ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II GB SMK I
REMBANG TAHUN AJARAN 2008/2009 DALAM MEMAHAMI INFORMASI VERBAL DAN NONVERBAL

C. ENDAH WINAHYUNINGSIH
NIP 19620407198803 2 007

DINAS PENDIDIKAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN REMBANG
2009

1

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II GB SMK I
REMBANG TAHUN AJARAN 2008/2009 DALAM MEMAHAMI INFORMASI VERBAL DAN NONVERBAL

ABSTRAK


C. Endah W.2009. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Discovery untuk meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas II Gb SMK I Rembang Tahun ajaran 2008-2009 dalam
Memahami Informasi verbal dan nonverbal. Penelitian Tindakan Kelas.
Sebagai pemakai bahasa Indonesia sudah seharusnya kita mampu memahami dan mengetahui
informasi yang terdapat dalam suatu wacana. Dalam suatu wacana kita sering menemukan informasi
berupa informasi verbal dan nonverbal. Informasi verbal ialah informasi yang berupa uraian kalimat. Di
dalam informasi tersebut kita dapat menemukan data-data yang mendukung informasi tersebut.
Informasi nonverbal adalah informasi yang berbentuk grafik ( grafik garis, grafik batang, grafik
lingkaran ), denah, diagram, table, matrik dll.
Memahami informasi verbal dan nonverbal merupakan salah satu materi yang harus diajarkan
pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas II SMK. Kelas II GB SMK I Rembang tahun ajaran 2008-2009
dijadikan subjek penelitian karena pemahaman mereka terhadap informasi verbal dan nonverbal kurang.
Selain itu kelas tersebut dikenal juga sebagai kelas yang kurang memiliki motif belajar.
Dalam penelitian ini digunakan penelitian Tindakan Kelas, dengan menggunakan metode
discovery. Metode discovery sela SMK I Rembang, tahun ajaran 2008/2009. Metode Discovery
merupakan komponen dari praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara
belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah , siswa dianggap berhasil, apabila siswa
kelas II Gb tahun ajaran 2008-2009 yang berjumlah 37, mampu memahami informasi verbal dan
nonverbal dengan cara dapat mengungkapkan informasi verbal menjadi nonverbal dan dapat

mengungkapkan informasi nonverbal menjadi informasi verbal berhasil memperoleh nilai minimal 7,
serta nilai rata-rata kelas mengalami kenaikan.
Sebelum penerapan tindakan kelas, terlebih dulu diadakan tes uji coba untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Hasil tes awal pemahaman siswa terhadap informasi verbal dan nonverbal pada
siswa kelas II Gb menunjukkan 15 siswa 40,54 % dari 37 siswa dinyatakan tuntas dengan nilai minimal 7,
sedangkan
nilai rata-rata kelas hanya mencapai 59,40. Masalah utama yang dihadapi ialah, mereka masih kesulitan
memahami informasi
siswa. Hasil tes siklus satu terdiri dari tes mengungkapkan kembali informasi verbal menjadi
non verbal dan dari informasi nonverbal menjadi verbal menunjukkan peningkatan, 25 siswa atau 67,56
% dinyatakan tuntas, sedangkan nilai rata-rata kelas 65,24. Namun karena hasil tes belum memenuhi
target penelitian, perlu dilakukan tindakan lanjutan pada siklus II.
Hasil tes siklus II menunjukkan 100 % siswa II GB dinyatakan tuntas dengan nilai minimal 7,
hasil rata-rata kelas juga mengalami peningkatan menjadi 72,70.

2

Penggunaan metode discovery, ternyata tidak hanya mampu meningkatkan hasil belajar siswa
kelas II Gb SMK I Rembang dalam memahami informasi verbal dan nonverbal tetapi dapat juga
meningkatkan nilai rata-rata kelas, juga berhasil meningkatkan aktivitas siswa menjadi lebih aktif dan

mandiri.
Penggunaan metode discovery, ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
memahami informasi verbal dan informasi nonverbal pada siswa kelas II Gb SMK I Rembang tahun
ajaran 2008-2009.
Kata kunci: informasi verbal, informasi nonverbal, metode discovery

PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah menuntut setiap siswa mampu memahami informasi
yang disimak maupun yang dibacanya Informasi yang terdapat dalam wacana memiliki dua bentuk yaitu
berupa informasi verbal maupum informasi nonverbal.
Informasi verbal yaitu informasi berupa data-data yang diungkapkan melalui rangkaian kalimat,
seangkan informasi nonverbal yaitu informasi berupa data-data yang diungkapkan dalam bentuk grafik,
denah, tabel dan matrik.
Memahami informasi verbal dan nonverbal menjadi materi penelitian karena selain informasi
verbal dan nonverbal menjadi salah satu materi yang harus diajarkan di kelas II SMK, juga karena pada
umumnya siswa SMK sering mengalami kesulitan dalam menemukan dan memahami kedua informasi
tersebut. Kekurangmampuan siswa dalam memahami infonnasi verbal dan nonverbal juga dialami siswa
SMK I Rembang terutama Siswa kelas II GB tahun ajaran 2008-2009.
Kekurangmampuan siswa Kelas II GB dalam memahami kedua informasi tersebut terlihat pada
saat siswa harus mengungkapkan kembali informasi verbal menjadi inlormasi nonverbal. Kesalahan yang

sering dilakukan siswa tersebut misalnya grafik, bagan, denah, atau tabel yang dibuat berdasarkan datadata pada informasi verbal masih belum dilengkapi dengan keterangan grafik, judul bahkan pilihan
bentuk informasi nonverbal tidak sesuai dengan karakter data yang ada. Kekurangmampuan siswa dalam
mengungkapkan kembali informasi nonverbal ke dalam bentuk verbal yaitu siswa kurang mampu
menggunakan kalimat baku, menggunaan bahasa dan pilihan kata serta penggunaan ejaan yang benar.
Selain itu siswa juga kurang memperhatikan keruntutan kalimat dalam rnengungkapkan informasi
sehingga urutan informasi kurang logis.
Berdasarkan temuan-temuan di atas penulis mencoba memperbaiki hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode discovery. Metode discovery merupakan metode yang menuntun siswa secara
individu dapat menemukan, menganalisis data dalam suatu wacana. Bila metode-metode lain dapat

3

digunakan dalam pembelajarami bahasa, metode discovery mi diharapkan juga dapat diterapkan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam materi memahami informasi verbal dan nonverbal.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalahdaam
penelitian mi adalah: Apakah metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II Gb SMK I
Rembang tahun ajaran 2008/2009, dalam memahami informasi verbal dan informasi non verbal
Tujuan penelitian dalam penelitian ini, pertama , meningkatkan hasil belajar siswa kelas II GB
SMK I Rembang tahun ajaran 2008/2009, dalam mengungkapkan kembali informasi nonverbal menjadi
informasi verbal dan dari informasi verbal menjadi informasi nonverbal.Tujuan kedua, Meningkatkan

nilai rata-rata kelas siswa kelas II GB SMK I Rembang tahun ajaran 2008/2009, dalam mengungkapkan
kembali informasi verbal menjadi informasi nonverbal dan dari informasi nonverbal menjad informasi
verbal
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Ada dua macam bentuk informasi. Pertama, Informasi verbal yaitu informasi yang berupa
wacana atau uraian kalimat. Kedua, Informasi nonverbal yaitu informasi yang bersifat kasat mata yang
dapat terbaca. Bentuk informasi misalnya bagan, tabel, diagram, grafik, denah ataupun matriks . bentuk
- bentuk informasi nonverbal merupakan alat visual yang membantu pembaca memahami secara cepat
informasi yang disajikan. Kelebihan alat visual berupa bagan, tabel, diagram, grafik, denah atau matriks
antara lain sederhana (simple) , Komprehensif, padat, singkat, danjelas.
Mengungkapkan kembali informasi verbal menjadi informasi nonverbal artinya mengungkapkan
informasi dan data-data dari bentuk kalimat kalimat menjadi bentuk grafik ( grafik ganis, grafik batang,
grafik lingkaran), tabel, diagram, denah dan matriks. Agar dapat mengubah informasi bentuk verbal
menjadi bentuk nonverbal, terlebih dulu siswa Larus dapat menemukan data-data yang terdapat dalam
wacana yang berisi informasi tersebut. Setelah siswa mampu menemukan data dan inlormasi dalam
wacana, barulah diubah menjadi bentuk informasi nonverbal. Bentuk informasi nonverbal yang dipilih
harus sesuai dengan karakter tiap-tiap bentuk informasi nonverbal.
Mengungkapkan kembali informasi Non Verbal menjadi informasi Verbal berarti mengubah
informasi berupa grafik, denah atau tabel menjadi bentuk informasi kalimat.
Bacaan yang dilengkapi dengan tabel/diagram akan membantu kita untuk dapat menemukar informasi

secara cepat, selanjutnya kita dapat membuat pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam
tabe1Idiagrarr, Mengubab tabel/diagram menjadi bentuk informasi verbal, maksudnya memahami
tabel/diagram tersebut lalu kita tulis menjadi bentuk cerita! kalimat - kalimat secara berurutan dan jelas.

4

Agar dapat mengungkapkai informasi nonverbal menjadi informasi verbal, terlebih dulu kita
harus memahami isi informasi dalam grafik, tabel, dan bagan tersebut. Memahami informasi nonverbal
dapat dilakukan melalui beberapa tahap, sebagai berikut.
a.

Bacalah judul grafik, tabel, dan bagan.

b.

Perhatikan keterangan yang terdapat dalam gambar tersebut.

C.

Perhatikan setiap perbedaandari masing-masing gambar.


d.

Ajukan pertanyaan dan temukan jawabannya
Setelah mengetahui cara mencari informasi dalam sebuah grafik, tabel, dan bagan, bagaimana

menuangkannya dalam bentuk uraian kalimat atau informasi verbal? Mengubah informasi dari sebuah
grafik, tabel, dan bagan ke dalarn beberapa kalimat bertujuan membantu pembaca memahami isinya.
Kegiatan menguraikan grafik, tabel, dan bagan ke dalam kalimat berarti menerjemahkan gambar menjadi
wacana. Dalam bentuk wacana, grafik, tabel, dan bagan akan lebih mudah dipahami. Tanpa dijeläskan
dalam bentuk uraian kalimat, pembaca akan mengalami kesulitan
Memberikan penjelasan grafik, tabel, dan bagan dalam bentuk kalimat dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain : a) Penjelasan Naratif yaitu

penjelasan tabel dengan menggunakan

pengembangan antarwaktu- antarperistiwa (kronologis).b)
Penjelasan perbandingan yaitu penjelasan tubel dengan menggunakan data sebelum atau sesudahnya
sebagai pembanding. Biasanya penjelasn perbandingan mi menggunakan kata hubung seperti,
sebanding, la/csana, ibarat, lebih-dari pada, bagai, bagaikan, dan bak. C) Penjelasan Pertentangan atau

Perlawan adalah penjelasan yang menggunakan data sebelumnya atau sesudahnya sebagai penolak atau
pertentangan. Penjelasan pertentangan mi biasanya menggunakan kata hubung tetapi, melainkan,
sedangkan, sebaliknya, meskipun, dan walaupun. D) Penjelasan Sebab —akibat (Kausalitas) Penjelasan
sebab-akibat yaitu penjelasan tabel dengan menggunakan keterangan awal sebagai sebab dan dijelaskan
dengan kalimat lain sebagai akibatnya. Kata hubung yang sering digunakan cara mi diantaranya sebab
dan karena.
Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suata prosedur mengajar
yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada
generalisasi.
Langkah-langkah peLaksanaan metode penemuan menurut Suryosubroto (2002:197) yang
mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah:
(a) Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan
yang berguna dan realitiis untuk mengajar den gan penemuan.

5

(b) Seleksi penahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsipprinsip, gem ralisasi, pengertian
dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai.
(c) Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terhbatnya arus bebas pikiran siswa
dalam belajar dengan penemuan

(d) Berkomunikasi dengan siswa akan membantu menjelaskán peranan penemuan.
(e) menyiapkan suitu situasi yarg mengandung masalah yang minta dipecahkan.
(f) Mengecek pengertian siswa tentang masalah yang digunakan untuL merrngsang belajar dengan
penemuan.
(g) Menambah berbagai áiat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan.
(h) memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan dan bekerja dengan data, misalnya
tiap siswa rnempunyai data harga bahan-bahan pokok dan jumlah orang yang membutuhkan
bahanbahan pokok tersebut.
(i) Mempersilakan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri,
sehingga memperoleh tilikan umum.
) Memberi keempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas
tanggung jawabnya sendiri.
(k) memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya din
diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya.
(1) Mernimpin analisisnya sendiri rnelalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang
rnengarahkan dan mengidentifikisi proses.
(m) Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa,
misalnya latihan penyelidikan.
(n) Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan,
mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul.

(o) Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupunpertanyaan tingkat yang sederhana.
(p) Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan dan tafsiran yang berbeda. Bukan
menilai scara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar.
(q) Membesarkan siswa untuk merpprkuat pernyataannya dengan alas an dan fakta.
(r) Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya
kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi
hasil dari penyelidikannya sendiri.

6

(s) Membantu siwa menulis atau merumuskan prinsip, atqran ide, generalisasi atau pengertian yang
menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah dtemukan melalui strategi penemuan.
(t) Mengecek apaLah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik,
dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa

bebas menentukan

pendekatannya

Pada metode discovery, situasi belajar mengajar berpindah dan situasi teacher dominated

learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan pembelajaran menggunakan metode
discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa dalarn proses kegiatan mental melalui tukar pendapat
dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan metode discovery mi guru berusaha untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam
proses belajar mengajar. Sehingga metode discovery menurut Roestiyah (2001:20) memiliki keunggulan
sebagai berikut: (a) Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak
kesiapan, serta panguasaan ketrampilan dalam proses kognitif! pengenalan siswa, (b) Siswa memperoleh
pengetahuan yang bersifat sangat prib.di I individual sehingga dapat kokoh atau mendalam tertinggal
dalain jiwa siswa tersebut, (c) Dapat meningkatkan kegairahan belajar para siswa.
Berdasarkan kerangka teori di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian mi adalah:
Metode discovery dapat meningkatkan basil belajar siswa kelas II Gb SMK I kembang tahun ajaran
2008/2009 dan dapat meningkatkan nilai rata- rata kelas dalam mengungkapkan informasi vrbal menjadi
informasi nonverbal dan dan informasi nonverbal meijadi informasi verbal.
METODE PENELITIAN
Setting penelitian dilakukan di SMK I Rembang. SMK I Rembang terletak di Desa Magersari,
kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Sekolah yang beralamat di Jalan Gajah Mada I Rembang ini,
tahun 2009 SMK I Rembang memiliki empat jurusan dan 27 kelas. Salah satu kelas yang menjadi subjek
penelitian adalah siswa kelas II Gb.
Penelitian tindakan kelas ini melibatkan siswa kelas II Gb SMK I Rembang tahun ajaran
2008/2009. Jumlah siswa kelas II Gb 37 siswa, terdiri dan 29 siswa putra dan 8 siswa putri. Kelas II Gb
dijadikan subjek penelitian karena di antara 9 kelas dua lainnya, kelas tersebut memiliki kemampuan
bahasa Indonesia terendah dan minat belajar kurang.
Pihak Yang dilibatkan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas II Gb SMK I
Rembang tahun ajaran 2008/2009, hasil tes awal , tes siklus I dan siklus II, hasil observasi aktivitas siswa
selama mengikuti pelajaran. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data ialah teknik tes
dan non tes.

7

Tahap analisis data. Data penelitian dibagi menjadi dua yaitu data hasil tes informasiverbal dan
nonverbal dan data pengamatan aktivitas siswa. Untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis penelitian
yang diajukan, data yang telah terkumpul segera dianalisis.
1. Pengolahan data perkembangan aktivitas siswa pada setiap silkus tindakan, dalam penelitian mi
digunakan rumus:
P

100%

Keterangan
P= presentasi sikap dalam persen
F= frekuensi sikap yang dilakukan siswa
R= jumlah responden
2. Untuk mengetahui presentase hasil belajar siswa digunakan rumus:
P

100%

Keterangan :
P= presentase hasil belajar
=jumlah siswa yang mendapat nilai 7 atau lebih
=jumlah responden
Indikator kinerja penerapan motode discovery dalam pembelajaran pemahaman informasi
verbal dan nonverbal adalah siswa dianggap berhasil bila siswa kelas II GB SMK I Rembang tahun ajaran
2008-2009 mampu memahami informasi verbal dan nonverbal dengan cara, dapat mengungkapkan
informasi verbal menjadi informasi nonverbal dan dapat mengungkapkan kembali informasi nonverbal
menjadi informasi verbal, dengan hasil 100 % siswa mendapat nilai minimal 7.
Selain indikator di atas penerapan metode discovery ini dapat meningkatkan nilai rata-rata kelas
II Gb SMK I Rembang tahun ajaran 2008- 2009 dalam mengungkapkan informasi verbal menjadi
informasi nonverbal dan sebaliknya .
Prosedur Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) dan
direncanakan terdiri dari 2 siklus dengan menerapkan metode discovery pada setiap proses belajar
mengajar. Setiap sikius (putaran) dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk dapat
mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami informasi yang dibacanya diberikan tes awal atau
tes uji coba yang berfungsi sebagai evaluasi awal. Observasi awal juga dilakukan path aktivitas siswa
selama PBM berlangsung. Hal itu dilakukan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas siswa dengan

8

hasil belajar siswa, juga untuk mengetahui tindakan yang tepat oleh guru dalam rangka meminimalkan
kesulitan yang 1ihadapi siswa memahami dan menemukan informasi yang dibacanya.
Model pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa dengan
metode discovery. Metode ini dilaksanakan dengan cara memberi kesempatan pada siswa secara
individu mengamati , mencari, menelaah suatu informasi baik dari informasi verbal maupun nonverbal.
Setelah memahami dan menemukan data-data yang terdapat dalam informasi verbal, diharapkan siswa
dapat mengungkapkan kembali informasi tersebut dalam bentuk informasi nonverbal berupa grafik,
bagan, denah atau tabel.
Sebaliknya bila siswa sudah benar-benar memahami dan menemukan data- data yang terdapat
pada informasi nonverbal, diharapkan siswa juga mampu mengungkapkan kembali informasi berupa
grafik, bagan, diagram atau tabel tersebut menjadi informasi verbal berupa kalimat-kalimat
Adapun prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada setiap sikius dengan tahapan
Perencanaan, Pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi.
Sebelum pelaksanaan sikius I, dilakukan tes uji coba untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi Awal. Pelaksanaan tes uji coba pada Siswa kelas II Gb SMK I Rembang tahun
ajaran 2008- 2009, dilakukan tanggal 8 November 2008.Tes ujicoba dilakukan untuk mengetahui kondisi
awal kemampuan siswa dalam memahami informasi verbal dan nonverbal. Dalam kegiatan ini langkah
awal yang dilakukan guru adalah, memberi penjelasan kepada siswa tentang bagaimana memahami
informasi dan menemukan data-data yang terdapat dalam bacaan. Selanjutnya siswa diminta
mengungkapkan kembali informasi yang terdapat dalam bacaan tersebut menjadi bentuk
grafik/table/diagram/table.
Kerena pemahaman bacaannya kurang, hasil informasi nonverbal yang dihasilkan kurang

34

memuaskan. Demikian juga tes kedua : mengubah informasi dalam bentuk grafik menjadi kalimatkalimat masih masih kurang lengkap dll.Hasil tes diskripsi awal menunjukkan dari 37 siswa hanya 15
siswa yng berhasil mendap[at nilai 7 lebih, artinya hanya 15 siswa yang dinyatakan tuntas atau hanya
40,54 % dari keseluruhan peserta tes, sedankan nilai rata-rata kelas mencapai 59,40.
Selama pelaksanaan pembelajaran pada Siklus uji coba, hasil observasi aktivitas siswa
menunjukkan hasil seperti pada tabel di bawah ini :
No.
1.
2.

Aspek Pengamatan
Siswa menjawab pertanyaan
Siswa mengajukan pertanyaan

Jumlah Siswa
15
15
9

Persentase
40,54%
40,54%

3.
4.
5.

Siswa mengemukakan pendapat
Siswa mengerjakan tugas
Siswa serius / perhatian

10
33
19

27,02%
89,18%
51,35%

Pelaksanaan siklus I pada 22 November 2008. Wacana yang digunakan sebagai bahan tes untuk
mengungkapkan kembali informasi verbal menjadi informasi nonverbal berjudul “ Korban Kecelakaan di
Jakarta pada Semester I Tahun 2007 “ yang harus diungkapkan kembali kembali dalam bentuk grafik.Tes
kedua pada siklus I yaitu mengungkapkan kembali informasi nonverbal menjadi informasi verbal,
menggunakan bahan berupa grafik “ Grafik Peminjaman Buku Perpustakaan SMK Harapan Bangsa Tahun
Ajaran 2007-2008. Setelah dua macam tes digabungkan, hasil tes siklus I menunjukan peningkatan
dibandingkan dengan hasil tes ujicoba. Dari jumlah siswa 37, 25 siswa atau 67,56% dinyatakan tuntas,
sedangkan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 65,24.
Kekurangan yang ditemukan pada tes siklus I diantaranya siswa masih bingung dalam menuliskan
angka-angka interval dalam grafik, masih banyak juga grafik yang tidak dilengkapi judul dan keterangan
grafik. informasi nonverbal menjadi verbal yang diungkapkan dalam bentuk kalimat, masih banyak siswa
belum dapat menggunakan ejaan yang benar, juga kurang memperhatikan keruntutan kalimat yang
menunjukan runtutnya informaasi.
Berdasarkan observasi selama pelaksanaan pembelajaran pada Siklus I, ternyata penggunaan
metode discovery juga berakibat positif terhadap aktivitas seperti pada table di bawah ini :
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Aspek Pengamatan
Siswa menjawab pertanyaan
Siswa mengajukan pertanyaan
Siswa mengemukakan pendapat
Siswa mengerjakan tugas
Siswa serius / perhatian

Jumlah Siswa
20
18
13
37
19

Persentase
54,05%
48,64%
36,13%
100%
51,35%

Siklus II yang dilaksanakan tanggal 6 Desember 2008, merupakan pemantapan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti pada siklus I setelah didahului dengan penjelasan guru dan
evaluasi hasil tes siklus, PBM yang menggunakan metode Discovery itu diakhiri dengan evaluasi.Bacaan
yang digunakan pada tes I untuk mengungkapkan kembali informasi verbal menjadi nonverbal. Pada
siklus ini bacaan yang digunakan berjudul “ Perkembangan Produksi Jagung, Beras dan Kedelai di
Indonesia Tahun 1997 s.d 2000”.Tes kedua mengungkapkan kembali informasi nonverbal dalam bentuk
uraian kalimat menggunakan bahan grafik “ Pendaftaran dan Daya Tampung Siswa Baru di SMK Harapan
Tahun 2007-2008.
10

3
6

Pelaksanaan siklus II ternyata tidak mengecewakan.Meskipun peningkatan hasil tes siswa tidak
menunjukan kemajuan yang signifikan namun berhasil memenuhi target penelitian.Seluruh siswa kelas II
Gb dinyatakan tuntas, sedangkan nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 72,70.
Pada

siklus

II

ini,

aktivitas

siswa

dalam

proses

belajar

juga

menunjukkan

37

kesungguhan.Penerapan metode Discovery membuat anak bersemangat terutama dalam mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru.Hal ini ditunjukan data seperti pada table berikut :
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Aspek Pengamatan
Siswa menjawab pertanyaan
Siswa mengajukan pertanyaan
Siswa mengemukakan pendapat
Siswa mengerjakan tugas
Siswa serius / perhatian

Jumlah Siswa
20
19
15
37
22

Persentase
54,05%
51,35%
40,50%
100%
59,45%

Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus
38 Penggunaan metode discovery dalam meningkatkan kemampuan siswa kelas II SMK I Rembang
39
dalam memahami informasi verbal dan nonverbal kan di 9, ternyata sangat tepat. Penggunaan metode
ini menuntun siswa belajar mandiri.Secara individu siswa diharapakan dapat memahami, menemukan
data-data, menaanalisis data dan akhirnya dapat menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.
Berikut ini tabel perkembangan nilai Tes Mengungkapkan informasi verbal-nonverbal mmaupun dari
informasi nonverbal-verbal pada siswa kelas II GB SMK I Rembang Tahun Ajaran 2008-2009
Waktu

No.

Tes
Diskripsi awal
Siklus I
Siklus II

1.
2.
3.

Jumlah Siswa
37
37
37

Nilai
rata
59,40
65,24
72,70

Rata-

Siswa Tuntas
15
25
37

Persentase
Ketuntasan
40,54%
67,56%
100%

Penggunaan metode discovery dalam pembelajaran informasi verbal-nonverbal, ternyata berpengaruh
positif juga terhadap aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.Dari Diskripsi awal,siklus I dan siklus
II siswa semakin aktif terutama kemandirian mereka dalam mengerjakan tugas.
40

PENUTUP
Setelah melaksanakan penelitian maka diperoleh simpulan sebagai berikut. Metode discovery
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SMK I Rembang tahun ajaran 2008/2009 dalam
mengungkapkan kembali informasi verbal menjadi informasi nonverbal dan dari informasi nonverbal
menjadi informasi verbal.

11

Metode discovery juga dapat meningkatkan nilai rata-rata kelas II GB SMK I Rembang tahun
ajaran 2008/2009, dalam mengungkapkan kembali invormasi verbal menjadi infprmasi nonverbal dan
dari informasi nonverbal menjadi informasi verbal
Bila

metode discovery

dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, penulis

menyarankan pada para pendidik untuk mencoba menggunakan metode ini dalam pembelajaran pada
mata pelajaran yang diajarkan.

12

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1999. Kerangka Acuan PTK Tahap III. Jakarta: Proyek PGSM
Harjono, Sartinah. 1988. Prinsip-prinsip Pengajaran Bahasa dan Sastra. Jakarta; Depdikbud.
Nurgianto, Burhan. 1998. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta : BPFE
Purwo, Bambang Kaswanti. 1991. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sinoto. 2007. Penilaian Berbasis Kelas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Semarang : Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan
Tarigan, Henry Guntur. 1989. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
. 1994. Membaca Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Indranstuti, Rosida dan Johan Wahyudi.
Klaten:PenerbitAviva

2008. Master modul acuan siswa

Http:# #.Yestaki56.Space.#.Com. Macam-macam Metode Pembelajaran

13

Terampil II.