Perancangan Media Kampanye Etika Keramahan Tradisi Sunda untuk Remaja Modern di Kota Bandung.

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PERANCANGAN DESAIN MEDIA KAMPANYE ETIKA KERAMAHAN TRADISI SUNDA UNTUK REMAJA MODERN DI KOTA BANDUNG

Oleh :

Mariska Regina Lunardi NRP 1064101

Etika keramahan tradisi Sunda merupakan perpaduan antara budaya ramah tamah dengan tradisi ramah masyarakat Sunda. Budaya ramah tamah merupakan sebuah warisan Budaya Indonesia yang sangat lekat dengan keramahan warga Indonesia khususnya di Kota Bandung sebagai tanah Sunda. Berdasarkan ciri masyarakat Kota Bandung yang mayoritas suku asli Sunda memiliki ciri khas watak sebagai masyarakat yang cageur yaitu baik dalam bertingkah laku, bageur yaitu hormat kepada yang lebih tua dan menghargai sesama, dan singer berperilaku rajin dan mandiri. Seiring berjalannya waktu keramahan itu mulai meluntur khususnya di kalangan remaja. Hal ini dikarenakan oleh banyak faktor, masyarakat Sunda identik sebagai masyarakat yang terbuka akan hal baru dan diserap sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan / pola hidup, faktor keluarga, lingkungan dan komunitas.

Tujuan dari “Perancangan Media Kampanye Etika Keramahan Tradisi Sunda untuk Remaja Modern di Kota Bandung” yaitu memperkenalkan kembali kepada kaum remaja usia 13 – 19 tahun tentang etika keramahan dalam bertegur sapa dan bertingkah laku yang baik. Dengan memadukan unsur tradisi Sunda sebagai pelestarian budaya. Informasi disajikan ke dalam media Desain Komunikasi Visual berupa media kampanye dengan menggunakan fotografi gesture tubuh dalam tradisi Sunda sehingga diharapkan target dapat terbiasa sejak dini untuk berpola hidup ramah untuk di bawa ke dalam pola berperilaku sehari-hari dan dalam dunia kerja nantinya dan menjadikan cara dalam tradisi Sunda sebagai contoh.


(2)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

The Campaign Design for Friendliness Ethics in Sundanese Tradition For Modern Teenagers in Bandung

Oleh :

Mariska Regina Lunardi NRP 1064101

Friendliness ethics in Sundanese tradition are blends of warm-hearted culture with friendly Sundanese tradition. Friendly culture is one of Indonesian culture heritage, which is very close to the Indonesians especially in Bandung. Based on the characteristic of Bandung people the majority of whom is a Sundanese, they have a characteristic as a “cageur” people. This means having good manners and, “bageur” people, with means respecting the elders and other people, and “singer” people, with means havig good behavior and being independent. As the time passes, friendliness starts to fade especially among teenagers. This is caused by many factors. The Sundanese are very open or because of with new things makes it becomes, habit/lifestyle or family factor, environment and community.

The purpose of “Campaign Design for Friendliness Ethics in Sundanese Tradition For Modern Teenagers in Bandung” is to re-introducieng to the teenagers 13-19 years old about friendliness ethics in greetings and good manners, with the blend of Sundanese Tradition Elements as culture preservation. Information is served in Visual Communication Design media in the form of campaign media using photography in Sundanese Tradition body gesture. So the target is expected to be accustomed to it and have a friendly lifestyle in daily manners and in the future workplace and makieng the Sundanese tradition an example.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

LEMBAR PENGESAHAN ………. ii

ABSTRAK ………. iii

PERSYARATAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ……… v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ……… vi

KATA PENGANTAR ………. vii

DAFTAR ISI ………. ix

DAFTAR GAMBAR ……… xiii

DAFTAR TABEL ……… xiv

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……….. 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ……… 2

1.3 Tujuan Perancangan ……… 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……… 3

1.5 Skema Perancangan ………. 4

1.6 Sistematika Penulisan ……….. 5

BAB II LANDASAN TEORI ……… 6

2.1 Budaya ………. 6

2.2 Etika Sunda tentang “Keramahan” ………. 6

2.3 Psikologi Remaja ……… 7


(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.3.2 Karakteristik dan Perkembangan Remaja ……… 8

2.4 Kampanye ………..... 8

2.4.1 Fungsi Kampanye ……… 9

2.4.2 Tujuan Kampanye ………... 9

2.4.3 Jenis Kampanye ………... 10

2.4.4 Media Kampanye ……… 11

2.5 Media Massa ……….. 12

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ……….. 13

3.1 Data dan Fakta ……….. 13

3.1.1 Perusahaan / lembaga Terkait ………... 13

3.1.2 Mandatori ………... 16

3.1.3 Sponsorship ……… 17

3.2 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ……….. 18

3.3 Data Observasi ……….. 19

3.3.1 Wawancara di Majalah Manglé ……….. 19

3.3.2 Tradisi Sunda ……….. 21

3.3.2.1 Etos / Watak Budaya Sunda ……… 21

3.3.3 Wawancara bersama Pengamat Budaya Ibu Tetty Hodijah …… 22

3.3.4 Wawancara bersama Dosen PsikologiIbu Dra. Lies Neni Budiarti, M.Sc ………. 23

3.3.5 Data Artikel ……….. 24

3.4 Hasil Kuisioner ……….. 26

3.5 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan STP dan SWOT… 33 3.5.1 Segmentation, Targeting, dan Posotioning ……….. 33


(5)

Universitas Kristen Maranatha

3.5.2 SWOT Ramah Tamah ……….. 34

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ………….. 35

4.1 Konsep Komunikasi ………….. 35

4.2 Konsep Kreatif ………….. 39

4.2.1 Konsep Visual ……….. ….. 39

4.3 Konsep Media ………..….. 43

4.3.1 Timeline dan Media Kampanye ……….. 46

4.4 Hasil Karya ………..…… 48

4.4.1 Logo ……….. 48

4.4.2 Poster Awareness ……….. 49

4.4.3 Poster Informing ……… 50

4.4.4 Poster Reminding ………... 51

4.4.5 Iklan Majalah ………... 52

4.4.6 Katalog ……… 53

4.4.7 X-Banner ……….. 54

4.4.8 Media Sosial ………. 55

4.4.9 Ambient Media ………. 56

4.4.10 Umbul-umbul ……… 57

4.4.11 Gimmick ……… 58

4.5 Budgeting ……….….. 59

BAB V KESIMPULAN & SARAN ………... …. 60

5.1 Kesimpulan ……… 60


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA ………. 62

LAMPIRAN A Data Penulis ………. 64

Data Wawancara ………. 65


(7)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Table 1.1 Tabel Skema Perancangan ……….. 4

Tabel 3.1 Tabel Grafik Berdasarkan Usia ………. 26

Tabel 3.2 Tabel Grafik Berdasarkan Gender ………... 27

Tabel 3.3 Tabel Grafik Berdasarkan Adakah Budaya Ramah …….. 27

Tabel 3.4 Tabel Grafik Berdasarkan Diajarkan Budaya Ramah ….. 28

Tabel 3.5 Tabel Berdasarkan Perkembangan Budaya Ramah ……… 28

Tabel 3.6 Tabel Berdasarkan Perilaku Generasi Muda ……… 29

Tabel 3.7 Tabel Berdasarkan Penyebab Lunturnya Budaya ………… 30

Tabel 3.8 Tabel Berdasarkan Seberapa Perlu Budaya Ramah ……… 30

Tabel 3.9 Tabel Berdasarkan Perlakuan Tidak Ramah ……… 31

Tabel 3.10 Tabel Berdasarkan Perlunya Kampanye ………... 31

Tabel 3.11 Tabel Program Rebo Nyunda ………. 32

Tabel 4.1 Tabel Keterangan Elemen Grafis ……… 36

Tabel 4.2 Tabel Keterangan Warna ……… 40

Tabel 4.3 Tabel Jenis Tipografi ……… 43

Tabel 4.4 Tabel Timeline Media ……… 47


(8)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Disparbud ………... 13

Gambar 3.2 Logo Pemerintah Kota Bandung ……….. 14

Gambar 3.3 Logo Komunitas DAMAS ……….. 16

Gambar 3.4 Logo Saung Angklung Udjo……… 17

Gambar 3.5 Logo Smile For The Future …………….... 18

Gambar 4.1 Logo ………. 48

Gambar 4.2 Poster Awareness ………. 49

Gambar 4.3 Poster Informing ……….. 50

Gambar 4.4 Poster Reminding ………. 51

Gambar 4.5 Iklan Majalah ………... 52

Gambar 4.6 Catalog ………. 53

Gambar 4.7 X-Banner ……….. 54

Gambar 4.8 Media Sosial ……… 55

Gambar 4.9 Ambient Media ……… 56

Gambar 4.10 Umbul-umbul ……… 57


(9)

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Etika ramah adalah salah satu budaya yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, yang identik dengan bertegur sapa dan murah senyum. Sikap ramah yang selama ini ditunjukkan telah membuat bangsa asing yang datang merasa nyaman. Tentu hal ini menjadi nilai plus bagi bangsa Indonesia. “Berdasarkan ciri masyarakat Kota Bandung yang mayoritas suku asli Sunda memiliki ciri khas sebagai masyarakat yang lemah-lembut, murah senyum dan hormat kepada yang lebih tua.” Ujar Ibu Dra. Lies Neni Budiarti, M.Sc sebagai orang Sunda asli.

Tetapi seiring berjalannya waktu keramahan itu mulai luntur. Hal ini dapat dikarenakan masyarakat Sunda selamanya merupakan masyarakat terbuka yang mudah sekali menerima pengaruh dari luar, tetapi juga kemudian menyerap pengaruh itu sedemikian rupa sehingga menjadi miliknya sendiri. (Prof. Drs., Harsojo, 1984:133).

Menurut hasil wawancara bersama Bapa H.Elin Sjamsuri di majalah Manglé Budaya ramah menjadi luntur karena adanya globalisasi zaman dan kurangnya pembiasaan yang diterapkan oleh orang tua atau lingkungan sekitar. Masuknya budaya barat juga dapat menjadi salah satu faktor yang membuat generasi muda kita saat ini kehilangan keramahan beretika, sopan santun, dan menjadi individualis. Selain itu, perkembangan teknologi yang semakin pesat di kalangan generasi muda mengakibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri.

Sebagai salah satu contoh artikel berdasarkan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat adanya pergeseran perilaku bangsa Indonesia. Saat ini yang terasa adalah atmosfer individualistis. Beberapa kejadian kecil yang sering terjadi misalnya saat di tempat umum dengan kondisi penuh sesak, tidak menutup kemungkinan akan bersenggolan satu sama lain. Tak jarang hal ini direspon dengan baik akibat


(10)

Universitas Kristen Maranatha ketidaksengajaan. Lebih sering kita mendapat balasan sikap yang tidak mengenakkan walaupun kita sudah mengucapkan kata maaf.

Oleh karena itu dirasa perlu bagi kita sebagai penerus bangsa untuk kembali melestarikan budaya bangsa yang mulai luntur ini. Karena dalam keramahan memiliki banyak makna positif bagi kehidupan dan pola hidup kita. Sehingga kita sebagai generasi muda merasa tertarik untuk mengangkat budaya ramah sebagai topik dari Tugas Akhir. Dalam kaitannya dengan bidang keilmuwan Desain Komunikasi Visual program kampanye dirasa cocok untuk memperkenalkan dan membangkitkan kembali budaya ramah ini kepada masyarakat luas baik lokal maupun international.

Sehingga diharapkan melalui kampanye yang ikut mendukung program “Rebo Nyunda” yang diadakan di sekolah-sekolah maupun di perkantoran ini merupakan program dari Wali Kota Bandung. Dimana dalam satu hari Rabu tersebut diwajibkan untuk berbahasa Sunda, berpakaian adat Sunda, dan melalui kampanye ini sekaligus menghimbau kepada siswa-siswi untuk berperilaku ramah dan sopan sesuai dengan keramahan tradisi budaya Indonesia dan tradisi adat Sunda.

1.2Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, adanya rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang strategi kreatif dan interaktif bagi generasi muda dalam kampanye keramahan tradisi Jawa Barat sehingga target dapat menerapkan kembali budaya ramah sebagai pola hidupnya?

2. Bagaimana cara untuk membangkitkan kembali Budaya Ramah sebagai kebiasaan dan pola hidup bagi generasi muda di tengah era globalisasi saat ini?


(11)

Universitas Kristen Maranatha

1.3Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan permasalahan dan ruang lingkup yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

1. Merancang strategi kampanye yang kreatif dan interaktif kepada target sehingga dapat menerapkan pola hidup ramah mendukung kampanye dalam program Wali Kota Bandung “Rebo Nyunda” yang dilakukan di sekolah.

2. Membangkitkan dan mengingatkan kembali Budaya Ramah kepada generasi muda di tengah era globalisasi sebagai kebiasaan dan pola hidup.

1.4Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk kepentingan survei Tugas Akhir menggunakan metode deskriptif-kualitatif yaitu pengumpulan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, lalu dianalisa sehingga memberikan gambaran jelas tentang objek yang sedang diteliti.

Teknik pengumpulan data, yang dilakukan melalui:

1. Studi literatur, melalui buku, majalah, media internet, dan lainnya sebagai bahan refrensi dalam menunjang proses riset data. Selain itu penulis juga melihat hasil dari laporan makalah Tugas Akhir yang dimiliki oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain Maranatha yang telah dikerjakan oleh angkatan terdahulu.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan juga. Wawancara dilakukan secara kontak langsung dengan tatap muka antara si pencari informasi dengan nara sumber informasi.

3. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan tertulis yang sudah disusun sesuai dengan topik yang dibahas dengan cukup rinci dan jelas yang disebar kepada 100 responden.


(12)

Universitas Kristen Maranatha

1.5Skema Perancangan

Tabel 1.1 Tabel Skema Perancangan LATAR BELAKANG MASALAH

Telah lunturnya budaya ramah bangsa Indonesia karena beberapa faktor, diantaranya: faktor keluarga, lingkungan & komunitas, budaya luar, target tidak dapat memilih / menyerap hal positif / negatif.

MASALAH

1. Bagaimana merancang strategi kreatif dan interaktif bagi generasi muda dalam kampanye keramahan tradisi Indonesia sehingga target dapat menerapkan kembali budaya ramah sebagai pola hidupnya?

2. Bagaimana cara untuk membangkitkan kembali Budaya Ramah sebagai kebiasaan dan pola hidup bagi generasi muda di tengah era globalisasi saat ini?

TUJUAN PERANCANGAN

1. Merancang strategi kampanye yang kreatif dan interaktif kepada target sehingga target dapat menerapkan pola hidup ramah dalam mendukung kampanye dalam program Wali Kota Bandung “Rebo Nyunda” yang dilakukan di sekolah.

2. Membangkitkan dan mengingatkan kembali Budaya Ramah kepada generasi muda di tengah era globalisasi sebagai kebiasaan dan pola hidup.

LANDASAN TEORI

Teori Budaya, Teori Psikologi Remaja, Teori

Kampanye

PENGUMPULAN DATA

Wawancara dengan sumber terkait, Kuesioner, Data dari

buku terkait

KONSEP

Kampanye Sosial dalam mendukung program “Rebo Nyunda” Wali Kota Bandung, tentang etika berperilaku ramah sesuai tradisi adat Sunda

TUJUAN AKHIR

Membiasakan target untuk berpola hidup Ramah untuk dibawa ke dalam pola berperilaku sehari-hari dan dalam dunia kerja. Karena dengan Ramah akan mencerminkan diri kita sendiri.

TARGET

Remaja awal - akhir usia 13 – 19 tahun, pelajar


(13)

Universitas Kristen Maranatha

1.6Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan karya Tugas Akhir diperlukan sistematika penulisan yang jelas agar praktek pembuatannya menjadi lebih terstruktur, berikut merupakan sistematika penulisan laporan yang dibuat oleh penulis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN, berisikan tentang penjelasan mengenai latar belakang masalah, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan perancangan, sumber dan teknik pengumpulan data, dan skema perancangan penulisan laporan karya Tugas Akhir agar dapat tersusun dengan baik dan mudah dipahami.

BAB II LANDASAN TEORI, berisikan tentang kajian teori yang relevan dengan permasalahan yang diangkat. Penulis memaparkan teori budaya, teori psikologi remaja, dan teori kampanye.

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH, berisikan tentang profil perusahaan / lembaga institusi terkait, mandatori, sponsorship, tinjauan terhadap persoalan yang dibahas berdasarkan hasil riset, data permasalahan yang dihadapi berupa hasil wawancara dan kwesioner, konsep pemecahan masalah dan STP, SWOT.

BAB IV PEMECAHAN MASALAH, berisikan tentang konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep media, dan hasil karya.

BAB V PENUTUP, berisikan tentang kesimpulan yang didapat penulis dalam perancangan yang berkaitan dengan topik yang diangkat. Serta saran penulis dalam perancangan yang berkaitan dengan topik yang diangkat dan saran dari para penguji.


(14)

Universitas Kristen Maranatha

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Budaya

Menurut Linton, budaya adalah sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu. (sumber: http://www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/, diunduh tanggal 18 Februari 2014, pukul 12.19)

Menurut Sedyawati dalam buku (Sedyawati, 2013:330), untuk menumbuhkan kesadaran berbudaya ditandai oleh:

1. Pengetahuan akan adanya berbagai kebudayaan suku bangsa yang masing-masing mempunyai jati diri beserta keunggulan-keunggulannya.

2. Sikap terbuka untuk menghargai dan berusaha memahami kebudayaan suku bangsa, diluar suku bangsanya sendiri, dengan kata lain kesediaan untuk saling kenal.

3. Pengetahuan akan adanya berbagai riwayat perkembangan budaya di berbagai tahap masa silam.

4. Pengertian bahwa disamping merawat dan mengembangkan unsur-unsur warisan budaya, kita juga mengembangkan budaya baru, yaitu kebudayaan nasional.

2.2 Etika Sunda tentang “Keramahan”

Berdasarkan wawancara bersama Ibu Tetty Hodijah sebagai pengamat budaya (tanggal 6 Maret 2013, pukul 11.00). Budaya ramah merupakan sebuah budaya etika bertata-krama, santun dalam bertutur-kata, lembut, dan murah senyum terhadap semua orang yang kita temui baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Berdasarkan ciri


(15)

Universitas Kristen Maranatha khas dari masyarakat Sunda, budaya ramah sangat dinomorsatukan karena kelemah-lembutan, santun dan menghormati kepada yang dituakan dan menyayangi yang lebih muda, atau lebih akrab disebut sebagai “SOMEAH HADE KASEMAH.

2.3 Psikologi Remaja

Berdasarkan wawancara bersama Dosen Psikologi Maranatha Ibu Dra. Lies Neni Budiarti, M.Sc, tanggal 4 Maret 2014, pukul 15.00, masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12–15 tahun adalah masa remaja awal, 15–18 tahun adalah masa remaja pertengahan, dan 18–21 tahun adalah masa remaja akhir.

2.3.1 Batasan Usia Remaja

1. Remaja Awal (12-15 Tahun)

Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.

2. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)

Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku yang


(16)

Universitas Kristen Maranatha dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati dirnya.

3. Remaja Akhir (18-21 Tahun)

Pada masa ini, remaja ditandai oleh keinginan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang secara matang agar diterima oleh teman sebaya, orang dewasa, dan budaya. Pada periode ini, remaja memperoleh kesadaran yang jelas tentang apa yang diharapkan masyarakat dari dirinya.

2.3.2 Karakteristik dan Perkembangan Remaja

Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat. Masa remaja ditandai dengan berkembangnya sikap dependen kepada orangtua kearah independen, minat seksualitas, dan kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu moral. (Drs.Zulkifli L., 1976:71)

Berpendapat bahwa remaja merupakan masa berkembangnya indentity. Identity merupakan vocal point dari pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas untuk menentukan jati diri di masa depan. Sehingga diharapkan remaja mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan, dan mampu meningkatkan kegagalan yang dialami pada masa remaja.

2.4 Kampanye

Definisi kampanye menurut (Rogers dan Storey, 1987:7) dalam buku Manajemen Kampanye karangan Drs. Antar Venus, M.A. mendefinisikan kampanye sebagai: “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”.


(17)

Universitas Kristen Maranatha Merujuk pada definisi ini maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung 4 hal yakni: (Drs. Antar Venus, M.A, 2013:8)

1. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu

2. Jumlah khalayak sasaran yang besar

3. Biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu

4. Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi

2.4.1 Fungsi Kampanye

Agar masyarakat lebih menanggapi keberadaan suatu pesan yang disampaikan melalui kampanye, maka dalam pembuatan kampanye harus memiliki beberapa fungsi (Drs. Antar Venus, M.A, 2013:9), antara lain :

1. Mengubah pola pikir masyarakat

2. Mencapai tujuan dengan menggugah kesadaran dan pendapat masyarakat pada isu tertentu

3. Pengembangan usaha dengan membujuk khalayak membeli produk yang dipasarkan

4. Membangun citra positif.

2.4.2 Tujuan Kampanye

Kampanye adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan secara tersusun dan terlembaga. Lembaga tersebut berasalkan dari lingkungan pemerintah, swasta, atau lembaga swadaya responden (LSM). Kampanye memiliki tujuan beragam. Beberapa kelompok atau lembaga swadaya juga menggunakan ini untuk mencapai tujuan mereka. Kampanye digunakan responden untuk menggugah isu tertentu. Dalam konsep Ostergard, tahap ini merupakan tahapan informasi produk atau gagasan yang dikampanyekan, sasarannya adalah memunculkan rasa suka, simpati, kepedulian


(18)

Universitas Kristen Maranatha atau keberpihakan pada khalayak tertentu. Pada akhirnya kampanye ditunjukan untuk mengubah khalayak secara konkret dan terukur. Tindakan itu dapat berkelanjutan atau hanya sekali saja. Contoh sekali saja: adalah menyumbang dana untuk korban bencana alama, imunisasi, dan lainnya. Sedangkan berkelanjutan adalah seperti mengubah pola hidup, pemakaian benda – benda tertentu. (Drs. Antar Venus, M.A, 2013:27),

2.4.3 Jenis Kampanye

Menbicarakan jenis-jenis kampanye pada prinsipnya adalah membicarakan motivasi yang melatarbelakangi diselenggarakannya sebuah program kampanye. Motivasi tersebut pada gilirannya akan menentukan ke arah mana kampanye akan diselenggarakan dan apa tujuan yang akan dicapai. Jadi secara inheren ada keterkaitan antara motivasi dan tujuan kampanye.

Bertolak dari keterkaitan tersebut, (Drs. Antar Venus, M.A, 2013:15), membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori. Dari ketiga kategori tersebut satu di antaranya cocok dengan program kampanye yang akan digunakan yaitu: Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi perubahan sosial. Karena itu kampanye jenis ini dalam istilah Kotler disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.


(19)

Universitas Kristen Maranatha

2.4.4 Media Kampanye

Menurut (Drs Antar Venus, M.A., 2013:12) di dalam buku “ Manajemen Kampanye” seleksi media dibedakan menjadi 9 faktor, yaitu :

1. Jangkauan

Jumlah orang yang memberi perhatian tertentu dalam batas geografis tertentu dan merupakan bagian dari seluruh populasi.

2. Tipe khalayak

Profil dari yang potensial dan memberi perhatian tertentu seperti nilai, gaya hidup dan lain – lain.

3. Ukuran khalayak

Seberapa banyak orang yang terhubung 4. Biaya

Ongkos produksi dan pembelian media. 5. Tujuan Komunikasi

Apa yang dapat dicapai dan respons apa yang dibutuhkan 6. Waktu

Skala waktu respons yang dikehendaki, hubungan dengan penggunaan media lain dan sebagainya.

7. Keharusan Pembelian Media

Keharusan penyiaran yang terjual melalui penawaran yang kompetitif dan membutuhkan pemesanan selama beberapa minggu sebelumnya.

8. Batas atau aturan

Pengaturan untuk mencegah masuknya produk –produk atau hal tertentu dari media tertentu.

9. Aktivitas pesaing


(20)

Universitas Kristen Maranatha

2.5 Media Massa

Menurut buku Marketing Communication karangan (John E.Kennedy dan Rizky D. Soemanagara, 2006:46) media massa adalah sebuah media komunikasi yang dapat dijangkau lebih banyak komunikan, menyajikan informasi sesuai dengan kemajemukan khalayak, pada umumnya menggunakan model komunikasi satu arah atau tidak ada interaksi, informasi yang disampaikan dibatasi oleh ruang dan waktu, dan pada umumnya mendapat reaksi yang lambat dari komunikan. Media massa meliputi beberapa media lainnya seperti : (i) media elektronik : televis dan radio (ii) media cetak : Koran, majalah, tabloid, (iii) media luar-ruangan : billboard, papan nama, poster, dan banner, (iv) media komunikasi kelompok : seminar, diskusi panel, dan pameran.\


(21)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1Kesimpulan

Etika keramahan merupakan salah satu warisan budaya yang dimiliki oleh warga Indonesia. Khususnya di daerah Jawa Barat mayoritas penduduknya adalah masyarakat Sunda yang memiliki ciri khas dan watak yang ramah sekali pada jaman dahulu. Etika keramahan merupakan bagian dari budaya ramah tamah hanya saja dalam keramahan lebih memperlihatkan gesture atau gerak tubuh dalam bertingkah laku. Melalui etika keramahan Sunda memberikan ciri khas tersendiri terhadap suku Sunda dan memberikan pembuktian dari warga Barat yang sangat senang untuk datang ke Indonesia karena keramahan yang dimiliki oleh setiap daerah. Seiring berkembangnya jaman saat ini dengan adanya teknologi modern yang canggih dan juga semakin terbuka luas budaya luar baik yang positif maupun yang negatif etika keramahan ini mulai meluntur khususnya pada usia remaja. Banyak juga faktor yang menjadi alasan etika keramahan ini meluntur misalnya saja faktor keluarga yang kurang membiasakan anak sejak kecil untuk berperilaku baik, faktor lingkungan dan komunitas, budaya luar yang masuk dan masyarakat Sunda memiliki sikap yang mudah menyerap hal baru dan dengan cepat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga bagi sebagian orang yang kurang bisa memilah antara yang baik atau buruk.

Kampanye ini bertujuan untuk memberikan pengenalan kembali akan etika keramahan tradisi Sunda dalam berperilaku sehari-hari khususnya pada remaja modern di Kota Bandung. Selain itu melalui kampanye ini juga diharapkan budaya ramah ini dapat kembali bangkit dan kembali di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan kampanye ini lebih diarahkan kepada anak remaja khususnya tingkat SMP-SMA dimana rentang usia tersebut merupakan usia remaja awal – remaja akhir yang mulai mencari


(22)

Universitas Kristen Maranatha jati diri menuju dewasa hingga yang mulai menentukanpola hidup seperti apa yang akan ia bawa untuk kehidupan selanjutnya.

Atribut kampanye disesuaikan dengan target market yang akan dituju, karena lebih ke usia remaja maka ada media sosial yang digunakan untuk mengkampanyekan etika keramahan. Media yang lainnya seperti poster, iklan majalah, katalog, banner, dan ambien media yang berdekatan dengan remaja dibuat dengan warna dan bentuk dari elemen grafis yang lebih modern. Dengan adanya kampanye Perancangan Desain Media Kampanye Etika Keramahan Tradisi Sunda Untuk Remaja Modern di Kota Bandung ini diharapkan mampu membiasakan target untuk berpola hidup ramah untuk dibawa ke dalam pola berperilaku sehari-hari dan dalam dunia kerja. Karena dengan ramah akan menjadi poin plus pada cerminan diri kita dan hal seperti itu diperlukan juga dalam dunia pekerjaan.

5.2Saran

Dalam kampanye Perancangan Desain Media Kampanye Etika Keramahan Tradisi Sunda Untuk Remaja Modern di Kota Bandung ini semoga dapat membantu menjaga dan melestarikan warisan budaya nenek moyang sebagai pencipta. Selain itu juga diharapkan dapat membantu program Bapa Walikota dalam program “Rebo Nyunda” yang digabungkan dengan program kampanye ini dapat terus berjalan dan berkembang menjadi acara rutin di Kota Bandung. Selanjutnya kampanye Perancangan Desain Media Kampanye Etika Keramahan Tradisi Sunda Untuk Remaja Modern di Kota Bandung ini dilakukan bersama dengan Dinas Kebudayaan dan beberapa perusahaan swasta yang ikut berkontribusi untuk melestarikan budaya Indonesia khususnya di daerah Jawa Barat.


(23)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ekadjati, Edi S. 1984, Masyarakat Sunda dan Kebudayaannya. Jakarta: PT Girimukti Pasaka.

Harsojo, Prof. Drs., 1972 “Kebudayaan Sunda”, dalam buku Prof. Dr. Koentjaraningrat berjudul Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT Girimukti Pasaka.

John E.Kennedy dan Rizky D. Soemanagara, 2006, Marketing Communication. Bandung: Bhuana Ilmu Populer.

L. Drs. Zulkifli. 2011, Psikologi Perkembangan. Bandung: Remadja Karya Offset. Rostoyati, Ottih. 2013, Pelangi Budaya. Bandung: Kencana Utama.

Sedyawati. 2013, Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Bandung: Rajawali Pers.

Venus, Antar, 2009. Menejemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. www.aethralearningcenter.com/gallery/kampanye-senyum-smile-for-the-future-2012/, (diunduh tanggal 20 Februari 2014, pukul 12.00)

www.bandung.go.id, (diunduh tanggal 20 Februari 2014, pukul 10.15 ) http://desainlogodesign.com/arti-warna-pada-logo-perusahaan-dan-pengaruh-emosionalnya-pada-konsumen, (diunduh 23 Mei 2014 pukul 23.00 – 00.00)

www.disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php?mod=profile, (diunduh tanggal 18 Februari 2014)

http://duaanak.com/m/8.Profil-Pendidikan-Kesehatan-dan-Sosial-Remaja-Kota-Bandung-Masalah-dan-Alternatifnya.pdf, (diunduh tanggal 27 mei 2014, pukul 15.08)

www.exsport.co.id/id/about.html, (diunduh tanggal 25 Februari 2014, pukul 13.05) http://kisunda.mypangandaran.com/post/detail/228/filosofi-iket-sunda, diunduh 22 Mei 2014, pukul 22.15)

www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/, (diunduh tanggal 18 Februari 2014, pukul 12.19)


(24)

Universitas Kristen Maranatha www.neraca.co.id/article/30951/Masihkah-Indonesia-Negeri-yang-Ramah-Tamah, (diunduh tanggal 4 Maret 2014, pukul 20.48)

www.neraca.co.id/article/30951/Masihkah-Indonesia-Negeri-yang-Ramah-Tamah, (diunduh tanggal 4 Maret 2014, pukul 20.48)


(1)

Universitas Kristen Maranatha

2.4.4 Media Kampanye

Menurut (Drs Antar Venus, M.A., 2013:12) di dalam buku “ Manajemen Kampanye” seleksi media dibedakan menjadi 9 faktor, yaitu :

1. Jangkauan

Jumlah orang yang memberi perhatian tertentu dalam batas geografis tertentu dan merupakan bagian dari seluruh populasi.

2. Tipe khalayak

Profil dari yang potensial dan memberi perhatian tertentu seperti nilai, gaya hidup dan lain – lain.

3. Ukuran khalayak

Seberapa banyak orang yang terhubung 4. Biaya

Ongkos produksi dan pembelian media. 5. Tujuan Komunikasi

Apa yang dapat dicapai dan respons apa yang dibutuhkan 6. Waktu

Skala waktu respons yang dikehendaki, hubungan dengan penggunaan media lain dan sebagainya.

7. Keharusan Pembelian Media

Keharusan penyiaran yang terjual melalui penawaran yang kompetitif dan membutuhkan pemesanan selama beberapa minggu sebelumnya.

8. Batas atau aturan

Pengaturan untuk mencegah masuknya produk –produk atau hal tertentu dari media tertentu.

9. Aktivitas pesaing


(2)

Universitas Kristen Maranatha

2.5 Media Massa

Menurut buku Marketing Communication karangan (John E.Kennedy dan Rizky D. Soemanagara, 2006:46) media massa adalah sebuah media komunikasi yang dapat dijangkau lebih banyak komunikan, menyajikan informasi sesuai dengan kemajemukan khalayak, pada umumnya menggunakan model komunikasi satu arah atau tidak ada interaksi, informasi yang disampaikan dibatasi oleh ruang dan waktu, dan pada umumnya mendapat reaksi yang lambat dari komunikan. Media massa meliputi beberapa media lainnya seperti : (i) media elektronik : televis dan radio (ii) media cetak : Koran, majalah, tabloid, (iii) media luar-ruangan : billboard, papan nama, poster, dan banner, (iv) media komunikasi kelompok : seminar, diskusi panel, dan pameran.\


(3)

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1Kesimpulan

Etika keramahan merupakan salah satu warisan budaya yang dimiliki oleh warga Indonesia. Khususnya di daerah Jawa Barat mayoritas penduduknya adalah masyarakat Sunda yang memiliki ciri khas dan watak yang ramah sekali pada jaman dahulu. Etika keramahan merupakan bagian dari budaya ramah tamah hanya saja dalam keramahan lebih memperlihatkan gesture atau gerak tubuh dalam bertingkah laku. Melalui etika keramahan Sunda memberikan ciri khas tersendiri terhadap suku Sunda dan memberikan pembuktian dari warga Barat yang sangat senang untuk datang ke Indonesia karena keramahan yang dimiliki oleh setiap daerah. Seiring berkembangnya jaman saat ini dengan adanya teknologi modern yang canggih dan juga semakin terbuka luas budaya luar baik yang positif maupun yang negatif etika keramahan ini mulai meluntur khususnya pada usia remaja. Banyak juga faktor yang menjadi alasan etika keramahan ini meluntur misalnya saja faktor keluarga yang kurang membiasakan anak sejak kecil untuk berperilaku baik, faktor lingkungan dan komunitas, budaya luar yang masuk dan masyarakat Sunda memiliki sikap yang mudah menyerap hal baru dan dengan cepat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga bagi sebagian orang yang kurang bisa memilah antara yang baik atau buruk.

Kampanye ini bertujuan untuk memberikan pengenalan kembali akan etika keramahan tradisi Sunda dalam berperilaku sehari-hari khususnya pada remaja modern di Kota Bandung. Selain itu melalui kampanye ini juga diharapkan budaya ramah ini dapat kembali bangkit dan kembali di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan kampanye ini lebih diarahkan kepada anak remaja khususnya tingkat SMP-SMA dimana rentang usia tersebut merupakan usia remaja awal – remaja akhir yang mulai mencari


(4)

Universitas Kristen Maranatha jati diri menuju dewasa hingga yang mulai menentukanpola hidup seperti apa yang akan ia bawa untuk kehidupan selanjutnya.

Atribut kampanye disesuaikan dengan target market yang akan dituju, karena lebih ke usia remaja maka ada media sosial yang digunakan untuk mengkampanyekan etika keramahan. Media yang lainnya seperti poster, iklan majalah, katalog, banner, dan ambien media yang berdekatan dengan remaja dibuat dengan warna dan bentuk dari elemen grafis yang lebih modern. Dengan adanya kampanye Perancangan Desain Media Kampanye Etika Keramahan Tradisi Sunda Untuk Remaja Modern di Kota Bandung ini diharapkan mampu membiasakan target untuk berpola hidup ramah untuk dibawa ke dalam pola berperilaku sehari-hari dan dalam dunia kerja. Karena dengan ramah akan menjadi poin plus pada cerminan diri kita dan hal seperti itu diperlukan juga dalam dunia pekerjaan.

5.2Saran

Dalam kampanye Perancangan Desain Media Kampanye Etika Keramahan Tradisi Sunda Untuk Remaja Modern di Kota Bandung ini semoga dapat membantu menjaga dan melestarikan warisan budaya nenek moyang sebagai pencipta. Selain itu juga diharapkan dapat membantu program Bapa Walikota dalam program “Rebo Nyunda” yang digabungkan dengan program kampanye ini dapat terus berjalan dan berkembang menjadi acara rutin di Kota Bandung. Selanjutnya kampanye Perancangan Desain Media Kampanye Etika Keramahan Tradisi Sunda Untuk Remaja Modern di Kota Bandung ini dilakukan bersama dengan Dinas Kebudayaan dan beberapa perusahaan swasta yang ikut berkontribusi untuk melestarikan budaya Indonesia khususnya di daerah Jawa Barat.


(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ekadjati, Edi S. 1984, Masyarakat Sunda dan Kebudayaannya. Jakarta: PT Girimukti Pasaka.

Harsojo, Prof. Drs., 1972 “Kebudayaan Sunda”, dalam buku Prof. Dr. Koentjaraningrat berjudul Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: PT Girimukti Pasaka.

John E.Kennedy dan Rizky D. Soemanagara, 2006, Marketing Communication. Bandung: Bhuana Ilmu Populer.

L. Drs. Zulkifli. 2011, Psikologi Perkembangan. Bandung: Remadja Karya Offset. Rostoyati, Ottih. 2013, Pelangi Budaya. Bandung: Kencana Utama.

Sedyawati. 2013, Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Bandung: Rajawali Pers.

Venus, Antar, 2009. Menejemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

www.aethralearningcenter.com/gallery/kampanye-senyum-smile-for-the-future-2012/,

(diunduh tanggal 20 Februari 2014, pukul 12.00)

www.bandung.go.id, (diunduh tanggal 20 Februari 2014, pukul 10.15 )

http://desainlogodesign.com/arti-warna-pada-logo-perusahaan-dan-pengaruh-emosionalnya-pada-konsumen, (diunduh 23 Mei 2014 pukul 23.00 – 00.00)

www.disparbud.jabarprov.go.id/applications/frontend/index.php?mod=profile, (diunduh

tanggal 18 Februari 2014)

http://duaanak.com/m/8.Profil-Pendidikan-Kesehatan-dan-Sosial-Remaja-Kota-Bandung-Masalah-dan-Alternatifnya.pdf, (diunduh tanggal 27 mei 2014, pukul 15.08)

www.exsport.co.id/id/about.html, (diunduh tanggal 25 Februari 2014, pukul 13.05)

http://kisunda.mypangandaran.com/post/detail/228/filosofi-iket-sunda, diunduh 22 Mei

2014, pukul 22.15)

www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/, (diunduh tanggal 18

Februari 2014, pukul 12.19)


(6)

Universitas Kristen Maranatha

www.neraca.co.id/article/30951/Masihkah-Indonesia-Negeri-yang-Ramah-Tamah,

(diunduh tanggal 4 Maret 2014, pukul 20.48)

www.neraca.co.id/article/30951/Masihkah-Indonesia-Negeri-yang-Ramah-Tamah,

(diunduh tanggal 4 Maret 2014, pukul 20.48)