Hubungan Kebugaran Yang Diukur Dengan Tes Bangku Metode Queen's College dan Tes Bangku Metode Tinggi Tetap 25cm.

(1)

iv ABSTRAK

HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES BANGKU METODE QUEEN’S COLLEGE DAN

TES BANGKU METODE TINGGI TETAP 25 CM

Stefannus Wibisono, 2008.

Pembimbing: Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

Latar Belakang : Olahraga cenderung dilupakan saat ini karena semakin padatnya kegiatan rutin, padahal olahraga penting untuk menjaga kebugaran tubuh sehingga dapat beraktivitas baik dalam kegiatan sehari-hari. Kebugaran dapat diukur dengan tes lapangan dan tes laboratorium.

Tujuan : Ingin mengetahui gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College dan tes bangku metode tinggi tetap 25 cm serta hubungan kedua tes tersebut.

Metode : Penelitian dilakukan terhadap 40 mahasiswa UKM berumur 18-25 tahun dan tinggi tubuh minimal 168 cm diukur tingkat kebugarannya dengan tes bangku metode Queen’s College dan tes bangku metode tinggi tetap 25 cm. Hasil : Dari 40 orang mahasiswa UKM hasil tes bangku metode Queen’s College didapat 24 orang (60%) Baik, 16 orang (40%) Sedang, dan 0 orang (0%) Buruk. Hasil metode tinggi tetap 25 cm didapat 20 orang (50%) Baik, 20 orang (50%) Sedang, 0 orang (0%) Buruk. Hubungan kedua tes dinyatakan dengan persamaan garis regresi korelasi linier sederhana y = 24,837 + 0,459 x** (p<0,01), dengan koefisien korelasi r = 0,530** (p<0,01).

Kesimpulan : Tingkat kebugaran 40 orang mahasiswa UKM yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College didapatkan VO2 maks dengan rata-rata Baik dan metode tinggi tetap 25 cm dengan rata-rata-rata-rata Baik. Hubungan antara tes bangku metode Queen’s College dengan metode tinggi tetap 25 cm berupa linier dengan kekuatan hubungan Sedang.

Saran : Bagi mahasiswa diharapkan dapat melakukan olah raga untuk meningkatkan kebugaran, agar dapat melakukan kegiatannya tanpa cepat lelah. Kata Kunci : Kebugaran, Tes Bangku, Queen’s College, Tinggi Tetap 25 cm


(2)

v ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL FITNESS MEASURED BY QUEEN’S COLLEGE STEP TEST AND

MULTI STEP TEST WITH FIXED STEP HEIGHT 25 CM

Stefannus Wibisono, 2008.

Tutor : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF

Backgrounds : The getting harder of routine activities so that sport activity is tended to be forgotten, besides of its importance in physical fitness to do routine activities. Physical fitness can be measured by court test and laboratory test. Objectives : To know student’s physical fitness with Queen’s College step test and fixed height step test 25 cm, and then to find how these two test are correlated.

Methods : Research subject are 40 students of UKM whose age between 18-25 years and minimum height 168 cm. Their physical fitness are measured by Queen’s College step test and fixed height step test 25 cm.

Results : From Queen’s College step test there are 24 research subjects (60%) in High criteria, 16 subjects (40%) in Average and 0 % in Low. From Fixed Height step test 25 cm there are 20 research subjects (50%) in High criteria, 20 subjects (50%) in Average and 0 % in Low. The relationship between these two test is determined by formula y = 24,837 + 0,459 x** (p<0,01) , and the coefficient correlationship of r = 0,530** (p<0,01).

Conclusions : The average result for Queen’s College step test is in High criteria and the average result for Fixed Height step test 25 cm is ini High criteria. The relationship between these two test is Average .

Key Words : Physical Fitness, Step Test, Queen’s College, Fixed Step Height 25 cm


(3)

vii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan ... 2

1.4Kegunaan Penelitian ... 2

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.6Metodologi Penelitian ... 4

1.7Lokasi dan Waktu ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kebugaran ... 5

2.2 Manfaat Kebugaran dengan Berolahraga ... 5

2.3 Komponen-Komponen Kebugaran ... 6

2.3.1 Jantung ... 6

2.3.2 Paru-Paru ... 11

2.3.3 Otot ... 14

2.4 Kapasitas Cardiovascular (VO2 Maks) ... 19

2.5 Metode Tes Kebugaran ... 20

2.5.1 Tes Lapangan ... 20

2.5.2 Treadmill ... 21

2.5.3 Tes Ergometer Sepeda ... 21

2.5.4 Tes Bangku ... 22

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian ... 24

3.2 Alat-Alat yang Digunakan ... 24

3.3 Metode Penelitian ... 25

3.3.1 Desain Penelitian ... 25


(4)

viii

3.3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 25

3.3.4 Ukuran Sampel ... 25

3.3.5 Prosedur Penelitian ... 26

3.3.6 Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN 4.1 Hasil dan Pembahasan ... 29

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 37

5.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

LAMPIRAN ... 39


(5)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Tes Bangku Metode Queen’s College ... 29 Tabel 4.2 Hasil Tes Bangku Metode Tinggi Tetap 25 cm ... 31 Tabel 4.3 Hasil Tes Bangku Metode Queen’s College dan


(6)

x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hubungan Tes Bangku Metode Queen’s College


(7)

xi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Tes Bangku Metode Queen’s College ... 30 Diagram 4.2 Hasil Tes Bangku Metode Tinggi Tetap 25 cm ... 32 Diagram 4.3 Hasil Tes Bangku Metode Queen’s College


(8)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Persetujuan ... 39

Lampiran 2 Formulir Tes Bangku Metode Queen’s College ... 40

Lampiran 3 Formulir Tes Bangku Metode Tinggi Tetap 25 cm ... 41


(9)

39

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama Lengkap : Tanggal Lahir :

NRP :

Alamat :

Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan menjadi naracoba dalam penelitian yang dilakukan oleh Stefannus Wibisono, NRP : 0510133, yang bertempat di Universitas Kristen Maranatha.

Surat Persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri tanpa tekanan atau paksaan dari manapun.

Bandung, Juni 2008


(10)

40

Queen’s College Step Test

Nama :

Tgl Lahir : Sex : L / P BB : kg TB : cm Tgl Pemeriksaan:

HR Istirahat: bpm

HR Kerja 3 menit = bpm

Laki-Laki VO2 max = 111.33 – (0.42 x HR)


(11)

41

Step Test with Fixed Step Height

Nama :

Tgl Lahir :

Sex : L / P

BB : kg

TB : cm Panjang Tungkai : cm Tgl Pemeriksaan :

HR Istirahat: bpm

Setiap beban dilakukan selama 2 menit

SH cm Metronom HR bpm

25 80 - 25 100 - 25 120 -


(12)

42

PENGHITUNGAN STATISTIK

Queen’s College – Step Test with Step Fixed Height Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .530(a) .280 .262 5.414231 a Predictors: (Constant), FH25

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Regressio

n 434.230 1 434.230 14.813 .000(a) Residual 1113.928 38 29.314 1

Total 1548.158 39

a Predictors: (Constant), FH25 b Dependent Variable: QC

Coefficients(a) Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant

) 24.837 5.419 4.583 .000

1

FH25 .459 .119 .530 3.849 .000 a Dependent Variable: QC


(13)

43

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Stefannus Wibisono

Tempat dan Tanggal Lahir : Purwokerto, 16 Agustus 1988

Alamat : Jl. Jendral Sudirman no.649 Purwokerto, 53111 Riwayat Pendidikan :

- 1999 Lulus SD Karitas, Purwokerto - 2002 Lulus SMP Susteran, Purwokerto - 2005 Lulus SMAN 1, Purwokerto

- 2005 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, Bandung


(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penting untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kita selalu dituntut tampil dalam kondisi prima untuk menjalani kesibukan yang semakin meningkat. Namun, saat ini kebugaran jasmani telah mulai dilupakan. Kebanyakan orang tidak menyempatkan diri melakukan latihan untuk memelihara kebugaran jasmaninya, akibatnya orang cenderung merasa kelelahan saat melakukan aktivitas hidupnya.

Secara singkat, kebugaran jasmani dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan rutin sehari-hari dengan giat dan semangat tanpah merasa kelelahan, dan masih mempunyai cadangan energi sisa cukup untuk menikmati waktu luang (Astrand & Rodahl, 1986). Dengan mengetahui arti kebugaran jasmani tersebut, kita bisa menilai bagaimana tingkat kebugaran seseorang.

Oleh karena itu, sudah tentu baik bagi kaum muda, khususnya mahasiswa fakultas kedokteran UK Maranatha, dengan jadwal kegiatan akademik yang padat menuntut kemampuan berpikir, untuk selalu memelihara kebugaran jasmani, sehingga diharapkan mereka bisa lebih berkonsentrasi belajar dan meningkatkan prestasinya.

Untuk mengukur tingkat kebugaran dapat dilakukan dengan berbagai macam tes kebugaran, yaitu dengan menggunakan tes lapangan (tes Cooper, tes Bleep, dan tes Balke) atau menggunakan tes laboratorium (tes bangku Queen’s College, tes sepeda, dan tes treadmill metode Bruce) (Astrand & Rodahl,1986).

Pada penelitian ini dibandingkan antara kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College dengan tes bangku metode tinggi tetap 25 cm.


(15)

2

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes bangku metodeQueen’s College.

2. Bagaimana gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes bangku metode tinggi tetap 25 cm.

3. Apakah kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College berhubungan dengan tingkat kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode tinggi tetap 25 cm.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Ingin mengetahui gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College.

2. Ingin mengetahui gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes bangku metode tinggi tetap 25 cm.

3. Ingin mengetahui apakah kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College berhubungan dengan tingkat kebugaran tes bangku metode tinggi tetap 25 cm.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil yang didapat, diharapkan mahasiswa semakin menyadari arti penting dari kebugaran dan kemudian dapat termotivasi untuk meningkatkan kebugaran jasmaninya.


(16)

3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Kerangka Pemikiran

Mengingat kebugaran merupakan hal yang penting dalam melakukan rutinitas sehari-hari, terutama bagi mahasiswa UKM yang memang mempunyai jadwal sangat padat, sangat penting untuk diketahui seberapa baik tingkat kebugaran dari mahasiswa. Hal tersebut dapat diukur dengan menggunakan berbagai tes kebugaran, yang terdiri dari tes lapangan dan tes laboratorium. Tes lapangan contohnya dilakukan dengan cara lari selama dua belas menit (tes Cooper), dilakukan dengan cara lari selama lima belas menit (tes Balke), dan dengan cara lari bolak-balik lapangan sesuai dengan interval blip (Bleep Test). Sedangkan tes laboratorium yaitu dengan menggunakan treadmill, ergometer sepeda dan tes bangku (Astrand & Rodahl,1986) ; (Fox et al.,1988).

Hasil VO2 maks yang diukur pada treadmill biasanya 5-15% lebih tinggi

daripada yang diukur dengan sepeda atau tes bangku. Alasannya kemungkinan dihubungkan pada perbedaan dari ukuran massa otot yang aktif, yang menjadi terkuat selama berlari menanjak pada treadmill. Faktor lain mungkin sepeda mengarah pada kelelahan yang terlokalisasi, terutama termasuk hanya otot besar di paha. Kelelahan akan tampak terutama untuk tekanan maksimal sistem sirkulasi dan pernapasan, yang mengarah pada maks VO2 maks yang lebih kecil (Astrand

& Rodahl,1986 ; Fox et al.,1988).

Hipotesis Penelitian

Kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College berhubungan dengan tingkat kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode tinggi tetap 25 cm.


(17)

4

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat survei analitik.

Data yang diukur pada tes bangku metode Queen’s College yaitu HR/menit segera setelah perlakuan dan VO2 maks dalam mlO2/kg BB/menit. Sedangkan

pada tes bangku metode tinggi tetap 25 cm yaitu HR/menit segera setelah perlakuan pada tinggi tetap 25 cm tetapi frekuensi bangku berbeda dan VO2 maks

dalam mlO2/kg BB/menit.

Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik regresi korelasi linier sederhana.

1.7 Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian :

BKOM ( Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat ) Jawa Barat, Jl. Merak No.13, Bandung.

Waktu penelitian :


(18)

37 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Dari hasil penelitian terhadap 40 orang mahasiswa UKM didapatkan hasil :

1. Tes Bangku Metode Queen’s College :

- 24 orang (60%) berkriteria Baik.

- 16 orang (40%) berkriteria Sedang.

- 0 orang (0%) berkriteria Buruk.

- Rata-rata Baik.

2. Tes Bangku Metode Tinggi Tetap 25 cm :

- 20 orang (50%) berkriteria Baik.

- 20 orang (50%) berkriteria Sedang.

- 0 orang (0%) berkriteria Buruk.

- Rata-rata Baik.

3. Kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College

berhubungan dengan metode tinggi tetap 25 cm berupa persamaan garis regresi korelasi linier sederhana y = 24,837 + 0,459 x, dimana kekuatan hubungan antara tes bangku metode Queen’s College dengan metode tinggi tetap 25 cm adalah Sedang dengan koefisien korelasi r = 0,530.

4. Setiap kenaikan 1 mlO2/kgBB/menit VO2 maks pada tes bangku metode

tinggi tetap 25 cm, maka pada tes bangku metode Queen’s College VO2

maks akan meningkat sebesar 0,459 mlO2/kgBB/menit.

5.2Saran

1. Mahasiswa UKM diharapkan untuk menjaga atau meningkatkan kebugarannya dengan lebih giat berolahraga, sehingga dapat melakukan aktivitas keseharian dan membangun prestasi dengan lebih efektif.

2. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel lebih banyak agar memberikan hasil dan hubungan yang lebih baik.


(19)

38

DAFTAR PUSTAKA

Asrand P. O., and K. Rodahl. 1986. Textbook of Work Physiology. 3rd ed. New York : McGraw-Hill Book Company. p.355-382.

Brooks G.A., and T.D. Fahey. 1985. Exercise Physiology : Human Bioenergetics and Its Applications. New York : Macmillian Publishing CO. p. 221-339.

Clarke D. H. 1975. Exercise Physiology. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall, Inc. p. 47-48, 51, 167-171, 175-177, 182, 190-195.

Fox E. L., R. W. Bowers, and M. L. Foss. 1988. The Physiological Basis of Physical Education and Athletics. 4th ed. New York : Saunders College Publishing. P. 89-90, 100, 102, 123, 159, 204-207, 209, 212, 242, 251-255, 276-283.

Guyton A. C. and J. E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. H. 1340-1343, 1347-1353.

Lamb D. R. 1984. Physiology of Exercise response and adaptations. 2nd edition. New York : MacMillan Publishing Company. p. 5-8, 137-141, 144, 145-149, 162-168, 366-381.

Watson A. W. S. 1983. Physical Fitness and Athletic Performance. 1st edition. New York : Langman, Inc. p. 2, 11, 15, 16.

Wilmore J. H. and D. L. Costill. 1994. Phisiology of Sport and Exercise Human Kinetics. USA. p. 176-184, 216-223, 226-234, 446-448.


(1)

1 1.1 Latar Belakang

Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor penting untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kita selalu dituntut tampil dalam kondisi prima untuk menjalani kesibukan yang semakin meningkat. Namun, saat ini kebugaran jasmani telah mulai dilupakan. Kebanyakan orang tidak menyempatkan diri melakukan latihan untuk memelihara kebugaran jasmaninya, akibatnya orang cenderung merasa kelelahan saat melakukan aktivitas hidupnya.

Secara singkat, kebugaran jasmani dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan rutin sehari-hari dengan giat dan semangat tanpah merasa kelelahan, dan masih mempunyai cadangan energi sisa cukup untuk menikmati waktu luang (Astrand & Rodahl, 1986). Dengan mengetahui arti kebugaran jasmani tersebut, kita bisa menilai bagaimana tingkat kebugaran seseorang.

Oleh karena itu, sudah tentu baik bagi kaum muda, khususnya mahasiswa fakultas kedokteran UK Maranatha, dengan jadwal kegiatan akademik yang padat menuntut kemampuan berpikir, untuk selalu memelihara kebugaran jasmani, sehingga diharapkan mereka bisa lebih berkonsentrasi belajar dan meningkatkan prestasinya.

Untuk mengukur tingkat kebugaran dapat dilakukan dengan berbagai macam tes kebugaran, yaitu dengan menggunakan tes lapangan (tes Cooper, tes Bleep, dan tes Balke) atau menggunakan tes laboratorium (tes bangku Queen’s College, tes sepeda, dan tes treadmill metode Bruce) (Astrand & Rodahl,1986).

Pada penelitian ini dibandingkan antara kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College dengan tes bangku metode tinggi tetap 25 cm.


(2)

2

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College.

2. Bagaimana gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes bangku metode tinggi tetap 25 cm.

3. Apakah kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College berhubungan dengan tingkat kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode tinggi tetap 25 cm.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Ingin mengetahui gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College.

2. Ingin mengetahui gambaran tingkat kebugaran mahasiswa UKM yang diukur dengan tes bangku metode tinggi tetap 25 cm.

3. Ingin mengetahui apakah kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College berhubungan dengan tingkat kebugaran tes bangku metode tinggi tetap 25 cm.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil yang didapat, diharapkan mahasiswa semakin menyadari arti penting dari kebugaran dan kemudian dapat termotivasi untuk meningkatkan kebugaran jasmaninya.


(3)

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Kerangka Pemikiran

Mengingat kebugaran merupakan hal yang penting dalam melakukan rutinitas sehari-hari, terutama bagi mahasiswa UKM yang memang mempunyai jadwal sangat padat, sangat penting untuk diketahui seberapa baik tingkat kebugaran dari mahasiswa. Hal tersebut dapat diukur dengan menggunakan berbagai tes kebugaran, yang terdiri dari tes lapangan dan tes laboratorium. Tes lapangan contohnya dilakukan dengan cara lari selama dua belas menit (tes Cooper), dilakukan dengan cara lari selama lima belas menit (tes Balke), dan dengan cara lari bolak-balik lapangan sesuai dengan interval blip (Bleep Test). Sedangkan tes laboratorium yaitu dengan menggunakan treadmill, ergometer sepeda dan tes bangku (Astrand & Rodahl,1986) ; (Fox et al.,1988).

Hasil VO2 maks yang diukur pada treadmill biasanya 5-15% lebih tinggi daripada yang diukur dengan sepeda atau tes bangku. Alasannya kemungkinan dihubungkan pada perbedaan dari ukuran massa otot yang aktif, yang menjadi terkuat selama berlari menanjak pada treadmill. Faktor lain mungkin sepeda mengarah pada kelelahan yang terlokalisasi, terutama termasuk hanya otot besar di paha. Kelelahan akan tampak terutama untuk tekanan maksimal sistem sirkulasi dan pernapasan, yang mengarah pada maks VO2 maks yang lebih kecil (Astrand & Rodahl,1986 ; Fox et al.,1988).

Hipotesis Penelitian

Kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College berhubungan dengan tingkat kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode tinggi tetap 25 cm.


(4)

4

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat survei analitik.

Data yang diukur pada tes bangku metode Queen’s College yaitu HR/menit segera setelah perlakuan dan VO2 maks dalam mlO2/kg BB/menit. Sedangkan pada tes bangku metode tinggi tetap 25 cm yaitu HR/menit segera setelah perlakuan pada tinggi tetap 25 cm tetapi frekuensi bangku berbeda dan VO2 maks dalam mlO2/kg BB/menit.

Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistik regresi korelasi linier sederhana.

1.7 Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian :

BKOM ( Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat ) Jawa Barat, Jl. Merak No.13, Bandung.

Waktu penelitian :


(5)

37

Dari hasil penelitian terhadap 40 orang mahasiswa UKM didapatkan hasil : 1. Tes Bangku Metode Queen’s College :

- 24 orang (60%) berkriteria Baik. - 16 orang (40%) berkriteria Sedang. - 0 orang (0%) berkriteria Buruk. - Rata-rata Baik.

2. Tes Bangku Metode Tinggi Tetap 25 cm : - 20 orang (50%) berkriteria Baik.

- 20 orang (50%) berkriteria Sedang. - 0 orang (0%) berkriteria Buruk. - Rata-rata Baik.

3. Kebugaran yang diukur dengan tes bangku metode Queen’s College berhubungan dengan metode tinggi tetap 25 cm berupa persamaan garis regresi korelasi linier sederhana y = 24,837 + 0,459 x, dimana kekuatan hubungan antara tes bangku metode Queen’s College dengan metode tinggi tetap 25 cm adalah Sedang dengan koefisien korelasi r = 0,530.

4. Setiap kenaikan 1 mlO2/kgBB/menit VO2 maks pada tes bangku metode

tinggi tetap 25 cm, maka pada tes bangku metode Queen’s College VO2

maks akan meningkat sebesar 0,459 mlO2/kgBB/menit.

5.2Saran

1. Mahasiswa UKM diharapkan untuk menjaga atau meningkatkan kebugarannya dengan lebih giat berolahraga, sehingga dapat melakukan aktivitas keseharian dan membangun prestasi dengan lebih efektif.

2. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel lebih banyak agar memberikan hasil dan hubungan yang lebih baik.


(6)

38

DAFTAR PUSTAKA

Asrand P. O., and K. Rodahl. 1986. Textbook of Work Physiology. 3rd ed. New York : McGraw-Hill Book Company. p.355-382.

Brooks G.A., and T.D. Fahey. 1985. Exercise Physiology : Human Bioenergetics and Its Applications. New York : Macmillian Publishing CO. p. 221-339.

Clarke D. H. 1975. Exercise Physiology. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice-Hall, Inc. p. 47-48, 51, 167-171, 175-177, 182, 190-195.

Fox E. L., R. W. Bowers, and M. L. Foss. 1988. The Physiological Basis of Physical Education and Athletics. 4th ed. New York : Saunders College Publishing. P. 89-90, 100, 102, 123, 159, 204-207, 209, 212, 242, 251-255, 276-283.

Guyton A. C. and J. E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. H. 1340-1343, 1347-1353.

Lamb D. R. 1984. Physiology of Exercise response and adaptations. 2nd edition. New York : MacMillan Publishing Company. p. 5-8, 137-141, 144, 145-149, 162-168, 366-381.

Watson A. W. S. 1983. Physical Fitness and Athletic Performance. 1st edition. New York : Langman, Inc. p. 2, 11, 15, 16.

Wilmore J. H. and D. L. Costill. 1994. Phisiology of Sport and Exercise Human Kinetics. USA. p. 176-184, 216-223, 226-234, 446-448.