Perencanaan Pajak atas Pajak Pertambahan Nilai sebagai Upaya Penghematan PPN Terutang (Studi Kasus pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang).
ABSTRAK
Pajak Pertambahan Nilai merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan yang kegiatan operasionalnya melakukan transaksi jual beli Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai diperlukan karena Pajak Pertambahan Nilai dapat mengurangi kas perusahaan dan mempengaruhi laba perusahaan. Perencanaan pajak yang dapat diterapkan pada Pajak Pertambahan Nilai ada dua cara, yaitu penundaan waktu pencetakan faktur pajak keluaran standar sampai pada saat pembayaran selama 14 (empat belas) hari dan Pajak Masukan yang belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada masa pajak yang sama dapat dikreditkan pada masa pajak berikutnya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan. Setelah dilakukan perencanaan pajak pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang selama 2 (dua) bulan menunjukkan bahwa PPN Masukan selalu lebih kecil dibandingkan PPN Keluarannya sehingga PPN yang dilaporkan Kurang Bayar. Perhitungan PPN Kurang Bayar selama 2 (dua) bulan sebelum dilakukan perencanaan pajak sebesar Rp 2.239.851.170,00 dan sesudah dilakukan perencanaan pajak terjadi penurunan sebesar Rp 1.739.696.513,00. Selisih sebelum dan sesudah dilakukan perencanaan pajak sebesar Rp 500.154.657,00. Penurunan PPN Kurang Bayar sesudah dilakukan perencanaan pajak bulan Januari 2008 sebesar Rp 471.567.745,00 dan bulan Februari 2008 sebesar Rp 28.586.912,00. Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa PPN terutang sesudah dilakukan penerapan perencanaan pajak mengalami penurunan dibandingkan dengan sebelum dilakukan penerapan perencanaan pajak. Dengan kata lain, penerapan perencanaan pajak mampu meminimalkan pembayaran PPN terutang.
(2)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... .1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 6
2.1 Pajak ... 6
2.1.1 Definisi Pajak ... 6
2.1.2 Fungsi Pajak ... 7
(3)
2.1.3.1 Stelsel Pajak ... 8
2.1.3.2 Asas Pemungutan Pajak ... 9
2.1.3.3 Sistem Pemungutan Pajak ... 10
2.2 Pajak Pertambahan Nilai ... 11
2.2.1 Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai ... 11
2.2.2 Mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai ... 12
2.2.3 Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai ... 13
2.2.3.1 Sifat Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai ... 13
2.2.3.2 Tipe Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai ... 14
2.2.3.3 Prinsip Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai ... 15
2.2.4 Subjek Pajak Pertambahan Nilai ... 15
2.2.5 Objek Pajak Pertambahan Nilai ... 17
2.2.6 Barang Kena Pajak ... 19
2.2.7 Jasa Kena Pajak ... 21
2.2.8 Dasar Pengenaan Pajak ... 22
2.2.9 Tarif Pajak Pertambahan Nilai ... 25
2.2.10 Cara Menghitung Pajak Pertambahan Nilai ... 25
2.2.11 Kredit Pajak ... 26
2.2.12 Saat dan Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai ... 28
2.2.12.1 Saat Terutang Pajak Pertambahan Nilai ... 28
2.2.12.2 Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai ... 29
2.2.13 Pemungut Pajak Pertambahan Nilai ... 30
(4)
2.2.16 Restitusi Pajak Pertambahan Nilai ... 33
2.3 Perencanaan Pajak (Tax Planning) ... 34
2.3.1 Aspek Formal dan Administratif Perencanaan Pajak ... 36
2.3.2 Aspek Material dalam Perencanaan Pajak ... 37
2.3.3 Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perencanaan Pajak ... 37
2.3.4 Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan ... 38
2.3.5 Pengendalian Pajak ... 39
2.3.6 Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak ... 39
2.3.6.1 Kebijakan Perpajakan ... 40
2.3.6.2 Undang-undang Perpajakan ... 42
2.3.6.3 Administrasi Perpajakan ... 42
2.3.7 Tahapan Perencanaan Pajak ... 43
2.3.7.1 Menganalisis Informasi (Data Base) yang Ada ... 43
2.3.7.2 Buat Satu Model atau Lebih Rencana Besarnya Pajak ... 46
2.3.7.3 Evaluasi Atas Perencanaan Pajak... 48
2.3.7.4 Mencari Kelemahan dan Kemudian Memperbaiki Kembali Rencana Pajak ... 48
2.3.7.5 Memutakhirkan Rencana Pajak... 49
2.3.8 Alasan-alasan Dilakukan Perencanaan Pajak ... 50
2.3.9 Perencanaan Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai ... 51
2.3.10 Pemeriksaan Pajak Terkait dengan Perencanaan Pajak ... 51
2.3.10.1 Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak ... 52
2.3.10.2 Jenis Pemeriksaan Pajak ... 53
(5)
2.5 Hipotesis ... 55
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 56
3.1 Objek Penelitian ... 56
3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 56
3.1.2 Visi dan Misi ... 58
3.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 58
3.1.3.1 Struktur Organisasi... 58
3.1.3.2 Uraian Tugas ... 60
3.2 Jenis Penelitian ... 64
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 64
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 65
3.5 Metode Analisis ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
4.1 Perencanaan Pajak dengan Melakukan Penundaan Waktu Pencetakan Faktur Pajak Keluaran Standar Sampai Saat Pembayaran ... 67
4.2 Perencanaan Pajak dengan Memanfaatkan Fasilitas Masa Pajak Tak Sama Pada PPN Masukan ... 100
4.3 Hasil Pembahasan ... 102
4.4 Analisis Perencanaan Pajak Menggunakan Analisis Paired Sampel T Test ... 103
(6)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106
5.1 Kesimpulan ... 106
5.2 Saran ... 107
DAFTAR PUSTAKA ... 108
LAMPIRAN ... 109
(7)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... 55 Gambar 2 Struktur Organisasi ... 59
(8)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel I Daftar Faktur Pajak Keluaran Standar Bulan
Januari 2008 Sesudah Dilakukan Perencanaan Pajak ... 67 Tabel II Daftar Faktur Pajak Keluaran Standar Bulan
Februari 2008 Sesudah Dilakukan Perencanaan Pajak ... 80 Tabel III Daftar PPN Masukan Bulan Januari 2008 Sesudah
Dilakukan Perencanaan Pajak ... 101 Tabel IV Daftar PPN Masukan Bulan Februari 2008 Sesudah
Dilakukan Perencanaan Pajak ... 102 Tabel V Rekap Perhitungan Sebelum Dilakukan Perencanaan Pajak
Terhadap Pajak Masukan dan Pajak Keluaran ... 102 Tabel VI Rekap Perhitungan Sesudah Dilakukan Perencanaan Pajak
Terhadap Pajak Masukan dan Pajak Keluaran ... 102 Tabel VII Daftar Faktur Pajak Keluaran Standar Bulan
Januari 2008 Sebelum Dilakukan Perencanaan Pajak ... 110 Tabel VIII Daftar Faktur Pajak Keluaran Standar Bulan
Februari 2008 Sebelum Dilakukan Perencanaan Pajak ... 122 Tabel IX Daftar PPN Masukan Bulan Januari 2008 Sesudah
Dilakukan Perencanaan Pajak ... 142 Tabel X Daftar PPN Masukan Bulan Februari 2008 Sesudah
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran A Tabel Daftar Pajak Keluaran dan Pajak Masukan
Bulan Januari dan Februari 2008 Sebelum Dilakukan
Perencanaan Pajak ... 110 Lampiran B Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang
(10)
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang giat melaksanakan pembangunan. Tujuan pembangunan nasional Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur, baik secara material maupun spiritual sesuai dengan Garis Besar Haluan Negara. Untuk mewujudkan tujuan itu memerlukan dana yang sangat besar untuk pembiayaan pembangunan.
Dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintah memenuhi dana pembangunannya dengan memanfaatkan dua sumber pokok, yaitu sumber dana dalam negeri dan sumber dana luar negeri. Sumber dana dalam negeri berasal dari hasil ekspor, penerimaan bukan pajak, dan penerimaan pajak, sedangkan sumber dana luar negeri berasal dari pinjaman luar negeri. Bagi negara, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Oleh sebab itu, pemerintah berusaha menggali potensi penerimaan pajak, berbagai pembaharuan di bidang perpajakan ditempuh supaya dapat sesuai dengan perkembangan dan kemajuan negara.
Hasil pajak yang masuk ke dalam kas negara agar bertambah akan membutuhkan peran serta di masyarakat didalam memenuhi kewajiban di bidang perpajakan harus terus ditingkatkan dengan mendorong kesadaran, pemahaman, dan penghayatan bahwa pajak merupakan salah satu sumber penghasilan utama negara.
(11)
Setiap warga negara yang mempunyai penghasilan wajib berperan aktif dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Jika masyarakat mengerti tentang fungsi dan manfaat pajak, maka ia menjadi sadar memenuhi kewajibannya di dalam membayar pajak dan akan jujur di dalam perpajakan. Apabila kesadaran itu dapat dicapai, maka penghasilan pemerintah dari sektor pajak akan berlipat ganda.
Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu perusahaaan karena dalam kegiatan operasional yang akan dijalankan terjadi transaksi jual beli Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. Perolehan dan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai yang akan mempengaruhi laporan keuangan perusahaan terutama pada Neraca dan Laporan Arus Kas. Kegiatan akuntansi pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai ini akan memberikan informasi bagi perusahaan atau pabrik untuk menghitung dan menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai Terutang. Karena itu, penting bagi perusahaan untuk menerapkan akuntansi Pajak Pertambahan Nilai sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan aturan perpajakan yang berlaku.
Jika masyarakat telah melaksanakan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai dengan baik, maka diharapkan pajak ini dapat menghasilkan pemasukan yang lebih besar daripada pajak penghasilan; sebab hampir semua produk barang dan jasa terkena Pajak Pertambahan Nilai. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai dilakukan atas dasar sistem faktur, sehingga untuk penyerahan barang dan jasa wajib dibuat faktur pajak sebagai bahan bukti transaksi penyerahan barang dan jasa yang terutang. Setiap Pajak Pertambahan Nilai yang didapat oleh Pengusaha Kena Pajak dilaporkan kepada pemerintah dengan memberikan bukti berupa faktur pajak.
(12)
Menurut UU Pajak Pertambahan Nilai, jika pembeli memperoleh Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, maka penjual akan memungut Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan barang tersebut. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut merupakan pajak masukan bagi pembeli dan pajak keluaran bagi penjual. Dengan demikian, Pajak Pertambahan Nilai dapat dikenakan beberapa kali pada setiap penyerahan barang sehingga dapat dikreditkan dengan sistem pengkreditan pajak (Pajak Keluaran dikurangi Pajak Masukan). Hasil dari sistem pengkreditan pajak tersebut dapat berupa Lebih Bayar atau Kurang Bayar yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan Masa PPN. Pajak Pertambahan Nilai terutang akan diperhitungkan, disetor, dilaporkan dengan menggunakan with holding system.
Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai diperlukan oleh perusahaan karena Pajak Pertambahan Nilai mengurangi kas perusahaan dan dapat mempengaruhi laba perusahaan. Perusahaan yang melakukan perencanaan Pajak Pertambahan Nilai menginginkan Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan karena laba perusahaan dapat meningkat. Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai dapat dilakukan dengan memaksimalkan PPN masukan yang dapat dikreditkan dan pembuatan faktur pajak pada saat penjualan Barang Kena Pajak atau jasa Kena Pajak. (Erly Suandy, 2008:128).
Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai dilakukan pada pembelian barang karena pembelian barang dapat mengurangi kas perusahaan atau dapat meningkatkan hutang dagang dan penurunan kas atau peningkatan hutang dagang perusahaan juga memperhitungkan PPN Masukan yang harus dibayar oleh perusahaan selaku pembeli. Sedangkan penjualan barang dapat meningkatkan kas perusahaan ataupun piutang dagang perusahaan yang dapat memunculkan PPN Keluaran yang terutang.
(13)
Berkenaan dengan hal diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : ”PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PPN TERUTANG (Studi kasus pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang)”
1.2Identifikasi Masalah
Dalam pembahasan ini, penulis akan meneliti beberapa masalah yang akan dibahas : 1. Bagaimana penerapan perencanaan Pajak Pertambahan Nilai pada PT (Persero)
Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang ?
2. Bagaimana pengaruh dari penerapan perencanaan pajak terhadap Pajak Pertambahan Nilai terutang pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang ?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah seperti yang telah diuraikan di atas maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui penerapan perencanaan Pajak Pertambahan Nilai pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang.
2. Mengetahui pengaruh dari penerapan perencanaan pajak terhadap Pajak Pertambahan Nilai terutang pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang.
(14)
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak :
1. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dalam bidang perpajakan khususnya Pajak Pertambahan Nilai, dan sebagai dasar pemahaman lebih lanjut terhadap teori yang telah diperoleh, sekaligus memperoleh pengalaman yang sangat membantu untuk menyiapkan diri terjun ke masyarakat dengan melihat praktek perpajakan tentang Pajak Pertambahan Nilai yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan.
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi mengenai bidang perpajakan, sehubungan dengan pelaksanaan dan sistem pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dan bagaimana dampaknya terhadap laporan keuangan perusahaan.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan kepada pihak-pihak lain yang memerlukan informasi khususnya dalam bidang Pajak Pertambahan Nilai, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana perpajakan dan memberikan sumbangan pengetahuan ataupun sumber pemikiran.
(15)
5.1 Kesimpulan
Dari hasil studi kasus dan pengumpulan data dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Perencanaan pajak yang dapat diterapkan pada Pajak Pertambahan Nilai ada dua cara, yaitu penundaan waktu pencetakan terhadap faktur pajak keluaran standar sampai pada saat pembayaran selama 14 (empat belas) hari dan Pajak Masukan yang belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada masa pajak yang sama dapat dikreditkan pada masa pajak berikutnya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.
2. Perusahaan telah menerapkan perencanaan pajak terhadap PPN Masukan dengan mengkreditkan Pajak Masukan pada masa pajak yang sama tetapi belum dikreditkan ke dalam Pajak Keluaran dapat dikreditkan pada masa pajak berikutnya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya masa pajak yang bersangkutan tetapi belum melakukan perencanaan pajak pada PPN Keluaran. Dengan demikian, peneliti mencoba melakukan penelitian penerapan perencanaan pajak pada PPN Keluaran dan menunjukkan hasil sesudah perencanaan pajak PPN Kurang Bayar selama 2 (dua) bulan mengalami penurunan sebesar Rp 500.154.657,00.
3. Hasil yang didapat setelah dilakukan perencanaan pajak adalah PPN Masukan yang diperoleh dari PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang selalu
(16)
lebih kecil dibandingkan jumlah PPN Keluarannya sehingga menyebabkan PPN yang dilaporkan selalu Kurang Bayar.
4. Pengumpulan dan penelitian data yang dilakukan selama 2 (dua) bulan karena transaksi PPN Keluaran yang terjadi di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang sangat banyak.
5. Berdasarkan pengujian statistik didapat bahwa terdapat perbedaan antara PPN Kurang Bayar sebelum dan sesudah penerapan perencanaan pajak atas Pajak Pertambahan Nilai. Dengan kata lain, penerapan perencanaan pajak atas Pajak Pertambahan Nilai dapat mengurangi pembayaran PPN Kurang Bayar.
5.2Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang berkaitan dengan hal tersebut sebagai berikut:
1. Perusahaan dapat melakukan perencanaan pajak terhadap PPN Keluaran yaitu dengan melakukan penundaan waktu pencetakan terhadap faktur pajak keluaran standar sampai pada saat pembayaran selama 14 (empat belas) hari. Hal ini dapat mengurangi pembayaran PPN Kurang Bayar.
2. Perusahaan dapat meningkatkan pengetahuan karyawan dengan mengikutsertakan karyawan dalam pelatihan dan seminar-seminar mengenai bidang perpajakan khusunya bagian Pajak Pertambahan Nilai sehingga dapat membantu karyawan memahami pentingnya perencanaan pajak dapat mengurangi perusahaan dalam membayar Pajak Pertambahan Nilai.
(17)
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Sonny Wahyu. (2007). Pengaruh Penerapan Tax Planning atas Pajak Pertambahan Nilai Terutang yang Lebih Bayar untuk Menghindari Pemeriksaan Pajak dalam Satu Masa Pajak pada PT “X” di Surabaya. Diakses dari http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dt_7041.html pada tanggal 2 April 2009.
Agung, Mulyo. (2009). Perpajakan Indonesia seri PPN, PPnBM, dan PPh Badan: Teori dan Aplikasi. Edisi 2. Penerbit Mitra Wacana Media. Jakarta.
Mardiasmo. (2008). Perpajakan. Edisi Revisi. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.
Resmi, Siti. (2008). Perpajakan Indonesia. Edisi 5. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Suandy, Erly. (2008). Perencanaan Pajak. Edisi Revisi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Cetakan Keenam. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000. Undang-undang Diakses dari http://bpkp.go.id/unit/hukum/uu/2000/18-00.pdf pada tanggal 15 Maret 2009.
(1)
Bab I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha Menurut UU Pajak Pertambahan Nilai, jika pembeli memperoleh Barang
Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak, maka penjual akan memungut Pajak Pertambahan
Nilai atas penyerahan barang tersebut. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut
merupakan pajak masukan bagi pembeli dan pajak keluaran bagi penjual. Dengan
demikian, Pajak Pertambahan Nilai dapat dikenakan beberapa kali pada setiap
penyerahan barang sehingga dapat dikreditkan dengan sistem pengkreditan pajak
(Pajak Keluaran dikurangi Pajak Masukan). Hasil dari sistem pengkreditan pajak
tersebut dapat berupa Lebih Bayar atau Kurang Bayar yang tercantum dalam Surat
Pemberitahuan Masa PPN. Pajak Pertambahan Nilai terutang akan diperhitungkan,
disetor, dilaporkan dengan menggunakan with holding system.
Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai diperlukan oleh perusahaan karena
Pajak Pertambahan Nilai mengurangi kas perusahaan dan dapat mempengaruhi laba
perusahaan. Perusahaan yang melakukan perencanaan Pajak Pertambahan Nilai
menginginkan Pajak Keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan karena laba
perusahaan dapat meningkat. Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai dapat dilakukan
dengan memaksimalkan PPN masukan yang dapat dikreditkan dan pembuatan faktur
pajak pada saat penjualan Barang Kena Pajak atau jasa Kena Pajak. (Erly Suandy,
2008:128).
Perencanaan Pajak Pertambahan Nilai dilakukan pada pembelian barang
karena pembelian barang dapat mengurangi kas perusahaan atau dapat meningkatkan
hutang dagang dan penurunan kas atau peningkatan hutang dagang perusahaan juga
memperhitungkan PPN Masukan yang harus dibayar oleh perusahaan selaku
pembeli. Sedangkan penjualan barang dapat meningkatkan kas perusahaan ataupun
(2)
Bab I Pendahuluan 4
Berkenaan dengan hal diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul : ”PERENCANAAN PAJAK ATAS PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PPN TERUTANG (Studi kasus pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang)”
1.2Identifikasi Masalah
Dalam pembahasan ini, penulis akan meneliti beberapa masalah yang akan dibahas :
1. Bagaimana penerapan perencanaan Pajak Pertambahan Nilai pada PT (Persero)
Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang ?
2. Bagaimana pengaruh dari penerapan perencanaan pajak terhadap Pajak
Pertambahan Nilai terutang pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang
Panjang ?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah seperti yang telah diuraikan di atas maka tujuan
dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui penerapan perencanaan Pajak Pertambahan Nilai pada PT (Persero)
Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang.
2. Mengetahui pengaruh dari penerapan perencanaan pajak terhadap Pajak
Pertambahan Nilai terutang pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II Cabang
(3)
Bab I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha 1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
berbagai pihak :
1. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dalam bidang
perpajakan khususnya Pajak Pertambahan Nilai, dan sebagai dasar pemahaman
lebih lanjut terhadap teori yang telah diperoleh, sekaligus memperoleh
pengalaman yang sangat membantu untuk menyiapkan diri terjun ke masyarakat
dengan melihat praktek perpajakan tentang Pajak Pertambahan Nilai yang akan
dilakukan oleh suatu perusahaan.
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi mengenai
bidang perpajakan, sehubungan dengan pelaksanaan dan sistem pelaporan Pajak
Pertambahan Nilai dan bagaimana dampaknya terhadap laporan keuangan
perusahaan.
3. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan kepada pihak-pihak
lain yang memerlukan informasi khususnya dalam bidang Pajak Pertambahan
Nilai, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana perpajakan
(4)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil studi kasus dan pengumpulan data dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Perencanaan pajak yang dapat diterapkan pada Pajak Pertambahan Nilai ada dua
cara, yaitu penundaan waktu pencetakan terhadap faktur pajak keluaran standar
sampai pada saat pembayaran selama 14 (empat belas) hari dan Pajak Masukan
yang belum dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada masa pajak yang sama
dapat dikreditkan pada masa pajak berikutnya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
berakhirnya masa pajak yang bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai
biaya dan belum dilakukan pemeriksaan.
2. Perusahaan telah menerapkan perencanaan pajak terhadap PPN Masukan dengan
mengkreditkan Pajak Masukan pada masa pajak yang sama tetapi belum
dikreditkan ke dalam Pajak Keluaran dapat dikreditkan pada masa pajak
berikutnya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya masa pajak yang
bersangkutan tetapi belum melakukan perencanaan pajak pada PPN Keluaran.
Dengan demikian, peneliti mencoba melakukan penelitian penerapan
perencanaan pajak pada PPN Keluaran dan menunjukkan hasil sesudah
perencanaan pajak PPN Kurang Bayar selama 2 (dua) bulan mengalami
penurunan sebesar Rp 500.154.657,00.
3. Hasil yang didapat setelah dilakukan perencanaan pajak adalah PPN Masukan
(5)
Bab V Kesimpulan 108
Universitas Kristen Maranatha lebih kecil dibandingkan jumlah PPN Keluarannya sehingga menyebabkan PPN
yang dilaporkan selalu Kurang Bayar.
4. Pengumpulan dan penelitian data yang dilakukan selama 2 (dua) bulan karena
transaksi PPN Keluaran yang terjadi di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II
Cabang Panjang sangat banyak.
5. Berdasarkan pengujian statistik didapat bahwa terdapat perbedaan antara PPN
Kurang Bayar sebelum dan sesudah penerapan perencanaan pajak atas Pajak
Pertambahan Nilai. Dengan kata lain, penerapan perencanaan pajak atas Pajak
Pertambahan Nilai dapat mengurangi pembayaran PPN Kurang Bayar.
5.2Saran
Sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba
memberikan saran-saran yang berkaitan dengan hal tersebut sebagai berikut:
1. Perusahaan dapat melakukan perencanaan pajak terhadap PPN Keluaran yaitu
dengan melakukan penundaan waktu pencetakan terhadap faktur pajak keluaran
standar sampai pada saat pembayaran selama 14 (empat belas) hari. Hal ini dapat
mengurangi pembayaran PPN Kurang Bayar.
2. Perusahaan dapat meningkatkan pengetahuan karyawan dengan
mengikutsertakan karyawan dalam pelatihan dan seminar-seminar mengenai
bidang perpajakan khusunya bagian Pajak Pertambahan Nilai sehingga dapat
membantu karyawan memahami pentingnya perencanaan pajak dapat
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Sonny Wahyu. (2007). Pengaruh Penerapan Tax Planning atas Pajak Pertambahan Nilai Terutang yang Lebih Bayar untuk Menghindari Pemeriksaan Pajak dalam Satu Masa Pajak pada PT “X” di Surabaya. Diakses dari http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dt_7041.html pada tanggal 2 April 2009.
Agung, Mulyo. (2009). Perpajakan Indonesia seri PPN, PPnBM, dan PPh Badan: Teori dan Aplikasi. Edisi 2. Penerbit Mitra Wacana Media. Jakarta.
Mardiasmo. (2008). Perpajakan. Edisi Revisi. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.
Resmi, Siti. (2008). Perpajakan Indonesia. Edisi 5. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Suandy, Erly. (2008). Perencanaan Pajak. Edisi Revisi. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Sugiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Cetakan Keenam. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000. Undang-undang Diakses dari http://bpkp.go.id/unit/hukum/uu/2000/18-00.pdf pada tanggal 15 Maret 2009.