Pengaruh Sari Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Parasitemia Pada Mencit Jantan Strain Balb/c Yang Diinokulasi Plasmodium berghei.
ABSTRAK
PENGARUH SARI BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT JANTAN STRAIN BALB/c
YANG DIINOKULASI Plasmodium berghei
Lisa Marisa, 2009 Pembimbing I : Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : dr. Sylvia Soeng, M.Kes.
Malaria masih merupakan masalah kesehatan dunia, khususnya di daerah tropis, termasuk Indonesia. Resistensi terhadap klorokuin di Indonesia tergolong tinggi. Oleh karena itu, berbagai penelitian dilakukan untuk mencari pengobatan alternatif, salah satunya dengan buah merah (Pandanus conoideus Lam). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek sari buah merah terhadap penurunan parasitemia pada mencit yang diinokulasi dengan Plasmodium berghei.
Metode penelitian ini adalah prospektif eksperimental sungguhan, komparatif, dengan Rancangan Acak Lengkap. 30 ekor mencit jantan strain BALB/c dibagi dalam 6 kelompok, kelompok I (kontrol negatif) hanya diberi akuades, kelompok II diberi buah merah dosis 0,4 mL/hari, kelompok III (kontrol positif) -VI diinokulasi dengan Plasmodium berghei dan diberi akuades, buah merah dosis 0,1 mL, 0,2 mL, dan 0,4 mL. Derajat parasitemia diamati setiap hari dengan membuat apus darah tipis dan dilihat pada mikroskop dengan perbesaran 1000 kali. Data dianalisis dengan menggunakan One Way ANOVA dan Tukey HSD dengan tingkat kepercayaan =0,05.
Hasil penelitian menunjukkan penurunan derajat parasitemia yang signifikan (p≤0,05) pada dosis 0,2 mL dan 0,4 mL/ mencit/ hari jika dibandingkan dengan kontrol Plasmodium. Kesimpulan penelitian ini adalah sari buah merah menurunkan derajat parasitemia pada mencit yang diinokulasi Plasmodium
berghei, dengan dosis optimal 0,2 mL/ mencit/ hari.
Kata kunci: Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.), parasitemia, Plasmodium
(2)
ABSTRACT
THE EFFECT OF RED FRUIT (Pandanus conoideus Lam.) OIL TOWARDS PARASITEMIA IN MALE BALB/c STRAIN MURINE
INOCULATED BY Plasmodium berghei
Lisa Marisa, 2009 Tutor I : Dr. Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Tutor II : dr. Sylvia Soeng, M.Kes.
Malaria still becomes a health problem in the world, especially in tropical region including Indonesia. In Indonesia, malaria resistent to chloroquine is considered high enough. Regarding to this problem, many studies are developed to obtain an alternative medication, one of these is red fruit (Pandanus conoideus Lam). The aim of this research is to know the effect of red fruit oil towards parasitemia in Plasmodium berghei inoculated male BALB/c strain murine. The method used in this study was real prospective experimental, comparative with complete randomized design. 30 male BALB/c strain murine were devided into 6 groups. Group I (negative control) was administered with aquadest, group II was administered with 0.4 mL/ day per oral red fruit oil, group III (positive control)-VI were inoculated by Plasmodium berghei and administered with aquadest, 0.1 mL; 0.2 mL; and 0.4 mL / day red fruit oil per oral. The degree of parasitemia were observed by thin blood smears, the data analysed using One Way ANOVA and Tukey HSD with =0,05.
The result showed the degree of parasitemia were significantly decreased (p≤0,05) in 0.2 mL dose and 0.4 mL dose/ animal/ day in comparison with the Plasmodium-control group (positive control). The conclusion was red fruit oil reduced the degree of parasitemia in Plasmodium berghei inoculated murine, with the optimal dose 0.2 mL/ animal/ day.
Keywords : Red Fruit (Pandanus conoideus Lam.), parasitemia, Plasmodium berghei
(3)
DAFTAR ISI
JUDUL DALAM ... i
LEMBARAN PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
PRAKATA ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3
1.6 Metode Penelitian ... 4
1.7 Lokasi dan Waktu ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Malaria pada Manusia ... 5
2.1.1 Epidemiologi ... 5
2.1.2 Siklus Hidup Plasmodium ... 5
2.1.2.1 Siklus Aseksual (Skizogoni) ... 5
2.1.2.2Siklus Seksual (Sporogoni) ... 8
2.1.3Cara Penularan ... 12
2.1.4Manifestasi Klinis ... 12
2.1.5Patogenesis ... 14
2.1.5.1 Perjalanan Penyakit Malaria dalam Tubuh Manusia ... 15
2.1.5.2Proses Biokimia Plasmodium di Dalam Eritrosit ... 15
2.1.5.3Ruptur parasitized Red Blood Cells ... 17
2.1.5.4Adhesi parasitized Red Blood Cells ... 17
2.1.6 Diagnosis Malaria ... 18
2.1.6.1 Pemeriksaan Parasitologis/ Mikroskopis ... 18
2.1.6.2 Quantitative Buffy Coat (QBC) Test ... 19
2.1.6.3 Pemeriksaan dengan Tes Diagnostik Cepat (Rapid Diagnostic Test) ... 19
2.1.6.4 Diagnosis Molekuler ... 20
(4)
2.1.7.1 Penatalaksanaan Malaria secara Umum... 20
2.1.7.2 Pengobatan Malaria Tropika ... 21
2.1.7.3 Kemoprofilaksis ... 22
2.1.8 Komplikasi ... 23
2.1.9 Prognosis ... 23
2.2Plasmodium berghei ... 24
2.3Eritrosit ... 25
2.3.1 Pembentukan Eritrosit (Eritropoiesis) ... 26
2.3.2Penguraian Eritrosit ... 27
2.4Radikal Bebas ... 28
2.5Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) ... 29
2.6Antioksidan ... 32
2.6.1 Vitamin A dan Carotenoids ... 32
2.6.2Vitamin C ... 33
2.6.3Vitamin E ... 33
2.7 New Permeation Pathway ... 34
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 35
3.1.1 Alat Penelitian ... 35
3.1.2 Bahan Penelitian ... 35
3.1.3 Subjek Penelitian ... 36
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
3.3 Metode Penelitian ... 36
3.3.1 Desain Penelitian ... 36
3.3.2 Variabel Penelitian ... 37
3.3.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 37
3.3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 37
3.3.3 Jumlah Subjek Penelitian ... 37
3.4 Prosedur Penelitian ... 38
3.4.1 Persiapan Bahan Uji ... 38
3.4.2 Pembuatan Isolat Plasmodium berghei ... 38
3.4.3 Persiapan Hewan Percobaan ... 39
3.4.4 Sterilisasi Alat ... 39
3.4.5 Prosedur Kerja Penelitian ... 40
3.4.6 Cara Pemeriksaan ... 41
3.5 Metode Analisis ... 41
3.5.1 Hipotesis Statistik ... 41
3.5.2 Kriteria Uji ... 41
3.6 Aspek Etik Penelitian ... 42
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 43
4.2Pembahasan ... 49
(5)
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN ... 57
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Morfologi Stadium Eritrositer Plasmodium ... 8
Tabel 2.2 Perbedaan Karakteristik Morfologi Sel Darah Merah yang Terinfeksi pada Setiap Spesies ... 10
Tabel 2.3 Perbedaan Karakteristik Empat Spesies Malaria Pada Manusia ... 11
Tabel 2.4 Kandungan Senyawa Aktif dalam Sari Buah Merah ... 31
Tabel 2.5 Komposisi Zat Gizi per 100 gram Buah Merah ... 31
Tabel 4.1 Rata-rata Persentase Parasitemia pada Mencit Sebelum Diberikan Sari Buah Merah (H0) ... 43
Tabel 4.2 Rata-rata Persentase Parasitemia pada Mencit Sebelum Diberikan Sari Buah Merah Berdasarkan Uji Statistik One Way ANOVA .... 45
Tabel 4.3 Rata-rata Persentase Parasitemia pada Mencit Setelah Diberikan Sari Buah Merah Hari Keempat (H4) ... 46
Tabel 4.4 Rata-rata Persentase Parasitemia pada Mencit Hari Keempat (H4) Berdasarkan Uji Statistik One Way ANOVA ... 47
Tabel 4.5 Rata-rata Persentase Parasitemia pada Mencit Setelah Diberikan Sari Merah Hari Keempat (H4) Berdasarkan Uji Beda Rata-rata Metode Tukey HSD ... 48
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Hidup Plasmodium ... 6
Gambar 2.2 Plasmodium falciparum parasitized Red Blood Cells... 7
Gambar 2.3 Morfologi Stadium Eritrositer Plasmodium... 10
Gambar 2.4 Quantitative Buffy Coat (QBC) Test ... 19
Gambar 2.5 Rapid Malaria Test ... 20
Gambar 2.6 Morfologi Plasmodium berghei pada Eritrosit ... 24
Gambar 2.7 Pembentukan Sel Darah Merah ... 26
Gambar 2.8 Eritropoiesis dengan Pewarnaan Giemsa ... 27
(8)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rata-rata Persentase Parasitemia pada Mencit Sebelum Diberikan Sari Buah Merah (H0) ... 44 Grafik 4.2 Rata-rata Persentase Parasitemia pada Mencit H0 sampai dengan H4
Setelah Diberikan Sari Buah Merah ... 45 Grafik 4.3 Rata-rata Persentase Parasitemia pada Mencit Setelah Diberikan
(9)
DAFTAR BAGAN
(10)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Konversi Dosis ... 57
Lampiran 2 Perhitungan Statistik ... 58
Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian ... 62
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian FK-UKM ... 63
(11)
Lampiran 1 : Perhitungan Konversi Dosis
Satu buah merah = ± 5 kg = ± 250 mL = ± 20 gram = ± 1 mL
Untuk orang sehat disarankan mengkonsumsi sari buah merah satu sendok makan satu kali sehari, sedangkan untuk orang yang sakit dapat mengkonsumsi sari buah merah satu sendok makan sebanyak 2-3 kali sehari.
Untuk penelitian dengan penyakit malaria, menggunakan sari buah merah sebanyak 2 sendok makan = 2 x 15 mL = 30 mL.
Penentuan dosis berdasarkan dosis untuk manusia dengan berat badan ± 70 kg dikonversikan kepada mencit dengan berat badan ± 20 gram mengunakan tabel konversi menurut Laurence-Bacharach dengan faktor konversi 0,0026.
Konversi dosis pada mencit = 0,0026 x 30 mL/ hari = 0,078 mL/ mencit/ hari = 0,1 mL/ mencit/ hari.
Berdasarkan dosis tersebut ditentukan dosis perlakuan yaitu 0,1 mL, 0,2 mL, dan 0,4 mL/ mencit/ hari.
(12)
Lampiran 2 : Perhitungan Statistik
Persentase Parasitemia pada Mencit Sebelum Diberikan Sari Buah Merah (H0)
ONEWAY
Hasil BY Perlakuan
/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY /MISSING ANALYSIS
/POSTHOC = TUKEY ALPHA(.05).
Oneway
[DataSet0]Descriptives Hasil
N Mean
Std. Deviation
Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Kontrol
Plasmodium 5 5,31667 ,180662 ,080795 5,09234 5,54099 5,083 5,583 BM dosis 1 5 5,78333 ,473609 ,211804 5,19527 6,37140 5,250 6,500 BM dosis 2 5 5,53333 ,254133 ,113652 5,21779 5,84888 5,167 5,833 BM dosis 3 5 5,43333 ,584523 ,261406 4,70755 6,15911 4,583 6,000 Total 20 5,51667 ,413231 ,092401 5,32327 5,71006 4,583 6,500
Test of Homogeneity of Variances
Hasil
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
3,079 3 16 ,057
ANOVA
Hasil
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Between
Groups ,592 3 ,197 1,190 ,345
Within Groups 2,653 16 ,166
(13)
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Dependent Variable: Hasil
Tukey HSD
(I) Perlakuan (J) Perlakuan
Mean Difference
(I-J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Kontrol Plasmodium
BM dosis 1
-,466667 ,257526 ,304 -1,20345 ,27012 BM dosis 2 -,216667 ,257526 ,834 -,95345 ,52012 BM dosis 3 -,116667 ,257526 ,968 -,85345 ,62012 BM dosis 1 Kontrol Plasmodium ,466667 ,257526 ,304 -,27012 1,20345 BM dosis 2 ,250000 ,257526 ,768 -,48679 ,98679 BM dosis 3 ,350000 ,257526 ,541 -,38679 1,08679 BM dosis 2 Kontrol Plasmodium ,216667 ,257526 ,834 -,52012 ,95345 BM dosis 1 -,250000 ,257526 ,768 -,98679 ,48679 BM dosis 3 ,100000 ,257526 ,979 -,63679 ,83679 BM dosis 3 Kontrol Plasmodium ,116667 ,257526 ,968 -,62012 ,85345 BM dosis 1 -,350000 ,257526 ,541 -1,08679 ,38679 BM dosis 2 -,100000 ,257526 ,979 -,83679 ,63679
Homogeneous Subsets
HasilTukey HSD
Perlakuan N Subset for alpha = .051 1
Kontrol
Plasmodium 5 5,31667
BM dosis 3 5 5,43333
BM dosis 2 5 5,53333
BM dosis 1 5 5,78333
Sig. ,304
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
(14)
Persentase Parasitemia pada Mencit Setelah Diberikan Sari Buah Merah (H4)
ONEWAY
Hasil BY Perlakuan
/STATISTICS DESCRIPTIVES HOMOGENEITY /MISSING ANALYSIS
/POSTHOC = TUKEY ALPHA(.05).
Oneway
[DataSet0]Descriptives Hasil
Test of Homogeneity of Variances
Hasil
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
2,461 3 16 ,100
ANOVA
Hasil
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Between
Groups 169,520 3 56,507 14,099 ,000
Within Groups 64,125 16 4,008
Total 233,645 19
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence
Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Plasmodium 5 12,08333 1,295023 ,579152 10,47535 13,69132 10,083 13,417 BM Dosis 1 5 11,26667 2,581585 1,154520 8,06120 14,47213 9,250 15,667 BM Dosis 2 5 4,63333 1,126696 ,503874 3,23436 6,03231 3,167 6,333 BM Dosis 3 5 8,50000 2,533799 1,133149 5,35387 11,64613 6,417 11,667 Total 20 9,12083 3,506727 ,784128 7,47963 10,76203 3,167 15,667
(15)
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons Dependent Variable: Hasil
Tukey HSD
(I) Perlakuan (J) Perlakuan
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Lower Bound Upper Bound Lower Bound Plasmodium BM Dosis 1 ,816667 1,266146 ,916 -2,80580 4,43913 BM Dosis 2 7,450000(*) 1,266146 ,000 3,82753 11,07247 BM Dosis 3 3,583333 1,266146 ,053 -,03913 7,20580 BM Dosis 1 Plasmodium -,816667 1,266146 ,916 -4,43913 2,80580 BM Dosis 2 6,633333(*) 1,266146 ,000 3,01087 10,25580 BM Dosis 3 2,766667 1,266146 ,170 -,85580 6,38913 BM Dosis 2 Plasmodium -7,450000(*) 1,266146 ,000 -11,07247 -3,82753 BM Dosis 1 -6,633333(*) 1,266146 ,000 -10,25580 -3,01087 BM Dosis 3 -3,866667(*) 1,266146 ,034 -7,48913 -,24420 BM Dosis 3 Plasmodium -3,583333 1,266146 ,053 -7,20580 ,03913 BM Dosis 1 -2,766667 1,266146 ,170 -6,38913 ,85580 BM Dosis 2 3,866667(*) 1,266146 ,034 ,24420 7,48913
* The mean difference is significant at the .05 level.
Homogeneous Subsets
Hasil
Tukey HSD
Perlakuan N Subset for alpha = .05
1 2 1
BM Dosis 2 5 4,63333
BM Dosis 3 5 8,50000
BM Dosis 1 5 11,26667
Plasmodium 5 12,08333
Sig. 1,000 ,053
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.
(16)
Lampiran 3 : Dokumentasi Penelitian
Inokulasi Plasmodium berghei intraperitoneal Pemberian buah merah per oral
Pengambilan darah perifer dari ujung ekor Pembuatan apus darah tepi
Pewarnaan apus darah dengan Giemsa
(17)
(18)
RIWAYAT HIDUP
- Nama : Lisa Marisa
- Nomor Pokok Mahasiswa : 0610010
- Tempat dan tanggal lahir : Surakarta, 27 April 1988
- Alamat Asal : Jl. Jamsaren 38 Serengan 57155 Surakarta - Alamat di Bandung : Jl. Terusan Babakan Jeruk I/ 115
- Riwayat Pendidikan :
SD Kanisius Keprabon I, Surakarta, 2000
SMP Pangudi Luhur Bintang Laut, Surakarta, 2003 SMA Regina Pacis, Surakarta, 2006
(19)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Malaria sampai sekarang masih merupakan masalah kesehatan dunia, khususnya di daerah tropis, termasuk Indonesia. Menurut World Malaria Report -
2008, diperkirakan pada tahun 2006 terdapat 247 juta kasus malaria dan 881.000
orang meninggal dunia. Jumlah kasus malaria di Indonesia mencapai 2.519.046 orang dengan angka kematian mencapai 3.418 orang (WHO, 2008).
Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang penularannya pada manusia melalui cucukan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Salah satu jenis malaria terberat adalah malaria tropika yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum karena menyebabkan kerusakan otak (malaria serebral) dan dapat mengakibatkan kematian. Plasmodium falciparum sudah resisten terhadap obat antimalaria yang beredar di pasaran yaitu kina dan chloroquine (Johanna, 2008).
Plasmodium berghei memiliki persamaan dengan Plasmodium falciparum
yang juga mengakibatkan kerusakan otak dan kematian pada ordo rodensia (mencit). Mencit yang terinfeksi Plasmodium berghei dijadikan sebagai model malaria serebral pada manusia yang terinfeksi oleh Plasmodium falciparum (Guang Sun, 2003).
Plasmodium menginvasi eritrosit, mengakibatkan perubahan struktur di dalam
eritrosit, kemudian mendegradasi hemoglobin dan menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas dalam jumlah yang berlebihan akan menyebabkan terjadi stres oksidatif dan mengakibatkan kerusakan sel. Antioksidan dapat digunakan untuk mengurangi kerusakan sel yang terjadi akibat stres oksidatif (Prasannachandra, 2006).
Dewasa ini, buah merah (Pandanus conoideus Lam.) yang terdapat di Papua telah diketahui memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Buah merah mengandung zat-zat gizi bermanfaat atau senyawa aktif dalam kadar tinggi, seperti beta karoten, tokoferol, serta asam lemak (I Made Budi, 2005).
(20)
Kandungan buah merah yang kaya akan antioksidan diharapkan dapat digunakan sebagai obat antimalaria. Untuk itu, akan dilakukan penelitian tentang pengaruh buah merah terhadap malaria pada mencit yang ditimbulkan oleh
Plasmodium berghei.
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah sari buah merah menurunkan derajat parasitemia malaria pada mencit yang diinokulasi Plasmodium berghei.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud :
Mengetahui kegunaan sari buah merah sebagai antimalaria.
Tujuan :
Mengetahui efek sari buah merah terhadap penurunan parasitemia malaria pada mencit yang diinokulasi Plasmodium berghei.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis :
Memberikan informasi ilmiah mengenai efek sari buah merah terhadap penurunan derajat parasitemia yang merupakan salah satu parameter pada infeksi malaria.
Manfaat praktis :
(21)
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
Kerangka pemikiran :
Plasmodium menginvasi eritrosit dan berkembang di dalam eritrosit yang
kemudian disebut parasitized Red Blood Cell (pRBC). pRBC dapat menghasilkan radikal bebas sehingga jumlah radikal bebas menjadi tidak seimbang dan menyebabkan stres oksidatif yang mengakibatkan membran pRBC mudah ruptur.
Plasmodium keluar dari pRBC dan menginvasi eritrosit lain dan meningkatkan
parasitemia. Stres oksidatif dapat ditekan dengan antioksidan (Wiser, 2008). Antioksidan berperan dalam melawan efek radikal bebas yang terjadi di dalam tubuh. Radikal bebas dapat bereaksi dengan lipid membran sel (peroksidasi lipid) yang mengakibatkan terjadinya disfungsi dan kerusakan dari sel tersebut (Noguchi, 1999).
Buah merah mengandung antioksidan yang tinggi berupa betakaroten, tokoferol (vitamin E), dan asam lemak (I Made Budi, 2005).
Alfa tokoferol (vitamin E) yang terdapat pada sari buah merah merupakan antioksidan yang larut dalam lipid sehingga terletak dalam membran sel dan dapat menghambat reaksi peroksidasi membran fosfolipid sel. Hambatan pada reaksi peroksidasi lipid akan menyebabkan dinding eritrosit menjadi lebih kuat dan tidak mudah ruptur sehingga mengurangi pembentukan radikal bebas dan penyebaran
Plasmodium tersebut ke eritrosit lain. Vitamin E juga menstimulasi respon imun
sehingga dapat menurunkan insidensi infeksi (Noguchi, 1999).
Hipotesis penelitian :
Sari buah merah menurunkan derajat parasitemia malaria pada mencit yang diinokulasi Plasmodium berghei.
(22)
1.6 Metode Penelitian
Penelitian bersifat prospektif eksperimental sungguhan, komparatif dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Data yang diperoleh dalam persentase, dianalisis dengan menggunakan uji One
Way Analysis Of Variance (ANOVA) dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan = 0,05 di mana suatu perbedaan dikatakan bermakna jika p≤0,05.
1.7 Lokasi dan Waktu
Lokasi Penelitian : Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran FK-UKM Waktu Penelitian : November 2008 – November 2009
(23)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sari buah merah menurunkan derajat parasitemia malaria pada mencit yang diinokulasi dengan Plasmodium berghei.
Kesimpulan tambahan :
Sari buah merah dengan dosis 0,2 mL/ mencit/hari merupakan dosis optimal yang dapat menurunkan derajat parasitemia malaria pada mencit yang diinokulasi
Plasmodium berghei.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan buah merah sebagai kemoprofilaksis untuk penyakit malaria, penelitian ini dilakukan dengan memberikan buah merah terlebih dahulu kemudian diinokulasi dengan
Plasmodium berghei.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji klinis untuk mengetahui penerapan efek antioksidan buah merah pada manusia dan mengenai dosis buah merah yang tepat untuk dikonsumsi masyarakat.
(24)
DAFTAR PUSTAKA
Adeoye GO, Nga IC. 2007. Comparison of Quantitative Buffy Coat technique (QBC) with Giemsa-stained thick film (GTF) for diagnosis of malaria.
Parasitology International, 56(4):308-312.
Baynes, John W. 2005. Blood: Cells and Plasma Proteins. Medical Biochemistry. 2nd edition. Elsevier Mosby. p. 25-29.
Boileau WM, Amy C., John W. 1999. Carotenoids and Vitamin A. In Andreas M. Papas (eds): Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and Health. p. 133-53.
Bozdech, Ginsburg H. 2004. Antioxidant Defense in Plasmodium falciparum- Data Mining of The Transcriptome. Malaria Journal, 3: 23.
Bridges, Kenneth R. 2007. Iron Transport and Cellular. Information Center for
Sickle Cell and Thalassemic Disorders.
CDC. 2009. Malaria. http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/Malaria.htm . Accessed on 20 Juli 2009.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di
Indonesia. Jakarta. Hal: 1-12, 15-23, 67-68.
Egan TJ. 2008. Haemozoin formation. Mol Biochem Parasitol 157, 127-136.
E.H. Tambajong. 2000. Patobiologi Malaria. Dalam Harijanto PN (editor):
Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan.
Jakarta: EGC. Hal: 54-117.
Guang Sun, Wun-Ling Chang, Jie Li, Seth Mark Berney, Donald Kimpel, and Henri C. van der Heyde. 2003. Inhibition of Platelet Adherence to Brain Microvasculature Protects against Severe Plasmodium berghei Malaria. Infect
Immun. 71(11): 6553–6561.
Gunawan S. 2000. Epidemiologi Malaria. Dalam Harijanto PN (editor): Malaria,
Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta:
(25)
Guyton, Arthur C. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Editor: Irawati Setiawan. Jakarta: EGC. Hal: 529-541.
Harijanto PN. 2000. Gejala Klinik Malaria. Dalam Harijanto PN (editor):
Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan.
Jakarta: EGC. Hal: 151-55.
Harijanto PN. 2000. Gejala Klinik Malaria Berat. Dalam Harijanto PN (editor):
Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan.
Jakarta: EGC. Hal: 167-84.
Harijanto PN, Langi J, Richie TL. 2000. Patogenesis Malaria Berat. Dalam Harijanto PN (editor): Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis
dan Penanganan. Jakarta: EGC. Hal: 118-26.
Hillman, Robert S.; Ault, Kenneth A.; Rinder, Henry M. 2005. Hematology in
Clinical Practice: A Guide to Diagnosis and Management. 4th ed. McGraw- Hill Professional, p. 1.
I Made Budi. 2005. Buah Merah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Janse CJ, Ramesar J, Waters AP. 2006. High-efficiency transfection and drug selection of genetically transformed blood stages of the rodent malaria parasite Plasmodium berghei. Nature Protocols, 1:346-56.
Johanna P.D. 2008. Malaria: Treatment and Medication.
http://emedicine.medscape.com/article/221134-treatment., Accessed on 13
Desember 2008.
Kirk, Kiaran. 2001. Membrane Transport in the Malaria-Infected Erythrocyte.
Physiol. Rev., 81: 495-537.
Moody, Anthony. 2002. Rapid Diagnostic Tests for Malaria Parasites. Clinical
Microbiology Reviews, 15(1):66-78.
Noguchi N, Niki E. 1999. Chemistry of Active Oxygen Species and Antioxidant. In Andreas M. Papas (eds): Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and Health. p. 3-20.
(26)
Nugroho A, Tumewu WM. 2000. Siklus Hidup Plasmodium Malaria. Dalam Harijanto PN (editor): Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis
dan Penanganan. Jakarta: EGC. Hal: 38-52.
Papas, A. 1999. Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and Health. CRC Press.
Prasannachandra, Vivian D'Souza, and Benedicta D'Souza. 2006. Comparative Study on Lipid Peroxidation and Antioxidant Vitamins E and C in Falciparum and Vivax Malaria. Indian Journal of Clinical Biochemistry, 21( 2) : 103-106.
Purwaningsih S. 2000. Diagnosis Malaria. Dalam Harijanto PN (editor): Malaria,
Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta:
EGC. Hal: 185-92.
Reiff, Sarah B.; Striepen, Boris. 2009. Malaria: The gatekeeper revealed. Nature 459, 918-919.
Rhodes C.J. 2000. Toxicology of the Human Environment : The Critical Role of Free Radicals. London: Taylor and Francis.
Rumsey SC, Yachui Wang, Mark Levine. 1999. Vitamin C. In Andreas M. Papas (eds): Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and Health. p. 159-87.
Tjitra E. 2000. Obat Anti Malaria. Dalam Harijanto PN (editor): Malaria,
Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta:
EGC. Hal: 194-204.
Wiser, MF. 2008. MALARIA.
http://www.tulane.edu/~wiser/protozoology/notes/malaria.html, Tulane University. Accessed on18 Agustus 2008 .
WHO. 2008. Malaria. http://www.who.int/topics/malaria/en/. Diakses pada 10 Desember 2008.
(1)
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
Kerangka pemikiran :
Plasmodium menginvasi eritrosit dan berkembang di dalam eritrosit yang
kemudian disebut parasitized Red Blood Cell (pRBC). pRBC dapat menghasilkan radikal bebas sehingga jumlah radikal bebas menjadi tidak seimbang dan menyebabkan stres oksidatif yang mengakibatkan membran pRBC mudah ruptur.
Plasmodium keluar dari pRBC dan menginvasi eritrosit lain dan meningkatkan
parasitemia. Stres oksidatif dapat ditekan dengan antioksidan (Wiser, 2008). Antioksidan berperan dalam melawan efek radikal bebas yang terjadi di dalam tubuh. Radikal bebas dapat bereaksi dengan lipid membran sel (peroksidasi lipid) yang mengakibatkan terjadinya disfungsi dan kerusakan dari sel tersebut (Noguchi, 1999).
Buah merah mengandung antioksidan yang tinggi berupa betakaroten, tokoferol (vitamin E), dan asam lemak (I Made Budi, 2005).
Alfa tokoferol (vitamin E) yang terdapat pada sari buah merah merupakan antioksidan yang larut dalam lipid sehingga terletak dalam membran sel dan dapat menghambat reaksi peroksidasi membran fosfolipid sel. Hambatan pada reaksi peroksidasi lipid akan menyebabkan dinding eritrosit menjadi lebih kuat dan tidak mudah ruptur sehingga mengurangi pembentukan radikal bebas dan penyebaran
Plasmodium tersebut ke eritrosit lain. Vitamin E juga menstimulasi respon imun
sehingga dapat menurunkan insidensi infeksi (Noguchi, 1999).
Hipotesis penelitian :
Sari buah merah menurunkan derajat parasitemia malaria pada mencit yang diinokulasi Plasmodium berghei.
(2)
1.6 Metode Penelitian
Penelitian bersifat prospektif eksperimental sungguhan, komparatif dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Data yang diperoleh dalam persentase, dianalisis dengan menggunakan uji One
Way Analysis Of Variance (ANOVA) dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey
HSD dengan = 0,05 di mana suatu perbedaan dikatakan bermakna jika p≤0,05.
1.7 Lokasi dan Waktu
Lokasi Penelitian : Pusat Penelitian Ilmu Kedokteran FK-UKM Waktu Penelitian : November 2008 – November 2009
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Sari buah merah menurunkan derajat parasitemia malaria pada mencit yang diinokulasi dengan Plasmodium berghei.
Kesimpulan tambahan :
Sari buah merah dengan dosis 0,2 mL/ mencit/hari merupakan dosis optimal yang dapat menurunkan derajat parasitemia malaria pada mencit yang diinokulasi
Plasmodium berghei.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan buah merah sebagai kemoprofilaksis untuk penyakit malaria, penelitian ini dilakukan dengan memberikan buah merah terlebih dahulu kemudian diinokulasi dengan
Plasmodium berghei.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji klinis untuk mengetahui penerapan efek antioksidan buah merah pada manusia dan mengenai dosis buah merah yang tepat untuk dikonsumsi masyarakat.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Adeoye GO, Nga IC. 2007. Comparison of Quantitative Buffy Coat technique (QBC) with Giemsa-stained thick film (GTF) for diagnosis of malaria.
Parasitology International, 56(4):308-312.
Baynes, John W. 2005. Blood: Cells and Plasma Proteins. Medical Biochemistry. 2nd edition. Elsevier Mosby. p. 25-29.
Boileau WM, Amy C., John W. 1999. Carotenoids and Vitamin A. In Andreas M. Papas (eds): Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and Health. p. 133-53.
Bozdech, Ginsburg H. 2004. Antioxidant Defense in Plasmodium falciparum- Data Mining of The Transcriptome. Malaria Journal, 3: 23.
Bridges, Kenneth R. 2007. Iron Transport and Cellular. Information Center for
Sickle Cell and Thalassemic Disorders.
CDC. 2009. Malaria. http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/Malaria.htm . Accessed on 20 Juli 2009.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di
Indonesia. Jakarta. Hal: 1-12, 15-23, 67-68.
Egan TJ. 2008. Haemozoin formation. Mol Biochem Parasitol 157, 127-136.
E.H. Tambajong. 2000. Patobiologi Malaria. Dalam Harijanto PN (editor):
Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan.
Jakarta: EGC. Hal: 54-117.
Guang Sun, Wun-Ling Chang, Jie Li, Seth Mark Berney, Donald Kimpel, and Henri C. van der Heyde. 2003. Inhibition of Platelet Adherence to Brain Microvasculature Protects against Severe Plasmodium berghei Malaria. Infect
Immun. 71(11): 6553–6561.
Gunawan S. 2000. Epidemiologi Malaria. Dalam Harijanto PN (editor): Malaria,
Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta:
(5)
Guyton, Arthur C. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Editor: Irawati Setiawan. Jakarta: EGC. Hal: 529-541.
Harijanto PN. 2000. Gejala Klinik Malaria. Dalam Harijanto PN (editor):
Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan.
Jakarta: EGC. Hal: 151-55.
Harijanto PN. 2000. Gejala Klinik Malaria Berat. Dalam Harijanto PN (editor):
Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan.
Jakarta: EGC. Hal: 167-84.
Harijanto PN, Langi J, Richie TL. 2000. Patogenesis Malaria Berat. Dalam Harijanto PN (editor): Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis
dan Penanganan. Jakarta: EGC. Hal: 118-26.
Hillman, Robert S.; Ault, Kenneth A.; Rinder, Henry M. 2005. Hematology in
Clinical Practice: A Guide to Diagnosis and Management. 4th ed. McGraw- Hill Professional, p. 1.
I Made Budi. 2005. Buah Merah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Janse CJ, Ramesar J, Waters AP. 2006. High-efficiency transfection and drug selection of genetically transformed blood stages of the rodent malaria parasite Plasmodium berghei. Nature Protocols, 1:346-56.
Johanna P.D. 2008. Malaria: Treatment and Medication.
http://emedicine.medscape.com/article/221134-treatment., Accessed on 13
Desember 2008.
Kirk, Kiaran. 2001. Membrane Transport in the Malaria-Infected Erythrocyte.
Physiol. Rev., 81: 495-537.
Moody, Anthony. 2002. Rapid Diagnostic Tests for Malaria Parasites. Clinical
Microbiology Reviews, 15(1):66-78.
Noguchi N, Niki E. 1999. Chemistry of Active Oxygen Species and Antioxidant. In Andreas M. Papas (eds): Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and Health. p. 3-20.
(6)
Nugroho A, Tumewu WM. 2000. Siklus Hidup Plasmodium Malaria. Dalam Harijanto PN (editor): Malaria, Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis
dan Penanganan. Jakarta: EGC. Hal: 38-52.
Papas, A. 1999. Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and Health. CRC Press.
Prasannachandra, Vivian D'Souza, and Benedicta D'Souza. 2006. Comparative Study on Lipid Peroxidation and Antioxidant Vitamins E and C in Falciparum and Vivax Malaria. Indian Journal of Clinical Biochemistry, 21( 2) : 103-106.
Purwaningsih S. 2000. Diagnosis Malaria. Dalam Harijanto PN (editor): Malaria,
Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta:
EGC. Hal: 185-92.
Reiff, Sarah B.; Striepen, Boris. 2009. Malaria: The gatekeeper revealed. Nature 459, 918-919.
Rhodes C.J. 2000. Toxicology of the Human Environment : The Critical Role of Free Radicals. London: Taylor and Francis.
Rumsey SC, Yachui Wang, Mark Levine. 1999. Vitamin C. In Andreas M. Papas (eds): Antioxidant Status, Diet, Nutrition, and Health. p. 159-87.
Tjitra E. 2000. Obat Anti Malaria. Dalam Harijanto PN (editor): Malaria,
Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Penanganan. Jakarta:
EGC. Hal: 194-204.
Wiser, MF. 2008. MALARIA.
http://www.tulane.edu/~wiser/protozoology/notes/malaria.html, Tulane
University. Accessed on18 Agustus 2008 .
WHO. 2008. Malaria. http://www.who.int/topics/malaria/en/. Diakses pada 10 Desember 2008.