PANDUAN FULL DAY SMK

PANDUAN PRAKTIS SMK FULLDAY
Disarikan dari praktik terbaik SMK Indonesia

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Direktorat Pembinaan SMK
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
2017

PANDUAN PRAKTIS SMK FULL DAY
Disarikan dari praktik terbaik SMK Indonesia
Copyright © 2017, Direktorat Pembinaan SMK
All rights Reserved
Penyusun
Dr. Jumintono, MPd.
Perumus
Dr. Budi Santosa
Dr. Tri Kuat
Dr. Ir. Dwi Sulisworo, MT.
Muhammad Sayuti, M.Ed., PhD.
Dr. Fatwa Tentama, MPsi.
Pembahas

Drs. M. Mustaghirin Amin, MBA. (Direktur PSMK)
Arie Wibowo Khurniawan, S.Si., M.Ak. (Kasubdit Evaluasi PSMK)
Arfah Laidiah Razik, SH., MA. (Staf subdit Evaluasi PSMK)
Hendra, ST. (Staf subdit Evaluasi PSMK)
Dr. Bambang Noor Achsan (Dosen Magister Pendidikan Vokasi Universitas Ahmad Dahlan)
Drs. Ima Ismara, M.Pd.,M.Kes. (Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta)
Drs. Anastasius Ssagana Mulyanta (SMK Katolik Santo Mikael Surakarta)
Apri Nuryanto, SPd., ST., MT. (Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta)
Kepala-kepala SMK yang menjadi tempat responden di 18 kota di Indonesia
Desain dan Tata Letak:
Ari
Rayi Citha Dwisendy, S.Ds
ISBN:
Penerbit:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Gedung E, Lantai 13
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta 10270

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah, buku panduan praktis Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
sistem fullday ini selesai disusun. Panduan disusun untuk memberikan kemudahan
bagi SMK untuk langkah mengembangkan diri dari SMK regular biasa menjadi SMK
dengan muatan lebih besar guna menjamin lulusan terserap di DUDI. Keberterimaan
(employability) lulusan SMK sampai saat ini masih menjadi permasalahan besar
bagi dunia pendidikan. Sehingga pemerintah dan masyarakat harus terus berupaya
mengambil langkah strategis untuk menjawab permasalahan ini. Panduan ini
sangat ringkas dan praktis. Untuk mempertajam pelaksanaan kegiatan dapat
dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
Perkenankan kami menghaturkan terima kasih kepada:
1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI
2. Direktur Pembinaan SMK Kemdikbud RI
3. Rektor Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
4. Teman-teman dosen di Magister Pendidikan Vokasi Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta
5. Para tim perumus dan pembahas dengan segala kegigihan dan komitmennya
6. Para kepala-kepala sekolah yang terlibat dalam penelitian dan sekaligus menjadi
peserta aktif dalam FGD demi tersusunnya panduan ini.
Tidak ada gading yang tidak retak, panduan ini masih membutuhkan uluran ide,
saran dan perbaikan dari berbagai pihak untuk menghasilkan buku panduan yang

mudah diikuti. Sehingga tujuan SMK untuk menghasilkan lulusan yang siap bekerja
dapat terwujud dengan baik.

Penyusun

i

Buku panduan SMK sistem Fullday

PENGANTAR DIREKTUR PSMK
SMK sistem fullday disusun bukan saja untuk menambah jam belajar siswa di
SMK tetapi dirancang untuk lebih pada kebutuhan dan tuntutan pengguna lulusan
SMK. Kebekerjaan (employability) siswa SMK adalah muara dari semua proses
penyelenggaraan SMK dengan segenap daya dukung yang harus disiapkan.
Penajaman arah lulusan SMK untuk siap bekerja adalah mengembalikan ilosoi
dasar berdirinya pendidikan kejuruan.
Dalam buku panduan ini ada 3 ranah yang akan dijadikan tujuan SMK sistem fullday.
Ranah pengetahuan, lulusan SMK bukan saja mencapai level mengevaluasi tetapi
sampai pada level mencipta produk. Pada ranah keterampilan level kompetensi
lulusannya mencapai level kompeten yang lebih tajam dan dan dalam. Dari dua

ranah itu diharapkan sikap lulusannya menjadi lebih unggul, siap kekerja, disiplin
tinggi dan mandiri. Sehingga buku ini terdiri atas panduan penguatan kualiikasi
kompetensi, panduan kompetensi penunjang karir dan bagaimana mengoptimalkan
daya dukung institusi sekolah. Kepada kepala sekolah SMK silahkan dapat
diterapkan buku ini di sekolah masing-masing tentu dengan menyesuaikan
kebutuhan dan kekuatan yang ada.
Dalam pengantar ini sebagai direktur PSMK mengucapkan terima kasih kepada
tim Lembaga Penelitian dan Pengembangan Universitas Ahmad Dahlan dan subdit
evaluasi yang tidak henti-hentinya untuk menyelesaikan buku panduan tepat waktu.
Tidak ada gading yang tidak retak, kami masih memerlukan kritik, sara dan masukan
dari berbagai pihak untuk menyempurnakan buku panduan ini. Terima kasih.

Direktur PSMK

Drs. M. Mustaghirin Amin, MBA.

Buku panduan SMK sistem Fullday

ii


DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………….............................................

i

Pengantar Direktur PSMK........................................................... .......

ii

Daftar Isi.............................................................................................

iii

Daftar Gambar....................................................................................

iv

Daftar Tabel........................................................................................

v


BAB I Sekilas Fullday School dan Employability Skill........................

1

Fullday School .....................................................................

2

Employability Skills .............................................................

2

Menuju SMK sistem Fullday.................................................

3

BAB II Penguatan Kualiikasi Kompetensi ......................................

7


Lomba Kompetensi Siswa (LKS mini)..................................

8

Revitalisasi Teaching Factory atau Unit Produksi
atau Bisnis Center................................................................

9

Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti.....................................

11

Gerakan Literasi Sekolah.....................................................

14

Uji kompetensi dan Sertiikasi LSP P 1................................


15

BAB III Kompetensi Penunjang Karir...............................................

21

SMK ber-KAIZEN .................................................................

22

Ketarunaan/ke-smapta-an...................................................

25

Achievement Motivation Training........................................

27

Pengembangan Karir model Adversity Quotient .................


34

SMK Siaga Bencana.............................................................

35

Safety Health Environmental (SHE) .....................................

36

BAB IV Daya Dukung Institusi..........................................................

39

Workshop/Bengkel...............................................................

40

Guru......................................................................................


40

Assessor...............................................................................

41

Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI)......................................

42

Stakeholder Luar..................................................................

42

BAB V Penutup ...............................................................................

45

Daftar Pustaka....................................................................................


47

iii

Buku panduan SMK sistem Fullday

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. SMK sistem fullday.......................................................

4

Gambar 2. Model 1 Pembelajaran Teaching Factory.....................

9

Gambar 3. Model 2 Pembelajaran Teaching Factory.....................

10

Gambar 4. Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti.............................

11

Gambar 5. Uji Kompetensi Terpadu...............................................

18

Gambar 6. Arti Kaizen....................................................................

22

Gambar 7. Program Kaizen............................................................

23

Gambar 8. Milestone program SMK ber-Kaizen.............................

23

Gambar 9. Contoh Pelaksanaan Program SMK ber-Kaizen...........

25

Buku panduan SMK sistem Fullday

iv

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tahapan pelaksanaan GLS di SMK......................................

15

Tabel 2. Contoh Format Skill Passport Kompetensi Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan...............................................................

19

Tabel 3. Struktur program SMK ber-Kaizen.......................................

24

Tabel 4. Pembagian tugas program SMK ber-Kaizen........................

24

Tabel 5. Jadwal Achievement Motivation Training............................

27

v

Buku panduan SMK sistem Fullday

BAB I
FULLDAY SCHOOL DAN
EMPLOTABILITY SKILLS

Buku panduan SMK sistem Fullday

1

BAB I
FULLDAY SCHOOL DAN EMPLOTABILITY SKILLS
1. FULLDAY SCHOOL
Program fullday school pada hakekatnya tidak hanya upaya menambah waktu
dan memperbanyak materi pelajaran saja, namun untuk mengkondisikan siswa
agar memiliki pembiasaan hidup yang baik serta pembinaan kejiwaan, mental dan
moral anak. Oleh karena itu sekolah dengan sistem ini harus dilengkapi dengan
program rekreatif dalam pembelajaran agar tidak timbul kebosanan dalam
menempuh studinya. Secara de facto banyak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
di Indonesia yang sudah menerapkan sistem fullday school. Penerapan sistem
ini didasarkan pada kebutuhan capaian pembelajaran di setiap kompetensi. SMK
sistem fullday dapat dilihat pada hampir semua pembelajaran kejuruan terutama
praktik sudah menggunakan sistem blok atau semi blok. Selain itu pembelajaran
di SMK dilaksanakan di dalam dan atau di luar sekolah dalam hal ini Dunia
Usaha dan Dunia Industri (DUDI) serta pembelajaran dilakukan di dalam jam
formal di luar jam formal. Bahkan di beberapa sekolah ada yang harus masuk
malam karena menyesuaikan dengan perilaku praktik yang dibutuhkan, misalnya
praktik pemijahan benih ikan harus dilakukan pada malam hari. Ada beberapa
deinisi tentang fullday school. Menurut Baharudin (2009:231) fullday school
mempunyai beberapa keunggulan yaitu siswa akan mendapatkan pendidikan
umum dan pendidikan keIslaman serta dapat mengembangkan potensi siswa
melalui kegiatan ekstra kurikuler. Hasan (2006:111) menegaskan fullday school
bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi kepribadian siswa dengan
lebih seimbang. Sedangkan menurut Nur Asni Aliana Aliah (2014) menjelaskan
sekolah model fullday school dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan
tingkat penyesuaian sosial. Sementara itu Budi Winarni (2015) menengarahi
adanya pengaruh antara penerapan fullday school terhadap kedisiplinan siswa.
Dari beberapa deinisi di atas dapat disimpulkan bahwa fullday school adalah
model sekolah yang menerapkan pendidikan yang dapat mengembangkan
seluruh potensi siswa dan meningkatkan kecerdasan emosional dan tingkat
penyesuaian sosial yang dilakukan sehari penuh.
2. EMPLOYABILITY SKILLS
Secara sederhana employability skills adalah ketrampilan yang dapat digunakan
untuk bekerja atau istilah populernya adalah kebekerjaan. Menurut Goodwin
(2012: 3) employability skill meliputi: non-technical skills, including generic

2

Buku panduan SMK sistem Fullday

skills, essential skills, soft skills, key competencies, transferable skills, enterprise
skills and general capabilities. Employability skill diperoleh pada saat seseorang
mengikuti pembelajaran. Ketrampilan non teknik (non-technical skills) bukan saja
ketrampilan yang berhubungan dengan kemampuan bekerja secara langsung,
tetapi kemampuan yang secara luas yang berhubungan dengan kemasyarkatan,
seperti kewarganegaraan dan etika berperilaku. Kompetensi kunci (key
competencies) adalah kompetensi yang berkaitan dengan jenis pekerjaan.
Sedangkan transferable skills adalah ketrampilan mentranfer jika ditempat
pekerjaan ada perkembangan/perubahan ketrampilan kunci. Seseorang yang
memiliki employability skill yang baik akan mempunyai kinerja yang baik pula.
Goodwin (2012: 3) membuat kerangka kerja yang menghubungkan antara
employability skills, technical skills, dan ketrampilan inti dalam berbahasa
dan berhitung dikaitkan dengan kinerja. Kerangka kerja tersebut menunjukkan
bahwa kinerja sangat ditentukan oleh ketrampilan bekerja, ketrampilan teknik,
ketrampilan berbahasa dan berhitung. Employability skills adalah suatu
ketrampilan yang memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan
atau untuk dapat tetap bekerja, meliputi ketrampilan personal, ketrampilan
interpersonal, sikap kebiasaan, dan perilaku (Lankard, 1990). Employability skills
juga dimaknai sebagai sekumpulan ketrampilan non-teknis yang bersifat dapat
ditransfer yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja, untuk tetap bertahan
dan mengembangkan karir di tempat kerja, ataupun untuk pengembangan karir
di tempat kerja baru (Yorke, 2006). Dari beberapa pendapat diatas, employability
skills dapat disimpulkan sebagai ketrampilan teknis dan non teknis yang dapat
digunakan untuk bekerja.
3. MENUJU SMK SISTEM FULLDAY
SMK sistem fullday tidak lain bertujuan untuk mencapai tingkat employability
skills siswa yang tinggi. Tujuan ini sangat penting karena mengfokuskan lulusan
SMK yang siap bekerja, baik untuk dirinya maupun orang lain, adalah erat kaitannya
dengan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran di sekolah. Menambah
atau bahkan mengaburkan dengan tujuan lain bisa jadi akan memperburuk citra
SMK bahkan menurunkan kualitas lulusannya. Secara mudah bagaimana SMK
sistem fullday bekerja adalah seperti yang gambar di bawah ini.

Buku panduan SMK sistem Fullday

3

Gambar 1. SMK Sitem Fullday

Gambar di atas menunjukkan bahwa SMK sistem fullday memiliki konsekuensi
yang sangat luas. Pencapaian pengetahuan dan ketrampilan serta sikap siswa
harus memiliki nilai lebih dari SMK sistem reguler. Pengetahuan yang dicapai
harus sampai pada tahap mencipta, sementara ranah keterampilan SMK sistem
fullday harus mencapai level kompetensi yang lebih kuat dan tajam. Demikian juga
sikap siswa yang dihasilkan adalah lebih baik dari SMK lainnya. Guna menjamin
ketercapaian employability skills siswa yang tinggi, SMK harus memiliki dukungan
kuat dari dalam maupun luar institusi. Dari internal sekolah penguatan 8 Standar
Nasional Pendidikan (SNP) sudah harus memiliki kelebihan dan keunggulan. Dari
eksternal sekolah meliputi DUDI sebagai mitra wajib, asosiasi profesi dan LSP
sebagai tolok ukur ketercapaian setiap kompetensi siswa menjadi sangat penting.
Ketercapaian proses kualitas pelatian dapat terlihat dari berjalannya Praktek Kerja
Lapangan (PKL) minimal 6 bulan, magang minimal 8 bulan (khusus untuk SMK 4
tahun) dengan baik, berjalannya Teaching Factory atau Unit Produksi atau Bisnis
Center sampai menghasilkan proit.
Berdasarkan kebutuhan DUDI lulusan SMK selain dibutuhkan kualiikasi minimal
tamatan, tetapi juga dituntut memiliki kemampuan pengembangan karir sebagai
pekerja. Kualiikasi minimal tamatan, sekolah dapat dilakukan dengan dengan
penajaman kompetensi, pengelolaan Usaha Produk Kreatif, Revitalisasi Teaching
Factory atau Unit Produksi atau Bisnis Center, menumbuhkan Gerakan Budi Pekerti,

4

Buku panduan SMK sistem Fullday

Gerakan Literasi Sekolah, Sinkronisasi Kurikulum DUDI dan sekolah, Uji kompetensi
dan sertiikasi minimal LSP P 1, Praktek Kerja Lapangan (PKL) 6 bulan, Magang 8
bulan (SMK 4 th) dan menguasai bahasa internasional selain English. Sementara
pengembangan karir siswa, sekolah dapat melakukan pramuka yang mendukung
kompetensi siswa, SMK ber-KAIZEN, mengembangkan ketarunaan/ke-smaptaan, mengadakan kegiatan Achievement Motivation Training, pengembangan karir
pakai model Adversity Quotient, SMK siaga bencana dan kegiatan Safety Health
Environmental (SHE).

Buku panduan SMK sistem Fullday

5

6

Buku panduan SMK sistem Fullday

BAB II
PENGUAT KUALIFIKASI
KOMPETENSI

Buku panduan SMK sistem Fullday

7

BAB II
PENGUATAN KUALIFIKASI KOMPETENSI
1. LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS MINI)
Pengembangan SMK sistem fullday adalah bagaiamana mewujudkan kompetensi
siswa menjadi lebih kuat dan lebih tajam. Salah satu langkahnya adalah
mengadakan Lomba Kompetensi Siswa (LKS mini). LKS mini adalah kompetisi
yang dapat dilakukan dalam periode tertentu antar siswa sesuai bidang keahlian
yang diajarkan pada SMK. Kompetisi ini dititikberatkan pada bidang keterampilan
praktik yang didukung oleh pemahaman teori yang relevan dan sikap kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai standar industri. Pengetahuan,
dan

sikap

kerja

yang

dimaksud

adalah

keterampilan

manifestasi kemampuan yang

dilandasi oleh daya pikir, daya qolbu, dan daya isik, untuk siap menjadi
tenaga kerja tingkat menengah yang handal dalam bidang masing-masing
sesuai tuntutan kebutuhan dunia kerja. LKS mini dapat dijadikan pembibitan awal
untuk menjadi wakil sekolah pada LKS tingkat di atasnya, baik tingkat kabupaten,
provinsi, nasional bahkan sampai pada tingkat dunia yaitu world skills international
competition (Kompetisi Keahlian tingkat Dunia). Bagaimana LKS mini sekolah
dijalankan dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membentuk panitia tetap baik di tingkat jurusan maupun sekolah
b. Panitia membuat prosedur dan aturan kerja praktek sebelum kompetisi.
c. Panitia kompetisi menyiapkan fasilitas kompetisi sebisa mungkin seperti
suasana di DUDI
d. Pelaksanaan dapat dilakukan di dalam maupun di luar sekolah atau kombinasi
antar keduanya.
e. Penilaian kompetisi menentukan pola dan teknik penilaian, baik teori maupun
praktek
f.

Dalam hal penjurian, sekolah dapat melibatkan pihak luar baik DUDI atau
asosiasi profesi atau yang lain yang lebih kompeten di bidangnya.

g. Guna meningkatkan motivasi lomba, sekolah dapat menyiapkan hadiah
sebagai stimulus.
h. Perekrutan peserta lomba dapat melalui penunjukkan langsung atau
pendaftaran secara sukarela.
i.

Lomba sebaiknya dilakukan secara rutin dan berkala sehingga peserta dapat
mempersiapkan diri dengan baik.

j.

Waktu lomba murni menggunakan sistem blok dengan durasi tertentu.

8

Buku panduan SMK sistem Fullday

2. REVITALISASI TEACHING FACTORY / UNIT PRODUKSI ATAU BISNIS CENTER
Model Pembelajaran Teaching Factory adalah Model Pembelajaran yang
memanfaatkan sarana prasarana yang dimiliki Sekolah dalam menciptakan
suasana industri di sekolah untuk mencapai kompetensi satu atau beberapa
mata pelajaran produktif. Siswa diberi pengalaman langsung suasana kerja
industri meskipun di sekolah dengan dihadapkan pada pekerjaan nyata sesuai
kompetensi yang harus dimiliki dari satu atau beberapa mata pelajaran produktif
baik yang bersifat produk maupun jasa. Sehingga kompetensi yang dicapai
sesuai dengan yang seharusnya dan tidak terjadi kesenjangan kemampuan/
kompetensi antara kebutuhan/tuntutan industri dengan kemampuan /
a. Teaching Factory ini dapat dilakukan kerjasama antara sekolah yang tidak
atau kurang memiliki alat untuk praktik dan industri yang memproduksi
produk yang dapat dikembangkan sesuai dengan program keahlian yang
dimiliki sekolah. Sekolah dipersyaratkan mempunyai lahan yang cukup
agar supaya industri dapat mendirikan site plan di sekolah. Dengan
demikian ada kerja sama yang saling menguntungkan antara sekolah
dengan industri. Pelaksanaannya siswa akan mendapatkan kompetensi
sesuai dengan kebutuhan industri, kurikulum berasal dari industri, sehingga
sebelumnya guru produktif akan mendapatkan pelatihan terlebih dahulu di
industri sampai merasa memiliki kompetensi yang akan ditularkan kepada
siswanya. Harapanya di dalam pembelajran guru dapat melatih siswa
dalam mencapai kompetensi yang diminta oleh industri yang bekerja sama

Gambar 2. Model 1 Pembelajaran Teaching Factory

Buku panduan SMK sistem Fullday

9

b. Model Pembelajaran Teaching Factory ini, dapat dilaksanakan oleh sekolah
yang memiliki peralatan untuk praktik yang sama atau hampir sama yang
dimiliki di industri. Jadi sekolah mencukupi alat-alat atau sarana prasarana
yang memenuhi

delapan standar pendidikan. Menurut Kuswantoro

(2014), teaching factory menjadi konsep pembelajaran dalam keadaan
yang sesungguhnya untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara
pengetahuan yang diberikan sekolah dan kebutuhan industri. Teaching
factory merupakan pengembangan dari unit produksi yakni penerapan
sistem industri mitra di unit produksi atau bisnis center yang telah ada
di SMK. Unit produksi atau bisnis center adalah pengembangan bidang
usaha sekolah selain untuk menambah penghasilan sekolah yang dapat
digunakan dalam upaya pemeliharaan peralatan, peningkatan SDM, dll
juga untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada
siswanya. Penerapan unit produksi sendiri memiliki landasan hukum yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 pasal 29 ayat 2 yaitu “Untuk
mempersiapkan siswa sekolah menengah kejuruan menjadi tenaga kerja,
pada sekolah menengah kejuruan dapat didirikan unit produksi yang
beroperasi secara profesional.”

Gambar 3. Model 2 Pembelajaran Teaching Factory

Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan untuk menumbuhkembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur,
kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain) yang dibutuhkan DU/DI serta
meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar membekali
kompetensi (competency based training) menuju ke pembelajaran yang
membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production based
training).
10

Buku panduan SMK sistem Fullday

3. GERAKAN PENUMBUHAN BUDI PEKERTI
Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti (GPBP) adalah kegiatan pembiasaan sikap
dan perilaku positif di sekolah yang dimulai sejak dari masa orientasi siswa
baru sampai dengan kelulusan. Seorang siswa tidak mungkin bisa berbudi
pekerti dalam waktu sekejap. Budi pekerti membutuhkan langkah panjang
dan pembiasaan-pembiasaan. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No. 23
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekertimerupakan salah satu ikhtiar
menerjemahkan visi Kemendikbud 2014-2019.
Tujuan dilaksanakannya Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti di SMK sistem
fullday adalah sebagai berikut:
a. Membentuk insan dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang
berkarakter.
b. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi warga
sekolah
c. Menumbuh-kembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan
karakter sejak di sekolah.
d. Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah,
pemerintah daerah, masyarakat, dan keluarga.
e. Menumbuh-kembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara
sekolah, masyarakat, dan keluarga.
Sementara pembiasaan-pembiasaan yang dapat dikembangkan di SMK
meliputi pembiasaan umum, harian, mingguan, bulanan, tengah tahunan
dan tahunan. Lihat gambar berikut.

Gambar 4. Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti

Buku panduan SMK sistem Fullday

11

a. Pembiasaan Umum
1. Memberi salam, senyum, dan sapaan kepada setiap orang di komunitas
sekolah;
2. Membersihkan lingkungan sekolah dari limbah isik dan visual
3. Santun dalam berbicara, bersikap, dan berperilaku;
4. Berpakaian sopan sesuai norma dan budaya nasional dan/atau lokal;
5. Menggunakan sumber daya sekolah (air, listrik, telpon, dsb.) secara eisien
untuk mencegah berbagai bentuk pemborosan;
6. Mengurangi penggunaan plastik/bahan lain yang tidak mudah terurai;
7. Mematikan lampu dan semua alat yang menggunakan listrik saat tidak
diperlukan;
8. Mematikan kran air saat tidak diperlukan;
9. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan;
10. Membersihkan sanitasi seperti toilet, wastafel, kamar mandi, dan/atau
saluran air sekolah;
11. Menjaga ketertiban dan kenyamanan layanan sekolah;
12. Menyanyikan lagu-lagu bermuatan moral;
13. Setiap warga sekolah menjenguk warga sekolah lainnya yang mengalami
musibah, seperti sakit, kematian, dan sebagainya;
14. Siswa membiasakan membuat skala prioritas kebutuhan sesuai dengan
tingkat kepentingannya; dan
15. Siswa membiasakan diri untuk memiliki tabungan dalam berbagai bentuk
(misalnya bank, celengan, dan sejenisnya).

a. Pembiasaan Harian
1. Siswa mencium tangan dan/atau memeluk orang tua/wali

sebelum

berangkat ke sekolah;
2. Guru dan tenaga kependidikan datang lebih awal untuk menyambut
kedatangan siswa sesuai dengan tata nilai yang berlaku;
3. Siswa berbaris menjelang masuk kelas yang dipimpin oleh satu orang siswa
secara bergantian;
4. Secara bersama siswa mengucapkan salam hormat kepada guru sebelum
pembelajaran dimulai, dipimpin oleh seorang siswa secara bergantian;
5. Siswa berdoa bersama sebelum dan sesudah pembelajaran, dipimpin oleh
seorang siswa secara bergantian berdasarkan kesepakatan kelas;

12

Buku panduan SMK sistem Fullday

6. Siswa dan warga sekolah harus membaca buku bacaan minimal 15 (lima
belas) menit setiap hari sebelum pembelajaran dimulai di sekolah;
7. Siswa membiasakan diri untuk bertanya kepada guru selama proses
pembelajaran dan/atau setelah selesai pembelajaran, dengan mengangkat
tangan untuk memohon ijin terlebih dahulu;
8. Siswa selalu merapikan bangku masing-masing sebelum meninggalkan
ruang kelas diakhir proses pembelajaran;
9. Warga sekolah menyanyikan lagu wajib nasional, lagu daerah, dan/ atau
lagu patriotik, seperti Bagimu Negeri, Halo-Halo Bandung, Pancasila Rumah
Kita, Kebyar– Kebyar, Bendera, Garuda di Dadaku, dan lain-lain;
10. Siswa melaksanakan piket kebersihan kelas secara beregu dan bergantian
regu;
11. Warga sekolah menunaikan ibadah bersama di sekolah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya; dan
12. Setiap siswa dapat menjadi pemimpin dalam setiap kegiatan bersama,
seperti berbaris menjelang masuk kelas, membaca doa sebelum dan
sesudah belajar, piket kelas, kerja bakti.

c. Pembiasaan Mingguan
1. Pemeriksaan isi tas dan gawai (gadget) siswa secara acak;
2. Menyelenggarakan kantin yang memenuhi standar kesehatan; dan
3. Melaksanakan kegiatan bank sampah bekerja sama dengan dinas
kebersihan setempat.
4. Melaksanakan apel bendera setiap hari Senin dengan berpakaian seragam
sekolah;
5. Melaksanakan senam nasional bersama dan/atau senam yang diciptakan
oleh daerah masing-masing;
6. Pemeriksaan kebersihan pakaian, gigi, kuku, dan rambut oleh Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS);
7. Pembiasaan Bulanan
8. Menjaga dan merawat tanaman di lingkungan sekolah;
9. Melaksanakan kerja bakti;
10. Penataan ruang kelas sesuai dengan kondisi dan kebutuhan kelas;
membuat buletin dan/atau majalah dinding;
11. Siswa melakukan diskusi kelompok dihadiri oleh guru dan tenaga
kependidikan; dan

Buku panduan SMK sistem Fullday

13

12. Sekolah menyediakan ruang publik untuk berkreasi siswa secara bebas dan
bertanggung jawab.

d. Pembiasaan Tengah Tahunan
1. Melaksanakan kerja bakti untuk lingkungan sekitar sekolah;
2. Melaksanakan berbagai jenis lomba antarkelas;
3. Menyelenggarakan forum diskusi siswa dengan narasumber berasal dari
siswa dihadiri oleh guru dan tenaga kependidikan;
4. Memelihara bangku kelas dan fasilitas sekolah lainnya agar selalu tetap
bersih dari coretan dalam bentuk apapun; dan
5. Siswa berlatih membuat produk kreatif yang dapat dijual.

e. Pembiasaan Tahunan
1. Memperingati hari besar nasional dan keagamaan;
2. Melaksanakan kerja bakti bersama warga lingkungan sekitar sekolah;
3. Melaksanakan lomba kelas sehat secara berkelanjutan;
4. Mengikutsertakan perwakilan siswa dalam penyusunan tata tertib sekolah;
5. Melaksanakan pentas seni dan/atau pameran karya siswa; dan
6. Mengikuti kegiatan perlombaan dan festival di luar sekolah baik tingkat
sekolah, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional.

4. GERAKAN LITERASI SEKOLAH
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan
secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Tujuan Umum
GLS adalah menumbuh-kembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi agar mereka menjadi pembelajar sepanjang
hayat. Sementara tujuan khususnya meliputi:
a. Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik SMK.
b. Membangun ekosistem literasi sekolah di SMK.
c. Menjadikan SMK sebagai organisasi pembelajaran (learning organization)
d. Mempraktikkan

kegiatan

pengelolaan

pengetahuan

(knowledge

management) di SMK.
e. Menjaga keberlanjutan budaya literasi di SMK.

14

Buku panduan SMK sistem Fullday

Tabel 1. Tahapan pelaksanaan GLS di SMK
TAHAP 1

TAHAP 2

TAHAP 3

- 15 menit membaca

- Minat baca untuk

- 15 menit membaca

- Pembuatan jurnal

meningkatkan

- Pemanfaatan berbagai

membaca siswa

kemampuan literasi

strategi literasi dalam

- Penyiapan sarana

- 15 menit membaca

pembelajaran

literasi (penyediaan area

- Pembuatan respons

- Pengembangan

baca, buku bacaan dan

bacaan: graphic

kemampuan e-literasi

akses internet)

organizers, peta cerita,

dalam pembelajaran

- Menciptakan

Penilaian non-akademik

bagi guru dan siswa

lingkungan sosial dan

- Pembuatan bahan kaya

- Penilaian akademik

afektif yang nyaman

teks oleh siswa

- Pengembangan

untuk membaca

- Pembimbingan

lingkungan isik, sosial,

- Pembimbingan

penggunaan k omputer

afektif, dan akademik

e-literasi secara

dan internet untuk

- Memilih cara dan

bertanggung jawab

kegiatan literasi

jenis e-literasi yang

- Memperkenalkan etika

- Pengenalan

tepat untuk proses

perilaku dan hukum

- Penggunaan berbagai

pembelajaran, produksi

dalam menggunakan

bahan referensi cetak

pengetahuan, dan

teknologi informasi dan

dan digital untuk

menyebarkannya di

komunikasi

mencari informasi

kalangan warga SMK

5. UJI KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI LSP P 1.
Uji kompetensi adalah suatu proses pengumpulan bukti kompetensi yang menjadi
dasar untuk memutuskan seorang kompeten atau tidak kompeten. Dalam
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia/SKKNI menyebutkan bahwa
panduan penilaian praktik ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan
dan tidak melalui pekerjaan. Ini mengandung makna bahwa uji kompetensi
dapat dilakukan secara terpadu pada saat siswa SMK melaksanakan praktik
kerja industri dan dilakukan dengan metode melalui porto folio. Uji kompetensi
a. Pengembangan Standar Kompetensi
1. Dikembangkan berdasarkan paduan antara Standar Nasional/SNP
dan Standar Kompetensi Lulusan/SKL Kemendikbud dengan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
2. Disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi di industri

Buku panduan SMK sistem Fullday

15

b. Pengembangan Kurikulum
1. Sinkronisasi kurikulum berupa identiikasi dan validasi kompetensi dan
kriteria unjuk kerjanya dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI)
dilakukan setiap tahun.
2. Disahkan dan ditandatangani oleh: Kepala SMK, asosiasi DUDI, Komite
Sekolah, Dinas Pendidikan Kota, dan Dinas Pendidikan Propinsi.
c. Pengembangan Pembelajaran Praktik di SMK
1. Guru wajib memiliki sertiikat kompetensi dan menjadi asesor teknik
dari lembaga independen sesuai dengan bidang kompetensi yang
diampunya.
2. Guru mengajar/mengampu pada kluster kompetensi tertentu.
3. Pelajaran teori kejuruan mendukung pelajaran praktik.
4. Model pembelajaran berbasis kompetensi/ competency-based training
(CBT).
5. Modul wajib digunakan dalam pembelajaran.
6. Siswa dibekali dengan soft skill (materi siswa SMK ber-Kaizen)
7. Siswa dibekali dengan skill passport sebagai panduan untuk mencapai
kompetensi.
8. Meskipun siswa belajar dalam kelompok kerja, setiap siswa
mempelajari job yang berbeda.
9. SMK memiliki Tempat Uji Kompetensi (TUK)
10. Sebelum melaksanakan uji kompetensi, siswa wajib melakukan uji
mandiri
11. Uji kompetensi dapat menyatu dengan pembelajaran.
12. Materi uji kompetensi meliputi aspek pengetahuan, sikap dan
ketrampilan
13. Materi uji kompetensi meliputi kluster kompetensi (mengacu pekerjaan
yang ada di industri).
14. Hasil uji kompetensi dicatat dalam skill passport.
d. Pengembangan Praktik Kerja Lapangan di Industri
1. Siswa diarahkan memilih tempat praktik yang telah memiliki MoU
dengan Sekolah
2. Siswa melakukan observasi di tempat praktik dan menentukan pilihan
fokus pekerjaan dan harus disetujui oleh industri.

16

Buku panduan SMK sistem Fullday

3. Siswa bekerja berdasarkan pilihan fokus pekerjaannya dengan
dibimbing oleh pembimbing industri.
4. Bila pilihan pekerjaan pada saat itu tidak ada, siswa tetap bekerja pada
pekerjaan yang ada saat itu.
5. Skill passport menjadi acuan dalam belajar/bekerja
6. Uji kompetensi dilakukan melalui pekerjaan riil
7. Pembimbing industri menguji siswa.
8. Siswa dapat berpindah fokus pekerjaan yang lain setelah dinyatakan
lulus uji kompetensi.
9. Kompetensi yang telah dikuasai siswa dicatat dalam skill passport.
e. Pengembangan Uji Kompetensi Terpadu
1. SMK memiliki Lembaga Sertiikasi Profesi Pihak 1/LSPP-1.
2. LSPP-1 mengadakan uji kompetensi sesuai pilihan siswa dan
kemampuan TUK/LSPP-1
3. LSPP-1 memveriikasi kompetensi-kompetensi yang telah dimiliki
siswa yang tertuang dalam skill passport.
4. Skill passport menjadi bukti dalam penentuan kompetensi yang telah
dimiliki oleh siswa.
5. Siswa yang belum dinyatakan kompeten pada saat prakerin dapat
mengikuti uji kompetensi dengan pola simulasi di TUK/LSPP-1 SMK.
6. Siswa yang telah memenuhi seluruh paket kompetensi (43 kompetensi)
akan mendapat sertiikat sebagai teknisi yunior kendaraan ringan
dan bagi yang belum memenuhi akan mendapat sertiikat sesuai
kompetensi yang telah dikuasai yang tertuang dalam skill passport.
f.

Out Put
1. Ada jaminan kompetensi bagi lulusan SMK.
2. Sertiikat kompetensi diterbitkan sesuai kompetensi yang telah dimiliki
siswa.
3. Skill Passport dan sertiikat kompetensi merupakan bagian yang tak
terpisahkan.
4. Sertiikat kompetensi diterbitkan oleh BNSP/LSPP-1.

Buku panduan SMK sistem Fullday

17

Secara singkat model uji kompetensi terpadu dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 5. Uji Kompetensi Terpadu

Komponen uji kompetensi meliputi: skill passport, tempat uji kompetensi, dan
Lembaga Sertiikasi Profesi Pihak 1/LSPP-1. Secara rinci komponen-komponen uji
kompetensi terpadu adalah:
a. Skill Passport
Seluruh kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa SMK selama belajar di
SMK maupun di uspense diidentiikasi, dipilah per semester, dan diuraikan
kriteria unjuk kerjanya. Penyusunan skill passport melibatkan industri dan
setiap tahun harus di-update sesuai perkembangan ilmu dan teknologi.
Kompetensi dasar/basic competence dipelajari di SMK dan diuji oleh guru
dengan skor nilai 0-100. Kompetensi kerja/working competence dipelajari
di industri pada saat siswa melaksanakan praktik kerja industri /prakerin
dan diuji oleh pembimbing industri dengan acuan standar kompetensi di
uspense tempat siswa prakerin dan dengan skor “kompeten” atau “belum
kompeten”. Siswa yang sudah dinyatakan kompeten di industri, skill
passport-nya ditandatangani oleh pihak industri.

18

Buku panduan SMK sistem Fullday

Tabel 2. Contoh Format Skill Passport Kompetensi
Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
STANDAR KOMPETENSI/
KODE SKKNI

KRITERIA UNTUK KERJA

Conventional Engine

• Prosedur engine tune-up diidentiikasi

tune-up / OTO.

• Engine tune-up pada mobil dilakukan

KR.02.001.03

sesuai spesiikasi dan SOP

Servis/ perbaikan

• Prosedur servis rem diidentiikasi

rem / OTO.

• Sistem rem pada mobil diservis dan

KR.04.003.03

diperbaiki sesuai spesiikasi dan SOP

UJI MANDIRI
SISWA

KOMPETEN
TGL

TTD & CAP

tanpa menyebabkan kerusakan
Servis/ perbaikan

• Prosedur servis transmisi diidentiikasi

transmisi / OTO.

• Transmisi pada mobil diservis dan

KR.03.004.03

diperbaiki sesuai spesiikasi dan SOP
tanpa menyebabkan kerusakan

Servis/ perbaikan

• Prosedur servis kopling diidentiikasi

kopling/ OTO.

• Sistem kopling pada mobil diservis dan

KR.03.002.03

diperbaiki sesuai spesiikasi dan SOP
tanpa menyebabkan kerusakan

Servis/ perbaikan

• Prosedur servis suspense diidentiikasi

uspense/ OTO.

• Sistem uspense pada mobil diservis

KR.04.014.03

dan diperbaiki sesuai spesiikasi dan SOP
tanpa menyebabkan kerusakan

b. Tempat Uji Kompetensi/TUK
Tempat Uji Kompetensi adalah tempat yang berdasarkan penilaian
dinyatakan layak dan mampu melaksanakan uji kompetensi. Tujuan TUK
adalah: untuk memfasilitasi pelaksanaan uji kompetensi bagi peserta didik
kursus dan satuan pendidikan nonformal lainnya serta warga masyarakat
yang belajar mandiri berdasarkan standar kompetensi yang ditetapkan.
Tempat Uji Kompetensi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Buku panduan SMK sistem Fullday

19

1. Persyaratan administrasi
a. Memiliki struktur organisasi.
b. Memiliki alamat sekretariat yang tetap.
2. Persyaratan teknis:
a. Mengajukan proposal untuk menjadi tempat uji kompetensi.
b. Memiliki sarana dan prasarana untuk ujian teori dan praktik yang
memadai baik jumlah maupun kualitasnya.
c. Letak TUK strategis dan mudah dijangkau.
d. Memiliki ventilasi/pengatur udara yang baik dan penerangan
yang cukup untuk terlaksananya uji kompetensi yang lancar,
tertib, aman, dan nyaman.
e. Memiliki peralatan kantor yang memadai baik jumlah maupun
kualitasnya.
Struktur Organisasi, TUK dipimpin oleh seorang ketua, dibantu
oleh seorang sekretaris, seorang bendahara, dan 2 (dua) orang
tenaga operasional atau sesuai kebutuhan. Tugas TUK adalah:
merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengontrol,
serta mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan uji kompetensi.
c. Lembaga Sertiikasi Profesi Pihak Pertama /LSPP-1
LSPP-1 adalah lembaga sertiikasi profesi yang ada dalam lembaga
pendidikan kejuruan seperti SMK, yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan uji kompetensi/sertifkasi kepada para siswanya. Kebijakan,
prosedur, dan administrasi lembaga sertiikasi harus terkait dengan
kriteria sertiikasi, harus jujur dan wajar terhadap seluruh calon dan harus
memenuhi semua persyaratan dan peraturan Lembaga Pendidikan dan
Pelatihan Profesinya serta perundang-undangan yang berlaku. LSPP-1
tidak boleh menggunakan prosedur yang menghambat dan menghalangi
akses oleh asesi dan calon, kecuali yang ditetapkan dalam pedoman BNSP
nomor 217 tahun 2009.
LSPP-1 dibentuk oleh SMK dengan mengajukan kepada Badan Nasional
Sertiikasi Profesi/BNSP, yang minimal terdiri dari minimal terdiri atas
ketua, bagian administrasi, manajemen teknis sertiikasi dan manajemen
mutu.

20

Buku panduan SMK sistem Fullday

BAB III
kompetensi penunjang karir

Buku panduan SMK sistem Fullday

21

BAB III
KOMPETENSI PENUNJANG KARIR
1. SMK BER-KAIZEN
SMK sistem fullday dapat diisi dengan SMK ber-KAIZEN. Salah satu tujuannya
adalah upaya membangun karakter ‘problem solving’ menuju Indonesia yang
lebih baik. Persaingan usaha dan tenaga kerja yang semakin ketat seiring dengan
terbukanya pasar bebas. Proil daya serap tenaga kerja dan pengangguran terbuka
gapnya terlalu besar. Institusi pendidikan memiliki peran strategis dan perlu
menyiapkan lulusan yang memiliki daya saing untuk memenangkan persaingan ke
depan. Maka perlu diupayakan generasi yang siap bersaing di dunia bisnis yang
memiliki karakter problem solving (Kaizen). Kaizen berasal dari bahasa Jepang
yang artinya seperti gambar berikut.

Gambar 6. Arti Kaizen

Kaizen bisa dilakukan oleh siapa saja baik karyawan, manager, direktur, pemilik,
siswa bahkan ibu rumah tangga sekalipun dengan biaya yang diperlukan relatif
murah. Secara umum program Kaizen dapat digambarkan seperti Gambar 7.

22

Buku panduan SMK sistem Fullday

Sumber: Star Consulting Kaizen
Gambar 7. Program Kaizen

Adapun materi program SMK ber-Kaizen meliputi:
a. Kaizen dan pilarnya
b. Manfaat program
c. Skema problem solving
d. Metode Pengajaran
e. Materi Ajar 06
f.

On the Job Training

g. Peran dan Fungsi
h. Milestone
i.

Tools

Gambar 8. Milestone program SMK ber-Kaizen

Buku panduan SMK sistem Fullday

23

Tabel 3. Struktur program SMK ber-Kaizen
(2 jam per pekan dalam 6 bulan)
NO

KEGIATAN

JUMLAH JAM

1

Pengertian & Pilar Kaizen

2 JP

2

Problem Solving

10 JP

3

Tool problem solving

6 JP

4

Perangkat-perangkat ‘Kaizen’ - Gugus Kendali Mutu (QCC)

4 JP

5

Ide Berkonsep

4 JP

6

On the Job Training/OJT

6 JP

TOTAL

32 JP

Materi On the Job Training antara lain:
a. Praktik 5 R di kelas
b. Praktik Kaizen di rumah
c. Praktik Kaizen di lingkungan sekolah
d. Kerja praktik di tempat kerja aktual (bengkel, pabrik, dll)
Tabel 4. Pembagian tugas program SMK ber-Kaizen

SMK

KONSULTAN KAIZEN

SISWA SMK

- Menyiapkan Guru

- Membuat Materi Ajar (Buku

- Memiliki Buku

- Mempromosikan Program

Pelajaran dan Alat Peraga)

Pelajaran program

ke siswa

- Mengajar Trainer (Guru)

Kaizen

- Menyediakan Tempat

- Memberi Konsultasi Teknis

- Belajar seluruh teori

Belajar dan Praktek

- Sertiikasi

pelajaran & lulus ujian

- Menentukan tempat On the

- Publikasi & promosi program &

- Melaksanakan On the

Job Training

outputnya

Job Training

- Mengontrol seluruh Proses

- Menerima sertiikat

Belajar

24

Buku panduan SMK sistem Fullday

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam program SMK ber-Kaizen adalah
sebagi berikut:
a. Melakukan MoU dengan Konsultan Kaizen.
b. Melaksanakan Training of Trainer/ToT bagi guru.
c. Malaksanakan pembelajaran bagi siswa.
d. Melaksanakan On the Job Training bagi siswa.
e. Melakukan penilaian program SMK ber-Kaizen bagi siswa.
f.

Menerbitkan sertiikat bagi siswa yang lulus.

Berikut adalah salah satu contoh bukti pelaksanaan program SMK ber-Kaizen

Gambar 9. Contoh Pelaksanaan Program SMK ber-Kaizen

2. KETARUNAAN/KE-SMAPTA-AN
Ketarunaan/ke-smapta-an adalah sistem pendidikan semi militer yang diterapkan di
beberapa sekolah baik Perguruan tinggi, SMA, maupun SMK. Ketarunaan diartikan
sebagai sistem pendidikan yang menerapkan prinsip-prinsip militer yang bertujuan
untuk membentuk karakter siswa. Prinsip militer yang diterapkan bukanlah militer
murni, tetapi menganut pada sebagiannya guna mencetak disipin dan karakter
siswa yang kuat. Ada tiga hal dalam pembentukan karakter yang berlangsung
secara terpadu. Pertama, siswa mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan
apa yang harus diambil, mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua,
siswa mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk.
Kecintaan ini merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya,

Buku panduan SMK sistem Fullday

25

anak tidak mau mencuri, karena tahu mencuri itu buruk, ia tidak mau melakukannya
karena mencintai kebajikan. Ketiga, siswa mampu melakukan kebajikan dan
sekaligus terbiasa melakukannya. Ranah pengembangan ketarunaan meliputi:
a. Latihan Dasar Ketarunaan
Latihan Dasar Ketarunaan dilaksanakan untuk memberi landasan dasardasar untuk menjadi sang taruna sejati. Latihan ini sangat keras atau lebih
dikenal dengan semi militer sehingga akan mendapatkan isik yang sangat
kuat. Latihan ini diterapkan dengan melibatkan militer asli atau turunannya.
b. Kedisiplinan
Disiplin dalam sistem ketarunaan adalah mutlak dan tidak boleh ada yang
melanggar kalau tidak kena sanksi hukuman. Contoh kegiatan makan harus
mengikuti tata tertib dan nilai kesopanan. Termasuk datang ke sekolah dan
mengikuti segala kegiatan sekolah harus selalu tiba tepat waktu. Berpakaian
c. Mental Dan Daya Tahan
Daya tahan atau daya banting diajarkan untuk menjadi orang yang mentalnya
kuat dan tahan terhadap segala cobaan dan rintangan. Setiap pagi akan di
gembleng, bangun pagi sekali untuk melakukan sholat subuh, selesai lari
pagi atau joging. Hal ini diterapkan untuk melatih mental dan daya tahan
dalam kedisiplinan dalam mengatur waktu.
d. Keagamaan
Sikap dan perilaku keagamaan adalah tiang dan akhlak seorang taruna yang
sejati. Kalau dalam Islam terutama dalam sholat jamaah dan baca alqur’an.
Siswa dengan agama lain akan menyesuaikan sendiri sesuai keyakinannya.
Materi ketarunaan/ke-smapta-an dapat meliputi: wasawasan kebangsaan, etika,
nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa dan pelestarian nilai 45, kesadaran nasional,
disiplin nasional, wawasan nusantara, ketahanan nasional dan pembangunan
nasional. Namun demikian dapat dilakukan penambahan sesuai dengan kebutuhan
sekolah misalnya peraturan Baris-berbaris, tata upacara, pembinaan jasmani, peduli
lingkungan, atau ketangkasan individu dan kelompok. Bagaimana langkah-langkah
menerapkan ketarunaan/ke-smapta-an adalah sebagai berikut:

26

Buku panduan SMK sistem Fullday

a. Sekolah membentuk komite/satgas/gugus ketarunaan/ke-smapta-an SMK
b. Komite/satgas/gugus menyusun prosedur dan aturan baku ketarunaan/kesmapta-an SMK.
c. Komite/satgas/gugus dapat diketuai oleh komandan taruna.
d. Komite/satgas/gugus dapat melakukkan kerja sama dengan militer atau
turunanya untuk memulai awal program.
e. Sekolah menyiapkan anggaran khusus, sarana dan prasarananya secara
representatif
f.

Guna menjamin ketarunaan/ke-smapta-an berjalan dengan baik, sekolah
dapat mengalokasikan pelatihan secara rutin dengan sistem blok setiap
minggu dengan durasi sehari penuh atau sesuai kebutuhan.

g. Sistem ketarunaan/ke-smapta-an dapat diintegrasikan ke semua kegiatan
proses belajar mengajar baik praktek maupun teori.
3. ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING
Achievement Motivation Training adalah serangkaian kegiatan yang pada intinya
memberikan kesadaran pada siswa untuk mengetahui potensi yang dimilikinya
serta menyuntikkan semangat siswa untuk berprestasi semaksimal mungkin.
Tujuan Achievement Motivation Training ini bukan menilai kepribadian siswa, tetapi
untuk membantu mengembangkan potensi siswa melalui usaha pencapaian tujuan
yang bersifat prestatif (achieving).
Contoh pelaksanaan Achievement Motivation Training dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5. Jadwal Achievement Motivation Training
WAKTU

ACARA

METODE

TUJUAN

ALAT

SESI 1
09.00-09.15

Perkenalan antar

Membangun

• Kertas gambar

Peserta

Permainan

kedekatan dan

• Spidol

berprestasi”

Supaya saling

• Double tape

mengenal satu sama
lain dan merasa ada
hubungan dengan
pelaksana

Buku panduan SMK sistem Fullday

27

09.15-09.30

09.30-09.40

Menjelaskan

Ceramah

Peserta mengetahui

• Laptop

Manfaat dan

manfaat yang akan

• LCD proyektor

Tujuan pelatihan

didapatkan jika

“Pelatihan motivasi

mengikuti pelatihan

berprestasi”

“Motivasi Berpestasi”

Informed Consent

Meminta persetujuan
dari peserta dan

• Lembar informed

meminta kesedian

consent

peserta untuk
mengikuti pelatihan
ini dari awal hingga
akhir.
09.40-12.00

Materi “Who am I”

Ceramah, video

Peserta mengetahui

• Laptop

tugas, presentasi

tentang siapa

• LCD proyektor

dan game terkait

diri mereka dan

materi

menemukan potensi
yang ada dalam diri.

12.00-12.30

Sesi Tanya Jawab

Tanya jawab

Peserta
mengeksplorasi
materi yang diberikan

12.30-12.45

Relaksasi

Role play

12.45-13.15

- Mereview Kembali

Peserta lebih paham

Materi Yang Sudah

tentang point-poin

Diberikan

penting didalam

- Releksi

materi yang sudah

Merefresh pikiran

disampaikan
13.15-13.30

Penutup

28

Buku panduan SMK sistem Fullday

SESI 2
09.00-09.15

Mereview Materi

Ceramah

Mengingatkan

Yang Diberikan Hari

kembali kepada

Pertama

peserta tentang
materi 1

09.15-09.25

Ice Breaking

Permainan

Mencairkan suasana
dan memompa
semangat peserta

09.25-11.30

Materi 2:

Ceramah, video

Peserta dapat

Motivasi Diri (Self

penugasan kelas,

mengenal

Motivation)

presentasi dan

kemampuan diri,

game terkait materi

menanamkan
dorongan positif
di dalam diri,
membangun dan
memelihara motivasi
untuk terus meraih
prestasi terbaik
sesuai dengan usaha
yang dilakukan, serta
sikap mental terhadap
diri sendiri

11.30-12.00

Relaksasi

Role play

Membuat diri rileks
dan santai

12.00-12.45

Praktek Stimulasi

Role play

Peserta lebih paham
tentang poin-poin
penting didalam
materi yang sudah
disampaikan

Buku panduan SMK sistem Fullday

29

12.45-13.30

Pemberian Tugas

Tugas

Lembar identiikasi

Peserta sudah

Kepada Peserta

mulai belajar

Dalam Memotivasi

mengidentiikasi

Diri

kemampuan diri,
menanamkan
dorongan positif, dan
memelihara motivasi
untuk terus meraih
prestasi

13.30-13.45

Penutup

SESI 3
08.00-08.30

Mereview Materi

Mengingatkan

• Kertas plano

Yang Diberikan Hari

Ceramah

kembali kepada

• Spidol

Kedua

peserta tentang
materi 2,

08.30-09.00

Ice Breaking

Permainan

Mencairkan suasana
dan memompa
semangat peserta

09.00-09.30

Mendiskusikan
Tugas

09.00-09.30

Mendiskusikan

Pembicara

Tugas

mengetahui

• Lembar diskusi

mengidentiikasi
kemampuan diri,
menanamkan
dorongan positif, dan
memelihara motivasi
untuk terus meraih
prestasi

30

Buku panduan SMK sistem Fullday

09.30-12.00

Materi 3:

Role play Praktek

Peserta dapat

• Laptop

Pendukung

langsung dan

mengidentiikasi

• LCD proyektor

Motivasi dan

diskusi

pendukung dan

Hambatan Motivasi
12.00-12.15

Ice Breaking

hambatan motivasi
Permainan

Mencairkan suasana
dan memompa
semangat peserta

12.15-12.45

Mereview Materi 3

Peserta lebih paham
tentang point2
penting didalam
materi yang sudah
disampaikan

12.45-13.00

Penutup

SESI 4
09.00-09.15

Mereview materi

Ceramah

Mengingatkan

yang diberikan hari

kembali kepada

ketiga

peserta tentang
materi 3,

09.15-09.25

Ice Breaking

Permainan

Mencairkan suasana
dan memompa
semangat peserta

09.25-10.30

Materi 4:

Ceramah dan

Peserta mengetahui

Menumbuhkan

diskusi

pentingnya

Motivasi

membentuk
lingkungan anak
dengan mengajak
anggota keluarga
maupun masyarakat
untuk memberikan
stimulus secara
menyeluruh.

Buku panduan SMK sistem Fullday

31

10.30-10.40

10.40-11.00

Ice Breaking

Mencairkan

Mencairkan suasana

suasana dan

dan memompa

memompa

semangat peserta

Mereview Materi 4

Peserta lebih paham

• Kertas plano

tentang point2

• Spidol

penting di dalam
materi yang sudah
disampaikan
11.00-11.45

Pemaknaan semua

Ceramah dan

Peserta mampu

materi yang ada

Diskusi

memaknai arti
pentingnya
menumbuhkan rasa
motivasi prestasi
dalam diri

11.45-12.00

Penutup

SESI 5
08.00-08.15

Mereview materi

Ceramah

Mengingatkan

• Kertas plano

yang diberikan hari

kembali kepada

• Spidol

keempat

peserta tentang
materi 4

08.15-08.30

Ice Breaking

Permainan

Mencairkan suasana
dan memompa
semangat peserta

32

Buku panduan SMK sistem Fullday

08.30-11.30

Materi 5: Goal

Ceramah, video

Peserta mampu

• Laptop

Setting dan

penugasan kelas,

mencapai tujuan

• LCD proyektor

Achievement

dan game terkait

yang telah ditetapkan

Planning

materi

dengan asupan materi
pencapaian prestasi
kecil demi prestasi
kecil dan prestasi
bersama

11.30-12.00

Relaksasi

Role play

Membuat diri rileks
dan santai

12.00-12.30

Meriview Materi 5

Peserta menuliskan

• Kertas plano

tujuan hidup dan

• Spidol

memb