“Analisis dan pengukuran fleksibilitas supply chain berbasis make to stock di. PT.PETROKIMIA KAYAKU GRESIK”.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat ALLAH SWT atas taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis mampu untuk dapat menyelesaikan penelitian
skripsi ini dengan baik dan lancar sampai tersusunnya laporan skripsi ini dengan
judul “Analisis dan pengukuran fleksibilitas supply chain berbasis make to stock
di. PT.PETROKIMIA KAYAKU GRESIK”.
Penelitian skripsi ini dilaksanakan pada Desember 2009-Juni 2010, guna
menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa serta menunjang teori yang
didapat selama masih kuliah juga sebagai bahan refrensi di perpustakaan UPN
”Veteran” Jatim.
Semua ini tidak dapat terlaksana atau tercapai tanpa adanya bantuan dari
semua pihak ataupun instansi yang berhubungan dengan laporan ini oleh karena
itu tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya laporan tugas akhir ini. Penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jatim.
2. Bapak Ir. M.T Safirin, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri UPN
“Veteran” Jatim.
3. Ibu Ir. Hj. Rr, Rochmoeljati, MMT selaku Dosen Pembimbing I Skripsi.
4. Bapak Ir. Irwan Soejanto, MT, selaku Dosen Pembimbing II Skripsi
5. Bapak Drs. Pailan, MPd, selaku Dosen Penguji I Seminar Proposal.
6. Bapak Ir. Rusindiyanto, MT, selaku Dosen Penguji II Seminar Proposal.
7. Bapak Ir. Budi Santoso, MMT, selaku Dosen Penguji I Seminar Skripsi.
8. Bapak Ir. Rusindiyanto, MT, selaku Dosen Penguji II Seminar Skripsi.
9. Bapak Joko selaku Kabag. Pemasaran dan seluruh karyawan yang telah
meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan penjelasan data-data yang
diperlukan dan berbagai fasilitas serta kemudahan kepada penulis.
10. Ayah, Ibu, Adikku yang terkasih atas dukungan moral maupun material.
11. Semua teman-teman mahasiswa UPN satu pararel, atas bantuan dan
dukungannya saya ucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan laporan ini
masih jauh dari sempurna mengingat masih terbatasnya kemampuan penyusun
serta pemakaian kata yang kurang tepat dan belum dimengerti, oleh sebab itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dimasamasa yang akan datang dalam penyusunan laporan bisa menjadi lebih baik dan
sempurna.
Akhir kata semoga laporan Tugas Akhir ini berguna bagi semua Amin .
Surabaya,
Juni 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
i
Daftar Tabel
v
Daftar Gambar
vi
Daftar Lampiran
viii
Abstraksi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang..…………………………………………………… 1
1.2 Perumusan Masalah..……………………………………………… 3
1.3
Batasan Masalah..…………………………………………………. 3
1.4
Asumsi..................………………………………………………… 4
1.5
Tujuan Penelitian...………………………………………………… 4
1.6
Manfaat Penelitian…...…………………………………………….. 4
1.7
Sistematika Penulisan…..…………………………………………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Fleksibilitas Manufaktur.………………….……………...... 7
2.2 Tipe Fleksibilitas Manufakturing ……………….……………….... 10
2.3 Fleksibilitas Supply Chain ………………………............……........ 14
2.4
Tingkat kebutuhan Fleksibilitas berdasarkan Demand.....…………. 26
2.5
Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain.....................….… 27
i
2.6
Uji Instrumen ………….................................................................... 27
2.7
Perhitungan Gap …………...………..……….................................. 30
2.8
Analitic Hierarchy Process ………………………..………….…… 31
2.9
Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model …….……….. 39
2.10 Metode Pengukuran Performansi Supply Chain …………………... 43
2.11 Expert Choice ……………………………………………………... 47
2.12 Skala Serqual..................................................................................... 47
2.13 Penelitian Terdahulu........................................................................... 48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian…...……………………………….. 52
3.2
Identifikasi Definisi Variabel Operasional …..……..………....... 52
3.3
Metode Pengumpulan Data ……….................………………….. 53
3.4.1
Data Primer………………………………………….…..
54
3.4.2
Data Sekunder……………………………………….…..
55
3.4
Metode Analisa Data ……..…………………….…………….....
55
3.5
Metode Pengolahan Data………………………………………...
56
3.5.1 Pengujian Kuisioner............................................................ 56
3.5.1.1 Uji Validitas……………………………….…….. 56
3.5.1.2 Uji Reliabilitas....................................................... 57
3.5.2
Pembobotan Keempat Dimensi dan Parameterparameter Fleksibilitas Supply Chain................................ 57
3.5.3 Perhitungan Gap.................................................................. 58
ii
3.5.4 Pemetaan (Mapping) Parameter-parameter Fleksibilitas.... 58
3.5.5 Kesimpulan Dan Saran……….……………………….… 59
3.6
Langkah-langkah Pemecahan Masalah…………………………
60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Pengumpulan data…………………………………… ..... ........... 69
4.1.1. Penetapan parameter fleksibilitas Supply Chain................. 69
4.1.2. Definisi tiap-tiap parameter yang terpilih……………... ... 75
4.1.3. Data kuesioner kebutuhan dan kemampuan fleksibilitas
Supply Chain………………………………………….. .. . 82
4.1.4. Data kuesioner pembobotan fleksibilitas Supply Chain…. 82
4.2. Pengolahan data…………………………………………………... 82
4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas……………........................... 83
4.2.2. Analisa gap kebutuhan dan kemampuan fleksibilitas
Supply Chain…………………………………………… 86
4.2.3. Analisa bobot parameter fleksibilitas Supply Chain……
87
4.2.4. Pembuatan garfik kebutuhan dan kemampuan
parameter fleksibilitas Supply Chain…….................……..90
4.2.5. Analisa gap terbobot dan prioritas perbaikan……………. 94
4.2.6. Pembuatan grafik terbobot kebutuhan dan kemampuan
parameter fleksibilitas Supply Chain................................. 96
4.2.7. Pembuatan peta (mapping) kuadran fleksibilitas……….....103
4.2.8. Analisa nilai tingkat fleksibilitas……………………......... 110
4.2.9. Pembuatan grafik nilai tingkat fleksibilitas…………….... 112
iii
4.3. Pembahasan……………………………………………………... 115
4.3.1. Analisa prioritas perbaikan…………………………….... 117
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan…………………………………………………...... 120
5.2. Saran…………………………………………………….............. 121
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Tiga Level Fleksibilitas.................................................................... 12
Gambar 2.2
Hubungan Antara Fleksibilitas Manufakturing dengan
Customer Satisfaction...................................................................... 12
Gambar 2.3
Rangkaian Supply Chain................................................................... 14
Gambar 2.4
Tingkat Fleksibilitas Supply Chain................................................... 25
Gambar 2.5
Supply Chain Model........................................................................ 40
Gambar 3.1
Langkah-langkah pemecahan masalah............................................ 60-61
Gambar 4.1.
Bobot Dimensi………………………………………..................... 87
Gambar 4.2. Grafik kebutuhan dan kemampuan dimensi supply
Chain……………………………………………………............... 89
Gambar 4.3
Grafik kebutuhan dan kemampuan sub dimensi Delivery
System……………………………………….................................. 90
Gambar 4.4
Grafik kebutuhan dan kemampuan sub dimensi Production
System.............................................................................................. 91
Gambar 4.5
Grafik kebutuhan dan kemampuan sub dimensi product
Design ............................................................................................. 91
Gambar 4.6
Grafik kebutuhan dan kemampuan sub dimensi Supplier
system ............................................................................................. 92
Gambar 4.7
Grafik kebutuhan dan kemampuan terbobot dimensi
Utama.............................................................................................. 96
vi
Gambar 4.8
Grafik kebutuhan dan kemampuan terbobot sub dimensi
Delivery System………………………………………….............. 97
Gambar 4.9
Grafik kebutuhan dan kemampuan terbobot sub dimensi
Production system…………………………………………........... 99
Gambar 4.10
Grafik kebutuhan dan kemampuan terbobot sub dimensi
Product design............................................................... ................. 100
Gambar 4.11
Grafik kebutuhan dan kemampuan terbobot sub dimensi
Supplier system………………………………………….............. 102
Gambar 4.12
Kuadran fleksibilitas Supply Chain
PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK .................... ................. 104
Gambar 4.13
Kuadran fleksibilitas Sub dimensi Delivery system .... ................. 105
Gambar 4.14
Kuadran fleksibilitas sub dimensi Production system . ................. 106
Gambar 4.15
Kuadran fleksibilitas sub dimensi Product design ....... ................. 107
Gambar 4.16
Kuadran fleksibilitas sub dimensi Supplier system ..... ................. 108
Gambar 4.17
Grafik tingkat fleksibilitas Supply Chain dimensi utama.............. 111
Gambar 4.18
Grafik tingkat fleksibilitas Supply Chain sub dimensi
Delivery System........................................................... ................. 112
Gambar 4.19
Grafik tingkat fleksibilitas Supply Chain sub dimensi
Production System ........................................................................ 112
Gambar 4.20
Grafik tingklat fleksibilitas Supply Chain sub dimensi
Product Design............................................................ ................. 113
Gambar 4.21.
Grafik tingkat fleksibilitas Supply Chain sub dimensi
Supplier System………………………………………………… 114
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Tipe Fleksibilitas Manufakturing........................................................... 10
Tabel 2.2
Parameter Fleksibilitas Supply Chain.................................................... 21
Tabel 2.3
Skala Perbandingan Berkala................................................................... 32
Tabel 2.4
Nilai Random Indeks.............................................................................. 38
Tabel 2.5
Metrik Model SCOR............................................................................... 41
Tabel 2.6
Sistem Monitoring Indikator Performansi............................................... 46
Tabel 3.1
Parameter-parameter fleksibilitas supply chain yang sesuai dengan
kondisi supply chain di PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK........ 53
Tabel 4.1
Dimensi dan parameter/sub dimensi Supply Chain........ ....................... 70
Tabel 4.2
Dimensi dan parameter/sub dimensi Supply Chain
PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK ...................... ....................... 73
Tabel 4.3
Hasil uji validitas kuesioner penilaian karyawan ........... ....................... 83
Tabel 4.4
Nilai gap kebutuhan dan kemampuan fleksibilitas ......... ....................... 85
Tabel 4.5
Bobot dimensi utama dan sub dimensi ........................... ....................... 88
Tabel 4.6
Nilai gap terbobot dan prioritas perbaikan ..................... ....................... 94
Tabel 4.7
Hasil analisa total nilai gap terbobot dan tingkat fleksibilitas
Supply Chain………………………………………………................. 109
v
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Gambaran Umum Perusahaan......................................
LAMPIRAN B .......................................................................................
B 1. Kuesioner Kebutuhan dan Kemampuan Fleksibilitas
Supply Chain ...................................................................
B 2. Kuesioner Pembobotan Fleksibilitas Supply Chain ........
LAMPIRAN C ......................................................................................
C 1. Rekapitulasi Kuesioner Kebutuhan dan Kemampuan
Fleksibilitas Supply Chain ...............................................
C 2. Rekapitulasi Kuesioner Pembobotan Fleksibilitas
Supply Chain....................................................................
LAMPIRAN D ......................................................................................
D 1. Output SPSS Tingkat Kebutuhan dan Kemampuan ........
D 2. Perhitungan Manual dan Output AHP .............................
LAMPIRAN E
r
Product Moment .....................................................
viii
ABSTRAKSI
Hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan tidak hanya pada pencapaian
profit yang sebesar – besarnya namun kepuasan yang tinggi pada kepuasan
customer berdasarkan kualitas dan mutu suatu produk. Karakteristik utama yang
perlu dimiliki oleh suatu Supply Chain adalah fleksibilitas atau efisiensi. Efisiensi
menitik beratkan pada cost yang rendah dan utilitas yang tinggi (lowest possible
cost). Fleksibel adalah kemampuan mengakomodasi fluktuasi yang terjadi pada
chanel-chanel Supply Chain yaitu supplier, distributor, dan customer.
PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK adalah suatu perusahaan anak
cabang dari PT. PETROKIMIA GRESIK, yang bergerak dibidang industri
pestisida dan bahan kimia pertanian. PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK
tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk suatu rantai hubungan (pengadaan)
elemen-elemen mulai dari supplier PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK.
Elemen selanjutnya adalah intern PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK secara
keseluruhan, mulai dari proses pembuatan, pengepakan, dan perencanaan proses
produksi. Elemen lainnya adalah customer dan pemasarannya, yang selanjutnya
rantai hubungan tersebut dikenal dengan Supply Chain.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah untuk
mengukur dan menganalisa tingkat fleksibilitas Supply Chain di PT.
PETROKIMIA KAYAKU GRESIK dalam menghadapi fluktuasi permintaan
produksi yang terjadi.
Dari hasil penelitian didapatkan prioritas yang masih harus dilakukan
perbaikan berdasarkan gap terbobotnya yaitu Pengumpulan supplier - supplier
(Supplier system) 0,242, Menghasilkan beragam produk yang berbeda
(Production system) 0,23, Menghasilkan desain yang berkualitas dengan cepat
(Product Design) 0,176, Pengiriman informasi permintaan dengan mudah
(Delivery system) 0,048. Sedangkan untuk tingkat fleksibilitas supply chain di PT.
PETROKIMIA KAYAKU GRESIK pada dimensi utama secara berurutan
Delivery System 93,63%, Product Design 93,31%, Production System 89,66%,
Supplier System 87,46%
Kata kunci : Fleksibilitas Supply Chain, Profit, Lowest Possible Cost, Supplier,
Distribution, Customer, Delivery System, Production System,
Product Design, Supplier System.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini konsep tentang Supply Chain telah banyak dibicarakan
oleh pakar-pakar manajerial perusahaan, hal ini dimulai dengan adanya suatu
kesadaran bahwa Supply Chain (rantai penyediaan) merupakan suatu bagian
yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk bisa bersaing dengan para
pesaing-pesaingnya, suatu perusahaan harus mempunyai profit dan selalu
menjaga kepuasan konsumennya, Supply Chain itu sendiri didukung oleh
faktor Internal dan faktor Eksternal.
PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK, yaitu suatu perusahaan
anak cabang dari PT. PETROKIMIA GRESIK, yang bergerak dibidang
industri pestisida dan bahan kimia pertanian, selama ini perusahaan
memproduksi dengan cara continues proces. Perusahaan PT. PETROKIMIA
KAYAKU GRESIK belum pernah melakukan pengukuran terhadap
fleksibilitas supply chain perusahaan, saat ini tingkat fleksibilitas supply
chain perusahaan masih belum diketahui.
Adanya permintaan yang fluktuatif dari konsumen ditambah dengan
banyaknya bahan baku yang diperlukan, membuat dibutuhkannya fleksibilitas
perusahaan yang tinggi. Selama ini perusahaan belum mempunyai sistem
pengukuran fleksibilitas yang jelas, pengukuran fleksibilitas hanya diukur
secara fungsional dan hanya dari dimensi output saja. Pengukuran fleksibilitas
hanya difokuskan pada fleksibilitas manufaktur saja sedangkan untuk
pengukuran fleksibilitas Supply Chain kurang diperhatikan.
Untuk mengatasi permasalahn tersebut, perlu adanya suatu penelitian
untuk mengidentifikasikan masing-masing dimensi fleksibilitas dari PT.
PETROKIMIA KAYAKU GRESIK dengan menggunakan sistem pengukuran
Fleksibilitas Supply Chain. Kemudian dari masing-masing dimensi dicari
suatu pemecahan yang didapatkan prioritas utama dalam pengukuran
fleksibilitas dengan menggunakan model Supply Chain, dengan pembobotan
masing-masing dimensi menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP).
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan pada PT.
PETROKIMIA KAYAKU GRESIK tentang pengukuran dan analisis
fleksibilitas supply chain pada perusahaan dengan sistem produksi berbasis
make to stock sehingga dapat membantu perusahaan mengetahui supply chain
yang dimilikinya sejauh mana mampu mengakomodasi fluktuatif yang terjadi.
1.2. Perumusan Masalah
Fokus permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian kali ini
adalah :
“ Berapa tingkat Fleksibilitas Suppy Chain di PT. PETROKIMIA KAYAKU
GRESIK dan parameter apa saja yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki ”
1.3. Batasan Masalah
Karena luasnya masalah yang akan dibahas yaitu meliputi rantai
pengadaan dari hulu hingga kehilir maka pembahasan harus dibatasi yaitu
sebagai berikut :
1. Pengambilan data dilakukan di PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK,
pada produk dengan jenis SATURN D 6 GR
2. Penelitian dilakukan pada Delivery System, Production system, Product
Design, Supplier System.
3. Penelitian dilakukan pada Intern perusahaan dan tidak melibatkan
konsumen.
4. Tidak dilakukan analisa biaya.
1.4. Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Biaya tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.
2. Bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan tersedia setiap saat dari
supplier dengan kualitas yang dikehendaki oleh perusahaan.
3. Penyebaran kuisioner dilakukan hanya pada staf setiap departemen yang
mengerti tentang Supply Chain sebagai objek penelitian ini.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah :
1. Mengidentifikasi nilai gap terbobot yang masih harus diperbaiki dalam
pengukuran kinerja berdasarkan fleksibilitas supply chain
2. Mengukur tingkat fleksibilitas supply chain berbasis make to stock..
1.6. Manfaat penelitian
Dari latar belakang yang telah dibahas diatas maka dalam
penelitian ini mempunyai manfaat yaitu :
1.
Perusahaan dapat mengetahui apakah Supply Chain yang dimilikinya
cukup fleksibel atau belum.
2.
Perusahaan mengetahui apabila Supply Chain yang dihadapinya kurang
Fleksibel
maka
perusahaan
diharapkan
akan
mampu
untuk
meningkatkan tingkat fleksibilitas Supply Chain yang dimilikinya.
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan metode Supply Chain pada suatu
perusahaan.
4. Menjadi bahan Reverensi bagi mahasiswa yang ingin meneliti
menggunakan metode dan ilmu yang sama.
1.7. Sistematika Penulisan
Pemahaman atas materi – materi yang dibahas dalam tugas akhir ini,
maka berikut ini akan penulis uraikan secara garis besar isi dari masing-masing
bab sebagai berikut :
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian baik bagi perusahaan maupun
bagi penulis, batasan masalah dan sistematika penulisan tugas
akhir.
BAB II
: Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan tentang fleksibilitas supply chain yang
merupakan integrasi dari keempat dimensi dalam menganalisis dan
menyelesaikan masalah. Pembobotan masing-masing parameter
menggunakan metode AHP.
BAB III
: Metode Penelitian
Bab ini berisikan gambaran metodologi penelitian atau langkahlangkah yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis
serta menyelesaikan masalah.
BAB IV
: Hasil Dan Pembahasan
Bab ini berisikan data mengenai perusahaan dan data-data yang
dibutuhkan dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah,
pengolahan data, melakukan analisis serta evaluasi terhadap hasil
pengolahan data lalu diolah untuk menyelesaikan masalah sesuai
dengan metodologi dan landasan teori yang dipakai.
BAB V
: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pengolahan dan analisis
data serta saran-saran yang diberikan untuk penyelesaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Fleksibilitas Manufaktur
Pengertian Fleksibilitas pada Fleksibilitas manufaktur disini adalah
kemampuan untuk memproses bermacam-macam benda dengan bentuk yamg
berbeda-beda dan pada Sistem kerja yang berbeda-beda pula, sedangkan make to
stock itu sendiri adalah produksi yang dilakukan atas dasar ramalan untuk
memenuhi target stock. Fleksibilitas juga berarti kemampuan untuk mengubah
bentuk benda produksi sesuai dengan
permintaan yang datang (Sumber :
Groover, P. Mikell (2001)), Sedangkan menurut Zhang ( 2003 ) Fleksibilitas
didefinisikan sebagai kemampuan Organisasi untuk memenuhi setiap peningkatan
Varietas dari ekspektasi yang dipunyai oleh konsumennya tanpa menimbulkan
pengurangan pada cost, waktu, dan perubahan pada organisasi, sedangkan
fleksibilitas manufaktur ia definisikan sebagai kemampuan dari organisasi untuk
memanage sumberdaya produksi dan ketidak pastian yang ada untuk menemukan
berbagai permintaan dari konsumennya, fleksibilitas manufaktur sering kali
diidentikkan dengan system fleksibel mesin (fleksible machine system ).
Sumber : Zhang, Q., Von Derembse, M. A., Lim, J. (2003)
Menurut Groover (2000) sebuah system manufacturing baru dapat
dikatakan Fleksibel jika :
8
1.
Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasikan dan memisahkan proses
produksi yang mempunyai ciri yang berbeda ataupun benda yang berbeda
berdasarkan system.
2.
Mampu dengan cepat mengubah instruksi operasi.
3.
Mampu dengan cepat mengubah dari physical set up.
Sebenarnya Fleksibilitas dapat diterapkan baik itu pada system manual
maupun pada system otomatis. Pada system manual, karena sebagian besar
operasi dikerjakan oleh tenaga kerja manusia maka pekerjaan nyalah yang
memungkinkan untuk difleksibilitaskan.
Agar
bisa
dikualifikasikan
sebagai
fleksibel,
sebuah
system
manufaktur harus memenuhi beberapa kriteria. Berikut ini akan disebutkan
beberapa tes yang dapat digunakan untuk menguji suatu Fleksibilitas dari
sebuah system manufacturing otomat
1.
Part Variety Test
Pada tes ini akan dilakukan pengujian apakah system manufaktur dapat
memproses part dengan style yang berbeda-beda yang tidak berada pada
sekumpulan model.
Tipe fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Machine Fleksibility,
Production Fleksibility.
2.
Schedule Change Test
Pada tes ini akan dilakukan pengujian apakah system manufaktur siap
menerima perubahan pada jadwal produksi dan merubah kuantitas benda
atau produksi.
9
Tipe Fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Mix Fleksibilitas,
Volume Fleksibilitas, Expansion.
3. Error Recovery Test.
Pada test ini akan dilakukan pengujian apakah system manufaktur mampu
merecover peralatan-peralatan yang tidak berfungsi dengan baik dan
membreak down nya, sehingga produksi secara umum tidak terganggu.
Tipe fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Routing Fleksibilitas.
4. New Part Test
Pada test ini akan dilakukan pengujian apakah system manufaktur dapat
mengidentifikasikan produk yang mempunyai desain yang baru yang
belum ada sebelumnya kedalam produk yang telah ada dilantai produksi
dengan baik, tipe fleksibilitas yang telah ada di lantai dengan baik, Tipe
fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Produck Fleksibilitas.
Terhadap beberapa tipe fleksibilitas manufacturing, suarez et al
(1996) dan Beamon (1999) membagi menjadi Aframe work yaitu : Mix
Fleksibilitas, di bawah ini akan disebutkan beberapa tipe fleksibilitas, dan
definisi dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sumber : Groover, P. Mikell (2001)
10
2.2 Tipe Fleksibilitas Manufakturing
Tabel 2.1 Tipe Fleksibilitas Manufakturing
Tipe Fleksibilitas
Fleksibilitas Mesin
Definisi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kemampuan
untuk Waktu Set up atau waktu untuk
menyesuaikan
dengan change
over
kemampuan
dalam
mesin (Stasiun kerja)pada banyak bidang yang dimiliki oleh para
system
dengan
operasi pekerja.
produksi,dalam
jumlah
besar,semakin besar range
operasi dan bentuk benda,
maka
semakin
besar
fleksibilitas mesin.
Fleksibilitas Produksi
Range / keseluruhan dari Fleksibilitas mesin dari individual
bentuk
part
yang
bisa system kerja range dari fleksibilitas
diproduksi pada system
mesin dari keseluruhan system kerja
yang ada pada system.
Fleksibilitas
Kemampuan
Campuran
mengubah
untuk Kesamaan bagi pada pencampuran
campuran Relative Work yang didalam nya
produk dimana pada saat mengandung waktu yang digunakan
yang
sehingga untuk memproduksi.
sama
menangani kualitas produk
secara
keseluruhan,
sehingga produk part yang
sama hanya berbeda pada
proporsinya saja.
11
Fleksibilitas Routing
Kapasitas
untuk Kesamaan pada part yang di mix
memproduksi
part
pada kesamaan
pada
Stasiun
kerja
antrian Stasiun kerja alat Duplikasi pada stasiun kerja, Cross
pada
saat
melakukan training pada manual tenaga kerja.
respon terhadap pembreak
downan
peralatan,
kerusakan pada mesin, dan
interupsi-interupsi lainnya
pada
individual
stasiun
kerja .
Fleksibilitas Volume
untuk Peralatan
Kemampuan
mengakomodasikan
performasi
yang
umum,
produksi
tingkat
dari
manual
produksi part yang tinggi tenaga kerja, sejumlah investasi pada
dan merendahkan kuantitas peralatan produksi.
total
pada
produksi,
memberikan invers tatap
pada system.
Fleksibilitas Biaya
Kemampuan dari system Biaya
yang
bisa
penambahan
Stasiun
kerja
ekspansikan Kemampuan dimana lay out bisa
untuk menambah kuantitas diperluas, tipe dari system perpindhan
total produksi.
tambahan
yang
kemampuan
tambahan
dilatih.
Sumber : Pujawan,I Nyoman (2002)
untuk
pada
tenaga
digunakan,
melakukan
kerjayang
12
Berikut ini akan digambarkan 3 level dari Fleksibilitas
Fleksibilitas
Manufacturing
system
Fleksibilitas
Manufacturing
Cell
Single
Machine
Gambar 2.1 Tiga Level Fleksibilitas
Sumber : Groover, P. Mikell (2000)
Gambar 3 kategori dari Fleksibilitas sel dan system menggambarkan hubungan
antara fleksibilitas menufakturing dengan customer satisfaction sebagai berikut :
Fleksibilitas
Manufakturing
Fleksibilitas
Manufakturing
Machine Fleksibility
Labor Fleksibility
Material Handling Fleksibility
Routing Fleksibility
Capability
H1a
Volume Fleksibility
H1b
Mix Fleksibility
H2a
Costumer
satisfaction
H2b
Gambar 2.2 Hubungan Antara Fleksibilitas Manufakturing
dengan Customer Satisfaction
Sumber : Groover, P. Mikell (2001)
13
Keterangan :
H1a :
Hipotesis Ia , Fleksibilitas manufacturing Competence mempunyai
dampak
positif secara signifikan terhadap volume fleksibility.
H1b : Hipotesis 1b fleksibilitas manufacturing Competence mempunyai dampak
positif secara signifikan terhadap mix fleksibility.
H2a : Hipotesis 2a, Volume fleksibility mempunyai dampak positif terhadap
costumer satisfaction.
H2b : Hipotesis 2b mix fleksibilitas mempunyai dampak positif tehadap
costumer satisfaction.
Keuntungan dari fleksibilitas mesin :
a. Menambah Utilisasi mesin
b. Berkurangnya mesin yang membutuhkan perbaikan.
c. Mengurangi kebutuhan Faktory floor space.
d. Lebih mudah untuk melakukan perubahan,
e. Mengurangi kebutuhan inventory
f. Mengurangi lead time manufacturing.
g. Mengurangi kebutuhan tenaga kerja langsung dan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja.
h. Kesempatan untuk melakukan Unattended production.
14
2.3. Fleksibilitas Supply Chain.
Supply
Manufacturing
Distribution
Customer
Gambar 2.3 rangkaian Supply Chain
Sumber : Beamon, B. M. (1999)
Keterangan :
Suppliers
Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan
pertama, di mana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama
ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan
dagangan, subassemblies, suku cadang, dan sebagainya. Sumber pertama ini
dinamakan suppliers. Dalam artinya yang murni, ini termasuk juga
suppliers’suppliers atau sub-suppliers. Jumlah suppliers bisa banyak atau
sedikit, tetapi suppliers’suppliers biasanya berjumlah banyak sekali. Inilah
mata rantai pertama.
15
Manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan ranatai kedua, yaitu manufacture.
Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk
melakukan penghematan. Misalnya, inventories bahan baku, bahan setengah
jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufavturer,dan tempat
transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang penghematan
sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh inventory carrying cost di
mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep suppliers partnering misalnya,
penghematan ini dapat diperoleh.
Distribution
Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus
disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk
menyalurkan barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan
ini biasanya ditempuh oleh sebagaian besar supply chain. Barang dari pabrik
melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau
pedagang besar dalam jumlah besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar
menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepad retailers atau pengecer.
Customer
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya
langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut.
Yang termasuk outlets adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan,
toko koperasi, mal, club stores, dan sebagainya, pokoknya dimana pembeli
akhir melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini
16
merupakan mata rantai yang terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai
lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet tadi) ke real customers
atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata
rantai supply baru betul-betul berhanti setelah barang yang bersangkutan tiba
di pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa yang
dimaksud.
Rantai penyediaan (Supply Chain) terdiri dari berbagai aspek yang
secara langsung maupun tak langsung dapat memenuhi permintaan dari
pelanggan, Supply Chain tidak terdiri dari manufaktur dan supplier tetapi
juga termasuk di dalamnya transportasi, informasi, warehouse, retailer dan
pelanggan itu sendiri.
Fleksibilitas di titik beratkan pada kemampuan mengalokasikan
fluktuasi yang terjadi pada komponen-komponen dari Supply Chain yaitu :
supplier, distributor dan konsumen.
Pengukuran fleksibiltas Supply Chain ini sangat diperlukan untuk
mengetahui seberapa fleksibel suatu Supply Chain terhadap perubahanperubahan dan fluktuasi-fluktuasi yang mungkin akan dihadapi.
Menurut Beamon (1999) Supply Chain adalah sebuah proses yang
terintegrasi dimana didalamnya bahan baku dikenai proses manufaktur untuk
dijadikan produk akhir, kemudian dikirimkan kepada konsumen (baik itu
melalui distribusi, retail, ataupun keduanya).
17
Dari pemahaman inilah berkembang sebuah ide untuk menganalisa
tentang Supply Chain lebih jauh termasuk dalam hal ini melakukan
pengukuran terhadap Fleksibilitas Supply Chain tersebut.
Penyelesaian tentang Fleksibilitas dalam sistem Manufakturing diatas
sangat berhubungan dengan Fleksibilitas yang ada pada Supply Chain hal ini
dikarenakan fleksibilitas manufakturing mempunyai peranan yang sangat
penting dalam internal perusahaan sedangkan Supply Chain sendiri juga
berpengaruh pada internal perusahaan, sehingga pengaruh Fleksibilitas
Manufakturing terhadap Fleksibilitas dalam Supply Chain sangat luas
dibandingkan dengan Fleksibilitas dalam Internal perusahaan, hal ini tidak
lain disebabkan oleh luasnya jaringan dalam Supply Chain itu sendiri.
Fleksibilitas Supply Chain dapat digunakan untuk menganalisa terhadap
kemampuan system secara keseluruhan untuk menghandel fluktuatif yang
bisa terjadi pada volume dan jadwal dari supplier, pabrik dan konsumen yang
merupakan rangkaian dari pada Supply Chain itu sendiri.
Fleksibilitas Supply Chain sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan Supply Chain itu sendiri, terlebih lagi pada perusahaan yang
mempunyai kondisi ketidak pastian yang sangat tinggi.
Fleksibilitas merupakan tanggung jawab setiap elemen yang berada
dalam
Supply Chain, baik itu internal perusahaan, yakni departemen-
departemen yang ada dalam perusahaan maupun eksternal perusahaan mulai
dari supplier, distributor, retailer termasuk disini pihak yang membantu
dalam penyediaan informasi.
18
Komponen – komponen dari fleksibilitas yang mempengaruhi pada
aktivitas dalam Supply Chain, termasuk di dalamnya fleksibilitas untuk
memperoleh informasi mengenai permintaan dan selanjutnya digunakan
sebagai pertukaran informasi antar organisasi yang ada dalam Supply Chain
tersebut. Sumber : Beamon, B. M. (1999)
Menurut Garavelli (2003) fleksibilitas dalam
suatu Supply Chain
sangat kompleks dan terdiri dari multi dimensi konsep dan sangat sulit untuk
diringkas. Namun satu hal yang perlu ditekankan pada fleksibilitas dalam
suatu Supply Chain
haruslah mempunyai kemampuan untuk merespon
perubahan yang terjadi baik itu
perubahan yang datang dari dalam
perusahaan sebaik dengan perubahan yang datang dari luar perusahaan.
Menurut Duklos et al (2001) enam komponen fleksibilitas Supply
Chain telah diidentifikasikan berdasarkan fleksibilitas manufacturing yang
telah dibahas sebelumnya, yaitu :
1. Production System Fleksibility
Kemampuan untuk menyusun modal dan operasi-operasi untuk melakukan
respon dari kecenderungan yang dimiliki oleh konsumen (perubahan
produk, volume) pada setiap titik dalam Supply Chain.
2. Market Fleksibility
Kemampuan untuk dapat melakukan produksi sesuai pesanan dan mampu
membangun hubungan dekat dengan konsumen dan melibatkan mereka (
konsumen) dalam design dan melakukan modifikasi produksi baru
maupun produksi yang telah ada.
19
3. Logistik Fleksibility
Kemampuan melakukan perubahan dalam penerimaan dan delivery
produksi baik dari pihak supplier maupun konsumen dengan pengeluaran
biaya yang seefektif mungkin ( perubahan lokasi konsumen, globalisasi
dan penundaan).
4. Supply Fleksibility
Kemampuan untuk mengatasi perubahan permintaan supply, seiring
dengan permintaan dari konsumen.
5. Organizazional Fleksibility
Kemampuan untuk menggalang tenaga kerja ahli untuk kebutuhan Supply
Chain dalam menentukan permintaan dari konsumen.
6. Information Fleksibility
Kemampuan untuk menyusun struktur system informasi sesuai dengan
dinamika perubahan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam
rangka untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
Penggambaran Fleksibilitas suatu Supply Chain pada dasarnya
haruslah meliputi secara keseluruhan dari pada sistem yang ada dalam Supply
Chain itu sendiri, yaitu dimulai dari Supplier sampai dengan konsumen,
dimensi-dimensi fleksibilitas yang ada dalam suatu Supply Chain haruslah
mampu mencerminkan seluruh elemen tersebut.
Kemudian model dan karakteristik tersebut dikembangkan oleh
Swafort yang menyatakan bahwa dimensi-dimensi fleksibilitas yang lebih
20
umum namun mencakup keseluruhan elemen dalam Supply Chain, dimensidimensi itu adalah: Sourcing, produck, development, production, delivery.
Sourcing adalah penilaian yang diberikan pada kemampuan yang di
miliki dalam hal pengadaan bahan baku dan berkaitan dengan supplier
system. Product
development merupakan penilaian yang diberikan atas
kemampuan yang dimiliki untuk membuat variasi produk dan melakukan
perencanaan terhadap adanya produk baru yang disebut juga sebagai produk
design. Production adalah penilaian yang diberikan atas kemampuan dari
dalam perusahaan, yang pada bagian terdahulu lebih dikenal sebagai
Fleksibilitas Manufakturing lebih tepatnya dikenal dengan production system.
Delivery merupakan penilaian yang diberikan atas kemampuan untuk hal
yang berhubungan langsung dengan konsumen untuk delivery system.
Penjelasan yang lebih lanjut dan untuk memudahkan melakukan
penilaian (assessment) terhadap fleksibilitas yang telah disebutkan diatas
diuraikan menjadi parameter-parameter yang lebih spesifik, seperti dapat
dilihat pada tabel 2.3 yang secara umum dapat dipakai untuk melakukan
penilaian terhadap target Fleksibilitas Supply Chain
Sumber : Duklos et al (2001)
21
Tabel 2.2 Parameter Fleksibilitas Supply Chain
SUPPLIER SYSTEM
Backup supplier
(berkaitan dengan banyaknya jumlah supplier yang dimiliki oleh PT. PETROKIMIA
KAYAKU GRESIK. selain supplier utama)
Delivery various lots
(berkaitan dengan jumlah barang yang dapat dikirim oleh pihak supplier dalam rangka
memenuhi permintaan yang datang dari konsumen)
Delivery urgent request
(kemampuan dipunyai oleh supplier untuk memenuhi permintaan dari pihak perusahaan
diluar permintaan reguler)
Use multi modal transporatation system
(berkaitan dengan alat transportasi yang digunakan oleh pihak supplier untuk melakukan
pengiriman pesanan yang datang diperusahaan, dilihat dari segi jenis dan juga dari segi
sistem yakni sistem pengelolaan yang digunakan)
Easy to run supplier scheduling system
(berkaitan dengan hubungan kerjasama antara perusahaan dengan suppliernya)
Supplier lead time
(berkaitan dengan jangka waktu yang dijanjikan oleh pihak supplier antara permintaan
yang diberikan sampai dengan barang diterima oleh pihak perusahaan)
22
PRODUCT DESIGN
Produce various different design
(kemampuan yang dipunyai untuk memproduksi jenis produk dalam jumlah banyak
dalam sekali proyek perancangan produk baru)
Test materials quickly
(berhubungan dengan kemampuan yang dipunyai yang dapat mendukung perancangan
desain produk baru, terutama dalam hal material)
Confirm ability of supplier to supply materials needed to support new product
(kemampuan yang berkaitan dengan pengadaan material yang dibutuhkan untuk desain
produk baru yang dilakukan, apabila produk yang dibuat memerlukan material yang lain
dibandingkan dengan yang selama ini digunakan, maka akan diperlukan adanya
pengadaan material, baik itu melalui supplier yang sudah ada maupun melalui cara
pencarian supplier baru)
Autonomy in deciding the design to choose
(berkaitan dengan prosedur yang harus dilakukan untuk memutuskan design produk
baru yang akan diluncurkan)
23
PRODUCTION SYSTEM
Produce various different products
(berhubungan dengan kemampuan untuk memproduksi produk dalam banyak jenis)
Produce various different routing
(berkaitan dengan kemampuan memproduksi
dengan routing (urutan proses) yang
berbeda)
Produce flexible quantity
(berkaitan dengan jumlah minimum dan maksimum produk yang dapat diproduksi
tanpa menambah biaya mesin produksi yang ada)
Produce or revise production plans/schedule quickly
(berhubungan dengan perencanaan dan penjadwalan mengenai semua informasi
permintaan pengiriman yang masuk dari konsumen)
Fix broken machine quickly
(berhubungan dengan kemampuan yang dipunyai untuk memperbaiki kerusakan mesin
yang terjadi sehingga proses produksi tidak terganggu)
Capacity utilization
(berkaitan dengan pemakaian kapasitas produksi yang ada pada perusahaan untuk
melakukan produksi pada saat ini)
24
DELIVERY SYSTEM
Deliver flexible quantity
(pemenuhan kebutuhan atau permintaan dalam hal jumlah produk yang mampu dikirim)
Satisfy urgent delivery request
(pemenuhan permintaan dari konsumen akan produk yang dihasilkan dalam hal waktu)
Use multi modal delivery request
(berhubungan dengan alat transformasi yang digunakan oleh perusahaan untuk
melakukan pengiriman pesanan yang datang dari konsumennya, dilihat dari segi jenis
dan juga dari segi sistem yakni sistem pengelolaan yang digunakan)
Tranmit delivery request/information easily and quickly
(berkenaan dengan sistem yang ada diperusahaan dalam hal penerimaan dan
pengelolaan informasi mengenai permintaan pengiriman dari konsumen)
Satisfy one request more than one warehouse/distributor
(berhubungan dengan pemenuhan permintaan yang datang dari lebih daripada 1
warehaous/distributor)
Produce or revise delivery plans/schedule quickly
(berhubungan dengan perencanaan dan penjadwalan mengenai semua informasi
permintaan pengiriman yang masuk dari konsumen)
Sumber : Pujawan,I Nyoman (2002)
Dari pemahaman inilah berkembang sebuah ide untuk menganalisa
tentang Supply Chain lebih jauh termasuk dalam hal ini melakukan pengukuran
terhadap Fleksibilitas Supply Chain tersebut.
Tingkat fleksibilitas untuk tiap Supply Chain belum tentu sama hal ini
disebabkan pengaruh oleh tingkat ketidak pastian demand yang dialami tiap
supply chain, semakin tinggi tingkat ketidakpastian, maka Supply Chain harus
semakin Fleksibel, seperti ditunjukkan oleh gambar 2.4 berikut :
25
Low demand
Somewhat
Somewhat
high demand
Uncertainty
demand
demand
uncertainty
certainty
1
uncertainty
2
3
4
Semakin Fleksibel
Gambar 2.4 Tingkat fleksibilitas Supply Chain
Sumber : Pujawan, I Nyoman (2002)
Keterangan :
1.
Low demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
rendah dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.
2.
Somewhat demand certainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
sedang dengan tingkat kepastian tinggi.
3.
Somewhat demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
sedang dengan tingkat ketidak pastian tinggi.
26
4.
High demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
tinggi dengan tingkat ketidak pastian yang tinggi pula.
Sumber : Pujawan, I Nyoman (2002)
2.4. Tingkat kebutuhan Fleksibilitas berdasarkan Demand
Perbedaan tingkat fleksibilitas pada Supply Chain berarti terjadi
perbedaan pada parameter-parameter fleksibilitas yang dijadikan acuan, tidak
semua parameter fleksibilitas yang disebutkan atas cocok untuk semua supply
chain itu sendiri, pada suatu supply chain suatu parameter bisa jadi merupakan
suatu faktor yang penting, namun pada model supply chain yang lain faktor
tersebut, dianggap tidak terlalu penting.
Menurut Beamon (1999) keuntungan dari fleksibilitas Supply chain
adalah :
Mereduksi jumlah backorder yang ada.
Mereduksi jumlah lost sates.
Mereduksi jumlah order yang terlambat.
Menambah kepuasan konsumen.
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi variasi demand,
misalkan Faktor musiman.
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya
performasi mesin (machine breakdown).
27
Memudahkan
untuk
merespon
dan
mengakmodasi
berkurangnya
performasi dari supplier.
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya
performasi pengiriman.
Memudahkan untuk merespondan mengakomodasi produk baru, pasar
baru dan pesaing baru.
Sumber : Beamon, B. M. (1999)
2.5. Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain.
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan analisa terhadap
fleksibilitas suatu Supply Chain adalah melakukan penilaian. Mengenai seberapa
fleksibel suatu Supply Chain untuk memenuhi
kebutuhan pasar, mengingat
kebutuhan pasar yang ada sangat bersifat fluktuatif, parameter fleksibilitas Supply
Chain lah yang digunakan ketika melakukan penilaian ini dengan sebelumnya
menyesuaikan parameter-parameter mana yang sesuai dengan kondisi perusahaan
yang sedang diukur fleksibilitas Supply Chain yang dimilikinya menurut pujiwan
(2002) yang dikutip oleh eunile (2002).
2.6. Uji Instrumen
Dalam pengolahan data terlebih dahulu dilakukan pengujian data agar
mengetahui apakah data sudah cukup valid. Pengujian data yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
28
1. Uji validitas
Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang
isi sebenarnya yang diukur. Atau bisa dikatakan bahwa uji validitas dilakukan
untuk mengetahui sejau mana alat pengukur (kuisioner) mengukur apa yang
diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan
mengkolerasikan antara semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor
total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan sigifikan, maka
dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.
Sedangkan validitas yang dilakukan dimaksudkan untuk memastikan
bahwa masing-masing pertanyaan akan terklarifikasi pada variabel-variebel
yang telah ditentukan (Construct Validity).
Rumus Validitas :
r
NX
N XY XY
2
X 2 NY 2 Y 2
Keterangan :
X = skor variabel
Y = skor total tiap responden
N = jumlah responden
r = besarnya korelasi
Adapun dasar pengambilan keputusan :
1. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel terebut
valid.
29
2. Jika r hasil tidak positif serta r hasil < r tabel, maka butir atau variabel
tersebut tidak valid.
(Santoso, 2001 : 277)
2. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut
konsisten dalam memberikan penilaian atas dasar apa yang di ukur. Jika hasil
penilaian yang diberikan instrumen tersebut konsisten memberikan jaminan
bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas dapat dilihat dari nilai
Cronsbach’s alpha () yaitu teknik pengujian reliabilitas suatu kuisioner yang
jawabannya atau tanggapannya berupa pilihan. Cronbach’s alpha diperoleh
melalui rumus sebagai berikut :
2
k 1 j
r
2
k 1 x
Keterangan :
r
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan
2j = jumlah variasi butir
2k = variasi total
Besarnya reliabilitas yang paling baik adalah 1 dan yang paling jelek
adalah 0. Semakin besar nilai yang diperoleh, maka semakin besar reliable
30
atribut tersebut. Apabila perhitungan tidak reliable, maka perlu ditinjau pada
penyusunan kuesionernya.
Instrumen variabel ditanyakan reliabel apabila memiliki Cronbach
alpha lebih besar dari 0,60. (Ronny.K 2003 :158)
2.7. Perhitungan Gap
Penilaian Fleksibilitas suatu Supply Chain berdasarkan perhitungan
yang merupakan perbedaan antara penilaian tergadap pasangan pernyataan untuk
requirement (kebutuhan) dan kapasitas untuk tiap parameter Fleksibilitas untuk
perhitungan ini perlu adanya suatu skala yang digunakan untuk menunjukkan
kedua kondisi tersebut, skala yang digunakan untuk menunjukkan kedua kondisi
tersebut skala yang digunakan untuk menunjukkan kedua kondisi tersebut yang
digunakan disini adalah skala serqual yaitu skala 1 s.d 5.
Definisi dari setiap skala untuk requirement adalah:
1.
Elemen dan fleksibilitas tidak relevan untuk supply chain tersebut dan tidak
perlu dipertimbangkan.
2.
Elemen dan fleksibilitas memiliki tergantung kepentingan yang rendah.
3.
Elemen dan fleksibilitas memiliki tingkat kepentingan yang sedang.
4.
Elemen dan fleksibilitas memiliki tingkat kepentingan yang tinggi.
5.
Elemen dan fleksibilitas memiliki tingkat kepentingan yang sangat tinggi.
31
Definisi dari setiap skala untuk kapabilitas adalah :
1.
Supply Chain tidak fleksibel untuk elemen fleksibilitas yang bersangkutan.
2.
Supply Chain sangat memiliki fleksibel yang rendah untuk elemen
fleksibilitas yang bersangkutan.
3.
Supply Chain memiliki fleksibilitas yang sedang untuk elemen fleksibilitas
yang bersangkutan.
4.
Supply Chain memiliki Fleksibilitas yang tinggi untuk elemen fleksibilitas
yang bersangkutan.
5.
Supply Chain memiliki
Fleksibilitas yang sangat tinggi untuk elemen
fleksibilitas yang bersangkutan.
Perhitungan Gap atau skor fleksibilitas untuk setiap pasangan
pertanyaan dihitung sebagai berikut :
Fleksibilitas
=
Requirement Score – Capability Score
Jika hasil penguranagn positif, mka menunjukkan bahwa perlu
untuk dilakukan perbaikan terhadap elemen fleksibilitas yang bersangkutan,
sedangkan bila hasil pengurangannya negatif menunjukkan sebaliknya.
2.8. Analitic Hierarchy Process
Pengertian AHP adalah merupakan model pengambilan keputusan
yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty yang merupakan suatu model yang
komperhensif dan memeperhitungkan hal-hal yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif sekaligus.
32
Model AHP menggunakan persepsi manusia yang dianggap sebagai
input utamanya. AHP menggunakan model hierarkis yang terdiri dari satu tujuan
(goal), kriteria (atau beberapa sub criteria) dan alternatif untuk setiap masalah
keputusan dalam menentukan penelitian
diantara alternatif
digunakan skala
tertentu agar dapat dihasilkan bobot dari masing-masing alternatif keputusan,
skala yang dipakai dalam perbandingan berpasangan terdiri dari 9 angka yaitu :
Tabel 2.3 Skala Perbandingan Berkala
Intensitas kepentingan
Keterangan
1.
Kedua elemen sama
pentingnya
Penjelasan
Dua elemen mempunyai
pengaruh yang sama
besar terhadap tujuan.
3.
Elemen yang satu sedikit
Penganlaman dan
lebih penting dari elemen
penilaian sedikit
yang lain
menyokong suatu elemen
dibandingkan elemen
yang lain.
5.
Elemen yang satu lebih
Pengalaman dan
penting dari elemen yang
penilaian sangat
lain
mendukung satu elemen
dibandingkan dengan
elemen yang lain.
7.
9.
S
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat ALLAH SWT atas taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulis mampu untuk dapat menyelesaikan penelitian
skripsi ini dengan baik dan lancar sampai tersusunnya laporan skripsi ini dengan
judul “Analisis dan pengukuran fleksibilitas supply chain berbasis make to stock
di. PT.PETROKIMIA KAYAKU GRESIK”.
Penelitian skripsi ini dilaksanakan pada Desember 2009-Juni 2010, guna
menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa serta menunjang teori yang
didapat selama masih kuliah juga sebagai bahan refrensi di perpustakaan UPN
”Veteran” Jatim.
Semua ini tidak dapat terlaksana atau tercapai tanpa adanya bantuan dari
semua pihak ataupun instansi yang berhubungan dengan laporan ini oleh karena
itu tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya laporan tugas akhir ini. Penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN
“Veteran” Jatim.
2. Bapak Ir. M.T Safirin, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri UPN
“Veteran” Jatim.
3. Ibu Ir. Hj. Rr, Rochmoeljati, MMT selaku Dosen Pembimbing I Skripsi.
4. Bapak Ir. Irwan Soejanto, MT, selaku Dosen Pembimbing II Skripsi
5. Bapak Drs. Pailan, MPd, selaku Dosen Penguji I Seminar Proposal.
6. Bapak Ir. Rusindiyanto, MT, selaku Dosen Penguji II Seminar Proposal.
7. Bapak Ir. Budi Santoso, MMT, selaku Dosen Penguji I Seminar Skripsi.
8. Bapak Ir. Rusindiyanto, MT, selaku Dosen Penguji II Seminar Skripsi.
9. Bapak Joko selaku Kabag. Pemasaran dan seluruh karyawan yang telah
meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan penjelasan data-data yang
diperlukan dan berbagai fasilitas serta kemudahan kepada penulis.
10. Ayah, Ibu, Adikku yang terkasih atas dukungan moral maupun material.
11. Semua teman-teman mahasiswa UPN satu pararel, atas bantuan dan
dukungannya saya ucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan laporan ini
masih jauh dari sempurna mengingat masih terbatasnya kemampuan penyusun
serta pemakaian kata yang kurang tepat dan belum dimengerti, oleh sebab itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dimasamasa yang akan datang dalam penyusunan laporan bisa menjadi lebih baik dan
sempurna.
Akhir kata semoga laporan Tugas Akhir ini berguna bagi semua Amin .
Surabaya,
Juni 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
i
Daftar Tabel
v
Daftar Gambar
vi
Daftar Lampiran
viii
Abstraksi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang..…………………………………………………… 1
1.2 Perumusan Masalah..……………………………………………… 3
1.3
Batasan Masalah..…………………………………………………. 3
1.4
Asumsi..................………………………………………………… 4
1.5
Tujuan Penelitian...………………………………………………… 4
1.6
Manfaat Penelitian…...…………………………………………….. 4
1.7
Sistematika Penulisan…..…………………………………………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Sistem Fleksibilitas Manufaktur.………………….……………...... 7
2.2 Tipe Fleksibilitas Manufakturing ……………….……………….... 10
2.3 Fleksibilitas Supply Chain ………………………............……........ 14
2.4
Tingkat kebutuhan Fleksibilitas berdasarkan Demand.....…………. 26
2.5
Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain.....................….… 27
i
2.6
Uji Instrumen ………….................................................................... 27
2.7
Perhitungan Gap …………...………..……….................................. 30
2.8
Analitic Hierarchy Process ………………………..………….…… 31
2.9
Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model …….……….. 39
2.10 Metode Pengukuran Performansi Supply Chain …………………... 43
2.11 Expert Choice ……………………………………………………... 47
2.12 Skala Serqual..................................................................................... 47
2.13 Penelitian Terdahulu........................................................................... 48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian…...……………………………….. 52
3.2
Identifikasi Definisi Variabel Operasional …..……..………....... 52
3.3
Metode Pengumpulan Data ……….................………………….. 53
3.4.1
Data Primer………………………………………….…..
54
3.4.2
Data Sekunder……………………………………….…..
55
3.4
Metode Analisa Data ……..…………………….…………….....
55
3.5
Metode Pengolahan Data………………………………………...
56
3.5.1 Pengujian Kuisioner............................................................ 56
3.5.1.1 Uji Validitas……………………………….…….. 56
3.5.1.2 Uji Reliabilitas....................................................... 57
3.5.2
Pembobotan Keempat Dimensi dan Parameterparameter Fleksibilitas Supply Chain................................ 57
3.5.3 Perhitungan Gap.................................................................. 58
ii
3.5.4 Pemetaan (Mapping) Parameter-parameter Fleksibilitas.... 58
3.5.5 Kesimpulan Dan Saran……….……………………….… 59
3.6
Langkah-langkah Pemecahan Masalah…………………………
60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Pengumpulan data…………………………………… ..... ........... 69
4.1.1. Penetapan parameter fleksibilitas Supply Chain................. 69
4.1.2. Definisi tiap-tiap parameter yang terpilih……………... ... 75
4.1.3. Data kuesioner kebutuhan dan kemampuan fleksibilitas
Supply Chain………………………………………….. .. . 82
4.1.4. Data kuesioner pembobotan fleksibilitas Supply Chain…. 82
4.2. Pengolahan data…………………………………………………... 82
4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas……………........................... 83
4.2.2. Analisa gap kebutuhan dan kemampuan fleksibilitas
Supply Chain…………………………………………… 86
4.2.3. Analisa bobot parameter fleksibilitas Supply Chain……
87
4.2.4. Pembuatan garfik kebutuhan dan kemampuan
parameter fleksibilitas Supply Chain…….................……..90
4.2.5. Analisa gap terbobot dan prioritas perbaikan……………. 94
4.2.6. Pembuatan grafik terbobot kebutuhan dan kemampuan
parameter fleksibilitas Supply Chain................................. 96
4.2.7. Pembuatan peta (mapping) kuadran fleksibilitas……….....103
4.2.8. Analisa nilai tingkat fleksibilitas……………………......... 110
4.2.9. Pembuatan grafik nilai tingkat fleksibilitas…………….... 112
iii
4.3. Pembahasan……………………………………………………... 115
4.3.1. Analisa prioritas perbaikan…………………………….... 117
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan…………………………………………………...... 120
5.2. Saran…………………………………………………….............. 121
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Tiga Level Fleksibilitas.................................................................... 12
Gambar 2.2
Hubungan Antara Fleksibilitas Manufakturing dengan
Customer Satisfaction...................................................................... 12
Gambar 2.3
Rangkaian Supply Chain................................................................... 14
Gambar 2.4
Tingkat Fleksibilitas Supply Chain................................................... 25
Gambar 2.5
Supply Chain Model........................................................................ 40
Gambar 3.1
Langkah-langkah pemecahan masalah............................................ 60-61
Gambar 4.1.
Bobot Dimensi………………………………………..................... 87
Gambar 4.2. Grafik kebutuhan dan kemampuan dimensi supply
Chain……………………………………………………............... 89
Gambar 4.3
Grafik kebutuhan dan kemampuan sub dimensi Delivery
System……………………………………….................................. 90
Gambar 4.4
Grafik kebutuhan dan kemampuan sub dimensi Production
System.............................................................................................. 91
Gambar 4.5
Grafik kebutuhan dan kemampuan sub dimensi product
Design ............................................................................................. 91
Gambar 4.6
Grafik kebutuhan dan kemampuan sub dimensi Supplier
system ............................................................................................. 92
Gambar 4.7
Grafik kebutuhan dan kemampuan terbobot dimensi
Utama.............................................................................................. 96
vi
Gambar 4.8
Grafik kebutuhan dan kemampuan terbobot sub dimensi
Delivery System………………………………………….............. 97
Gambar 4.9
Grafik kebutuhan dan kemampuan terbobot sub dimensi
Production system…………………………………………........... 99
Gambar 4.10
Grafik kebutuhan dan kemampuan terbobot sub dimensi
Product design............................................................... ................. 100
Gambar 4.11
Grafik kebutuhan dan kemampuan terbobot sub dimensi
Supplier system………………………………………….............. 102
Gambar 4.12
Kuadran fleksibilitas Supply Chain
PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK .................... ................. 104
Gambar 4.13
Kuadran fleksibilitas Sub dimensi Delivery system .... ................. 105
Gambar 4.14
Kuadran fleksibilitas sub dimensi Production system . ................. 106
Gambar 4.15
Kuadran fleksibilitas sub dimensi Product design ....... ................. 107
Gambar 4.16
Kuadran fleksibilitas sub dimensi Supplier system ..... ................. 108
Gambar 4.17
Grafik tingkat fleksibilitas Supply Chain dimensi utama.............. 111
Gambar 4.18
Grafik tingkat fleksibilitas Supply Chain sub dimensi
Delivery System........................................................... ................. 112
Gambar 4.19
Grafik tingkat fleksibilitas Supply Chain sub dimensi
Production System ........................................................................ 112
Gambar 4.20
Grafik tingklat fleksibilitas Supply Chain sub dimensi
Product Design............................................................ ................. 113
Gambar 4.21.
Grafik tingkat fleksibilitas Supply Chain sub dimensi
Supplier System………………………………………………… 114
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1
Tipe Fleksibilitas Manufakturing........................................................... 10
Tabel 2.2
Parameter Fleksibilitas Supply Chain.................................................... 21
Tabel 2.3
Skala Perbandingan Berkala................................................................... 32
Tabel 2.4
Nilai Random Indeks.............................................................................. 38
Tabel 2.5
Metrik Model SCOR............................................................................... 41
Tabel 2.6
Sistem Monitoring Indikator Performansi............................................... 46
Tabel 3.1
Parameter-parameter fleksibilitas supply chain yang sesuai dengan
kondisi supply chain di PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK........ 53
Tabel 4.1
Dimensi dan parameter/sub dimensi Supply Chain........ ....................... 70
Tabel 4.2
Dimensi dan parameter/sub dimensi Supply Chain
PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK ...................... ....................... 73
Tabel 4.3
Hasil uji validitas kuesioner penilaian karyawan ........... ....................... 83
Tabel 4.4
Nilai gap kebutuhan dan kemampuan fleksibilitas ......... ....................... 85
Tabel 4.5
Bobot dimensi utama dan sub dimensi ........................... ....................... 88
Tabel 4.6
Nilai gap terbobot dan prioritas perbaikan ..................... ....................... 94
Tabel 4.7
Hasil analisa total nilai gap terbobot dan tingkat fleksibilitas
Supply Chain………………………………………………................. 109
v
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Gambaran Umum Perusahaan......................................
LAMPIRAN B .......................................................................................
B 1. Kuesioner Kebutuhan dan Kemampuan Fleksibilitas
Supply Chain ...................................................................
B 2. Kuesioner Pembobotan Fleksibilitas Supply Chain ........
LAMPIRAN C ......................................................................................
C 1. Rekapitulasi Kuesioner Kebutuhan dan Kemampuan
Fleksibilitas Supply Chain ...............................................
C 2. Rekapitulasi Kuesioner Pembobotan Fleksibilitas
Supply Chain....................................................................
LAMPIRAN D ......................................................................................
D 1. Output SPSS Tingkat Kebutuhan dan Kemampuan ........
D 2. Perhitungan Manual dan Output AHP .............................
LAMPIRAN E
r
Product Moment .....................................................
viii
ABSTRAKSI
Hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan tidak hanya pada pencapaian
profit yang sebesar – besarnya namun kepuasan yang tinggi pada kepuasan
customer berdasarkan kualitas dan mutu suatu produk. Karakteristik utama yang
perlu dimiliki oleh suatu Supply Chain adalah fleksibilitas atau efisiensi. Efisiensi
menitik beratkan pada cost yang rendah dan utilitas yang tinggi (lowest possible
cost). Fleksibel adalah kemampuan mengakomodasi fluktuasi yang terjadi pada
chanel-chanel Supply Chain yaitu supplier, distributor, dan customer.
PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK adalah suatu perusahaan anak
cabang dari PT. PETROKIMIA GRESIK, yang bergerak dibidang industri
pestisida dan bahan kimia pertanian. PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK
tidak berdiri sendiri, melainkan membentuk suatu rantai hubungan (pengadaan)
elemen-elemen mulai dari supplier PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK.
Elemen selanjutnya adalah intern PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK secara
keseluruhan, mulai dari proses pembuatan, pengepakan, dan perencanaan proses
produksi. Elemen lainnya adalah customer dan pemasarannya, yang selanjutnya
rantai hubungan tersebut dikenal dengan Supply Chain.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah untuk
mengukur dan menganalisa tingkat fleksibilitas Supply Chain di PT.
PETROKIMIA KAYAKU GRESIK dalam menghadapi fluktuasi permintaan
produksi yang terjadi.
Dari hasil penelitian didapatkan prioritas yang masih harus dilakukan
perbaikan berdasarkan gap terbobotnya yaitu Pengumpulan supplier - supplier
(Supplier system) 0,242, Menghasilkan beragam produk yang berbeda
(Production system) 0,23, Menghasilkan desain yang berkualitas dengan cepat
(Product Design) 0,176, Pengiriman informasi permintaan dengan mudah
(Delivery system) 0,048. Sedangkan untuk tingkat fleksibilitas supply chain di PT.
PETROKIMIA KAYAKU GRESIK pada dimensi utama secara berurutan
Delivery System 93,63%, Product Design 93,31%, Production System 89,66%,
Supplier System 87,46%
Kata kunci : Fleksibilitas Supply Chain, Profit, Lowest Possible Cost, Supplier,
Distribution, Customer, Delivery System, Production System,
Product Design, Supplier System.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini konsep tentang Supply Chain telah banyak dibicarakan
oleh pakar-pakar manajerial perusahaan, hal ini dimulai dengan adanya suatu
kesadaran bahwa Supply Chain (rantai penyediaan) merupakan suatu bagian
yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk bisa bersaing dengan para
pesaing-pesaingnya, suatu perusahaan harus mempunyai profit dan selalu
menjaga kepuasan konsumennya, Supply Chain itu sendiri didukung oleh
faktor Internal dan faktor Eksternal.
PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK, yaitu suatu perusahaan
anak cabang dari PT. PETROKIMIA GRESIK, yang bergerak dibidang
industri pestisida dan bahan kimia pertanian, selama ini perusahaan
memproduksi dengan cara continues proces. Perusahaan PT. PETROKIMIA
KAYAKU GRESIK belum pernah melakukan pengukuran terhadap
fleksibilitas supply chain perusahaan, saat ini tingkat fleksibilitas supply
chain perusahaan masih belum diketahui.
Adanya permintaan yang fluktuatif dari konsumen ditambah dengan
banyaknya bahan baku yang diperlukan, membuat dibutuhkannya fleksibilitas
perusahaan yang tinggi. Selama ini perusahaan belum mempunyai sistem
pengukuran fleksibilitas yang jelas, pengukuran fleksibilitas hanya diukur
secara fungsional dan hanya dari dimensi output saja. Pengukuran fleksibilitas
hanya difokuskan pada fleksibilitas manufaktur saja sedangkan untuk
pengukuran fleksibilitas Supply Chain kurang diperhatikan.
Untuk mengatasi permasalahn tersebut, perlu adanya suatu penelitian
untuk mengidentifikasikan masing-masing dimensi fleksibilitas dari PT.
PETROKIMIA KAYAKU GRESIK dengan menggunakan sistem pengukuran
Fleksibilitas Supply Chain. Kemudian dari masing-masing dimensi dicari
suatu pemecahan yang didapatkan prioritas utama dalam pengukuran
fleksibilitas dengan menggunakan model Supply Chain, dengan pembobotan
masing-masing dimensi menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP).
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan pada PT.
PETROKIMIA KAYAKU GRESIK tentang pengukuran dan analisis
fleksibilitas supply chain pada perusahaan dengan sistem produksi berbasis
make to stock sehingga dapat membantu perusahaan mengetahui supply chain
yang dimilikinya sejauh mana mampu mengakomodasi fluktuatif yang terjadi.
1.2. Perumusan Masalah
Fokus permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian kali ini
adalah :
“ Berapa tingkat Fleksibilitas Suppy Chain di PT. PETROKIMIA KAYAKU
GRESIK dan parameter apa saja yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki ”
1.3. Batasan Masalah
Karena luasnya masalah yang akan dibahas yaitu meliputi rantai
pengadaan dari hulu hingga kehilir maka pembahasan harus dibatasi yaitu
sebagai berikut :
1. Pengambilan data dilakukan di PT. PETROKIMIA KAYAKU GRESIK,
pada produk dengan jenis SATURN D 6 GR
2. Penelitian dilakukan pada Delivery System, Production system, Product
Design, Supplier System.
3. Penelitian dilakukan pada Intern perusahaan dan tidak melibatkan
konsumen.
4. Tidak dilakukan analisa biaya.
1.4. Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Biaya tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.
2. Bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan tersedia setiap saat dari
supplier dengan kualitas yang dikehendaki oleh perusahaan.
3. Penyebaran kuisioner dilakukan hanya pada staf setiap departemen yang
mengerti tentang Supply Chain sebagai objek penelitian ini.
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah :
1. Mengidentifikasi nilai gap terbobot yang masih harus diperbaiki dalam
pengukuran kinerja berdasarkan fleksibilitas supply chain
2. Mengukur tingkat fleksibilitas supply chain berbasis make to stock..
1.6. Manfaat penelitian
Dari latar belakang yang telah dibahas diatas maka dalam
penelitian ini mempunyai manfaat yaitu :
1.
Perusahaan dapat mengetahui apakah Supply Chain yang dimilikinya
cukup fleksibel atau belum.
2.
Perusahaan mengetahui apabila Supply Chain yang dihadapinya kurang
Fleksibel
maka
perusahaan
diharapkan
akan
mampu
untuk
meningkatkan tingkat fleksibilitas Supply Chain yang dimilikinya.
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan metode Supply Chain pada suatu
perusahaan.
4. Menjadi bahan Reverensi bagi mahasiswa yang ingin meneliti
menggunakan metode dan ilmu yang sama.
1.7. Sistematika Penulisan
Pemahaman atas materi – materi yang dibahas dalam tugas akhir ini,
maka berikut ini akan penulis uraikan secara garis besar isi dari masing-masing
bab sebagai berikut :
BAB I
: Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian baik bagi perusahaan maupun
bagi penulis, batasan masalah dan sistematika penulisan tugas
akhir.
BAB II
: Tinjauan Pustaka
Bab ini berisikan tentang fleksibilitas supply chain yang
merupakan integrasi dari keempat dimensi dalam menganalisis dan
menyelesaikan masalah. Pembobotan masing-masing parameter
menggunakan metode AHP.
BAB III
: Metode Penelitian
Bab ini berisikan gambaran metodologi penelitian atau langkahlangkah yang digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis
serta menyelesaikan masalah.
BAB IV
: Hasil Dan Pembahasan
Bab ini berisikan data mengenai perusahaan dan data-data yang
dibutuhkan dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah,
pengolahan data, melakukan analisis serta evaluasi terhadap hasil
pengolahan data lalu diolah untuk menyelesaikan masalah sesuai
dengan metodologi dan landasan teori yang dipakai.
BAB V
: Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pengolahan dan analisis
data serta saran-saran yang diberikan untuk penyelesaiannya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Fleksibilitas Manufaktur
Pengertian Fleksibilitas pada Fleksibilitas manufaktur disini adalah
kemampuan untuk memproses bermacam-macam benda dengan bentuk yamg
berbeda-beda dan pada Sistem kerja yang berbeda-beda pula, sedangkan make to
stock itu sendiri adalah produksi yang dilakukan atas dasar ramalan untuk
memenuhi target stock. Fleksibilitas juga berarti kemampuan untuk mengubah
bentuk benda produksi sesuai dengan
permintaan yang datang (Sumber :
Groover, P. Mikell (2001)), Sedangkan menurut Zhang ( 2003 ) Fleksibilitas
didefinisikan sebagai kemampuan Organisasi untuk memenuhi setiap peningkatan
Varietas dari ekspektasi yang dipunyai oleh konsumennya tanpa menimbulkan
pengurangan pada cost, waktu, dan perubahan pada organisasi, sedangkan
fleksibilitas manufaktur ia definisikan sebagai kemampuan dari organisasi untuk
memanage sumberdaya produksi dan ketidak pastian yang ada untuk menemukan
berbagai permintaan dari konsumennya, fleksibilitas manufaktur sering kali
diidentikkan dengan system fleksibel mesin (fleksible machine system ).
Sumber : Zhang, Q., Von Derembse, M. A., Lim, J. (2003)
Menurut Groover (2000) sebuah system manufacturing baru dapat
dikatakan Fleksibel jika :
8
1.
Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasikan dan memisahkan proses
produksi yang mempunyai ciri yang berbeda ataupun benda yang berbeda
berdasarkan system.
2.
Mampu dengan cepat mengubah instruksi operasi.
3.
Mampu dengan cepat mengubah dari physical set up.
Sebenarnya Fleksibilitas dapat diterapkan baik itu pada system manual
maupun pada system otomatis. Pada system manual, karena sebagian besar
operasi dikerjakan oleh tenaga kerja manusia maka pekerjaan nyalah yang
memungkinkan untuk difleksibilitaskan.
Agar
bisa
dikualifikasikan
sebagai
fleksibel,
sebuah
system
manufaktur harus memenuhi beberapa kriteria. Berikut ini akan disebutkan
beberapa tes yang dapat digunakan untuk menguji suatu Fleksibilitas dari
sebuah system manufacturing otomat
1.
Part Variety Test
Pada tes ini akan dilakukan pengujian apakah system manufaktur dapat
memproses part dengan style yang berbeda-beda yang tidak berada pada
sekumpulan model.
Tipe fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Machine Fleksibility,
Production Fleksibility.
2.
Schedule Change Test
Pada tes ini akan dilakukan pengujian apakah system manufaktur siap
menerima perubahan pada jadwal produksi dan merubah kuantitas benda
atau produksi.
9
Tipe Fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Mix Fleksibilitas,
Volume Fleksibilitas, Expansion.
3. Error Recovery Test.
Pada test ini akan dilakukan pengujian apakah system manufaktur mampu
merecover peralatan-peralatan yang tidak berfungsi dengan baik dan
membreak down nya, sehingga produksi secara umum tidak terganggu.
Tipe fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Routing Fleksibilitas.
4. New Part Test
Pada test ini akan dilakukan pengujian apakah system manufaktur dapat
mengidentifikasikan produk yang mempunyai desain yang baru yang
belum ada sebelumnya kedalam produk yang telah ada dilantai produksi
dengan baik, tipe fleksibilitas yang telah ada di lantai dengan baik, Tipe
fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Produck Fleksibilitas.
Terhadap beberapa tipe fleksibilitas manufacturing, suarez et al
(1996) dan Beamon (1999) membagi menjadi Aframe work yaitu : Mix
Fleksibilitas, di bawah ini akan disebutkan beberapa tipe fleksibilitas, dan
definisi dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sumber : Groover, P. Mikell (2001)
10
2.2 Tipe Fleksibilitas Manufakturing
Tabel 2.1 Tipe Fleksibilitas Manufakturing
Tipe Fleksibilitas
Fleksibilitas Mesin
Definisi
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Kemampuan
untuk Waktu Set up atau waktu untuk
menyesuaikan
dengan change
over
kemampuan
dalam
mesin (Stasiun kerja)pada banyak bidang yang dimiliki oleh para
system
dengan
operasi pekerja.
produksi,dalam
jumlah
besar,semakin besar range
operasi dan bentuk benda,
maka
semakin
besar
fleksibilitas mesin.
Fleksibilitas Produksi
Range / keseluruhan dari Fleksibilitas mesin dari individual
bentuk
part
yang
bisa system kerja range dari fleksibilitas
diproduksi pada system
mesin dari keseluruhan system kerja
yang ada pada system.
Fleksibilitas
Kemampuan
Campuran
mengubah
untuk Kesamaan bagi pada pencampuran
campuran Relative Work yang didalam nya
produk dimana pada saat mengandung waktu yang digunakan
yang
sehingga untuk memproduksi.
sama
menangani kualitas produk
secara
keseluruhan,
sehingga produk part yang
sama hanya berbeda pada
proporsinya saja.
11
Fleksibilitas Routing
Kapasitas
untuk Kesamaan pada part yang di mix
memproduksi
part
pada kesamaan
pada
Stasiun
kerja
antrian Stasiun kerja alat Duplikasi pada stasiun kerja, Cross
pada
saat
melakukan training pada manual tenaga kerja.
respon terhadap pembreak
downan
peralatan,
kerusakan pada mesin, dan
interupsi-interupsi lainnya
pada
individual
stasiun
kerja .
Fleksibilitas Volume
untuk Peralatan
Kemampuan
mengakomodasikan
performasi
yang
umum,
produksi
tingkat
dari
manual
produksi part yang tinggi tenaga kerja, sejumlah investasi pada
dan merendahkan kuantitas peralatan produksi.
total
pada
produksi,
memberikan invers tatap
pada system.
Fleksibilitas Biaya
Kemampuan dari system Biaya
yang
bisa
penambahan
Stasiun
kerja
ekspansikan Kemampuan dimana lay out bisa
untuk menambah kuantitas diperluas, tipe dari system perpindhan
total produksi.
tambahan
yang
kemampuan
tambahan
dilatih.
Sumber : Pujawan,I Nyoman (2002)
untuk
pada
tenaga
digunakan,
melakukan
kerjayang
12
Berikut ini akan digambarkan 3 level dari Fleksibilitas
Fleksibilitas
Manufacturing
system
Fleksibilitas
Manufacturing
Cell
Single
Machine
Gambar 2.1 Tiga Level Fleksibilitas
Sumber : Groover, P. Mikell (2000)
Gambar 3 kategori dari Fleksibilitas sel dan system menggambarkan hubungan
antara fleksibilitas menufakturing dengan customer satisfaction sebagai berikut :
Fleksibilitas
Manufakturing
Fleksibilitas
Manufakturing
Machine Fleksibility
Labor Fleksibility
Material Handling Fleksibility
Routing Fleksibility
Capability
H1a
Volume Fleksibility
H1b
Mix Fleksibility
H2a
Costumer
satisfaction
H2b
Gambar 2.2 Hubungan Antara Fleksibilitas Manufakturing
dengan Customer Satisfaction
Sumber : Groover, P. Mikell (2001)
13
Keterangan :
H1a :
Hipotesis Ia , Fleksibilitas manufacturing Competence mempunyai
dampak
positif secara signifikan terhadap volume fleksibility.
H1b : Hipotesis 1b fleksibilitas manufacturing Competence mempunyai dampak
positif secara signifikan terhadap mix fleksibility.
H2a : Hipotesis 2a, Volume fleksibility mempunyai dampak positif terhadap
costumer satisfaction.
H2b : Hipotesis 2b mix fleksibilitas mempunyai dampak positif tehadap
costumer satisfaction.
Keuntungan dari fleksibilitas mesin :
a. Menambah Utilisasi mesin
b. Berkurangnya mesin yang membutuhkan perbaikan.
c. Mengurangi kebutuhan Faktory floor space.
d. Lebih mudah untuk melakukan perubahan,
e. Mengurangi kebutuhan inventory
f. Mengurangi lead time manufacturing.
g. Mengurangi kebutuhan tenaga kerja langsung dan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja.
h. Kesempatan untuk melakukan Unattended production.
14
2.3. Fleksibilitas Supply Chain.
Supply
Manufacturing
Distribution
Customer
Gambar 2.3 rangkaian Supply Chain
Sumber : Beamon, B. M. (1999)
Keterangan :
Suppliers
Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber yang menyediakan bahan
pertama, di mana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama
ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan
dagangan, subassemblies, suku cadang, dan sebagainya. Sumber pertama ini
dinamakan suppliers. Dalam artinya yang murni, ini termasuk juga
suppliers’suppliers atau sub-suppliers. Jumlah suppliers bisa banyak atau
sedikit, tetapi suppliers’suppliers biasanya berjumlah banyak sekali. Inilah
mata rantai pertama.
15
Manufacturer
Rantai pertama dihubungkan dengan ranatai kedua, yaitu manufacture.
Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk
melakukan penghematan. Misalnya, inventories bahan baku, bahan setengah
jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufavturer,dan tempat
transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang penghematan
sebesar 40%-60%, bahkan lebih, dapat diperoleh inventory carrying cost di
mata rantai ini. Dengan menggunakan konsep suppliers partnering misalnya,
penghematan ini dapat diperoleh.
Distribution
Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus
disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk
menyalurkan barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan
ini biasanya ditempuh oleh sebagaian besar supply chain. Barang dari pabrik
melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau
pedagang besar dalam jumlah besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar
menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepad retailers atau pengecer.
Customer
Dari rak-raknya, para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya
langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut.
Yang termasuk outlets adalah toko, warung, toko serba ada, pasar swalayan,
toko koperasi, mal, club stores, dan sebagainya, pokoknya dimana pembeli
akhir melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini
16
merupakan mata rantai yang terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai
lagi, yaitu dari pembeli (yang mendatangi retail outlet tadi) ke real customers
atau real user, karena pembeli belum tentu pengguna sesungguhnya. Mata
rantai supply baru betul-betul berhanti setelah barang yang bersangkutan tiba
di pemakai langsung (pemakai yang sebenarnya) barang atau jasa yang
dimaksud.
Rantai penyediaan (Supply Chain) terdiri dari berbagai aspek yang
secara langsung maupun tak langsung dapat memenuhi permintaan dari
pelanggan, Supply Chain tidak terdiri dari manufaktur dan supplier tetapi
juga termasuk di dalamnya transportasi, informasi, warehouse, retailer dan
pelanggan itu sendiri.
Fleksibilitas di titik beratkan pada kemampuan mengalokasikan
fluktuasi yang terjadi pada komponen-komponen dari Supply Chain yaitu :
supplier, distributor dan konsumen.
Pengukuran fleksibiltas Supply Chain ini sangat diperlukan untuk
mengetahui seberapa fleksibel suatu Supply Chain terhadap perubahanperubahan dan fluktuasi-fluktuasi yang mungkin akan dihadapi.
Menurut Beamon (1999) Supply Chain adalah sebuah proses yang
terintegrasi dimana didalamnya bahan baku dikenai proses manufaktur untuk
dijadikan produk akhir, kemudian dikirimkan kepada konsumen (baik itu
melalui distribusi, retail, ataupun keduanya).
17
Dari pemahaman inilah berkembang sebuah ide untuk menganalisa
tentang Supply Chain lebih jauh termasuk dalam hal ini melakukan
pengukuran terhadap Fleksibilitas Supply Chain tersebut.
Penyelesaian tentang Fleksibilitas dalam sistem Manufakturing diatas
sangat berhubungan dengan Fleksibilitas yang ada pada Supply Chain hal ini
dikarenakan fleksibilitas manufakturing mempunyai peranan yang sangat
penting dalam internal perusahaan sedangkan Supply Chain sendiri juga
berpengaruh pada internal perusahaan, sehingga pengaruh Fleksibilitas
Manufakturing terhadap Fleksibilitas dalam Supply Chain sangat luas
dibandingkan dengan Fleksibilitas dalam Internal perusahaan, hal ini tidak
lain disebabkan oleh luasnya jaringan dalam Supply Chain itu sendiri.
Fleksibilitas Supply Chain dapat digunakan untuk menganalisa terhadap
kemampuan system secara keseluruhan untuk menghandel fluktuatif yang
bisa terjadi pada volume dan jadwal dari supplier, pabrik dan konsumen yang
merupakan rangkaian dari pada Supply Chain itu sendiri.
Fleksibilitas Supply Chain sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan Supply Chain itu sendiri, terlebih lagi pada perusahaan yang
mempunyai kondisi ketidak pastian yang sangat tinggi.
Fleksibilitas merupakan tanggung jawab setiap elemen yang berada
dalam
Supply Chain, baik itu internal perusahaan, yakni departemen-
departemen yang ada dalam perusahaan maupun eksternal perusahaan mulai
dari supplier, distributor, retailer termasuk disini pihak yang membantu
dalam penyediaan informasi.
18
Komponen – komponen dari fleksibilitas yang mempengaruhi pada
aktivitas dalam Supply Chain, termasuk di dalamnya fleksibilitas untuk
memperoleh informasi mengenai permintaan dan selanjutnya digunakan
sebagai pertukaran informasi antar organisasi yang ada dalam Supply Chain
tersebut. Sumber : Beamon, B. M. (1999)
Menurut Garavelli (2003) fleksibilitas dalam
suatu Supply Chain
sangat kompleks dan terdiri dari multi dimensi konsep dan sangat sulit untuk
diringkas. Namun satu hal yang perlu ditekankan pada fleksibilitas dalam
suatu Supply Chain
haruslah mempunyai kemampuan untuk merespon
perubahan yang terjadi baik itu
perubahan yang datang dari dalam
perusahaan sebaik dengan perubahan yang datang dari luar perusahaan.
Menurut Duklos et al (2001) enam komponen fleksibilitas Supply
Chain telah diidentifikasikan berdasarkan fleksibilitas manufacturing yang
telah dibahas sebelumnya, yaitu :
1. Production System Fleksibility
Kemampuan untuk menyusun modal dan operasi-operasi untuk melakukan
respon dari kecenderungan yang dimiliki oleh konsumen (perubahan
produk, volume) pada setiap titik dalam Supply Chain.
2. Market Fleksibility
Kemampuan untuk dapat melakukan produksi sesuai pesanan dan mampu
membangun hubungan dekat dengan konsumen dan melibatkan mereka (
konsumen) dalam design dan melakukan modifikasi produksi baru
maupun produksi yang telah ada.
19
3. Logistik Fleksibility
Kemampuan melakukan perubahan dalam penerimaan dan delivery
produksi baik dari pihak supplier maupun konsumen dengan pengeluaran
biaya yang seefektif mungkin ( perubahan lokasi konsumen, globalisasi
dan penundaan).
4. Supply Fleksibility
Kemampuan untuk mengatasi perubahan permintaan supply, seiring
dengan permintaan dari konsumen.
5. Organizazional Fleksibility
Kemampuan untuk menggalang tenaga kerja ahli untuk kebutuhan Supply
Chain dalam menentukan permintaan dari konsumen.
6. Information Fleksibility
Kemampuan untuk menyusun struktur system informasi sesuai dengan
dinamika perubahan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam
rangka untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
Penggambaran Fleksibilitas suatu Supply Chain pada dasarnya
haruslah meliputi secara keseluruhan dari pada sistem yang ada dalam Supply
Chain itu sendiri, yaitu dimulai dari Supplier sampai dengan konsumen,
dimensi-dimensi fleksibilitas yang ada dalam suatu Supply Chain haruslah
mampu mencerminkan seluruh elemen tersebut.
Kemudian model dan karakteristik tersebut dikembangkan oleh
Swafort yang menyatakan bahwa dimensi-dimensi fleksibilitas yang lebih
20
umum namun mencakup keseluruhan elemen dalam Supply Chain, dimensidimensi itu adalah: Sourcing, produck, development, production, delivery.
Sourcing adalah penilaian yang diberikan pada kemampuan yang di
miliki dalam hal pengadaan bahan baku dan berkaitan dengan supplier
system. Product
development merupakan penilaian yang diberikan atas
kemampuan yang dimiliki untuk membuat variasi produk dan melakukan
perencanaan terhadap adanya produk baru yang disebut juga sebagai produk
design. Production adalah penilaian yang diberikan atas kemampuan dari
dalam perusahaan, yang pada bagian terdahulu lebih dikenal sebagai
Fleksibilitas Manufakturing lebih tepatnya dikenal dengan production system.
Delivery merupakan penilaian yang diberikan atas kemampuan untuk hal
yang berhubungan langsung dengan konsumen untuk delivery system.
Penjelasan yang lebih lanjut dan untuk memudahkan melakukan
penilaian (assessment) terhadap fleksibilitas yang telah disebutkan diatas
diuraikan menjadi parameter-parameter yang lebih spesifik, seperti dapat
dilihat pada tabel 2.3 yang secara umum dapat dipakai untuk melakukan
penilaian terhadap target Fleksibilitas Supply Chain
Sumber : Duklos et al (2001)
21
Tabel 2.2 Parameter Fleksibilitas Supply Chain
SUPPLIER SYSTEM
Backup supplier
(berkaitan dengan banyaknya jumlah supplier yang dimiliki oleh PT. PETROKIMIA
KAYAKU GRESIK. selain supplier utama)
Delivery various lots
(berkaitan dengan jumlah barang yang dapat dikirim oleh pihak supplier dalam rangka
memenuhi permintaan yang datang dari konsumen)
Delivery urgent request
(kemampuan dipunyai oleh supplier untuk memenuhi permintaan dari pihak perusahaan
diluar permintaan reguler)
Use multi modal transporatation system
(berkaitan dengan alat transportasi yang digunakan oleh pihak supplier untuk melakukan
pengiriman pesanan yang datang diperusahaan, dilihat dari segi jenis dan juga dari segi
sistem yakni sistem pengelolaan yang digunakan)
Easy to run supplier scheduling system
(berkaitan dengan hubungan kerjasama antara perusahaan dengan suppliernya)
Supplier lead time
(berkaitan dengan jangka waktu yang dijanjikan oleh pihak supplier antara permintaan
yang diberikan sampai dengan barang diterima oleh pihak perusahaan)
22
PRODUCT DESIGN
Produce various different design
(kemampuan yang dipunyai untuk memproduksi jenis produk dalam jumlah banyak
dalam sekali proyek perancangan produk baru)
Test materials quickly
(berhubungan dengan kemampuan yang dipunyai yang dapat mendukung perancangan
desain produk baru, terutama dalam hal material)
Confirm ability of supplier to supply materials needed to support new product
(kemampuan yang berkaitan dengan pengadaan material yang dibutuhkan untuk desain
produk baru yang dilakukan, apabila produk yang dibuat memerlukan material yang lain
dibandingkan dengan yang selama ini digunakan, maka akan diperlukan adanya
pengadaan material, baik itu melalui supplier yang sudah ada maupun melalui cara
pencarian supplier baru)
Autonomy in deciding the design to choose
(berkaitan dengan prosedur yang harus dilakukan untuk memutuskan design produk
baru yang akan diluncurkan)
23
PRODUCTION SYSTEM
Produce various different products
(berhubungan dengan kemampuan untuk memproduksi produk dalam banyak jenis)
Produce various different routing
(berkaitan dengan kemampuan memproduksi
dengan routing (urutan proses) yang
berbeda)
Produce flexible quantity
(berkaitan dengan jumlah minimum dan maksimum produk yang dapat diproduksi
tanpa menambah biaya mesin produksi yang ada)
Produce or revise production plans/schedule quickly
(berhubungan dengan perencanaan dan penjadwalan mengenai semua informasi
permintaan pengiriman yang masuk dari konsumen)
Fix broken machine quickly
(berhubungan dengan kemampuan yang dipunyai untuk memperbaiki kerusakan mesin
yang terjadi sehingga proses produksi tidak terganggu)
Capacity utilization
(berkaitan dengan pemakaian kapasitas produksi yang ada pada perusahaan untuk
melakukan produksi pada saat ini)
24
DELIVERY SYSTEM
Deliver flexible quantity
(pemenuhan kebutuhan atau permintaan dalam hal jumlah produk yang mampu dikirim)
Satisfy urgent delivery request
(pemenuhan permintaan dari konsumen akan produk yang dihasilkan dalam hal waktu)
Use multi modal delivery request
(berhubungan dengan alat transformasi yang digunakan oleh perusahaan untuk
melakukan pengiriman pesanan yang datang dari konsumennya, dilihat dari segi jenis
dan juga dari segi sistem yakni sistem pengelolaan yang digunakan)
Tranmit delivery request/information easily and quickly
(berkenaan dengan sistem yang ada diperusahaan dalam hal penerimaan dan
pengelolaan informasi mengenai permintaan pengiriman dari konsumen)
Satisfy one request more than one warehouse/distributor
(berhubungan dengan pemenuhan permintaan yang datang dari lebih daripada 1
warehaous/distributor)
Produce or revise delivery plans/schedule quickly
(berhubungan dengan perencanaan dan penjadwalan mengenai semua informasi
permintaan pengiriman yang masuk dari konsumen)
Sumber : Pujawan,I Nyoman (2002)
Dari pemahaman inilah berkembang sebuah ide untuk menganalisa
tentang Supply Chain lebih jauh termasuk dalam hal ini melakukan pengukuran
terhadap Fleksibilitas Supply Chain tersebut.
Tingkat fleksibilitas untuk tiap Supply Chain belum tentu sama hal ini
disebabkan pengaruh oleh tingkat ketidak pastian demand yang dialami tiap
supply chain, semakin tinggi tingkat ketidakpastian, maka Supply Chain harus
semakin Fleksibel, seperti ditunjukkan oleh gambar 2.4 berikut :
25
Low demand
Somewhat
Somewhat
high demand
Uncertainty
demand
demand
uncertainty
certainty
1
uncertainty
2
3
4
Semakin Fleksibel
Gambar 2.4 Tingkat fleksibilitas Supply Chain
Sumber : Pujawan, I Nyoman (2002)
Keterangan :
1.
Low demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
rendah dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.
2.
Somewhat demand certainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
sedang dengan tingkat kepastian tinggi.
3.
Somewhat demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
sedang dengan tingkat ketidak pastian tinggi.
26
4.
High demand uncertainty
Level dimana suatu Supply Chain perusahaan mengalami permintaan yang
tinggi dengan tingkat ketidak pastian yang tinggi pula.
Sumber : Pujawan, I Nyoman (2002)
2.4. Tingkat kebutuhan Fleksibilitas berdasarkan Demand
Perbedaan tingkat fleksibilitas pada Supply Chain berarti terjadi
perbedaan pada parameter-parameter fleksibilitas yang dijadikan acuan, tidak
semua parameter fleksibilitas yang disebutkan atas cocok untuk semua supply
chain itu sendiri, pada suatu supply chain suatu parameter bisa jadi merupakan
suatu faktor yang penting, namun pada model supply chain yang lain faktor
tersebut, dianggap tidak terlalu penting.
Menurut Beamon (1999) keuntungan dari fleksibilitas Supply chain
adalah :
Mereduksi jumlah backorder yang ada.
Mereduksi jumlah lost sates.
Mereduksi jumlah order yang terlambat.
Menambah kepuasan konsumen.
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi variasi demand,
misalkan Faktor musiman.
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya
performasi mesin (machine breakdown).
27
Memudahkan
untuk
merespon
dan
mengakmodasi
berkurangnya
performasi dari supplier.
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya
performasi pengiriman.
Memudahkan untuk merespondan mengakomodasi produk baru, pasar
baru dan pesaing baru.
Sumber : Beamon, B. M. (1999)
2.5. Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain.
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan analisa terhadap
fleksibilitas suatu Supply Chain adalah melakukan penilaian. Mengenai seberapa
fleksibel suatu Supply Chain untuk memenuhi
kebutuhan pasar, mengingat
kebutuhan pasar yang ada sangat bersifat fluktuatif, parameter fleksibilitas Supply
Chain lah yang digunakan ketika melakukan penilaian ini dengan sebelumnya
menyesuaikan parameter-parameter mana yang sesuai dengan kondisi perusahaan
yang sedang diukur fleksibilitas Supply Chain yang dimilikinya menurut pujiwan
(2002) yang dikutip oleh eunile (2002).
2.6. Uji Instrumen
Dalam pengolahan data terlebih dahulu dilakukan pengujian data agar
mengetahui apakah data sudah cukup valid. Pengujian data yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
28
1. Uji validitas
Uji validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang
isi sebenarnya yang diukur. Atau bisa dikatakan bahwa uji validitas dilakukan
untuk mengetahui sejau mana alat pengukur (kuisioner) mengukur apa yang
diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan
mengkolerasikan antara semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor
total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan sigifikan, maka
dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas.
Sedangkan validitas yang dilakukan dimaksudkan untuk memastikan
bahwa masing-masing pertanyaan akan terklarifikasi pada variabel-variebel
yang telah ditentukan (Construct Validity).
Rumus Validitas :
r
NX
N XY XY
2
X 2 NY 2 Y 2
Keterangan :
X = skor variabel
Y = skor total tiap responden
N = jumlah responden
r = besarnya korelasi
Adapun dasar pengambilan keputusan :
1. Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel terebut
valid.
29
2. Jika r hasil tidak positif serta r hasil < r tabel, maka butir atau variabel
tersebut tidak valid.
(Santoso, 2001 : 277)
2. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut
konsisten dalam memberikan penilaian atas dasar apa yang di ukur. Jika hasil
penilaian yang diberikan instrumen tersebut konsisten memberikan jaminan
bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya. Reliabilitas dapat dilihat dari nilai
Cronsbach’s alpha () yaitu teknik pengujian reliabilitas suatu kuisioner yang
jawabannya atau tanggapannya berupa pilihan. Cronbach’s alpha diperoleh
melalui rumus sebagai berikut :
2
k 1 j
r
2
k 1 x
Keterangan :
r
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan
2j = jumlah variasi butir
2k = variasi total
Besarnya reliabilitas yang paling baik adalah 1 dan yang paling jelek
adalah 0. Semakin besar nilai yang diperoleh, maka semakin besar reliable
30
atribut tersebut. Apabila perhitungan tidak reliable, maka perlu ditinjau pada
penyusunan kuesionernya.
Instrumen variabel ditanyakan reliabel apabila memiliki Cronbach
alpha lebih besar dari 0,60. (Ronny.K 2003 :158)
2.7. Perhitungan Gap
Penilaian Fleksibilitas suatu Supply Chain berdasarkan perhitungan
yang merupakan perbedaan antara penilaian tergadap pasangan pernyataan untuk
requirement (kebutuhan) dan kapasitas untuk tiap parameter Fleksibilitas untuk
perhitungan ini perlu adanya suatu skala yang digunakan untuk menunjukkan
kedua kondisi tersebut, skala yang digunakan untuk menunjukkan kedua kondisi
tersebut skala yang digunakan untuk menunjukkan kedua kondisi tersebut yang
digunakan disini adalah skala serqual yaitu skala 1 s.d 5.
Definisi dari setiap skala untuk requirement adalah:
1.
Elemen dan fleksibilitas tidak relevan untuk supply chain tersebut dan tidak
perlu dipertimbangkan.
2.
Elemen dan fleksibilitas memiliki tergantung kepentingan yang rendah.
3.
Elemen dan fleksibilitas memiliki tingkat kepentingan yang sedang.
4.
Elemen dan fleksibilitas memiliki tingkat kepentingan yang tinggi.
5.
Elemen dan fleksibilitas memiliki tingkat kepentingan yang sangat tinggi.
31
Definisi dari setiap skala untuk kapabilitas adalah :
1.
Supply Chain tidak fleksibel untuk elemen fleksibilitas yang bersangkutan.
2.
Supply Chain sangat memiliki fleksibel yang rendah untuk elemen
fleksibilitas yang bersangkutan.
3.
Supply Chain memiliki fleksibilitas yang sedang untuk elemen fleksibilitas
yang bersangkutan.
4.
Supply Chain memiliki Fleksibilitas yang tinggi untuk elemen fleksibilitas
yang bersangkutan.
5.
Supply Chain memiliki
Fleksibilitas yang sangat tinggi untuk elemen
fleksibilitas yang bersangkutan.
Perhitungan Gap atau skor fleksibilitas untuk setiap pasangan
pertanyaan dihitung sebagai berikut :
Fleksibilitas
=
Requirement Score – Capability Score
Jika hasil penguranagn positif, mka menunjukkan bahwa perlu
untuk dilakukan perbaikan terhadap elemen fleksibilitas yang bersangkutan,
sedangkan bila hasil pengurangannya negatif menunjukkan sebaliknya.
2.8. Analitic Hierarchy Process
Pengertian AHP adalah merupakan model pengambilan keputusan
yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty yang merupakan suatu model yang
komperhensif dan memeperhitungkan hal-hal yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif sekaligus.
32
Model AHP menggunakan persepsi manusia yang dianggap sebagai
input utamanya. AHP menggunakan model hierarkis yang terdiri dari satu tujuan
(goal), kriteria (atau beberapa sub criteria) dan alternatif untuk setiap masalah
keputusan dalam menentukan penelitian
diantara alternatif
digunakan skala
tertentu agar dapat dihasilkan bobot dari masing-masing alternatif keputusan,
skala yang dipakai dalam perbandingan berpasangan terdiri dari 9 angka yaitu :
Tabel 2.3 Skala Perbandingan Berkala
Intensitas kepentingan
Keterangan
1.
Kedua elemen sama
pentingnya
Penjelasan
Dua elemen mempunyai
pengaruh yang sama
besar terhadap tujuan.
3.
Elemen yang satu sedikit
Penganlaman dan
lebih penting dari elemen
penilaian sedikit
yang lain
menyokong suatu elemen
dibandingkan elemen
yang lain.
5.
Elemen yang satu lebih
Pengalaman dan
penting dari elemen yang
penilaian sangat
lain
mendukung satu elemen
dibandingkan dengan
elemen yang lain.
7.
9.
S