PENGUKURAN DAN ANALISA TERHADAP FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN DI PT PETROKIMIA GRESIK (Persero), Tbk.

PENGUKURAN DAN ANALISA TERHADAP
FLEKSIBILITAS SUPPLY CHAIN
DI PT PETROKIMIA GRESIK (Persero), Tbk

SKRIPSI

oleh :

DHIKA LISYANE
0732010032

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”
JAWA TIMUR
2010

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR


Assalamualaikum WR. WB.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih
sayangNYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “PENGUKURAN DAN ANALISA TERHADAP FLEKSIBILITAS
SUPPLY CHAIN DI PT PETROKIMIA GRESIK PERSERO, TBK”. Tak ada
kata yang pantas untuk diucapkan selain rasa syukur atas nikmat yang diberikan
olehNYA.
Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas
Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
bantuan dalam penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Ir. H. MT. Safirin, MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Industri

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Ir. Rusindiyanto, MT selaku Dosen Pembimbing I.
5. Bapak Drs. Sartin, MPD selaku Dosen Pembimbing II.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6. Ibu Ir. Rr. Rochmoeljati, MMT, dan Bapak Ir. Budi Santoso, MMT selaku
dosen penguji seminar.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri khususnya Jurusan Teknik
Industri yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
8. Bapak Djoko Margono, ST selaku pembimbing pabrik yang telah membantu
memberikan banyak informasi tentang skripsi saya.
9. Seluruh Pimpinan, Karyawan dan Staff di PT Petrokimia Gresik Persero, Tbk
yang telah membantu saya dalam penyelesaian skripsi saya.
10. Mama Elisye, Bapak Yani, Kakak Cica, Adek Baim yang telah mendukung
baik moral maupun materi serta memberikan doa tulus kepada saya dalam
penyelesaian skripsi ini, thank you so much and trust me that I love u
forever...

11. Buat teman-teman Asslab OTISTA tahun 2010-2011, yang telah menghibur
dengan joke-joke lucu....ayoo sama-sama kita harus berusaha lulus tahun
ini...amin...
12. Buat penghuni Padepokan Kos Wakiti MA 1E/14 Hesti, Nita, Nunik, dan
teman-teman lain yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu yang sudah
memberi semangat.
13. All my prends Paduan Suara UPN Gita Widya Giri yang selalu mendukung,
teman-teman FTI mulai dari angkatan ’05, ’06, ’07, ’08, ’09 terima kasih atas
dukungannya hingga selesai skripsi ini.
14. Seseorang di Jurusan TI angkatan 2007 dan 2006 yang telah mengkhianati
aku, terimakasih serta ikhlasku atas rasa sakit yang sangat jelas kalian beri

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tanpa rasa malu dan tidak manusiawi. Semoga Allah SWT menunjukkan
keadilanNya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan atas kebaikan yang
telah diberikan. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata,
semoga hasil pemikiran yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi
setiap pembaca pada umumnya dan

Petrokimia Gresik Persero, Tbk pada

khususnya.
Wassalamualaikum WR. WB.

Surabaya, 23 Februari 2011

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................. iii
Daftar Gambar .......................................................................................................... vii

Daftar Tabel ............................................................................................................. ix
Daftar Lampiran ....................................................................................................... xi
Abstraksi ................................................................................................................. xii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang..…………………………………………………… 1

1.2

Rumusan Masalah..…………...…………………………………… 2

1.3

Tujuan Penelitian..…………………………………………………. 3

1.4


Batasan Masalah....………………………………………………… 3

1.5

Asumsi...…………………………………………………………… 3

1.6

Manfaat Penelitian…...…………………………………………….. 4

1.7

Sistematika Penulisan…..…………………………………………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Sistem Fleksibilitas Manufaktur.………………….……………...... 6

2.2 Tipe Fleksibilitas Manufakturing ……………….……………….... 8

2.3 Fleksibilitas Supply Chain ………………………............……........ 13
2.4

Tingkat kebutuhan Fleksibilitas berdasarkan Demand.....…………. 21

2.5

Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain.....................….… 22

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.6

Uji Instrumen ………….................................................................... 24

2.7

Perhitungan Gap …………...………..……….................................. 26


2.8

Analitic Hierarchy Process ………………………..………….…… 28

2.9

Supply Chain Operations Reference (SCOR) Model …….……….. 34

2.10 Metode Pengukuran Performansi Supply Chain …………………... 39
2.11 Expert Choice ……………………………………………………... 42
2.12 Skala Serqual..................................................................................... 43
2.13 Penelitian Terdahulu........................................................................... 43

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1

Lokasi dan Waktu Penelitian…...……………………………….. 47


3.2

Identifikasi Definisi Variabel Operasional …..……..………....... 47

3.3

Metode Pengumpulan Data ……….................………………….. 51
3.3.1

Data Primer………………………………………….…..

51

3.3.2

Data Sekunder……………………………………….…..

52


3.4

Metode Analisa Data ……..…………………….…………….....

52

3.5

Metode Pengolahan Data………………………………………...

53

3.5.1 Pengujian Kuisioner............................................................ 53
3.5.1.1 Uji Validitas……………………………….…….. 53
3.5.1.2 Uji Reliabilitas....................................................... 54
3.5.2

Pembobotan Keempat Dimensi dan Parameterparameter Fleksibilitas Supply Chain................................ 54

3.5.3 Perhitungan Gap.................................................................. 55


ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.5.4 Pemetaan (Mapping) Parameter-parameter Fleksibilitas.... 55
3.5.5 Kesimpulan Dan Saran……….……………………….… 56
3.6

Langkah-langkah Pemecahan Masalah…………………………

56

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1

Pengumpulan Data............................................................................. 64
4.1.1

Penetapan Parameter Fleksibilitas Supply Chain................... 64

4.1.2

Definisi Tiap Parameter Terpilih............................................ 70

4.1.3

Data Kuisioner Kebutuhan dan Kemampuan
Fleksibilitas Supply Chain...................................................... 77

4.1.4

Data Kuisioner Pembobotan Fleksibilitas
Supply Chain.......................................................................... 78

4.2

Pengolahan Data................................................................................ 78
4.2.1

Uji Validitas dan Reliabilitas................................................. 79

4.2.2 Analisa Gap Kemampuan dan Kebutuhan
Fleksibilitas Supply Chain...................................................... 81
4.2.3

Analisa Bobot Parameter Fleksibilitas Supply Chain............. 83

4.2.4

Pembuatan Grafik Kemampuan dan Kebutuhan
Parameter Fleksibilitas Supply Chain..................................... 86

4.2.5

Analisa Gap Terbobot dan Priorotas Perbaikan...................... 90

4.2.6

Pembuatan Grafik Tebobot Kemampuan dan Kebutuhan
Parameter Fleksibilitas Supply Chain...................................... 95

4.2.7

Pembuatan Peta (Mapping) Kuadran Fleksibilitas.................. 103

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.8

Analisa Nilai Tingkat Fleksibilitas.......................................... 109

4.2.9

Pembuatan Grafik Nilai Tingkat Fleksibilitas......................... 111

4.3 Pembahasan.......................................................................................... 115
4.3.1

BAB V

Analisa Prioritas Perbaikan..................................................... 116

KESIMPULAN DAN SARAN
5.1

Kesimpulan......................................................................................... 120

5.2

Saran................................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Tiga Level Fleksibilitas

Gambar 2.2

Hubungan Antara Fleksibilitas Manufakturing
dengan Customer Satisfaction

Gambar 2.3

Rangkaian Supply Chain

Gambar 2.4

Hubungan Antara Level Uncetanty Demand dengan
Level Fleksibilitas

Gambar 2.5

Kuadran Fleksibilitas Supply Chain

Gambar 2.6

Supply Chain Model

Gambar 3.1

Diagram Alir Langkah-langkah pemecahan masalah

Gambar 4.1

Gambar Bobot Dimensi

Gambar 4.2

Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi Supply Chain

Gambar 4.3

Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Sub Dimensi
Supplier System

Gambar 4.4

Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Sub Dimensi
Product Design

Gambar 4.5

Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Sub Dimensi
Production System

Gambar 4.6

Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Sub Dimensi
Delivery System

Gambar 4.7

Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Terbobot Dimensi Utama

Gambar 4.8

Grafik Kebutuhan dan Kemampuan Terbobot Dimensi
vii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Supplier System
Gambar 4.9

Grafik Terbobot Kebutuhan dan Kemampuan Dimensi
Product Design

Gambar 4.10

Grafik Terbobot Kemampuan dan Kebutuhan Dimensi
Production System

Gambar 4.11 Grafik Terbobot Kemampuan dan Kebutuhan Dimensi
Delivery System
Gambar 4.12 Kuadran Fleksibilitas Dimensi Utama
Gambar 4.13 Kuadran Fleksibilitas Sub Dimensi Supplier System
Gambar 4.14 Kuadran Fleksibilitas Sub Dimensi Product Design
Gambar 4.15 Kuadran Fleksibilitas Sub Dimensi Production System
Gambar 4.16 Kuadran Fleksibilitas Sub Dimensi Delivery System
Gambar 4.17 Fleksibilitas Supply Chain Dimensi Utama
Gambar 4.18 Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi Supplier System
Gambar 4.19 Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi Product Design
Gambar 4.20 Fleksibilitas Supply Chain SubDimensi Production System
Gambar 4.21 Fleksibilitas Supply Chain Sub Dimensi Delivery System

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1

Tipe Fleksibilitas Manufakturing

Tabel 2.2

Parameter Fleksibilitas Supply Chain

Tabel 2.3

Skala Perbandingan Berkala

Tabel 2.4

Nilai Random Indeks

Tabel 2.5

Metrik Model SCOR

Tabel 2.6

Sistem Monitoring Indikator Performansi

Tabel 3.1

Parameter-Parameter Fleksibilitas Supply Chain yang sesuai
di PT PETROKIMIA GRESIK

Tabel 4.1

Dimensi dan Parameter/Sub Dimensi Supply Chain

Tabel 4.2

Dimensi dan Parameter/Sub Dimensi Supply Chain
PT PETROKIMIA GRESIK

Tabel 4.3

Hasil Uji Validitas kuisioner penilaian karyawan

Tabel 4.4

Nilai Gap Kemampuan dan Kebutuhan Fleksibilitas

Tabel 4.5

Bobot Dimensi Utama dan Sub Dimensi

Tabel 4.6

Nilai Gap Terbobot dan Priorotas Perbaikan

Tabel 4.7

Tabel Analisa Kebutuhan dan Kemampuan Terbobot
Dimensi Utama

Tabel 4.8

Tabel analisa kebutuhan dan kemampuan terbobot
sub dimensi Supplier System

Tabel 4.9

Tabel analisa kebutuhan dan kemampuan terbobot
sub dimensi Product Design
ix

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.10

Tabel analisa kebutuhan dan kemampuan terbobot
sub dimensi Production System

Tabel 4.11

Tabel analisa kebutuhan dan kemampuan terbobot
sub dimensi Delivery System

Tabel 4.12

Hasil Analisa Total Nilai Gap Terbobot dan Tingkat
Fleksibilitas Supply Chain

x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A
Lampiran B

Gambaran Umum Perusahaan
Kuisioner Kebutuhan dan Kemampuan Fleksibilitas Supply
Chain

Lampiran C

Data Kuisioner Kebutuhan dan Kemampuan

Lampiran D

Output SPSS Kebutuhan dan Kemampuan

Lampiran E

Kuisioner Pembobotan

Lampiran F

Data Kuisioner Pembobotan

Lampiran G

Perhitungan Manual AHP

Lampiran H

Output AHP

Lampiran I

Tabel R

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI

Fleksibilitas perusahaan menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam menghadapi
persaingan, karena dengan fleksibilitas diharapkan customer satisfaction dapat tercapai.
Namun saat ini masih banyak perusahaan yang hanya menilai level fleksibilitas dalam
konteks sistem produksi sehingga perlu adanya penilaian fleksibilitas. Dalam konteks
supply chain, tidak hanya memperhatikan faktor internal tetapi juga faktor eksternal
mulai dari suplier sampai retailer. Untuk mencapai fleksibilitas yang tinggi, keseluruhan
channel harus saling mendukung.
PT Petrokomia Gresik Persero, Tbk merupakan perusahaan penghasil bermacammacam pupuk. Pada saat ini, penilaian fleksibilitas supply chain perlu dilakukan agar
perusahaan dapat mengetahui level fleksibilitas supply chain. Selama ini perusahaan
belum melakukan pengukuran fleksibilitas, hanyalah penilaian secara subyektif dan
fungsional dari pemimpin bagian tanpa suatu kerangka yang jelas. Pengukuran kinerja
hanya diterapkan pada bagian produksi dengan indikator kinerja seperti efisiensi mesin
dan efisiensi total.
Tujuan dilakukan penelitian ini tentang fleksibilitas supply chain yang mencakup
empat dimensi yaitu Supplier System, Product Design, Production System, dan Delivery
System adalah dengan harapan dapat diketahui fleksibilitas supply chain yang ada di PT
Petrokimia Gresik Persero, Tbk dan parameter-parameter apa saja yang diprioritaskan
untuk diperbaiki yang ada di PT Petrokimia Gresik Persero, Tbk.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di PT Petrokimia Gresik Persero,
Tbk menunjukkan bahwa tingkat fleksibilitas supply chain yang ada di perusahaan secara
keseluruhan flesksibel (baik) dimana seluruh dimensi utama mencapai presentase di atas
90%, secara berurutan presentase dari yang terbesar hingga yang terkecil yaitu product
Design 95,01%, Production System 94,2%, Supplier System 93,97%, dan Delivery

System 91,3%. Lima besar prioritas yang diprioritaskan untuk diperbaiki adalah
kemampuan supplier dalam memenuhi permintaan perusahaan yang mendesak
(supplier system) yaitu 0,592, pemenuhan permintaan dari konsumen akan produk
yang dihasilkan dalam hal waktu (delivery system) yaitu 0,224, kemampuan
supplier dalam hal mengirim beragam barang (supplier system) yaitu 0,101,
pengiriman jumlah produk dengan kuantitas yang fleksibel (delivery system) yaitu
0,089, banyaknya jumlah supplier yang dimiliki oleh perusahaan (supplier system)
yaitu 0,072.

Kata kunci

:

Fleksibilitas supply chain, supplier system, product design, production
system, delivery system, efisiensi, level, subyektif, fungsional

 
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dewasa ini konsep tentang Supply Chain telah banyak dibicarakan oleh
pakar-pakar

manajerial perusahaan, hal ini dimulai dengan adanya suatu

kesadaran bahwa Supply Chain (rantai penyediaan) merupakan suatu bagian yang
sangat penting bagi perusahaan. Untuk dapat bersaing dengan para pesaingpesaingnya, suatu perusahaan harus mempunyai profit dan selalu menjaga
kepuasan konsumennya. Supply Chain itu sendiri didukung oleh faktor Internal
dan faktor Eksternal. Faktor Internal yang mana didalamnya terdiri dari Supplier
Sistem, Product Design, Production Sistem, dan Delivery Sistem. Faktor Eksternal
yang didalamnya termasuk supplier dan distributor atau retailer yang merupakan
konsumen dari perusahaan. Karakteristik utama yang perlu dimiliki oleh suatu
Supply Chain adalah fleksibilitas atau efisiensi. Efisiensi menitik beratkan pada
cost yang rendah dan utilitas yang tinggi (lowest possible cost). Fleksibel adalah
kemampuan mengakomodasi fluktuasi yang terjadi pada aspek-aspek Supply
Chain yaitu supplier, distributor, dan customer.
PT PETRO KIMIA GRESIK terletak di kawasan industri Gresik, berdiri
pada pertengahan tahun 1972. PT PETRO KIMIA GRESIK merupakan sebuah
perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak di bidang industri pupuk dan
pertanian dengan menggunakan sistem produksi make to stock. PT PETROKIMIA
GRESIK belum pernah melakukan pengukuran terhadap fleksibilitas supply chain
perusahaan, saat ini tingkat fleksibilitas supply chain perusahaan masih belum

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

diketahui. Tingkat permintaan produksi yang tidak tetap dan adanya nilai
penambahan permintaan yang cukup fluktuasi dari konsumen serta banyaknya
bahan baku yang diperlukan dari supplier untuk produksi pupuk NPK membuat
diperlukannya fleksibilitas yang tinggi di PT PETROKIMIA GRESIK. Selama ini
perusahaan belum mempunyai sistem pengukuran fleksibilitas yang jelas,
pengukuran fleksibilitas hanya diukur secara fungsional yaitu hanya dari dimensi
output saja dan pengukuran fleksibilitas Supply Chain kurang diperhatikan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu adanya suatu penelitian
untuk mengidentifikasikan masing-masing dimensi fleksibilitas dari PT
PETROKIMIA GRESIK dengan menggunakan sistem pengukuran Fleksibilitas
Supply Chain. Kemudian dari masing-masing dimensi dicari suatu pemecahan
yang didapatkan prioritas utama dalam pengukuran fleksibilitas dengan
menggunakan model Supply Chain, dengan pembobotan masing-masing dimensi
menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan pada PT
PETROKIMIA GRESIK tentang pengukuran dan analisis fleksibilitas supply
chain perusahaan dengan sistem produksi berbasis make to stock sehingga dapat
membantu perusahaan mengetahui supply chain yang dimilikinya sejauh mana
mampu mengakomodasi fluktuatif yang terjadi.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dibuat
suatu rumusan masalah, yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

“Bagaimana fleksibilitas Supply Chain PT PETROKIMIA GRESIK dalam
menghadapi fluktuasi permintaan produksi yang terjadi.“

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah :
1.

Untuk mengukur tingkat fleksibilitas Supply Chain pada Dimensi Utama di
PT PETROKIMIA GRESIK.

2.

Untuk menganalisa tingkat Sub Dimensi fleksibilitas Supply Chain di PT
PETROKIMIA GRESIK.

3.

Mengidentifikasi parameter-parameter yang diprioritaskan untuk diperbaiki
berdasarkan Gap Terbobot.

1.4. Batasan Masalah
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.

Penelitian dilakukan pada Supplier System, Product Design, Production
System, Delivery System.

2. Tidak menggunakan data biaya dalam penelitian.
3. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang
berkompeten di PT PETROKIMIA GRESIK.
4.

Penelitian dilakukan pada intern perusahaan dan tidak melibatkan konsumen.

5.

Penelitian dilakukan pada supply chain pupuk NPK.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.5. Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Responden dapat mengerti isi kuisioner dan dapat memberikan penilaian
terhadap proses kinerja dalam perusahaan.
2. Kebijakan perusahaan tidak mengalami perubahan selama penelitian
berlangsung.

1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian tugas akhir ini
adalah :
1. Bagi PT PETROKIMIA GRESIK


Memberikan informasi bagi pihak perusahaan agar dapat mengidentifikasi
apakah fleksibilitas Supply Chain yang didukung oleh perusahaan tersebut
sudah cukup fleksibel atau belum.



Dapat memberikan kemudahan bagi pihak perusahaan dalam membuat
kebijaksanaan untuk meningkatkan fleksibilitas Supply Chain.

2. Bagi Universitas


Menambah koleksi perpustakaan Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.



Dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian dengan
permasalahan yang serupa dan untuk penelitian lebih lanjut di masa yang
akan datang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Bagi Peneliti


Menambah ilmu pengetahuan tentang fleksibilitas Supply Chain.



Sebagai latihan untuk menghadapi masalah yang sebenarnya terjadi di dunia
industri.



Bermanfaat bagi peneliti untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dan lebih
dalam di masa yang akan datang dengan kasus yang serupa.

1.7. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, perumusan permasalahan, tujuan
penelitian,

batasan,

asumsi

dan

manfaat

penelitian,

serta

sistematika penulisan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori-teori, pendapat pakar, tulisan ilmiah dan
sejenisnya untuk menunjang penelitian, penyelesaian masalah dan
memberikan landasan/kerangka konsep berpikir yang kuat dan
relevan dalam penelitian ini.

BAB III

METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan langkah-langkah percobaan dan langkahlangkah analisa data yang diperlukan dalam pemecahan masalah
untuk memperoleh jawaban terhadap tujuan penelitian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV

PELAKSANAAN DAN ANALISA HASIL
Bab ini berisi pengumpulan data dan pengolahan terhadap datadata yang diperoleh dan hasil pembahasan yang sesuai dengan
metodologi yang digunakan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab

ini

berisikan

tentang

kesimpulan

dan

saran

direkomendasikan sebagai masukan bagi pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Sistem Fleksibilitas Manufaktur
Pengertian Fleksibilitas pada Fleksibilitas manufaktur disini adalah

kemampuan untuk memproses bermacam-macam benda dengan bentuk yamg
berbeda-beda dan pada Sistem kerja yang berbeda-beda pula, Fleksibilitas juga
berarti kemampuan untuk mengubah bentuk benda produksi sesuai dengan
permintaan yang datang ( Groover 2000 ), Sedangkan menurut Zhang ( 2003 )
Fleksibilitas didefinisikan sebagai kemampuan Organisasi untuk memenuhi setiap
peningkatan Varietas dari ekspektasi yang dipunyai oleh konsumennya tanpa
menimbulkan pengurangan pada cost, waktu, dan perubahan pada organisasi,
sedangkan fleksibilitas manufaktur ia definisikan sebagai kemampuan dari
organisasi untuk memanage sumberdaya produksi dan ketidak pastian yang ada
untuk menemukan berbagai permintaan dari konsumennya, fleksibilitas
manufaktur sering kali diidentikkan dengan system fleksibel mesin (fleksible
machine system ).
Menurut Groover (2000)

sebuah system manufacturing baru dapat

dikatakan Fleksibel jika :
1.

Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasikan dan memisahkan proses
produksi yang mempunyai ciri yang berbeda ataupun benda yang berbeda
berdasarkan system.

2.

Mampu dengan cepat mengubah instruksi operasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3.

Mampu dengan cepat mengubah dari physical set up.
Sebenarnya Fleksibilitas dapat diterapkan baik itu pada system manual
maupun pada system otomatis. Pada system manual, karena sebagian besar
operasi dikerjakan oleh tenaga kerja manusia maka pekerjaan nyalah yang
memungkinkan untuk difleksibilitaskan.
Agar

bisa

dikualifikasikan

sebagai

fleksibel,

sebuah

system

manufaktur harus memenuhi beberapa kriteria. Berikut ini akan disebutkan
beberapa tes yang dapat digunakan untuk menguji suatu Fleksibilitas dari
sebuah system manufacturing otomat
1.

Part Variety Test
Pada tes ini akan dilakukan pengujian apakah system manufaktur dapat
memproses part dengan style yang berbeda-beda yang tidak berada pada
sekumpulan model.
Tipe fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Machine Fleksibility,
Production Fleksibility.

2.

Schedule Change Test
Pada tes ini akan dilakukan pengujian apakah system manufaktur siap
menerima perubahan pada jadwal produksi dan merubah kuantitas benda
atau produksi.
Tipe Fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Mix Fleksibilitas,
Volume Fleksibilitas, Expansion.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Error Recovery Test.
Pada test ini akan dilakukan pengujian apakah system manufaktur mampu
merecover peralatan-peralatan yang tidak berfungsi dengan baik dan
membreak down nya, sehingga produksi secara umum tidak terganggu.
Tipe fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Routing Fleksibilitas.
4. New Part Test
Pada test ini akan dilakukan pengujian apakah system manufaktur dapat
mengidentifikasikan produk yang mempunyai desain yang baru yang
belum ada sebelumnya kedalam produk yang telah ada dilantai produksi
dengan baik, tipe fleksibilitas yang telah ada di lantai dengan baik, Tipe
fleksibilitas yang dihasilkan disini adalah : Produck Fleksibilitas.

2.2

Tipe Fleksibilitas Manufakturing

Tabel 2.1 Tipe Fleksibilitas Manufakturing

Tipe Fleksibilitas

Definisi

Faktor-faktor yang
mempengaruhi

Fleksibilitas Mesin

Kemampuan
menyesuaikan

untuk Waktu
dengan waktu

Set

up

untuk

atau

change

mesin (Stasiun kerja)pada over kemampuan dalam
system

dengan

produksi,dalam

operasi banyak

bidang

yang

jumlah dimiliki

oleh

para

besar,semakin besar range pekerja.
operasi dan bentuk benda,
maka

semakin

besar

fleksibilitas mesin.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Fleksibilitas Produksi

Range / keseluruhan dari Fleksibilitas mesin dari
bentuk

part

bisa individual system kerja

yang

diproduksi pada system

range dari fleksibilitas
mesin dari keseluruhan
system kerja yang ada
pada system.

Fleksibilitas

Kemampuan

Campuran

mengubah

untuk Kesamaan

bagi

campuran pencampuran

pada

Relative

produk dimana pada saat Work yang didalam nya
yang

sehingga mengandung

sama

waktu

menangani kualitas produk yang digunakan untuk
secara

keseluruhan, memproduksi.

sehingga produk part yang
sama hanya berbeda pada
proporsinya saja.
Fleksibilitas Routing

untuk Kesamaan

Kapasitas
memproduksi

part

saat

part

pada yang di mix kesamaan

antrian Stasiun kerja alat pada
pada

pada

Stasiun

kerja

melakukan Duplikasi pada stasiun

respon terhadap pembreak kerja,

Cross

training

downan

manual

tenaga

peralatan, pada

kerusakan pada mesin, dan kerja.
interupsi-interupsi lainnya
pada

individual

stasiun

kerja .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Fleksibilitas Volume

untuk Peralatan yang umum,

Kemampuan
mengakomodasikan

tingkat

produksi part yang tinggi produksi

performasi
dari

manual

dan merendahkan kuantitas tenaga kerja, sejumlah
total

pada

produksi, investasi pada peralatan

memberikan invers tatap produksi.
pada system.
Fleksibilitas Biaya

Kemampuan dari system Biaya
yang

bisa

penambahan

ekspansikan Stasiun

kerja

untuk menambah kuantitas Kemampuan dimana lay
total produksi.

out bisa diperluas, tipe
dari system perpindhan
tambahan

yang

digunakan, kemampuan
untuk

melakukan

tambahan pada tenaga
kerjayang dilatih.
Sumber : “ A Conceptual Framework For Assesing Supply Chain Fleksibility",
Pujawan,I
Nyoman (2002), Proceeding 7th Asia Pacific Decissions Sciences Conference,
Bangkok

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Berikut ini akan digambarkan 3 level dari Fleksibilitas

Fleksibilitas
Manufacturing
system
Fleksibilitas
Manufacturing
Cell
Single
Machine
Gambar 2.1 Tiga Level Fleksibilitas
(Groover, P. Mikell (2001), Automation, Production Systems, and Computer Integrated
Manufacturing, Prentice Hall International, Inc.)

Gambar 3 kategori dari Fleksibilitas sel dan system menggambarkan hubungan
antara fleksibilitas menufakturing dengan customer satisfaction sebagai berikut :
Fleksibilitas

Fleksibilitas

Manufakturing

Manufakturing

Capability
Machine Fleksibility

H1a

Volume

H1b

Fleksibility

Labor Fleksibility
Material Handling

H2a
Costumer
satisfaction
H2b

Mix Fleksibility

Fleksibility
Gambar 2.2 Hubungan Antara Fleksibilitas Manufakturing
dengan Customer Satisfaction
Zhang, Q., Vonderembse, M. A., Lim, J. (2003). Manufacturing flexibility ; defining and analyzing
relationships among competence, capability, and customer satisfaction, Journal of Operations
Management, 173-191

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Keterangan :
H1a :

Hipotesis Ia , Fleksibilitas manufacturing Competence mempunyai
dampak

positif secara signifikan terhadap volume fleksibility.

H1b : Hipotesis 1b fleksibilitas manufacturing Competence mempunyai dampak
positif secara signifikan terhadap mix fleksibility.
H2a : Hipotesis 2a, Volume fleksibility mempunyai dampak positif terhadap
costumer satisfaction.
H2b : Hipotesis 2b mix fleksibilitas mempunyai dampak positif tehadap
costumer satisfaction.

Keuntungan dari fleksibilitas mesin :
a. Menambah Utilisasi mesin
b. Berkurangnya mesin yang membutuhkan perbaikan.
c. Mengurangi kebutuhan Faktory floor space.
d. Lebih mudah untuk melakukan perubahan,
e. Mengurangi kebutuhan inventory
f. Mengurangi lead time manufacturing.
g. Mengurangi kebutuhan tenaga kerja langsung dan meningkatkan
produktivitas tenaga kerja.
h. Kesempatan untuk melakukan Unattended production.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.3.

Fleksibilitas Supply Chain.

Supply

Manufacturing

Distribution

Customer

Gambar 2.3 Rangkaian Supply Chain
(Sumber : Beamon, B. M. (1999) Measuring Supply Chain Performance, International Journal Of
Operation and Production Management).

Rantai penyediaan (supply chain) terdiri dari berbagai aspek yang
secara langsung maupun tak langsung dapat memenuhi permintaan dari
pelanggan, supply chain tidak terdiri dari manufaktur dan suplier tetapi juga
termasuk di dalamnya transportasi, informasi, warehouse, retailer dan pelanggan
itu sendiri.
Fleksibilitas di titik beratkan pada kemampuan mengalokasikan
fluktuasi yang terjadi pada komponen-komponen dari supply chain yaitu supplier,
distributor dan konsumen. Pengukuran fleksibiltas supply chain ini sangat
diperlukan untuk mengetahui seberapa fleksibel suatu supply chain terhadap
perubahan-perubahan dan fluktuasi-fluktuasi yang mungkin akan dihadapi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Menurut Beamon (1999) supply chain adalah sebuah proses

yang

terintegrasi dimana didalamnya bahan baku dikenai proses manufaktur untuk
dijadikan produk akhir, kemudian dikirimkan kepada konsumen (baik itu melalui
distribusi, retail, ataupun keduanya).
Dari pemahaman inilah berkembang sebuah ide untuk menganalisa
tentang supply chain lebih jauh termasuk dalam hal ini melakukan pengukuran
terhadap fleksibilitas supply chain tersebut.
Penyelesaian tentang fleksibilitas dalam sistem manufakturing diatas
sangat berhubungan dengan fleksibilitas yang ada pada supply chain hal ini
dikarenakan fleksibilitas manufakturing mempunyai peranan yang sangat penting
dalam internal perusahaan sedangkan supply chain sendiri juga berpengaruh pada
internal perusahaan, sehingga pengaruh fleksibilitas manufakturing terhadap
fleksibilitas dalam supply chain sangat luas dibandingkan dengan fleksibilitas
dalam internal perusahaan, hal ini tidak lain disebabkan oleh luasnya jaringan
dalam supply chain itu sendiri. Fleksibilitas supply chain dapat digunakan untuk
menganalisa terhadap kemampuan sistem secara keseluruhan untuk menghandel
fluktuatif yang bisa terjadi pada volume dan jadwal dari supplier, pabrik dan
konsumen yang merupakan rangkaian dari pada supply chain itu sendiri.
Fleksibilitas supply chain sangat memegang peranan penting dalam
keberhasilan supply chain itu sendiri, terlebih lagi pada perusahaan yang
mempunyai kondisi ketidakpastian yang sangat tinggi.
Fleksibilitas merupakan tanggung jawab setiap elemen yang berada
dalam supply chain, baik itu internal perusahaan, yakni departemen-departemen

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang ada dalam perusahaan maupun eksternal perusahaan mulai dari supplier,
distributor, retailer termasuk disini pihak yang membantu dalam penyediaan
informasi.
Komponen–komponen dari fleksibilitas yang mempengaruhi pada
aktivitas dalam supply chain, termasuk di dalamnya fleksibilitas untuk
memperoleh informasi mengenai permintaan dan selanjutnya digunakan sebagai
pertukaran informasi antar organisasi yang ada dalam supply chain tersebut.
Menurut Garavelli (2003) fleksibilitas dalam suatu supply chain sangat
kompleks dan terdiri dari multi dimensi konsep dan sangat sulit untuk diringkas.
Namun satu hal yang perlu ditekankan pada fleksibilitas dalam suatu supply chain
haruslah mempunyai kemampuan untuk merespon perubahan yang terjadi baik itu
perubahan yang datang dari dalam perusahaan sebaik dengan perubahan yang
datang dari luar perusahaan.
Menurut Duklos et al (2001) enam komponen fleksibilitas supply chain
telah diidentifikasikan berdasarkan fleksibilitas manufacturing yang telah dibahas
sebelumnya, yaitu :
1. Production System Flexibility
Kemampuan untuk menyusun modal dan operasi-operasi untuk melakukan
respon dari kecenderungan yang dimiliki oleh konsumen (perubahan produk,
volume) pada setiap titik dalam supply chain.
2. Market Flexibility
Kemampuan untuk dapat melakukan produksi sesuai pesanan dan mampu
membangun hubungan dekat dengan konsumen dan melibatkan mereka

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

(konsumen) dalam design dan melakukan modifikasi produksi baru maupun
produksi yang telah ada.
3. Logistic Flexibility
Kemampuan melakukan perubahan dalam penerimaan dan delivery produksi
baik dari pihak supplier maupun konsumen dengan pengeluaran biaya yang
seefektif mungkin ( perubahan lokasi konsumen, globalisasi dan penundaan).
4. Supply Flexibility
Kemampuan untuk mengatasi perubahan permintaan supply, seiring dengan
permintaan dari konsumen.
5. Organizazional flexibility
Kemampuan untuk menggalang tenaga kerja ahli untuk kebutuhan supply
chain dalam menentukan permintaan dari konsumen.
6. Information Flexibility
Kemampuan untuk menyusun struktur system informasi sesuai dengan
dinamika perubahan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam rangka
untuk memenuhi permintaan dari konsumen.
Penggambaran fleksibilitas suatu supply chain pada dasarnya haruslah
meliputi secara keseluruhan dari pada sistem yang ada dalam supply chain itu
sendiri, yaitu dimulai dari supplier sampai dengan konsumen, dimensi-dimensi
fleksibilitas yang ada dalam suatu supply chain haruslah mampu mencerminkan
seluruh elemen tersebut.
Kemudian model dan karakteristik tersebut dikembangkan oleh Stafford
(2001) yang menyatakan bahwa dimensi-dimensi fleksibilitas yang lebih umum

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

namun mencakup keseluruhan elemen dalam supply chain, dimensi-dimensi itu
adalah sourcing, product development, production, delivery.
Sourcing adalah penilaian yang diberikan pada kemampuan yang di
miliki dalam hal pengadaan bahan baku dan berkaitan dengan supplier system.
Product development merupakan penilaian yang diberikan atas kemampuan yang
dimiliki untuk membuat variasi produk dan melakukan perencanaan terhadap
adanya produk baru yang disebut juga sebagai produk design. Production adalah
penilaian yang diberikan atas kemampuan dari dalam perusahaan, yang pada
bagian terdahulu lebih dikenal sebagai fleksibilitas manufakturing lebih tepatnya
dikenal dengan production system. Delivery merupakan penilaian yang diberikan
atas kemampuan untuk hal yang berhubungan langsung dengan konsumen untuk
delivery system.
Penjelasan yang lebih lanjut dan untuk memudahkan melakukan
penilaian (assessment) terhadap fleksibilitas yang telah disebutkan diatas
diuraikan menjadi parameter-parameter yang lebih spesifik, seperti dapat dilihat
pada tabel 2.2. yang secara umum dapat dipakai untuk melakukan penilaian
terhadap target fleksibilitas supply chain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 2.2 Parameter Fleksibilitas Supply Chain
Tipe Fleksibilitas
Parameter

Supplier System

Product Design

Pengumpulan suplier-suplier
(Berkaitan dengan banyaknya jumlah supplier yang dimiliki oleh
Perusahaan selain suplier utama)
Pengiriman dengan jumlah beragam
(Berkaitan dengan jumlah barang yang dapat dikirim oleh pihak
suplier dalam rangka memenuhi permintaan yang datang dari
perusahaan)
Pengiriman permintaan mendesak
(Berkaitan dengan kemampuan suplier untuk memenuhi
permintaan dari perusahaan di luar permintaan regular)
Penggunaan beragam alat transportasi
(Berkaitan dengan alat transportasi yang digunakan oleh pihak
suplier untuk melakukan pengiriman pesanan yang datang dari
perusahaan, dilihat dari segi jenis, dan juga dari segi sistem yakni
sistem pengelolaan yang digunakan)
Kemudahan menjalankan sistem penjadualan
(Berkaitan dengan hubungan kerjasama antara perusahaan dengan
supliernya)
Lead time suplier
(Berkaitan dengan jangka waktu yang dijanjikan oleh pihak
suplier antara permintaan yang diberikan sampai dengan barang
diterima oleh pihak perusahaan)
Kapasitas Total Suplier
(Berkaitan dengan tingkat kemampuan pihak Suplier dalam
memenuhi permintaan dari perusahaan)
Menghasilkan desain berkulitas dengan cepat
(Berkaiatan dengan pembuatan rancangan produk baru yang
berkualitas dalam waktu relativ singkat)
Menghasilkan beragam desain
(Berkaitan dengan kemampuan yang dipunyai untuk
memproduksi jenis produk dalam jumlah banyak dalam sekali
proyek perancangan produk baru)
Kewenangan untuk memutuskan pilihan desain
(Berkaitan dengan prosedur yang harus dilakukan untuk
memutuskan desain produk baru yang akan diluncurkan)
Uji coba bahan dengan cepat
(Berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki yang dapat
mendukung perancangan desain produk baru terutama dalam hal
material)
Kemampuan menkonfirmasikan suplier untuk menyediakan
bahan baku pendukung produk baru
(Berkaitan dengan kemampuan yang berkaitan dengan pengadaan
material yang dibutuhkan untuk desain produk baru yang
dilakukan, apabila produk yang dibuat memerlukan material yang
lain dibandingkan dengan proyek yang selama ini ditangani, baik
itu melalui suplier yang sudah ada maupun melalui cara pencarian
supplier baru)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Production System

Delivery System

Penyediaan perangkat lunak dan alat bantu lain untuk
memudahkan memodifikasi serta mengkreasikan desain
(Berkaitan dengan tersedianya program komputer serta peralatan
lain yang digunakan untuk melakukan perubahan atau
pemodifikasian desain yang ada)
Menghasilkan beragam produk yang berbeda
(Berkaiatan dengan kemmpuan untuk memproduksi produk dalam
banyak jenis)
Menggunakan beragam urutan proses
(Berkaitan dengan kemampuan memproduksi dengan urutan atau
lintasan proses yang berbeda)
Merubah jadwal produksi dengan cepat
(Berkaitan dengan perencanaan dan penjadwalan mengenai semua
informasi permintaan pengiriman yang masuk dari konsumen)
Perbaikan mesin yang rusak dengan cepat
(Berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki untuk memperbaiki
kerusakan mesin yang terjadi sehingga proses produksi tidak
terganggu)
Penggunaan Tenaga sub kontrak
(Berkaitan dengan tingkat penggunaan tenga sub kontrak untuk
memenuhi permintaan apabila kapasitas produksi sudah
maksimum)
Penggunaan bahan pengganti
(Berkaitan dengan pemakaian kapasitas produksi yang ada pada
perusahaan untuk melakukan produksi pada saat ini)
Penggunaan komponen yang umum
(Berkaitan dengan penggunaan komponen atau bahan baku yang
sama dalam jenis produk-produk yang dihasilkan)
Produksi dengan kuantitas yang fleksibel
(Berkaitan dengan jumlah minimum dan maksimum produk yang
dapat diproduksi tanpa menambah biaya mesin produksi yang
ada)
Pengiriman dengan kuantitas yang fleksibel
(Berkaitan dengan pemenuhan kabutuhan atau permintaan dalam
hal jumlah produk yang mampu dikirim)
Pemenuhan permintaan yang mendesak
(Berkaitan dengan pemenuhan permintaan dari konsumen akan
rpoduk yang dihasilkan dalam hal waktu)
Pengiriman informasi permintaan dengan mudah dan cepat
(Berkaitan dengan sistem yang ada di perusahaan delam hal
penerimaan dan pengelolaan informasi mengenai permintaan
pengiriman dari konsumen)
Penggunaan berbagai alat untuk pengiriman permintaan
(Berkaitan dengan alat transportasi yang digunakan oleh pihak
perusahaan untuk melakukan pengiriman pesanan yang datang
dari customer, dilihat dari segi jenis, dan juga dari segi sistem
yakni sistem pengelolaan yang digunakan)
Pengkombinasian produk berbeda dalam satu macam alat angkut
(Berkaitan dengan jenis produk yang dikirim dalam satu jenis alat
angkut)
Pemenuhan pemintaan berasal dari lebih dari satu distributor
(Berkaitan dengan pemenuhan permintaan yang datang lebih
daripada satu customer)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Melakukan perubahan jadwal pengiriman dengan cepat
(Berkaitan dengan pemenuhan perencanaan dan penjadwalan
mengenai semua informasi permintaan pengiriman yang masuk
dari konsumen)
Sumber : “Assessing supply chain flexibility: a conceptual framework and case study",
Pujawan, I Nyoman (2004), Int. J. Integrated Supply Management, Vol. 1, No. 1, pp.79–97

Perubahan demand adalah suatu hal yang menjadi sumber timbulnya kebutuhan
untuk fleksibel. Gambar 2.3 memperlihatkan hubungan antara level uncertainty
demand dengan level fleksibilitas yang harus dicapai. Uncertainty yang tinggi
dapat menimbulkan nervousness dalam sistem produksi dan pengiriman,
mempertinggi level inventory dan menurunkan derajat service level terhadap
customer, hal ini dinyatakan oleh Nyoman Pujawan dan Brian G. Kingsman
(2000).

Low demand

Somewhat

Somewhat

high demand

Uncertainty

certain

uncertain

uncertainty

demand

demand

3

4

1

2

Semakin Fleksibel
Gambar 2.4 Hubungan antara level uncertainty demand dengan level
fleksibilitas
(Pujawan dan Kingsman, 2000)
(Pujawan, I Nyoman (2002), “ A Conceptual Framework For Assesing Supply Chain
Fleksibility” Proceeding 7th Asia Pacific Decissions Sciences Conference, Bangkok.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Keterangan :
1. Low demand uncertainty
Level dimana suatu supply chain perusahaan mengalami permintaan yang
rendah dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi.
2. Somewhat certain demand
Level dimana suatu supply chain perusahaan mengalami permintaan yang
sedang dengan tingkat kepastian tinggi.
3. Somewhat uncertain demand
Level dimana suatu supply chain perusahaan mengalami permintaan yang
sedang dengan tingkat ketidakpastian tinggi.
4. High demand uncertainty
Level dimana suatu supply chain perusahaan mengalami permintaan yang
tinggi dengan tingkat ketidak pastian yang tinggi pula.

2.4.

Tingkat kebutuhan Fleksibilitas berdasarkan Demand
Tingkat kebutuhan fleksibiltas berdasarkan Demand sangat penting dan

mempengaruhi Flexibilitas Supply Chain. Perubahan demand adalah suatu hal
yang menjadi sumber timbulnya kebutuhan untuk menjadi fleksibel. Adanya
perbedaan tingkat fleksibilitas pada Supply Chain

mengindikasikan terjadi

perbedaan pada parameter-parameter fleksibilitas yang dijadikan acuan dalam
penelitian. Itu sebabnya tidak semua parameter fleksibilitas yang disebutkan di
atas cocok dan tepat untuk suatu supply chain yang akan diteliti pada perusahaan.
Pada suatu sistem supply chain suatu parameter bisa jadi merupakan suatu faktor

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang penting, namun pada model supply chain yang lain faktor tersebut, dianggap
tidak terlalu penting.
Menurut Beamon (1999) keuntungan fleksibilitas Supply chain adalah :








Mereduksi jumlah backorder yang ada.
Mereduksi jumlah lost sates.
Mereduksi jumlah order yang terlambat.
Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi variasi demand,
misalkan Faktor musiman.



Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya
performasi mesin (machine breakdown).



Memudahkan

untuk

merespon

dan

mengakmodasi

berkurangnya

performasi dari supplier.


Memudahkan untuk merespon dan mengakomodasi berkurangnya
performasi pengiriman.



Memudahkan untuk merespondan mengakomodasi produk baru, pasar
baru dan pesaing baru.

2.5.

Kuadran Pengukuran Fleksibilitas Supply Chain.
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan analisa terhadap

fleksibilitas suatu supply chain adalah melakukan penilaian atau assessment
mengenai seberapa fleksibel suatu supply chain untuk memenuhi kebutuhan pasar
mengingat kebutuhan pasar yang sangat bersifat fluktuatif. Parameter-parameter
fleksibilitas supply chain lah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang digunakan ketika melakukan penilaian ini dengan sebelumnya menyesuaikan
parameter-parameter mana sesuai dengan kondisi perusahaan yang sedang diukur
fleksibilitas supply chain yang dimilikinya menurut Pujawan (2002) yang dikutip
oleh Eunike (2002). Identifikasi kondisi fleksibilitas supply chain dapat
digambarkan dalam kuadaran fleksibilitas sebagai berikut :
capabilit
II
Unmatched condition,
Over design system

high
I

requirement
low

high

III

IV
Unmatched condition,
Flexibility is too low
low

(Sumber : Pujawan (2002)) A Coceptual Frame work for Assessing supply chain. Flexibility, '
Proceeding 7)

Gambar 2.5 Kuadran fleksibilitas Supply Chain
Pada kuadran I dan III menunjukkan kondisi yang seimbang, yakni
kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki fleksibilitas sebanding. Kebutuhan yang
tinggi diimbangi dengan kemampuan yang tinggi pada kuadran I dan kebutuhan
yang rendah dapat diimbangi dengan kemampuan yang rendah pada kuadran III.
Kondisi II dan IV menggambarkan keadaan yang bermasalah dan
memerlukan penanganan. Kondisi II terjadi pada saat kebutuhan akan fleksibilitas
rendah namun kemampuan akan fleksibilitasnya tinggi (overdesign). Overdesign
dapat mengakibatkan terjadinya ketidak efisien dalam perusahaan dan akan
menyebabkan pula banyaknya cost yang akan t