Tanggung Jawab Media Penyiar Iklan Terhadap Konsumen Sesuai Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

TESIS

TANGGUNG JAWAB MEDIA PENYIARAN IKLAN TERHADAP
KONSUMEN SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR.
8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

I WAYAN ARIADI

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

TESIS

TANGGUNG JAWAB MEDIA PENYIARAN IKLAN TERHADAP
KONSUMEN SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR.
8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

NAMA


: I WAYAN ARIADI

NIM

: 1290561036

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASERJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
i

3

TANGGUNG JAWAB MEDIA PENYIARAN IKLAN TERHADAP
KONSUMEN SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Tesis Ini Untuk Memperoleh Gelar Magister Hukum

Pada Program Studi Magister (S2) Ilmu Hukum
Program Pascasarjana Universitas Udayana

NAMA

: I WAYAN ARIADI

NIM

: 1290561036

PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
PROGRAM PASCASERJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016

ii1


Lembar Persetujuan Pembimbing

TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL,....................

Pembimng I

Pembimbing II

Dr. I Wayan Wiryawan, SH.,MH
NIP. 195503061984031003

DR. I Made Udiana,SH.MH
NIP. 195509251986101001

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Magister (S2) Ilmu Hu k um
Universitas Udayanan


Dr.Ni Ketut Supasti Dharamawan,SH.,M.Hum.,L.L.M
NIP. 196111101986012001
iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: I Wayan Ariadi

Program Studi : Ilmu Hukum
Judul Tesis

: TANGGUNG JAWAB MEDIA PENYIAR IKLAN TERHADAP
KONSUMEN

SESUAI

DENGAN


UNDANG-UNDANG

NOMOR. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN
KONSUMEN

Dengan ini menyatakan bahwa karya Ilmiah tesis ini bebas Plagiat. Apabila di
kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima
sanksi sebagaimana diatur dalam peraturan Mendiknas RI Nomor 17 Tahun 2010 dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikianlah pernyataan ini di buat dengan sebenar-benarnya.

Denpasar,

Januari 2016

Yang menyatakan

I Wayan Ariadi


iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Om Swastyastu,
Puja dan puji syukur penulis haturkan kehadapan Ida Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, berkat rakmat Nyalah penulis dapat menyelesaikan
tesis ini. Tesis ini dengan judul: “TANGGUNG JAWAB MEDIA PENYIAR IKLAN
TERHADAP KONSUMEN SESUAI DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR. 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN”, disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan guna untik memperoleh gelar Magister pada
Program Magister (S2) Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Udayana.
Penelitian ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bimbingan dosen-dosen
pembimbing. Untuk itu perkenankan saya mengucapkan terima kasih sedalamdalamnya kepada yang terhormat Bapak Dr. I Wayan Wiryawan,SH ,MH selaku
pembimbing I dan Bapak Dr. I Made Udiana,SH.,MH selaku Pembimbing II, yang
telah meluangkan waktu, tenaga pikiran guna memberikan masukan yang berguna
bagi penelitian ini. Demikian pula, penulis menyadari bahwa tesis ini dapat
diselesaikan berkat berbagai dukungan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa hormat
dan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Rektor Universitas Udayana, Prof. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD KEMD., beserta
jajaran atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk

v

mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas
Udayana.
2. Direkrur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr.dr. A.A. Raka
Sudewi, Sp.S (K) beserta jajarannya atas kesempatan yang diberikan kepada
penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister Ilmu Hukum pada Program
Pascasarjana Universitas Udayana.
3. Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana Prof. Dr. I Gusti Ngurah
Wairocana,SH.,MH, beserta jajarannya atas kesempatan dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
program Magister di Universitas Udayana.
4. Ketua Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas
Udayana, Ibu Dr. Ni Ketut Supasti Dharmawan,SH.,M.Hum.,L.L.M, atas
motivasi, fasilitas, bimbingan praproposal yang diberikan penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program magister di Universitas
Udayana.

5. Sekretans Program Studi Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Bapak Dr. Putu Tuni Cakabawa Landra,SH.,M.Hum, atas
kesempatan, fasilitas, motivasi, bimbingan yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas
Udayana.

vi

6. Para Guru Besar

serta Bapak dan Ibu dosen

pengajar yang telah

membagikan ilmunya untuk penulis serta staf administrasi pada Program
Magister Ilmu Hukum Programa Pascasarjana Universitas Udayana
Made

Mustika,SE,


Yuniana,

SE,

administrasi

Made

Gusti

Ayu

dan moral

yang

Dandy Prananjaya,S.Sos,
Raka

Wiratni),


diberikan

atas

kepada

(I

A.A.Istri
berbagai

penulis

Agung
dukungan

untuk

dapat


menyelesaikan studi pada Program Magister Ilmu Hukum Universitas Udayana.
7. Selanjutnya, untuk Bapak dan Ibu ku tercinta, I Wayan Deged dan NI Nyoman
Reman, dan adikku tersayang I Made Dara Yasa, SE, Khususnya pacarku tercinta
dr.

Koming

Dewi

Mahayani,S.Ked,Sp.S,

beserta

Omku

Dr.I

Made

Sepud,SH.MH, Ibu Made Darmini dan beserta keluarga besar yang tidak dapat
saya sebut satu persatu yang telah penuh sabar memberikan doa, kasih sayang,
bantuan semangat dan dukungan, hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum pada Program Pascasarjana
Universitas Udayana angkatan tahun 2012, khususnya rekan-rekan mahasiswa
konsentrasi hukum bisnis yang telah banyak saling memberikan bantuan,
dukungan, motivasi dalam masa perkuliahan.
9. Semua pihak

yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah

memeberikan bantuan dan dukungan untuk menyelesaikan penelitian ini, semoga
Tuhan membalas kebaikan hati Bapak/Saudara/i sekalian.

vii

Namun harapan penulis, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
perkembangan ilmu pengetahuan hukum. Semoga Ida Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa selalu melimpahkan anugrah-Nya kepada kita semua.
Om Shanti Shanti Shanti Om

Hormat saya,

I Wayan Ariadi

viii

ABSTRAK

Untuk menjamin adanya kepastian hukum, hubungan kemitraan antara
produsen dan konsumen dengan menumbuh kembangkan sikap pelaku usaha yang
bertanggung jawab dan sikap melindungi diri bagi konsumen. Perlindungan
konsumen dapat dilihat dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
mengenai asas manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan
konsumen serta kepastian hukum. Apabila konsumen merasa dirugikan terhadap
penyiaran iklan maka pihak pengiklan juga bertanggungjawab karena informasi yang
disajikan melalui iklan tidak dengan kenyataan serta bertentangan dengan asas-asas
etik periklanan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan
pendekatan historis, pendekatan perundang-undangan, dan pendekatan konseptual.
Selanjutnya sumber dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dianalisi
melalui langkah deskripsi, interprestasi, sistematisasi, evaluasi dan argumentasi.
Dengan 2 (dua) permasalahan yaitu bagaimanakah tanggung jawab media penyiaran
iklan terhadap produk yang diiklankan tersebut merugikan konsumen dan upaya
hukum apa yang dapat ditempuh oleh konsumen yang dirugikan oleh pihak produsen
dan biro iklan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa apabila pihak konsumen yang dirugikan
atas penyiaran dapat melakukan gugatan atau penuntutan ganti kerugian dan upaya
hukum yang dapat dilakukan oleh pihak konsumen yang dirugikan akibat dari
pemasaran suatu produk melalui biro iklan adalah; upaya hukum small claim
(gugatan kecil), atau melalui upaya hukum legal standing untuk lembaga
perlindungan konsumen swadaya masyarakat (LPKSM) maupun melalui upaya
hukum class action (gugatan kelompok).

Kata Kunci: tanggungjawab, penyiaran, iklan dan perlindungan konsumen

ix

ABSTRACT

For guarantee the existence of rule of law, partner relation between producer
and consumer is by growing to develop perpetrator attitude of effort in charge of and
attitude protect self to consumer. Consumerism can be seen in Section 2 Contitution
Number 8 Year 1999 hitting benefit ground, justice, balance, security and safety of
consumer and also rule of law. If consumer feel getting disadvantage to broadcasting
of advertisement, hence advertiser party also responsible because presented
information through advertisement do not with fact and also oppose against grounds
of etik advertisement.
This research use method research of law of normatif with approach of
historical, legislation and conceptual. Hereinafter the source of from materials
punish primary and seconder which is analyst through step of descriptif,
interprestasi, systematization, evaluation and argument. With two problems, that is :
how media responsibility broadcasting of advertisement to the advertised product
harm legal effort and consumer what can be gone through by consumer harmed by
producer party and advertisement bureau.
Result of research indicate that if harmed consumer party of broadcasting can
do suing or prosecution of legal effort and indemnation able to be conducted by
harmed consumer party effect of marketing a product through advertisement bureau;
legal effort of small claim (small suing), or through effort of legal standing for
institution of protection consumerism of society (or LPKSM) and also through effort
legal of class action (group suing).

Keyword : responsibility, broadcasting, advertisement and protection of consumeris

x

RINGKASAN TESIS
Penelitian ini membahas tentang tanggung jawab media penyiaran iklan
terhadap konsumen sesuai dengan Undang-Undang nomor 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen, pembahasanya dalam 5 (lima) Bab.
Bab. I. Pendahuluan diawali dengan latar belakang pentingnya tesis ini
dengan mengungkap fakta masih banyaknya pelanggaran terhadap hak-hak
konsumen, misalnya mengenai hak untuk memperoleh informasi yang benar, jelas
dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa dari produsen dan biro
iklan. Adanya pelanggaran hak-hak konsumen tersebut, perlu diatasi dengan
peraturan perundang-undangan untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen
serta

meningkatkan

kesadaran,

pengetahuan,

kepedulian,

kemampuan

diri,

kemandirian konsumen untuk melindungi dirinya, serta menumbuh kembangkan
sikap pelaku usaha yang bertanggung jawab. Selanjutnya mengemukakan 2 (dua)
rumusan permasalahan, ruang lingkup masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
orisionalitas penelitian, landasan teori dan metode penelitian.
Bab. II Merupakan Bab yang memuat tiga hal pokok yaitu, pertama tinjauan
tentang hukum perlindungan konsumen, yang meliputi pengertian perlindungan
konsumen, aspek hukum dalam konsumen, sejarah, azas dan tujuan perlindungan
konsumen. Kedua, tinjauan tentang periklanan, yang meliputi pengertian iklan, jenisjenis iklan, aspek hukum tentang iklan serta fungsi iklan. Ketiga, hak dan kewajiban
konsumen serta pelaku usaha, yang meliputi hak dan kewajiban konsumen serta hak
dan kewajiban pelaku usaha.
xi

Bab III. Bab ini merupakan analisis dari rumusan permasalahan yang pertama
yang membahas tentang tanggung jawab media penyiaran iklan terhadap produk yang
merugikan konsumen, bahwa diperlukan kepastian dan kejelasan kaidah/norma
hukum (peraturan) dibidang periklanan, terutama norma/kaidah yang mengatur
tentang sistem tanggung jawab pihak-pihak dalam periklanan. Tanggung jawab
pelaku usaha atas kerugian konsumen dalam Undang-undang tentang Perlindungan
Konsumen diatur khusus dalam satu bab, yaitu Bab VI, mulai dari pasal 19 sampai
dengan pasal 28. Dari beberapa pasal yang mengatur pertanggungjawaban pelaku
usaha tersebut, maka yang khusus mengatur tanggung jawab pihak produsen dan
pihak biro iklan dalam hal produk yang diiklankan merugikan konsumen, adalah
pasal 19 dan pasal 20 UUPK.
Bab IV. Merupakan analisis perumusan permasalahan kedua dari tesis ini
yang menguraikan tentang upaya yang dilakukan terhadap produk iklan yang
merugikan konsumen sudah termuat dalam ketentuan pasal 23 UUPK, yang
menyatakan : ”Pelaku usaha yang menolak dan/atau tidak memberi tanggapan
dan/atau tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), dapat digugat melalui badan
penyelesaian sengketa konsumen atau mengajukan ke badan peradilan di tempat
kedudukan konsumen”.
Bab V. Merupakan Bab terakhir atau penutup dari penulisan ini yang memuat
mengenai kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang dikemukakan adalah berlandaskan

xii

pada rumusan masalah yang terdapat pada bagian pendahuluan dan berdasarkan hasil
kajian Bab III dan Bab IV. Dalam kesimpulan yang pertama, Tanggungjawab hukum
dari pihak-pihak yang terkait dalam media penyiaran iklan meliputi : Undang-undang
Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, Undang-undang Nomor 32
tahun 2002 tentang Penyiaran, dan PP No. 69 tahun 1999 tentang Label dan iklan
pangan, tidak memberikan panduan yang jelas terhadap tanggungjawab,Ketika iklan
memberikan informasi yang tidk benar atau menyesatkan, siapa pihak yang wajib
memikul beban tanggungjawab atas kerugian konsumen tersebut, mengingat pihak
yang terlibat dalam penyiaran iklan tidak hanya media penyiar iklan saja, tetapi ada
juga pihak lain yaitu pengiklan dan perusahaan periklanan. Kesimpulan yang kedua,
Tanggungjawab pihak perikalan sebagai media penyiaran atas iklan yang disiarkan
yang merugikan konsumen apabila informasi yang disajikan melalui iklan tidak
dengan

kenyataan,

pihak

periklanan

harus

bertanggung

jawab

terhadap

pengusaha/perusahaan pengiklanan, karena menyangkut produk yang dijanjikan
kepada konsumen dan menyangkut kreativitas perusahaan periklanan dan atau media
periklanan apabila bertentangan dengan asas-asas etik periklanan. Apabila Pihak
konsumen yang dirugikan atas penyiaran dapat melakukan gugatan atau penuntutan
ganti kerugian

xiii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DALAM ........................................................................

i

HALAMAN PERSYARATAN GELAR ...........................................................

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................

iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ...................................................

iv

UCAPAN TERIMA KASIH...............................................................................

v

ABSTRAK ...........................................................................................................

ix

ABSTRACT .........................................................................................................

x

RINGKASAN TESIS ..........................................................................................

xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................

1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................

1

1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................

13

1.3. Ruang Lingkup Masalah ...............................................................................

13

1.4. Tujuan Penulisan ...........................................................................................

14

1.4.1. Tujuan Umum ...................................................................................

14

1.4.2. Tujuan Khusus ..................................................................................

14

1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................................

14

1.5.1. Manfaat Teoritis ................................................................................

14

1.5.2. Manfaat Praktis .................................................................................

15

xiv

1.6. Orisionalitas Penelitian .................................................................................

15

1.7. Landasan Teori ..............................................................................................

18

1.7.1. Teori Tentang Hak dan Kewajiban ...................................................

21

1.7.2. Teori Tentang Tanggungjawab .........................................................

26

1.7.3. Teori Perlindungan Hukum ...............................................................

38

1.7.4. Teori Kemanfaatan ............................................................................

44

1.8. Metode Penelitian..........................................................................................

48

1.8.1. Jenis Penelitian .................................................................................

48

1.8.2. Jenis Pendekatan ..............................................................................

48

1.8.3. Sumber Bahan Hukum .....................................................................

49

1.8.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ................................................

49

1.8.5. Teknik Pengolahan dan Analisa Bahan Hukum................................

50

BAB II TIJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERLINDUNGAN
KONSUMEN DAN PERIKLANAN .........................................................

52

2.1. Tinjauan Tentang Hukum Perlindungan Konsumen ......................................

52

2.1.1. Pengertian Perlindungan Konsumen .................................................

52

2.1.2. Aspek Hukum Dalam Perlindungan Konsumen ................................

59

2.1.3 Sejarah, Azas dan Tujuan Perlindungan Konsumen ...........................

66

2.2. Tinjauan Tentang Periklanan ........................................................................

71

2.2.1. Pengertian Iklan ................................................................................

71

2.2.2. Jenis – Jenis Iklan..............................................................................

76

xv

2.2.3. Aspek Hukum Tentang Iklan ............................................................

81

2.2.4. Fungsi Iklan ......................................................................................

90

2.2.5. Media Penyiaran ..............................................................................

92

2.3. Hak dan Kewajiban Konsumen Serta Pelaku Usaha .................................... 101
2.3.1. Hak dan Kewajiban Konsumen ........................................................ 101
2.3.2. Hak dan Kewajiban Pelaku Usaha ................................................... 104
BAB III TANGGUNG JAWAB MEDIA PENYIARAN
IKLAN TERHADAP PRODUK YANG MERUGIKAN
KONSUMEN .............................................................................................. 106
3.1. Kepastian Hukum Pengaturan Tanggung Jawab Media Penyiar Iklan .......... 106
3.2. Tanggung Jawab Pihak Produsen dan Pihak Biro Iklan Dalam Hal
Produk yang Diiklankan Merugikan Konsumen dipandang dari
sudut Hukum Perdata ................................................................................... 109
3.3. Tanggung Jawab Pihak Produsen dan Pihak Biro Iklan Dalam Hal
Produk yang Diiklankan Merugikan Konsumen dipandang dari
sudut Undang-undang No. 8 tahun 1999...................................................... 116
3.4. Tanggung jawab Media Penyiar Iklan dalam Prjanjian Penyiaran Iklan ....... 120
BAB IV UPAYA YANG DILAKUKAN TERHADAP PRODUK
IKLAN YANG MERUGIKAN KONSUMEN......................................... 127
4.1. Gugatan Kecil (Small Claim) ......................................................................... 129
4.2. Legal Standing untuk LPKSM (Lembaga Perlindungan

xvi

Konsumen Swadaya Masyarakat) ................................................................... 131
4.3. Gugatan Kelompok (Class Action) .............................................................. 134
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 139
5.1. Simpulan ........................................................................................................ 139
5.2. Saran-saran ..................................................................................................... 140
DAFTAR

PUS

xvii

1

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi dewasa ini sangat memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia. Teknologi kian hari kian berkembang baik dalam segala hal,
tentunya dengan perkembangan teknologi yang cukup pesat dapat mempermudah
pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan perkembangan dan
dinamika perubahan yang terjadi disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, lahirlah nuansa baru dalam pembangunan perekonomian nasional.
Perkembangan kemajuan ilmu dan teknologi salah satunya dapat dilihat dari adanya
siaran melalui media elektronik, siaran ini dapat berupa siaran melalui radio siaran.
Dari siaran yang disiarkan oleh radio siaran tersebut, masyarakat dapat
menikmati segala acara yang disuguhkan. Acara tersebut salah satunya dapat berupa
berita yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dimana pemberitaan tersebut dapat
berupa suatu kasus atau kejadian yang terjadi dalam masyarakat atau dapat juga
hanya mengemukakan suatu fakta yang sedang terjadi tanpa adanya ulasan maupun
komentar serta bisa juga berupa dialog atau tanya jawab antara pengelola dengan
pendengarnya atau ceramah, atau pendapat dari salah satu pendengarnya atau
seseorang yang dimintai dan ditanyai oleh si penyiar. Kemudian disiarkan oleh
pengelola atau penyiar radio siaran yang bersangkutan. Dengan begitu, materi

siarannya dapat didengarkan di mana-mana oleh seluruh masyarakat yang tidak
dibatasi oleh ruang atau orang tertentu saja.1
Sampainya informasi atau berita kepada masyarakat pendengarnya itu hanya
terjadi karena disiarkan oleh stasiun radio siaran itu. Itu berarti telah terjadi
deelneming atau kerjasama antara orang yang mempunyai pikiran atau pendapat
dengan penyiar, maupun para pengelola atau pimpinan stasiun radio siaran.
Masyarakat pendengar radio siaran tidak akan dapat menerima informasi atau berita
itu, bila penyiarnya atau pengelolanya tidak bersedia menyiarkan pikiran, pendapat
atau wawancara tersebut. Dengan kata lain, peranan penyiar atau pimpinan stasiun
radio siaran ikut menentukan sampai tidaknya berita tersebut ke pendengarnya. Sama
halnya dengan pemberitaan melalui media cetak, sampainya berita pada pembacanya
berkat adanya kerjasama antara pencetak, penerbit dan penulisnya. Hal ini perlu
disadari sebab cara berpikir yang demikian berkaitan dengan penetuan siapakah yang
harus bertanggungjawab, bila timbul akibat hukum sebagai akibat adanya
pemberitaan yang disiarkan melalui radio siaran.
Dengan

lahirnya

Undang-Undang

Nomor

8

Tahun

1999

tentang

Perlindungan Konsumen sebagai salah suatu langkah hukum bagi konsumen untuk
menuntut ganti rugi kepada produsen atau pelaku usaha.
Untuk menjamin adanya kepastian hukum, hubungan kemitraan antara
Produsen dan Konsumen perlu ditingkatkan dan dijaga untuk menumbuh
1

Teguh Wahyono, 2009, Etika Komputer + Tanggung Jawab Profesional di Bidang
Teknbologi Informasi, ANDI, Yogyakarta, h. 132

kembangkan sikap pelaku usaha yang bertanggung jawab dan sikap melindungi diri
bagi konsumen. David Oughton dan John Lowry memandang hukum Perlindungan
Konsumen (Consumer Protection Law) sebagai sebuah fenomena modern yang khas
abad

ke-20,

namun

sebagaimana

ditegaskan

dalam

perundang-undangan,

perlindungan konsumen itu sendiri dimulai seabad lebih awal2.
Dari adanya hubugan antara produsen dan konsumen tersebut, purba
berpendapat sebagai berikut :
“Perlindungan konsumen sebagai konsep terpadu merupakan hal baru, yang
perkembangannya dimulai di Negara-negara maju. Namun demikian, saat
sekarang konsep ini sudah tersebar kabagian dunia lain. Di Republik Rakya Cina
(RRC) saja, satu Negara yang tidak mempunyai ekonomi pasar, konsep
perlindungan konsumen sudah mulai dijabarkan dalam perangkat peraturan
perundang-undangan”3.
Asas perlindungan konsumen dapat dilihat dalam Pasal 2 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang mana menjelaskan
perlindungan konsumen ialah : asas manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan
keselamatan konsumen serta kepastian hukum. Yang dalam kelembagaan diatur
dalam Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen dijelaskan sebagai berikut : Badan Perlindungan Konsumen Nasional
(BPKN) adalah badan yang dibentuk untuk membantu dalam upaya pengembangan
perlindungan konsumen. Dan tujuan dari perlindungan konsumen dapat dilihat pada
Pasal 3 diantaranya meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian

2

David Oughton dan John Lowry, 1997, Textbook On Consumer Law, Balckstone Press Ltd,
London, hal 10-11.
3
A Zen Umar Purba, 1992, Perlindungan Konsumen: Sendi-Sendi Pokok Pengaturan, Majalah
Hukum dan Pembangunan, hal 393-408

konsumen,

mengangkat

harkat

dan

martabat

konsumen

dengan

cara

menghindarkannya dari ekses negatif pemakaina barang dan/atau jasa, upaya
pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya
sebagai konsumen4, dan pada saat sisi lain menumbuhkan kesadaran pelaku usaha
mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap jujur dan
bertanggung jawab dalam berusaha serta meningkatkan kualitas barang dan atau jasa
yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan,
kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen5.
Jika ditelaah lebih lanjut pengertian tentang konsumen sangat banyak, walaupun
perbedaan diantaranya tidak terpaut begitu jauh. Dapat diartikan bahwa konsumen
adalah setiap orang memakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain
dan tidak untuk diperdagangkan. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, yang diatur dalam Pasal 1 angka 4 dan
angka 5 menyebutkan bahwa yang disebut “Barang adalah setiap benda bak berwujud
maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan
maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat untuk diperdagangkan, dipakai,
dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen. Sedangkan jasa adalah setiap
layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat

4

Abdurrahman, 1997, Aneka Masalah Dalam Praktek Penegakan Hukum Di Indonesia,
Bandung, Alumni, hal 8.
5
A Sonny Keraf, 1998, Dalam Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya, Kanisius, Yogyakarta,
hal 21.

untuk dimanfaatkan oleh konsumen. Konsumen umumnya diartikan sebagai pemakai
terakhir dari produk yang diserahkan kepada mereka yang oleh pengusaha6.
Konsumen menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Perlindungan Konsumen
(UUPK)

dan

Pasal

1

angka

2

Keputusan

Menteri

Perindustrian

Nomor.350/MPP/Kep/12/2001 adalah “setiap orang pemakai barang dan/atau jasa
yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
lain, mahkluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”
Produsen sebagai pihak penghasil produk berupaya agar konsumen tertarik
untuk membeli produk yang dihasilkannya. Cara penawaran yang menarik kepada
konsumen akan menentukan hasil dari permintaan terhadap barang dan atau jasa yang
ditawarkan oleh produsen. Untuk menawarkan produk yang dihasilkan tersebut
produsen biasanya menggunakan sarana atau media iklan dan seiring berjalannya
waktu bisnis dalam bidang periklanan berkembang pesat.
Pengaruh dan berdampak terhadap masyarakat bahwa dengan gencarnya
penyiaran iklan terhadap suatu produk baik di media cetak dan elektronik akan
membuat pola kehidupan masyarakat (konsumen) makin konsumtif. Maraknya iklan
suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen tidak terlepas dari semakin pesatnya
kebutuhan hidup masyarakat sebagai akibat adanya pembangunan7.

6

Mariam Darus Badrulzaman, 1980, Perlindungan Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Sudut
Perjanjian Baku (Standar), makalah disampaikan pada symposium Aspek-Aspek Hukum Perlindungan
Konsumen Di BPHN Departemen Kehakiman, Jakarta 16-18 Oktober
7

Ari Purwadi, 2001, Sistem Tanggung Jawab Periklanan dan Perlindungan Konsumen,
majalah Yuridika, Vo.l 16, No.5, Surabaya,

Kenyataan saat ini iklan suatu produk telah menjurus kea rah yang
menyesatkan, karena ada iklan yang memberikan informasi yang tidak jujur, yakni
terjadi perbedaan antara slogan yang dimuat dalam iklan dengan keadaan produk
yang sesungguhnya. Dari hasil pengamatan yang pernah dilakukan oleh Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), bahwa iklan suatu produk mempunyai
kualitas yang sangat buruk dan cenderung menyesatkan. Apabila diperhatikan dari
berbagai macam jenis iklan yang terdapat di media cetak ataupun media elektronik
sebagian besar menawarkan keunggulan dan melebih-lebihkan produk yang
dihasilkan dan menetupi segala efek samping yang ditimbulkan dari produk tersebut.
Dengan diundangkannya Undang-Undang Perlindungan Konsumen, sebenarnya
masyarakat diharapkan dapat menyadari akan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
dimilikinya terhadap pelaku usaha, hal ini jelas terlihat dalam konsideran yang
mengatakan bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan, pengetahuan, kepedulian,
kemampuan

dan

kemandirian

konsumen

untuk

melindungi

dirinya,

serta

menumbuhkembangkan sikap pelaku usaha yang bertanggung jawab.
Dalam ketentuan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen (UUPK) secara tegas menyebutkan bahwa “pelaku usaha
periklanan bertanggung jawab atas iklan yang diproduksi dan segala akibat yang
ditimbulkan oleh iklan tersebut”. Dari ketentuan tersebut jelas terlihat bahwa para
pelaku usaha periklanan bertanggung jawab terhadap segala jenis iklan yang
diproduksinya. Seharusnya pelaku usaha periklanan hanya bertanggung jawab
terhadap iklan di buat berdasarkan ide atau kreasinya tersendiri sedangkan mengenai

informasi dari produk tersebut yang bertanggung jawab adalah pelaku usaha pemesan
iklan. Namun ketika pelaku usaha mengetahui tentang ketidakbenaran dari produk
pemesan iklan dan tetap membuat iklan tersebut maka, akan menjadi tanggung jawab
bersama.
Masalah periklanan diatur secara parsial di beberapa peraturan, diantaranya
dalam Undang-undang Perlindungan Konsumen, yaitu Undang-undang Nomor 8
Tahun 1999, PP No 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, dan Undangundang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran.
Pada ketentuan pasal 19 Undang-undang Perlindungan Konsumen diatur
tanggungjawab Pelaku Usaha termasuk pelaku usaha periklanan, dimana p pelaku
usaha bertanggungjawab memberikan ganti rugi atas kerugian konsumen akibat
mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau di perdagangkan.
Begitu pula pada ketentuan pasal 20 Undang-undang Perlindungan Konsumen
ditentukan bahwa Pelaku Usaha Periklanan bertanggungjawab atas iklan yang
diproduksi dan segala akibat yang ditimbulkan oleh iklan tersebut. Pada ketentuan
pasal ini hanya mengatur tentang tanggung jawab pelaku usaha periklanan. Bila
dicermati kedua pasal Undang-undang Perlindungan Konsumen tersebut, baik pada
ketentuan pasal 19 maupun pasal 20, sama sekali tidak diatur tentang tanggungjawab
dari Media Penyiar iklan.
Sementara pada ketentuan pasal 45 ayat(2) PP no. 69 tahun 1999 tetang Label
dan Iklan pangan dinyatakan Media Penyiar Iklan turut serta sebagai pihak yang
harus bertanggungjawab atas iklan yang disiarkan, selengkapnya pasal 45 ayat (2) PP

no. 69 tahun 1999 menyatakan ” Penerbit, pencetak, pemegang izin siaran radio atau
televisi, agen dan atau medium yang dipergunakan untuk menyebarkan iklan, turut
bertanggungjawab terhadap isi iklan yang tidak benar kecuali yang bersangkutan
telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk meneliti kebenaran isi iklan yang
bersangkutan.
Kalimat turut bertanggungjawab sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan
pasal 45 ayat (2) PP diatas sepertinya juga belum jelas dan memerlukan penjelasan
lebih lanjut apa yang dimaksud sesungguhnya. Turut bertanggungjawab apakah
artinya media penyiar iklan tidak sebagai pelaku utama yang mesti harus
bertanggungjawab, atau turut bertanggungjawab itu artinya media penyiar iklan ikut
serta bersama-sama secara tanggung renteng dengan pengiklanan bertanggungjawab
atas siaran iklan yang tidak benar.
Apabila diartikan turut bertanggungjawab it sebagai tanggungjawab renteng,
maka itu berarti masing-masing pihak pelaku usaha (pengiklanan dan media penyiar
iklan) harus bertanggungjawab atas kerugian konsumen. Masing-masing pelaku
usaha bertanggungjawab untuk seluruh kerugian, dengan pengertian jika salah satu
dari mereka telah membayar, maka pihak lainnya bebas dari kewajiban membayar.
Sedangkan mengenai bagaimana parapelaku membagi beban kerugian diantara
mereka, kewajiban membayar ketentuan oleh berat ringannya kesalahan masingmasing.
Beberapa peraturan tersebut menimbulkan ketidakjelasan, disamping tidak
jelas dari segi substansinya, juga tidak jelas dari segi norma hukum dan peraturan

mana yang mesti harus diikuti. Disini nampak disamping adanya kekosongan norma
hukum, karena belum ada Undang-undang khusus tentag Iklan, juga nampak adanya
kekaburan norma hukum, sebab dari peraturan yang ada mengatur tentang iklan, tidak
ada kejelasan tentang batas, ruang lingkup, serta sistem tanggung jawab Media
Penyiar Iklan atas Siaran iklan yang merugikan Konsumen.
Umumnya dalam praktek periklanan ada 3 (tiga) pihak yang terlibat
didalamnya, yaitu :
1. Perusahaan

Pengiklanan (produsen distributor) barang dan/atau jasa atau

yang disebut perusahaan pemasang iklan.
2. Perusahaan Periklanan (Biro Iklan) sebagai pihak yang membuat iklan atai
pihak yang mempertmukan pengiklanan dengan Media Penyiar Iklan
3. Media Penyiar Iklan, yang mempublikasikan atau menyiarkan materi iklan,
baik berupa gambar, visual, maupun tulisan.
Ketidak jelasan norma yang ada pada beberapa peraturan yang mengatur iklan
sebagaimana di gambarkan diatas, juga tampak dalam penentun siapa yang
bertanggungjawab dalam hal siaran iklan memuat informasi yang tidak benar dan
merugikan konsumen. Hal mana penting untuk ditelusuri dan cicari kejelasan dan
kepastiannya, mengingat ada tiga pihak yang terlibat dalam

pembuatan dan

penyiaran iklan, yatu pihak perusahaan pengiklan, perusahaan periklanan dan media
penyiaran.
Dengan perkembangan dunia ekonomi global, maka yang perlu dipenuhi
adalah mengenai kebutuhan memperoleh akses-akses yang seluas-luasnya dan

sebesar-besarnya ke pasaran dunia bagi berbagai produk bangsa kita yang
memerlukan kekuatan teknologi dan hukum guna melindungi berbagai komoditi
bangsa Indonesia.8
Perlindungan konsumen harus mendapat perhatian yang lebih, satu dan lain
hal karena investasi asing telah menjadi bagian pembangunan ekonomi Indonesia dan
di dalam perdagangan internasional perlunya perlindungan konsumen merupakan
suatu cara untuk menangkis implikasi negatif bagi perlindungan konsumen di
Indonesia.9
Implikasi negatif tersebut jika dibiarkan akan membawa dampak buruk
bagi perkembangan perekonomian di Indonesia. Dan berdampak luas kepada
masyarakat selaku konsumen.
Pelanggaran terhadap hak-hak konsumen tersebut misalnya mengenai hak
untuk memperoleh informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa dari produsen dan biro iklan. Di dalam pelanggaran
hak-hak konsumen tersebut, perlu diatasi dengan peraturan perundang-undangan
untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen serta meningkatkan kesadaran,
pengetahuan, kepedulian, kemampuan diri, kemandirian konsumen untuk melindungi
dirinya, serta menumbuhkembangkan sikap pelaku usaha yang bertanggung jawab.

8

Eddy Damian, 2001, Hukum Hak Cipta Menurut Beberapa Konvensi Internasional,
Undang-undang Hak Cipta 1997 dan Perlindungan Terhadap Buku serta Perjanjian Penerbitannya,
Badung, Alumni, hal. 15.
9
Erman Rajagukguk, dkk, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung,
hal. 2.

Di dalam praktek periklanan tanggung jawab pelaku usaha (produsen dan
biro iklan) sebagai penghasilan produk jarang kita jumpai yang dikejar produsen
hanya keuntungan tanpa tanggung jawab dan masyarakatpun banyak yang tak peduli
akan hal tersebut.
Kondisi di atas menggambarkan belum begitu sadarnya masyarakat
terhadap manfaat gerakan konsumerisme. Pemerintah pun sampai saat ini berusaha
mengatasi hal tersebut dengan menyusun dan mengeluarkan Undang-undang tentang
Perlindungan Konsumen yang nantinya diharapkan mampu membangkitkan gerakan
konsumerisme yang akan melindungi konsumen itu sendiri.10
Produsen dan biro iklan dalam mengiklankan produk, pencantuman tanda
atau label tidak boleh diberi keterangan yang dapat menyesatkan pembeli. Label
harus jelas dan menyolok, informasinya harus dalam bahasa Nasional Indonesia,
isinya harus jelas serta mudah dimengerti oleh konsumen pada waktu akan membeli
dan saat menggunakan atau memakainya.11
Produsen dan biro iklan harus jujur agar masyarakat mendapat informasi
yang benar tentang isi dan asal bahan yang dipakai serta manfaatnya sehingga aman
untuk dikonsumsi. Di samping itu untuk menghindari cacat tersembunyi, hal ini
dimaksudkan agar para konsumen terlindungi dari peredaran barang yang rusak
akibat kebohongan iklan, sehingga dengan ditaatinya ketentuan tersebut oleh
produsen dan biro iklan diharapkan masyarakat selaku konsumen tidak dirugikan.
10

Muhammad Djumhana, 1994, Hukum Ekonomi Sosial Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal 337.
11
Ibid, hal. 342.

Dalam kasus sengketa antara PT. NESTLE INDONESIA dengan PT. NEW
ZEALAND MILK INDONESIA, ( PT.NZMI). POLIYAMA ADVERTISING,
sengeket tersebut diselesaikan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam
permasalahan, sebagai dalilnya adalah penggugat telah mempromosikan susu bubuk
full cream dengan merek DANCOW dan sampai terkenal, terjadinya pelanggaran
akibat tergugat telah memuat iklan di beberapa media cetak lokal dan nasional suatu
produk susu bubuk yang membandingkan secara langsung dengan susu bubuk full
cream instant DANCOW.
Tindakan ADEC telah melakukan pelanggaran tata karma Periklanan, karena
danya persamaan dengan DANCOW didalam penyiaran atas susu merek ADEC, dri
etika bisnis ADEC telah melakukan pelanggaran Kepatutan ketertiban umum dan
etika bisnis, akibatnya memegang merek susu DANCOW merasa di rugikan.
Sesuai dengan pasal 3 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, maka tujuan dari perlindungan konsumen salah satunya
adalah : menciptakan system perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan
informasi.
Paparan diatas, yang menjadi focus kajian dalam tulisan ini adalah
menyangkut

bagaimana

peraturan

perundang-undangan

yang

mengatur

tanggungjawab media pe yiaran iklan terhadap pruduk yang di iklankan merugikan
konsumen.

1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian sebagaimana dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas,
dapatlah diajukan beberapa permasalahan yang akan merupakan pokok bahasan
dalam tesis ini. permasalahan-permasalahan tersebut apabila dirumuskan adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tanggungjawab media penyiaran iklan terhadap produk yang
diiklankan tersebut merugikan konsumen?
2. Upaya hukum apa yang dilakukan terhadap produk yang diiklankan merugikan
konsumen

1.3. Ruang Lingkup Masalah
Untuk lebih memfokuskan pembahasan terhadap pokok bahasan, maka
ruang lingkup masalah dibatasi pada pembahasan terhadap materi-materi meliputi
tanggungjawab media penyiaran iklan terhadap produk yang diiklankan tersebut
merugikan konsumen dan Upaya hukum yang dilakukan terhadap produk yang
diiklankan merugikan konsumen.

1.4. Tujuan Penulisan
1.4.1.

Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk pengembangan ilmu hukum di
bidang penyiaran iklan yang kaitannya dengan tanggung jawab media penyiar iklan
yang merugikan konsumen.

1.4.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tanggungjawab media penyiaran iklan terhadap produk
yang diiklankan tersebut merugikan konsumen.
2. Untuk mengetahui upaya hukum yang dapat ditempuh oleh konsumen yang
dirugikan oleh pihak produsen dan biro iklan.

1.5. Manfaat Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk pengembangan ilmu hukum
mengenai tanggung jawabmedia penyiar iklan terhadap konsumen.

1.5.1 Manfaat Teoritis
Untuk dapat memberikan sumbangan terhadap perkembangan hukum khususnya
hukum pidana yang berkaitan dengan tanggung jawab pidana media penyiar iklan
terhadap konsumen. Untuk dapat memberikan sumbangan di bidang hukum
konsumen terkait dengan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penyiaran
iklan yang menimbulkan kerugian terhadap terhadap konsumen.

1.5.2 Manfaat Praktis
Di samping untuk mengetahui tujuan yang hendak dicapai, penelitian ini juga
diharapkan memberikan manfaat praktis, yaitu:

1. Memberikan gambaran yang jelas tentang tanggung jawab media penyiar
iklan terhadap konsumen.
2. Memberikan informasi dan pendapat yuridis kepada berbagai pihak,
khususnya kepada media penyiar iklan dan konsumen tentang hak dan
kewajibannya.

1.6. Orisinalitas Penelitian.
Berdasarkan hasil penelusuran penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang
menyangkut masalah tanggung jawab media penyiar iklan terhadap konsumen,
penulis tidak menemukan Tesis maupun karya tulis lainnya yang meneliti tentang
judul tersebut diatas, namun penulis membandingkan beberapa tesis yang
menyangkut permasalahan terkait, antara lain sebagai

berikut :

Pertama, Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Berkaitan Dengan
Pencantuman Diskclaimer Oleh Pelaku Usaha Dalam Situs Internet ( Website),
Peneliti Ni Putu Ria Dewi Marheni, Lembaga Program Pascasarjana Universitas
Udayana 2013.
Terdapat 2 (dua) permasalahan yang dikaji dalam penelitian tersebut yaitu
bentuk pengaturan disclaimer dalam stus internet (website) di Indonesia dan
perlindungan hukum terhadap konsumen berkaita dengan pencantuman disclaimer
dalam situs internet di Indonesia. Dengan menggunakan metode peneelitia hukum
normative dengan menggunakan pendekatan perundag-undangan dan pendekatan
analisis konsep hukum, akhirnya peneliia tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa

bentuk pengaturan hukum terhadap pencantuman disclaimer di Indonesia ditinjau dari
UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi da Transaksi Elektronik yang secara
khusus mengatur dunia maya masih belum jelas, namun jika dilihat dari UndangUndang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindunga konsumen pencantuman
dixclaimer dapat dikategorikan klausula eksonerasi. Sedangkan perlindungan
hukumnya secara preventif dapat dilihat dengan adanya LSK (lembaga Sertifikasi
Keandalan) dan secara litigasi dapat dituntut ganti kerugian.
Penelitian tersebut sangat berbeda dengan penelitian yang akan dlakukan
karena penelitian ini mengkaji tentang tanggung jawab media penyiar iklan terhadap
konsumendan terhadap kerugian yang ditimbulkan kepada konsumen
Kedua, Ditemukan penelitian untuk tesis di Universitas Indonesia dengan
judul “tanggung jawab hukum Pelaku usaha perangkat Lunak Kepada Konsumen :
Kajian Perbandingan Lisensi Standard Sofware, Bespoke Sofware dan customes
Sofware. Atas nama Anggia Dyarini M. dengan rumusan masalah yang dibahas
mengenai permasalahan terhadap perangkt lunak timbul saat perangkat lunak tersebut
tidak menimbulkan computer bekerja dengan buruk aau bahkan menimbulkan
kerugian bagi konsumen, tesis ini membahas tentang mengenai analalisa yuridis
sitem ertanggung jawaban pelaku usaha perangkat lunak terhadap konsumennya
sebagai bentuk perlindungan konsumen di Indonesia. Sehingga penelitian tersebut
sangat berbeda dengan penelitian yang peneliti akan lakukan yang mengkaji tentang
tentang tanggung jawab pidana media penyiar iklan terhadap konsumendan terhadap
kerugian yang ditimbulkan kepada konsumen.

Ketiga, ditemukan penelitian tesis di Universitas Diponegoro dengan judul
“perlindungan Hukum Bagi Para Pihak dalam Perjanjia Jual Beli melalui Media
Internet”, peneliti Lia Catur Muliastuti, dengan rumusan masalah berupa proses
pelaksanaan, hambatan-hambatan serta cara mengatasi hambatan-hambatan dalam
jual beli melalui media internet dan perlindungan hukum bagi para pihak dalam
perjanjian jual beli melalui media internet.
Penelitian tersebut menggunakan menggnakan metode yuridis empiris dimana
hasil penelitian tersebut adalah pelaksanaan jual beli melalui media internet terdapat
empat proses yaitu penawaran, penerimaan, pembayaran, dan pengiriman,
hambatannya dalam transaksi internet tersebut adaah mengenai cacatproduk,
informasi dan webvertising. Dan untuk perlindunga hukumnya hanya melalui
perjanjian. Sehingga penelitian tersebut sangat berbeda dengan penelitian yang
peneliti akan lakukan yang mengkaji tentang tentang tanggung jawab media penyiar
iklan terhadap konsumendan terhadap kerugian yang ditimbulkan kepada konsumen.
1.7. Landasan Teoritis
Hukum tentang perlindungan konsumen sangat diperlukan keberadaannya
karena melibatkan unsur masyarakat luas, pemerintah, yayasan lembaga konsumen
Indonesia dan produsen serta biro iklan. Selain itu juga karena iklan dalam berbagai
media sering menyimpang antara apa yang diiklankan dengan kenyataan produk di
masyarakat, yang merugikan konsumen.
Pendapat Prof. Pito yang dikutip Abdurrahman menyatakan bahwa barang
siapa yang sadar memasarkan barang-barang produksi yang cacat, yaitu apabila

barang itu dipakai secara normal sesuai dengan tujuannya akan membahayakan
seseorang (konsumen) atau barang milik orang lain, melakukan perbuatan melawan
hukum dan ia bertanggung jawab terhadap segala kerugian yang benar-benar terjadi.12
Pentingnya nilai edukasi tentang perlindungan konsumen mendapat
perhatian yang serius di dalam dunia pendidikan yang mana dimulai di Perguruan
Tinggi dengan dimasukkannya mata kuliah Hukum tentang Perlindungan Konsumen
ke dalam program pendidikan hukum di beberapa Fakultas Hukum di Indonesia,
meskipun belum dimasukkan ke dalam kuriulum wajib hanya sebagai mata kuliah
pilihan.13
Pendidikan hukum perlindungan konsumen memang penting sebab dengan
kecanggihan teknologi di bidang telekomunikasi dan informasi sangat membuka
peluang bagi produsen dan biro iklan untuk dimanfaatkan dalam memasarkan
produknya sehingga perlu hukum untuk mengatasinya.
Pendapat Troelstrup yang dikutip oleh Shidarta menyatakan bahwa,
konsumen pada saat ini membutuhkan banyak informasi yang lebih relevan
dibandingkan dengan saat sekitar 50 tahun lalu. Alasannya saat ini : (1) terdapat lebih
banyak produk, merek dan tentu saja penjualannya, (2) daya beli konsumen makin
meningkat, (3) lebih banyak variasi merek yang beredar di pasar, sehingga belum
banyak diketahui semua orang, (4) model-model produk lebih cepat berubah, (5)

12

Abdurrahman, 1979, Aneka Masalah Hukum Dalam Pembangunan di Indonesia, Alumni
Bandug, hal. 84.
13
Shidarta , Op.Cit, hal. 4.

kemudahan transportasi dan komunikasi sehingga membuka akses yang lebih besar
kepada bermacam-macam produsen atau penjual.14
Karena tingkat pendidikan di Indonesia yang berbeda-beda maka akan
muncul consumer ignorance yaitu ketidakmampuan konsumen menerima informasi
akibat kemajuan teknologi dan keragaman produk yang dipasarkan dapat saja
dimanfaatkan secara tidak sewajarnya oleh produsen dan biro iklan. Itulah sebabnya,
hukum perlindungan konsumen memberikan hak konsumen atas informasi yang
benar, yang didalamnya tercakup juga hak atas informasi yang proporsional dan
diberikan secara tidak diskriminatif.
Pendapat AZ Nasution yang dikutip oleh Erman Rajagukguk menyatakan
bahwa sampai saat ini belum jelas apa yang dimaksud dan apa saja termasuk hukum
konsumen dan/atau hukum perlindungan konsumen sehingga perlu dikaji dengan
mendalam agar nantinya terjadi kejelasan yang mampu memberi perlindungan pada
konsumen.15
Hakekat keberadaan iklan dalam kerangka perlindungan konsumen adalah
merupakan janji dari pihak yang mengumumkan

iklan tersebut dalam berbagai

bentuknya mengikat pihak yang mengumumkan dengan segala akibatnya. Sebagai
sumber informasi, penggunaan iklan yang menyesatkan menipu atau mengelabui
konsumen harus dicegah.16

14

Shidarta, Op.Cit, hal. 20.
Erman Rajagukgu, dkk, Op.Cit, hal. 13.
16
Ibid hal. 19.
15

Dengan arah pembangunan ekonomi yang semakin global perlu ditunjang
dengan perangkat hukum yang mampu melindungi konsumen Indonesia baik di
dalam negeri maupun nantinya semakin banyaknya produk luar yang digunakan oleh
konsumen di dalam negeri.
Untuk mengantisipasi pengawasan penggunaan produk maka Pusat
Pengujian Mutu Barang dan Perlindungan Konsumen (PPMBPK), mempunyai tugas
di bidang pengujian dan sertifikat mutu barang serta mempunyai fungsi : pembinaan,
penyuluhan dan pengawasan teknis pengujian serta sertifikat mutu barang dan
perlindungan konsumen.17
Dalam hal keuntungan positif tentang perkembangan global kemajuan
teknologi di bidang periklanan mendorong semakin cepatnya langkah produsen dan
biro iklan untuk mengejar ketertinggalannya dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. Dengan hal tersebut menimbulkan pula dampak negatif,
termasuk munculnya kejahatan-kejahatan periklanan baik jenis lama maupun baru
yang dimodifikasikan

dengan teknologi canggih

yang mampu

merugikan

konsumen.18
Menurut Muhammad Djumhana, faktor keamanan dan keselamatan
konsumen selaku penggunaan barang mencakup konteks keduniawian dan

17

Harkristuti Harkrisnowo, 1998, Penelitian Hukum tentang Aspek Hukum Perlindungan
Anak Terhadap Industri Mainan, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI, hal
28.
18
Hadiman H., Beberapa Ancaman Kejahatan dengan Teknologi Canggih akan Bertambah
Marak pada Era Globalisasi, (himpunan tulisan) hal 49.

keagamaan dari konsumen itu sendiri, hal ini juga sesuai dengan ketentuan yang
mengakui hak atas keamanan dan keselamatan konsumen.19
Dengan berbagai permasalahan penyiaran iklan yang berdampak langsung
pada masyarakat dan kurangnya kesadaran mas

Dokumen yang terkait

Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

10 119 83

Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 86 105

Pengoplosan Beras Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

11 144 123

TANGGUNG JAWAB PERBUATAN MELAWAN HUKUM PELAKU USAHA PENJUAL SMARTPHONE TERHADAP KONSUMEN BERDASARKAN UNDANG–UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 7 27

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP IKLAN APARTEMEN GATEAWAY YANG MENYESATKAN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

1 1 1

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERKAIT IKLAN MASKAPAI PENERBANGAN YANG TIDAK SESUAI PERATURAN PERIKLANAN DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 0 1

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP IKLAN BARANG DAN JASA YANG TIDAK SESUAI DENGAN YANG DIJANJIKAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 1 1

Analisis Terhadap Tanggung Jawab Penyelenggara Jasa Transportasi Go-Jek Ditinjau Dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

0 0 1

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN - Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 1 33

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA DALAM PERJANJIAN JUAL BELI PRODUK YANG MERUGIKAN KONSUMEN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

0 0 70