Perancangan Interior Harley Davidson Center Kalimantan tengah.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia ada beberapa komunitas Harley Davidson yang terdaftar resmi sebagai organisasi
sosial kemasyarakatan seperti Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) dan Ikatan Motor Besar
Indonesia (IMBI). Organisasi ini merupakan gabungan motor besar Harley Davidson dan lainlainnya, Harley Owner Group (HOG) sebagai komunitas dibawah pembinaan resmi Agen
Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Harley Davidson di Indonesia (PT. Mabua Harley Davidson).
Selain itu ada pula komunitas pengggemar motor Harley Davidson seperti Ikatan Sport Harley
Davidson (ISHD) yang merupakan komunitas pecinta atraksi dengan menggunakan motor besar
Harley Davidson yang telah cukup lama berdiri.

1

Selain sebagai sebuah hobi, memiliki dan mengendarai motor besar Harley Davidson memberikan
pengalaman dan kebanggaan sekaligus juga merupakan “life style” (gaya hidup) para penggemar dan
pecinta motor besar Harley Davidson. Dalam buku “On Brand” (Oleh: Hermawan Kertajaya)
disebutkan bahwa Harley Davidson sebagai salah satu “Brand Religion” dimana brand Religion ini
merupakan pencapaian tertinggi atas sebuah merek. Tahun 2013 ini berarti Harley Davidson sudah
mencapai usia 109 tahun, sebuah keberhasilan dan pencapaian prestasi yang hebat sekaligus

membanggakan karena dapat bertahan selama itu.Pencapaian ini menimbulkan bermunculannya
showroom dan retail store dari brand Harley Davidson pada tiap kota di Indonesia, dan
showroomretail store yang baik diharapkan tidak hanya menjual barang tetapi dapat menjadi suatu
wadah yang memiliki jiwa bagi para pecinta brand tersebut dan memberikan pengalaman baru bagi
penggemarnya.
Di Kalimantan Tengah khususnya kota Palangkaraya, komunitas besar seperti HDCI dan IMBI sudah
mulai muncul dan terus berkembang seiring dengan kemajuan perkembangan di kota Palangkaraya
tersebut. Telah tercatat, jumlah komunitas HDCI yang ada di kota Palangkaraya adalah seratus tujuh
anggota sampai sekarang ini. Komunitas khususnya HDCI semakin bertambah dengan adanya
pengaruh dari Kalimantan Selatan yang seringkali melakukan touring di setiap kota di Kalimantan,
dan juga merupakan kota yang pertama membawa pengaruh hobby Harley-Davidson pertama. Kota
palangkaraya merupakan kota yang masih melestarikan dan mengadaptasi kebudayaan asli nenek
moyang daerah Palangkaraya yaitu budaya Suku Dayak.Kota Palangkaraya adalah kota yang sedang
berkembang terutama pada pembangunan gedungnya. Kalimantan Tengah memiliki potensi
pembangunan

gedung

yang


tinggi

dan

masyarakatnya

dapat

beradaptasi

dengan

cepat.sehinggamemperlihatkan bahwa potensi dibangunnya Harley-Davidson Center di Kalimantan
Tengah, Palangkaraya sangatlah tinggi. Selain itu, dimaksudkan juga agar dibangunnya HarleyDavidson Center dapat membantu mengembangkan peradaban kota Palangkaraya.

2

1.2 Gagasan/Ide

Perancangan showroom danretail store Harley Davidson sebagai wadah bagi konsumen dan

pecinta brand Harley Davidson untuk dapat merasakan kebanggan memiliki brand HarleyDavidson melalui showroom danretail store yang mencerminkan citra dari brand HarleyDavidson yang digabung dengan budaya Kalimantan Tengah, hingga diharapkan showroom dan
retail Harley Davidson di Kalimantan Tengah ini dapat memberikan kesan yang baru, berani, dan
original .

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan beberapa
masalah yang timbul, antara lain:

a. Bagaimana menerapkan perancangan interior showroom dan retail store yang dapat
memvisualisasikan karakter dari brand Harley Davidson yang digabungkan dengan budaya
Kalimantan Tengah?
b. Bagaimana menciptakan sirkulasi, program ruang, dan sistem display yang menarik bahkan
unik, sehingga selain dapat mendukung aktivitas juga dapat memberikan pengalaman yang
berbeda dari retail store biasanya?

3

1.4 Ruang Lingkup


Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis membatasi ruang
lingkup desain ini, adapun yang menjadi ruang lingkup adalah sebagai berikut:

a. Ada 2 hal dari Suku Dayak yang diambil sebagai penerapan dasar konsep showroom dan retail
Harley Davidson, yaitu:
1. Rumah Betang, rumah tinggal Suku Dayak yang menjadi ide dasar struktur bangunan
showroom dan retail Harley Davidson.
2. Stilasi motif ornamen Dayak (salah satunya adalah motif burung enggang).

1.5 Tujuan Perancangan

a. Memamerkan produk Harley Davidson pada konsumen.
b. Memberikan kenyamanan secara visual maupun pergerakan pada interior ruang dengan
mengatur sirkulasi yang baik hingga ruang dapat terefisiensi dengan sempurna

4

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, ide/gagasan konsep, identifikasi masalah, tujuan
perancangan, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, ide / gagasan konsep, identifikasi masalah, tujuan
perancangan, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan tema perancangan berdasarkan studi
literatur.

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI
Bab ini berisi tentang deskripsi objek studi, dilengkapi dengan objek studi imagedan ulasannya,
analisa fisik, dan analisa fungsional.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Bab ini berisi tentang ide implementasi konsep meliputi konsep umum, tema perancangan, dan
implementasi tema pada desain ruang.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan dan saran yang merupakan hasil dari analisis perancang.

5

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam merancang Showroom dan Retail Harley Davidson yang menggunakan ide penggabungan
budaya lokal Suku Dayak Kalimantan Tengah dengan budaya dan sifat asli dari brand Harley
Davidson sendiri, perancang dapat dengan baik memadukan kedua budaya yang unik tersebut melalui
kesamaan sifat yang dimiliki oleh kedua budaya yang berbeda tersebut yaitu mengenai kebebasan.
Persamaan sifat dari dua hal yang berbeda ini nantinya diharapkan dapat memberi pandangan baru
mengenai Showroom dan Retail Harley Davidson yang ternyata mampu berpadu dengan budaya lain.
Dengan adanya perancangan Showroom dan Retail Harley Davidson ini diharapkan dapat
meningkatkan apresiasi masyarakat dan pecinta Harley Davidson khususnya di Kalimantan Tengah
yang selama ini belum memiliki fasilitas pelayanan Harley Davidson.

84


Perancang dalam melakukan desain juga tidak semata hanya untuk mebangun showroom dan retail
Harley Davidson seperti pada umumnya. Yang paling utama, dalam melakukan desain ini, perancang
ingin mengapresiasi budaya setempat dimana Showroom dan Retail Harley Davidson ini berdiri lewat
olahan-olahan desain agar user dapat mencintai budaya lokal dimana mereka berdiri. Selain itu
fasilitias Showroom dan Retail Harley Davidson di Kalimantan Tengah ini ditambahkan area untuk
berkumpul dengan fasilitas yang lengkap dengan bar dan gamesnya, lalu ditambahkannya ruang
penyimpanan aksesoris khusus untuk memperbanyak stock penjualan agar meminimalisir
kekurangan stock. Semua fasilitas itu perancang hadirkan untuk mewadahi dan memanjakan seluruh
pengguna Harley Davidson di Kalimantan Tengah.
5.2 Saran
Dalam melakukan perancangan showroom dan retail Harley Davidson banyak pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh. Banyak tantangan dalam merancang showroom dan retail Harley
Davidson ini terutama dari sisi survey dan penerapan pada desain. Di Kalimantan Tengah khususnya
Palangkaraya sendiri, adalah kota yang masih memiliki kekentalan budaya yang kuat dan melekat
pada setiap warganya. Tetapi juga tidak menutup kemungkinan untuk mereka membuka diri dan
beradaptasi dengan budaya luar salah satunya seperti brand Harley Davidson yang penggunanya
sangat tinggi untuk ukuran kota Kalimantan Tengah khususnya Palangkaraya.
Dalam merancang showroom dan retail Harley Davidson ini, perancang berusaha untuk menggabung
dan menyelaraskan dua budaya yang berbeda dan melekat bersamaan di kota Kalimantan Tengah
khususnya pada warganya. Masih banyak kekurangan dalam perancangan showroom dan retail

Harley Davidson di Kalimantan Tengah ini, diharapkan jika ada pembaca yang akan merancang
showroom dan retail di kemudian hari agar bisa menggali dan membandingkan kembali dengan
desain yang lain yang dengan ini pembaca tidak menyimpulkan ide dan gagasan yang telah
dilampirkan sebagai sesuatu yang pasti dan mutlak.

85

DAFTAR PUSTAKA

http://www.harley-davidson.com/en_US/Content/Pages/HD_Museum/explore/hd-history/1900.html
http://www.harley-davidson.com/en_US/Content/Pages/2014-Motorcycles/compare-bikes.html
Story of Harley-Davidson Indonesia. Jakarta: 2000
Human Dimension and Interior Space. London: The Architectural Press, 1979
http://palingseru.com/6442/makna-tato-bagi-masyarakat-dayak
http://kfk.kompas.com/blog/view/111314]
http://nationalgeographic.co.id/foto-lepas/2013/07/diwakili-enggang (teraqkhir)
http://www.harley-davidson.com/en_US/Content/Pages/2014-Motorcycles/compare-bikes.html
http://books.google.co.id/
http://www.retroplanet.com/blog/retro-archives/american-icons/harley-davidson-advertising-signs/
http://www.behance.net/gallery/Harley-Davidson-Logo-Redesign/4690707

http://www.famouslogos.net/harley-davidson-logo/
http://www.famouslogos.org/logos/harley-davidson-logo
http://id.wikipedia.org/wiki/Kaharingan
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=144679682357421&id=144676542357735
http://www.batesmeron.com/the-harley-way-of-life/
http://saefisarwan.blogspot.com/2012/06/pengertian-retail.html
http://www.scribd.com/doc/70881442/Pengertian-bengkel

1

Chiara, Joseph & Callend, John. Mc Grow-Hill : Time Server Standart for Building Types, second
edition, 1990.
Human Dimension and Interior Space. London: The Architectural Press, 1979.
http://kebudayaanindonesia.net/id/culture/1034/rumah-panjang

2