Perancangan Kampanye untuk Mengenalkan Peribahasa Sunda Melalui Media Kaos.
vii
ABSTRAK
PERANCANGAN KAMPANYE UNTUK MENGENALKAN PERIBAHASA SUNDA
MELALUI MEDIA KAOS Oleh
Alfian NRP: 1064137
Pok Pek Prak merupakan sebuah peribahasa Sunda yang mengajarkan kita untuk tidak hanya bisa berbicara dan membuat konsep namun kita juga harus bisa melaksanakan. Berdasarkan fakta sebagian besar anak muda yang ada di Kota Bandung jarang menggunakan Bahasa Sunda walaupun Bahasa Sunda merupakan Bahasa dari daerahnya sendiri. Hal ini dikarenakan Bahasa Sunda kalah bersaing dengan budaya asing yang sedang berkembang di Indonesia.
Maka dari itu, tujuan dari perancangan ini adalah untuk membuat tertarik masyarakat khususnya anak muda mengenai Bahasa Sunda. Juga agar Bahasa Sunda dapat bersaing dengan bahasa lainnya. Manfaat dari perancangan ini adalah agar para anak muda tertarik untuk menggunakan Bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari dan turut menjaga budaya Sunda agar tidak semakin tersisihkan.
Metode yang digunakan adalah dengan membahas peribahasa Sunda yang merupakan pemikiran tentang hidup orang-orang Sunda jaman dulu agar generasi muda memiliki patokan dalam hidup. Pembahasan dibuat dengan permainan typography dan sedikit ilustrasi vektor yang akan diaplikasikan ke media kaos. Didukung dengan poster, brosur, stiker, radio, dan media sosial. Melalui perancangan kampanye Pok Pek Prak ini, diharapkan para anak muda akan dapat tetap menghargai dan menjaga kebudayaan Sunda.
Kata kunci: Peribahasa Sunda, kaos, typography
(2)
viii
ABSTRACT
THE CAMPAIGN DESIGN
TO SOCIALIZE SUNDANESE PROVERB WITH SHIRTS AS THE MEDIA
Submitted by
Alfian NRP: 1064137
Pok Pek Prak is a sundanese proverb that teaches us not only to be able to speak it but also to conceptualize and put it into practice. The youth rarely use Sundanese in their daily lives, as a result of which Sundanese language loses its number of users and defenseless to compete with international language.
Therefore, this plan aims at socializing Sundanese language as to be favored by the locals particularly the youth. This allows Sundanese language to get by against international language. The benefit of this design is to make the youngsters get accustomed to using Sundanese language in their daily lives and preserve its worrying existence.
The method applied for this design is discussing Sundanese proverbs used by the seniors in the past in order that the youth may use them as their guidance of lives. Typographies and vector illustrations are made use of and applied in shirts as the media. Posters, brochures, stickers, radios and social media complete the design. Through this campaign, the youth will preserve Sundanese language as their local culture.
(3)
ix
DAFTAR ISI
COVER DALAM ... ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2
1.3 Tujuan Perancangan ... 3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3
1.5 Skema Perancangan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Nasionalisme ... 5
2.2 Teori Desain Komunikasi Visual ... 5
2.3 Teori Layout ... 5
2.4 Teori Promosi ... 7
2.5 Teori Psikologi Target ... 8
2.6 Pengertian Kampanye ... 9
(4)
x
2.6.2 Tentang Promosi Kampanye ... 11
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 13
3.1 Data dan Fakta ... 13
3.1.1 Perusahaan Terkait ... 13
3.1.1.1 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat... 13
3.1.1.2 Data hasil wawancara di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat... 15
3.1.2 Data Tentang Fenomena yang Terjadi ... 16
3.1.2.1 Data Hasil Kuesioner di kalangan non pribumi ... 16
3.1.2.2 Data Hasil Kuesioner di kalangan pribumi... 22
3.1.3 Tinjauan Proyek Sejenis ... 29
3.2 Analisis Terhadap Masalah berdasarkan Data dan Fakta ... 38
3.3 Analisis SWOT ... 38
3.4 Analisis STP ... 39
BAB IV PEMECAHAN MASALAH ... 40
4.1 Konsep Komunikasi ... 41
4.2 Konsep Kreatif ... 41
4.2.1 Warna ... 42
4.2.2 Layout ... 43
4.2.3 Judul ... 43
4.2.4 Logo ... 44
4.2.5 Maskot ... 44
4.2.6 Verbal ... 46
4.27 Typography ... 46
(5)
xi
4.3.1 Media Primer ... 49
4.3.2 Media Sekunder ... 51
4.4 Hasil Karya ... 53
4.5 Budgeting ... 73
BAB V PENUTUP ... 74
5.1 Simpulan ... 74
5.2 Saran ... 75
(6)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Logo Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ... 14
Gambar 3.2 Website Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ... 14
Gambar 3.3 Logo Joger ... 29
Gambar 3.4 Billboard Joger ... 30
Gambar 3.5 Contoh Produk Joger ... 30
Gambar 3.6 Ambient Media Joger ... 31
Gambar 3.7 Facebook Toko Joger ... 31
Gambar 3.8 Logo Toko Baong ... 32
Gambar 3.9 Brosur Baong tampak depan ... 34
Gambar 3.10 Brosur Baong tampak belakang ... 35
Gambar 3.11 Website Baong ... 35
Gambar 3.12 Logo "Damn I Love Indonesia" ... 36
Gambar 3.13 Website "Damn I Love Indonesia" ... 37
Gambar 3.14 Media Promosi "Damn I Love Indonesia" ... 37
Gambar 3.15 Produk "Damn I Love Indonesia" ... 38
Gambar 4.1 Moodboard ... 42
Gambar 4.2 Judul Kampanye ... 43
Gambar 4.3 Logo Pok Pek Prak ... 44
Gambar 4.4 Cepot senyum ... 45
Gambar 4.5 Cepot sombong ... 45
Gambar 4.6 Cepot nangis ... 46
Gambar 4.7 Timeline ... 49
Gambar 4.8 Peribahasa No.2 ... 53
Gambar 4.9 Peribahasa No.3 ... 53
(7)
xiii
Gambar 4.11 Peribahasa No.5 ... 54
Gambar 4.12 Peribahasa No.6 ... 55
Gambar 4.13 Peribahasa No.7 ... 55
Gambar 4.14 Peribahasa No.8 ... 56
Gambar 4.15 Peribahasa No.9 ... 56
Gambar 4.16 Peribahasa No.10 ... 57
Gambar 4.17 Peribahasa No.11 ... 57
Gambar 4.18 Peribahasa No.12 ... 58
Gambar 4.19 Peribahasa No.13 ... 58
Gambar 4.20 Peribahasa No.14 ... 59
Gambar 4.21 Peribahasa No.15 ... 59
Gambar 4.22 Peribahasa No.16 ... 60
Gambar 4.23 Peribahasa No.17 ... 60
Gambar 4.24 Peribahasa No.18 ... 61
Gambar 4.25 Peribahasa No.19 ... 61
Gambar 4.26 Peribahasa No.20 ... 62
Gambar 4.27 Peribahasa No.21 ... 62
Gambar 4.28 Pengaplikasian maskot dalam kaos 1 ... 63
Gambar 4.29 Pengaplikasian maskot dalam kaos 2 ... 63
Gambar 4.30 Pengaplikasian maskot dalam kaos 3 ... 64
Gambar 4.31 Poster Conditioning ... 65
Gambar 4.32 Poster Informing ... 66
Gambar 4.33 Brosur tampak depan ... 67
Gambar 4.34 Brosur tampak belakang ... 67
Gambar 4.35 Pengaplikasian brosur ... 68
Gambar 4.36 Social Media Facebook ... 69
Gambar 4.37 Social Media Twitter ... 69
(8)
xiv
Gambar 4.39 Gimmick gantungan kunci ... 70 Gambar 4.40 Gimmick pin dan stiker ... 72 Gambar 4.41 Gimmick gelang ... 72
(9)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Skema perancangan ... 4
Tabel 3.1 Diagram tentang Usia dan jenis kelamin responden ... 17
Tabel 3.2 Diagram tentang ketertarikan responden terhadap Bahasa Sunda ... 17
Tabel 3.3 Diagram tentang pengetahuan responden ... 18
Tabel 3.4 Diagram tentang asal pengetahuan responden ... 18
Tabel 3.5 Diagram tentang yang mempengaruhi responden ... 19
Tabel 3.6 Diagram tentang ketertarikan responden terhadap peribahasa ... 19
Tabel 3.7 Diagram tentang yang dirasakan responden ... 20
Tabel 3.8 Diagram tentang selera responden ... 20
Tabel 3.9 Diagram tentang kebiasaan responden dalam membeli kaos ... 21
Tabel 3.10 Diagram tentang dimana responden membeli kaos ... 21
Tabel 3.11 Diagram tentang pandangan responden ...,,,,,,,,,,,,,,,,,... 22
Tabel 3.12 Diagram tentang Usia dan jenis kelamin responden ... 23
Tabel 3.13 Diagram tentang ketertarikan responden terhadap Bahasa Sunda ... 24
Tabel 3.14 Diagram tentang pengetahuan responden ... 24
Tabel 3.15 Diagram tentang asal pengetahuan responden ... 25
Tabel 3.16 Diagram tentang yang mempengaruhi responden ... 25
Tabel 3.17 Diagram tentang ketertarikan responden terhadap peribahasa ... 26
Tabel 3.18 Diagram tentang yang dirasakan responden ... 26
Tabel 3.19 Diagram tentang selera responden ... 27
Tabel 3.20 Diagram tentang kebiasaan responden dalam membeli kaos ... 27
Tabel 3.21 Diagram tentang dimana responden membeli kaos ... 28
Tabel 3.22 Diagram tentang pandangan responden ...,,,,,,,,,,,,,,,,,... 28
(10)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
(11)
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini selain kita hidup di era modernisasi kita juga hidup di era globalisasi, yang artinya banyak sekali budaya, gaya hidup, maupun produk luar yang berkembang dan bercampur di Indonesia. Beberapa tahun terakhir dapat terlihat dengan jelas dimana produk luar negeri seperti Zara, Rip Curl, dan Billabong semakin merajalela di kota Bandung. Mall - mall yang sering dikunjungi anak muda pun banyak sekali yang menjual barang-barang bermerek buatan negara luar seperti Spanyol dan China. Tidak heran keberadaan produk lokal agak terlupakan. Tidak hanya produk namun bahasa pun seperti mulai tersisihkan. Anak-anak muda saat ini cenderung lebih mahir menggunakan bahasa asing seperti bahasa Inggris daripada bahasa dari daerahnya sendiri. Walaupun saat masih kecil sudah mendapatkan pelajaran bahasa daerah, hal ini tidak menjamin saat dewasa nanti akankah masih memakai bahasa daerah.
Menurut Multamia R.M.T Lauder ahli linguistik Universitas Indonesia sebuah bahasa dapat punah karena tidak ada penerus yang menggunakan bahasa tersebut, juga kalah bersaing dengan bahasa lain. Berbahasa dalam kehidupan sehari-sehari ditentukan oleh dimana lingkungan kita bertempat tinggal dan pergaulan dengan orang-orang sekitar. Terkadang apa yang kita ucapkan dan apa yang kita kenakan sedikit banyak mempengaruhi orang di sekitar kita.
Hal ini pun disadari Bapak Ridwan Kamil yang merupakan Walikota kota Bandung pada tahun 2013 sampai sekarang. Pada tanggal 6 November 2013, Bapak Ridwan Kamil membuat sebuah program yaitu Rebo Nyunda. Jadi setiap hari Rabu seluruh warga yang mengikuti program ini diharapkan menggunakan Bahasa Sunda. Dan untuk beberapa
(12)
Universitas Kristen Maranatha 2 sekolah ada juga yang mengenakan pakaian adat bergaya Sunda seperti kebaya, batik dan ikat kepala.
Sementara itu, kota Bandung mempunyai banyak keunikan berupa Budaya Sunda yang khas. Saat ini di Bandung terdapat sebuah toko yang menjual produk lokal dengan Bahasa Sunda sehari-hari. Nama toko tersebut adalah Baong yang merupakan singkatan dari Bandung Oblong. Setiap desain kaos dari Baong memiliki pesan dan keunikan tersendiri. Namun Toko Baong berdasarkan hasil kuesioner Toko Baong kurang dikenal. Saat ini anak-anak muda sangat memperhatikan penampilan mereka khususnya terhadap pakaian yang dikenakan. Banyak sekali anak muda yang terpengaruh dengan budaya luar seperti Barat dan Korea baik dari cara berpakain maupun gaya rambut. Kaos merupakan pakaian yang umum dan banyak sekali dipakai oleh anak muda. Tidak hanya untuk bersantai tapi juga untuk berjalan-jalan di mall bersama teman-teman. Desain kaos yang menarik tentu digemari anak muda.
Menurut Ibu Dra. Febiyani MPd yang merupakan kepala analisa data dan informasi bidang pemasaran di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan provinsi Jawa Barat mengatakan bahwa, "Alangkah baiknya apabila saat ini ada desainer-desainer atau orang orang yang mampu mengangkat budaya lokal seperti Bahasa Sunda secara global".
Pernyataan - pernyataan tersebut dicerna dan dipahami oleh penulis bahwa perlunya ada pemecahan masalah berupa perancangan event yang dapat mengangkat Bahasa Sunda menjadi bahasa yang digemari dan lebih sering digunakan agar tidak terlupakan dan tersisihkan.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Berdasarkan survey (pendapat penulis kepada 200 orang yang bertempat tinggal di kota Bandung rata-rata berumur 20-30 tahun) dapat disimpulkan bahwa kota Bandung memiliki banyak penduduk yang membelanjakan uangnya di factory outlet dan mall. Maka dari itu permasalahan yang di temukan adalah
(13)
Universitas Kristen Maranatha 3 1. Bagaimana cara menvisualisasikan Bahasa Sunda agar meningkatkan kesadaran
akan rasa nasionalisme kepada anak muda
2. Bagaimana merancang desain kaos dan cara berpromosi kreatif yang menarik untuk anak muda zaman sekarang agar mengingat kembali Bahasa Sunda sehari-hari.
1.3 Tujuan Perancangan
1. Merancang sebuah strategi dan visualisasi yang tepat agar meningkatkan kesadaran akan rasa nasionalisme anak-anak muda zaman sekarang.
2. merancang desain kaos dan cara berpromosi kreatif yang menarik anak-anak muda untuk mengingat kembali Bahasa Sunda.
1.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner kepada 200 anak-anak muda dengan rata rata umur 20-30 tahun yang tinggal di kota Bandung.
2. Wawancara kepada pendiri Baong, Ahmad Wiguna
3. Wawancara kepada Dra. Febiyani MPD selaku kepala analisa data dan informasi bidang pemasaran di Dinas Priwisata dan Kebudayaan provinsi Jawa Barat
4. Studi pustaka melalui buku dan internet 5. Observasi yang melibatkan rekan dan saudara
6. Observasi langsung di lokasi sebagai studi banding, seperti Outlet Baong
Mall Cihampelas Walk
(14)
Universitas Kristen Maranatha 4
1.5 Skema Perancangan
Tabel 1.1 Skema Perancangan
Permasalahan
Bagaimana cara menvisualisasikan Bahasa Sunda agar meningkatkan kesadaran akan rasa nasionalisme kepada anak muda
Fakta Lapangan
Anak-anak muda saat ini cenderung lebih mahir menggunakan bahasa asing daripada bahasa dari daerahnya sendiri
Akibat
Bahasa Sunda yang merupakan bahasa daerah di Jawa Barat mulai terlupakan dan tersisihkan.
Data
Observasi, wawancara, kuesioner, dan studi pustaka
Hipotesa Awal
Perlu adanya promosi kreatif untuk menarik perhatian anak-anak muda dalam menggunakan bahasa Sunda
Pemecahan Masalah
Menarik perhatian anak muda terhadap Bahasa Sunda lewat media kaos.
(15)
Universitas Kristen Maranatha 74
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kampanye “Pok Pek Prak” ini ditujukan kepada anak - anak muda yang tinggal dan berada di kota Bandung. Sehingga anak - anak muda zaman sekarang dapat lebih mengenal seperti apa karakter orang Sunda dan budaya Sunda.
Dalam sebuah kebudayaan di masyarakat, ada 4 identitas etnik yang harus dipertahankan untuk mempertahankan budaya tersebut, yaitu: bahasa, pakaian, makanan, dan agama. Dalam kasus “Pok Pek Prak” bahasa dan pakaian merupakan pintu masuk yang tepat untuk mempertahankan kebudayaan Sunda di lingkungan masyarakat kota Bandung. Maka kampanye “Pok Pek Prak” ini, mengkomunikasikan bagaimana patokan hidup orang Sunda yang benar dalam kehidupan sehari-hari dilihat dari peribahasanya
Pembuatan kampanye “Pok Pek Prak” ini adalah pembuatan sebuah kampanye dengan kaos yang menjadi kekuatan utama untuk komunikasinya. Hal ini dikarenakan target audience yang dalam rentang usia 20 - 30 masih memperhatikan penampilan dan masih saling mempengaruh keadaan sekitar.
Diharapkan melalui kampanye Pok Pek Prak ini, masyarakat kota Bandung dapat memandang budaya Sunda sebagai sebuah budaya yang harus dipertahankan, sehingga kelak budaya Sunda yang ada di kota Bandung tidak akan hilang dan dapat bersaing dengan budaya lain yang bercampur di tatar Sunda ini.
(16)
Universitas Kristen Maranatha 75
5.2 Saran
Saran dari penguji terhadap perancangan ini adalah agar brosur yang dibuat terdapat logo dari institusi terkait, sehingga acara yang diadakan lebih jelas siapa yang mendukungnya.
(17)
Universitas Kristen Maranatha 76
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Antar, Venus. 2004. Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis Dan Praktis Dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekaatam Media.
Hurlock. Elizabeth. 1998: Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane., 2006, Marketing Management 12th
edition, New Jersey, Pretince Hall
Rangkuti. Fredi. 2008: Mengukur Efektivitas Program Promosi dan Analisis Kasus Menggunakan SPSS. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Safanayong. Yongki. 2006: Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta Barat: Buana Printing
Saladin, Djaslim, 2006, Manajemen Pemasaran, Edisi Keempat, Bandung : Linda Karya
Supriyono. Rakhmat. 2010: Desain Komunikasi Visual Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi
(18)
Universitas Kristen Maranatha 77 INTERNET
Djundjunan. Popong Otje. 2011. "Melestarikan Budaya Sunda Sebagai Upaya Memperkokoh Persatuan", (Online), (http://berita.upi.edu/2011/03/17/
melestarikan-budaya-sunda-sebagai-upaya-memperkokoh-persatuan/, diakses 1 September 2014)
Kamus Besar Bahasa Indonesia. April 2014. "Pengertian Nasionalisme", (Online), (http://kbbi.web.id/nasionalisme, diakses 1 September 2014)
Pikiran Rakyat. 17 April 2012. "Kesadaran Terhadap Nilai-nilai Filosofi Budaya Sunda Masih Rendah",(Online), (http://www.pikiran-rakyat.com/node/184977, diakses 26 Agustus 2014)
Sukmana. Danang, Widyatmoko, dan Natalia Afnita. 24 Juli 2009. "Desain Grafis Indonesia", (Online), (http://dgi-indonesia.com/layout/, diakses 24 Agustus 2014)
(1)
Universitas Kristen Maranatha 3
1. Bagaimana cara menvisualisasikan Bahasa Sunda agar meningkatkan kesadaran akan rasa nasionalisme kepada anak muda
2. Bagaimana merancang desain kaos dan cara berpromosi kreatif yang menarik untuk anak muda zaman sekarang agar mengingat kembali Bahasa Sunda sehari-hari.
1.3 Tujuan Perancangan
1. Merancang sebuah strategi dan visualisasi yang tepat agar meningkatkan kesadaran akan rasa nasionalisme anak-anak muda zaman sekarang.
2. merancang desain kaos dan cara berpromosi kreatif yang menarik anak-anak muda untuk mengingat kembali Bahasa Sunda.
1.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner kepada 200 anak-anak muda dengan rata rata umur 20-30 tahun yang tinggal di kota Bandung.
2. Wawancara kepada pendiri Baong, Ahmad Wiguna
3. Wawancara kepada Dra. Febiyani MPD selaku kepala analisa data dan informasi bidang pemasaran di Dinas Priwisata dan Kebudayaan provinsi Jawa Barat
4. Studi pustaka melalui buku dan internet 5. Observasi yang melibatkan rekan dan saudara
6. Observasi langsung di lokasi sebagai studi banding, seperti
Outlet Baong
Mall Cihampelas Walk
(2)
Universitas Kristen Maranatha 4 1.5 Skema Perancangan
Tabel 1.1 Skema Perancangan
Permasalahan
Bagaimana cara menvisualisasikan Bahasa Sunda agar meningkatkan kesadaran akan rasa nasionalisme kepada anak muda
Fakta Lapangan
Anak-anak muda saat ini cenderung lebih mahir menggunakan bahasa asing daripada bahasa dari daerahnya sendiri
Akibat
Bahasa Sunda yang merupakan bahasa daerah di Jawa Barat mulai terlupakan dan tersisihkan.
Data
Observasi, wawancara, kuesioner, dan studi pustaka
Hipotesa Awal
Perlu adanya promosi kreatif untuk menarik perhatian anak-anak muda dalam menggunakan bahasa Sunda
Pemecahan Masalah
Menarik perhatian anak muda terhadap Bahasa Sunda lewat media kaos.
(3)
Universitas Kristen Maranatha 74
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Kampanye “Pok Pek Prak” ini ditujukan kepada anak - anak muda yang tinggal dan berada di kota Bandung. Sehingga anak - anak muda zaman sekarang dapat lebih mengenal seperti apa karakter orang Sunda dan budaya Sunda.
Dalam sebuah kebudayaan di masyarakat, ada 4 identitas etnik yang harus dipertahankan untuk mempertahankan budaya tersebut, yaitu: bahasa, pakaian, makanan, dan agama. Dalam kasus “Pok Pek Prak” bahasa dan pakaian merupakan pintu masuk yang tepat untuk mempertahankan kebudayaan Sunda di lingkungan masyarakat kota Bandung. Maka kampanye “Pok Pek Prak” ini, mengkomunikasikan bagaimana patokan hidup orang Sunda yang benar dalam kehidupan sehari-hari dilihat dari peribahasanya
Pembuatan kampanye “Pok Pek Prak” ini adalah pembuatan sebuah kampanye dengan kaos yang menjadi kekuatan utama untuk komunikasinya. Hal ini dikarenakan target audience yang dalam rentang usia 20 - 30 masih memperhatikan penampilan dan masih saling mempengaruh keadaan sekitar.
Diharapkan melalui kampanye Pok Pek Prak ini, masyarakat kota Bandung dapat memandang budaya Sunda sebagai sebuah budaya yang harus dipertahankan, sehingga kelak budaya Sunda yang ada di kota Bandung tidak akan hilang dan dapat bersaing dengan budaya lain yang bercampur di tatar Sunda ini.
(4)
Universitas Kristen Maranatha 75 5.2 Saran
Saran dari penguji terhadap perancangan ini adalah agar brosur yang dibuat terdapat logo dari institusi terkait, sehingga acara yang diadakan lebih jelas siapa yang mendukungnya.
(5)
Universitas Kristen Maranatha 76
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Antar, Venus. 2004. Manajemen Kampanye; Panduan Teoritis Dan Praktis Dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekaatam Media.
Hurlock. Elizabeth. 1998: Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane., 2006, Marketing Management 12th
edition, New Jersey, Pretince Hall
Rangkuti. Fredi. 2008: Mengukur Efektivitas Program Promosi dan Analisis
Kasus Menggunakan SPSS. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Safanayong. Yongki. 2006: Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta Barat: Buana Printing
Saladin, Djaslim, 2006, Manajemen Pemasaran, Edisi Keempat, Bandung : Linda Karya
Supriyono. Rakhmat. 2010: Desain Komunikasi Visual Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi
(6)
Universitas Kristen Maranatha 77
INTERNET
Djundjunan. Popong Otje. 2011. "Melestarikan Budaya Sunda Sebagai Upaya Memperkokoh Persatuan", (Online), (http://berita.upi.edu/2011/03/17/
melestarikan-budaya-sunda-sebagai-upaya-memperkokoh-persatuan/, diakses 1
September 2014)
Kamus Besar Bahasa Indonesia. April 2014. "Pengertian Nasionalisme", (Online), (http://kbbi.web.id/nasionalisme, diakses 1 September 2014)
Pikiran Rakyat. 17 April 2012. "Kesadaran Terhadap Nilai-nilai Filosofi Budaya Sunda Masih Rendah",(Online), (http://www.pikiran-rakyat.com/node/184977, diakses 26 Agustus 2014)
Sukmana. Danang, Widyatmoko, dan Natalia Afnita. 24 Juli 2009. "Desain Grafis Indonesia", (Online), (http://dgi-indonesia.com/layout/, diakses 24 Agustus 2014)