PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK SMP ARTIKEL HEROISME

1

MEMBANGKITKAN SIKAP HEROISME SISWA MELALUI INOVASI
PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES MAPEL PKn
Oleh: SUTIYONO *
ABSTRAK. Rendahnya motivasi belajar siswa, rendahnya partisipasi siswa
dalam

usaha pembelaan negara menjadi permasalahan guru Pendidikan

Kewarganegaraan kelas IX. Permasalahan tersebut dapat atasi dengan suatu
tindakan pembelajaran inovasi

examples non examples. Melalui metode ini

diharapkan siswa lebih meningkatkan motivasi belajarnya serta meningkatkan
sikap pembelaan negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan
pembelajaran examples non examples meningkatkan motivasi siswa dalam
pembelajaran dan meningkatkan sikap pembelaan negara.
Kata Kunci : sikap heroisme ( bela negara), pembelajaran inovasi, pembelajaran
examples non examples.

ABSTRACT. The low motivation and paticipate students in an effort to defend
country become problem for civic teacher grade IX. The problem can be solve
through innovation examples non examples learning. Trough this method the
student can improve motivation learning and improve of attitudes defend country.
The result of research show that application examples non examples learning
can improve of attitudes defend county.
Key words : Attitude of Heroism, Innovation Learning, Examples non Examples
Learning
PENDAHULUAN
Undang- Undang No 20 tahun 2003 menjelaskan, pendidikan nasional
bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

* Guru SMPN 3 Kebakkramat, Karanganyar

2

PKn adalah mata pelajaran utama yang membekali kemampuan dasar

peserta didik untuk : menjalankan kewajiban dan menghormati hak-hak orang
lain, bertanggungjawab, dan aktif berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat
( Nurul Zuariah 2009 : 9). Salah satu bentuk tanggungjawab dan partisipasi aktif
yang seharusnya muncul sebagai kompetensi penting adalah sikap nasionalisme
dalam upaya bela negara, istilah populernya adalah sikap heroisme.
Realitas yang ada pada peserta didik, terutama siswa kelas IX
penguasaan kompetensi dasar tentang menampilkan sikap positif terhadap
upaya pembelaan negara dari ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
sangat kurang. Hal itu terbukti dengan rendahnya hasil belajar siswa, yang
tercermin dari kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan bela negara disekolah.
Untuk membangkitkan motivasi dan sikap positif siswa dalam upaya
pembelaan negara perlu dilakukan sebuah inovasi pembelajaran, sehingga siswa
mempunyai respon terhadap ancaman, tantangan, hambatan, serta gangguan
dalam masyarakat disekitarnya. Inovasi pembelajaran Model Examples non
Examples yang dipilih diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar dan
meningkatkan peran aktif dalam upaya pembelaan negara.
Permasalahan yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: (1). Apakah penerapan inovasi pembelajaran Examples Non Examples
meningkatkan motivasi belajar siswa untuk berpartisipasi dalam pembelaan
negara?, (2). Apakah penerapan inovasi pembelajaran Examples Non Examples

pada mapel PKn dapat meningkatkan sikap positif siswa untuk berpartisipasi
dalam upaya pembelaan negara?
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: (1). Meningkatkan
motivasi belajar siswa sehingga dapat berpartisipasi dalam upaya pembelaan
negara. (2). Meningkatkan sikap positif siswa untuk partisipasi aktif dalam upaya
pembelaan negara. Dengan keberhasilan tujuan ini semoga bermanfaat untuk
membangung kesadaran, dan tanggungjawab siswa dalam pembelaan negara,
menjadi bahan kajian bagi guru, serta meningkatnya pemahaman pembelaan
negara dalam dunia pendidikan di Indonesia.
LANDASAN TEORI
Pendidikan adalah sebuah proses memanusiakan kembali manusia,
pandangan ini sangat beralasan karena tanpa pendidikan seorang tidak dapat

* Guru SMPN 3 Kebakkramat, Karanganyar

3

mempunyai kepribadian sebagai manusia. Proses pendidikan menurut Freire
(Suyatno, 2009: 3) dijelaskan bahwa kesadaran belajar kritis merupakan
perubahan proses pembelajaran. Pembelajaran yang menempatkan siswa

sebagai subyek untuk melakukan dan menemukan sendiri pengalaman belajar
sehingga merubah kompetensi dan perilaku.
Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang dikemas oleh guru
sebagai gagasan kreatif dalam memfasilitasi siswa agar memperoleh kemajuan
proses belajar dan hasil belajarnya. ( Suyatno, 2009: 6). Prinsip - prinsip
pembelajaran inovatif meliputi: berpusat pada siswa, berbasis masalah,
terintegrasi, basis masyarakat, memberi pilihan, dan berkelanjutan. Pemilihan
penggunaan pembelajaran inovatif menurut ahli pendidikan Amerika Serikat
( NAEYC), mengandung empat komponen(Gustaf Asyirin, 2010: 56) yaitu:
pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sifat alamiah ( despositions), dan
perasaan (feelings).
Pembelajaran

kolaboratif

adalah

metode

pembelajaran


yang

menitikberatkan pada pembangunan pengetahuan atau makna belajar, yang
berasal dari sebuah proses sosial dan bertumpu pada konteks siswa belajar.
Pelaksanaan metode pembelajaran kolaboratif menekankan pada dua aspek
yang

bertemu

dan

menimbulkan

kekuatan

baru

berupa


pengetahuan,

ketrampilan, sikap dan perubahan tingkah laku. Dua aspek yang mendasari
pembelajaran adalah : realisasi pratek yaitu kehidupan diluar kelas memerlukan
sebuah aktifitas kolaboratif dunia nyata, serta interaksi sosial dengan masyarakat
sekolah

menjadikan

pembelajaran

lebih

bermakna.

Penerapan

metode

kolaboratif menurut Smith & Mac Gregor ( Suyatno, 2009 : 47 ) berdasarkan

pada asumsi-asumsi siswa belajar, yaitu: aktif dan konstruktif, bergantung pada
konteks, beraneka latar belakang, dan bersifat sosial.
Model pembelajaran Examples non Examples adalah sebuah model
pembelajaran yang menganut teori pembelajaran inovatif berdasarkan nilai dan
ciri-ciri pelaksanaannya. Proses pembelajaranya didasarkan pada pembelajaran
kolaboratif, karena mendasarkan pengalaman belajar pada proses interaksi
sosial siswa tentang kehidupan nyata

masyarakat. Model Examples Non

Examples adalah metode yang proses pembelajarannya menggunakan gambar
realitas sebagai contoh. Penggunaan contoh-contoh yang berasal dari isu publik,
peristiwa, dan kasus yang relevan dengan pembelajaran.

* Guru SMPN 3 Kebakkramat, Karanganyar

4

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan

mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945, ( Depdiknas, 2006 : 201 ).
Pemahaman pengertian sikap heroisme dalam penulisan ini adalah istilah
yang digunakan untuk memberikan sebutan bagi seseorang atau siswa yang
mempunyai sikap dan perilaku berani membela ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pengertian heroisme secara etimologi dalam kamus besar bahasa
Indonesia diartikan: 1) orang yang dihormati karena keberanianya, 2) orang yang
dikagumi karena kecakapannya, atau karena sebagai idola. Dalam kamus praktis
bahasa indonesia sikap heroisme diartikan: sifat kepahlawanan yang berani
membela hak dan kewajibannya sebagai warga .

KERANGKA BERFIKIR
Pembelajaran bukan sekedar mentransfer ilmu, tetapi lebih mendidik yaitu
sampai pada tahap mengubah perilaku, dan membentuk sikap serta mampu
menerapkan hasil pendidikan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap heroisme
dalam pembelaan negara merupakan kompetensi yang mengandung unsur
pemahaman konsep, perubahan sikap, dan penerapan konsep dalam kehidupan
siswa baik di sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Perubahan sikap pembelaan negara diperoleh melalui rangsangan
(stimulus), yang berasal dari permasalahan, peristiwa nyata divisualisasi melalui
contoh-contoh gambar. Stimulus direspon siswa dengan berbagai tanggapan,
guru mengarahkan respon siswa sehingga mendorong siswa untuk bersikap, dari
sikap siswa guru mengarahkan untuk mengaktualkan sikap dalam bentuk
kegiatan dan perbuatan nyata . Kerangka berfikir perubahan sikap heroisme
melalui inovasi pembelajaran dapat dilihat secara singkat gambar berikut ini:

* Guru SMPN 3 Kebakkramat, Karanganyar

5

Mengamati gambar peristiwa,
kondisi, realitas di masyarakat

Analisis gambar

(FAKTA / STIMULUS)

peristiwa,kondisi, realitas di

masyarakat
(KONSEP)

.

Diskusi hasil: Menyadari ancaman,
tantangan, bahaya mengancam
negara, Indonesia
( SIKAP)

Diskusi hasil:

.

Mencari pilihan alternative atasi
ancaman negara, berperan bela
negara sesuai tupoksi
( APLIKASI )

Gambar 1 : Kerangka berfikir


METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini

dilakukan di SMP Negeri Kebakkramat,

Kabupaten Karanganyar pada kelas IX A semester 1. Penelitian dilakukan pada
bulan Juli - Agustus 2019 tahun pelajaran 2010/2011. Pemilihan kelas IX A
sebagai objek penelitian, karena kelas ini memiliki nilai rata-rata yang lebih
rendah dibanding kelas lain dan ditemukan pertama permasalan kurangnya
pemahaman usaha pembelaan negara, berimbas pada rendahnya partisipasi
siswa dalam upaya pembelaan negara.
Subjek dari penelitian ini adalah kelas IXA dengan jumlah siswa sebanyak
33 siswa. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 20 anak, dan jumlah siswa perempuan

* Guru SMPN 3 Kebakkramat, Karanganyar

6

sebanyak

13 anak. Kemampuan siswa yang terbukti dengan nilai rata-rata

sangat rendah dibanding dengan siswa kelas lainnya.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dengan desain model
siklus (Suroso, 2009 : 36) dengan dua siklus. Setiap siklus berisikan empat
kegiatan utama, yaitu: (1) Rencana: tindakan apa yang akan dilakukan untuk
merubah meningkatkan sikap perilaku (2) Tindakan: melaksanakan strategi
sebagai tindakan perbaikan, (3) Observasi; mengamati

proses dan hasil

tindakan, dan (4) Refleksi: mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil
tindakan untuk melakukan revisi. Dalam penelitian ini merencanakan dengan
dua siklus tindakan.
Penentuan keberhasilan penelitian dalam peningkatan sikap heroisme
siswa kelas IX A melalui pembelajaran inovatif ”Example Non Examples” Mapel
PKn di SMP Negeri 3 Kebakkramat adalah: (1). meningkatnya motivasi belajar
siswa untuk berperan aktif dalam usaha pembelaan negara.(2). meningkatnya
hasil belajar tentang sikap positif siswa terhadap usaha pembelaan negara
dengan ditandai peningkatan nilai rata-rata dari 60,36 menjadi 68,00 ( naik 7,64)
HASIL PENELITIAN
Siklus l, berdasarkan analisis hasil belajar dengan metode inovasi
Examples Non Examples di kelas IX SMP Negeri 3 Kebakkramat, semester 1
tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Peran aktif Siswa Kelas IX SMP Negeri 3
Kebakkramat dalam usaha pembelaan ( Siklus I)
No
1.
2.
3.
4.

Interval
Kategori
Jumlah Siswa
90-100
Amat tinggi
70-89
tinggi
14
50-69
Cukup
15
0-49
Rendah
4
Jumlah
33
Sumber : Data pengamatan, 2010

%
42,4
45,5
12,1
100

Tabel 1 menunjukkan prestasi belajar siswa yang masuk kategori tinggi
sebanyak 14

siswa (42,4%), kategori sedang sebanyak 15 siswa (45,5%),

kategori rendah sebanyak 4 siswa (12,1%). Motivasi pembelajaran siswa dalam
berperan aktif dalam usaha pembelaan negara tersebut bila dibandingkan
dengan Sikap aktif siswa dalam berperan aktif dalam usaha pembelaan negara

* Guru SMPN 3 Kebakkramat, Karanganyar

7

dengan menggunakan metode sebelumnya ada

peningkatan yang cukup

signifikan.
Dari hasil observasi proses pembelajaran maka dalam siklus I keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Keaktifan Siswa Siklus I
No

Partisipasi siswa dan

Siklus I

keterlibatan dalam

Jumlah %

Kategori

PBM

Siswa

1.

Perhatian pada PBM

67.88

Sedang

2.

Interaksi Diskusi

72.45

Tinggi

3.

Analisa gambar

71.45

Tinggi

4.

Rata – rata

70.59

Tinggi

Sumber: Data pengamatan , 2010
Dari tabel di atas terlihat siswa yang terlibat dalam kategori tinggi dalam
pembelajaran inovatif

Examples Non Examples, terdapat dalam keterlibatan

analisis gambar ( 71.45 ) dan interaksi sosial diskusi

(72,45 %), kategori

perhatian PBM sebesar(67.88), dan rata-rata partisipasi siswa adalah tinggi yaitu
70,59 %.
Siklus ll, berdasarkan analisis hasil ulangan harian dengan metode inovasi
Examples Non Examples di kelas IX SMP Negeri 3 Kebakkramat, semester 1
tahun pelajaran 2010/2011 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Peran aktif Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Kebakkramat
dalam usaha pembelaan ( Siklus II)

No
1.
2.
3.

Interval
90-100
70-89
50-69

Kategori
Amat tinggi
tinggi
Cukup

* Guru SMPN 3 Kebakkramat, Karanganyar

Jumlah Siswa

%

25
8

75,8
24,2

8

4.

0-49
Rendah
Jumlah
Sumber : Data pengamatan, 2010

0
33

0
100

Tabel 3 menunjukkan prestasi belajar siswa yang masuk kategori tinggi
sebanyak 25

siswa (75,8%), kategori sedang sebanyak 8 siswa (24,2%),

kategori rendah sebanyak 0 siswa (0 %). Berdasar tabel 3 diatas Sikap positif
siswa dalam berperan aktif dalam usaha pembelaan negara tersebut tinggi.
Dari hasil observasi maka dalam siklus II keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Keaktifan Siswa Siklus II
No

Partisipasi siswa dan
keterlibatan dalam PBM

Siklus II
Jumlah %

Kategori

Siswa
1.

Perhatian pada PBM

70.61

Tinggi

2.

Interaksi Diskusi

73.79

Tinggi

3.

Analisa gambar

73.64

Tinggi

4.

Rata – rata

72.68

Tinggi

Sumber: Data pengamatan , 2010
Dari tabel di atas terlihat siswa yang terlibat dalam kategori tinggi dalam
pembelajaran inovatif

Examples Non Examples, terdapat dalam keterlibatan

analisis gambar ( 73.64 ) dan interaksi social diskusi

(73.79 %), kategori

perhatian pada proses sebesar (70.61), dan rata-rata partisipasi siswa yaitu
72,68 %.adalah tinggi.

PEMBAHASAN

80

Hasil penelitian secara singkat dapat ditampilkan dalam tabel tentang

70
keberhasilan

Proses dan hasil belajar Pembelajaran Model “ Examples Non

60 Mapel PKn adalah sebagai berikut:
Examples”
50

Aw al

40 Tabel 5: Keberhasilan Proses dan hasil belajar Pembelajaran
Model “ Examples Non Examples”Mapel PKn
30
20
10

* Guru SMPN
0 3 Kebakkramat, Karanganyar
Proses

Hasil

Siklus I
Siklus ll

9

N
i
l
a
i

Dengan menganalisis hasil penelitian, terjadi peningkatan motivasi belajar
dengan partisipasi proses pembelajaran menjadi lebih aktif, dengan kondisi
awal

( 60,00), dan terjadi peningkatan proses belajar(70.59 ) siklus I, dan

menjadi (72,68) siklus II, dari penyajian tabel dapat diketahui mengalami
peningkatan motivasi belajar dengan pembelajaran inovasi model examples non
example, yaitu dengan nilai rata-rata 12,68.
Hasil Analisis peningkatan sikap heroisme dalam upaya pembelaan negara
terdapat peningkatan yang cukup signifikan, yaitu penerapan hasil awal rata-rata
pembelajaran siswa (60,36), kemudian pada penerapan pembelajaran model
examples non examples hasil rerata siswa (65, 90) siklus I, dan penerapan
selanjutnya hasil rerata siswa (74,85) siklus II, dari analisis ini terdapat
peningkatan nilai rata rata 14,49.

PENUTUP
Pembelajaran model Examples Non Examples dapat meningkatkan
motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang akhirnya dapat
meningkatkan hasi belajar siswa yang berarti meningkatkan sikap heroisme
siswa terhadap pembelaan negara praktek dalam kehidupannya sehari-hari.
Siswa perlu diperkenalkan tentang berbagai model pembelajaran yang
mengaktifkan siswa sehingga tidak hanya mengenal

* Guru SMPN 3 Kebakkramat, Karanganyar

metode konvesional.

10

Metode pembelajaran PKn yang berorientasi pada realitas masyarakat, dan
pencapaian hasil belajar harus berupa perubahan tingkah laku, bukan angka
diatas kertas.
Pembelajaran PKn menganut falsafah “ alam takambang tan dadi guru”
yaitu semua lingkungan, masyarakat, dan alam di sekitar kita dapat menjadi guru
dan dijadikan guru bagi keberhasilan pendidikan nasional Indonesia tercinta,
bangsa kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas., 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Pustaka
Depdiknas. 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Tentang
Standart Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, Tentang Standart Isil
Pendidikan . Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2004, Undang Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Gustaf Asyirint. 2010. Langkah Cerdas Menjadi Guru Sejati Berprestasi.
Jogyakarta: Bahtera Buku.
Saechan Muchith. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: Rasail Media
Group.
Suroso. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jogyakarta: Pararaton.
Suyatno, 2009, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Surabaya, Masmedia Buana
Pustaka.

* Guru SMPN 3 Kebakkramat, Karanganyar

11

ARTIKEL
MEMBANGKITKAN SIKAP HEROISME SISWA MELALUI INOVASI
PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES MAPEL PKn

Oleh

SUTIYONO.S.Pd.
(Guru SMP Negeri 3 Kebakkramat,Karanganyar)

* Guru SMPN 3 Kebakkramat, Karanganyar