Perancangan Interior Showroom Harley Davidson Rekondisi dengan Konsep Spareparts.

(1)

i

ABSTRAK

DESAIN INTERIOR SHOWROOM HARLEY DAVIDSON

REKONDISI DENGAN KONSEP SPAREPARTS

Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia otomotif, khususnya kendaraan roda dua, nama Harley Davidson merupakan sebuah legenda bagi para pecinta kendaraan roda dua. Dewasa kini Harley Davidson telah menjadi life style bagi masyarakat luas dan juga sebagai tolak ukur bagi kalangan atas yang dapat mempengaruhi tingkat prestige mereka.

Showroom sendiri adalah salah satu sarana bagi para pecinta Harley Davidson untuk mendapatkan motor impian mereka, sehingga perancangan yang dipilih adalah Showroom yang khusus menjual produk Harley Davidson dengan tema perancangan kali ini adalah Harley Davidson Factory in 1910th dan mengangkat Parts Barang Bekas sebagai konsep perancangannya. Tema ini dipilih untuk memunculkan kembali rasa, pengalaman dan kenangan pada masa jayannya dimana pada tahun 1910 tersebut banyak penorehan sejarah yang dilakukan oleh pabrikan motor asal Amerika Serikat tersebut. Sedangkan konsep Parts Barang Bekas diangkat dari fenomena yang terdapat di Kota Bandung, dimana terdapat aktifitas penjualan dan pembelian Harley Davidson bekas atau rekondisi yang berasal dari luar negeri.

Penerapan Tema Harley Davidson Factory in 1910th dan Konsep Parts Barang Bekas ini diaplikasikan pada perancangan Showroom Harley Davidson Rekondisi ini dengan menggunakan parts-parts atau bagian-bagian dari badan motor yang sudah tidak terpakai, expose material yang memberikan kesan industrial design dan juga penggunaan material baja I/H/WF. Selain itu juga mengaplikasikan penerapan pencahayaan spot light untuk bagian area pamer untuk menciptakan atmosphere yang sesuai. Di Bandung sendiri banyak terdapat tempat penjualan khusus kendaraan roda dua, namun untuk penjualan Showroom Harley Davidson sendiri masih terlalu sedikit. Dari permasalahan yang ada, memberikan ide baru merancang sebuah showroom yang berbeda dengan menerapkan parts barang bekas sebagai konsep perancangan yang diharapkan dapat memberikan varian baru dalam pengaplikasian material. Keyword: Harley Davidson, Rekondisi, Parts, Showroom, Barang Bekas


(2)

ii

ABSTRACT

THE INTERIOR DESIGN OF RECONDITIONED HARLEY

DAVIDSON SHOWROOM WITH CONCEPTS OF

SPAREPARTS

Harley Davidson is a legendary name in relation to two-wheel vehicle and it is even more flourishing now. This American company has its long history starting from 1903 till the present time. It has even become a lifestyle and shows the prestige of high class people.

The showroom is dedicated to the Harley Davidson lovers and this sells Harley Davidson products with specific theme of Harley Davidson factory in 1910s and makes use of used parts to complement the theme. The theme is selected definitely to bring back the memories of Harley Davidson which reached its peak of success in the 1910s. Whereas, the used parts concept is adopted seeing the fact that in Bandung. There are purchases of used parts of Harley Davidson or the recondition of the bike coming from abroad.

This concept is adopted by means of using parts of the Harley Davidson motor parts no longer of use and material expose to give the essence of industrial design using I/H/WF steel materials. Spot lights for the display room are also designed in accordance with the atmosphere needed. There are a great number of two-wheel vehicle stores in bandung, but those specializing in Harley Davidson are only a handful. Thus, this special design of showroom is expected to give new variants in material application.


(3)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

ABSTACT...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ...vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Ide / Gagasan Perancangan ... 3

1.4 Rumusan Masalah ... 4

1.5 Tujuan Perancangan ... 4

1.6 Ruang Lingkup Perencanaan... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II SHOWROOM HARLEY DAVIDSON REKONDISI ... 6

2.1 Sejarah Harley Davidson... 6

2.1.1 William Harley (1880-1943) ... 11

2.1.2 Arthur Davidson (1881-1998) ... 12

2.2 Showroom Harley Davidson Rekondisi ... 13

2.2.1 Fasilitas dalam Showroom Harley Davidson Rekondisi ... 13

2.3 Definisi Showroom / Area Pamer ... 16

2.3.1 Prinsip Showroom / Area Pamer ... 16

2.3.2 Sistem Display Showroom / Area Pamer ... 17

2.3.3 Ergonomi Showroom / Mini Musseum ... 22

2.3.4 Pencahayaan Showroom / Mini Museum ... 23

2.4 Retail ... 24

2.4.1 Definisi Retail ... 24


(4)

vii

2.4.3 Sejarah Perkembangan Retail ... 25

2.4.4 Shop Window ... 25

2.4.5 Display ... 26

2.5 Studi Banding ... 27

2.5.1 Garasi Ghufron Salvage Engine ... 27

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI ... 29

3.1 Deskripsi Proyek ... 29

3.2 Deskripsi Site ... 30

3.2.1 Analisa Fungsi... 30

3.2.2 Analisa Site & Building ... 31

3.3 Identifikasi User ... 33

3.4 Programing ... 35

3.4.1 Flow Activity ... 35

3.4.2 Tabel Kebutuhan Ruang... 41

3.4.3 Zoning Blocking ... 42

3.5 Implementasi Konsep Objek Studi ... 43

3.5.1 Penjelasan Konsep dan Tema ... 43

3.5.2 Implementasi Konsep dan Tema ... 44

3.5.2.1 Konsep Bentuk ... 45

3.5.2.2 Konsep Warna ... 45

3.5.2.3 Konsep Material ... 46

3.5.2.4 Konsep Tekstur ... 47

3.5.2.5 Konsep Pencahayaan ... 47

3.5.2.6 Konsep Penghawaan ... 48

3.5.2.7 Pola ... 48

3.5.2.8 Konsep Keamanan ... 49

BAB IV PERANCANGAN SHOWROOM HARLEY DAVIDSON ... 50

4.1 Dasar Pemikiran ... 50

4.2 Site Plan ... 51


(5)

viii

4.4 General Section ... 53

4.5 General Plan ... 53

4.6 Perspektif ... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Simpulan ... 60

5.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA


(6)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisa Site ... 33

Tabel 3.2 Owner’s flow activity ... 36

Tabel 3.3 Administration’s flow activity ... 36

Tabel 3.4 Accountings flow activity ... 37

Tabel 3.5 Designer’s flow activity ... 38

Tabel 3.6 Material Director’s flow activity ... 39

Tabel 3.7 Sales Promotion Girl dan Boy ... 39

Tabel 3.8 Office Boy flow activity ... 40

Tabel 3.9 Supply & Storage Stuff’s flow activity ... 40


(7)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Generasi Pertama Harley Davidson ... 7

Gambar 2.2 CVO Ultra Classic Electra Glide ... 8

Gambar 2.3 Trike Glide Ultra ... 8

Gambar 2.4 Road King Touring ... 9

Gambar 2.5 Dyna ... 9

Gambar 2.6 Breakout ... 10

Gambar 2.7 Sprotster Iron 883 ... 10

Gambar 2.8 Night Rod Special ... 11

Gambar 2.9 William Harley ... 12

Gambar 2.10 Arthur Davidson ... 13

Gambar 2.11 Dareah Visual Manusia dalam Bidang horisontal dan vertikal ... 17

Gambar 2.12 Gerakan kepala manusia horsontal dan vertikal dalam mengamati materi koleksi ... 18

Gambar 2.13 Penyajian Display Film ... 21

Gambar 2.14 Penyajian Display Komputer ... 21

Gambar 2.15 Sistem Display RemoteControl dan Tata Lampu ... 22

Gambar 2.16 Ergonomi jarak pandang optimal ... 23

Gambar 2.17 Pemasangan Pencahayaan Buatan yang Sebanding dengan Pencahaayaan Alami ... 24

Gambar 2.19 Garasi Ghufron Salvage Engine ... 27

Gambar 2.10 Survey Garasi Ghufron Salvage Engine ... 28

Gambar 3.1 Letak Bengkel Pitstop ... 31

Gambar 3.2 Letak Bengkel Pitstop ... 31

Gambar 3.3 Letak Bengkel Pitstop ... 32

Gambar 3.4 Zoning Blocking Lt Dasar ... 42

Gambar 3.5 Zoning Blocking Lt Atas ... 43

Gambar 3.6 1910th Harley Davidson Factory ... 44

Gambar 3.7 Bentukan maskulin, tegas dan kuat ... 45

Gambar 3.8 Warna-warna yang digunakan ... 46


(8)

xi

Gambar 3.10 Tekstur kayu yang di ekspos dan material baja ekspos ... 47

Gambar 3.11 Teknik Pencahayaan ... 47

Gambar 3.12 Penghawaan yang digunakan ... 48

Gambar 3.13 Bentukan Pola yang diusung dalam Showroom Harley Davidson Rekondisi ... 49

Gambar 3.14 Standar Keamanan... 49

Gambar 4.1 Site Plan ... 51

Gambar 4.2 General Lay-out ground floor ... 51

Gambar 4.3 General Lay-Out Second Floor ... 52

Gambar 4.4 General Section ... 53

Gambar 4.5 Furniture Special Plan Gorund Floor ... 54

Gambar 4.6 Special Section B-B’ ... 54

Gambar 4.7 Special Section C-C’ ... 55

Gambar 4.8 Special Ceiling Plan ... 55

Gambar 4.9 Perspektif Ruangan ... 56

Gambar 4.10 Perspektif Ruangan ... 57

Gambar 4.11 Perspektif Ruangan ... 57

Gambar 4.12 Perspektif Ruangan ... 58

Gambar 4.13 Perspektif Ruangan ... 58

Gambar 4.14 Perspektif Ruangan ... 59


(9)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia otomotif, khususnya kendaraan roda dua, nama Harley Davidson merupakan sebuah legenda bagi para pecinta motor atau yang biasa disebut “Bikers”. Pabrikan motor asal Amerika Serikat ini memiliki sejarah perjalanan yang sangat panjang. Dimulai dari tahun 1903, hingga sekarang eksistensinya masih tetap ada. Harley Davidson tidak berbicara soal teknologi atau kenyamanan, namun berbicara soal legenda, pengalaman dan gaya hidup yang berbeda, hal ini lah yang membedakan motor Harley Davidson dengan motor lainnya.

Harley Davidson sendiri adalah perwujudan dari sejarah Amerika Serikat yang dimoderinisasi dimana hal ini berkaitan dengan tunggangan bersejarah masyarakat Amerika Serikat, yaitu kuda. Masyarakat Amerika Serikat tidak bisa dipisahkan dari kuda, karena itu Harley Davidson didesain seperti kuda, dengan ciri per belakang rigid, kaku dan posisi pengendara Harley Davidson seolah-olah duduk tegak di atas pelana kuda seperti saat menunggang kuda. Sehingga Harley Davidson pun sering disebut sebagai Iron Horse atau Milwaukee Iron.


(10)

2

Universitas Kristen Maranatha Di Bandung sendiri ada sebuah fenomena dimana para pemilik kendaraan Harley Davidson mendapatkan kendaraannya dengan cara membeli kendaraan bekas dari luar negeri, alasan mereka membeli barang bekas dari luar negeri dikarenakan harga yang lebih murah dengan kualitas yang dapat dipertimbangkan. Dewasa kini Harley Davidson telah menjadi life style bagi masyarakat luas, tidak hanya bagi kalangan masyarakat dengan tingkat perekonomian yang tinggi, namun juga untuk kalangan dengan tingkat perekonomian kelas menengah, sehingga fenomena pembelian Harley Davidson rekondisi ini menjadi solusi yang menjawab keinginan mereka memiliki motor Harley Davidson.

Di Bandung sendiri kebutuhan akan suatu tempat yang dapat menyediakan fasilitas jual beli kendaraan Harley Davidson rekondisi masih sangat kurang. Sehingga berangkat dari permasalahan tersebut muncullah ide untuk mendirikan suatu tempat yang dapat memberikan kemudahan bagi para peminat Harley Davidson untuk melihat, mempertimbangkan kondisi kendaraan yang akan dibeli dan sekaligus sebagai sarana jual beli.

1.2 Identifikasi Masalah

Keinginan akan suatu tempat yang mampu menyediakan dan fasilitas jual beli kendaraan Harley Davidson rekonidisi masih sangat kurang. Untuk menjembatani hal tersebut maka memungkinkan untuk mendirikan sebuah Showroom Harley Davidson Rekondisi yang dapat membantu memenuhi keinginan para peminat kendaraan Harley Davidson.

Dimana tempat ini dirasa penting karena memberikan kemudahan dan keringanan bagi para peminat Harley Davidson. Di Bandung sendiri belum ada tempat yang menyediakan sarana jual beli Harley Davidson rekondisi. Sehingga berangkat dari permasalahan tersebut dibuatlah perancangan Showroom Harley Davidson Rekondisi yang diharapkan dapat menjawab keinginan para peminat Harley Davidson dari berbagai kalangan.


(11)

3

Universitas Kristen Maranatha

1.3 Ide / Gagasan Perancangan

Perancangan Showroom Harley Davidson Rekondisi ini akan dilengkapi dengan area penjualan, dimana area tersebut diharapkan dapat mempermudah konsumen dalam menjual dan membeli kendaraan yang mereka inginkan, sistem jual beli motor ini dengan sistem titip-jual, dimana Studio Desain Motor ini hanya berperan sebagai perantara.

Dari kegiatan penjualan Harley Davidson rekondisi ini muncul ide untuk membuat rancangan interior dengan menggunakan barang bekas yang masih berkaitan dengan Harley Davidson, yaitu menggunakan spareparts atau bagian-bagian dari motor Harley Davidson itu sendiri. Penggunaan dari spareparts motor akan lebih banyak diaplikasikan pada bagian desain furniture. Sedangkan untuk pengaplikasian pada elemen interior diterapkan model pabrik Harley Davidson di tahun 1910, pabrik ini memiliki sejarah khusus dan pabrik ini masih berdiri sampai pada hari ini. Di tahun yang sama Harley Davidson pernah memenangkan dua kejuaran sekaligus dalam tahun yang sama yaitu pada tahun 1910. Sehingga dari kisah kemenangan ini menginspirasi jalur sirkulasi yang terdapat di ruang pamer.

Perancangan Showroom Harley Davidson ini difokuskan pada bagian Showroom yang menjadi pusat perancangan, sehingga perlu memperhatikan sirkulasi dalam area pamer. Selain terdapat fasilitas pameran di dalam perancangan ini juga disediakan fasilitas ruang modifikasi dan service sebagai fasilitas pendukung bagi pengunjung. Pada lantai atas juga disediakan Retail dan café bagi para pengunjung yang ingin membeli merchandise Harley Davidson dan sekedar bersantai di café.

Pada perancangan Showroom Harley Davidson Rekondisi ini menerapkan gaya Industrial Design. Penerapan gaya Industrial Design ini dipilih berdasarkan persepsi yang ditangkap dari karakter Harley Davidson dan suasana ruangan yang ingin dicapai. Penggunaan material baja I/H/WF yang berwarna gelap, penggunaan material kayu solid, menonjolkan sistem konstruksi dan dinding hebel dan bata yang diekspose banyak diterapkan dalam gedung ini sehingga diharapkan dapat memunculkan karakter Harley Davidson tersebut.

Letak Showroom Harley Davidson Rekondisi ini berada di lokasi yang memiliki area yang cukup luas dan berada di dekat pusat kota dan memiliki akses yang mudah


(12)

4

Universitas Kristen Maranatha dicapai. Letak lokasi ini berada di Jl. Raya Holis dimana daerah tersebut cukup dekat dengan pusat kota, sehingga mudah diakses dan dekat dengan akses tol masuk ke kota Bandung.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan ide gagasan mengenai Showroom Harley Davidson Rekondisi ini, maka masalah yang patut diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah merancang desain interior Showroom Harley Davidson Rekondisi dengan tema Industrial Design dan konsep barang bekas?

2. Bagaimanakah menerapkan sistem display, pencahayaan dan sirkulasi pada area pameran?

3. Bagaimanakah merancang desain interior yang nyaman bagi user dengan menerapkan gaya Industrial Design yang memiliki karakter kuat, keras dan maskulin?

1.5 Tujuan Perancangan

Membuat Showroom Harley Davidson Rekondisi yang bertemakan Industrial Design. Selain itu perancangan ini bertujuan untuk menyediakan dan memfasilitasi keinginan para peminat Harley Davidson.

1.6 Ruang Lingkup Perencanaan

Ruang lingkup perancangan untuk Showroom Harley Davidson Rekondisi ini meliputi ruangan pamer ini dimana membutuhkan ruangan yang luas dan sirkulasi yang baik. Perancangan studio desain motor Harley Davidson ini sendiri meliputi ruang Retail, café, photo stage, workshop, dan kantor-kantor yang digunakan.

1.7 Sistematika Penulisan


(13)

5

Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, ide tau gagasan perancangan, rumusan perancangan, tujuan perancangan, ruang lingkup perancangan dan sistematika penulisan tugas akhir yang akan dibuat.

BAB II SHOWROOM HARLEY DAVIDSON REKONDISI

Bab ini berisi tentang penjelasan secara teori yang berkaitan dengan literature Showroom atau ruang pamer.

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Bab ini berisi tentang analisa site, penjelasan proyek yang akan dibuat, penejelasan programming yang berisi tabel kebutuhan ruang, zoning blocking serta penjelasan konsep dan tema yang diterapkan.

BAB IV DESKRIPSI DESAIN STUDI

Bab ini berisi tentang perancangan desain interior yang berisi tentang aplikasi konsep pada perancangan, pertimbangan, dan keputusan desain guna menjawab identifikasi masalah, lembar kerja serta gambar presentasi.

BAB V KESIMPULAN


(14)

60

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Untuk menerapkan Tema “Harley Davidson Factory” maka bentukan, pola, tekstur dan material yang diterapakan dalam bangunan ini adalah bentukan geometris yang teratur dan berulang-ulang. Hal ini dapat dilihat dari bentukan ruang dalam area pamer yang naik turun dengan perulangan, penggunaan material hebel dan batu bata yang di ekspose.

Konsep dalam perancangan Showroom Harley Davidson Rekondisi di Bandung ini adalah penggunaan Spareparts Motor Bekas. Penggunaan spareparts motor bekas berdasarkan dari fenomena yang terjadi saat ini dimana banyak terdapat pembelian motor Harley Davidson rekondisi. Selain itu penggunaan spareparts barang bekas ini bertujuan untuk memanfaatkan barang-barang sisa yang biasanya tidak dapat digunakan kembali untuk menghemat dan memberdayakan material yang ada.

5.2 Saran

Dalam mendesain ruang pamer yang perlu diperhatikan adalah desain ruangan pameran harus dibuat menarik dan memiliki cirri khas, sehingga ruang pamer tidak terkesan kuno dan memosankan sehingga membuat para pengunjung dapat menikmati pengalaman ruang dan menyenangkan..


(15)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

http://kolom-biografi.blogspot.com/2013/02/biografi-william-harley-pendiri-harley.html https://www.facebook.com/permalink.php?id=144676542357735&story_fbid=14467968235742 1

http://www.harley-davidson.com/en_US/Content/Pages/HD_Museum/explore/hd-history/1900.html

http://www.fmcsa.dot.gov/rules-regulations/administration/fmcsr/fmcsrruletext.aspx?reg=571.3 http://motorcycles.about.com/od/galleries/ig/Bike-Types/CruiserHarleyDynaSuperGlideCu.htm http://puslit.petra.ac.id/search_engine/cache/ARS/ARS023001/ARS02300101.txt

http://strangeoldpicture.com/content/164812.html (selasa 18 maret 2014, 12:23pm)

barry lord, gail dexter lord (2002). “The manual of museum exhibition”. Rowman Altamira 2002

Ching, Francis D.K. 2008. Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Tatanan edisi ketiga. Jakarta : Erlangga

Mangunwijaya Y.B. 2013. Wastu Citra : Pengantar ke Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur, Sendi-Sendi Filsafatnya Berserta Contoh-Contoh Praktis. Jakarta : Gramedia


(1)

2 Di Bandung sendiri ada sebuah fenomena dimana para pemilik kendaraan Harley Davidson mendapatkan kendaraannya dengan cara membeli kendaraan bekas dari luar negeri, alasan mereka membeli barang bekas dari luar negeri dikarenakan harga yang lebih murah dengan kualitas yang dapat dipertimbangkan. Dewasa kini Harley Davidson telah menjadi life style bagi masyarakat luas, tidak hanya bagi kalangan masyarakat dengan tingkat perekonomian yang tinggi, namun juga untuk kalangan dengan tingkat perekonomian kelas menengah, sehingga fenomena pembelian Harley Davidson rekondisi ini menjadi solusi yang menjawab keinginan mereka memiliki motor Harley Davidson.

Di Bandung sendiri kebutuhan akan suatu tempat yang dapat menyediakan fasilitas jual beli kendaraan Harley Davidson rekondisi masih sangat kurang. Sehingga berangkat dari permasalahan tersebut muncullah ide untuk mendirikan suatu tempat yang dapat memberikan kemudahan bagi para peminat Harley Davidson untuk melihat, mempertimbangkan kondisi kendaraan yang akan dibeli dan sekaligus sebagai sarana jual beli.

1.2 Identifikasi Masalah

Keinginan akan suatu tempat yang mampu menyediakan dan fasilitas jual beli kendaraan Harley Davidson rekonidisi masih sangat kurang. Untuk menjembatani hal tersebut maka memungkinkan untuk mendirikan sebuah Showroom Harley Davidson Rekondisi yang dapat membantu memenuhi keinginan para peminat kendaraan Harley Davidson.

Dimana tempat ini dirasa penting karena memberikan kemudahan dan keringanan bagi para peminat Harley Davidson. Di Bandung sendiri belum ada tempat yang menyediakan sarana jual beli Harley Davidson rekondisi. Sehingga berangkat dari permasalahan tersebut dibuatlah perancangan Showroom Harley Davidson Rekondisi yang diharapkan dapat menjawab keinginan para peminat Harley Davidson dari berbagai kalangan.


(2)

1.3 Ide / Gagasan Perancangan

Perancangan Showroom Harley Davidson Rekondisi ini akan dilengkapi dengan area penjualan, dimana area tersebut diharapkan dapat mempermudah konsumen dalam menjual dan membeli kendaraan yang mereka inginkan, sistem jual beli motor ini dengan sistem titip-jual, dimana Studio Desain Motor ini hanya berperan sebagai perantara.

Dari kegiatan penjualan Harley Davidson rekondisi ini muncul ide untuk membuat rancangan interior dengan menggunakan barang bekas yang masih berkaitan dengan Harley Davidson, yaitu menggunakan spareparts atau bagian-bagian dari motor Harley Davidson itu sendiri. Penggunaan dari spareparts motor akan lebih banyak diaplikasikan pada bagian desain furniture. Sedangkan untuk pengaplikasian pada elemen interior diterapkan model pabrik Harley Davidson di tahun 1910, pabrik ini memiliki sejarah khusus dan pabrik ini masih berdiri sampai pada hari ini. Di tahun yang sama Harley Davidson pernah memenangkan dua kejuaran sekaligus dalam tahun yang sama yaitu pada tahun 1910. Sehingga dari kisah kemenangan ini menginspirasi jalur sirkulasi yang terdapat di ruang pamer.

Perancangan Showroom Harley Davidson ini difokuskan pada bagian Showroom yang menjadi pusat perancangan, sehingga perlu memperhatikan sirkulasi dalam area pamer. Selain terdapat fasilitas pameran di dalam perancangan ini juga disediakan fasilitas ruang modifikasi dan service sebagai fasilitas pendukung bagi pengunjung. Pada lantai atas juga disediakan Retail dan café bagi para pengunjung yang ingin membeli merchandise Harley Davidson dan sekedar bersantai di café.

Pada perancangan Showroom Harley Davidson Rekondisi ini menerapkan gaya Industrial Design. Penerapan gaya Industrial Design ini dipilih berdasarkan persepsi yang ditangkap dari karakter Harley Davidson dan suasana ruangan yang ingin dicapai. Penggunaan material baja I/H/WF yang berwarna gelap, penggunaan material kayu solid, menonjolkan sistem konstruksi dan dinding hebel dan bata yang diekspose banyak diterapkan dalam gedung ini sehingga diharapkan dapat memunculkan karakter Harley Davidson tersebut.

Letak Showroom Harley Davidson Rekondisi ini berada di lokasi yang memiliki area yang cukup luas dan berada di dekat pusat kota dan memiliki akses yang mudah


(3)

4 dicapai. Letak lokasi ini berada di Jl. Raya Holis dimana daerah tersebut cukup dekat dengan pusat kota, sehingga mudah diakses dan dekat dengan akses tol masuk ke kota Bandung.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan ide gagasan mengenai Showroom Harley Davidson Rekondisi ini, maka masalah yang patut diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah merancang desain interior Showroom Harley Davidson Rekondisi dengan tema Industrial Design dan konsep barang bekas?

2. Bagaimanakah menerapkan sistem display, pencahayaan dan sirkulasi pada area pameran?

3. Bagaimanakah merancang desain interior yang nyaman bagi user dengan menerapkan gaya Industrial Design yang memiliki karakter kuat, keras dan maskulin?

1.5 Tujuan Perancangan

Membuat Showroom Harley Davidson Rekondisi yang bertemakan Industrial Design. Selain itu perancangan ini bertujuan untuk menyediakan dan memfasilitasi keinginan para peminat Harley Davidson.

1.6 Ruang Lingkup Perencanaan

Ruang lingkup perancangan untuk Showroom Harley Davidson Rekondisi ini meliputi ruangan pamer ini dimana membutuhkan ruangan yang luas dan sirkulasi yang baik. Perancangan studio desain motor Harley Davidson ini sendiri meliputi ruang Retail, café, photo stage, workshop, dan kantor-kantor yang digunakan.

1.7 Sistematika Penulisan


(4)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, ide tau gagasan perancangan, rumusan perancangan, tujuan perancangan, ruang lingkup perancangan dan sistematika penulisan tugas akhir yang akan dibuat.

BAB II SHOWROOM HARLEY DAVIDSON REKONDISI

Bab ini berisi tentang penjelasan secara teori yang berkaitan dengan literature Showroom atau ruang pamer.

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI

Bab ini berisi tentang analisa site, penjelasan proyek yang akan dibuat, penejelasan programming yang berisi tabel kebutuhan ruang, zoning blocking serta penjelasan konsep dan tema yang diterapkan.

BAB IV DESKRIPSI DESAIN STUDI

Bab ini berisi tentang perancangan desain interior yang berisi tentang aplikasi konsep pada perancangan, pertimbangan, dan keputusan desain guna menjawab identifikasi masalah, lembar kerja serta gambar presentasi.

BAB V KESIMPULAN


(5)

60

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Untuk menerapkan Tema “Harley Davidson Factory” maka bentukan, pola, tekstur dan material yang diterapakan dalam bangunan ini adalah bentukan geometris yang teratur dan berulang-ulang. Hal ini dapat dilihat dari bentukan ruang dalam area pamer yang naik turun dengan perulangan, penggunaan material hebel dan batu bata yang di ekspose.

Konsep dalam perancangan Showroom Harley Davidson Rekondisi di Bandung ini adalah penggunaan Spareparts Motor Bekas. Penggunaan spareparts motor bekas berdasarkan dari fenomena yang terjadi saat ini dimana banyak terdapat pembelian motor Harley Davidson rekondisi. Selain itu penggunaan spareparts barang bekas ini bertujuan untuk memanfaatkan barang-barang sisa yang biasanya tidak dapat digunakan kembali untuk menghemat dan memberdayakan material yang ada.

5.2 Saran

Dalam mendesain ruang pamer yang perlu diperhatikan adalah desain ruangan pameran harus dibuat menarik dan memiliki cirri khas, sehingga ruang pamer tidak terkesan kuno dan memosankan sehingga membuat para pengunjung dapat menikmati pengalaman ruang dan menyenangkan..


(6)

DAFTAR PUSTAKA

http://kolom-biografi.blogspot.com/2013/02/biografi-william-harley-pendiri-harley.html https://www.facebook.com/permalink.php?id=144676542357735&story_fbid=14467968235742 1

http://www.harley-davidson.com/en_US/Content/Pages/HD_Museum/explore/hd-history/1900.html

http://www.fmcsa.dot.gov/rules-regulations/administration/fmcsr/fmcsrruletext.aspx?reg=571.3 http://motorcycles.about.com/od/galleries/ig/Bike-Types/CruiserHarleyDynaSuperGlideCu.htm http://puslit.petra.ac.id/search_engine/cache/ARS/ARS023001/ARS02300101.txt

http://strangeoldpicture.com/content/164812.html (selasa 18 maret 2014, 12:23pm)

barry lord, gail dexter lord (2002). “The manual of museum exhibition”. Rowman Altamira 2002 Ching, Francis D.K. 2008. Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan Tatanan edisi ketiga. Jakarta : Erlangga

Mangunwijaya Y.B. 2013. Wastu Citra : Pengantar ke Ilmu Budaya Bentuk Arsitektur, Sendi-Sendi Filsafatnya Berserta Contoh-Contoh Praktis. Jakarta : Gramedia