acrodermatitis enterophatica, diare kronik, gelisah, dan gagal tumbuh dapat disebabkan oleh kekurangan zink dalam tubuh bayi. ASI juga mengandung mineral zink ini, namun jumlahnya juga lebih sedikit dibanding susu formula. Walaupun demikian, kadar zink dalam ASI lebih mudah diserap, sekitar 60% pada ASI dan 43-50 % pada susu sapi, dan 27-32% pada susu formula. Begitu juga dengan mineral lain yang kadarnya tinggi dalam ASI, selenium yang diperlukan untuk pertumbuhan anak dengan cepat.11, 12
(22)
8
2.4.Komponen dan Komposisi ASI
Selain memiliki manfaat bagi bayi, ASI juga memiliki kandungan berbagai macam zat dengan kadar mencukupi buat bayi. Berikut tabel berisi komposisi ASI, susu sapi, dan kolostrum. Masing-masing memiliki kadar yang berbeda-beda.
Tabel 2.1. Komposisi ASI, Kolostrum, dan Susu Sapi Untuk Setiap 100 ml
Zat-Zat Gizi Kolostrum ASI Susu Sapi
Energi (K Cal) 58 70 65
Protein (g)
- Kasein / whey - Kasein (mg)
- Laktamil Bumil (mg) - Laktoferin (mg) - Ig A (mg) Laktosa (g) Lemak (g) 2,3 140 218 440 364 5,3 2,9 0,9 1 : 1,5
187 161 167 142 7,3 4,2 3,4 1 : 1,2
- - - - 4,8 3,9 Vitamin
- Vit A (mg) - Vit B1 (mg) - Vit B2 (mg)
- Asam Nikotinmik (mg) - Vit B6 (mg)
- Asam Pantotenik - Biotin
- Asam Folat - Vit B12 - Vit C - Vit D (mg) - Vit Z - Vit K (mg)
151 1,9 30 75 - 183 0,06 0,05 0,05 5,8 - 1,5 - 75 14 40 160 12-15 246 0,6 0,1 0,1 5 0,04 0,25 1,5 41 43 145 82 64 340 2,8 0,13 0,6 1,1 0,02 0,07 6 Mineral
- Kalsium (mg) - Klorin (mg) - Tembaga (mg) - Zat besi (ferum) (mg) - Magnesium (mg) - Fosfor (mg) - Potassium (mg) - Sodium (mg) - Sulfur (mg)
39 85 40 70 4 14 74 48 22 35 40 40 100 4 15 57 15 14 130 108 14 70 12 120 145 58 30 (Sumber : Siregar, Arifin. 2002. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Sumatera Utara)
(23)
2.5.Waktu Produksi ASI
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kolostrum
Adalah cairan yang disekresi oleh kelenjar mammae berwarna kekuningan saat sebelum dan sesudah melahirkan bayi. Kolostrum disekresi dari hari pertama hingga hari ketiga atau keempat dari masa laktasi. Kolostrum bermanfaat bagi bayi untuk membersihkan meconium di usus bayi yang baru lahir agar siap menerima makanan selanjutnya. Selain itu ia juga bermanfaat karena mengandung antibodi yang banyak sehingga dapat melindungi bayi di 6 bulan pertama kehidupannya. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam. 13 2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
Peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur, ASI ini disekresi pada hari ke 4 hingga hari ke 10 masa laktasi. ASI ini memiliki kadar protein yang rendah, namun kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi jumlahnya.13
3. Air Susu Matur
Pada hari ke 10 dan seterusnya ASI matur disekresi, ASI ini merupakan makanan yang baik bagi bayi dari segi komposisi maupun volumenya. Warnanya putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat, riboflaum, dan karotin. Volume ASI ini 350-850ml /24 jam. Selain itu ASI ini juga mengandung anti microbacterial factor seperti Antibodi terhadap bakteri dan virus, enzim (lysozime, lactoperoxidese), Protein (lactoferrin, B12 binding Protein), faktor resisten terhadap staphylococcus dan komplemen (C3 dan C4).13
2.6.Manfaat ASI untuk Bayi 2.6.1.ASI Sebagai Nutrisi
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan bayi. ASI adalah makanan bayi
(24)
10
yang kualitas maupun kuantitas yang sempurna. Oleh karena itu pemberian ASI akan cukup memenuhi kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan.8
2.6.2. ASI Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat immunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya. Namun zat kekebalan ini akan menurun dengan cepat segera setelah bayi lahir. Dengan pemberian ASI, zat kekebalan yang menurun ini dapat di dapatkan bayi.
Dalam penbelitian terbukti dengan menyusui eksklusif selama 6 bulan memberikan risiko yang lebih kecil terhadap penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran napas infeksi telinga, pneumonia, infeksi saluran kemih dan penyakit lainnya (obesitas, diabetes, alergi, penyakit inflamasi saliran cerna, kanker) di kemudian hari. Keperluan akan rawat inap pun lebih sedikit pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat susu formula. 10-13
2.6.3. ASI Dapat Mengurangi Kejadian Karies Gigi
Kejadian karies gigi lebih banyak ditemukan pada bayi yang menggunakan susu formula. Hal ini disebabkan adanya kebiasaan menyusui dengan botol sebelum tidur akan menyebabkan kontak dengan sisa susu formula menjadi lebih lama sehingga akan menyebabkan kerusakan pada gigi. 10,11,12
2.6.4.Kesehatan Saluran Cerna
Dalam tubuh bayi, ASI lebih mudah dicerna dibanding susu formula. ASI juga ikut berperan dalam proses pematangan saluran cerna dan kaya akan oligosakarida. Oligosakarida ini berperan dalam pertumbuhan bakteri Bifidobactera dan Lactobacillus yang merupakan bakteri baik yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh. 12, 13
Selain itu ASI juga dapat membuat suasana asam dalam saluran cerna, sehingga dapat meningkatkan pembentukan sIgA dan mukus pada permukaan saluran cerna yang berfungsi untuk meningkatkan pertahanan saluran cerna dari infeksi. 10
(25)
2.7.Manfaat Menyusui Bagi Kesehatan Ibu
Beberapa manfaat kesehatan bagi ibu dari pemberian ASI antara lain:
1. Mengurangi pendarahan setelah melahirkan
Dengan menyusui bayi, kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahrikan (post partum) dapat berkurang. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan kadar oksitosin yang juga berguna sebagai vasokonstriksi pembuluh darah sehingga mempercepat berhentinya perdarahan. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu karena perdarahan post partum.
13
2. Mengurangi terjadinya anemia
Seperti yang dijelaskan diatas, menyusui dapat mencegah perdarahan karena reaksi vasokonstriksi dari oksitosin, hal ini juga dapat mencegah terjadinya anemia pada ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca melahirkan.13
3. Menjarangkan kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif , dapat menjadi cara untuk kontrasepsi dengan murah, alami, aman, dan efektif. Cara ini dikenal dengan istilah Metode Amenorea Laktasi (MAL). MAL harus memenuhi tiga kriteria yaitu : tidak haid, Ibu menyusui secara eksklusif, umur bayi kurang dari 6 bulan.13
4. Menyusui akan menyebabkan uterus berkontraksi sehingga
pengembalian uterus kepada kondisi fisiologis sebelum kehamilan dapat lebih cepat.13
5. Mengurangi risiko terkena penyakit kanker, seperti kanker payudara dan kanker ovum.13
6. Pemberian ASI lebih praktis , ekonomis dan higienis.13
7. Jalinan ikatan batin antara ibu dan bayi dibentuk dari proses menyusui.
(26)
12
2.8.ASI Dalam 24 Jam Pertama
Masa 24 jam pertama setelah ibu melahirkan merupakan saat yang penting dalam keberhasilan menyusui selanjutnya. Dimana Hormon oksitosin dikeluarkan pada menyusui di jam-jam pertama. Hormon ini bertanggung jawab terhadap produksi ASI. Namun pada ibu yang menjalani bedah caesar mungkin perlu waktu mengeluarkan ASI hingga 48 jam. Walaupun demikian, bayi tetap dianjurkan diletakkan pada payudara ibu agar membantu merangsang produksi ASI. Proses menyusui secara keseluruhan melibatkan 4 faktor yaitu : (1) bayi, (2) payudara, (3), Air Susu Ibu, dan (4) otak ibu. 11
2.9.Menyusui Eksklusif 6 Bulan
Bayi dianjurkan untuk disusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dan pemberian ASI dilanjutkan dengan didampingi makanan pendamping asi (MPASI) yang diberikan selama dua tahun pertama. Bayi yang mendapat ASI eksklusif memiliki perlindungan infeksi paling besar yang terjadi selama beberapa bulan pertama. Perlindungan itu juga semalin kuat ketika bayi semakin lama mendapatkan ASI. Air, Jus, dan makanan lain secara umum tidak dibutuhkan ketika bayi berusia 6 bulan pertama. Untuk melengkapi nutrisi ASI, bayi dapat diperkenalkan dengan makanan padat pada usia 6 bulan.9
2.10. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui :9
1. Untuk menyukseskan program menyusui dan mencegah pemberian
PASI, Pelayanan kesehatan telah membuat sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui
2. Pelatihan para staf kesehatan dan lainnya pada setiap Yankes.
3. Memberikan edukasi dan konseling kepada ibu hamil
4. Inisiasi menyusui dini dan kontak ibu dengan bayi yang baru lahir (1/2 - 1 jam setelah lahir)
5. Mengedukasi ibu untuk melakukan teknik menyusui dengan benar
6. Menjelaskan dan mengedukasi ibu tentang pemberian ASI saja tanpa minuman / makanan apapun sejak bayi lahir
(27)
8. Pemberian ASI dilakukan sesering mungkin semau bayi
9. Tidak memberikan dot/ empeng kepada bayi
10. Mengevaluasi kondisi ibu dan bayi selepas pulang dari sarana kesehatan 2.11. Faktor Internal
Banyak saat ini ibu yang mengeluhkan ASI yang sulit keluar, cara memperbanyak ASI, dan ibu yang merasakan ASI nya kurang. Padahal sebenarnya ASI yang dimiliki ibu itu sudah cukup, namun ibu merasa kurang yakin.9 Untuk mengetahui dan menolong ibu yang ASI nya kurang kita dapat memantau dari berbagai macam faktor yaitu :
2.11.1.Faktor Menyusui
Berbagai macam hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI seperti 1) tidak melakukan inisiasi menyusui dini 2) ibu menjadwal sendiri pemberian ASI 3) bayi diberi minum sebelum ASI ibu keluar 4) posisi menyusui ibu yang kurang baik 5) tidak mengosongkan salah satu payudara. Banyak ibu yang beranggapan bahwa ASI tidak mencukupi sehingga memutuskan untuk menambahkan atau mengganti dengan susu formula. Sebetulnya hampir semua ibu yang melahirkan akan berhasil menyusui bayinya dengan jumlah ASI yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan bayinya. Hal yang harus diperhatikan agar ASI dapat diproduksi dengan jumlah dan kualitas yang baik adalah teknik menyusui yang benar, asupan gizi ibu, serta frekuensi menyusui. Semakin sering bayi menghisap/ menyusu kepada ibunya maka produksi ASI semakin lancar.10, 12
Ibu sebaiknya tidak menjadwal pemberian ASI, ASI baiknya diberikan sesuai keinginan bayi, walaupun diwaktu malam sekalipun. Produksi ASI dipengaruhi oleh seringnya bayi menyusu. Hal ini dilakukan setidaknya 8 kali sehari.10, 12
Produksi ASI dapat berkurang seiring dengan menurunnya waktu bayi menyusui, biasanya hal ini terjadi pada minggu-minggu awal saat bayi mudah tertidur. Untuk merangsang bayi menyusu, dapat dilakukan pada telinga/telapak kaki agar bayi mudah mengisap.10, 12
(28)
14
Posisi menyusui yang tidak baik juga berpengaruh pada kondisi bayi dan ibu, sering kali ibu mengeluhkan puting yang lecet saat menyusui, penggunaan kempeng juga mengganggu bayi dalam menyusui karena hal ini dapat menimbulkan perlekatan mulut bayi dengan puting ibu yang tidak tepat.10, 12
Pemberian minuman tambahan sebelum pemberian ASI dapat membuat bayi lebih cepat kenyang, nutrisi yang didapat oleh bayi dari ASI cenderung sedikit, sehingga dapat mempengaruhi produksi ASI ibu.
10, 12
2.11.2.Faktor Psikologis Ibu
Dukungan secara psikologis sangat berpengaruh pada produksi ASI ibu. Dibutuhkan keyakinan dari ibu sendiri agar tercapai produksi ASI yang maksimal. Kondisi seperti stress, depresi, lelah mengakibatkan berkurangnya produksi ASI ibu.10, 12
Selain itu dengan ada nya faktor dukungan dan dukungan positif lainnya dari keluarga, dapat memicu produksi hormon oksitosin, hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Hormon ini dapat memicu kontraksi otot di sekeliling payudara dan memeras ASI keluar dari pabrik ke gudang ASI. Oleh karena itu, hal hal yang bersifat mendukung, seprti dukungan suami untuk menyusui, dan orang selain suami, diperlukan agar kondisi psikologis ibu tetap baik.10, 12
2.11.3.Kelainan Ibu
Adapun kelainan pada ibu yang sering dijumpai sebagai penyulit ASI eksklusif yaitu Puting datar, puting luka, payudara bengkak.10 1. Puting lecet/Puting luka
Puting lecet merupakan kendala dalam pemberian ASI yang disebabkan oleh posisi menyusui bayi yang kurang tepat. Hal ini dapat menyebabkan bayi menarik, mengigit, dan menggesek kulit payudara ibu, sehingga akan menimbulkan rasa nyeri bagi ibu. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus, dapat menimbulkan perlukaan atau retak pada puting.10
(29)
Adapun solusi yang dapat dilakukan bagi ibu yang pertama yaitu memperhatikan posisi bayi dan perlekatannya saat menyusui. Puting yang retak bisa menimbulkan luka dan dapat disertai jamur (kandidiasis). Mulut bayi perlu di cek apakah terdapat jamur yang dapat menganggu menyusui atau terdapat ikatan bawah lidah yang dapat membuat lidah tidak menjulur keluar (tongue tie).8, 9, 11
Pemberian pengobatan harus dilakukan ke ibu dan bayi. Adanya support dan untuk membangkitkan percaya diri juga diperlukan.10
Posisi menyusui juga perlu diperhatikan. Menyusui dengan posisi yang baik dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami ibu. Ibu tidak perlu menghentikan menyusui untuk mengistirahatkan payudara, tetaplah menyusui secara on demand. Jika diperlukan ibu dapat memerah ASI nya dan diberikan ke bayi dengan cangkir. Pengobatan dengan antibiotik atau antijamur dapat diberikan jika memang perlu. Hindari penggunaan sabun, salep, lotion, menggosok-gosok dengan handuk saat membersihkan payudara.10
2. Payudara Penuh dan/atau Bengkak
Ibu sering kali datang ke klinik dengan mengeluhkan payudaranya bengkak dan terasa nyeri.
2.12. Faktor Eksternal
2.12.1.Ibu yang Bekerja
Ibu bekerja harus meninggalkan bayinya seharian penuh sehingga ini menjadi alasan ibu menggantikannya dengan susu formula. Ibu yang bekerja tetap dapat memberikan ASI secara eksklusif dengan dukungan pengetahuan yang cukup dan benar dari ibu, perlengkapan memerah ASI, serta dukungan lingkungan keluarga dan juga lingkungan tempat kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memerah ASI dan memberikan ASI yang di perah tadi dengan cangkir disaat bayi ingin menyusu. Ibu dianjurkan untuk mengunjungi klinik laktasi agar ibu mengerti apa saja yang harus dilakukan untuk persiapan menyusui saat ibu kembali bekerja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Siregar A (2004)
(30)
16
menunjukkan bahwa peningkatan jumlah ibu yang bekerja menyebabkan turunnya kesediaan menyusui dan lamanya menyusui.9, 11, 12
2.12.2.Keadaan Ekonomi Keluarga
Terjadinya perubahan sosial-budaya masyarakat dan keadaan ekonomi yang bermacam-macam, menyebabkan ada penurunan jumlah ibu yang menyusui bayinya. Pengaruh hidup yang mewah di kota-kota besar ditemukan kencendrungan bayi menyusui dengan susu formula lebih besar dibanding ASI. 13
Gencarnya promosi tentang susu formula serta kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI menyebabkan ibu yang beranggapan bahwa susu formula sama baiknya atau bahkan lebih daripada ASI. Padahal tidak ada alasan yang konkrit bagi ibu untuk beranggapan bahwa susu formula sama baiknya atau bahkan lebih baik daripada ASI karena begitu banyak manfaat dan kelebihan ASI dibandingkan susu formula, baik dari sisi kesehatan bayi, kesehatan ibu, ataupun dari sisi ekonomi.10
(31)
2.13. Kerangka Teori
Berdasarkan hasil tinjauan teori tentang pemberian ASI yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merangkum dalam kerangka teori berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Teori ASI
Manfaat ASI Kandungan ASI
Nilai Menyusui
Faktor-Faktor
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Ibu yang bekerja
Keadaan ekonomi
Dukunga n suami
Dukunga n keluarga
Usia Ibu
Pengetah uan
Presepsi
Perilaku
Pemberian ASI
Eksklusif = ibu yang
memberikan ASI saja kepada anaknya selama 6 bulan
Non-eksklusif = tidak
memberikan ASI saja selama 6 bulan
(32)
18
2.14. Kerangka Konsep
Faktor internal meliputi usia, pengetahuan, sikap, perilaku ibu. Berikutnya faktor eksternal meliputi bekerja/tidak, penghasilan per bulan, dukungan suami terhadap ASI eksklusif, dukungan suami terhadap susu formula, dukungan selain suami.
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Faktor Internal :
- Usia ibu
- Pengetahuan
- Sikap
- Perilaku
Faktor Eksternal :
- Ibu bekerja/tidak
- Penghasilan per bulan
- Dukungan suami terhadap
ASI eksklusif
- Dukungan suami terhadap
susu formula
- Dukungan selain suami
Pemberian ASI eksklusif
(33)
2.15. Definsi Operasional
Fakor Internal Variabel Definisi
operasional
Cara Ukur Alat ukur Hasil ukur Skala Ukur Jenis
Kelamin
Jenis kelamin bayi
Wawancara Kuesioner 1. Laki-laki 2. Perempuan
Nominal
Usia Usia ibu saat ini Wawancara Kuesioner 1. <21 tahun 2. 21-25
tahun 3. 26-30 tahun 4. >30 tahun
Skala
Sikap Pandangan yang dipercaya responden terhadap ASI eksklusif dan pemberiannya, yaitu tentang setuju/ tidaknya bayi berhak menerima ASI, keahlian dalam menyusui, setuju dengan anjuran menyusui 2 tahun dari pemerintah, dan masalah menyusui
Wawancara Kuesioner 1. Kurang, jika responden mendapat
skor ≤41,8
2.Baik jika responden mendapat
skor ≥41,8
Ordinal
Perilaku Tindakan responden terhadap ASI eksklusif dan pemberiannya, yaitu tentang produksi ASI, Diet, Pemberian ASI yang pertama, dan perawatan khusus pada payudara.
Wawancara Kuesioner 1.Kurang, jika responden mendapat
skor ≤30,4
2.Baik jika responden mendapat
skor ≥30,4
(34)
20
Tabel 2.3. Definisi Operasional
Faktor eksternal Variabel Definisi
Operasional
Cara ukur Alat ukur Hasil Ukur Skala ukur Ibu bekerja
/ tidak
Pekerjaan ibu di luar rumah untuk
memenuhi penghasilan keluarga
Wawancara Kuesioner Bekerja (jenis profesi) / tidak (Ibu Rumah Tangga) Nominal Penghasilan per bulan Penghasilan keluarga per bulan sebagai pengaruh dari faktor ekonomi suatu keluarga
Wawancara Kuesioner 1. <Rp1.000.000 2. Rp1.000.000-3.000.000 3. >Rp3.000.000 Skala Dukungan suami terhadap ASI eksklusif Sumber dorongan dari suami ke ibu dalam pemberian ASI eksklusif
Wawancara Kuesioner 1. Ya
(mendukung) 2. Tidak (Tidak mendukung) Ordinal Dukungan suami terhadap susu formula Dorongan dari suami ke ibu dalam
pemberian susu formula di usia 0-6 bulan
Wawancara Kuesioner 1. Ya
(mendukung) 2. Tidak (tidak
mendukung)
Ordinal
Dukungan selain suami
Sumber
dorongan ke ibu dalam
pemberian ASI eksklusif selain suami yang didapat ibu
Wawancara Kuesioner 1. Orang tua 2. Mertua 3. Saudara
Kandung/ 4. Saudara Ipar 5. Dan lain-lain
(tidak ada/ orang selain yang disebutkan) Nominal Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI tanpa disertai tambahan makanan/ minuman selama 0-6 bulan
Wawancara Kuesioner 1. Ya 2. Tidak
(35)
21
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observatif dengan metode cross sectional (potong lintang).
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RS Syarif Hidayatullah Tangerang, pada 27 Mei – 3 Juli 2013. Pengambilan data dilakukan setiap hari kecuali hari Selasa, hal ini dikarenakan peneliti menyesuaikan hari dan waktu praktik dokter di poli anak RS Syarif Hidayatullah. Setiap minggunya, peneliti menemui pembimbing untuk melaporkan dan feedback dari jumlah sampel yang didapat. Adapun jenis kegiatan dan waktunya dijabarkan dalam tabel yang terlampir di halaman selanjutnya. 3.3.Kriteria Sampel
3.3.1. Kriteria Inklusi
1. Ibu yang berusia produktif (15-45 tahun)
2. Ibu yang mempunyai anak usia 0-12 bulan
3. Pasien/pengunjung poli anak RS Syarif Hidayatullah 4. Bersedia menjadi responden penelitian dan mengisi angket 3.3.2. Kriteria Eksklusi
1. Tidak melengkapi data angket
2. Tidak memahami bahasa Indonesia
(36)
22
Tabel 3.1. Matriks Kegiatan
Kegiatan
MATRIKS KEGIATAN
Mei Juni Juli Agustus
M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 1. Persiapan
pembuatan
proposal
2. Kunjungan & Observasi ke
lapangan
3. Perizinan dan ACC lokasi pengambilan data
4. Identifikasi masalah dan
pendataan awal
5. Penelusuran
literatur
6. Pengambilan
data
7. Laporan Pembimbing 8. Entry dan analisis data 9. Penyusunan dan revisi skripsi
3.4.Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang membawa anaknya berobat ke RS Syarif Hidayatullah. Jumlah sampel diambil secara consecutive sampling.15,
16
3.4.1. Populasi dan Sampel yang Diteliti
Populasi target adalah seluruh ibu yang berusia produktif (15-45 tahun) yang datang ke RS Syarif Hidayatullah pada saat penelitian berlangsung
(37)
Populasi terjangkau adalah ibu berusia produktif yang memiliki bayi usia 0-12 bulan dan berkunjung ke RS Syarif Hidayatullah
Sampel adalah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi 3.4.2.Jumlah Sampel
Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan rumus deskriptif kategorik sebagai berikut : 17
� = �2� � �2
Keterangan :
= deviat baku alfa
P = Proporsi kelompok yang sudah diketahui nilainya
= 0.5 17
Q = 0,5
d = 0,1
� = ,9 2 � ,. 2 − ,
= 96 orang
Maka diperoleh jumlah sampel yang diperlukan adalah 95 subjek. Untuk menjaga kemungkinan adanya drop out (DO) maka jumlah subjek ditambah sebanyak 10 %. Jadi jumlah subjek adalah 96 + 9.6 = 105,6 dibulatkan menjadi 106 subjek.
(38)
24
3.5.Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian 3.6.Managemen Data
3.6.1. Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan wawancara dan angket yang disi oleh Ibu di RS Syarif Hidayatullah.
3.6.2. Pengolahan Data
3.6.2.1.Editing
Editing dilakukan agar dapat mengecek dan memperbaiki kuesioner yang diberikan pada responden. Peneliti memeriksa dan mengecek kuesioner agar setiap pertanyaan dapat dipahami responden dan dijawab dengan benar.
Survey Lapangan dan observasi
Identifikasi masalah di lapangan
Penyebaran kuesioner
Pengambilan data
(39)
3.6.2.2.Coding
Hasil jawaban dari kuesioner selanjutnya dilakukan pengkodean agar dapat dimasukkan ke program pengolah data agar dapat diolah.
3.6.2.3.Data entry
Data-data yang telah diode tadi dimasukkan ke dalam program pengolah data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 20. Peneliti memasukkan data 106 kuesioner yang telah di coding dan editing.
3.6.2.4.Cleaning
Pada tahap ini dilakukan pengecekan data yang sudah terdapat dalam paket komputer. Hal ini dilakukan agar menghindari data yang salah kode, tidak lengkap dan sebagainya. Dari data yang dimasukkan, tidak terdapat data missing.
3.6.2.5.Analisis Data
Pada penelitian ini dilakukan uji analisis univariat. Sehingga akan didapatkan karakteristik data berupa frekuensi dan persentase dari masing-masing variabel.
Variabel pengetahuan, sikap, dan prilaku diukur tidak dengan mean, karena distribusi data tidak normal, sehingga diambil nilai median sebagai ukuran
pemusatan dan minimum-maksimum sebagai ukuran penyebaran.19
3.7.Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk teks, grafik, dan tabel. 3.8.Sarana Penelitian
Sarana penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, komputer jinjing, kuesioner, surat izin penelitian, buku penelitian dan sepeda motor untuk memudahkan perjalanan ke tempat penelitian.
(40)
26 BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah semua Ibu yang memiliki anak usia 0-12 bulan yang berkunjung ke poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta pada periode Mei sampai dengan Juli 2013. Total sampel yang digunakan 106 orang yang memenuhi kriteria sampel dan rumus besar sampel.
Tabel 4.1. Gambaran karakteristik responden di poli anak RS Syarif Hidayatullah (n=106)
Karakteristik Jumlah (n) Presentase (%) Usia Responden <30 tahun >30 tahun 65 41 61,3 38,7 Pekerjaan ibu Bekerja Tidak bekerja 58 48 54,7 45,3 Penghasilan keluarga <1.000.000 1.000.000-3.000.000 > 3.000.000 8 34 64 7,5 32,1 60,4 Jenis kelamin bayi
Laki-laki Perempuan 51 55 48,1 51,9 Usia Bayi 0-6 bulan 7-12 bulan 58 48 54,7 45,3
TOTAL 106
Hasil diatas menunjukkan berdasarkan usia persentase tertinggi berada di usia 26-30 tahun, hasil ini sesuai dengan data kependudukan kota Tangerang di Kecamatan Pinang dengan jumlah wanita usia 20-29 tahun lebih banyak dari wanita yang berusia 35 sampai 49 tahun.17 Namun penelitian yang dilakukan oleh Hikmawati I (2008) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kegagalan pemberian ASI.18
(41)
Pada variabel pekerjaan didapatkan lebih banyak ibu yang bekerja yaitu sebesar 54,7 % (58 orang) responden. Hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan ibu maupun ekonomi, ibu yang bekerja ada yang tingkat pendidikannya tinggi ataupun karena menambah penghasilan keluarga. Ibu yang tidak bekerja memiliki kemungkinan besar untuk memberikan ASI eksklusif, namun pada penelitian ini lebih banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif. Hal ini sejalan dengan penelitian Subrata (2004) yang dikutip dari penelitian Pertiwi P (2012) yaitu ibu yang bekerja memiliki peluang 7,9 kali lebih besar untuk tidak memberikan ASI eksklusif.6
Pada variabel penghasilan per bulan didapatkan lebih banyak ibu yang penghasilannya > 3.000.000 yaitu sebesar 60,4% (64 orang) responden. Penghasilan mempengaruhi status sosial ekonomi keluarga, ibu-ibu yang berpendapatan rendah mendapatkan informasi kesehatan yang terbatas dibanding ibu-ibu yang berpendapatan tinggi, hal ini mempengaruhi pemahaman ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka.19
4.2. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta
Sebanyak 53% responden memberikan ASI nya secara eksklusif, sedangkan sisanya 47% tidak memberikan ASI nya secara eksklusif. Secara rinci, datanya terdistribusi pada diagram berikut.
Gambar 4. Distribusi kelompok ASI Eksklusif dan ASI Non-Eksklusif di poli anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta (n=106)
53,8% (49 Orang) 46,2%
(57 Orang)
ASI Eksklusif ASI Non-Eksklusif
(42)
28
Hasil penelitian di poli anak RS Syarif Hidayatullah menunjukkan lebih banyak ibu yang memberikan ASI eksklusif. Namun persentase ini lebih besar dibandingkan penelitian yang dilakukan Pertiwi P (2012) di kelurahan Kuciran Indah Tangerang yaitu sebesar 91,5% responden melaksanakan ASI dan hanya 31,1% ASI eksklusif.6 Hasil ini juga masih jauh dari target Departemen Kesehatan yaitu 80%. Perbedaan angka data yang didapat dalam penelitian ini untuk pemberian ASI eksklusif dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti ruang lingkup penelitian yang berbeda, metode, dan lokasi yang berbeda.
4.3. Gambaran Faktor Internal Responden yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013
Gambaran pengetahuan, sikap, perilaku responden diukur dengan pertanyaan tentang pengetauan, sikap dan perilaku. Semua responden menjawab pertanyaan ASI eksklusif. Variabel pertanyaan pengetahuan, sikap, dan prilaku ibu diukur bukan menggunakan mean atau median, karena distribusi data tidak normal. Penilaian pengetahuan sikap dan prilaku ditentukan dengan menngunakan nilai median dari masing-masing nilai variabel.15
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Internal di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013 (n=106)
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Pengetahuan Responden Kurang
Baik
Sikap Responden Kurang
Baik
Prilaku Responden Kurang
Baik
78 28
3 103
48 58
73,6 26,4
2,8 97,2
45,3 54,7
Total 106
Hasilnya menunjukkan 73,6 % memiliki pengetahuan kurang tentang ASI eksklusif. Sedangkan 26,4% memiliki pengetahuan yang baik tentang ASI eksklusif. Sikap responden terhadap ASI eksklusif juga diukur dengan pertanyaan yang menggambarkan sikap ibu. Hasilnya menunjukkan hampir semua ibu 97,2%
(43)
memiliki sikap yang baik terhadap ASI eksklusif, sedangkan 2,8 % memiliki sikap yang kurang terhadap ASI eksklusif.
Prilaku responden ASI eksklusif hasilnya menunjukkan 45,3 % memiliki prilaku yang baik terhadap ASI eksklusif, sedangkan 54,7 % memiliki prilaku yang kurang terhadap ASI eksklusif.
Sebanyak 73,6% responden kurang mengetahui ASI eksklusif. Mereka pernah mendengar namun tidak memahami maksudnya. Pengetahuan yang kurang inilah yang menyebabkan gagalnya pemberian ASI eksklusif. Penelitian yang dilakukan Afifah DN (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi.19
Ahli filsafat, Keraf dan Dua (2001) yang dikutip dari Afifah DN(2007) mengatakan bahwa pengetahuan dibagi menjadi 3 macam,yaitu tahu bahwa, tahu
bagaimana, dan tahu akan. ”Pengetahuan bahwa” adalah pengetahuan tentang
informasi tertentu, tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa ini atau itu memang demikian adanya, bahwa yang dikatakan memang benar. Jenis pengetahuan ini disebut juga pengetahuan teoritis, pengetahuan ilmiah, walaupun masih pada
tingkat yang tidak begitu mendalam. Sedangkan “tahu bagaimana” adalah
menyangkut bagaimana seseorang melakukan sesuatu. Pengetahuan ini berkaitan dengan keterampilan atau lebih tepat keahlian dan kemahiran teknis dalam melakukan sesuatu. “Tahu akan” adalah jenis pengetahuan yang sangat spesifik menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi.Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu-ibu sebatas pada “tahu
bahwa” sehingga ibu-ibu tidak memahami secara mendalam dan tidak memiliki keterampilan untuk mempraktekkannya.19
Sebanyak 97,2% responden memiliki sikap yang baik terhadap pemberian ASI eksklusif. Namun sikap belum merupakan suatu perbuatan karena hanya menggambarkan kecenderungan tingkah laku yang mengarah pada suatu objek tertentu. Sikap dapat terbentuk dari pengetahuan dan pengalaman.20 Zuhana N (2007) dalam penelitiannya menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.21
(44)
30
Sebanyak 54,7% responden menunjukkan prilaku baik dalam memberikan ASI eksklusif pada anaknya. Hasil didapatkan dari pertanyaan angket dan wawancara dengan pasien. Sebagian besar responden tidak dapat segera menyusui bayinya, sehingga mempengaruhi perilaku pemberian ASI kepada bayi, alasannya bervariasi, diataranya terdapat responden yang mengeluhkan ASI nya sulit atau hanya sedikit keluar, gaya hidup yang mempegaruhi produksi ASI ibu, dan kurangnya waktu menyusui karena kesibukan yang padat.
Pada variabel ini, masih banyak kendala yang diahadapi peneliti, seperti waktu dalam mewawancarai responden yang terbatas, pertanyaan dalam angket mungkin masih harus diperbaiki agar lebih mudah dipahami responden. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan sampel yang lebih besar, sistem penilaian yang lebih akurat, dan menggunakan wawancara yang lebih dalam agar didapatkan data yang lebih akurat.
Pada penelitian ini tidak dapat dilakukan secara analitik disebabkan homogenitasnya >70% dan didapatkan nilai p homegennya > 0.05. Berdasarkan statistik hasilnya sebagai berikut :
4.4. Gambaran Faktor Eksternal Responden yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013
Dukungan dari suami diukur dengan menjawab pertanyaan yang menunjukkan ada atau tidaknya dukungan dari suami terhadap pemberian ASI eksklusif. Hasil
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Klasifikasi Pengetahuan 7,068 1 104 ,009
Klasifikasi Sikap ,022 1 104 ,884
Klasifikasi Prilaku 2,577 1 104 ,111
Umur Responden (tahun) ,243 1 104 ,623
Gaji responden 1,484 1 104 ,226
Pekerjaan responden 2,910 1 104 ,091
Dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif
2,078 1 104 ,152
Dukungan suami dalam pemberian susu formula
42,900 1 104 ,000
(45)
menunjukkan 97,2 % didukung suaminya, sedangkan 2,8 % tergolong dalam kategori kurang mendukung.
Dukungan suami pemberian susu formula ditanyakan untuk mengukur prilaku ibu terhadap promosi susu formula untuk memilah nutrisi tambahan yang diperlukan. Hasil menunjukkan sebanyak 61,3 % (65 orang) mendukung, sedangkan 38,7 % (41 orang) termasuk dalam kategori kurang mendukung.
Dukungan selain suami ditanyakan untuk mengetahui ada atau tidaknya dukungan dari luar selain keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif. Hasil menunjukkan hampir seluruh ibu mendapat dukungan dari orang tua, 91,5 % (97 orang), sedangkan 15,09 % (16 orang) mendapat dukungan dari mertua, 4,71 % (5 orang) mendapat dukungan dari saudara kandung dan saudara ipar, 1,88 % (2 orang) mendapat dukungan dari lain-lain.
Secara rinci datanya terdistribusi dalam tabel berikut.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Faktor Eksternal di Poli Anak RS Syarif Hidayatullah Jakarta Mei-Juli 2013 (n=106)
Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)
Dukungan Suami dalam pemberian ASI eksklusif Ya (Mendukung)
Tidak (kurang mendukung) Dukungan Suami dalam pemberian susu formula Ya (mendukung)
Tidak(kurang Mendukung) Dukungan Selain Suami Orang Tua kandung Mertua Saudara Kandung Saudara Ipar Lain-Lain 103 3 65 41 97 16 5 5 2 97,2 2,8 61,3 38,7 91,5 15,09 4,71 4,71 1,88
Total 106
Hasil menunjukkan, dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif tinggi, Mayoritas responden mendapat dukungan dari suami untuk ASI eksklusif
(46)
32
lebih besar dibanding susu formula, dukungan terbesar bukan keluarga diperoleh dari orang tua kandung.
Hasil penelitian Suhendar (2002) menyatakan ibu memberikan ASI Eksklusif karena anjuran keluarga, kemauan sendiri, anjuran tenaga kesehatan, dan anjuran teman.22 Berdasarkan hasil penelitian didapatkan persentase terbanyak didapat dari orang tua selaku keluarga ibu tersebut.
Menurut Purwanto (1999) perilaku manusia berasal dari dorongan baik dari diri sendiri maupun dari luar, sedangkan dorongan merupakan suatu usaha untuk memenuhi keinginan individu , dengan kata lain, dorongan mempengaruhi perilaku. Oleh karena itu, dorongan dari orang-orang terdekat baik keluarga , petugas kesehatan dan sebagainya mempengaruhi proses laktasi sehingga dapat membentuk perilaku ibu dalam menyusui secara eksklusif.
Berdasarkan grafik di atas, dukungan dalam pemberian susu formula juga tinggi, hal ini mungkin disebabkan oleh pertanyaan mengenai pemberian susu formula dalam angket masih belum dipahami oleh responden, sehingga perlu untuk penelitian selanjutnya agar dapat memperbaiki pertanyaan tersebut.
Pada saat pemberian angket tidak semua responden didampingi (wawancara), sehingga jawaban yang diberikan responden bisa jadi tidak tepat karena pertanyaan yang tidak dipahami responden. Jawaban yang diberikan responden bersifat subjektif.
(47)
33
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka disimpulkan bahwa :
1. Mayoritas responden masih belum memahami tentang pemberian ASI
eksklusif.
2. Ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif secara statistik lebih banyak dibanding non-eksklusif yaitu sebesar 53,8%.
3. Gambaran faktor internal dari responden sendiri pada variabel perilaku dan pengetahuan, mayoritas responden berada dalam kategori pengetahuan yang kurang sebesar 73,6 %, sikap yang baik sebesar 97,2% dan perilaku yang baik terhadap manfaat pemberian ASI eksklusif yaitu sebesar 54, 7%.
4. Gambaran faktor eksternal responden diperoleh mayoritas termasuk di ekonomi yang mampu. Lebih dari separuhnya (54,7%) bekerja. Didapatkan juga dukungan yang tinggi dari suami terhadap ASI eksklusif sebesar 91,7% dan dukungan selain suami paling tinggi dari orang tua kandung sebesar 91,5%.
5.2.Saran
5.2.1. Pelayanan Kesehatan
Sebagai pelayanan kesehatan sebaiknya lebih kuat untuk menerapkan dan memberikan edukasi ke masyarakat khususnya dalam pemberian ASI eksklusif. Dengan edukasi dapat melihat apa saja manfaat ASI, cara memberikannya, dan pengetahuan seputar ASI. Di Rumah Sakit atau pelayanan kesehatan lain yang punya kontrol baik dengan ibu selaku pasien hendaknya menyediakan tempat untuk konsultasi ASI. Begitu juga dengan dapat mempublikasikan dalam bentuk media tentang bagaimana pentingnya memberikan ASI eksklusif sehingga ibu-ibu yang atau akan
(48)
34
melahirkan paham akan hal tersebut dan dapat memutuskan untuk segera memberikan ASI ke bayinya.
5.2.2. Penelitian Kesehatan
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti lain dianjurkan untuk menggunakan instrumen penelitian yang telah baku, dan dapat dilakukan tes terlebih dahulu ke responden agar pertanyaan yang diberikan dapat dipahami oleh responden. Selain itu, peneliti lain juga disarankan agar dapat menghubungkan variabel faktor internal dan eksternal sehingga dapat diperoleh satu hubungan yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Peneliti selanjutnya juga disarankan untuk mengambil area penelitian yang lebih besar agar didapatkan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga hasilnya dan distribusinya dapat baik.
5.2.3. Pendidikan Kedokteran
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh ibu tentang ASI eksklusif masih kurang. Hal ini memberikan masukan kepada pendidikan kedokteran masih diperlukan edukasi kepada ibu terkait pentingnya ASI eksklusif, selain itu masih banyak persepsi-persepsi ibu tentang pemberian makanan tambahan di usia bayi yang belum mencapai 6 bulan. Perlu adanya pendekatan terkait budaya agar dapat memberikan penjelasan dan sosialisasi terkait pemberian makanan/minuman disamping ASI. Sehingga hal ini dapat berguna untuk mengoptimalkan edukasi yang diberikan.
(49)
DAFTAR PUSTAKA
1. Winarno FG. Gizi dan Makanan bagi Bayi dan Anak Sapihan. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan; 1998. hal.20.
2. Arifin. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan pemberian ASI eksklusif
[skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian IPB; 2002 [diunduh 14 Juli 2013]. Tersedia dari: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/14776
3. Roseli U. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda; 2008. hal.20.
4. WHO | Breastfeeding – Exclusive breastfeeding; 2013. Tersedia dari :
http://www.who.int/elena/titles/exclusive_breastfeeding/en/index.html
5. Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya; 2001. Chapter 1, Mengenal ASI Eksklusif; hal.1-3.
6. Pertiwi P. Gambaran Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI
Eksklusif Di Kelurahan Kuciran Indah Tangerang [skripsi]. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan UI; 2012 [diunduh 14 Juli 2013]. Tersedia dari:
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20312381-S%2043138-Gambaran%20faktor-full%20text.pdf
7. Profil Data Kesehatan Indonesia; 2011. Tersedia dari :
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_INDO NESIA_TAHUN_2011.pdf
8. Zuhana N, Izzah N, Rusmariana A. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui di kecamatan wonopringgo kabupaten Pekalongan [skripsi]. Pekalongan; 2004 [diunduh 8 September
2013]. Tersedia dari:
http://www.journal.stikesmuh-pkj.ac.id/journal/index.php/jik/article/download/13/12
9. Al-Quranul Karim.Q.S. Al-Baqarah : 233
10.Hegar B, Suradi R, Hendarto A, Pertiwi IGA. Bedah ASI : Kajian Dari Berbagai Pudut Pandang Ilmiah. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008.
11.Proverawati A, Rahmawati E. Kapita Selekta ASI & Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
12.Suradi R, Hegar B, Partiwi IGAN, Marzuki ANS, Ananta Y. Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2010.
(50)
36
13.Siregar MHDA. Pemberian Asi Ekslusif Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhinya [skripsi]. Sumatera Utara: Fakultas Kesehatan Masyarakat
USU; 2004 [diunduh 2013 Jul 08]. Tersedia dari:
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf
14.Kramer, M.S, & Kakuma, R dkk. Optimal duration of exclusive breastfeeding (Review), Montreal, Wiley & Sons Publisher ,Ltd
15.Dahlan MS. Besar sampel dan Cara Pengambilan Sampel Ed.2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009.
16.Notoatmodjo S. Metodologi Kesehatan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta; 2012 17.Dahlan MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Ed. 4. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika; 2009
18.Hikmawati I. Faktor – Faktor Risiko Kegagalan Pemberian ASI Selama Dua Bulan (Studi Kasus pada bayi umur 3-6 bulan di Kabupaten Banyumas) [tesis]. Semarang: Program Pasca Sarjana UNDIP; 2008 [diunduh 22 Juli 2013]. Tersedia dari: http://eprints.undip.ac.id/17887/1/Isna_Hikmawati.pdf
19.Afifah DN. Faktor yang Berperan dalam Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif [tesis]. Semarang: Program Pasca Sarjana UNDIP; 2007 [diunduh 22
Juli 2013]. Tersedia dari:
http://eprints.undip.ac.id/17024/1/Diana_Nur_Afifah.pdf
20.Saleh LOA. Faktor-faktor yang menghambat praktik ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan [skripsi]. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro; 2011 [diunduh 22 Pebruari 2013]. Tersedia dari:
http://eprints.undip.ac.id/35946/1/424_La_Ode_Amal_Saleh_G2C309009.pdf
21.Suhendar K. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekskusif dan
status gizi bayi usia 4-6 bulan [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian IPB; 2002.
22.Dahlan MS. Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan Ed. 2. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009
23.Jessica RJ, Michael DK, Gopal KS, Deborah LD, and Laurence MG, Strawn.
Factors Associated With Exclusive Breastfeeding in the United States. AAFP.
2011 Nov 28;128(6):1117-1120. Tersedia dari:
(51)
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PERSONAL
Nama : M. Fernando Pratama
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 20 Januari 1993
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Perumahan Bukit Sejahtera Jl. Kelapa
Gading IV Blok AC-04 Palembang Nomor Telepon / HP : 083893188748
Email : [email protected]
Pengalaman Organisasi : Anggota SJD-SS Sumatera Selatan Tahun 2010
Anggota USMR (UIN Syahid Medical Rescue) tahun 2010 div. Logistik
RIWAYAT PENDIDIKAN
1999-2005 : SD Islam Az-Zahrah Palembang
2005-2008 : SMP Negeri 17 Palembang
2008-2010 : MAN 3 Palembang
2010-sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(52)
38
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Assalamualaikum Wr. Wb.
Sehubungan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Yang Memiliki Bayi Usia 0-12 Bulan Di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013”, sebagai salah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan pemberian ASI Ekslusif terhadap Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan.
Untuk terlaksananya penelitian ini Kami mengharapkan kepada Ibu menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang ada dalam kuesioner dengan jujur dan sesuai perilaku pemberian ASI pada anak ibu.
Informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya. Data-data ini hanya akan dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Atas bantuan dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.
Ciputat, Juni 2013 Wassalamualaikum Wr. Wb.
Responden Peneliti
(53)
KUESIONER
Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI Eksklusif pada Ibu di Rumah Sakit Syarif Hidayatullah Tahun 2013”
Identitas responden :
1. Nama anak :
2. Jenis kelamin :
3. Usia : _____ Bulan
4. Anak ke_____ dari ____ saudara
5. Nama Ayah :
6. Nama Ibu :
7. Pekerjaan Ayah :
8. Pekerjaan Ibu :
9. Usia Ibu :
10. Alamat :
11. No Telp/Ibu :
12. Penghasilan / bulan : a. <1.000.000
b. 1.000.000-3.000.000 c. > 3.000.000
ASI EKSLUSIF
IMD(Inisiasi Menyusi Dini) : Ibu yang mulai menyusui dalam 30 menit setelah bayi lahir dengan memfokuskan pada kemampuan alami (sendiri) bayi dengan cara bayi melangkah didada Ibunya.
1. Apakah anak ibu hanya menggunakan ASI eksklusif 0-6 bulan ? a. Ya
b. Tidak
2. Sejak kapan anak ibu diberi ASI?
a. Beberapa menit setelah lahir IMD b. Setelah Ibu siap menyusui (tanpa IMD) c. dan lain-lain, sebutkan (…………)
3. Saat ini apakah anak bungsu Ibu telah diberi makanan lain selain ASI ? a. Ya
b. Tidak
4. Sejak kapan ASI dicampur dengan PASI? a. Tidak dicampur sampai usia 6 bulan b. Sejak usia 0-6 bulan
c. Sejak usia 3-6 bulan d. Sejak usia 0- >6 bulan
(54)
40
5. Apakah dalam 6 bulan ibu pernah memberikan Susu formula ? a. Pernah
b. Tidak pernah
6. Apabila pernah diberikan sejak kapan ? a. sejak usia 0-6 bulan
b. Sejak usia 3-6 bulan c. Sejak usia 0->6 bulan
7. Apakah anak ibu lahir langsung menangis atau tidak ? a. Ya
b. Tidak
8. Apakah anak ibu pernah dirawat karena penyakit berat ? a. Pernah (sebutkan:....)
b. Tidak
Pengetahuan, Sikap Perilaku Ibu dalam Pelaksanaan ASI Eksklusif
A1 Menurut ibu sampai usia berapa bayi harus di berikan ASI saja? a) < 4 bulan
b) 0 – 6 bulan c) 6 – 12 bulan d) lain-lain….
A2 Menurut ibu apakah komposisi susu formula saat ini bisa menyamai komposisi ASI?
a) Ya b) Tidak
A3 Menurut ibu keunggulan dari ASI apa? (pilih salah satu) a) Mudah di cerna oleh bayi
b) Lebih ekonomis c) ASI mengandung zat antibodi d) Lain-lain………
A4 Menurut ibu manfaat dari menyusui itu apa? (pilih salah satu) a) Lebih mudah pemberiannya
b) Mempererat hub kasih sayang Ibu dan Anak c) Mencegah obesitas pada bayi
(55)
A5 Menurut ibu bahaya apa yang dapat di timbulkan dari pemberian susu formula ? (pilih salah satu)
a) Botol susu mudah tercemar dan sulit di bersihkan b) Pencernaan bayi terganggu
c) Tidak mengandung zat antibodi d) Lain-lain…..
B1 Apakah Ibu setuju bila setiap bayi berhak menerima ASI
eksklusif ? a) Setuju b) Tidak
B2 Apakah Ibu setuju bahwa dalam pemberian ASI
diperlukan keahlian atau latihan khusus ? a) Setuju
b) Tidak
B3 Bila jawaban no. B2 setuju, apakah alasannya ? (pilih salah satu)
a) Dengan cara menyusui dengan benar, ASI dapat diberikan seluruhnya
b) Produksi ASI menjadi lancar
c) Posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi pada saat menyusui
d) Lain-lain : ____________
B4 Apakah Ibu setuju dengan anjuran pemerintah, menyusui
bayi sampai berumur 2 tahun ? a) Setuju
b) Tidak
( Bila jawaban TIDAK, langsung ke pertanyaan no.B5 ) B5 Bila jawaban no. B4 setuju, apakah alasannya ? (pilih salah
satu)
a) Bermanfaat bagi bayi
b) Tanggung jawab sebagai seorang ibu
c) Menghemat pengeluaran
B6 Masalah apa saja yang Ibu hadapi dalam memberikan ASI
pada bayi ? __________________
Jika Ibu tidak bekerja, Poin C berikut harap diabaikan C1 Selama ibu bekerja, apakah anda memeras/memompa Asi dan
kemudian disimpan untuk diberikan ke bayi anda? a) Ya
b) Tidak, Alasannya…..
C2 Tahukah anda bahwa undang-undang tenaga kerja mengatur bahwa pekerja wanita patut di beri kesempatan un tuk menyusui bayinya?
a) Ya b) Tidak
C3 Apakah tempat anda bekerja memberikan waktu atau kesempatan bagi ibu untuk menyusui bayi ibu?
(56)
42
a) Ya b) Tidak
C4 Apakah di tempat anda kerja tersedia ruang khusus untuk memeras/memompa Asi?
a) Ya
b) Tidak, sebutkan dimana Ibu memeras Asi (...) C5 Apakah fasilitas yang diberikan perusahaan sesuai keinginan
ibu? a) Ya b) Tidak
D1 Apakah suami ibu mendukung ibu dalam pemberian ASI ? a) Ya
b) Tidak, alasan………
D2 Siapa yang mendukung ibu dalam pemberian ASI selain suami? (boleh lebih dari satu)
a) Orang Tua b) Mertua
c) Saudara Kandung/ d) Saudara Ipar
e) Dan lain-lain (sebutkan...)
D3 Apakah suami ibu mendukung ibu dalam pemberian susu formula ?
a) Ya
b) Tidak, alasan…………
E1 Apakah produksi ASI Ibu sudah mencukupi kebutuhan bayi ? a) Cukup
b) Kurang
E2 Apakah Ibu mengikuti pantangan makanan atau diet selama menyusui ?
a) Ya b) Tidak
E3 Apakah Ibu pernah gagal dalam menyusui ? a) Ya
b) Tidak
( Bila jawaban TIDAK, langsung ke pertanyaan no. B6 ) E4 Bila jawaban no E3 ya, menurut Ibu apakah faktor penyebab
kegagalan menyusui ? (pilih salah satu)
a) Produksi ASI yang sedikit atau tidak ada sama sekali b) Kurangnya waktu untuk menyusui karena kesibukan
yang padat
c) Ibu kekurangan gizi d) Gaya hidup
e) Semua benar f) Lain-lain
(57)
E5 Apakah Ibu memberikan ASI yang pertama kali keluar pada bayi ? Kenapa ?
a) Ya, karena ________ b) Tidak, karena _________
E6 Apakah Ibu melakukan perawatan khusus pada payudara untuk memperlancar ASI ?
a) Ya b) Tidak
(58)
44
Lampiran 3
DATA MENTAH ANALISIS DATA
usia ibu 2 kelompok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <30 tahun 65 61,3 61,3 61,3
>30 tahun 41 38,7 38,7 100,0
Total 106 100,0 100,0
Gaji responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
<1.000.000 8 7,5 7,5 7,5
1.000.000-3.000.000 34 32,1 32,1 39,6
> 3.000.000 64 60,4 60,4 100,0
Total 106 100,0 100,0
usia bayi kelompok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0-6 bulan 58 54,7 54,7 54,7
7-12 bulan 48 45,3 45,3 100,0
Total 106 100,0 100,0
Jenis kelamin Bayi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 51 48,1 48,1 48,1
perempuan 55 51,9 51,9 100,0
(59)
ASI Eksklusif/tidak
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Eksklusif 57 53,8 53,8 53,8
Non-Eksklusif 49 46,2 46,2 100,0
Total 106 100,0 100,0
Pekerjaan responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
kerja 58 54,7 54,7 54,7
Tidak Kerja 48 45,3 45,3 100,0
Total 106 100,0 100,0
Dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ya 103 97,2 97,2 97,2
Tidak 3 2,8 2,8 100,0
Total 106 100,0 100,0
Dukungan suami dalam pemberian susu formula
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ya 65 61,3 61,3 61,3
Tidak 41 38,7 38,7 100,0
Total 106 100,0 100,0
Klasifikasi Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Kurang 78 73,6 73,6 73,6
Baik 28 26,4 26,4 100,0
(60)
46
Klasifikasi Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Kurang 53 50,0 50,0 50,0
Baik 53 50,0 50,0 100,0
Total 106 100,0 100,0
Klasifikasi Prilaku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Kurang 60 56,6 56,6 56,6
Baik 46 43,4 43,4 100,0
(1)
A5 Menurut ibu bahaya apa yang dapat di timbulkan dari pemberian susu formula ? (pilih salah satu)
a) Botol susu mudah tercemar dan sulit di bersihkan b) Pencernaan bayi terganggu
c) Tidak mengandung zat antibodi d) Lain-lain…..
B1
Apakah Ibu setuju bila setiap bayi berhak menerima ASI
eksklusif ?
a)
Setuju
b)
Tidak
B2
Apakah Ibu setuju bahwa dalam pemberian ASI
diperlukan keahlian atau latihan khusus ?
a)
Setuju
b)
Tidak
B3
Bila jawaban no. B2 setuju, apakah alasannya ? (pilih salah
satu)
a)
Dengan cara menyusui dengan benar, ASI dapat
diberikan seluruhnya
b)
Produksi ASI menjadi lancar
c)
Posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi pada saat
menyusui
d)
Lain-lain : ____________
B4
Apakah Ibu setuju dengan anjuran pemerintah, menyusui
bayi sampai berumur 2 tahun ?
a)
Setuju
b)
Tidak
( Bila jawaban TIDAK, langsung ke pertanyaan no.B5 )
B5Bila jawaban no. B4 setuju, apakah alasannya ? (pilih salah
satu)
a)
Bermanfaat bagi bayi
b)
Tanggung jawab sebagai seorang ibu
c)
Menghemat pengeluaran
B6
Masalah apa saja yang Ibu hadapi dalam memberikan ASI
pada bayi ? __________________
Jika Ibu tidak bekerja, Poin C berikut harap diabaikan
C1 Selama ibu bekerja, apakah anda memeras/memompa Asi dankemudian disimpan untuk diberikan ke bayi anda? a) Ya
b) Tidak, Alasannya…..
C2 Tahukah anda bahwa undang-undang tenaga kerja mengatur bahwa pekerja wanita patut di beri kesempatan un tuk menyusui bayinya?
a) Ya b) Tidak
C3 Apakah tempat anda bekerja memberikan waktu atau kesempatan bagi ibu untuk menyusui bayi ibu?
(2)
a) Ya b) Tidak
C4 Apakah di tempat anda kerja tersedia ruang khusus untuk memeras/memompa Asi?
a) Ya
b) Tidak, sebutkan dimana Ibu memeras Asi (...) C5 Apakah fasilitas yang diberikan perusahaan sesuai keinginan
ibu? a) Ya b) Tidak
D1 Apakah suami ibu mendukung ibu dalam pemberian ASI ? a) Ya
b) Tidak, alasan………
D2
Siapa yang mendukung ibu dalam pemberian ASI selain
suami? (boleh lebih dari satu)
a) Orang Tua b) Mertua
c) Saudara Kandung/ d) Saudara Ipar
e) Dan lain-lain (sebutkan...)
D3 Apakah suami ibu mendukung ibu dalam pemberian susu formula ?
a) Ya
b) Tidak, alasan…………
E1 Apakah produksi ASI Ibu sudah mencukupi kebutuhan bayi ? a) Cukup
b) Kurang
E2 Apakah Ibu mengikuti pantangan makanan atau diet selama menyusui ?
a) Ya b) Tidak
E3 Apakah Ibu pernah gagal dalam menyusui ? a) Ya
b) Tidak
( Bila jawaban TIDAK, langsung ke pertanyaan no. B6 ) E4 Bila jawaban no E3 ya, menurut Ibu apakah faktor penyebab
kegagalan menyusui ? (pilih salah satu)
a) Produksi ASI yang sedikit atau tidak ada sama sekali b) Kurangnya waktu untuk menyusui karena kesibukan
yang padat
c) Ibu kekurangan gizi d) Gaya hidup
e) Semua benar f) Lain-lain
(3)
E5 Apakah Ibu memberikan ASI yang pertama kali keluar pada bayi ? Kenapa ?
a) Ya, karena ________ b) Tidak, karena _________
E6 Apakah Ibu melakukan perawatan khusus pada payudara untuk memperlancar ASI ?
a) Ya b) Tidak
(4)
Lampiran 3
DATA MENTAH ANALISIS DATA
usia ibu 2 kelompok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <30 tahun 65 61,3 61,3 61,3
>30 tahun 41 38,7 38,7 100,0
Total 106 100,0 100,0
Gaji responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
<1.000.000 8 7,5 7,5 7,5
1.000.000-3.000.000 34 32,1 32,1 39,6
> 3.000.000 64 60,4 60,4 100,0
Total 106 100,0 100,0
usia bayi kelompok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 0-6 bulan 58 54,7 54,7 54,7
7-12 bulan 48 45,3 45,3 100,0
Total 106 100,0 100,0
Jenis kelamin Bayi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 51 48,1 48,1 48,1
perempuan 55 51,9 51,9 100,0
(5)
ASI Eksklusif/tidak
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Eksklusif 57 53,8 53,8 53,8
Non-Eksklusif 49 46,2 46,2 100,0
Total 106 100,0 100,0
Pekerjaan responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
kerja 58 54,7 54,7 54,7
Tidak Kerja 48 45,3 45,3 100,0
Total 106 100,0 100,0
Dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Ya 103 97,2 97,2 97,2
Tidak 3 2,8 2,8 100,0
Total 106 100,0 100,0
Dukungan suami dalam pemberian susu formula
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Ya 65 61,3 61,3 61,3
Tidak 41 38,7 38,7 100,0
Total 106 100,0 100,0
Klasifikasi Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Kurang 78 73,6 73,6 73,6
Baik 28 26,4 26,4 100,0
(6)
Klasifikasi Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Kurang 53 50,0 50,0 50,0
Baik 53 50,0 50,0 100,0
Total 106 100,0 100,0
Klasifikasi Prilaku
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Kurang 60 56,6 56,6 56,6
Baik 46 43,4 43,4 100,0